Pergeseran paham ideologi keagamaan jamaah Sari Bumi di Sidoarjo: studi kasus perkembangan gerakan Islam jamaah Sari bumi.
SKRIPSI:
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Satu (S-1) dalam Ilmu Ushuluddin dan Filsafat
Oleh:
TIARA EKA FATMAWATI
E04213110
JURUSAN FILSAFAT POLITIK ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2017
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan sebuah penelitian lapang yang bertujuan untuk
mendeskripsikan perubahan-perubahan sosial yang terjadi dan gerakan sosial yang
diambil jamaah Sari Bumi setelah bergesernya paham ideologi kegamaannya
tersebut. Penelitian ini menggunakan konsep perubahan sosial, teori tindakan
sosial Weber dan tipologi gerakan sosial. Dalam penelitian ini konsep perubahan
sosial digunakan sebagai faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya
perubahan-perubahan pada nilai-nilai, norma-norma, budaya, tradisi, ekonomi, sosial dan
politiknya. Sedangkan, teori tindakan sosial Weber digunakan sebagai pijakan
dalam menganalisis adanya perubahan tersebut dan tipologi gerakan sosial
digunakan sebagai akibat dari adanya perubahan sosial dan tindakan untuk
melakukan sebuah perubahan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Adapun informan dalam penelitian ini adalah
beberapa anggota dari jamaah Sari Bumi. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1)
pergeseran paham keagamaan jamaah Sari Bumi merupakan fenomena yang
menarik, karena adanya perubahan tersebut merubah semua nilai-nilai, norma, dan
juga budaya serta tradisi kelompok tersebut. (2) perubahan-perubahan yang terjadi
pada Jamaah Sari Bumi terdapat pada beberapa aspek yakni pada paham
keagamaan, sosial, politik, budaya, pendidikan dan lain sebagainya. (3) dengan
adanya perubahan tersebut, maka timbul gerakan-gerakan sosial religius yakni
gerakan di bidang pendidikan dan dakwah.
(7)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN ABSTRAK...ii
HALAMAN PERSETUJUAN...iii
HALAMAN PENGESAHAN...iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN...v
HALAMAN MOTTO...vi
HALAMAN PERSEMBAHAN...vii
KATA PENGANTAR...ix
DAFTAR ISI...xi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang...1
B.
Rumusan Masalah...7
C.
Tujuan Penelitian ...7
D.
Manfaat Penelitian ...7
E.
Definisi Operasional...7
F.
Penelitian Yang Relevan...10
G.
Metode Penelitian...12
H.
Sistematika Pembahasan...20
BAB II KERANGKA TEORI
A.
Perubahan Sosial...22
(8)
C.
Teori Tindakan Sosial Weber...31
D.
Gerakan Sosial...35
BAB III SETTING PENELITIAN
A.
Deskripsi Obyek Penelitian...41
1.
Kondisi Geografis Kota Sidoarjo...41
B.
Gambaran Singkat Sari Bumi...43
C.
Kondisi Demografis Sari Bumi...49
a.
Penduduk...49
b.
Kondisi Sosial Budaya ...50
c.
Pendidikan ...52
d.
Kondisi Sosial Ekonomi...53
e.
Kondisi Keagamaan...55
f.
Kondisi Sosial politik...56
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A.
Pergeseran Paham Keagamaan Jamaah Sari Bumi...58
B.
Gerakan Islam dan Sosial jamaah Sari Bumi ...70
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan ...78
B.
Saran...79
DAFTAR PUSTAKA
(9)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan sejarah Islam di Indonesia yang akhir-akhir ini
dimarakkan dengan bangkitnya gerakan Islam Radikal
–
Fundamentalis, yang
telah menarik perhatian dari berbagai kalangan, khususnya umat Islam yang
senantiasa ingin mengetahui dan mengkaji lebih jauh tentang sejarah
perkembangan dan ajarannya. Dalam beberapa tahun terakhir ini, selain
demokratisasi dan hak-hak asasi manusia (HAM), diskursus yang muncul ke
permukaan dalam khasanah politik domestik maupun internasional, khususnya
yang berkaitan dengan persoalan religio-politik yang bisa dikatakan sebagai
kebangkitan Islam politik seperi merebaknya fenomena Radikalisme Islam. seperti
dalam domestik, pasca tumbangnya Orde Baru yakni di Era Reformasi yang
memberi ruang keterbukaan dan kebebasan. Seperti dalam tatanan masyarakat
Indonesia telah muncul berbagai gerakan Islam yang cukup Radikal.
1Gerakan ini
disebut Radikal, karena para pengikutnya terkadang melakukan aksi-aksi yang
menurut normal tergolong sangat kasar karena menghancurkan segala hal yang
dianggap tidak sesuai dengan norma dan ajaran agama mereka. Seperti beberapa
1
Afadal Dkk,
Islam dan Radikalisme Di Indonesia
, Ed Endang Turmudi, Riza Sihbudi
(Jakarta, LIPI Press, 2005) 1.
(10)
tempat hiburan, dengan mendatangi dan merusak karena dianggap sebagai pusat
sarana kemaksiatan.
Sedangkan dalam konteks internasional, realitas politik standar ganda
Amerika Serikat (AS) dan sekutunya merupakan pemicu berkembangnya
Radikalisme Islam. perkembangan ini kian menguat setelah terjadinya tragedy
World Trade Center (WTC), pada 11 september 2001. Mengenai tragedi ini, AS
dan sekutunya di samping telah menuduh orang-orang Islam sebagai pelakunya,
juga telah menyamakan berbagai gerakan Islam militant dengan gerakan Teroris.
Selain itu, AS dan aliansinya bukan hanya menghukum tertuduh pemboman WTC
tanpa bukti, yakni jaringan Al Qaeda pimpinan Osama bin Laden serta rezim
Taliban Afghanistan yang menjadi pelindungnya, tetapi juga melakukan operasi
penumpasan terorisme yang melebar ke banyak gerakan Islam lain di beberapa
Negara, termasuk Indonesia.
2Dengan kampanye tersebut bertujuan untuk
memberantas terorisme, dan nampaknya banyak pihak untuk memanfaatkan
kejadian tersebut oleh berbagai rezim.
Pergerakan Islam di Indonesia secara umum telah muncul sekitar tahun
1900-1940 yang dikenal dengan Gerakan Pembaharuan. Gerakan tersebut
dibedakan menjadi dua aspek. Pertama, semangat pemurnian agama yang
dilakukan oleh gerakan pembaharu Muhammadiyah, Al-Irsyad, dan Persis untuk
menghilangkan khufarat, takhayul,dan lain-lain. Kedua, mempertahankan tradisi
bermadzab terutama dalam bidang Fiqih yang dilakukan oleh gerakan tradisional
(11)
NU dan Al-washilah.
3Perbedaan gerakan tersebut seringkali menimbulkan
perpecahan dan perselisihan yang mengakibatkan ketidakpastian komunitas Islam
dalam memilih panutan agama. Gerakan inilah yang mendorong munculnya
gerakan-gerakan Pasca-Tradisional yang lebih dikenal dengan gerakan Islam
kontemporer.
4Gerakan ini menghadirkan pemikiran-pemikiran yang berbeda
dengan gerakan-gerakan Islam Tradisional, yaitu gerakan Islam Radikal.
Gerakan- gerakan Islam Radikal di Indonesia sudah muncul sejak
golongan Islam formalis menuntut pemberlakuan
syariah
secara formal di dalam
konstitusi Indonesia dan menginginkan terbentuknya Indonesia menjadi negara
Islam. Seperti yang terjadi di awal kemerdekaan Indonesia dalam panggung
politik, golongan ini diwakili oleh mereka yang menentang penghapusan kalimat
terakhir dalam Piagam Jakarta 1945 yakni penghapusan kalimat:
“ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya”. Dan
wacana ini kembali mencuat setelah tumbangnya Orde Baru Soeharto yang
membendung kelompok formalis bermain dalam kancah politik. Hal ini terbukti
dengan munculnya beberapa Partai Islam, organisasi-organisasi Islam dan
maraknya gerakan Islam Radikal seperti Front Pembela Islam, Laskar Jihad, dan
lain sebagainya yang menyuarakan penegakan shariah Islam dan bersuara keras
terhadap paham-paham dan pemikiran mereka dianggap sesat dan menyimpang
dari ajaran Islam seperti Ahmadiyah dan S
yi’ah.
Bagi mereka memperjuangkan
3
Deliar Noer,
Gerakan Modern Islam Indonesia 1900-1942
(Jakarta: Lp3es, 1980), 1-36
4Imam Tholkhah, Abdul Aziz, Dan Soetarman,
Gerakan Islam Kontemporer Di
(12)
penegakan shariah Islam ini wajib untuk setiap muslim, dan dengan alasan
tersebut mereka berpendapat bahwa perjuangannya adalah jihad fisabilillah.
