Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Perusahaan
UKM Cahaya bakery merupakan usaha pembuatan roti yang didirikan

pada tahun 1981 oleh bapak Amir yang juga merupakan pemilik usaha tersebut.
Usaha ini mulai beroprasi di jalan Rakyat Pelita VI, No.87 Kelurahan Tegal Rejo,
Kecamatan Medan Perjuangan, Medan-Sumatera Utara.
Usaha pembuatan roti ini dimulai oleh beliau bersama keluarga secara
kecil-kecilan. Keahlian beliau membuat roti diperoleh secara otodidak. Kemudian
bapak Amir melihat peluang yang cukup besar untuk menjalankan usaha roti
tersebut dikarenakan pesaing beliau di daerah tempat tinggal beliau belum ada dan
roti yang dibuat keluarga tersebut sangat diminati oleh penduduk daerah tempat
tinggal beliau.
Seiring berjalannya waktu usaha pembuatan roti tersebut mulai
berkembang, beliau menggunakan gerobak bermotor untuk memasarkan usahanya
ke daerah lain dan membuka kesempatan bagi masyarakat untuk menjualkan
produknya dengan sistem bagi hasil. Usaha tersebut tetap berjalan sampai

sekarang.

2.2.

Ruang Lingkup Bidang Usaha
UKM Cahaya Bakery bergerak dibidang produksi roti. Roti-roti yang di

produksi oleh UKM ini beranekaragam rasa dan jenis, diantaranya roti tawar

Universitas Sumatera Utara

kecil, roti manis, roti dengan berbagai pilihan isi seperti moka, melon, coklat,
kacang hijau, kacang hitam, pisang, cappuccino, blueberry, keju, bermacam–
macam donat seperti donat kacang, donat gelang, donat bulat, donat panjang,
donat paha ayam dan jenis roti lainnya. Berat satu buah ±40 – 60 gr dengan
diameter 10 – 15 cm.
Roti-roti dari UKM ini dipasarkan melalui gerobak bermotor di daerah
sekitar medan mulai dari jalan Rakyat Pelita VI hingga Tanjung Sari. Sistem
produksi roti berdasarkan pesanan dari pemilik gerobak bermotor


2.3.

Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi
Organisasi merupakan sekumpulan orang yang bekerja untuk mencapai
suatu tujuan yang sama dan diantara mereka diberikan tugas dan tanggung jawab
untuk pencapaian tujuan tersebut. Struktur organisasi merupakan gambaran
skematis tentang hubungan-hubungan dan kerjasama diantara fungsi-fungsi,
bagian-bagian yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan.
Struktur organisasi yang digunakan pada UKM Cahaya Bakery adalah
struktur organisasi sederhana (simple stucture) yaitu lini murni. Tipe ini dijumpai
dalam usaha yang berskala kecil, dimana pimpinan umumnya adalah pemilik
usaha. Semua keputusan baik bersifat strategis maupun operasional akan diambil
sendiri oleh pemilik. Berikut ini adalah struktur organisasi UKM Cahaya Bakery
dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Universitas Sumatera Utara

Pemilik


.

Pekerja

Sumber: Hasil Pengamatan

Gambar 2.1. Struktur Organisasi UKM Cahaya Bakery

2.3.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Jumlah tenaga kerja di UKM Cahaya Bakery saat ini adalah 9 orang yang
masing-masing bertanggung jawab dengan stasiun kerja masing-masing. Stasiun
kerja dan jumlah tenaga kerja pada UKM tersebut dapat dilihat dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Stasiun Kerja dan Tenaga Kerja di UKM Cahaya Bakery
Jumlah
No
Stasiun Kerja
Pekerja
(Orang)
Pencampuran

1
1
Bahan
Pemotongan

2

3

Adonan
Pembentukan
Adonan

2

3

4

Penggorengan


1

5

Pemanggangan

2

Sumber : Hasil Pengamatan

UKM ini beroperasi 6 hari dalam 1 minggu yaitu hari Senin hingga hari
Sabtu. Jam kerja dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 15.30 WIB
dengan waktu istirahat ±30 menit.

Universitas Sumatera Utara

2.3.3. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan pekerja adalah harian. Masing-masing pekerja
diberikan gaji sebesar Rp. 40.000. Pemilik UKM juga memberikan bonus dan

juga THR pada hari besar keagamaan.

2.4.

Proses Produksi
Proses produksi merupakan fungsi pokok menciptakan nilai tambah (value

added) produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri. Proses
produksi pada UKM ini dimulai dari proses pencampuran bahan, pemotongan
adonan, pembentukan adonan, penggorengan atau pemanggangan.

2.4.1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk kegiatan produksi roti terbagi atas
tiga, yaitu bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.

2.4.1.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut
dalam proses produksi dan memiliki presentase yang besar dibandingkan bahanbahan lainnya. Adapun bahan baku yang digunakan oleh Cahaya Bakery adalah
tepung terigu, gula, garam, telur dan mentega.


Universitas Sumatera Utara

2.4.1.2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu
produk dan keberadaanya untuk memperlancar proses. Bahan penolong yang
dipergunakan dalam proses produksi adalah air, pewarna makanan, minyak
goreng, backing powder.

2.4.1.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dan ditambahkan pada
proses produksi untuk membantu meningkatkan kualitas produksi. Bahan
tambahan yang dipergunakan dalam proses produksi ini adalah wijen, coklat,
blueberry, pisang, ceres, keju, coklat, melon, kacang, cappuccino, strobberry,
kacang hitam, moka.

2.4.2. Uraian Proses Produksi
Tahapan produksi yang dilakukan pada UKM Cahaya Bakery adalah
sebagai berikut:
1. Pencampuran Bahan
Proses yang dilakukan adalah memasukkan bahan-bahan yang telah

ditimbang sesuai takaran, seperti tepung, mentega, garam, telur dan air ke dalam

Universitas Sumatera Utara

mesin pengadonan untuk dicampur /diadon. Proses pencampuran ini berlangsung
±30 menit.

2. Pemotongan Adonan
Proses selanjutnya

adalah membawa adonan ke stasiun pemotongan

adonan untuk di potong-potong. Tiap potongan adonan nantinya akan menjadi
satu buah roti.
3. Pembentukan Adonan
Tiap-tiap adonan yang telah dipotong ini selanjutnya ditipiskan dengan
menggunakan kayu penggilas. Proses selanjutnya adalah mengisi adonan yang
telah dipress dengan isi yang diinginkan. Isi roti dapat berupa pisang, coklat,
blueberry, tergantung jenis roti yang akan dibuat. Adonan dibentuk oleh pekerja
secara manual. Sesudah adonan dibentuk, dimasukkan kedalam sebuah loyang

dengan kapasitas 15 roti. Kemudian roti dibawa secara manual ke stasiun
pemanggangan.
4. Pemanggangan
Di stasiun pemanggangan adonan selama beberapa menit hingga
mengembang. Kemudian adonan roti dalam loyang dimasukkan ke dalam tungku
dengan menempatkannya pada sebuah pallet besi yang berputar di dalam tungku
dengan suhu pemanggangan 250˚C. Proses pemanggangan berlangsung selama
±10 menit.

Universitas Sumatera Utara

Selama proses pemanggangan berlangsung operator ini menyusun roti yang
telah matang ke dalam loyang yang lebih besar berisi 70 buah roti lalu
meletakannya ke area penumpukan dan memindahkan loyang kosong ke stasiun
pemotongan. Setelah adonan matang operator bergerak ke tungku pemangangan
untuk mengeluarkan loyang-loyang yang berisi roti dan mulai memasukkan
adonan lainnya untuk dipanggang. Roti-roti yang telah di susun dalam loyang
besar ini nantinya akan dibagikan untuk dipasarkan.

2.4.3. Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan merupakan alat-alat yang digunakan dalam kegiatan
produksi. Mesin dan peralatan akan digunakan dari awal proses produksi sampai
terbentuk produk yang siap untuk dipasarkan.

2.4.3.1.Mesin Produksi
Mesin yang digunakan UKM ini adalah sebagai berikut :
1. Mesin pengadon, berfungsi untuk mencampurkan bahan-bahan seperti
tepung, gula, telur, mentega, susu, backing powder dan penyedap seperti
garam dengan air. Mesin ini berjumlah 1 buah.
2. Mesin penggiling, berfungsi untuk mempress adonan agar lebih kenyal.
Adoanan roti dipress berulang-ulang untuk mendapatkan tekstur adonan
yang lembut. Mesin ini berjumlah 1 buah

Universitas Sumatera Utara

3. Tungku pemanggangan, berfungsi untuk memanggang adonan yang sudah
dibentuk dan diberi isian. Kapasitas loyang dalam tungku berjumlah 10
loyang. Jumlah tungku pemanggangan ada 2 buah

2.4.3.2.Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam UKM ini adalah sebagai berikut:
a. Ember (5 buah)
Ember berfungsi sebagai tempat air.
b. Alat pemotong (2 buah)
Alat pemotong ini berfungsi untuk memotong adonan sesuai dengan
ukuran yang sudah ditentukan.
c. Rol/alat penggiling (4 buah)
Alat ini berfungsi untuk menggiling atau mengepres adonan yang sudah
dipotong.
d. Loyang berukuran 86 cm x 36 cm x 6 cm (225 buah)
Loyang tempat adonan yang akan di panggang.
e. Loyang berukuran 64 cm x 51 cm x 18 cm (30 buah)
Loyang tempat roti yang telah matang.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemotongan Dengan Metode Pahl dan Beitz di CV. MabarKaryaUtama.

2 85 53

Rancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Pada Stasiun Pencetakan Dengan Metode Pahl Dan Beitz Berdasarkan Analisa Postur Kerja Metode Mantra

12 125 126

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

16 45 158

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 20

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 1 1

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 6

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery Chapter III VII

0 0 88

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 2

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 33

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemotongan Dengan Metode Pahl dan Beitz di CV. MabarKaryaUtama.

0 1 14