Pembentukan Susunan Kedudukan Tupoksi Lembaga Teknis Kab.Sumbawa

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA
NOMOR 4 TAHUN 2008
TENTANG
PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN SUMBAWA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SUMBAWA
Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor
41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,
maka Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 4
Tahun 2000 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah

Kabupaten

Sumbawa,

sebagaimana

telah


diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa
Nomor 1 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 4 Tahun 2000
tentang

Pembentukan,

Kedudukan,

Tugas,

Fungsi,

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Sumbawa, perlu disesuaikan;
b. bahwa

dalam


rangka

penyesuaian

dan

penataan

organisasi perangkat daerah senantiasa diarahkan pada
efisiensi, efektifitas, dan produktivitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah;
c. bahwa

berdasarkan

pertimbangan

sebagaimana

dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan

Peraturan

Daerah

tentang

Pembentukan,

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Susunan,

Lembaga Teknis

Daerah Kabupaten Sumbawa.
Mengingat :

1.

Undang–Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang

Pembentukan Daerah–daerah Tingkat II dalam Wilayah
Daerah-daerah

Tingkat I Bali, Nusa Tenggara

Barat

dan

Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun

1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor
1665);
2.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok - pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun
1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara tahun
1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3890);

3.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan

Peraturan

Perundang-undangan

(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4389);
4. Undang-Undang
Pemerintahan

Nomor
Daerah

32


Tahun

(Lembaran

2004

tentang

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2005

tentang


Penetapan

Peraturan

Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4548);
5.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

6.


Peraturan

Pemerintah

Nomor

32

Tahun

2004

tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4428);
7.

Peraturan
tentang


Pemerintah

Pedoman

Penyelenggaraan

Nomor

Pembinaan

Pemerintahan

79
dan

Daerah

Tahun

2005


Pengawasan
(Lembaran

Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4593);
8.

Peraturan Pemerintah Nomor

38 Tahun 2007
2

tentang

Pembagian

Pemerintah,

Urusan


Pemerintahan

Pemerintahan

Daerah

Pemerintahan
Daerah

antara

Provinsi,

Kabupaten/Kota

dan

(Lembaran

Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4737);
9.

Peraturan Pemerintah Nomor
tentang

Organisasi

Perangkat

Negara Tahun 2007 Nomor

41 Tahun 2007

Daerah

(Lembaran

89, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4741);
10.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun
2007

tentang

Pengawasan

Peraturan

Daerah

dan

Peraturan Kepala Daerah;
11.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun
2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi
Perangkat Daerah;

12.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun
2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA
dan
BUPATI SUMBAWA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN,
KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI LEMBAGA TEKNIS
DAERAH KABUPATEN SUMBAWA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Sumbawa.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Bupati adalah Bupati Sumbawa.
4. Perangkat

Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari sekretariat
3

daerah, sekretariat dewan perwakilan rakyat daerah, dinas daerah,
lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa.
6. Lembaga Teknis Daerah adalah Badan, Kantor, dan Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Sumbawa.
7. Unit Pelaksana Teknis adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Badan.

8. Eselon adalah tingkatan jabatan struktural.
BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2
(1)Dengan

Peraturan

Daerah

ini

dibentuk

Lembaga

Teknis

Daerah

Kabupaten Sumbawa;
(2)Lembaga Teknis Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah
terdiri dari :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
2. Inspektorat;
3. Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat;
4. Badan Penanaman Modal dan Lingkungan Hidup;
5. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
6. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan;
7. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan;
8. Kantor Arsip dan Perpustakaan;
9. Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian;
10. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu;
11. Rumah Sakit Umum Daerah;
12. Satuan Polisi Pamong Praja.