Dengan munculnya berbagai gerakan Islam di Indonesia, muncullah
fenomena yang menarik untuk diamati yakni terjadinya berbagai perubahan yang
begitu pesat. Perubahan itu menimbulkan kesadaran baru di masyarakat tentang
masalah nilai dan penghayatan terhadap pemahaman, dan kesadaran religi
(transenden) dimana perlunya peninjauan dan penataan kembai nilai-nilai
(rearrangement), baik tata nilai budaya yang berskala lokal, regional, nasional,
maupun internasional.
Arus perubahan masyarakat juga terjadi pada suatu Jamaah di Sidoarjo,
hal ini terlihat dari perubahan pengamalan ajaran keagamaan, sosial budaya dan
pada pemahaman pada sudut politik seperti demokrasi, toleransi serta pemilihan
pemimpin. Secara sosiologis, profil dari anggota jamaah Sari Bumi ini sama
dengan anggota jamaah suatu kelompok yang lain. Namun yang menarik dari
perubahan jamaah Sari Bumi terletak pada nilai serta paham keagamaan yang
mempengaruhi budaya serta sosial pada kehidupan bermasyarakat sejak
berpidahnya tempat tinggal anggota jamah tersebut untuk menetap di suatu
wilayah yakni dari Desa ke Kota yakni dari Lamongan ke Sidoarjo.
Banyaknya gerakan Islam dan paham keagamaan yang semakin kuat,
telah merubah cara pandang atau ideologi pada salah satu jamaah yang merupakan
penduduk imigran yang berbondong-bondong datang dari salah satu desa yang
ada di Lamongan dan datang ke kota untuk perubahan hidup yang lebih baik yakni
(13)
dengan berdagang karena berdagang adalah salah satu contoh ajaran Nabi
Muhammad. Awal mula sebelum jamaah sari bumi terbentuk, Sari Bumi
merupakan usaha bisnis keluarga di bidang perdagangan pada tahun 1980.an.
5dan
merupakan warga asli Lamongan kemudian merantau ke berbagai daerah
Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Bisnis ini dijalankan dengan konsep keluarga dan
bisa berkembang pesat sampai detik ini dengan menggunakan konsep keluarga.
Sebelum terjadinya perubahan pada paham keagamaan serta tatanan
sosial dan budaya jamaah tersebut, banyak dari jamaah Sari Bumi adalah warga
Muhammadiyah. Bisa diidentifikasi dari warga Muhammadiyah dikarenakan
mayoritas dari jamaah Sari Bumi merupakan penduduk Desa Brangsi, Kecamatan
Laren, Kabupaten Lamongan, yang mana masyarakat Desa ini mayoritas dan
hampir semua berbasis Muhammadiyah.
Kronologi dari sebutan nama Jamaah Sari Bumi adalah mula-mula
dengan adanya perkumpulan rutin dari masing-masing pemilik usaha Toko
bangunan Sari Bumi yang diadakan sebulan sekali untuk mempererat tali
silaturahmi dan diadakannya sebuah pengajian rutin didalamnya guna untuk
menambah wawasan tentang ilmu keagamaan dengan mendatangkan seseorang
yang dianggap lebih pintar dan lebih paham wawasannya tentang Islam. setelah
berjalannya waktu maka dari Perkumpulan rutin tersebut mereka menamai dirinya
dengan sebutan Jamaah Sari Bumi yang diambil dari nama Toko Bangunan Sari
Bumi.
5
Khafidatul Ulum, “Sistem Dana Bergulir Kembangkan Toko Sari Bumi”, (Jawa Pos, 8
(14)
Dengan berkembangnya waktu dan rutinnya pengajian-pengajian yang
diselenggarakan Jamaah Sari Bumi maka pemahaman Jamaah tersebut mengalami
perubahan. Dengan adanya perubahan pemahaman tersebut, maka jamaah ini
mendirikan sebuah yayasan pada 27 Agustus 2009 dengan nama Yayasan Group
Sari Bumi yang diprakarsai oleh beberapa pengusaha matrial bangunan asal
Lamongan yang memiliki toko bangunan Sari Bumi yang telah tersebar di
wilayah Surabaya-Sidoarjo.
6Yang mana yayasan ini adalah yayasan dakwah yang
bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial keagamaan yang berbasis Al-
Qur’
an
dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafus Sholih.
Dari pendahuluan tersebut, menunjukan bahwa jamaah Sari Bumi
termasuk kategori masyarakat yang memiliki sensitifitas keagamaan yang tinggi.
Seiring dengan terjadinya perubahan situasi dan kondisi masyarakat, justru
masyarakat ini memperlihatkan kecenderungan keagamaan yang kuat. Artinya,
pemahaman dan pengamalan nilai agama bertambah tinggi.
Fenomena perubahan pada jamaah Sari Bumi di Sidoarjo patut menjadi
objek penelitian karena fenomena yang ada berbeda dengan apa yang selama ini
dikemukakan dalam berbagai hasil penelitian. Yang mana penelitian ini berfokus
pada akibat dari pergeseran ideologi keagamaan yang terjadi pada gerakan sosial
dan keagamaan pada suatu kelompok tersebut. Atas permasalahan yang muncul
tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul
6
Lembaga Pendidikan Islam Sari Bumi Sidoarjo, “Profil Yayasan Group Sari Bumi”,
(15)
“PERGESERAN IDEOLOGI KEAGAMAAN JAMAAH SARI BUMI DI
SIDOARJO (Studi Kasus Perkembangan Gerakan Islam Jamaah Sari Bumi)
B.
Rumusan Masalah
Dari beberapa fenomena yang terjadi pada jamaah tersebut setelah
bergesernya paham keagamaan, maka penelitian ini akan membahas tentang
Bagaimana pergeseran pemahaman keagamaan dan gerakan sosial jamaah Sari
Bumi?.
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, maka studi ini
bertujuan Mendeskripsikan pergeseran pemahaman keagamaan dan gerakan sosial
jamaah Sari Bumi tersebut.
D.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui pergeseran
keagamaan dan gerakan sosial pada suatu kelompok.
E.
Definisi Operasional
Penelitian mengenai “PERGESERAN
PAHAM
IDEOLOGI
KEAGAMAAN JAMAAH SARI BUMI DI SIDOARJO (Studi Kasus
Perkembangan Gerakan Islam Jamaah Sari Bumi
)” memiliki pengertian yang
(16)
mesti dijabarkan guna efektifitas operasional, dan beberapa pengertian akan
diterjemahkan ke definisi operasioanl masing-masing sebagai berikut:
1.
Pergeseran: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pergeseran
adalah peralihan, perpindahan, pergantian.
2.
Ideologi:
istilah ideologi adalah sebuah kata yang terdiri dari “ideo” dan “logi”.
Kata “ideo” berasal dari bahasa Yunani
eidos
, dalam bahasa latin
idea
, yang
berarti “pengertian”, “ide” atau “gagasan”. Kata kerja dalam bahasa Yunani
oida
yang berarti mengetahui, melihat dengan budi. Dalam bahasa Jawa kita
jumpai kata
idep
dengan arti tahu, melihat
. Kata “logi”berasal dari bahasa
yunani
logos
, yang berarti “gagasan”, “pengertian”, “kata”, dan “ilmu”
. Jadi
secara etismologis dapat diterangkan bahwa ideologi berarti “pengetahuan
tentang ide-
ide”,
science of ideas
.
7Sedangkan
Menurut Taqiyyudin
An-Nabhani, ideologi adalah suatu ide dasar yang menyeluruh mengenai alam
semesta, manusia, dan hidup. Mencakup dua bagian yaitu, fikrah dan thariqah.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah pemikiran yang
mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk
merasionalkan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran
tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan
metode untuk menyebarkannya.
3.
Keagamaan: menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) agama adalah
sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada
Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
7
Gunawan Setiardja,
Hak-Hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideology Pancasila
(Yogyakarta: Kanisius, 1993), 17
(17)
manusia dan manusia serta lingkungannya. Agama adalah sebuah koleksi
terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya dan pandangan dunia yang
menghubungkan manusia dengan tatanan atau perintah dari kehidupan.
Menurut Emile Durkheim definisi agama yakni suatu sistem yang terpadu yang
terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci
dan menyatukan semua penganutnya dalam suatu komunitas moral yang di
namakan umat. Sedangkan H. Moenawar Chalil agama adalah perlibatan yang
merupakan tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan
supranatural tersebut sebagai konsekuensi atas pengakuannya. Sedangkan
keagamaan adalah sifat-sifat yang terdapat dalam agama atau segala sesuatu
mengenai agama. Misalnya perasaan keagamaan atau soal-soal keagamaan.
4.
Islam: Islam secara
etimologi
(bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri.
Menurut
syariat
(terminology), apabila dimutlakkan berada pada dua
pengertian: pertama, apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata
iman, maka pengertian Islam mencakup seluruh agama, baik
ushul
(pokok)
maupun
furu’
(cabang), juga seluruh masalah aqidah, ibadah, keyakinan,
perkataan, dan perbuatan. Jadi pengertian ini, menunjukan bahwa Islam adalah
mengakui dengan lisan, meyakini dengan hati dan berserah diri kepada Allah
Azza Wa Jalla
atas semua yang telah ditentukan dan ditakdirkan. Kedua,
apabla kata Islam disebutkan bersamaan dengan kata iman, maka yang
dimaksud Islam adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang dengannya
terjaga diri dan hartanya, baik dia meyakini Islam atau tidak. Tidak diragukan
lagi bahwa prinsip agama Islam yang wajib diketahui dan diamalkan oleh
(18)
setiap muslim ada tiga, yaitu: 1. Mengenal Allah
Azza Wa Jalla,
2. Mengenal
agama Islam beserta dalil-dalilnya, dan 3. Mengenal Nabi Nya, Muhammad
SAW. Mengenal agama Islam adalah landasan yang kedua dari prinsip agama
ini dan padanya terdapat tiga tingkatan, yaitu Islam, Iman dan Ihsan.
8Sedangkan menurut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah,
definisi Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya,
tunduk dan patuh kepadaNya dengan ketaatan, dan berlepas diri dari perbuatan
Syirik dan para pelakunya.
5.
Gerakan Islam: pada dasarnya gerakan islam bertujuan kepada tegaknya agama
Islam di muka bumi agar kedamaian dan kesejahteraan bagi umat Islam
terwujud. Ada banyak ideologi atau paham yang melandasi gerakan ini. Ada
yang bersifat
fillah
dan
sabilillah. Fillah
adalah gerakan Islam yang berangkat
dengan dakwah yang didasari oleh ilmu. Sedangkan
sabilillah
adalah gerakan
dengan sifat kearah peperangan. Semua gerakan ini bertujuan sama akan tetapi
gerakan ini hars melihat kapan dan waktu yang tepat. Yang mana gerakan ini di
dalamnya semua muslim bersatu hati dan pikiran yang dilandasi dengan
mengharap ridho Allah.
F.
Penelitian yang Relevan
Sebelum penelitian ini, ada beberapa peneliti terdahulu yang terkait
dengan
penelitian
tentang
“PERGESERAN
PAHAM
IDEOLOGI
KEAGAMAAN JAMAAH SARI BUMI DI SIDOARJO (Studi Kasus
(19)
Perkembangan Gerakan Islam Jamaah Sari Bumi
)”
. Menjadi bahan telaah dalam
penelitian ini, penulis menggunakan jurnal-jurnal, buku, dan karya tulis lainnya
yang terkait dengan judul, yaitu:
1.
Ju
rnal karya Shadiq Kawu berjudul “
Pergeseran Paradigma Keagamaan
Mahasiswa Muslim Di Universitas Widyagama Mahakam Samarinda
”.
9Berisi
tentang identifikasi pergeseran paham keagamaan yang terjadi dikalangan
mahasiswa, kronologi tentang pergeseran paham keagamaan ke arah paham
keagamaan yang Revivalis-Modernis dan paham tersebut bersikap anti
terhadap berbagai khasanah tradisi Islam lokal yang mana intoleran terhadap
kelompok Islam yang tidak sehaluan atau sepaham dengan mereka.
2.
Buku karya Afadal, Awani Irewati, Dhurodudin Mashad, Dundin Zaenuddin,
Dwi Purwoko, Endang Turmudi, Muhammad Hisyam, Riza Sihbudi yang
berjudul “
Islam Dan Radikalisme Di Indonesia
”.
103.
Buku karya Imdadun Rahmat
yang berjudul “
Arus Baru Islam Radikal,
Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah Ke Indonesia
”
114.
Jurnal karya Suhana yang berjudul: “
Gerakan Dakwah Salafi Di Indonesia:
Kasus Aktivitas Dakwah Salafi Di Jakarta Dan Bogor
” dalam kumpulan buku
“
Perkembangan Paham Keagamaan Transnasional Di Indonesia
”
129
Shadiq Kawu, “Pergeseran Paradigma Keagamaan Mahasiswa Muslim Di Universitas
Widyagama Mahakam Samarinda”,
Jurnal Al-Qalam
, vol.21 No.2 (desember, 2015)
10
Afadhal dkk,
Islam dan Radikalisme Di Indonesia
, Ed: Endang Turmudi, Riza Sihbudi
, (Jakarta: LIPI Press, 2005)
11
M Imdadun Rahmat,
Arus Baru Islam Radikal, Transmisi Revivalisme Islam Timur
Tengah Ke Indonesia
. (Jakarta: Penerbit Erlangga, T.Th.)
12
Suhanah, “Gerakan Dakwah Salafi Di Indonesia: Kasus Aktivitas Dakwah Salafi Di
(20)
5.
Tesis karya Sholihu
l Huda yang berjudul: “
Transisi Ideology Studi Tentang
Gejala Pergeseran Ideology Aktifis Muhammadiyah Yang Aktif Di FPI Paciran
Kabupaten Lamongan
”
Dari referensi yang ditemukan oleh penulis diatas, belum ada penelitian
yang mendalam dan terfokus dalam pergeseran ideologi keagamaan jamaah Sari
Bumi terkait dengan perkembangan gerakan Islam pada suatu jamaah. Penulis
melakukan penelusuran untuk menghindari kesamaan penelitian yang dilakukan
sebelumnya. Tidak ada penelitian yang secara rinci membahas tentang pergeseran
paham ideologi keagamaan jamaah Sari Bumi di Sidoarjo (studi analisis
perkembangan gerakan Islam jamaah Sari Bumi).
G.
Metode Penelitian
1.
Pendekatan dan jenis penelitian
Dalam penelitian
yang berjudul “PERGESERAN PAHAM IDEOLOGI
KEAGAMAAN JAMAAH SARI BUMI DI SIDOARJO (Studi Kasus
Perkembangan Gerakan Islam Jamaah Sari Bumi)
”.
Adapun metode yang
digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, berupa kata-kata, gambar, bukan
angka. Dengan demikian laporan ini berisi kutipan data untuk memberi
gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut dapat berasal dari kutipan
wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, atau dokumen resmi lainnya.
13Indonesia,
Ed. Ahmad Syafii Mufid (Jakarta: Badan Litbang Dan Diklat Kementrian
Agama RI, 2011)
(21)
Creswell menyatakan bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu
proses penelitian ilmiah yang lebih dimaksudkan untuk memahami masalah
manusia dalam konteks social dengan menciptakan gambaran menyeluruh dan
kompleks yang disajikan melaporkan pandangan terperinci dari para sumber
informasi serta dilakukan dalam informasi serta dilakukan dalam setting yang
alamiah tanpa adanya intervensi apapun dari peneliti.
14Moloeng meyatakan
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan
tindakan. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah.
15Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif umumnya dilakukan pada
penelitian dalam bentuk studi kasus. Penelitian deskriptif kualitatif
memusatkan diri pada unit tertentu dari berbagai fenomena. Dari ciri tersebut
memungkinkan studi ini dapat amat mendalam dan kedalaman data yang
menjadi pertimbangan dalam penelitian model ini. Penelitian ini bersifat
mendalam pada sasaran penelitian. Deskriptif kualitatif studi kasus merupakan
penelitian eksplorasi dan memainkan peranan penting dalam menciptakan
hipotesis atau pemahaman orang tentang variable sosial.
162.
Penentuan Lokasi Penelitian
14
Haris Herdiansyah,
Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Social
(Jakarta:
Salemba Humanika, 2011), 8
15
Ibid, 9
(22)
Penelitian ini dilakukan di kota Sidoarjo, Jawa Timur karena dikota ini
banyak jamaah Sari Bumi bertempat tinggal. Dan adapun alasan sebagai
berikut:
a.
Menurut pengamatan sementara paham keagamaan Sari Bumi bergeser pada
saat berpindahnya jamaah tersebut dari Lamongan ke kota Sidoarjo.
b.
Mengamati perubahan pemahaman terhadap gerakan sosial dan keagamaan
jamaah Sari Bumi tersebut.
3.
Teknik Pemilihan Informan
Pengambilan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling
yaitu penentuan informan dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tersebut berdasar anggapan tentang informan yang dinilai paling
tahu tentang data yang diharapkan atau informan sebagai penguasa sehingga
akan memudahkan penulis menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.
17Adapun informan penelitian yaitu:
1.
Ibu Hj Ida Munifah yakni salah satu anggota jamaah Sari Bumi dan
merupakan informan yang mengetahui latar belakang atau kronologi
masuknya pemahaman baru di Jamaah Sari Bumi.
2.
Bpk H Budi Siswanto yakni salah satu jamaah Sari Bumi
3.
Bpk Ahsanudin Jauhar yakni salah satu anggota Jamaah Sari Bumi
4.
Ibu Hj Farid Maftukha yakni salah satu anggota Jamaah Sari Bumi
5.
Ibu Alfiyah Agustin, S.kom yakni salah satu jamaah Sari Bumi
6.
Dan beberapa jamaah Sari Bumi yang lain sebagai informan pendukung.
17
Sugiyono,
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Bandung: Alfabeta,
2011), 218.
