Geografi Dialek Bahasa Angkola Di Kabupaten Tapanuli Selatan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap suku yang berada di Indonesia mempunyai aneka ragam bahasa
daerah, salah satu contohnya ialah bahasa Angkola. Bahasa Angkola merupakan
salah satu bahasa yang terdapat di Sumatera Utara terutama di Kabupaten
Tapanuli Selatan. Bahasa Batak Angkola dipergunakan masyarakat Tapanuli
Selatan dalam melakukan aktivitas untuk berkomunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa Angkola masih digunakan dalam kegiatan upacara adat bahkan di
kantor-kantor instasi pemerintahan dalam situasi tidak formal.
Kabupaten Tapanuli Selatan merupakan salah satu daerah di Provinsi
2

Sumatera Utara. Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan adalah 4,367,05 km

dengan jumlah penduduk 263,812 jiwa. Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri atas
o

14 Kecamatan dengan 493 desa dan 10 kelurahan. Terletak pada garis 0 58‟ 35” –
o


o

o

2 07‟ 33” Lintang Utara dan 98 42‟ 50” – 99 34‟ 16” Bujur Timur. Pada
ketinggian berkisar antara 0 – 1.925,3 m di atas permukaan laut.Kecamatan yang
terdapat di Kabupaten Tapanuli Selatan ialah Kecamatan Aek Bilah, Kecamatan
Angkola Barat, Kecamatan Sangkunur, Kecamatan Angkola Selatan, Kecamatan
Angkola timur, Kecamatan Arse, Kecamatan Batang Angkola, Kecamatan Batang
Toru, Kecamatan Marancar, Kecamatan Muara Batang Toru, Kecamatan Saipar
Dolok Hole, Kecamatan Sayur Matinggi, Kecamatan Sipirok.

1
Universitas Sumatera Utara

Luasnya daerah Kabupaten Tapanuli Selatan ditambah dengan jangkauan
arus transportasi yang cukup jauh antara satu desa dengan desa yang lainnya
menyebabkan terjadinya perbedaan faktor lingual dalam penyampaian suatu kata
untuk menyatakan maksud atau tujuan yang sama dalam berbicara. Hal ini bisa
disebut dengan dialek atau subdialek.

Dialek berasal dari kata Yunani dialektos. Dialektologi merupakan ilmu
yang mempelajari ilmu kebahasaan yang terdapat dalam suatu bahasa yang
disebabkan oleh faktor geografis. Di Kecamatan Arse dan di Kecamatan Angkola
Timur terdapat perbedaan yang sangat mencolok misalnya glos garuk

di

Kecamatan Arse [kayo] sedangkan di Angkola Timur menjadi [makayo]. Selain
itu, terdapat fenomena lingual yang terjadi dibeberapa daerah Kabupaten Arse
dan Sipirok misalnya glos gunung di Kecamatan sipirok menyatakan [gunuŋ] dan
di Kecamatan Arse [tor] contoh lain yaitu glos ikat di Kecamatan Angkola Timur
[kobet] di Kecamatan Arse dan Kecamatan Sipirok [ikat] contoh berikutnya pada
glos akar di Kecamatan Arse dan Kecamatan Sipirok [urat] Kecamatan Angkola
Timur [akar].
Fenomena lingual ini terjadi karena adanya perbedaan wilayah atau daerah
oleh sekelompok individu. Berdasarkan uraian tersebut penulis terdorong untuk
meneliti perbedaan kosakata untuk diperbandingkan, Penelitian dialektologi ini
diperlukan untuk melihat gambaran umum kebahasaan yang terjadi pada titik
pengamatan yaitu Kecamatan Arse, Kecamatan Sipirok, Kecamatan Angkola
Timur.


2
Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan gambaran yang telah dipaparkan di latar belakang masalah
yang akan dibicarakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.

Bagaimana Variasi leksikon Isolek Bahasa Angkola di kecamatan Arse,
Kecamatan Sipirok dan Kecamatan Angkola Timur?

2.

Bagaimana pemetaan Variasi leksikon isolek bahasa Angkola di
Kecamatan Arse, Kecamatan Sipirok dan Kecamatan Angkola Timur?

3.

Apakah variasi isolek tersebut berstatus beda dialek atau beda subdialek

dengan menggunakan Metode dialektrometri?

1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian “Geografi Dialek Bahasa Angkola di Kabupaten
Tapanuli Selatan” peneliti membatasi penelitian ini hanya pada unsur kosakata
atau leksikon saja, serta membatasi daerah penelitian dengan memilih tiga
Kecamatan dari empat belas Kecamatan sebagai titik pengamatan

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan gambaran yang telah dipaparkan diatas maka tujuan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Mendeskripsikan variasi leksikon isolek bahasa Angkola di Kecamatan
Arse, Kecamatan Sipirok, Kecamatan Angkola Timur.

3
Universitas Sumatera Utara


2.

Mendeskripsikan pemetaaan variasi isolek bahasa Angkola di Kabupaten
Tapanuli Selatan.

3.

Mengelompokkan dialek atau subdialek dalam bahasa Angkola di
Kecamatan Arse, Kecamatan Sipirok, Kecamatan Angkola Timur.

1.4.2.1 Manfaat Teoretis
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan dalam
penelitian geografi dialek bahasa Angkola.

2.

Penelitian ini bermanfaat untuk ilmu linguistik khususnya dialektologi.


3.

Menjadi bahan acuan dan sumber masukan bagi peneliti lain dalam
melakukan penelitian mengenai geografi dialek bahasa Angkola.

1.4.2.2 Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.

Memperkenalkan bahasa Angkola kepada masyarakat sebagai salah satu
bahasa daerah yang dapat memperkaya kebudayaan nasional.

2.

Sebagai informasi bagi pemerintah daerah mengenai hasil penelitian
bahasa Nusantara khususnya bahasa Angkola.

3


Melakukan pelestarian, pembinaan, dan pengembangan salah satu bahasa
nusantara yaitu bahasa Angkola.

4
Universitas Sumatera Utara