BAB III
SUSUNAN ORGANISASI
Bagian Kesatu
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pasal 3
(1) Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri
dari :
1. Unsur Pimpinan adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah;
4

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Program;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
3. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari :
a. Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi, terdiri dari :
1)

Sub Bidang Pertanian ;

2)

Sub Bidang Pengembangan Dunia Usaha.

b. Bidang Perencanaan Pembangunan Prasarana, terdiri dari :
1)

Sub Bidang Prasarana Wilayah;

2)

Sub Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup.

c. Bidang Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya, terdiri dari :
1)

Sub Bidang Pemerintahan;

2)

Sub Bidang Sosial Budaya.

d. Bidang Penelitian, Pengembangan dan Statistik, terdiri dari :
1)

Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan;

2)

Sub Bidang Statistik, Evaluasi dan Pelaporan.

4. Kelompok Jabatan Fungsional
(2) Bagan Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran I dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.
Bagian Kedua
INSPEKTORAT
Pasal 4
(1)

Susunan Organisasi Inspektorat , terdiri dari :
Unsur

1.

Pimpinan

adalah

Inspektur ;
2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Perencanaan;
b. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan;
c. Sub Bagian Administrasi dan Umum.
3. Unsur Pelaksana adalah Inspektur Pembantu, terdiri dari :
a. Inspektur Pembantu Wilayah I, terdiri dari :
1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan;

5

2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;
3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan.

b. Inspektur Pembantu Wilayah II, terdiri dari :
1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan;
2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;
3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan.

c. Inspektur Pembantu Wilayah III, terdiri dari :
1)

Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan;

2)

Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;

3)

Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan.

d. Inspektur Pembantu Wilayah IV, terdiri dari :
1)

Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan;

2)

Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;

3)

Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan.

4. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Struktur Organisasi Inspektorat adalah sebagaimana tercantum
dalam lampiran II dan merupakan bagian

yang tidak terpisahkan

dengan Peraturan Daerah ini.
Bagian Ketiga
BADAN KESATUAN BANGSA POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Pasal 5
(1) Susunan Organisasi Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan
Masyarakat, terdiri dari :
1. Unsur Pimpinan adalah Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan
Perlindungan Masyarakat.
2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari :
a.

Sub Bagian Program;

b.

Sub Bagian Keuangan;

c.

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari :
a.

Bidang Kesatuan Bangsa, terdiri dari :
1) Sub Bidang Pengembangan Wawasan Kebangsaan;
2) Sub Bidang Hubungan Antar Lembaga.

6

b.

Bidang

Perlindungan Masyarakat dan Penanganan

Bencana Alam, terdiri dari :
1)

Sub Bidang Perlindungan Masyarakat;

2)

Sub Bidang Penanganan Bencana Alam.

c.

Bidang Politik terdiri dari :
1)

Sub Bidang Pengkajian Strategis Bidang Politik;

2)

Sub Bidang Pembinaan Politik.

4. Unit Pelaksana Teknis Badan.
5. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Struktur Organisasi Badan Kesatuan Bangsa Politik dan
Perlindungan Masyarakat adalah sebagaimana tercantum dalam
lampiran III dan merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dengan

Peraturan Daerah ini.
Bagian Keempat
BADAN PENANAMAN MODAL DAN LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 6
(1) Susunan Organisasi Badan Penanaman Modal dan Lingkungan Hidup,
terdiri dari:
1.

Unsur Pimpinan adalah Kepala Badan Penanaman
Modal dan Lingkungan Hidup;

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Program;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
3. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari :
a. Bidang Penanaman Modal, terdiri dari :
1)

Sub Bidang Pengembangan Investasi.

2)

Sub Bidang Promosi dan Realisasi Investasi.

b. Bidang Penataan dan Penyajian Informasi Lingkungan Hidup,
terdiri dari :
1)

Sub Bidang Penataan Lingkungan Hidup;

2)

Sub Bidang Penyajian Informasi Lingkungan Hidup.

c. Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan, terdiri dari :
1)

Sub Bidang Pengkajian Lingkungan.

2)

Sub Bidang Pengawasan Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan Hidup.