(23)
4.
Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data diklasifikasikan menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder.
18Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
responden atau informan yang diteliti dengan melakukan observasi, wawancara
dan alat lainnya. Sumber data primer adalah wawancara dan dokumentasi. Data
sekunder adalah data yang berasal dari bahan kepustakaan yang digunakan
untuk melengkapi data primer. Sumber data sekunder adalah berbagai literatur
atau buku-buku, koran, berita, maupun online/internet dari sumber terpercaya
yang ada kaitannya dengan tema penelitian.
5.
Teknik Pengumpulan Data
Pada teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data yang telah ada. Triangulasi teknik berarti peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data
dari sumber yang sama. Penulis menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Sedangkan
triangulasi sumber berarti mendapatkan data dari sumber yang berbeda dengan
teknik yang sama.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian dengan observasi, dan
wawancara. Observasi dilakukan untuk memperoeh informasi tentang kelakuan
manusia pada kenyataan. Observasi dilakukan untuk mengeksplorasi yaitu
menjajaki permasalahan terkait penelitian. Spradley dalam Susan Stainback
18
Joko Subagyo.
Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek
(Jakarta: Rineka Cipta,
2004), 87.
(24)
(Sugiyono), membagi observasi berpartisipasi menjadi empat yaitu,
pasive
participation, moderate participation, active participation
dan
complete
participation
. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan observasi pasif yaitu
penulis tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut tetapi mengetahui serta
mengamati kegiatan tersebut.
19Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam dengan
informan untuk menggali informasi-informasi penting dan tajam seputar tema
penelitian. Wawancara atau
interview
adalah bentuk komunikasi verbal yaitu
percakapan bertujuan memperoleh informasi. Dalam wawancara, pertanyaan
dan jawaban diberikan secara verbal. biasanya dilakukan saling berhadapan
tetapi dapat pula dilakukan melalui telepon. Wawancara dapat berfungsi
deskriptif yaitu dapat menggambarkan dunia kenyataan. Selain fungsi
deskriptif, wawancara juga berfungsi eksploratif, yaitu apabila penelitian yang
dilakukan masih samar atau belum dilakukan oleh orang lain sebelumnya.
20Salah satu keuntungan dalam wawancara mendalam adalah agar peneliti
lebih mudah merekam hasil wawancara sehingga memudahkan untuk
menganalisisnya, sekaligus dalam wawancara mendalam peneliti dapat
melakukan observasi langsung sebagai pembantu dan pelengkap pengumpulan
data. Teknik wawancara yang dipilih penulis adalah wawancara semi-struktur
19
Ibid., 227.
(25)
yaitu penulis lebih bebas dalam menggali data karena pihak yang diwawancara
diminta pendapat dan ide-idenya. Ciri-ciri wawancara semi-struktur yaitu:
21a.
Pertanyaan terbuka tetapi ada batasan tema dan alur pembicaraan.
b.
Kecepatan wawancara dapat diprediksi.
c.
Fleksibel, tetapi terkontrol (dalam hal pertanyaan atau jawaban)
d.
Ada pedoman yang dijadikan patokan dalam alur, urutan, dan
penggunaan kata.
e.
Tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena.
6.
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam
periode tertentu. Miles and Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktifitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh.
22Aktifitas
dalam analisis data yaitu
data reduction
(reduksi data),
data display
(penyajian
data) dan
conclusion drawing
(verifikasi).
a.
Reduksi Data adalah data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak
sehingga perlu untuk dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama penulis
turun ke lapangan maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan
rumit sehingga perlu dilakukan reduksi data. Reduksi data adalah
merangkum dan memilih hal-hal pokok, fokus pada hal-hal penting
21
Haris Herdiansyah.
Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial
(Jakarta:
Salemba Humanika, 2011), 123.
22
Sugiyono,
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Bandung: Alfabeta,
2011), 246.
(26)
kemudian dicari tema dan polanya. Dengan demikian terlihat gambaran
yang lebih jelas dan mempermudah penulis untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya.
b.
Penyajian Data pada penelitian kualitatif yaitu dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori. Menurut Milen dan Huberman
yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
23Dengan mendisplay
data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merancanakan kerja selanjutnya berdasar apa yang telah dipahami.
Namun dalam fenomena sosial bersifat kompleks dan dinamis sehingga
data juga mengalami perkembangan.
c.
Verifikasi atau penarikan kesimpulan yang masih bersifat sementara dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti yang kuat dan mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi gambaran
suatu objek yang masih remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi
jelas.
(27)
Teknik yang digunakan dalam menganalisa data penelitian ini dengan
menggunakan deskriptif kualitatif data yang dianalisa dalam bentuk paparan
atau deskripsi kata-kata yang jelas, kemudian data tersebut diinterpretasikan
secara rinci yang selanjutnya dapat diambil suatu kesimpulan.
7.
Pengujian Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi
credibility
(validitas internal),
transferability
(validitas eksternal),
dependability
(reliabilitas), dan
confirmability
(obyektifitas).
24a.
Validitas internal dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,
peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan
teman sejawat dan menggunakan bahan referensi. Melalui
tahapan-tahapan tersebut maka akan meningkatkan kualitas data karena adanya
pengecakan ulang data yang diperoleh dengan perpanjangan pengamatan.
Kemudian adanya pendukung untuk membuktikan data melalui rekaman
wawancara sebagai bahan referensi.
b.
Validitas eksternal merupakan cara penulis untuk membuat laporannya
dengan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya sehingga
pembaca dapat memahami dan menerapkan hasil penelitian di tempat
lain.
c.
Reliabilitas yaitu pembimbing mangaudit keseluruhan aktifitas penulis
dalam melakukan penelitian. Dari tahap awal yaitu menentukan fokus
masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan
(28)
analisis data, hingga membuat kesimpulan merupakan proses yang harus
dapat ditunjukkan oleh penulis.
d.
Obyektifitas atau menguji hasil penelitian terkait proses yang dilakukan.
Apabila hasil penelitian merupakan proses dari penelitian yang dilakukan
maka penulis telah memenuhi standar konfirmability.
H.
Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah hasil laporan ini dibangun dalam sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan meliputi subbab latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, penelitian yang relevan, metode penelitian dan
sistematika pembahasan.
BAB II: Kajian Teori yaitu teori-teori tentang konsep perubahan sosial, teori
tindakan sosial, dan teori gerakan sosial.
BAB III: setting penelitian, yang memuat tentang deskripsi umum lokasi
penelitian berupa demografis, sejarah singkat Sari Bumi, dan kondisi demografis
Sari Bumi.
BAB IV: Peyajian dan analisis data. Pada bab ini akan dipaparkan mengenai data
yang diperoleh di lapangan serta analisis mengenai pergeseran jamaah Sari Bumi
dan gerakan social dan keagamaan jamaah Sari Bumi.
(29)
BAB V: berisi tentang Penutup yakni kesimpulan dan saran sebagai jawaban atas
pertanyaan pada bab pertama yang dianalisis melalui bab kedua dan ketiga
maupun yang tertera pada judul.
(30)
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Perubahan Sosial
Perubahan bisa disebut sesuatu yang terjadi secara berbeda dari waktu ke
waktu ke waktu atau dari sebelum dan sesudah adanya suatu aktivitas. Setiap
aktivitas dan kegiatan akan menyebabkan perubahan karena suatu kegiatan atau
aktivitas mempunyai tujuan untuk membuat suatu perubahan. Perubahan itu dapat
melibatkan semua faktor seperti: sosial, ekonomi, politik dan budaya. Dan
perubahan bisa juga disebut sebagai norma karena perubahan itu tidak
menyebabkan trauma. Oleh karena itu, pola perubahan yang beraneka ragam akan
terbuka bagi semua masyarakat.
26Menurut Selo Soemarjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi
pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi
sistem sosial, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola perilaku
diantara kelompok dalam masyarakat menurutnya, antara perubahan sosial dan
perubahan kebudayaan memiliki satu aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut
paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan cara
masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Dan perubahan sosial bisa
disebabkan dari berbagai sumber seperti pertambahan penduduk yang akan
26 Robert H Lauer,
Perspektif Tentang Perubahan Sosial
(Jakarta: PT Rineka Cipta,
1993), 28
(31)
menimbulkan perubahan ekologi dan dapat menyebabkan perubahan tata
hubungan antar kelompok sosial.
27Sedangkan menurut Gillin John dan John Philip Gillin berpendapat bahwa
perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima, baik
karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk,
ideologi maupun karena adanya difusi atau penemuan baru dalam masyarakat.
28Dan menurut Seorjono Soekanto berpendapat, perubahan sosial adalah
perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan (
social relation
), atau perubahan terhadap
keseimbangan hubungan sosial.
29Dari beberapa definisi mengenai perubahan sosial tersebut dapat
disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perububahan sosial pada masyarakat
yang disebabkan oleh beberapa faktor yakni kondisi geografis, ideologi dan
penemuan baru dalam masyarakat yang mempengaruhi perubahannya dalam
sistem sosial, nilai, sikap dan pola perilaku masyarakat tersebut.
