Susunan, Kedudukan, Fungsi, Kewenangan, Hak dan Kewajiban DPR menurut UUD 1945, serta hubungannnya dengan lembaga negara lainnya

  

Susunan, Kedudukan, Fungsi, Kewenangan, Hak dan Kewajiban

DPR menurut UUD 1945, serta hubungannnya dengan lembaga

negara lainnya

  Dr. Fatmawati, S.H., M.H.

  Pengajar Hukum Tata Negara FHUI

Struktur LPR

  

  Secara umum, struktur LPR di dunia terdiri dari sistem satu kamar (unicameralism) dan sistem bikameral (bicameralism). Dari 196 negara di dunia, 76 negara menggunakan sistem bikameral, sedangkan 120 negara

Struktur LPR

  Berdasarkan beberapa konstitusi negara di dunia, diketahui pula bahwa LPR dapat memiliki 3 kamar (tricameralism), bahkan lebih (multicameralism).

  

  Republik Cina Taiwan berdasarkan UUD tahun 1946 memiliki 3 kamar (sebellum tahun 1994), demikian

Kriteria Kamar/Majelis (Fatmawati)

  1.  Memiliki fungsi-fungsi tersendiri, sesuai dengan fungsi parlemen.

  2. Memiliki anggota tersendiri, yang merupakan wakil rakyat dengan kategori dan metode seleksi tertentu

  

Sekretariat Jenderal MPR-RI, Panduan Dalam Memasyarakatkan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945: Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Sesuai dengan Urutan Bab, Pasal, dan Ayat

Dalam melakukan perubahan terhadap UUD 1945, Panitia Ad Hoc

(PAH) I MPR menyusun kesepakatan dasar berkaitan dengan

   perubahan UUD 1945, yaitu:

tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

mempertegas sistem pemerintahan presidensial; Penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

SEPARATION OF POWERS (JOHN LOCKE)

  Kekuasaan legislatif yaitu kekuasaan membuat undang-undang (UU), kekuasaan eksekutif, yaitu

kekuasaan melaksanakan UU, dan kekuasaan

federatif, yaitu kekuasaan yang meliputi kekuasaan mengenai perang dan damai,

membuat perserikatan dan aliansi serta segala

SEPARATION OF POWERS (JOHN LOCKE)

   150. In all cases whilst government subsists, the legislative is the supreme power. For what can give laws to another must needs be superior to him, and since the legislative is no otherwise legislative of the society but by the right it has to make laws for the all

parts, and every member of the society prescribing

rules for their action, they are transgressed, the

SEPARATION OF POWERS (JOHN LOCKE)

  

  kekuasaan eksekutif ikut membahas dan menyetujui UU

SEPARATION OF POWERS (MONTESQUIEU)

  Kekuasaan legislatif memiliki kekuasaan membuat UU, dan mengubah atau menghapus UU; kekuasaan eksekutif memiliki kekuasaan menyatakan perang atau damai, mengirimkan atau menerima duta, menjamin keamanan umum serta menghalau musuh yang masuk; sedangkan kekuasaan yudisial memiliki

SEPARATION OF POWERS (MONTESQUIEU)

  Jika Raja memiliki bagian memberikan keputusan (the

  

power of the resolving) dalam badan pembuat UU

  (legislature) maka kebebasan akan hilang, sehingga kekuasaan eksekutif hanya memiliki hak untuk menolak (the power of rejecting) untuk mendukung hak prerogratif yang dimilikinya. Kekuasaan

Susunan dan Kedudukan DPR

  Pasal 19 Perubahan Kedua UUD 1945 (3) DPR bersidang sedikitnya sekali dalam setahun

   (2) Susunan DPR diatur dengan UU (1) Anggota DPR dipilih melalui pemilu

  Pasal 67 UU No. 27 Tahun 2009 DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih melalui pemilihan umum.

Fungsi Parlemen

  

  Carl J. Friedrich (Constitutional Government and

  Democracy: Theory and Practice in Europe and America ): Representative assemblies dan

  deliberative assemblies

  

  Yves Money dan Andrew Knapp (Government and

  Politics in Western Europe: Britain, France, and

Fungsi Parlemen

  

  Jimly Asshiddiqie (Pengantar Hukum Tata

  Negara Jilid II), yang mengemukakan 3

  fungsi dari cabang kekuasaan legislatif, yaitu fungsi pengaturan (legislasi), fungsi pengawasan (control), dan fungsi perwakilan

  

Fungsi Representasi

  Representasi Formal

  

  Representasi Substantif

Fungsi Legislasi

  Menurut Jimly Asshiddiqie, pelaksanaan fungsi legislasi dalam pembentukan UU, menyangkut 4 (empat) bentuk kegiatan, yaitu: Prakarsa pembuatan undang-undang (legislative initiation); Pembahasan rancangan undang-undang (law making process); Persetujuan atas pengesahan rancangan undang-undang (law enactment approval); Pemberian persetujuan pengikatan atau ratifikasi atas

Fungsi Pengawasan

   Jimly Asshiddiqie mengemukakan tentang fungsi pengawasan (control), yaitu: 2) Pengawasan atas pelaksanaan kebijakan (control of policy 1) Pengawasan atas penentuan kebijakan (control of policy making); executing); budgeting); 3) Pengawasan atas penganggaran dan belanja negara (control of performances); 5) Pengawasan atas kinerja pemerintahan (control of government (control of budget implementation);

4) Pengawasan atas pelaksanaan anggaran dan belanja negara

6) Pengawasan terhadap pengangkatan pejabat publik (control of

Fungsi Parlemen

  

  Rod Hague dan Martin Harrop (Comparative

  

Government and Politics An Introduction),

  yang mengemukakan bahwa fungsi utama

  modern legislatures adalah: “representation, deliberation and legislation. Other functions,

crucial to some but not all parliaments, are:

  

Kewenangan formal DPR yang diatur dalam

UUD 1945 adalah sebagai berikut:

  Mengusulkan pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden kepada MPR (ps 7A).

  

  Presiden dan/atau Wakil Presiden bersumpah di hadapan MPR atau DPR (ps 9 ayat (1)).

  

  Memberikan persetujuan terhadap pernyataan perang, dan pembuatan perdamaian dan perjanjian

  

Kewenangan formal DPR yang diatur dalam

UUD 1945 adalah sebagai berikut:

  Memberikan persetujuan terhadap perjanjian internasional tertentu yang dilakukan oleh Presiden (ps. 11 ayat (2)).

   Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pengangkatan duta dan penempatan duta negara lain (ps. 13 ayat (2) dan (3)).

  

Kewenangan formal DPR yang diatur dalam

UUD 1945 adalah sebagai berikut:

  DPR memegang kekuasaan membentuk UU (ps. 20 ayat (1)).

  

  Membahas dan menyetujui UU, bersama-sama dengan Presiden (ps. 20 ayat (2)).

  

  DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan (ps. 20A ayat (1)).

  

Kewenangan formal DPR yang diatur dalam

UUD 1945 adalah sebagai berikut:

  Setiap anggota DPR mempunyai hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, serta hak imunitas (ps. 20A ayat (3)).

   Anggota DPR berhak mengajukan usul RUU (ps.

  21).

  

  Memberikan persetujuan terhadap Peraturan

  

Kewenangan formal DPR yang diatur dalam

UUD 1945 adalah sebagai berikut:

  Membahas RUU yang berkaitan dengan kepentingan daerah dengan DPD (ps.22D ayat (2)).

  

  Menerima pertimbangan dari DPD atas RUU APBN dan RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama (ps.22D ayat (2)).

  

  Menerima hasil pengawasan DPD atas pelaksanaan

  

Kewenangan formal DPR yang diatur dalam

UUD 1945 adalah sebagai berikut:

  Menerima RUU APBN yang diajukan oleh Presiden, untuk dibahas bersama dengan Presiden, dengan memperhatikan pertimbangan DPD (ps. 23 ayat (1)).

  

  Jika DPR tidak menyetujui RUU APBN yang

  

Kewenangan formal DPR yang diatur dalam

UUD 1945 adalah sebagai berikut:

  Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara oleh BPK (ps. 23E ayat (2))

  

  Memilih anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD (ps. 23F ayat (1))

  

Kewenangan formal DPR yang diatur dalam

UUD 1945 adalah sebagai berikut:

  Menyetujui calon Hakim Agung yang diusulkan oleh KY (ps. 24A ayat (3))

  

  Menyetujui pengangkatan dan pemberhentian anggota KY oleh Presiden (ps. 24B ayat (3))

Ketentuan khusus

  

  Selain hal tersebut dalam Pasal 7C UUD 1945 diatur bahwa: ”Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan DPR.”