4. Unit Pelaksana Teknis Badan.
7

5. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2)

Bagan Struktur Organisasi Badan Penanaman Modal dan Lingkungan
Hidup

adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran

IV dan

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah
ini.
Bagian Kelima
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA
Pasal 7
(1) Susunan

Organisasi

Badan

Pemberdayaan

Masyarakat

dan

Pemerintahan Desa, terdiri dari :
1. Unsur Pimpinan adalah Kepala

Badan Pemberdayaan Masyarakat

dan Pemerintahan Desa;
2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari :
a.

Sub Bagian Program;

b.

Sub Bagian Keuangan;

c.

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari :
a. Bidang Pengembangan

Partisipasi Masyarakat dan Kehidupan

Sosial Budaya, terdiri dari :
1)

Sub Bidang Pengembangan Partisipasi dan Swadaya
Masyarakat;

2)

Sub Bidang Pengembangan Kehidupan Sosial Budaya
Masyarakat.

b. Bidang Usaha Ekonomi Desa, terdiri dari :
1)

Sub

Bidang

Peningkatan

Usaha-Usaha

Ekonomi

Masyarakat;
2)

Sub

Bidang

Pengembangan

Lembaga

Ekonomi

Masyarakat.
c.

Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat
Guna, terdiri dari :
1)

Sub Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Alam;

2)

Sub Bidang Pengkajian Teknologi Tepat Guna.

d. Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan terdiri dari:
1)

Sub Bidang Tata Pemerintahan Desa dan Kelurahan;

2)

Sub Bidang Kekayaan dan Kelembagaan Desa dan
Kelurahan;

4. Kelompok Jabatan Fungsional.

8

(2) Bagan Struktur Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran V
dan merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dengan Peraturan

Daerah ini.

Bagian Keenam
BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Pasal 8
(1) Susunan Organisasi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan, terdiri dari :
1. Unsur Pimpinan adalah Kepala Badan Keluarga Berencana dan
Pemberdayaan Perempuan.
2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Program;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
3. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari :
a. Bidang Keluarga Berencana, terdiri dari :
Sub Bidang Pengendalian Keluarga Berencana dan

1)

Kesehatan Reproduksi;
Sub Bidang Jaminan Pelayanan Keluarga Berencana.

2)

b. Bidang Keluarga Sejahtera, terdiri dari :
Sub

1)

Bidang

Advokasi

dan

Komunikasi

Informasi

Edukasi (KIE);
Sub

2)

Bidang

Pengembangan

Ketahanan

dan

Pemberdayaan Keluarga.
c. Bidang Data dan Jaringan Informasi, terdiri dari:
1)

Sub Bidang Pengolahan Data;

2)

Sub Bidang Jaringan Informasi.

d.

Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
terdiri

dari:

1)

Sub Bidang Pemberdayaan Perempuan;

2)

Sub Bidang Perlindungan Anak.

4. Unit Pelaksana Teknis Badan.
5. Kelompok Jabatan Fungsional.
9

(2)

Bagan

Struktur

Organisasi

Badan

Keluarga

Berencana

dan

Pemberdayaan Perempuan adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran VI dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
Peraturan Daerah ini

Bagian Ketujuh
BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pasal 9
(1) Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan,
terdiri dari:
Unsur Pimpinan adalah Kepala

1.

Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan .
2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Program;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
3. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari :
a. Bidang Administrasi Umum Kepegawaian, terdiri dari:
Sub

1)

Bidang

Pengolahan

Data

dan

Informasi

Kepegawaian;
Sub Bidang Pengadaan Pegawai.

2)

b. Bidang Pengembangan dan Pendayagunaan Aparatur, terdiri
dari:
1)

Sub Bidang Kepangkatan dan Pensiun;

2)

Sub Bidang Pola Karier.

c. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur, terdiri dari :
1)

Sub Bidang Pengelolaan Diklat Struktural;

2)

Sub Bidang Pengelolaan Diklat Teknis Fungsional.

d. Bidang Pembinaan Disiplin dan Kesejahteraan Aparatur, terdiri
dari:
1)

Sub Bidang Pembinaan Disiplin Aparatur;

2)

Sub Bidang Kesejahteraan Aparatur.

4. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Pendidikan dan
Pelatihan

adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran VII dan
10

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah
ini.
Bagian Kedelapan
KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN
Pasal 10
(1) Susunan Organisasi Kantor Arsip dan Perpustakaan, terdiri dari :
1. Unsur Pimpinan adalah Kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan.
2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sub Bagian Tata Usaha.

3. Unsur Pelaksana adalah Seksi, terdiri dari :
a. Seksi Kearsipan;
b. Seksi Perpustakaan;
c. Seksi Pengembangan Kearsipan dan Perpustakaan.
4. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2)

Bagan Struktur Organisasi Kantor Arsip dan Perpustakaan adalah
sebagaimana tercantum dalam lampiran VIII dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.
Bagian Kesembilan
KANTOR KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN
Pasal 11

(1) Susunan Organisasi Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Pertanian, terdiri dari :
1.

Unsur Pimpinan adalah Kepala Kantor
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian;

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sub Bagian Tata Usaha;
3. Unsur Pelaksana adalah Seksi, terdiri dari :
a. Seksi Informasi Ketahanan Pangan;
b. Seksi Sumber Daya Penyuluhan;
c. Seksi Kelembagaan Penyuluhan.
4. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2)

Bagan Struktur Organisasi Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Pertanian adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran IX dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah
ini.
Bagian Kesepuluh
11

KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU
Pasal 12
(1) Susunan Organisasi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu terdiri dari :
1.

Unsur Pimpinan adalah Kepala
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu;

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sub Bagian Tata Usaha;
3. Unsur Pelaksana adalah Seksi, terdiri dari :
a. Seksi Pelayanan;
b. Seksi Verifikasi dan Pengaduan Masyarakat;
c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi Perizinan.
4. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu adalah
sebagaimana tercantum dalam lampiran X dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.
Bagian Kesebelas
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Pasal 13
(1) Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah, terdiri dari :
1.

Unsur Pimpinan adalah Direktur;

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Bagian Tata Usaha, terdiri dari:
a. Sub Bagian Program;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
3. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari :
a. Bidang Pelayanan, terdiri dari :
1)

Seksi Pelayanan Medis;

2)

Seksi Penunjang Medis.

b. Bidang Keperawatan, terdiri dari :
1)

Seksi Bimbingan Asuhan Keperawatan;

2)

Seksi Etika dan Mutu Keperawatan.

4. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2)

Bagan Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah adalah
sebagaimana tercantum dalam lampiran XI dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.
Bagian Kedua Belas
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
12

Pasal 14
(1) Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja, terdiri dari :
1.

Unsur

Pimpinan

adalah

Kepala

Satuan

Polisi

Pamong Praja;
2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sub Bagian Tata Usaha;
3. Unsur Pelaksana adalah Seksi, terdiri dari :
a. Seksi Penyidikan;
b. Seksi Operasi, Ketentraman dan Ketertiban;
c. Seksi Kesamaptaan.
4. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2)

Bagan

Struktur

Organisasi

Satuan

Polisi

Pamong

Praja

adalah

sebagaimana tercantum dalam lampiran XII dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.
BAB IV
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pasal 15
(1) Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

merupakan unsur

pendukung tugas Kepala Daerah , dipimpin oleh Kepala Badan yang
berkedudukan

di bawah

dan

bertanggung

jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah.
(2) Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

mempunyai

tugas

melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang perencanaan pembangunan daerah.
(3) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan perencanaan pembangunan daerah;
b. perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan daerah ;
c. pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah ;
d. pembinaan, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang
perencanaan pembangunan ekonomi, perencanaan pembangunan
prasarana,

perencanaan

pembangunan

sosial

budaya

serta

penelitian, pengembangan dan statistik;
e. pelaksanaan

kegiatan

penatausahaan

Badan

Perencanaan

Pembangunan Daerah.

13

f. pelaksanaan

tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.
Bagian Kedua
INSPEKTORAT
Pasal 16
(1)

Inspektorat

merupakan

unsur

pengawas

penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah, dipimpin oleh Inspektur yang berkedudukan di
bawah

dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan secara

teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.
(2)

Inspektorat

mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan urusan pemerintahan daerah kabupaten, pelaksanaan
pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan
urusan pemerintahan desa.
(3)

Inspektorat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan perencanaan bidang pengawasan;
b. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan;
c. penyelenggaraan

pengawasan

terhadap

pelaksanaan

urusan

pemerintahan daerah dan pemerintahan desa dan kasus pengaduan.
d.

pelaksanaan

pemeriksaan,

pengusutan,

pengujian

dan

penilaian tugas pengawasan;
e. pelaksanaan

pembinaan,

koordinasi

dan

evaluasi

kegiatan

pengawasan;
f. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Inspektorat;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.
Bagian Ketiga
BADAN KESATUAN BANGSA POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Pasal 17
(1)Badan

Kesatuan

Bangsa

Politik

dan

Perlindungan

Masyarakat

merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh
Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2)Badan

Kesatuan

mempunyai

tugas

Bangsa

Politik

melaksanakan

dan

Perlindungan

penyusunan

dan

Masyarakat
pelaksanaan

14

kebijakan daerah di bidang kesatuan bangsa , politik dan perlindungan
masyarakat.
(3)Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat dalam
melaksanakan

tugas

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(2),

menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan perencanaan bidang kesatuan bangsa, politik dan
perlindungan masyarakat;
b. perumusan kebijakan teknis

bidang kesatuan bangsa, politik dan

perlindungan masyarakat;
c. pengkoordinasian
pemerintahan

pemberian

daerah

dukungan

bidang

atas

kesatuan

penyelenggaraan

bangsa,

politik

dan

perlindungan masyarakat;
d. pembinaan, pengendalian

dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan

bidang pembinaan kesatuan bangsa, perlindungan masyarakat dan
penanganan bencana alam serta pembinaan politik;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Kesatuan Bangsa Politik
dan Perlindungan Masyarakat;
f. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan Kesatuan Bangsa
Politik dan Perlindungan Masyarakat;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.
Bagian Keempat
BADAN PENANAMAN MODAL DAN LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 18
(1) Badan Penanaman Modal dan Lingkungan Hidup merupakan unsur
pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh Kepala Badan yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
(2) Badan Penanaman Modal dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang penanaman modal dan lingkungan hidup.
(3) Badan Penanaman Modal dan Lingkungan Hidup dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

menyelenggarakan

fungsi:
a. penyusunan perencanaan bidang penanaman modal dan lingkungan
hidup ;

15

b. perumusan

kebijakan

teknis

bidang

penanaman

modal

dan

lingkungan hidup;
c. pengkoordinasian

pemberian

dukungan

atas

penyelenggaraan

pemerintahan daerah di bidang penanaman modal dan lingkungan
hidup ;
d. pembinaan, pengendalian
bidang

penanaman

dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan

modal,

penataan

dan

penyajian

informasi

lingkungan hidup serta pengendalian dampak lingkungan;
e. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan Penanaman Modal
dan Lingkungan Hidup;
f. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Penanaman Modal dan
Lingkungan Hidup;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.
Bagian Kelima
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA
Pasal 19
(1)

Badan Pemberdayaan Masyarakat

dan Pemerintahan

Desa merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh
Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2)

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
mempunyai
kebijakan

tugas

daerah

melaksanakan
di

bidang

penyusunan
pemberdayaan

dan

pelaksanaan

masyarakat

dan

pemerintahan desa.
(3)

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
menyelenggarakan fungsi:
a.

penyusunan perencanaan bidang pemberdayaan masyarakat
dan pemerintahan desa ;

b.

perumusan kebijakan teknis bidang pemberdayaan masyarakat
dan pemerintahan desa;

c.

pengkoordinasian pemberian dukungan atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan
pemerintahan desa ;

d.

pembinaan, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan
bidang pengembangan kehidupan sosial budaya dan partisipasi

16

masyarakat, usaha ekonomi desa, pemanfaatan sumber daya alam
dan teknologi tepat guna serta pemerintahan desa dan kelurahan;
e.

pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa;

f.

pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsinya.
Bagian Keenam
BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Pasal 20
(1)

Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
merupakan unsur pendukung tugas Kepala

Daerah, dipimpin oleh

Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2)

Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
mempunyai

tugas

melaksanakan

penyusunan

dan

pelaksanaan

kebijakan daerah di bidang keluarga berencana dan pemberdayaan
perempuan.
(3)

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud
pada

ayat

(2),

Badan

Keluarga

Berencana

dan

Pemberdayaan

Perempuan mempunyai fungsi:
a. penyusunan

perencanaan

bidang

keluarga

berencana

dan

pemberdayaan perempuan;
b. perumusan

kebijakan

teknis

bidang

keluarga

berencana

dan

pemberdayaan perempuan;
c. pengkoordinasian
pemerintahan

pemberian

daerah

di

dukungan
bidang

atas

keluarga

penyelenggaraan
berencana

dan

pemberdayaan perempuan;
d. pembinaan, pengendalian

dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan

bidang keluarga berencana, keluarga sejahtera, pengolahan data dan
pengembangan jaringan informasi, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak;
e. pembinaan

terhadap

Unit

Pelaksana

Teknis

Badan

Keluarga

Berencana dan Pemberdayaan Perempuan;
f. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Keluarga Berencana
dan Pemberdayaan Perempuan;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

17

Bagian Ketujuh
BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pasal 21
(1)

Badan Kepegawaian Pendidikan

dan Pelatihan

adalah unsur

pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh Kepala Badan yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
(2)

Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.

(3)

Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan dalam melaksanakan
tugas sebagaimana di maksud pada ayat (2), menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan perencanaan bidang kepegawaian, pendidikan dan
pelatihan;
b. perumusan kebijakan teknis

bidang kepegawaian, pendidikan dan

pelatihan;
c. pengkoordinasian

pemberian

dukungan

atas

penyelenggaraan

pemerintahan daerah di bidang kepegawaian, pendidikan dan
pelatihan;
d. pembinaan, pengendalian
bidang

administrasi

dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan

umum

kepegawaian,

pengembangan

dan

pendayagunaan aparatur, pendidikan dan pelatihan aparatur serta
pembinaan disiplin dan kesejahteraan aparatur;
e. pelaksanaan

kegiatan

penatausahaan

Badan

Kepegawaian

Pendidikan dan Pelatihan;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.
Bagian Kedelapan
KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN
Pasal 22
Kantor Arsip dan Perpustakaan merupakan unsur

(1)

pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh Kepala Kantor yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.

18

Kantor Arsip dan Perpustakaan mempunyai tugas

(2)

melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang arsip dan perpustakaan.
Kantor Arsip dan Perpustakaan dalam melaksanakan

(3)

tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan perencanaan bidang arsip dan perpustakaan;
b. perumusan kebijakan teknis bidang arsip dan perpustakaan;
c. pengkoordinasian

pemberian

dukungan

atas

penyelenggaraan

pemerintahan daerah di bidang arsip dan perpustakaan;
d. pembinaan, pengendalian

dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan

bidang arsip dan perpustakaan;
e. pelaksanaan

kegiatan

penatausahaan

Kantor

Arsip

dan

Perpustakaan;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

Bagian Kesembilan
KANTOR KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN
Pasal 23
(1)

Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian merupakan
unsur pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh Kepala Kantor
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.