Timbulnya perubahan juga bisa disebabkan karena adanya perubahan
ideologi dasar suatu masyarakat atau perubahan orientasi dari masa lampau ke
masa depan yang akan menimbulkan kekuatan. Inovasi berkembang bersamaan
dengan proses menghilangnya kebiasaan-kebiasaan lama itu disebabkan karena
terjadinya perubahan yang sangat cepat.
30Bermacam perubahan dalam
lembaga-lembaga masyarakat yang bisa mempengaruhi sistem sosialnya sepeti nilai-nilai,
27
Selo Soemardjan,
Perubahan Sosial di Yogyakarta
(Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1986), 303
28 Jacobus Ranjabar,
Perubahan Sosial Teori-Teori dan Proses Perubahan Sosial Serta
Teori Pembangunan
( Bandung: Alfabeta, 2015), 5.
29Ibid,
(32)
sikap dan pola tingkah laku antar kelompok di dalam masyarakat. Itu semua bisa
dikatakan sebagai konsep dari perubahan sosial.
31Perubahan sosial dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari
sudut pengamatan, baik dari sudut aspek, fragmen atau dimensi sistem sosialnya.
Ini disebabkan keadaan sistem sosial itu tidak sederhana, tidak hanya berdimensi
tunggal, tetapi muncul sebagai kombinasi atau gabungan hasil keadaan baerbagai
komponen seperti betikut:
321.
Unsur-unsur pokok misalnya jumlah dan jenis individu serta tindakan
mereka
2.
Hubungan
antar
unsur
misalnya
ikatan
sosial,
loyalitas,
ketergantungan, hubungan antar individu, integrasi
3.
Berfungsinya unsur-unsur di dalam sistem misalnya peran pekerjaan
yang dimainkan oleh individu atau diperlukannya tindakan tertentu
untuk melestarikan ketertiban sosial
4.
Pemeliharaan batas misalnya kriteria untuk menentukan siapa saja
yang termasuk anggota sistem, syarat penerimaan individu dalam
kelompok, prinsip rekrutmen dalam organisasi dan sebagainya
5.
Subsistem misalnya jumlah dan jenis seksi, segmen atau divisi khusus
yang dapat dibedakan
6.
Lingkungan misalnya keadaan alam.
31
Ibid, 3
(33)
Adakalanya perubahan hanya terjadi sebagian, terbatas ruang lingkupnya,
tanpa menimbulkan akibat besar terhadap unsur lain dari sistem. Sistem sebagai
keseluruhan tetap utuh, tak terjadi perubahan menyeluruh atas unsur-unsurnya
meski didalamnya terjadi perubahan sedikit demi sedikit.
33Terdapat tiga konsep dalam perubahan sosial, yang
pertama
, studi mengenai
perbedaan.
Kedua
, studi harus dilakukan pada waktu yang berbeda. Dan yang
ketiga,
pengamatan pada sistem sosial yang sama. Itu berarti untuk dapat
melakukan studi perubahan sosial, harus melihat adanya perbedaan atau
perubahan kondisi objek yang menjadi fokus studi. Kemudian harus dilihat dalam
konteks waktu yang berbeda, maka dalam hal ini menggunakan studi komparatif
dalam dimensi waktu yang berbeda. Dan setelah itu objek yang menjadi fokus
studi komparasi harus merupakan objek yang sama. Jadi dalam perubahan sosial
mengandung adanya unsur dimensi, ruang dan waktu.
34.
Dalam proses perubahan pasti ada namanya jangka waktu atau kurun waktu
tertentu, ada dua istilah yang berkaitan dengan jangka waktu perubahan sosial
yang ada di masyarakat, yaitu ada evolusi dan revolusi. Adanya evolusi atau
perubahan dalam jangka waktu yang relative lama, itu akan tetap mendorong
masyarakat ataupun sistem-sistem sosial yang ada atau unit-unit apapun untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
3533 Soerjono Soekanto,
“
Memperkenalkan Sosiologi
”
, Cetakan Ketiga (Jakarta: CV
Rajawali, 1992), 13
34
Nanang Martono,
Sosiologi Perubahan Social
, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012), 2
35
Shmuel N. Eisenstadt,
Revolusi dan Transformasi Masyarakat
, (Jakarta: CV Rajawali,
(34)
Sedangkan perubahan dalam kurun waktu yang relative cepat (revolusi)
yang mana itu semua disebabkan oleh berbagai aksi sejumlah kekuatan-kekuatan
sosial seperti demografi, ekologis dan kelembagaan. Kemudian darisatu bagian
system dapat mempengaruhi seluruh bagian lainnya. Adanya perubahan yang
teralu cepat memberikan implikasi terhadap masyarakat sebagai penerima
perubahan, bagi masyarakat yang tergolong belum cukup siap dengan itu semua,
maka akan terjadi semacam konflik dengan kelompok-kelompok pengubah,
namun adanya konflik yang ada merupakan bagian dari gambaran revolusi
sejati.
36Adapun sebab utama dari perubahan sosial masyarakat dintaranya:
Keadaan geografi tempat masyarakat itu berada, keadaan biofisik kelompok,
kebudayaan, sifat anomi manusia. keempat unsur tersebut saling mempengaruhi
dan akhirnya mempengaruhi bidang-bidang yang lain.
Timbulnya perubahan masyarakat juga terdapat dari sebab-sebab karena
majunya ilmu pengetahuan (mental manusia), teknik dan penggunaanya di dalam
masyarakat, perubahan-perubahan pertambahan harapan dan tuntutan manusia,
komunikasi dan transport, urbanisasi, semuanya ini mempunyai pengaruh dan
mempunyai akibat di dalam masyarakat karenanya terdapatlah perubahan
masyarakat atau biasa disebut
social change.
37Perubahan masyarakat yang terjadi selama ini secara umum menyangkut
perubahan-perubahan struktur, fungsi budaya, dan perilaku masyarakat. Suatu
proses yang mengakibatkan keadaan sekarang berbeda dengan keadaan
36
Ibid, 86
37 Ibid, 178(35)
sebelumnya, perubahan bisa berupa kemunduran dan bisa juga berupa kemajuan
atau progress. Sedangkan masyarakat artinya sekelompok ikatan nilai dan
norma-norma sosial. Istilah masyarakat dapat juga diartikan sebagai wadah atau tempat
orang-orang yang saling berhubungan dengan hukum dan budaya tertentu untuk
mencapai tujuan bersama.
Adapun sebab utama dari terjadinya perubahan masyarakat dikarenakan
seperti berikut:
a.
Keadaan geografis tempat pengelompokan sosial: bisa mengakibatkan
perubahan karena keadaan geografis di mana mereka hidup ikut
berubah juga
b.
kebudayaan:
dengan
semua
tradisinya
kadang-kadang
bisa
menyebabkan bahwa orang tidak berani mengadakan progress karena
bertentangan dengan kebudayaan dan sekanjutnya mereka tidak dapat
melihat manfaat daripada pengadaan perubahan
c.
sifat anomie manusia: yaitu menjauhkan diri dari masyarakat, bisa
juga menjadi sebab mengapa perubahan masyarakat sukar dijadikan
progress yaitu karena keinginan untuk mengadakan segala-galanya
sendiri.
Keempat unsur ini termasuk saling mempengaruhi dari bidang-bidang lain
seperti teknologi, ilmu pengetahuan, organisasi dan management di dalam
masyarakatnya. Dan faktor-faktor ini juga dapat menimbulkan perubahan dari
bidang transport, ekonomi, politik dan tentunya bidang sosial. Maka dari itu,
(36)
perubahan dari sektor kehidupan manusia akan menimbulkan perubahan dari
sektor lain dan seterusnya.
38Hal ini menunjukan bahwa betapa luasnya bidang
–
bidang yang mungkin mengalami perubahan pada kebudayaan, maka tidak mudah
untuk mengemukakan batasannya secara ringkas dan terperinci karena bidang
kajian cukup luas. Kendala yang cukup serius dalam hubungannya dengan proses
perubahan-perubahan masyarakat yang semakin cepat adalah ketertinggalan
dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi baru, sehingga upaya untuk
dapat mengimbangi tuntutan kecepatan perubahan itu mengalami keterlambatan.
Keterlambatan perubahan ini terjadi karena dalam proses perubahan masyarakat
yang semakin cepat itu terdapat kumulasi benturan budaya dan kepentingan
hidup.
39Perubahan sosial tidak lain adalah penyimpangan kolektif dari pola-pola
yang telah mapan. Oleh karena itu, perubahan sosial dapat menimbulkan
gangguan pada keseimbangan sosial yang ada.
