Tinjauan Pelaksanaan Program Pemantauan Lingkungan Kerja Fisik dan Kimia di PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau Tahun 2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Menurut Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yaitu

bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam
melakukan pekerjaan, dan setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu
terjamin pula keselamatannya serta setiap sumber produksi perlu dipakai dan
dipergunakan secara aman dan efisien, sehingga proses produksi berjalan lancar. Hak
atas jaminan keselamatan ini membutuhkan prasyarat adanya lingkungan kerja yang
sehat dan aman bagi tenaga kerja dan masyarakat di sekitarnya. Pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam proses industri dapat menimbulkan risiko
kecelakaan, peledakan, kebakaran, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan.
Pengalaman menunjukkan bahwa setiap kecelakaan selalu mengakibatkan kerugian
yang bersifat ekonomi, penderitaan korban dan keluarganya serta masyarakat umum
(Aditama, 2010).
Tujuan kesehatan dan keselamatan kerja untuk menjamin kesempurnaan atau
kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan budayanya. Dan ada
beberapa tujuan kesehatan dan keselamatan kerja yakni untuk memelihara lingkungan

kerja yang sehat, mencegah dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat
pekerjaan sewaktu bekerja, mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan
dari kerja, menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan merehabilitasi pekerja
yang cedera atau sakit akibat pekerjaan (Tribowo dan Pusphandani, 2013). Maka dari
itu diperlukan adanya suatu sistem yang mengatur tentang upaya-upaya pencapaian

Universitas Sumatera Utara

kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3).
SMK3 merupakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif (Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012).
Menurut Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 1996, Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna

terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Salah satu bagian dari SMK3 adalah program keselamatan kerja. Pelaksanaan
program keselamatan kerja dapat meningkatkan pengetahuan karyawan tentang
keselamatan yang tinggi dan pengalaman kerja yang menghindarkan pekerja dari
bahaya-bahaya ditempat kerja oleh karena adanya faktor lingkungan kerja yang tidak
mendukung keselamatan dan kesehatan pekerja pada saat bekerja dan pada saat
berada di lingkungan kerja. Pelaksanaan program pemantauan lingkungan kerja juga
penting untuk membantu terwujudnya pemeliharaan karyawan yang baik, sehingga
mereka menyadari arti penting dari pelaksanaan program keselamatan kerja bagi
dirinya maupun perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Bagian lain dari SMK3 adalah manajemen risiko K3, yaitu suatu upaya
mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan
secara komprehensif, terencana dan terstruktur dalam kesisteman yang baik.
Manajemen risiko K3 berkaitan dengan bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja
yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan dan unsur-unsur di dalamnya,
termasuk lingkungan kerja, pekerja dan masyarakat sekitar.
Manajemen ancaman bahaya kerja adalah suatu proses interaksi yang

digunakan oleh organisasi tempat kerja untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
menanggulangi bahaya di tempatnya guna mengurangi risiko akibat bahaya tersebut.
Manajemen bahaya kerja merupakan suatu alat yang bila digunakan dengan benar
akan menghasilkan lingkungan kerja yang aman, bebas dari ancaman bahaya di
tempat kerja. (Harrianto, 2009).
Untuk negara-negara maju atau yang telah berkembang telah memberikan
suatu penampilan wajah baru dengan suatu perbedaan keadaan lingkungan kerja. Di
negara-negara maju dimana pertumbuhan dan perkembangan industri beserta
penerapan kemajuan teknologi telah berjalan dengan cepat, maka faktor mikrokimia
dan faktor mikrofisik memainkan peran yang sangat besar dalam kontaminasi
lingkungan kerja suatu industri maupun lingkungan masyarakat di luar industri.
Untuk kelompok masyarakat yang bekerja didalam industri dikembangkan
standar yang disebut Nilai Ambang Batas (NAB). Kelompok ini adalah kelompok
orang-orang dewasa yang terpilih (artinya untuk masuk bekerja di pabrik harus
melalui pemeriksaan kesehatan awal) dan juga kelompok orang-orang yang terlatih
(artinya kelompok ini adalah orang-orang yang terbiasa terpajan terhadap faktor-

Universitas Sumatera Utara

faktor mikrokimia dan mikrofisik selama bekerja 8 jam setiap hari, 5 hari

seminggunya atau terpajan selama 40 jam seminggunya, sehingga merupakan suatu
kelompok sektor masyarakat yang memiliki resistensi besar). Untuk menerapkan nilai
ambang batas di lingkungan tempat kerja suatu industri adalah dengan menerapkan
Higiene Industri. Atas dasar itu, maka sebaiknya bagi negara-negara yang sedang
berkembang mulai menerapkan higiene industri dengan sebaik-baiknya, untuk
mencegah atau mengendalikan timbulnya penyakit-penyakit akibat kerja, pencemaran
lingkungan masyarakat di luar industri, dan bahkan mencegah kecelakaan kerja
maupun kerusakan harta benda (Soeripto, 2008).
Beberapa faktor lingkungan kerja yang ada di tempat kerja yaitu faktor
lingkungan fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi. Faktor lingkungan tersebut
diatas sangat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja, penduduk yang
berada di sekitar lingkungan kerja dan mempengaruhi proses produksi bahkan
keberhasilan suatu industri. Oleh karena itu, pentingnya diadakan program
pemantauan lingkungan kerja tersebut.
Perkembangan perusahaan baik BUMN (Badan Usaha Milik Negara) maupun
swasta, berkembang pesat di dunia dan khususnya di negara berkembang yaitu salah
satunya adalah Indonesia. PT. Taka Turbomachinery Indonesia merupakan
Perusahaan Swasta Nasional yang bergerak dibidang proses produksi/ Fabrikasi,
Inspeksi dan perbaikan dalam bidang mekanikal untuk Industri chemical, Migas,
Energi, Pupuk, Semen dan Kertas. PT. Taka Turbomachinery Indonesia berpusat di