(2)

Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian mempunyai
tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian.

(3)

Kantor

Ketahanan

melaksanakan

Pangan

tugas

dan

sebagaimana

Penyuluhan
dimaksud

Pertanian
pada

dalam

ayat

(2),

menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan perencanaan bidang ketahanan pangan dan penyuluhan
pertanian;
b. perumusan

kebijakan

teknis

bidang

ketahanan

pangan

dan

penyuluhan pertanian;
c. pengkoordinasian

pemberian

dukungan

atas

penyelenggaraan

pemerintahan daerah di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan
pertanian;

19

d. pembinaan, pengendalian

dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan

bidang ketahanan pangan, pengembangan sumber daya penyuluhan
dan pembinaan kelembagaan penyuluhan;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Kantor Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Pertanian;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bagian Kesepuluh
KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU
Pasal 24
(1) Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu merupakan unsur pendukung tugas
Kepala Daerah, dipimpin oleh Kepala Kantor yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.
(2) Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelayanan
perizinan terpadu.
(3) Kantor

Pelayanan

Perizinan

Terpadu

dalam

melaksanakan

tugas

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan perencanaan bidang pelayanan perizinan terpadu;
b. perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan perizinan terpadu;
b. pengkoordinasiaan pelaksanaan kegiatan bidang pelayanan perizinan
terpadu;
c. pembinaan, pengendalian

dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan

bidang pelayanan perizinan terpadu;
d. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu;
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bagian Kesebelas
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Pasal 25
(1)

Rumah Sakit Umum Daerah merupakan unsur pendukung tugas
Kepala Daerah, dipimpin oleh Direktur yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

20

(2)

Rumah

Sakit

Umum

Daerah

mempunyai

tugas

melaksanakan

pelayanan kesehatan paripurna kepada masyarakat.
(3)

Rumah

Sakit

Umum

Daerah

dalam

melaksanakan

tugas

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan perencanaan bidang pelayanan kesehatan;
b. perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan;
c. pelaksanaan pelayanan medis dan administrasi pasien;
d. pelaksanaan bimbingan asuhan keperawatan, etika dan mutu
keperawatan;
e. pembinaan, pengendalian

dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan

bidang pelayanan kesehatan;
f. pelaksanaan penatausahaan Rumah Sakit Umum Daerah;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua Belas
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
Pasal 26
(1)

Satuan

Polisi

Pamong

Praja

merupakan

unsur

pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh Kepala Satuan yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
(2)

Satuan
memelihara

dan

Polisi

Pamong

menyelenggarakan

Praja

mempunyai

ketentraman

dan

tugas

ketertiban

umum, menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.
(3)

Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan program dan pelaksanaan ketentraman dan ketertiban
umum, penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;
b. pelaksanaan

kebijakan

pemeliharaan

dan

penyelenggaraan

ketentraman dan ketertiban umum di Daerah;
c. pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan
Kepala Daerah;

21

d. pelaksanaan

koordinasi

pemeliharaan

dan

penyelenggaraan

ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan
Daerah, Keputusan Kepala Daerah dengan aparat Kepolisian Negara,
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan atau aparatur lainnya;
e. pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan menaati
Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.
f. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Satuan Polisi Pamong Praja;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

BAB V
UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN
Pasal 27
(1)

Unit Pelaksana Teknis Badan merupakan unsur pelaksana
teknis yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau
beberapa kecamatan.

(2)

Unit Pelaksana Teknis Badan dipimpin oleh seorang Kepala
Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Badan.

(3)

Unit Pelaksana Teknis Badan, terdiri dari 1 (satu) Sub
Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional.

(4)

Unit Pelaksana Teknis Badan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dibentuk dengan Peraturan Bupati.
BAB VI
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 28

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Lembaga Teknis Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
Pasal 29
(1)

Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud Pasal 28,
terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang
terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

22

(2)

Setiap Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud ayat (1)
dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh
Bupati.