40Dalam kaitannya dengan perubahan sosial terhadap kehidupan masyarakat
harus dilihat bahwa ada faktor lain yang ikut berperan dalam mengubah kondisi
sosial tersebut, seperti pendidikan, media massa, transportasi, komunikasi,
maupun sektor-sektor pembangunan lainnya. Suatu perubahan juga dapat terjadi
karena dipaksakan pada suatu masyarakat dari luar dan tidak bisa ditolak karena
kuatnya pelopor perubahan. Akan tetapi, masyarakat tidak siap atau tidak
38
Ibid, 188-189
39Ibid, 19
40
Selo Soemardjan,
Perubahan Sosial di Yogyakarta
(Depok: Komunitas Bambu, 2009),
451.
(37)
menerimanya.
41Perubahan ini akan merangsang terjadinya perubahan tata
hubungan antara kelompok-kelompok sosial. Apabila diterapkan dalam skala
yang cukup besar, maka penemuan-penemuan dan inovasi teknologis akan
menimbulkan suatu tatanan baru dalam kehidupan ekonomi. Suatu perubahan
ideologi dasar suatu masyarakat (misalnya dalam agama atau konsep tentang
negara) atau perubahan orientasi dari masa lampau ke masa depan mudah
menimbulkan
kekuatan-kekuatan
yang
menyebabkan
perubahan
sosial.
Singkatnya, sumber-sumber pokok dari perubahan sosial terletak di dalam lingkup
biologi, teknologi dan ideologi masyarakat.
42Dan bila dipisah menjadi komponen
dan dimensi utamanya, teori sistem secara tidak langsung menyatakan
kemungkinan perubahan, sebagai berikut:
431.
perubahan komposisi (misalnya migrasi dari suatu kelompok ke
kelompok lain, menjadi anggota satu kelompok tertentu, demobilisasi
gerakan sosial).
2.
Perubahan struktur (misalnya, munculnya ikatan persahabatan,
terbentuknya kerja sama atau hubungan kompetitif).
3.
Perubahan fungsi.
4.
Perubahan batas (misalnya, penggabungan beberapa kelompok, atau satu
kelompok oleh kelompok lain.
5.
Perubahan lingkungan.
41
Ibid, 451
42 Ibid, 447 43 Ibid, 4(38)
B.
Teori Konflik Ralf Dahrendorf
Konflik merupakan gejala sosial yang serba hadir dalam kehidupan sosial,
sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap
ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja. Dalam pandangan ini, masyarakat
merupakan arena konflik atau arena pertentangan dan integrasi yang senantiasa
berlangsung.
Konflik artinya percecokan, perselisihan dan pertentangan. Sedangkan
konflik sosial yaitu pertentangan antar anggota atau masyarakat yang bersifat
menyeluruh dikehidupan.
44Dalam pengertian lain, konflik merupakan suatu
proses sosial yang berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau
kelompok-kelompok yang saling menentang dengan ancaman kekerasan.
45Secara sosiologis,
konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih
(kelompok) dimana salah satu pihak berusaha untuk menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Masyarakat
senantiasa dalam proses perubahan yang ditandai pertentangan yang terus
menerus diantara unsur-unsur. Manusia adalah makhlusk sosial yang mempunyai
andil dalam dalam terjadinya disintegrasi dan perubahan sosial. Masyarakat selalu
dalam keadaaan konflik menuju proses perubahan.
46Dahrendaf adalah pencetus pendapat yang mengatakan bahwa masyarakat
memiliki dua wajah (konflik dan konsesus) dan karena itulah teori sosiologi harus
dibagi ke dalam dua bagian, teori konflik dan teori konsensus. Teoritisi konsensus
44
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005) 587.
45 Ibid, 68.46 George Ritzer,
Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda
, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2013) 153.
(39)
harus menelaah integrasi nilai ditengah-tengah masyarakat sementara teoritisi
konflik harus menelaah konflik kepentingan dan koersi yang menyatukan
masyarakat di bawah tekanan-tekanan tersebut. Dahendraf mengakui bahwa
masyarakat tidak mungkin ada tanpa konflik dan konsensus. Teori konflik
Dahrendrof adalah hubungan konflik dengan perubahan. Dalam hal ini Dahrendof
menganggap konflik adalah satu bagian dari realitas sosial, yang mana konflik
tersebut juga bisa menyebabkan perubahan dan juga perkembangan. Teori konflik
dipahami melalui suatu pemahaman bahwa masyarakat memiliki dua wajah
karena setiap masyarakat kapan saja tunduk pada perubahan, sehingga asumsinya
bahwa perubahan sosial ada dimana-mana, selanjutnya masyarakat juga bisa
memperlihatkan perpecahan dan konflik pada saat tertentu dan juga bisa
memberikan konstribusi bagi disintegrasi dan perubahan, karena masyarakat
didasarkan pada paksaan dari beberapa anggotanya atas orang lain.
47C.
Teori Tindakan Sosial Weber
Tindakan sosial adalah hal-hal yang dilakukan individu atau kelompok di
dalam interaksi dan situasi sosial tersebut. Max Weber mengatakan, individu
manusia dalam masyarakat merupakan aktor yang kreatif dan realitas sosial bukan
merupakan alat yang statis daripada paksaan fakta sosial. Artinya tindakan
manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh norma, kebiasaan, nilai, dan
sebagainya yang tercakup di dalam konsep fakta sosial. Walaupun pada akhirnya
Weber mengakui bahwa dalam masyarakat terdapat struktur sosial dan pranata
47 Ibid, 157
(40)
sosial. Dikatakan struktur sosial dan pranata sosial merupakan dua konsep yang
saling berkaitan dalam membentuk tindakan sosial.
48Max Weber mendefinisakan sosiologi sebagai ilmu tentang institusi sosial.
Sosiologi Weber adalah ilmu tentang perilaku sosial. Menurutnya terjadi suatu
pergeseran tekanan kearah keyakinan, motivasi, dan tujuan pada diri anggota
masyarakat, yang semuanya memberi isi dan bentuk kepada kelakuannya. Kata
perilaku dipakai oleh Weber untuk perbuatan-perbuatan yang bagi si pelaku
mempunyai arti subyektif. Pelaku hendak mencapai suatu tujuan atau ia didorong
oleh motivasi. Menurut Weber perikelakuan menjadi sosial akan terjadi hanya
kalau dan sejauh mana arti maksud subyektif dari tingkahlaku membuat individu
memikirkan dan menunjukan suatu keseragaman yang kurang lebih tetap.
Menurut Max Weber, metode yang bisa dipergunakan untuk memahami
arti-arti subjektif tindakan seseorang dengan
verstehen
, yakni kemampuan untuk
berempati atau kemampuan untuk menempatkan diri dalam kerangka berpikir
orang lain yang perilakunya mau dijelaskan dan situasi serta tujuan-tujuannya
mau dilihat menurut perspektif tersebut.
49Konsep pendekatan
verstehen
untuk
memahami makna tindakan sesorang, berasumsi bahwa seseorang dalam
bertindak tidak hanya sekedar melaksanakannya tetapi juga menempatkan diri
dalam lingkungan berfikir dan perilaku orang lain. Konsep pendekatan ini lebih
mengarah pada suatu tindakan bermotif pada tujuan yang hendak dicapai atau
in
order to motive.
48 I.B Wirawan,
“
Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma
”
(Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2012) 79.
(41)
Interaksi sosial merupakan perilaku yang bisa dikategorikan sebagai
tindakan sosial. Dimana tindakan sosial merupakan proses aktor terlibat dalam
pengambilan-pengambilan keputusan subjektif tentang sarana dan cara untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah dipilih, tindakan tersebut mengenai semua
jenis perilaku manusia, yang ditujukan kepada perilaku orang lain, yang telah
lewat, yang sekarangdan yang diharapkan diwaktu yang akan datang. Tindakan
sosial (social action) adalah tindakan yang memiliki makna subjektif bagi dan dari
aktor pelakunya. Tindakan sosial seluruh perilaku manusia yang memiliki arti
subjektif dari yang melakukannya. Baik yang terbuka maupun yang tertutup, yang
diutarakan secara lahir maupun diam-diam, yang oleh pelakunya diarahkan pada
tujuannya. Sehingga tindakan sosial itu bukanlah perilaku yang kebetulan tetapi
yang memiliki pola dan struktur tertentu dan makna tertentu.
Max Weber mengklasifikasikan ada empat jenis sosial yang mempengaruhi
sistem dan struktur sosial masyarakat. Keempat jenis tindakan sosial itu adalah:
1.
Rasionalitas Instrumental
Disini tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas
pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan
tindakan itu dan kesediaan alat untuk mencapainya.
2.
Rasionalitas Yang Berorientasi Nilai
Sifat rasional tindakan jenis ini adalah bahwa alat-alat yang ada
hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara
tujuan-tujuannya sudah ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai
(42)
individu yang bersifat absolut. Artinya, nilai itu merupakan nilai akhir
bagi individu yang bersangkutandan bersifat nonrasional, sehingga tidak
memperhitungkan alternatif. Seperti contoh tindakan sosial jamaah Sari
Bumi yang melalukan segala sesuatu baik di tatanan sosial atau dalam
segi ibadahnya harus mempunyai landasan-landasan yakni di al-Qur,an
dan Hadits.
3.