Kota Bandung Propinsi Jawa Barat. PT. Taka Turbomachinery Indonesia memiliki

Universitas Sumatera Utara

kantor cabang di berbagai daerah yang ada di Indonesia, salah satunya berada di Kota
Duri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.
Saat ini PT. Taka Turbomachinery Indonesia telah tumbuh besar menjadi
salah satu perusahaan yang mampu memperbaiki Turbin, Pompa, Kompressor skala
raksasa yang ada di Indonesia yaitu salah satunya dengan mengadakan kerja sama
dalam bidang perbaikan mekanikal mesin Steam dan Gas Turbine untuk PT. Chevron
Pacific Indonesia selaku pemilik Power & Steam Generation PG&T Central Duri
yaitu perusahaan yang menghasilkan listrik bertenaga gas sekaligus memproduksi
steam atau uap. Secara umum lingkup pekerjaan PT. Taka Turbomachinery Indonesia
adalah dibidang Steam & Gas Turbine, Centrifugal Pump, Turbo Compressor, Mfg
Sleeve Bearing dan Other Rotating Equipment.
Dalam setiap kegiatan proses kerja PT. Taka Turbomachinery Indonesia
memerlukan pemantauan lingkungan kerja di Power & Steam Generation PG&T
Central Duri dalam rangka upaya untuk menjaga keselamatan dan kesehatan
pekerjanya. Didalam pelaksanaan kerjanya terutama di bagian perbaikan mekanikal
PT. Taka Turbomachinery Indonesia tidak terlepas dari faktor bahaya yang ada di

lingkungan kerja di Central Gas Turbine Area Duri seperti adanya bahaya fisik yaitu
adanya bahaya yang ditimbulkan dari kebisingan mesin turbin di Central Gas
Turbine yang memiliki tingkat kebisingan yang bervariasi, suhu panas yang
ditimbulkan dari panas mesin turbin dan panas terik sinar matahari pada siang hari,
dan radiasi yang ditimbulkan dari hasil pengelasan dan pancaran sinar matahari, yang
mana bahaya fisik tersebut tentunya akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan
para pekerjanya. Begitu juga dengan faktor kimia seperti penggunaan bahan pelarut

Universitas Sumatera Utara

seperti Acetilin (C2H2) untuk pengelasan dan pemotongan logam, lube oil untuk
sebagai bahan pelumas agar mesin berjalan mulus dan bebas gangguan sekaligus
berfungsi sebagai pendingin dan penyekat, solar untuk memproduksi uap dan
mencairkan hasil

perindustrian,

yang pengaruhnya secara langsung dapat

mempengaruhi keselamatan dan dan terutama kesehatan para pekerja.

Oleh karena melihat kondisi tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui
pelaksanaan program pemantauan lingkungan kerja fisik dan kimia PT. Taka
Turbomachinery Indonesia Duri Riau tahun 2014 di unit Central Gas Turbine Area.
1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah bagaimana tinjauan pelaksanaan program pemantauan
lingkungan kerja fisik dan kimia di PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau
tahun 2014.
1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menggambarkan pelaksanaan


program pemantauan lingkungan kerja fisik dan kimia di PT. Taka Turbomachinery
Indonesia Duri Riau tahun 2014 di unit Central Gas Turbine Area.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program pemantauan lingkungan kerja
fisik PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau di unit Central Gas Turbine
Area?

Universitas Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program pemantauan lingkungan kerja
kimia PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau di unit Central Gas Turbine
Area?
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan PT. Taka Turbomachinery
Indonesia mengenai pentingnya di perhatikan program pemantauan lingkungan
kerja fisik dan kimia di Central Gas Turbine Area.
2. Sebagai bahan masukan bagi pegawai K3 PT. Taka Turbomachinery Indonesia
Duri Riau mengenai program pemantauan lingkungan kerja di perusahaan.
3. Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan kepada penulis khususnya
mengenai pelaksanaan program keselamatan kerja pada suatu perusahaan

terutama pada perusahaan bergerak dibidang proses produksi/ Fabrikasi,
Inspeksi dan perbaikan dalam bidang mekanikal untuk Industri chemical,
Migas, Energi, Pupuk, Semen dan Kertas.
4. Sebagai referensi dan sumber informasi bagi pihak lain yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara