PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA (Design of Surkarta Eastern Inner Ringroad ) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1. Tinjauan Umum

Perkembangan kota Surakarta yang begitu pesat, dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan wilayahnya, memberi konsekuensi perlunya kebutuhan sarana dan prasarana transportasi dalam mendukung pergerakan orang (penduduk) dan barang dalam jumlah yang cukup besar. Perencanaan transportasi yang baik sangat dibutuhkan untuk mengurangi masalah-masalah yang timbul akibat perkembangan tersebut. 

Transportasi merupakan kebutuhan turunan yang diakibatkan oleh tersebarnya pola tata ruang (Spatial Separation), dengan kata lain selalu dibutuhkan proses perpindahan atau perjalanan. Untuk itu perlu dikembangkannya suatu sistem jaringan jalan yang efektif dan efisien sehingga bangkitan pergerakan yang akan timbul dan distribusinya dapat terkendali dengan baik.

1.2. Latar Belakang

Transportasi atau perpindahan manusia dan barang dapat diwujudkan bila ada suatu jaringan transportasi. Peningkatan jumlah volume lalu-lintas harus diimbangi dengan peningkatan jaringan jalan juga, sehingga terjadi keseimbangan antara Demand dan Supply. Dengan adanya keseimbangan tersebut masalah transportasi seperti kemacetan, tundaan, biaya tinggi, angka kecelakaan dan polusi dapat diminimalkan. Peningkatan pelayanan jaringan jalan dapat berupa meningkatkan jumlah ruas jalan seperti pelebaran jalan, pembangunan jalan baru, atau melakukan pemeliharaan jalan agar umur pelayanan jalan akan lebih lama lagi. 

Kota Surakarta merupakan salah satu diantara 10 kota besar di Indonesia saat ini sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Luas


(2)

administratif kota Surakarta ± 4.404 Ha, yang terdiri dari 5 wilayah kecamatan. Kondisi fisik topografinya relatif datar dengan ketinggian rata-rata ± 90 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan rata-rata 0-3% (Pembuatan Masterplan Kota

Surakarta, 2006). Sebagai konsekuensi keadaan geografis yang demikian

mendorong berkembangnya sektor industri, perdagangan, jasa, budaya dan pariwisata, menjadikan Influence bagi pertumbuhan perekonomian dan kependudukan di daerah sekitarnya (Hinterland), khususnya daerah yang masuk dalam wilayah Subosuka (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, dan Karanganyar).

Untuk itu Pemerintah Kota Surakarta perlu menyusun konsep-konsep penanganan sistem manajemen transportasi yang efektif dan efisien, sehingga tidak menyebabkan Delay ataupun gangguan pada lalu-lintas. Lalu lintas di Kota Surakarta masih terkonsentrasi pada jalan-jalan utama yang berada di pusat kota dan Surakarta bagian selatan. Menurut Pembuatan Masterplan Transportasi Kota Surakarta tahun 2006, dan Studi Tataran Transportasi Lokal Kota Surakarta tahun 2009 dalam analisa pembebanan jalan pada sistem jaringan transportasi Kota Surakarta menunjukkan bahwa ruas Jalan Yos Sudarso, Jalan Ir. Sutami, Jalan Veteran secara umum termasuk beberapa jalan yang menjadi letak titik rawan kemacetan. Ruas jalan-jalan tersebut merupakan ruas jalan yang berada pada wilayah CBD (Central Bussiness Distric) dan ruas jalan yang menjadi akses masuk ke Kota Surakarta.

Berikut ini adalah gambaran kondisi VCR jaringan transportasi Kota Surakarta pada tahun 2010 berdasarkan hasil analisa Bapeda dalam Masterplan Transportasi Kota Surakarta tahun 2006 dan hasil analisa Dinas Perhubungan kota Surakarta dalam Studi Tataran Transportasi Lokal Kota Surakarta tahun 2009:


(3)

     

Sumber: Pembuatan Masterplan Kota Surakarta, 2006

Gambar 1. 1 Kondisi VCR Jaringan Jalan Kota Surakarta Tahun 2010 Menurut Bapeda

Gambar 1.1. merupakan hasil analisa Bapeda dalam Pembuatan Masterplan Kota Surakarta tahun 2006 yang berdasarkan pada matrik asal tujuan yang telah diforcasting dari tahun 2006 ke tahun 2010.

