Perda SBT Nomor 8 Tahun 2012 Pengujian Kendaraan Bermotor

(1)

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIM UR NOM OR 08 TAHUN 2012

TENTANG

RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERM OTOR

DENGAN RAHM AT TUHAN YANG M AHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIM UR,

M enimbang : a. bahw a kendaraan bermot or yang menggunakan ruas jalan perlu diuji unt uk dit ent ukan laik jalan dalam menghindari resiko kecelakaan lalu lint as jalan raya;

b. bahw a Ret ribusi Pengujian Kendaraan Bermot or meningkat kan keselamat an dan kenyamanan penumpang dan sekaligus sebagai salah sat u sumber Pendapat an Asli Daerah, maka perlu dit et apkan dengan Perat uran Daerah;

c. bahw a berdasarkan pasal 110 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 28 t ahun 2009 t ent ang Pajak Daerah dan Ret ribusi Daerah, Ret ribusi pengujian kendaraan bermot or merupakan salah sat u jenis ret ribusi jasa umum yang dapat dipungut oleh Pemerint ah Daerah;

d. bahw a berdasarkan pasal 156 ayat (1) Undang-undang Nomor 28 t ahun 2009 t ent ang Pajak Daerah dan Ret ribusi Daerah, Ret ribusi Daerah dit et apkan dengan Perat uran Daerah;

c. bahw a berdasarkan pert imbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d, perlu menet apkan perat ur an daerah t ent ang Ret ribusi Pengujian Kendaraan Bermot or.

M engingat : 1. Undang - Undang Nomor 60 Tahun 1958 t ent ang Penet apan Undang-Undang Nomor 23 Darurat Tahun 1957 t ent ang Pembent ukan Daerah-Daerah Sw at ant ra Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah-Daerah-Daerah Sw at ant ra Tingkat I (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 1945);

2. Undang - Undang Nomor 40 Tahun 2003 t ent ang Pembent ukan Kabupat en Seram Bagian Timur, Kabupat en Seram Bagian Barat dan Kabupat en Kepulauan Aru di Provinsi M aluku (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4350);


(2)

3. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 t ent ang Pemerint ahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana t elah diubah beberapa kali dengan Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2008 t ent ang Perubahan ke dua at as Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 t ent ang Pemerint ahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 t ent ang Perimbangan Keuangan ant ara Pemerint ah Pusat dan Pemerint ahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4438 );

5. Undang - Undang Nomor 26 Tahun 2007 t ent ang Penat aan Ruangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran NegaraRepublik IndonesiaNomor 4725);

6. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 t ent ang Lalu Lint as dan Angkut an Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5025 );

7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 t ent ang Pajak Daerah dan Ret ribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5049 );

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 t ent ang Pembent ukan Perat uran Perundang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5234 ); 9. Perat uran Pemerint ah Nomor 69 Tahun 2010 t ent ang Tat a Cara Pemberian

dan Pemanfaat an Insent if Pemungut an Pajak Daerah dan Ret ribusi Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5161);

10. Perat uran Daerah Kabupat en Seram Bagian Timur Nomor 20 Tahun 2010 t ent ang Pembent ukan Organisasi dan Tat a Kerja Dinas Kabupat en Seram Bagian Timur (Lembaran Daerah Kabupat en Seram Bagian Timur Tahun 2010 Nomor 75, Tambahan Lembaran Daerah Kabupat en Seram Bagian Timur Nomor 71).

Dengan Persetujuan Bersama

DEW AN PERW AKILAN RAKYAT DAERAH SERAM BAGIAN TIM UR dan

BUPATI SERAM BAGIAN TIM UR M E M U T U S K A N :

M enet apkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERM OTOR.

BAB I

KETENTUAN UM UM Pasal 1

Dalam Perat uran Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupat en Seram Bagian Timur.


(3)

2. Pemerint ah Daerah adalah Pemerint ah Kabupat en Seram Bagian Timur. 3. Bupat i adalah Bupat i Seram Bagian Timur.

4. Dew an Perw akilan Rakyat adalah Dew an Perw akilan Rakyat Kabupat en Seram Bagian Timur.

5. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Kabupat en Seram Bagian Timur. 6. Bendaharaw an Dinas adalah Bendaharaw an Perhubungan Kabupat en Seram Bagian

Timur.

7. M obil Penumpang adalah set iap kendaraan bermot or yang dilengkapi sebanyaknya 8 (delapan) t empat duduk t idak t ermasuk t empat duduk pengemudi, baik dengan maupun t anpa perlengkapan pengangkut an bagasi.

8. M obil Bus adalah set iap kendaraan bermot or yang dilengkapi (delapan) t empat duduk t idak t ermasuk t empat duduk pengemudi, baik dengan maupun t anpa perlengkapan bagasi.

9. M obil Barang adalah set iap kendaraan bermot or selain t ermasuk dalam sepeda mot or, mobil penumpang dan mobil bus.

10. Kendaraan khusus adalah kendaraan selain daripada kendaraan bermot or unt uk penumpang dan kendaraan bermot or unt uk barang yang penggunaannya unt uk keperluan khusus at au mengangkut barang-barang khusus.

11. Keret a gandengan adalah suat u alat yang dipergunakan unt uk mengangkut barang yang seluruh bebannya dit umpu oleh alat it u sendiri dan dirancang unt uk dit arik oleh kendaraan bermot or.

12. Keret a t empelan adalah suat u alat yang dipergunakan unt uk mengangkut barang yang dirandang unt uk dit arik dan sebagian bebannya dit umpu oleh kendaraan bermot or penariknya.

13. Kendaraan umum adalah set iap kendaraan bermot or yang disediakan unt uk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.

14. Pengujian Kendaraan Bermot or adalah serangkaian kegiat an menguji dan/ at au memeriksa bagian-bagian kendaraan bermot or, keret a gandengan, keret a t empelan dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan t erhadap persyarat an t eknis dan laik jalan.

15. Pengujian berkala kendaraan bermot or yang selanjut nya disebut uji berkala adalah Ret ribusi Pengujian Kendaraan Bermot or yang dilakukan secara berkala t erhadap set iap kendaraan bermot or, keret a gandengan, keret a t empelan dan kendaraan khusus.

16. Buku uji berkala adalah t anda bukt i lulus uji berkala berbent uk buku yang berisi dat a dan legit imasi hasil pengujian berkala set iap kendaraan bermot or, keret a gandengan, keret a t empelan at au kendaraan khusus.

17. Pemilik at au pengusaha adalah pemilik at au pengusaha kendaraan bermot or yang berdomisili di daerah.

18. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupat en Seram Bagian Timur .

BAB II

KETENTUAN PENGUJI Pasal 2

(1) Set iap kendaraan bermot or w ajib uji yang dioperasikan harus menerima syarat -syarat t eknis unt uk laik jalan sesuai ket ent uan Perat uran Perundang-Undangan yang berlaku.


(4)

(2) Unt uk menet apkan kendaraan bermot or t ersebut ayat (1) Pasal ini, dilakukan penelit ian berupa pengujian yang dilakukan secara berkala.

(3) Pelaksanaan pengujian t ersebut pada ayat (2) dilakukan oleh pejabat yang dit unjuk. (4) Pengujian sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini meliput i :

a. memeriksa, menelit i dan menet apkan kondisi t eknik kendaraan bermot or.

b. M emeriksa menelit i dan menet apkan ambang bat as ket ebalan asap/ emisi gas buang dan kebisingan kendaraan bermot or.

c. M enjaga keselamat an penumpang, barang dan kendaraan bermot or sert a mencegah pencemaran udara yang berlebihan yang dit imbulkan kendaraan bermot or.

d. M enjaga ket ert iban dalam penggunaan lalu lint as.

Pasal 3 (1) Jenis kendaraan bermot or w ajib uji adalah :

a. M obil Penumpang Um um.

b. M obil bus t erdiri dari umum, t idak umum t er masuk milik pemerint ah. c. M obil barang t erdiri dari umum, t idak umum t ermasuk milik pemerint ah. d. M obil keret a gandengan dan sejenisnya.

(2) Dikecualikan dari ket ent uan kew ajiban pengujian adalah t erhadap kendaraan bermot or baru sebagai barang dagangan dan kendaraan-kendaraan yang dalam keadaan rusak sert a kendaraan milik ABRI dan POLRI.

Pasal 4

(1) Pengujian Kendaraan Bermot or dilakukan at as permohonan yang bersangkut an dengan mengajukan surat -surat sebagai ket erangan kelengkapan kendaraan bermot or w ajib uji;

(2) Penet apan kelengkapan surat -surat dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dit et apkan oleh Bupat i dengan memperhat ikan ket ent uan-ket ent uan yang berlaku;

(3) Unt uk uji ulang, permohonan dari yang bersangkut an harus sudah diajukan 1 (sat u) bulan sebelum masa uji berkala.

Pasal 5

(1) At as permohonan t ersebut dalam Pasal 4, Pejabat yang dit unjuk melaksanakan pemeriksaan pengujian;

(2) Pengujian dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan, penelit ian dan kegiat an yang berkait an dengan ini unt uk menget ahui t eknis kendaraan bermot or w ajib uji; (3) M asa berlaku pengujian minimal 3 (t iga) bulan maksimal 6 (enam) bulan;

(4) Hasil penelit ian t ersebut pada ayat (2) dimasukan dalam bukt i uji yang berupa blanko; (5) Terhadap kendaraan w ajib uji yang dalam pengujian persyarat an t eknis unt uk laik

jalan t elah dit et apkan diberikan Buku Uji dan Tanda uji;

(6) Dalam buku Uji dan Tanda Uji t ersebut pada Ayat (5) Pasal ini, disebut kan jangka w akt u berlakunya masa uji.

Pasal 6

Kendaraan bermot or yang set elah diadakan pengujian dinyat akan belum memenuhi persyarat an t eknis unt uk laik jalan, dapat dimint a uji ulang set elah dipenuhi persyarat an t eknis yang dit ent ukan.


(5)

Pasal 7

Tat a cara permohonan dan pelaksanaan Ret ribusi Pengujian Kendaraan Bermot or w ajib uji, dit et apkan lebih lanjut oleh Bupat i at au Pejabat yang dit unjuk.

BAB III

NAM A OBJEK, SUBJEK DAN W AJIB RETRIBUSI Pasal 8

Dengan nama Ret ribusi Pengujian Kendaraan Bermot or dipungut ret ribusi at as pelayanan pengujian kendaraan bermot or yang disediakan oleh Pemerint ah Daerah.

Pasal 9

(1) Objek Ret ribusi adalah Pelayanan pengujian Kendaraan Bermot or dan t ermasuk numpang uji dari luar daerah yang diselenggarakan oleh Pemerint ah Daerah.

(2) Dikecualikan dari objek ret ribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah pengujian kendaraan unt uk

a. Kendaraan bermot or milik TNI/ POLRI;

b. Kendaraan bermot or sebagai barang dagangan; c. Kendaraan Pemadam Kebakaran;

d. Kendaraan Palang M erah.

Pasal 10

Subjek Ret ribusi adalah orang pribadi at au badan yang mendapat kan pelayanan Pengujian kendaraan bermot or.

Pasal 11

Wajib Ret ribusi adalah or ang pribadi at au badan yang mendapat kan pelayanan Pengujian kendaraan bermot or.

BAB IV

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 12

Ret ribusi Pengujian Kendaraan Ber mot or digolongkan kedalam Ret r ibusi Jasa Umum.

BAB V

CARA M ENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 13

(1) Tingkat Pengguna Jasa Diukur berdasarkan jenis pelayanan pengujian kendaraan bermot or yang diberikan.

(2) Jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibedakan menjadi pengujian unt uk pert ama kalinya dan pengujian ulang at au ber ikut nya.


(6)

BAB VI

PRINSIP YANG DIANUT DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 14

(1) Prinsip dan sasaran dalam penet apan t arif ret ribusi didasarkan pada t ujuan unt uk menut up biaya penyediaan jasa pengujian kendaraan bermot or dengan mempert imbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan;

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) M eliput i : a. Biaya Pengujian;

b. Biaya Penggant ian t anda uji berkala, penget okan nomor uji dan segel plat uji; c. Biaya Buku Uji berkala; dan

d. Biaya st iker uji.

BAB VII

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 15

(1) Besaran t arif ret ribusi Pengujian Kendaraan Bermot or adalah sebagai berikut :

a. Pengujian unt uk yang pert ama kalinya at as mobil bus, mobil barang t anpa keret a gandengan, mobil barang, penumpang umum, keret a t empelan, keret a

gandengan Rp. 50.000,-;

b. Pengujian ulang at au berikut nya Rp. 55.000.-;

c. Bukt i Uji Rp. 12.500,-;

d. St icker plat uji Rp. 12.500,-; e. Penggant ian st icker plat uji Rp.

12.500,-(2) Hasil pungut an t ersebut dit erima Bendaharaw an Khusus Penerima Dinas dan diset or ke Kas Daerah.

Pasal 16

(1) Peninjauan Kembali t arif ret ribusi kendaraan bermot or dilakukan paling lama 3 (t iga) t ahun sekali;

(2) Peninjauan t arif Ret ribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhat ikan indeks harga pada perkembangan perekonomian;

(3) Penet apan t arif Ret ribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dit et apkan dengan Perat uran Bupat i.

BAB VIII

W ILAYAH PEM UNGUTAN Pasal 17

Ret ribusi yang t erut ang dipungut di w ilayah daerah.

BAB IX

PENENTUAN PEM BAYARAN, TEM PAT PEM BAYARAN DAN PENUNDAAN PEM BAYARAN

Pasal 18

M asa ret ribusi adalah jangka w akt u subjek ret ribusi unt uk mendapat kan pelayanan, fasilit as dan/ at au memperoleh manfaat dari Pemerint ah Daerah.


(7)

Pasal 19

Saat Ret ribusi Terut ang adalah pada saat dit et apkan SKRD at au Dokumen lain yang dipersamakan.

Pasal 20

(1) Ret ribusi dipungut dengan menggunakan SKRD at au dokumen lain yang dipersamakan;

(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa karcis, kupon dan kart u langganan;

(3) Dalam hal Wajib Ret ribusi t ert ent u t idak membayar t epat pada w akt unya at au kurang membayar, dikenakan sanksi administ rasi berupa bunga sebesar 2% ( dua persen ) set iap bulan dari Ret ribusi yang t erut ang yang t idak at au kurang dibayar dan dit agih dengan menggunakan STRD;

(4) Penagihan Ret ribusi t erut ang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didahului dengan Surat Teguran;

(5) Tat a cara pelaksanaan pemungut an Ret ribusi akan diat ur lebih lanjut dengan Perat uran Bupat i.

Pasal 21

(1) Pembayaran Ret ribusi yang t erut ang harus dilunasi sekaligus;

(2) Tat a cara pembayaran, penyet oran dan t empat pembayaran Ret ribusi akan diat ur lebih lanjut dengan Perat uran Bupat i.

BAB X

SANKSI ADM INISTRATIF Pasal 22

Dalam hal Wajib Ret ribusi t ert ent u t idak membayar t epat pada w akt unya at au kurang membayar, dikenakan sanksi administ rasi berupa bunga sebesar 2% ( dua persen ) set iap bulan dari Ret ribusi yang t erut ang yang t idak at au kurang dibayar dan dit agih dengan menggunakan STRD.

BAB XI PENAGIHAN

Pasal 23

(1) Dalam hal Wajib Ret ribusi t ert ent u t idak membayar t epat pada w akt unya at au kurang membayar, dikenakan sanksi administ rasi berupa bunga sebesar 2% ( dua persen ) set iap bulan dari Ret ribusi yang t erut ang yang t idak at au kurang dibayar dan dit agih dengan menggunakan STRD;

(2) Penagihan Ret ribusi t erut ang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didahului dengan Surat Teguran;


(8)

BAB XII

PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KEDALUW ARSA

Pasal 24

(1) Hak unt uk melakukan penagihan Ret ribusi menjadi kedaluw arsa set elah melampaui w akt u 3 (t iga) t ahun t erhit ung sejak saat t erut angnya Ret ribusi, kecuali jika w ajib Ret ribusi melakukan t indak pidana dibidang Ret ribusi;

(2) Kedaluw arsa penagihan Ret ribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) t ert angguh jika :

a. Dit erbit kan surat t egur an; at au

b. Ada pengakuan ut ang Ret ribusi dari w ajib Ret ribusi, baik langsung maupun t idak langsung.

(3) Dalam hal dit erbit kan Surat Teguran sebagaimana pada ayat (2) huruf a, kedaluw arsa penagihan dihit ung sejak t anggal dit erimanya Surat Teguran t ersebut ;

(4) Pengakuan ut ang Ret ribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah w ajib Ret ribusi dengan kesadarannya menyat akan masih mempunyai ut ang Ret ribusi dan belum melunasinya kepada Daerah;

(5) Pengakuan ut ang Ret ribusi secara t idak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diket ahui dari pengajuan permohonan angsuran at au penundaan pembayaran dan permohonan keberat an oleh w ajib Ret ribusi.

Pasal 25

(1) Piut ang Ret ribusi yang t idak mungkin dit agih lagi karena hak unt uk melakukan penagihan sudah kedaluw arsa dapat dihapuskan;

(2) Bupat i menet apkan Keput usan Penghapusan Piut ang Ret ribusi yang sudah kedaluw arsa sebagaim ana dimaksud pada ayat (1);

(3) Tat a cara penghapusan piut ang Ret ribusi yang sudah kedaluw arsa diat ur dengan Perat uran Bupat i.

BAB XIII

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEM BEBASAN RETRIBUSI Pasal 26

(1) Bupat i dapat memberikan pengurangan , keringanan dan pembebasan Ret ribusi; (2) Pengurangan, keringanan dan pembebasan Ret ribusi diberikan dengan

memperhat ikan kemampuan w ajib Ret ribusi;

(3) Tat a cara permohonan dan pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan Ret ribusi diat ur lebih lanjut dengan Perat uran Bupat i.

BAB XIV

P E M A N F A A T A N Pasal 27

(1) Pemanfaat an dari penerimaan Ret ribusi Jasa Umum diut amakan unt uk mendanai kegiat an yang berkait an langsung dengan penyelenggaraan pelayanan jasa umum yang bersangkut an;

(2) Ket ent uan alokasi pemanfaat an Ret ribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Bupat i.


(9)

BAB XV K E B E R A T A N

Pasal 28

(1) Wajib Ret ribusi t ert ent u dapat mengajukan keberat an hanya kepada Bupat i at au pejabat yang dit unjuk at as SKRD at au dokumen lain yang dipersamakan;

(2) Keberat an diajukan secara t ert ulis dalam bahasa Indonesia dengan disert ai alasan-alasan yang jelas;

(3) Keberat an harus diajukan dalam jangka w akt u paling lambat 3 (t iga) bulan sejak t anggal SKRD dit erbit kan, kecuali jika w ajib Ret ribusi t ert ent u dapat menunjukan bahw a jangka w akt u it u t idak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya; (4) Keadaan diluar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah suat u

keadaan yang t erjadi diluar kehendak at au kekuasaan Wajib Ret ribusi;

(5) Pengajuan keberat an t idak menunda kew ajiban pembayaran Ret ribusi dan pelaksanaan penagihan Ret ribusi.

