SIKAP DAN PERASAAN CINTA TOKOH UTAMA DALAM CERPEN HARU WA BASHA NI NOTTE KARYA YOKOMITSU RIICHI ipi103563

SIKAP DAN PERASAAN CINTA TOKOH UTAMA DALAM
CERPEN HARU WA BASHA NI NOTTE KARYA YOKOMITSU
RIICHI
(melalui pendekatan Psikologi Sastra)

KARYA ILMIAH

Oleh :
Sandra Firdausya Setiawan
NPM 180610060124

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
JATINANGOR
2012

Sandra Firdausya Setiawan, Sastra Jepang Unpad Lulus pada 30 mei 2012

DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................... 1
ABSTRACT ................................................................................................................. 2

PENDAHULUAN........................................................................................................ 3
ISI/PEMBAHASAN.................................................................................................... 4
SIMPULAN ................................................................................................................ 8
DATA SUMBER ...................................................................................................... 10

Sandra Firdausya Setiawan, Sastra Jepang Unpad Lulus pada 30 mei 2012

SIKAP DAN PERASAAN CINTA TOKOH UTAMA DALAM CERPEN
“HARU WA BASHA NI NOTTE KARYA YOKOMITSU RIICHI
(pendekatan Psikologi Sastra)

ABSTRAK
Sandra Firdausya Setiawan
180610060124

Cerita pendek merupakan salah satu hasil karya sastra. Cerita pendek “Haru
wa Basha ni 3uma” berkisah tentang sepasang suami istri yang tinggal di tepi pantai.
Tokoh istri menderita penyakit paru-paru. Sejak istrinya sakit sikapnya menjadi lebih
egois, posesif, dan menuntut banyak perhatian dari suaminya. Tetapi tokoh suami
merawat tokoh istri dengan penuh kasih sayang. Skripsi ini menganalisis tentang

bagaimana sikap tokoh utama dan perasaan cinta yang seperti apa. Analisis ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra khususnya teori
psikoanalisis 3umanistic Erich Fromm yang membahas tentang cinta.

Kata kunci : Psikoanalisis Humanistik, Erich Fromm, Tema Cinta

Sandra Firdausya Setiawan, Sastra Jepang Unpad Lulus pada 30 mei 2012

ATTITUDES AND THE FEELING OF LOVE OF THE MAIN CHARACTER
IN THE SHORT STORY “HARU WA BASHA NI NOTTE” BY YOKOMITSU
RIICHI
(a Psychological of Literature approach)
ABSTRACT
Sandra Firdausya Setiawan
180610060124

A short story is one of literally works. “Haru wa Basha ni notte” tells about a
married couple who live in seashore. The wife has lungs disease. Since his wife got
the illness she’s more selfish, possessive, and beg for more attentiom from her
husband. But the husband still taking care of her with a lot of love. This thesis

analyzes about how the attitude of the main character and the feeling of love. This
analyzes will be done by using a psychological approach to literary theory, especially
Erich Fromm’s humanistic psychoanalysis about love.

Keywords: Humanistic Psychoanalysis, Erich Fromm, Love

Sandra Firdausya Setiawan, Sastra Jepang Unpad Lulus pada 30 mei 2012

I.

PENDAHULUAN

Sastra merupakan salah satu cabang seni yang banyak dinikmati dan
diapresiasikan. Keindahan yang terkandung dalam karya sastra selain menghibur di
sisi lain karya sastra juga mengandung banyak manfaat seperti moral, nilai
kebudayaan, dan ide – ide hebat yang disampaikan pengarang sehingga dapat
mengisprirasi para pembaca dalam mengarungi kehidupan. Sastra merupakan sebuah
kegiatan dengan proses penciptaan sebuah kreatifitas yang didalamnya terdapat
berbagai unsur. Ekspresi, harapan bahwa tidak jarang yang menuangkan kritikkan
akan segala hal yang yang terjadi di dunia melalui sebuah karya sastra.

