Evaluasi Pelaksanaan Pengelolaan Distribusi Obat di Puskesmas Mandala Medan dan Puskesmas Dahadano Botombawo Kabupaten Nias Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Bogadenta, Aryo. (2012). Manajemen Pengelolaan Apotek. Jogjakarta. DMEDIKA. Hal. 71, 190-191.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian Dan Alat Kesehatan. (2006). Pedoman Pelayanan
Kefarmasian DI Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Hal. 3.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan KlinikDitjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan. (2006). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas
Terbatas. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 3-4.
Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dan Direktorat Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. (2007). Pedoman Pengelolaan
Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Di Daerah Kepulauan. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dan Direktorat Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. (2011). Pedoman Pengelolaan
Obat di Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Menteri Kesehatan RI. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.

Menteri Kesehatan RI. (2007). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 949/Menkes/Per/VIII/2007 Tentang Kriteria Sarana Pelayanan
Kesehatan Terpencil Dan Sangat Terpencil. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Menteri Kesehatan RI. (2008). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 541/MENKES/Per/VII/2008 Tentang Program Tugas Belajar
Sumber Daya Menusia Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Menteri Kesehatan RI. (2009). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 857/ Menkes/SK/IX/2009 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja
Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Puskesmas. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Menteri Kesehatan RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 tahun 2014
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

49
Universitas Sumatera Utara

Menteri Kesehatan RI.(2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Menteri Kesehatan RI.(2015). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun
2015Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan
Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi.Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Muninjaya, Gde. (2012). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC. Hal. 23-24.
Notoadmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rieneka
Citra. Hal.35, 131, 139, 141.
Peraturan Pemerintah. (2009). Peraturan Pemerintah No. 51 Tentang Pekerjan
Kefarmasian. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Ridwuan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta. Hal.3-4.
Rukmini dan Zainul, N. (2014). Ketersediaan dan Kelayakan Gudang Obat
Puskesmas Berdasarkan Geografi dan Topografi di Indonesia. Jurnal:
Vol. 17. Hal 2-4.
Sabarguna, Boy. S & Sulanto S. D. (2008).Sistem Informasi Manajemen Obat.
Jakarta: Sagung Seto. Hal. 16.
Samsudin, S. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka

Setia. Hal 20.
Sumarsono, S. (2003). Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Ketenagakerjaan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 4.
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. (1993). Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor193/Kab/B.VII/71 Tentang
Peraturan Pembungkusan Obat Dan Penandaan Obat. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Trihono. (2002). ARRIME Pedoman Manajemen Puskesmas. Jakarta: Depkes RI.
Hal. 7-13.

50
Universitas Sumatera Utara