Pasal 29

(1) Bupat i at au pejabat yang dit unjuk dalam jangka w akt u paling lama 6 (enam ) bulan sejak t anggal Surat Keberat an dit erima harus memberi keput usan at as keberat an yang diajukan dengan menerbit kan Keput usan Keberat an;

(2) Ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah unt uk memberikan kepast ian hukum bagi Wajib Ret ribusi, bahw a keberat an yang diajukan harus diberi keput usan oleh Bupat i;

(3) Keput usan Bupat i at as keberat an dapat berupa menerima seluruhnya at au sebagian, menolak at au menambah besarnya Ret ribusi yang t erut ang;

(4) Apabila jangka w akt u sebagaimana dimaksud pada ayat (1) t elah lew at dan Bupat i t idak memberikan suat u keput usan, keberat an yang diajukan t ersebut dianggap dikabulkan.

Pasal 30

(1) Jika pengajuan keberat an dikabulkan sebagian at au seluruhnya, kelebihan pembayaran Ret ribusi dikembalikan dengan dit ambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan unt uk paling lama 12 (dua belas ) bulan;

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihit ung sejak bulan pelunasan sampai dengan dit erbit kannya SKRDLB.

BAB XVI

PENGEM BALIAN KELEBIHAN PEM BAYARAN Pasal 31

(1) At as kelebihan pembayaran Ret ribusi, Wajib Ret ribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupat i;

(2) Bupat i dalam jangka w akt u paling lama 6 (enam) bulan, sejak dit erimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Ret ribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keput usan;

(3) Apabila jangka w akt u sebagaimana dimaksud pada ayat (2) t elah dilampaui dan Bupat i t idak memberikan suat u keput usan, permohonan pengembalian pembayaran Ret ribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus dit erbit kan dalam jangka w akt u paling lama 1 (sat u) bulan;


(10)

(4) Apabila w ajib ret ribusi mempunyai ut ang ret ribusi lainnya, kelebihan pembayaran ret ribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhit ungkan unt uk melunasi t erlebih dahulu ut ang Ret ribusi t ersebut ;

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Ret ribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka w akt u paling lama 2 (dua) bulan sejak dit erbit kannya SKRDLB;

(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Ret ribusi dilakukan set elah lew at 2 (dua) bulan, Bupat i memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan at as ket erlambat an pembayaran kelebihan pembayaran Ret ribusi;

(7) Tat a cara pengembalian kelebihan pembayaran Ret ribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diat ur lebih lanjut dengan Perat uran Bupat i.

BAB XVII P E M E R I K S A A N

Pasal 32

(1) Bupat i berw enang melakukan pemeriksaan unt uk menguji kepat uhan pemenuhan kew ajiban Ret ribusi dalam rangka melaksanakan perat uran perundang-undangan Ret ribusi;

(2) Wajib Ret ribusi yang diperiksa w ajib :

a. memperlihat kan dan at au meminjamkan buku at au cat at an, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek Ret ribusi yang t erut ang ;

b. memberikan kesempat an unt uk memasuki t empat at au ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bant uan guna kelancaran pemeriksaan; dan/ at au

c. memberikan ket erangan yang diperlukan.

(3) Ket ent uan lebih lanjut mengenai t at a cara Pemeriksaan Ret ribusi akan diat ur lebih lanjut dengan Perat uran Bupat i.

BAB XVIII

INSENTIF PEM UNGUTAN Pasal 33

(1) Perangkat daerah yang melaksanakan pemungut an ret ribusi dapat diberikan insent if at au dasar pencapaian kinerja t ert ent u;

(2) Pemberian insent if sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dit et apkan dalam Anggaran Pendapat an dan Belanja Daerah;

(3) Tat a cara pemberian dan pemanfaat an insent if akan diat ur lebih lanjut dengan perat uran Bupat i berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

BAB XIX

KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 34

(1) Penyidikan at as pelanggaran dalam Perat uran Daerah ini dilaksanakan oleh Penyidik Pegaw ai Negeri Sipil (PPNS) dilingkungan Pemerint ah Daerah;

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat pegaw ai negeri sipil t ert ent u dilingkungan Pemerint ah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berw enang sesuai dengan ket ent uan perundang-undangan;


(11)

(3) Wew enang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a.

menerima, mencari, mengumpulkan, dan menelit i ket erangan at au laporan berkenaan dengan t indak pidana dibidang ret ribusi agar ket erangan at au laporan t ersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

b.

M elakukan t indakan pert ama pada saat it u dit empat kejadian dan melakukan pemeriksaan;

c.