Karya sastra dan pengarang mempunyai hubungan batin yang erat. Hubungan
batin itu bukan berarti bahwa seorang pengarang dalam menciptakan karya-karyanya
berdasarkan pada pengalaman pribadi dimasa lampau, tetapi hubungan yang
dimaksud adalah sesuatu yang mencerminkan segi kejiwaan, segi pendidikan,
pandangan sosial, bahkan filsafat hidup dan pandangan keagamaan seorang
pengarang.
Pada akhir abad ke-19 kesustraan Jepang memasuki era kesustraan modern.
Jenis kesustraan jaman ini banyak dipengaruhi oleh kebudayaan, pemikiran, dan
kesenian barat yang memang pada saat itu telah masuk dan mempengaruhi Jepang.
Salah seorang sastrawan Jepang yang menuangkan hasil pemikirannya menjadi
sebuah karya sastra modern adalah Yokomitsu Riichi buah karyanya berjudul Haru
wa Basha ni notte. Haru wa basha ni notte bercerita tentang sepasang suami istri yang
tinggal di tepi pantai. Tokoh istri menderita penyakit paru yang sudah parah dan
tokoh suami bekerja di rumah sebagai seorang penulis. Tokoh istri sudah tidak bisa
berbuat apa-apa kecuali tidur di ranjangnya. Sejak sang istri sakit, sikapnya menjadi
lebih egois, posesif, dan menuntut banyak perhatian kepada suaminya. Tokoh suami
sudah tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri, namun demikian ia tetap berusaha
memenuhi kebutuhan istrinya dan mencoba mengerti cara berfikir istrinya. kesetiaan

Sandra Firdausya Setiawan, Sastra Jepang Unpad Lulus pada 30 mei 2012


dan kecintaan tokoh suami ditunjukan dengan merawat tokoh istri dengan penuh
kasih sayang.
Dalam cerpen Haru wa Basha ni Notte, yang menjadi perhatian adalah
pembahasan karakter dari tokoh-tokoh yang terlibat disini yang dalam perjalanannya
mengalami konflik psikologi dalam diri masing-masing. Dan juga mengaitkan dengan
tema cinta itu dengan pola tingkah laku kedua tokoh utama dalam mengekspresikan
cintanya. Sedangkan dalam melihat cinta sebagai satu konsep diletakan diantara
kedua karakter tersebut, menurut Erich Fromm, cinta adalah suatu sikap yang aktif
bukan pasif. Tema cinta pada cerita ini adalah menguasai dan menjadikan apa yang
dimilikinya tersebut sebagai haknya. Itulah yang menyebabkan seseorang individu
merasakan kecemasan, kebosanan, merasa terisolasi dan kesepian.
II.

ISI

Cerpen Haru wa Basha ni Notte adalah cerpen karya Yokomitsu Riichi yang
ditulis pada tahun 1926 dan diterbitkan pada bulan Januari 1927. Karya-karya awal
Yokomitsu Riichi ini kebanyakan berupa cerita pendek dan merupakan fiksionalisasi
dari keadaan dirinya yang sebenarnya.

Di tepi pantai tinggal sepasang suami dan istri, sang istri menderita penyakit
paru-paru yang sudah parah sang suami bekerja di rumah sebagai seorang penulis.
Sejak sang istri sakit sikapnya kepada suaminya menjadi lebih egois dan posesif ia
membatasi semua kegiatan suaminya agar sang suami selalu berada di sampingnya
dan tidak mencari objek lain untuk menggantikan posisinya, Tokoh suami banyak
berkorban kebebasan pribadinya dan tenaga untuk istrinya, pengorbanan tokoh suami
saat ia harus mencari isi perut burung di semua toko di kota pantai untuk dimakan
istrinya. Tokoh suami merawat istrinya dengan penuh kesetiaan dan rasa sayang.
Penyakit sang istri semakin parah, dan sampai pada akhirnya dokter yang merawat
suaminya mengatakan kalau istrinya sudah tidak ada harapan lagi, saat mengetahui
Sandra Firdausya Setiawan, Sastra Jepang Unpad Lulus pada 30 mei 2012

berita itu ia menangis di halaman rumahnya ia seperti kehilangan separuh jiwanya
saat itulah ia merasa jauh lebih perhatian kepada istrinya dibandingkan saat istrinya
sehat. Tokoh suami memberikan bunga sweet pea kepada istrinya, bunga itu adalah
bunga yang menandakan datangnya musim semi. Lalu sang istri membenamkan
wajahnya di dalam bunga itu dengan kepuasaan dan perasaan bahagia.
2.2 Penokohan



Tokoh utama :

1. Tokoh Suami
2. Tokoh Istri



Tokoh tambahan :

Dokter

2.2.1 Latar Cerita



Latar tempat : suatu tempat di tepian pantai, di sebuah ranjang di kamar, took
daging burung yang ada di kota tepi pantai, halaman rumah.
Latar Waktu : musim gugur, musim dingin, musim semi.

2.2.3 Alur Cerita

Berdasarkan isi cerita Cerpen “Haru wa basha ni note” dikategorikan sebagai alur
maju.
2.2.4 Tema dan Amanat



Tema : Penderitaan dan Cinta
Amanat dalam cerita “Haru wa Basha ni Notte” ini ada 4
1. Tetap bersabar walau ditimpa berbagai macam masalah
2. Penderitaan yang dialami akan membawa kebahagiaan
3. Cinta itu bukan hanya harus selalu menerima, tetapi juga harus
memberi kepada yang dicintainya.

Sandra Firdausya Setiawan, Sastra Jepang Unpad Lulus pada 30 mei 2012

4. Pengertian antara suami dan istri merupakan sikap yang sangat
penting dalam kehidupan perkawinan.
Analisis :
a. Tokoh Istri
1. 「そりゃ考えることは考えるわ。あたし、早くよくなって、シャッ

シャッと井戸で洗濯がしたくってならないの」
“Sorya kangaerukoto wa kangaeruwa. Atashi, hayakuyokunatte, shatsu shatsu
to ido de sentaku ga shitakutte naranaino”.
“Tentu saja saya berpikir, saya ingin cepat sembuh dan sehat. Saya ingin
sekali mencuci di sumur dengan enaknya”.
(Haru wa Basha ni Notte : 9)
Awal dari segala perubahan sikap sang istri ini adalah ketika ia dinyatakan
mengidap penyakit paru-paru yang parah sejak saat itu sikapnya berubah menjadi
lebih egois dan manja. Tetapi di sisi lain ia juga ingin sekali sembuh dan melakukan
pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh seorang istri pada umumnya yaitu
mencuci pakaian dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya, naluri ingin
merawat sang suami dan melakukan pekerjaan rumah tangga adalah Id yang
muncul dari tokoh istri.
2. あたしは、何も文句を云わずに、看病がして貰いたいの。いやな
顔をされたり、うるさがられたりして看病されたって、ちっとも有難
いと思わないわ」
Atashi wa, nanimo monku wo iwazuni, kanbiyou ga shite moraita no. iyana
kao wo saretari, urusa ga retarishite kanbyousarette, chitto mo arigatai to
omowanaiwa.
“Aku tak ingin mengeluh tentang apapun. Aku hanya ingin dirawat. Jika

dirawat dengan wajah yang cemberut, dan selalu di cereweti, perawatan
seperti itu aku tidak suka, aku sama sekali tidak akan merasa berterimakasih”.
(Haru wa Basha ni Notte : 13)

Sandra Firdausya Setiawan, Sastra Jepang Unpad Lulus pada 30 mei 2012

Cuplikan di atas adalah salah satu sikap egois dari tokoh istri. Keegoisan sang
istri muncul saat ia hanya ingin dirawat oleh suaminya sendiri tetapi ia ingin dirawat
tanpa adanya keluhan dari suaminya. Disini mulai muncul bentuk aktif dari
penyatuan simbiosis tokoh istri, dalam klinis disebut dengan sadisme. Pribadi
sadistis ingin keluar dari kesendiriannya yaitu membuat pribadi lain menjadi
bingkisan dirinya. yaitu ia memaksa tokoh suami untuk mengikuti sesuai dengan apa
yang ia inginkan dalam merawatnya.

b. Tokoh Suami
1. 彼は砂風の巻き上る中を、一日に二度ずつ妻の食べたがる新鮮な鳥の
臓物を捜しに出かけて行った。
Kare wa sunafuu no maki noboru naka o, ichi nichi ni dozutsu tsuma no
tabeta garu shinsenna tori no zoumotsu o sagashi no dekakete itta.
Di tengah angin yang bergulung-gulung membawa pasir, ia keluar mencari isi

perut burung yang masih segar yang sangat dingin dimakan isterinya satu hari
dua kali.
( Haru wa Basha ni Notte : 10 )
Cuplikan di atas memperlihatkan tanggung jawab dari sang suami sebagai
bentuk cintanya kepada sang istri. Ia tetap harus pergi untuk mencari isi perut untuk
sang istri, yang biasa dimakan dua kali dalam satu hari walaupun di tengah angin
yang bergulung-gulung. Sang suami tetap menjaga integritasnya terhadap sang istri
dalam kondisi apa pun ia tetap pergi mencari isi perut burung. Karakter aktif dari
cinta yang dewasa ditunjukan untuk hasrat memberi daripada menerima. Dan
karakter cinta aktif juga terlihat dalam sikap tanggung jawab dari tokoh suami yang
selalu mengimplikasikan unsur-unsur dasar cinta tersebut.

Sandra Firdausya Setiawan, Sastra Jepang Unpad Lulus pada 30 mei 2012

III.

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang berupa pengumpulan data, pencatatan data,
menganalisis sikap dan perasaan cinta tokoh utama dalam cerpen “Haru wa Basha ni
notte” karya Yokomitsu Riichi melalui pendekatan psikologi sastra, khususnya teori
psikoanalisis humanistic Erich Fromm, penulis menarik simpulan.
1. Sikap dan perasaan cinta tokoh istri yang sedang sakit terhadap tokoh
suami.
a. Masalah sakitnya tokoh istri adalah penyebab awal dari segala
perubahan sikapnya terhadap suaminya. Sejak itu sikapnya menjadi
lebih egois, posesif dan menuntut banyak perhatian kepada suaminya.
b. Sikap tokoh istri yang memperlakukan tokoh suami menjadi objek
kepemilikannya. Hal tersebut karena ia takut kehilangan cinta dari
tokoh suami.
c. Pada akhirnya sikap tokoh istri kepada tokoh suami menjadi lebih baik
karena ia menyadari tindakannya selama ini telah merugikan suaminya.
Sikap tokoh istri mulai menunjukan tindakan cinta yang dewasa yaitu
mulai memelihara integritas suaminya.
2. Pengorbanan dan perasaan cinta yang seperti apa yang dilakukan tokoh
suami terhadap tokoh istri.
a. Tokoh suami melakukan pengorbanan kepada istrinya karena sikap
atau kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap orang yang
dicintainya berupa pengorbanan diri, perhatian, memberi kasih sayang,
menuruti perkataan dan patu pada apapun yang diinginkan orang yang
dicintainya tersebut.
b. Bentuk pengorbanan tokoh suami yaitu ia harus merelakan kebebasan
dirinya menjadi sangat sedikit. Semua pengorbanan tokoh suami
adalah bentuk tanggung jawab cintanya terhadap tokoh istri. Dan ia
Sandra Firdausya Setiawan, Sastra Jepang Unpad Lulus pada 30 mei 2012

melakukan tindakan cinta yang dewasa yaitu menjaga inegritas tokoh
istri dengan menunjukan hasrat memberi daripada menerima.

Dari analisis tersebut disimpulkan bahwa setiap manusia pasti memiliki rasa
cinta. Cinta itu bukan hanya harus selalu menerima, tetapi juga memberi kepada
yang dicintainya. Sesuai penjelasan Erich Fromm, cinta yang dewasa dapat menjadi
jawaban atas eksisteni manusia berupa keterpisahan, dengan cinta keterpisahan dan
kesendirin akan teratasi sehingga menjadi suatu pencegahan dari munculnya suatu
kegelisahan bahkan gangguan kejiwaan.

Sandra Firdausya Setiawan, Sastra Jepang Unpad Lulus pada 30 mei 2012

Daftar Sumber :
Fromm, Erich. 2005. The Art Of Loving. Jakarta: PT Gramedia.
Riichi, Yokomitsu. 春は馬車に乗って. 日本現在文学全種。65
Subono, Nur Iman. 2010. Erich Fromm Psikologi Sosial yang Humanis. Depok:
Kepik ungu.

Sandra Firdausya Setiawan, Sastra Jepang Unpad Lulus pada 30 mei 2012