             


(4)

                     

Sumber: Studi Tataran Transportasi Lokal Kota Surakarta, 2009

Gambar 1. 2 Kondisi VCR Jaringan Jalan Kota Surakarta Tahun 2010 Menurut Dinas Perhubungan Kota Surakarta

Gambar 1.2. merupakan hasil analisa Dinas Perhubungan Kota Surakarta dalam Studi Tataran Transportasi Lokal Kota Surakarta tahun 2009 yang berdasarkan pada matrik asal tujuan yang telah diforcasting dari tahun 2009 ke tahun 2010.

Berikut ini adalah gambar jalur akses penghubung dari arah Sragen dan Karanganyar menuju Sukoharjo dan Wonogiri yang melewati dalam Kota Surakarta:


(5)

(6)

Jalur akses penghubung dari arah Sragen dan Karanganyar menuju Sukoharjo dan Wonogiri yang melewati dalam Kota Surakarta diwakili oleh ke-7 jalan di bawah ini, yaitu:

• Ruas Jalan Kyai Mojo (arah Wonogiri)

• Ruas Jalan Kolonel Sutarto

• Ruas Jalan Kapten Mulyadi

• Ruas Jalan Komodor Yos Sudarso

• Ruas Jalan Ir. Sutami

• Ruas Jalan Veteran

• Ruas Jalan Urip Sumoharjo

• Ruas Jalan Surakarta-Sukoharjo

Berdasarkan Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 peta kondisi VCR jaringan jalan Kota Surakarta dalam Pembuatan Masterplan Kota Surakarta tahun 2006 dan Studi Tataran Transportasi Lokal Kota Surakarta tahun 2009 yang telah

diforcasting ke tahun 2010 menunjukan tentang tingkat pelayanan jaringan jalan

dalam V/C Rasio sebagai berikut:

Tabel 1. 1 Kondisi Jalan Akses Penghubung Sragen dan Karanganyar Menuju Sukoharjo dan Wonogiri Melewati dalam Kota Surakarta

Forcasting ke Tahun 2010

No. Nama Jalan VCR

1 Jl. Kapten Mulyadi 0.85< VCR <1 2 Jl. Veteran >1 3 Jl.Kol. Sutarto 0.5< VCR <0.85 4 Jl. Kyai Mojo >1 5 Jl. Ir. Sutami 0.5< VCR <0.85 6 Jl. Yos Sudarso 0.5< VCR <0.85 7 Jl. Urip Sumoharjo 0.85< VCR <1 8 Jl. Surakarta-Sukoharjo 0.5< VCR <0.85


(7)

Tabel 1. 2 Kondisi Jalan Akses Penghubung Sragen dan Karanganyar Menuju Sukoharjo dan Wonogiri Melewati dalam Kota Surakarta

Forcasting ke Tahun 2010

No. Nama Jalan VCR

1 Jl. Kapten Mulyadi 0.85< VCR <1 2 Jl. Veteran 0.85< VCR <1 3 Jl.Kol. Sutarto 0.85< VCR <1 4 Jl. Kyai Mojo 0.5< VCR <0.85 5 Jl. Ir. Sutami 0.5< VCR <0.85 6 Jl. Yos Sudarso 0.5< VCR <0.85 7 Jl. Urip Sumoharjo ≥1 8 Jl. Surakarta-Sukoharjo 0.85< VCR <1

Sumber: Studi Tataran Transportasi Lokal Kota Surakarta, 2009

Dari data analisa Bapeda dalam Pembuatan Masterplan Kota Surakarta tahun 2006 di atas menunjukkan bahwa beberapa jalan akses penghubung Kota Surakarta-Sukoharjo atau Wonogiri telah mengalami keadaan yang tidak stabil (VCR>0.75) khususnya Jalan Kapten Mulyadi, bahkan ada yang kritis dan harus segera ditangani seperti Jalan Veteran, dan Jalan Kyai Mojo. Sedangkan menurut analisa Dinas Perhubungan Kota Surakarta dalam Studi Tataran Transportasi Lokal Kota Surakarta tahun 2009 juga menunjukkan mayoritas jalan dalam kondisi tidak stabil (VCR>0.75). Terutama untuk jalan Urip Sumoharjo yang memiliki VCR ≥1.

Pada Pembuatan Masterplan Kota Surakarta tahun 2006 apabila

diforcasting ketahun 2016, kondisi jaringan jalan kota Surakarta menunjukkan


(8)

Sumber: Pembuatan Masterplan Kota Surakarta, 2006

Gambar 1. 4 Kondisi VCR Jaringan Jalan Kota Surakarta Tahun 2016

Pada gambar di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

Tabel 1. 3 Kondisi Jalan Akses Penghubung Sragen dan Karanganyar Menuju Sukoharjo dan Wonogiri Melewati dalam Kota Surakarta

Forcasting ke Tahun 2016

No. Nama Jalan VCR

1 Jl.Kapten Mulyadi >1 2 Jl. Veteran >1 3 Jl.Kol. Sutarto 0.5< VCR <0.85 4 Jl. Kyai Mojo >1 5 Jl. Ir. Sutami 0.5< VCR <0.85 6 Jl. Yos Sudarso 0.5< VCR <0.85 7 Jl. Urip Sumoharjo ≥1 8 Jl. Surakarta-Sukoharjo 0.5< VCR <0.85

Sumber: Pembuatan Masterplan Kota Surakarta, 2006

Jalan Kapten Mulyadi mempunyai VCR >1, dan sepanjang ruas Jalan Ir. Sutami merata mempunyai 0.5<VCR<0.85. Keadaan ini dipengaruhi oleh bangkitan pergerakan menuju tempat perbelanjaan seperti Pusat Grosir Solo


(9)

(PGS), Pasar Klewer, dan Mall Luwes yang terletak pada persimpangan Jalan Demangan dan Jalan Kapten Mulyadi serta pusat-pusat kegiatan lainnya seperti RSUI. Kustati, Pasar Klitikan Semanggi yang sekarang berpindah daerah dekat Jalan Kyai Mojo ternyata juga menjadi faktor penting dalam mempengaruhi bangkitan arus pada jalan Kapten Mulyadi dan Jalan Kyai Mojo.

Dalam rencana programnya, Bapeda dalam Pembuatan Masterplan Kota Surakarta tahun 2006 dan hasil analisa Departemen Perhubungan Kota Surakarta dalam memberikan sebuah solusi dalam penanganan permasalahan pada jalur akses penghubung kota Surakarta-Sukoharjo atau Wonogiri tersebut yaitu berupa pembuatan jaringan jalan baru berupa Jalan Lingkar Dalam Timur Kota Surakarta. Karena jika dilakukan peningkatan kapasitas jalan eksisting sepertinya tidak memungkinkan karena terbatasnya lahan disekitarnya.

Pembangunan jalan baru ini dimaksudkan untuk menampung arus lalu-lintas yang masuk ke Surakarta dari arah timur yaitu dari arah Sragen dan Karanganyar menuju Sukoharjo dan Wonogiri. Karena jalur rute lama yang masuk ke dalam kota yang menjadi penghubung jalur Kota Surakarta-Sukoharjo atau Wonogiri menunjukkan performa yang melebihi kapasitas jalan yang tidak stabil dan kritis menurut V/C rasionya pada tahun 2016 dengan berbagai faktor penyebabnya sebagaimana telah disebutkan di atas dalam Pembuatan Masterplan Transportasi Kota Surakarta tahun 2006. Dengan adanya pembangunan jalan baru ini diharapkan dapat mengurangi jumlah arus dari arah Sragen dan Karanganyar dengan tujuan ke Solo Baru, Sukoharjo, maupun Wonogiri dengan lintasan Surabaya- Surakarta- Sukoharjo- Wonogiri yang masuk atau keluar kota dari arah selatan atau utara yaitu melewati Jalan Ir. Sutami, Jalan Yos Sudarso, Jalan Kapten Mulyadi, Jalan Kol. Sutarto, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Veteran dan Jalan Kyai Mojo.

1.3. Maksud Dan Tujuan

Maksud dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk merencanakan jalur transportasi alternatif untuk mengatasi permasalahan transportasi di Kota


(10)

Surakarta sehubungan dengan meningkatnya pertumbuhan arus lalu-lintas yang masuk dan keluar Kota Surakarta sebagaimana penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Bapeda tahun 2006 dan Departemen Perhubungan Kota Surakarta tahun 2009. Mengingat Kota Surakarta yang terletak pada jalur lintas tengah Jawa maupun lintas selatan Jawa. 

Tujuan yang diharapkan dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk menganalisa kemampuan jalan eksisting dan jalan baru (Jalan Lingkar Dalam Timur Kota Surakata) seberapa efektif perannya dalam menampung beban lalu lintas yang melewati kota Surakarta dari arah timur dan selatan terhadap perubahan arus lalu lintas pada tahun-tahun yang akan datang.

1.4. Peta Lokasi

Peta lokasi yang direncanakan sebagai trase jalan baru tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.4. Adapun batas-batas yang dilalui trase jalan lingkar baru menurut Bapeda dan Dinas Perhubungan Kota Surakarta adalah sebagai berikut:

• Utara : Kelurahan Pucangsawit

• Selatan : Kelurahan Semanggi

• Barat : Kelurahan Semanggi


(11)

(12)

Rencana trase jalan baru pada Gambar 1.5 ditunjukkan oleh garis berwarna merah. Rencana trase jalan baru berawal dari Jalan Cokro Aminoto kemudian melewati tanggul Sungai Bengawan Solo (Kelurahan Pucang Sawit, Kelurahan Sangkrah, Kelurahan Semanggi) sampai menuju ruas Jalan Brigjend. Sudiarto (jalan akses ke Sukoharjo dan Wonogiri-Cilacap).

Trase ini direncanakan untuk memfasilitasi kendaraan bus, sehingga akses menuju Terminal Tirtonadi menjadi lebih dekat dan diharapkan mampu mengurangi arus yang lewat pada Jalan Urip Sumoharjo (jalur lama dari Terminal Tirtonardi-Sukoharjo-Wonogiri). Selain itu, juga untuk memfasilitasi kendaraan pribadi, karena dari hasil studi yang ada, Trend kendaraan pribadi lebih dominan dalam pergerakan menuju Sukoharjo dan Wonogiri yang biasanya melewati jalan Sutami, Jalan Kolonel Sutarto, dan Jalan Urip Sumoharjo. Faktor pendukung lainnya adalah trase ini juga dekat dengan Terminal Kargo Pedaringan sehingga truk yang singgah di terminal tersebut dapat langsung menuju Sukoharjo dan Wonogiri tanpa memutar jauh yaitu melewati Ring Road Utara Surakarta (jalur asli dari terminal Kargo Pedaringan).

1.5. Pembatasan Masalah

Laporan tugas akhir Perancangan Jalan Lingkar Dalam Timur Kota  Surakarta ini, akan dibatasi pada beberapa masalah antara lain:

a. Analisa terhadap kinerja lalu-lintas jalan eksisting. b. Perencanaan jalan baru, meliputi:

1) Perencanaangeometri jalan baru.

2) Perencanaan struktur perkerasan jalan baru. 3) Gambar Rencana.

4) Rencana kerja dan syarat-syarat. 5) Rencana Anggaran dan Biaya (RAB).


(13)

1.6. Sistematika Penulisan

Laporan Tugas Akhir ini akan disusun dalam 8 bab yang dijabarkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang tinjauan umum, latar belakang, maksud dan tujuan, peta lokasi, pembatasan masalah, serta sistematika penulisan. BAB II STUDI PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori dasar yang digunakan sebagai acuan untuk menyelesaikan permasalahan dalam perencanaan Jalan Lingkar Dalam Timur Kota Surakarta.

BAB III METODOLOGI

Bab ini berisi tentang metode yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir yang meliputi tinjauan umum, identifikasi permasalahan, pengumpulan data, analisa dan pengolahan data, serta perancangan teknis.

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Bab ini berisi tentang analisa pembebanan jalan eksisiting, peramalan

(Forecasting) dan pembebanan lalu lintas untuk jalan baru, analisa

data tanah, dan analisa data hidrologi. BAB V PERANCANGAN

Bab ini berisi tentang perancangan teknis jalan baru berupa perancangan geometri jalan, struktur perkerasan jalan, perancangan bangunan drainase dan gambar rencana.


(14)

BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

Berisi tentang rencana kerja dan syarat–syarat teknis mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan dan spesifikasinya.

BAB VII RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA (RAB)

Pada bab ini berisi tentang rencana anggaran dan biaya yang digunakan dalam Perancangan Jalan Lingkar Dalam Timur Kota Surakarta.

BAB VIII PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran secara keseluruhan dari hasil Perancangan Jalan Lingkar Dalam Timur Kota Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini.

LAMPIRAN

Berisi tentang peta lokasi, kontur, gambar rencana dan data pendukung lainnya.


(1)

(PGS), Pasar Klewer, dan Mall Luwes yang terletak pada persimpangan Jalan Demangan dan Jalan Kapten Mulyadi serta pusat-pusat kegiatan lainnya seperti RSUI. Kustati, Pasar Klitikan Semanggi yang sekarang berpindah daerah dekat Jalan Kyai Mojo ternyata juga menjadi faktor penting dalam mempengaruhi bangkitan arus pada jalan Kapten Mulyadi dan Jalan Kyai Mojo.

Dalam rencana programnya, Bapeda dalam Pembuatan Masterplan Kota Surakarta tahun 2006 dan hasil analisa Departemen Perhubungan Kota Surakarta dalam memberikan sebuah solusi dalam penanganan permasalahan pada jalur akses penghubung kota Surakarta-Sukoharjo atau Wonogiri tersebut yaitu berupa pembuatan jaringan jalan baru berupa Jalan Lingkar Dalam Timur Kota Surakarta. Karena jika dilakukan peningkatan kapasitas jalan eksisting sepertinya tidak memungkinkan karena terbatasnya lahan disekitarnya.

Pembangunan jalan baru ini dimaksudkan untuk menampung arus lalu-lintas yang masuk ke Surakarta dari arah timur yaitu dari arah Sragen dan Karanganyar menuju Sukoharjo dan Wonogiri. Karena jalur rute lama yang masuk ke dalam kota yang menjadi penghubung jalur Kota Surakarta-Sukoharjo atau Wonogiri menunjukkan performa yang melebihi kapasitas jalan yang tidak stabil dan kritis menurut V/C rasionya pada tahun 2016 dengan berbagai faktor penyebabnya sebagaimana telah disebutkan di atas dalam Pembuatan Masterplan Transportasi Kota Surakarta tahun 2006. Dengan adanya pembangunan jalan baru ini diharapkan dapat mengurangi jumlah arus dari arah Sragen dan Karanganyar dengan tujuan ke Solo Baru, Sukoharjo, maupun Wonogiri dengan lintasan Surabaya- Surakarta- Sukoharjo- Wonogiri yang masuk atau keluar kota dari arah selatan atau utara yaitu melewati Jalan Ir. Sutami, Jalan Yos Sudarso, Jalan Kapten Mulyadi, Jalan Kol. Sutarto, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Veteran dan Jalan Kyai Mojo.


(2)

Surakarta sehubungan dengan meningkatnya pertumbuhan arus lalu-lintas yang masuk dan keluar Kota Surakarta sebagaimana penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Bapeda tahun 2006 dan Departemen Perhubungan Kota Surakarta tahun 2009. Mengingat Kota Surakarta yang terletak pada jalur lintas tengah Jawa

maupun lintas selatan Jawa. 

Tujuan yang diharapkan dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk menganalisa kemampuan jalan eksisting dan jalan baru (Jalan Lingkar Dalam Timur Kota Surakata) seberapa efektif perannya dalam menampung beban lalu lintas yang melewati kota Surakarta dari arah timur dan selatan terhadap perubahan arus lalu lintas pada tahun-tahun yang akan datang.

1.4. Peta Lokasi

Peta lokasi yang direncanakan sebagai trase jalan baru tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.4. Adapun batas-batas yang dilalui trase jalan lingkar baru menurut Bapeda dan Dinas Perhubungan Kota Surakarta adalah sebagai berikut:

• Utara : Kelurahan Pucangsawit

• Selatan : Kelurahan Semanggi

• Barat : Kelurahan Semanggi


(3)

(4)

Rencana trase jalan baru pada Gambar 1.5 ditunjukkan oleh garis berwarna merah. Rencana trase jalan baru berawal dari Jalan Cokro Aminoto kemudian melewati tanggul Sungai Bengawan Solo (Kelurahan Pucang Sawit, Kelurahan Sangkrah, Kelurahan Semanggi) sampai menuju ruas Jalan Brigjend. Sudiarto (jalan akses ke Sukoharjo dan Wonogiri-Cilacap).

Trase ini direncanakan untuk memfasilitasi kendaraan bus, sehingga akses menuju Terminal Tirtonadi menjadi lebih dekat dan diharapkan mampu mengurangi arus yang lewat pada Jalan Urip Sumoharjo (jalur lama dari Terminal Tirtonardi-Sukoharjo-Wonogiri). Selain itu, juga untuk memfasilitasi kendaraan

pribadi, karena dari hasil studi yang ada, Trend kendaraan pribadi lebih dominan

dalam pergerakan menuju Sukoharjo dan Wonogiri yang biasanya melewati jalan Sutami, Jalan Kolonel Sutarto, dan Jalan Urip Sumoharjo. Faktor pendukung lainnya adalah trase ini juga dekat dengan Terminal Kargo Pedaringan sehingga truk yang singgah di terminal tersebut dapat langsung menuju Sukoharjo dan Wonogiri tanpa memutar jauh yaitu melewati Ring Road Utara Surakarta (jalur asli dari terminal Kargo Pedaringan).

1.5. Pembatasan Masalah

Laporan tugas akhir Perancangan Jalan Lingkar Dalam Timur Kota 

Surakarta ini, akan dibatasi pada beberapa masalah antara lain:

a. Analisa terhadap kinerja lalu-lintas jalan eksisting.

b. Perencanaan jalan baru, meliputi:

1) Perencanaan geometri jalan baru.

2) Perencanaan struktur perkerasan jalan baru.

3) Gambar Rencana.

4) Rencana kerja dan syarat-syarat.


(5)

1.6. Sistematika Penulisan

Laporan Tugas Akhir ini akan disusun dalam 8 bab yang dijabarkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang tinjauan umum, latar belakang, maksud dan tujuan, peta lokasi, pembatasan masalah, serta sistematika penulisan. BAB II STUDI PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori dasar yang digunakan sebagai acuan untuk menyelesaikan permasalahan dalam perencanaan Jalan Lingkar Dalam Timur Kota Surakarta.

BAB III METODOLOGI

Bab ini berisi tentang metode yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir yang meliputi tinjauan umum, identifikasi permasalahan, pengumpulan data, analisa dan pengolahan data, serta perancangan teknis.

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Bab ini berisi tentang analisa pembebanan jalan eksisiting, peramalan (Forecasting) dan pembebanan lalu lintas untuk jalan baru, analisa data tanah, dan analisa data hidrologi.

BAB V PERANCANGAN

Bab ini berisi tentang perancangan teknis jalan baru berupa perancangan geometri jalan, struktur perkerasan jalan, perancangan bangunan drainase dan gambar rencana.


(6)

BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

Berisi tentang rencana kerja dan syarat–syarat teknis mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan dan spesifikasinya.

BAB VII RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA (RAB)

Pada bab ini berisi tentang rencana anggaran dan biaya yang digunakan dalam Perancangan Jalan Lingkar Dalam Timur Kota Surakarta.

BAB VIII PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran secara keseluruhan dari hasil Perancangan Jalan Lingkar Dalam Timur Kota Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini.

LAMPIRAN

Berisi tentang peta lokasi, kontur, gambar rencana dan data pendukung lainnya.