M enyuruh berhent i seseorang t ersangka dan memeriksa t anda pengenal diri t ersangka;

d.

M elakukan penyit aan benda at au surat ;

e.

M engambil sidik jari dan memot ret seseorang;

f.

M emanggil orang unt uk didengar dan diperiksa sebagai t ersangka at au saksi;

g.

M endat angkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;

h.

M engadakan penghent ian penyidikan set elah mendapat pet unjuk dari penyidik bahw a t idak t erdapat cukup bukt i at au perist iw a t ersebut bukan merupakan t indakan pidana selanjut nya melalui penyidik memberit ahukan hal t ersebut kepada Penunt ut Umum, t ersangka at au keluarganya;

i.

M engadakan t indakan lain menurut hukum yang dapat dipert anggung jaw abkan. (4) Pejabat Penyidik Pegaw ai Negeri Sipil membuat Berit a Acara set iap t indakan

t ent ang :

a. Pemeriksaan t ersangka; b. Pemeriksaan rumah; c. Penyit aan benda; d. Pemeriksaan surat ;

e. Pemeriksaan saksi; dan/ at au

f. Pemeriksaan dit empat kejadian dan mengirimkannya kepada Kejaksaan Negeri melalui Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia.

BAB XX KETENTUAN PIDANA

Pasal 35

(1) Wajib Ret ribusi yang t idak melaksanakan kew ajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (t iga) bulan at au pidana denda paling banyak 3 (t iga) kali jumlah Ret ribusi t erut ang yang t idak at au kurang dibayar;

(2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah t indak pidana pelanggaran.

(3) Denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan penerimaan negara.

BAB XXI

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 36

Pengusaha/ Pemilik kendaraan bermot or yang t elah memiliki Buku Uji dan Tanda Uji sebagai bukt i laik jalan t et ap berlaku sampai masa berlakunya berakhir.


(12)

BAB XXII

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 37

(1) Set iap Pengusaha/ Pemilik kendaraan bermot or yang t idak memenuhi kew ajiban dalam Perat uran Daerah ini diberikan sanksi administ rasi dalam bent uk t eguran, peringat an dan pencabut an Izin Laik Jalan;

(2) Jangka w akt u t eguran 7 (t ujuh) hari dan jangka w akt u peringat an 14 (empat belas) hari;

(3) Apabila jangka w akt u t eguran dan peringat an Pengusaha/ Pemilik kendaraan t idak memenuhi kew ajiban maka Bupat i menet apkan Surat Keput usan Pencabut an Izin Laik jalan.

BAB XXIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 38

(1) Pada saat berlakunya Perat uran Daerah ini, maka semua ket ent uan yang t idak sesuai dengan Perat uran Daerah ini dinyat akan t idak berlaku lagi;

(2) Hal-hal yang belum cukup diat ur dalam Perat uran Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diat ur lebih lanjut dengan Perat uran Bupat i.

Pasal 39

Perat uran Daerah ini mulai berlaku sejak t anggal diundangkan.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Perat uran Daerah ini dengan penempat annya dalam Lembaran Daerah Kabupat en Seram Bagian Timur.

Dit et apkan di Bula

pada t anggal 13 Januari 2012 BUPATI SERAM BAGIAN TIM UR,

ABDULLAH VANATH

Diundangkan di Bula

pada t anggal 13 Januari 2012 Plt. SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN SERAM BAGIAN TIM UR,

SYARIF M AKM UR


(13)

P E N JE L A S A N A T A S

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIM UR NOM OR 08 TAHUN 2012

TENTANG

RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERM OTOR I. UM UM

Dengan semakin meningkat nya pelaksanaan pembangunan, kepent ingan dan kemanfaat an umum diarahkan agar t idak menghambat bahkan sebaliknya dapat menunjang usaha pert umbuhan perekonomian di daerah, oleh karena it u diperlukan pembinaan dan pengaw asan dari Pemerint ah Daerah dibidang pengembangan usaha, sehingga pelaksanaan pembangunan daerah memerlukan peran sert a masyarakat unt uk memenuhi kew ajibannya.

Dalam rangka lebih memant apkan ot onomi daerah yang lebih nyat a, dinamis, serasi dan bert anggung jaw ab, maka pembiayaan pemerint ahan dan pembangunan daerah yang bersumber dari PAD khususnya yang berasal dari Pajak Daerah. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 t ent ang Pajak Daerah dan Ret ribusi Daerah, disebut kan salah sat u jenis Ret ribusi Daerah yang dapat dipungut adalah Ret ribusi Pengujian Kendaraan Bermot or.

Bahw a unt uk melaksanakan pembinaan, pengaw asan dan pengendalian sert a memberikan kepast ian hukum maka perlu diat ur dan dit et apkan Perat uran Daerah t ent ang Ret ribusi Pengujian Kendaraan Bermot or.