Tindakan Tradisional
Dalam tindakan jenis ini, seseorang memperlihatkan perilaku
tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa
refleksi yang sadar atau perencanaan. Contoh misalnya melaksanakan
tradisi yang sekedar melaksanakan atau menuruti anjuran dan kebiasaan
orang tua yakni tasyakuran
4.
Tindakan Afektif
Tipe tindakan ini didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi
intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan ini sifatnya spontan, tidak
rasional, dan merupakan ekspresi emosional dari individu. Contoh
seseorang yang menangis tersedu-sedu karena sedih.
Kedua tipe tindakan yang terakhir sering hanya menggunakan
tanggapan secara otomatis terhadap rangsangan dari luar. Karena itu
tidak termasuk kedalam jenis tindakan yang penuh arti yang menjadi
sasaran penelitian sosiologi. Namun demikian pada waktu tertentu kedua
tipe tindakan tersebut dapat berubah menjadi tindakan yang penuh arti
sehingga dapat dipertanggungjawabkan untuk dipahami.
(43)
Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu tindakan
individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif
bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Suatu tindakan
individu yang diarahkan kepada benda mati tidak masuk dalam kategori
tindakan sosial, suatu tindakan akan dikatakan sebagai tindakan sosial
ketika tindakan tersebut benera-benar diarahkan kepada orang lain
(individu lainnya).
D.
Gerakan Sosial
Menurut kamus sosiologi, gerakan sosial merupakan suatu bentuk aksi
bersama yang bertujuan untuk melakukan reorganisasi sosial, baik yang
diorganisir secara rapi maupun secara cair dan informal. Dalam pembahasan
tentang gerakan sosial, banyak sekali para pakar teoritis sosial memberikan
definisi mengenai gerakan sosial (
social movement
) karena beragamnya ruang
lingkup yang dimilikinya. Salah satunya definisi gerakan sosial dari Anthony
Giddens menyatakan bahwa gerakan sosial adalah salah satu upaya kolektif untuk
mengejar suatu kepentingan bersama atau gerakan mencapai tujuan bersama
melalui tindakan kolektif (collective action) di luar lingkup lembaga- lembaga
mapan.
50Sebagai sebuah bentuk aksi kolektif, gerakan sosial merupakan suatu
tindakan yang telah membentuk pola tingkah laku, identitas, kepentingan yang
khas sebelum mengorganisasikan diri dan memobilisasi sumber daya untuk
(44)
mencapai tujuannya. Oleh karenanya gerakan sosial bukanlah suatu wujud
perilaku anomik dan irasional yang diakibatkan oleh perubahan sosial yang cepat.
Para perilaku gerakan sosial merupakan individu-individu atau kelompok rasional
dengan penuh integritas yang tengah mengembangkan strategi untuk memenuhi
kepentingan-kepentingan mereka.
51Gerakan sosial berkaitan dengan aksi organisasi atau kelompok
civil
society
dalam mendukung atau menentang perubahan sosial. Gerakan sosial dapat
dibagi menjadi dua yakni
old social movement
gerakan sosial lama yang
memfokuskan pada isu yang berkaitan dengan masalah materi dan biasanya
terkait dengan satu kelompok misalnya buruh atau petani) dan
new social
movement
gerakan sosial baru lebih berkaitan dengan masalah ide, nilai atau
masalah keagamaan. Seperti yang terjadi di Indonesia gerakan Serikat Dagang
Islam dikategorikan sebagai
Old Social Movement
karena berkaita dengan
ekonomi meskipun dimensi agama Islam juga terasa. Sedangkan gerakan seperti
Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah yang erat dengan masala ide merupakan
New Social Movement.
52Sedangkan menurut Spencer, yang dimaksud dengan gerakan sosial
adalah upaya kolektif yang ditunjukan untuk suatu perubahan tatanan kehidupan
yang baru. Ciri utama dari pandangan yang dikemukakan adalah dengan adanya
51
Darmawan Triwibowo Dan Moh Syafi Alielha, “Mengangankan Perubahan Sosial:
Analisis Perkembangan Bantuan Hukum Struktural Di Indonesia”, Dalam
Gerakan Sosial
Wahana Cicil Society Bagi Demokratisasi,
Ed. Darmawan Triwibowo (Jakarta: LP3ES,
2006), 157
52 Iwan Gardono Sujatmiko
, “Gerakan Sosial Dalam Dinamika Masyarakat”
, DalamGerakan Sosial Wahana Cicil Society Bagi Demokratisasi,
Ed. Darmawan Triwibowo
(Jakarta: LP3ES, 2006), xvi
(45)
upaya kolektif dan upaya tersebut diarahkan untuk terjadinya perubahan suatu
tatanan yang lebih baik lagi dari tatanan yang telah ada.
53Dari beberapa definisi terkait gerakan sosial tersebut bisa disimpulkan
bahwa gerakan sosial adalah gerakan kolektif untuk melakukan suatu gerakan
dengan mencapai suatu tujuan untuk perubahan tatanan hidup yang lebih baik dari
keadaan sebelumnya. Dengan gerakan tersebut maka tujuan-tujuan tersebut akan
dicapai demi kepentingan bersama.
Spencer mengemukakan ada tujuh tipe dari gerakan sosial berdasarkan
tujuannya:
541.
Gerakan Revolusi (
Revolutionary Movement
), merupakan tipe gerakan
yang dramatis, yang berusaha menggulingkan otoritas yang sudah mapan,
apabila diperlukan bisa saja menggunakan kekerasan, misalnya gerakan
bersenjata
2.
Gerakan Reformasi (
Reform Movement
), ditunjukan untuk mengoreksi
atau memperbaiki persoalan-persoalan yang muncul, misalnya gerakan
perempuan dan hak-hak sipil
3.
Gerakan Reaksi (
Reactionary Movement
), suatu gerakan yang
menginginkan situasi kehidupan dikembalikan kepada tatanan masa lalu,
menganggap bahwa tataan lama lebih baik daripada tatanan yang sekarang
4.
Gerakan Konservatif (
Conservative Movement
), suatu gerakan yang
sederhana yang ditunjukan untuk mempertahankan dan menjaga nilai-nilai
53
Oman Sukmana,
“
Konsep Dan Teori Gerakan Sosial
”
, (Malang: Intrans Publishing,
2016), 4
(46)
tata cara kehidupan mereka, mislanya gerakan kelompok konservatif untuk
mempertahankan bangunan lama dan menghambat laju pertumbuhan dn
perubahan kota besar
5.
Gerakan Utopia (
Utopian Movement
), suatu gerakan yang bertujuan
jangka panjang, menginginkan suatu tipe baru dari suatu masyarakat yang
berbeda dengan saat ini
6.
Gerakan Religius (
Religious Movement
), suatu gerakan yang mempunyai
tujuan religius, misalnya gerakan mistik
7.
Gerakan Etnis atau Nasionalis (
Etnic Or Nationalistic Movement
) , tipe
gerakan yang sangat penting dalam membuat perubahan di seluruh dunia.
Adapun bermacam-macam gerakan sosial seperti halnya gerakan buruh,
gerakan petani, gerakan mahasiswa, gerakan religius, gerakan sosial, gerakan
radikal, gerakan ideologi. Sedangkan menurut David Aberle membedakan
beberapa tipe gerakan sosial, dengan menggunakan kriteria tipe perubahan yang
dikehendaki (perubahan perorangan dan perubahan sosial) dan besar pengaruhnya
yang diinginkan (perubahan untuk sebagian dan perubahan menyeluruh), dengan
membedakan empat tipe gerakan sosial, tipologi Aberle sebagai berikut:
551.
Alternative Movement
(Gerakan Alternatif)
Merupakan gerakan yang bertujuan untuk merubah sebagian perilaku
perorangan. Dalam kategori ini dapat dimasukkan dengan kampanye untuk
merubah perilaku tertentu, seperti kampanye agar tidak minum minuman keras
dan lain sebagainya
(47)
2.
Redemptive Movement
(Gerakan Pembaharuan)
Suatu tipe gerakan yang memiliki fokus selektif, tetapi ditunjukan terhadap
perubahan yang radikal pada individu. Yakni perubahan menyeluruh pada
perilaku perorangan. Gerakan ini kebanyakan terdapat di bidang agama.
Melalui gerakan ini perorangan diharap untuk bertobat dan mengubah cara
hidupnya sesuai dengan ajaran agama
3.
Reformative Movement
(Gerakan Reformasi)
Gerakan ini yang hendak diubah bukan perorangan melainkan masyarakat.
Namun lingkup yang hendak diubah hanya segi-segi tertentu masyarakat,
misalnya gerakan kaum perempuan yang memperjuangkan persamaan hak
dengan laki-laki
4.
Transformative Movement
(Gerakan Revolusi)
Gerakan ini merupakan gerakan untuk mengubah masyarakat secara
menyeluruh. Dan merupakan suatu tipe gerakan sosial yang paling keras
(ekstrim) dibandingkan tipe gerakan sosial lainnya, berjuang untuk sebuah
transformasi dasar bagi seluruh masyarakat.
Dari beberapa teori tersebut, bisa dihubungkan dengan fenomena yang
terjadi pada jamaah Sari Bumi yakni pergeseran ideologi dan gerakan Islam
jamaah Sari Bumi. Dengan adanya perpindahan tempat dan penemuan paham
baru maka nilai-nilai maupun norma, budaya dan politik mengalami
pergeseran. Dengan adanya perubahan, maka akan menimbulkan suatu
tindakan yang berorientasi kepada nilai.
(48)
Sifat rasional tindakan jenis ini adalah bahwa alat-alat yang ada hanya
merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara
tujuan-tujuannya sudah ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang
bersifat absolut. Artinya, nilai itu merupakan nilai akhir bagi individu yang
bersangkutandan bersifat nonrasional, sehingga tidak memperhitungkan
alternatif. Seperti contoh tindakan sosial jamaah Sari Bumi yang melalukan
segala sesuatu baik di tatanan sosial atau dalam segi ibadahnya harus
mempunyai landasan-landasan yakni di al-Qur,an dan Hadits.
Dengan
adanya
pergeseran
maka
akan
menginginkan
adanya
pembaharuan. Dalam tahap pembaharuan akan terjadi suatu gerakan yang
berdasarkan nilai-nilai atau norma-norma dalam landasannya. Dalam tipologi
gerakan terdapat gerakan religius yang dapat dikaitkan dengan fenomena yang
terjadi pada Sari bumi dengan mendirikan sebuah yayasan yang hanya terikat
oleh
manhaj
tanpa ada intervensi dari pihak lain.
(1)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
78
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu:
1.
Pergeseran paham keagamaan jamaah Sari Bumi merupakan fenomena
perubahan sosial yang menarik. Adanya perubahan pemahaman tersebut
merubah semua nilai-nilai, norma-norma, dan juga budaya kelompok
tersebut yang dianut dan yang dilakukan sebelumnya. Baik di tatanan
spiritual atau beribadahnya, sosial, tradisi-tradisi dan pandangan politik
pun ikut berubah sesuai pergeseran paham tersebut. Yang dahulunya
merupakan warga Muhammadiyah, kini berubah menjadi faham salafi
atau salafus sholih.
2.
Adanya perubahan tersebut, dikarenakan salah satu anggota tersebut
menemukan paham baru, yang disebut paham pembaharuan yakni
semua tatanan kehidupan maupun beribadah harus ada sumbernya yakni
bersumber pada Qur’an dan Hadits. Kemudian paham baru itu pun
menyebar di kalangan jamaah tersebut karena kelompok tersebut
terdapat ikatan kekeluargaan dan kerabat yang kuat. Oleh sebab itu
(2)
79
paham baru pun dengan waktu yang relatif singkat merubah tatanan
sosial jamaah tersebut.
3.
Dengan adanya perubahan tersebut, maka mendorong jamaah tersebut
melakukan suatu gerakan. Yakni gerakan yang bergerak di bidang
pe
ndidikan dan dakwah dengan berpegang teguh pada Qur’an dan
Hadits tentunya dengan faham salafus sholeh, yakni dengan membangun
sebuah yayasan yang bernama
Yayasan Group Sari Bumi.
B.
Saran
Penulis menyadari bahwa penelitian ini membutuhkan penelaah yang lebih
mendalam dari penilitian ini yaitu untuk mendeskripsikan dari perubahan
pemahaman dalam gerakan sosial dan keagamaan jamaah Sari Bumi tersebut.
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan diatas,
maka saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:
1.
Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan, maka diperlukan
penelitian lebih lanjut untuk meneliti perubahan pemahaman dalam
gerakan sosial dan keagamaan Sari Bumi di Sidoarjo.
2.
Untuk penelitian selanjutnya, diperlukan analisis serta pendalaman
terhadap perspektif ekonomi politik akibat dari perubahan sosial Sari
Bumi tersebut.
(3)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Buku/Jurnal/Skripsi/Tesis:
Afadal dkk. Islam dan Radikalisme, Jakarta: LIPI Press, 2005.
Noer, Deliar. Gerakan Modern Islam Indonesia 1900-1942, Jakarta: LP3ES, 1980.
Tholkhah, Imam dkk.
Gerakan Islam Kontemporer di Indonesia, Jakarta: Diva
Pustaka, 2006.
Setiardja, Gunawan.
Hak-Hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila,
Yogyakarta: Kanisius, 1993.
Kawu, Shadiq.
Pergeseran Paradigma Keagamaan Mahasiswa Muslim di
Universitas Widyagama Mahakam Samarinda. Vol 2. Desember, 2015.
Rahmat, M. Imdadun.
Arus Baru Islam Radikal, Transmisi Revivalisme Islam Timur
Tengah ke Indonesia, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Suhanah.
Perkembangan Paham Keagamaan Transnasional di Indonesia, Jakarta:
Badan Litbang dan Diklat kementrian Agama RI, 2011.
Jalaludin, Rakhmat.
Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh
Analisis Statistik, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995.
Plano, Jack C dkk.
Kamus Analisa Politik,
terj. Edi S. Siregar, Jakarta: Rajawali
pers, 1994.
Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Social, Jakarta:
Salemba Humanika, 2011
Mungin, Burhan. Penelitian Kualitatif, Jakarta: Prenada Media Group, 2011.
Putra, Fadilah dkk. Gerakan Sosial, Malang: Averrors Press, 2006.
(4)
Subagyo, Joko.
Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta,
2004.
Ulum, Khalifadul.
“
Sistem Dana Bergulir
Kembangkan Toko Sari Bumi”.
Jawa Pos,
8 April 2016.
Irawan, Deni. “Islam dan Peace Building”.
Journal Religi. Vol X No 2, Juli 2014.
Moelong, Lexy J. Metode Peneltian. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
Sugiyono.
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2011.
Nasution. Metode Research: Penelitian Alamiah. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Lauer, Robert H.
Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta,
1993.
Seomardjan, Selo.
Perubahan Sosial Di Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1986.
Ranjabar, Jacobus.
Perubahan Sosial: Teori-Teori Dan Prosses Perubahan Sosial
Serta Teori Pembangunan. Bandung: Alfabeta, 2015
Sztompka, Piotr. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Group, 2007.
Martono, Nanang.
Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Press,
2012.
Eisenstadt, S.N.
Revolusi Dan Transformasi Masyarakat. Jakarta: CV Rajawali,
1986.
Soemarjan, Selo. Perubahan Sosial Di Yogyakarta. Depok: Komunitas Bambu, 2009.
Narwoko, Dwi Dan Bagong Suyanto.
Sosiologi: Teks Pengantar Dan Terapan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2004.
Soekanto, Soerjono. Memperkenalkan Sosiologi. Jakarta: CV Rajawali, 1992.
Wirawan, I.B.
Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2012.
(5)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Sukmana, Oman.
Konsep Dan Teori Gerakan Sosial. Malang: Intrans Publishing,
2016.
Berdame, Deybie. “Migrasi Dan Kepadatan Penduduk Di Kota Manado”.
BKKBN
. Sulawesi
Utara, 7 Januari 2013.
PP Muhammadiyah. “AD dan ART Muhammadiyah” hasil muktamar
Muhammadiyah ke 45 Bab 1 pasal 2 dan Bab II pasal 4 (malang: 2005).
Moh, Sholehuddin. “Gerakan Salafi Kontemporer”.
Jurnal Review Politik. Vol 3 No
1. Juni 2013
Shihab, M Quraish.
Wawasan
alQur’An: Tafsir Maudu’i Atas Pelbagai Persoalan
Umat.
Purba, Ardiyantha Sivadabert. “Potret Pandangan Akademisi Di Jurnal Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik UGM (JSP)Mengenai Permasalahan Demokrasi”.
Jurnal
Politik Muda. Vol 4 No 1. Januari-Maret, 2015.
Triwibowo, Darmawan dan Moh Syafi Alielha.
“Mengangankan Perubahan Sosial:
Analisis Perkembangan Bantuan Hukum Struktural Di Indonesia”, Dal
am
Gerakan Sosial Wahana Cicil Society Bagi Demokratisasi, Ed. Darmawan
Triwibowo. Jakarta: LP3ES, 2006.
Sujatmiko, Iwan Gardono.
“Gerakan Sosial Dalam Dinamika Masyarakat”, Dalam
Gerakan Sosial Wahana Cicil Society Bagi Demokratisasi, Ed. Darmawan
Triwibowo. Jakarta: LP3ES, 2006.
Internet:
Wikipedia,
https://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme
“Nasionalisme” (21 Juli 2017,
10.58).
Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Agama
“Agama” (Jum’at 14 Juli 2017,
18.22).
Peluangusaha85.blogspot,
http://peluangusaha85.blogspot.co.id/2017/01/suksesnya
toko-bangunan-dengan-120.html
“
Suksesnya Toko Bangunan Dengan 120
Jaringan”
(Jum’at 14 Juli 2017, 10.28).
(6)