(3)

Bupati
kebutuhan

dapat
dan

membentuk
ketentuan

Jabatan

peraturan

Fungsional

sesuai

dengan

perundang-undangan

yang

berlaku.
(4)

Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
BAB VII
ESELONERING
Pasal 30

(1)Kepala Badan dan Inspektur merupakan jabatan struktural eselon IIb.
(2)Sekretaris pada Badan,

Inspektur Pembantu, Kepala Kantor, Kepala

Satuan Polisi Pamong Praja dan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
merupakan jabatan struktural eselon IIIa.
(3)Kepala Bidang pada Badan, Kepala Bagian Tata Usaha dan Kepala
Bidang pada Rumah Sakit Umum Daerah merupakan jabatan struktural
eselon IIIb.
(4)Kepala Seksi, Kepala Sub Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Unit
Pelaksana Teknis Badan merupakan jabatan struktural eselon IV a.
(5)Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada Unit Pelaksana Teknis Badan
merupakan jabatan struktural eselon IVb.
BAB VIII
KEPEGAWAIAN
Pasal 31
Para

pejabat

dilingkungan

Lembaga

Teknis

Daerah

diangkat

dan

diberhentikan oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
BAB IX
PEMBIAYAAN
Pasal 32
Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas Lembaga Teknis
Daerah dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Sumbawa serta sumber lain yang sah.
23

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 33
Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Sumbawa diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34
Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah
Kabupaten

Sumbawa

Nomor

4

Tahun

2000

tentang

Pembentukan,

Kedudukan, Tugas, Fungsi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Sumbawa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Nomor 1 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Kabupaten

Sumbawa

Nomor

4

Tahun

2000

tentang

Pembentukan,

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Sumbawa dan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa
Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dan Peraturan Daerah
Kabupaten Sumbawa Nomor 28 Tahun 2005 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Informasi Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Pertanian serta Peraturan lainnya yang bertentangan dengan
Peraturan Daerah ini dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 35
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar

setiap

orang

mengetahuinya,

memerintahkan

pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Sumbawa.
Ditetapkan di Sumbawa Besar
pada tanggal 18 Januari 2008
BUPATI SUMBAWA,

JAMALUDDIN MALIK
24

Diundangkan di Sumbawa Besar
pada tanggal 18 Januari 2008
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMBAWA,

A. KAHAR KARIM
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2008 NOMOR 4

25

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA
NOMOR 4 TAHUN 2008
TENTANG
PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK
DAN FUNGSI LEMBAGA TEKNIS DAERAH
KABUPATEN SUMBAWA

A.

PENJELASAN UMUM
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu
organisasi

adalah

adanya

urusan

pemerintahan

yang

menjadi

kewenangan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan,
namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan
harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri.
Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, Kepala Daerah
dibantu

oleh

perangkat

daerah.

Perangkat

daerah

adalah

unsur

pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah,
lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan.
Lembaga Teknis Daerah dapat berbentuk Badan, Kantor, dan Rumah
Sakit, merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah dengan tugas
pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
yang bersifat spesifik.
Berdasarkan amanat pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor
41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang menyatakan
bahwa Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah ini,
maka Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sumbawa sebagai perangkat
daerah perlu dilakukan penataan yang disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,
yang

selanjutnya

ditetapkan

dengan

Peraturan

Daerah

tentang

Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga
Teknis Daerah Kabupaten Sumbawa.

26

B. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL.
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.

27

Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Ayat (1)
Kegiatan teknis operasional yang dilaksanakan unit pelaksana
teknis badan adalah tugas untuk melaksanakan kegiatan teknis
yang

secara

langsung

berhubungan

dengan

pelayanan

masyarakat sedangkan teknis penunjang adalah melaksanakan
kegiatan untuk mendukung pelaksanaan tugas badan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Badan meliputi nama,
jumlah, dan wilayah kerja.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.

28

Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 533

29