II. PASAL DEM I PASAL

Pasal 1 : Cukup jelas Pasal 2 : Cukup jelas Pasal 3 : Cukup jelas Pasal 4 : Cukup jelas Pasal 5 : Cukup jelas Pasal 6 : Cukup jelas Pasal 7 : Cukup jelas Pasal 8 : Cukup jelas Pasal 9 : Cukup jelas Pasal 10 : Cukup jelas Pasal 11 : Cukup jelas Pasal 12 : Cukup jelas Pasal 14 : Cukup jelas Pasal 15 : Cukup jelas Pasal 17 : Cukup jelas Pasal 18 : Cukup jelas Pasal 19 : Cukup jelas Pasal 20 : Cukup jelas Pasal 21 : Cukup jelas Pasal 22 : Cukup jelas Pasal 23 : Cukup jelas Pasal 24 : Cukup jelas Pasal 25 : Cukup jelas Pasal 26 : Cukup jelas Pasal 27 : Cukup jelas Pasal 28 : Cukup jelas Pasal 29 : Cukup jelas Pasal 30 : Cukup jelas Pasal 31 : Cukup jelas Pasal 32 : Cukup jelas Pasal 33 : Cukup jelas Pasal 34 : Cukup jelas Pasal 35 : Cukup jelas Pasal 36 : Cukup jelas Pasal 37 : Cukup jelas Pasal 38 : Cukup jelas Pasal 39 : Cukup jelas


(1)

BAB XII

PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KEDALUW ARSA

Pasal 24

(1) Hak unt uk melakukan penagihan Ret ribusi menjadi kedaluw arsa set elah melampaui w akt u 3 (t iga) t ahun t erhit ung sejak saat t erut angnya Ret ribusi, kecuali jika w ajib Ret ribusi melakukan t indak pidana dibidang Ret ribusi;

(2) Kedaluw arsa penagihan Ret ribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) t ert angguh jika :

a. Dit erbit kan surat t egur an; at au

b. Ada pengakuan ut ang Ret ribusi dari w ajib Ret ribusi, baik langsung maupun t idak langsung.

(3) Dalam hal dit erbit kan Surat Teguran sebagaimana pada ayat (2) huruf a, kedaluw arsa penagihan dihit ung sejak t anggal dit erimanya Surat Teguran t ersebut ;

(4) Pengakuan ut ang Ret ribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah w ajib Ret ribusi dengan kesadarannya menyat akan masih mempunyai ut ang Ret ribusi dan belum melunasinya kepada Daerah;

(5) Pengakuan ut ang Ret ribusi secara t idak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diket ahui dari pengajuan permohonan angsuran at au penundaan pembayaran dan permohonan keberat an oleh w ajib Ret ribusi.

Pasal 25

(1) Piut ang Ret ribusi yang t idak mungkin dit agih lagi karena hak unt uk melakukan penagihan sudah kedaluw arsa dapat dihapuskan;

(2) Bupat i menet apkan Keput usan Penghapusan Piut ang Ret ribusi yang sudah kedaluw arsa sebagaim ana dimaksud pada ayat (1);

(3) Tat a cara penghapusan piut ang Ret ribusi yang sudah kedaluw arsa diat ur dengan Perat uran Bupat i.

BAB XIII

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEM BEBASAN RETRIBUSI Pasal 26

(1) Bupat i dapat memberikan pengurangan , keringanan dan pembebasan Ret ribusi; (2) Pengurangan, keringanan dan pembebasan Ret ribusi diberikan dengan

memperhat ikan kemampuan w ajib Ret ribusi;

(3) Tat a cara permohonan dan pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan Ret ribusi diat ur lebih lanjut dengan Perat uran Bupat i.

BAB XIV

P E M A N F A A T A N Pasal 27

(1) Pemanfaat an dari penerimaan Ret ribusi Jasa Umum diut amakan unt uk mendanai kegiat an yang berkait an langsung dengan penyelenggaraan pelayanan jasa umum yang bersangkut an;

(2) Ket ent uan alokasi pemanfaat an Ret ribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Bupat i.


(2)

BAB XV K E B E R A T A N

Pasal 28

(1) Wajib Ret ribusi t ert ent u dapat mengajukan keberat an hanya kepada Bupat i at au pejabat yang dit unjuk at as SKRD at au dokumen lain yang dipersamakan;

(2) Keberat an diajukan secara t ert ulis dalam bahasa Indonesia dengan disert ai alasan-alasan yang jelas;

(3) Keberat an harus diajukan dalam jangka w akt u paling lambat 3 (t iga) bulan sejak t anggal SKRD dit erbit kan, kecuali jika w ajib Ret ribusi t ert ent u dapat menunjukan bahw a jangka w akt u it u t idak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya; (4) Keadaan diluar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah suat u

keadaan yang t erjadi diluar kehendak at au kekuasaan Wajib Ret ribusi;

(5) Pengajuan keberat an t idak menunda kew ajiban pembayaran Ret ribusi dan pelaksanaan penagihan Ret ribusi.

