Karakteristik Penderita Katarak Senilis Yang Dilakukan Tindakan Pembedahan Katarak Di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Katarak merupakan kekeruhan yang terdapat pada lensa. WHO
mendefinisikan katarak sebagai suatu tajam penglihatan yang kurang dari
3/60 yang merupakan penyebab kebutaan di seluruh dunia. (Khurana A
K. 2007), (Shaheen, et.al, 2011).
Katarak memiliki derajat kekeruhan yang bervariasi dan dapat
disebabkan oleh beberapa hal. Proses terjadinya katarak sangat
berhubungan dengan faktor usia, meningkatnya usia harapan hidup juga
berperan dalam meningkatnya penderita katarak. (Balasubramanian D et
al. 2008), (Kemenkes. 2005).
Insidensi katarak di Indonesia sendiri mencapai angka yang
memprihatinkan, dimana setiap tahun muncul kasus-kasus baru katarak
sebanyak 210.000 orang. (Kemenkes. 2005).
Berdasarkan Survei Kesehatan Indra tahun 1993-1996, Angka
kebutaan sebesar 1,5% dari jumlah penduduk atau sekitar 3,3 juta jiwa
dengan kebutaan akibat katarak menempati urutan pertama dengan
persentase 0,78%.(Kemenkes. 2005).
Di Sumatera Utara, menurut penelitian yang dilakukan oleh

Departemen Mata tahun 2004 didapat angka kebutaan sebagai berikut :
kebutaan akibat Katarak (Tanjung Balai 0,37%; Karo 0,41% ), Angka-

1
Universitas Sumatera Utara

angka yang diteliti ini lebih rendah dari prevalensi kebutaan nasional
akibat katarak.(Silalahi E. 2004).
Dalam pencegahan kebutaan Amerika Serikat memperkirakan lebih
dari 22 juta Amerika usia 40 tahun atau lebih menderita katarak.
Diperkirajkan 3 juta orang Amerika menjalani pembedahan katarak setiap
tahunnya, dengan angka keberhasilan 95% dan dengan tajam penglihatan
koreksi terbaik 20/20-20-40. (Pavan Debora- Langston. 2005).
Berdasarkan penelitian cohort di amerika serikat, dari 8363 individu
berusia lebih dari 60 tahun membutuhkan rata-rata 7,4% pembedahan
katarak selama 5 tahun. Suatu penelitian selanjutnya 5,7% dari individu
berusia 49 tahun atau lebih telah menderita unilateral pseudophakia.
(Skuta,GL. et al. 2010).
Bedah katarak merupakan salah satu penatalaksanaan penting
terhadap kekeruhan lensa yang signifikan mempengaruhi penglihatan.

Sejalan perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi, maka terjadi pula
perubahan yang evolutif maupun revolusioner dalam teknik pembedahan.
Ketika IOL mulai sering digunakan secara luas sejak tahun 1980, ekstraksi
catarac intracapsular telah ditinggalkan dan beralih kepada jenis
pembedahan lainnya. (Soekardi I. et al. 2005), (Kanski JJ. 2007).
Hampir 80% dari penderita katarak yang menjalani pembedahan
katarak memiliki riwayat penyakit sistemik yang signifikan. Riwayat
penyakit sistemik yang paling sering adalah diabetes melitus adalah
34,6% dari 101 pasien, hipertensi 30,5% dari 89 pasien, diikuti penyakit

Universitas Sumatera Utara

jantung 5,5% dalam dari 16 pasien,1% dan asma 5,1% dari 15 pasien.
(Ali N. Al-Oramy. et al. (2007).
Katarak adalah penyebab kebutaan utama di seluruh dunia, oleh
karena itu bedah katarak menjadi tindakan bedah yang paling banyak
dilakukan oleh dokter spesialis mata. Hal itu sejalan dengan perubahan
paradigma ophthalmologi dari rehabilitasi kebutaan menjadi optimasi
penglihatan. (Perdami. 2011).
Di Indonesia selama tahun 2010 telah dilaksanakan 7.862 operasi

buta katarak, Total operasi katarak setahun di Indonesia diperkirakan
mencapai 100.000 tindakan. Tentu saja, jumlah operasi itu masih belum
mampu mengejar kasus baru yang muncul setiap tahun maupun
memulihkan penderita yang sudah telanjur buta. (Perdami. 2011).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang karakteristik penderita katarak senilis yang
dilakukan pembedahan katarak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan periode Januari 2012-Desember 2012.

Universitas Sumatera Utara

1.2 Identifikasi Masalah
1.2.1. Bagaimana karakteristik penderita katarak senilis yang dilakukan
pembedahan katarak di RSUP H. Adam Malik Medan periode Januari Desember 2012.

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui karakteristik penderita katarak senilis yang dilakukan
pembedahan katarak di RSUP H. Adam Malik Medan periode Januari Desember 2012.


1.3.2. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui umur rata-rata penderita katarak senilis di RSUP
HAM yang dilakukan pembedahan katarak.
2. Untuk mengetahui jenis kelamin terbanyak penderita katarak senilis
yang dilakukan tindakan pembedahan katarak.
3. Untuk mengetahui tajam penglihatan rata-rata pre operasi pada
penderita katarak senilis yang dilakukan tindakan pembedahan
katarak.
4. Untuk mengetahui tajam penglihatan rata-rata paska operasi pada
penderita katarak senilis yang dilakukan pembedahan katarak dengan
menggunakan koreksi yang ada (available corecction) pada hari 1
sampai dengan minggu ke IV paska pembedahan katarak.

Universitas Sumatera Utara

5. Untuk mengetahui riwayat penyakit sistemik penyerta tersering pada
penderita katarak senilis yang dilakukan pembedahankatarak.
6. Untuk mengetahui ada tidaknya pemakaian lensa tanam pada
penderita katarak senilis yang dilakukan pembedahan katarak.
7. Untuk mengetahui kekuatan lensa tanam rata-rata pada penderita

katarak senilis yang dilakukan pembedahan katarak.
8. Untuk mengetahui tipe pembedahan katarak
digunakan

pada

penderita

katarak

senilis

terbanyak yang
yang

dilakukan

pembedahan.

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini

dapat diketahui karakteristik penderita

katarak senilis yang dilakukan pembedahan katarak di RSUP H. Adam
Malik Medan periode Januari - Desember 2012 sehingga diharapkan
dapat menjadi bahan informasi dalam upaya peningkatan pelayanan dan
kelengkapan data pada penderita katarak senilis yang dilakukan tindakan
pembedahan katarak di RSUP HAM pada tahun 2012.
Dapat mengupayakan masyarakat agar dapat lebih dini di dalam
usaha mengurangi kebutaan karena katarak.
Sebagai informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara