Hubungan Perilaku Anak dengan Angka Kejadian Skabies di Panti Asuhan Bait Allah Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2016

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Perilaku merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas individu, yang
merupakan hasil dari berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor
eksternal. Faktor internal adalah karakteristik individu yang bersangkutan,
misalnya tingkat pengetahuan, jenis kelamin, dan lain-lain. Faktor eksternal
meliputi lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, dan lain-lain.
Faktor ini adalah faktor yang cenderung mewarnai perilaku individu. Ahli
psikologi pendidikan Benyamin Bloom membagi perilaku kedalam tiga domain
yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor, atau yang seiring berjalannya
waktu dimodifikasi menjadi tiga bagian yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan.1
Skabies adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei
varietas hominis.2 Tungau ini hampir tidak dapat dilihat dengan mata telanjang,
beberapa bahkan hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.3 Daerah sela-sela
jari, pergelangan tangan, bokong, genitalia, pada sekitar pinggang, dan daerah
sekitar payudara adalah lokasi kulit yang paling sering terdapat manifestasi
klinis.4 Manifestasi klinis utama yang dialami oleh pasien skabies adalah rasa

gatal yang dirasakan pada malam hari, apabila udara hangat dan lembab, hal ini
terjadi karena aktivitas tungau yang tinggi pada kondisi hangat dan lembab, serta
dapat juga terjadi bila penderita sedang bekeringat. Sekret dan ekskret yang
dikeluarkan tungau pada saat membentuk saluran pada daerah epidermis adalah
penyebab terjadinya gatal pada pasien skabies. Ruam utama dapat berupa papula,
vesikel, pustula, dan urtikaria, sementara ekskoriasi, eksematisasi, dan infeksi
sekunder dapat terjadi akibat garukan yang dapat menyebabkan gambaran utama
ruam menjadi kabur.5
Skabies merupakan salah satu penyakit kulit yang paling sering menyerang
penduduk di negara berkembang. Angka kejadian skabies berbeda-beda di setiap
jurnal terbaru, mulai dari 0.3% sampai 46 %. Pada saat ini, skabies telah
menyerang lebih dari 130 juta orang di seluruh dunia.2 Di beberapa negara

Universitas Sumatera Utara

2

berkembang, prevalensi skabies cukup tinggi pada usia anak dan remaja
dibandingkan dengan dewasa.5 Di Samoa Amerika, anak-anak dengan rentang
usia 0-4 tahun 4,9 kali lebih rentan terkena skabies daripada anak-anak usia 14

tahun, sedangkan anak anak berusia 5-9 tahun 2,2 kali lebih rentan.6 Pada
penelitian yang dilakukan di RS Al-Islam Bandung didapatkan bahwa pasien
skabies berusia < 10 tahun sebanyak 29,14 % dan pasien usia 11-20 tahun
berjumlah 39,69 %, dibandingkan dengan usia 21-30 tahun hanya berkisar
15,57%, usia 31-40 tahun berjumlah 6,53%, usia 41-50 tahun berjumlah 6,03%
dan usia >50 tahun berjumlah 3,01%.7 Skabies umumnya menyerang penduduk
dengan promiskuitas seksual, kebersihan yang buruk, dan tempat dengan tingkat
kepadatan penduduk yang tinggi. Panti asuhan, asrama, dan diantara anggota
keluarga merupakan tempat yang sering terjadi penularan skabies, hal ini
disebabkan karena infeksi akibat hubungan langsung yang erat dengan penderita.8
Faktor-faktor resiko utama dari skabies adalah tingkat kepadatan penduduk
yang tinggi, usia anak-anak dan remaja, serta kebersihan yang buruk. Terlepas
dari kebersihan yang buruk (karena tidak semua panti asuhan memilik kebersihan
yang buruk), maka seluruh kriteria diatas ada pada panti asuhan. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk menilai apakah ada hubungan
antara perilaku anak dengan kejadian skabies di panti asuhan.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah hubungan perilaku anak di panti asuhan dengan angka
kejadian skabies ?
1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui dan menilai hubungan antara perilaku anak-anak di panti asuhan
terkait mengenai penyakit skabies dengan angka kejadian skabies.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1.

Melihat dan mengetahui prevalensi skabies di panti asuhan terkait

2.

Melihat dan mengetahui rentang usia yang paling banyak menderita skabies

Universitas Sumatera Utara

3

3.

Melihat dan mengetahui tingkat pengetahuan anak terhadap skabies di panti

asuhan

4.

Melihat dan mengetahui sikap anak terhadap skabies di panti asuhan

5.

Melihat dan mengetahui tindakan anak terhadap skabies di panti asuhan

6.

Melihat dan mengetahui perbandingan kejadian skabies menurut jenis
kelamin

1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah :
1.

Peneliti memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan

penelitian ilmiah

2.

Meningkatkan pengetahuan serta mengaplikasikan pengetahuan peneliti
mengenai skabies dalam penelitian

3.

Sebagai informasi kepada panti asuhan terkait mengenai hasil dari penelitian
ini

4.

Sebagai acuan atau referensi untuk penelitian selanjutnya

Universitas Sumatera Utara