Pasal 29

(1) Bupat i at au pejabat yang dit unjuk dalam jangka w akt u paling lama 6 (enam ) bulan sejak t anggal Surat Keberat an dit erima harus memberi keput usan at as keberat an yang diajukan dengan menerbit kan Keput usan Keberat an;

(2) Ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah unt uk memberikan kepast ian hukum bagi Wajib Ret ribusi, bahw a keberat an yang diajukan harus diberi keput usan oleh Bupat i;

(3) Keput usan Bupat i at as keberat an dapat berupa menerima seluruhnya at au sebagian, menolak at au menambah besarnya Ret ribusi yang t erut ang;

(4) Apabila jangka w akt u sebagaimana dimaksud pada ayat (1) t elah lew at dan Bupat i t idak memberikan suat u keput usan, keberat an yang diajukan t ersebut dianggap dikabulkan.

Pasal 30

(1) Jika pengajuan keberat an dikabulkan sebagian at au seluruhnya, kelebihan pembayaran Ret ribusi dikembalikan dengan dit ambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan unt uk paling lama 12 (dua belas ) bulan;

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihit ung sejak bulan pelunasan sampai dengan dit erbit kannya SKRDLB.

BAB XVI

PENGEM BALIAN KELEBIHAN PEM BAYARAN Pasal 31

(1) At as kelebihan pembayaran Ret ribusi, Wajib Ret ribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupat i;

(2) Bupat i dalam jangka w akt u paling lama 6 (enam) bulan, sejak dit erimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Ret ribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keput usan;

(3) Apabila jangka w akt u sebagaimana dimaksud pada ayat (2) t elah dilampaui dan Bupat i t idak memberikan suat u keput usan, permohonan pengembalian pembayaran Ret ribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus dit erbit kan dalam jangka w akt u paling lama 1 (sat u) bulan;


(3)

(4) Apabila w ajib ret ribusi mempunyai ut ang ret ribusi lainnya, kelebihan pembayaran ret ribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhit ungkan unt uk melunasi t erlebih dahulu ut ang Ret ribusi t ersebut ;

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Ret ribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka w akt u paling lama 2 (dua) bulan sejak dit erbit kannya SKRDLB;

(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Ret ribusi dilakukan set elah lew at 2 (dua) bulan, Bupat i memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan at as ket erlambat an pembayaran kelebihan pembayaran Ret ribusi;

(7) Tat a cara pengembalian kelebihan pembayaran Ret ribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diat ur lebih lanjut dengan Perat uran Bupat i.

BAB XVII P E M E R I K S A A N

Pasal 32

(1) Bupat i berw enang melakukan pemeriksaan unt uk menguji kepat uhan pemenuhan kew ajiban Ret ribusi dalam rangka melaksanakan perat uran perundang-undangan Ret ribusi;

(2) Wajib Ret ribusi yang diperiksa w ajib :

a. memperlihat kan dan at au meminjamkan buku at au cat at an, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek Ret ribusi yang t erut ang ;

b. memberikan kesempat an unt uk memasuki t empat at au ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bant uan guna kelancaran pemeriksaan; dan/ at au

c. memberikan ket erangan yang diperlukan.

(3) Ket ent uan lebih lanjut mengenai t at a cara Pemeriksaan Ret ribusi akan diat ur lebih lanjut dengan Perat uran Bupat i.

BAB XVIII

INSENTIF PEM UNGUTAN Pasal 33

(1) Perangkat daerah yang melaksanakan pemungut an ret ribusi dapat diberikan insent if at au dasar pencapaian kinerja t ert ent u;

(2) Pemberian insent if sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dit et apkan dalam Anggaran Pendapat an dan Belanja Daerah;

(3) Tat a cara pemberian dan pemanfaat an insent if akan diat ur lebih lanjut dengan perat uran Bupat i berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

BAB XIX

KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 34

(1) Penyidikan at as pelanggaran dalam Perat uran Daerah ini dilaksanakan oleh Penyidik Pegaw ai Negeri Sipil (PPNS) dilingkungan Pemerint ah Daerah;

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat pegaw ai negeri sipil t ert ent u dilingkungan Pemerint ah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berw enang sesuai dengan ket ent uan perundang-undangan;


(4)

(3) Wew enang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a.

menerima, mencari, mengumpulkan, dan menelit i ket erangan at au laporan berkenaan dengan t indak pidana dibidang ret ribusi agar ket erangan at au laporan t ersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

b.

M elakukan t indakan pert ama pada saat it u dit empat kejadian dan melakukan pemeriksaan;

c.

M enyuruh berhent i seseorang t ersangka dan memeriksa t anda pengenal diri t ersangka;

d.

M elakukan penyit aan benda at au surat ;

e.

M engambil sidik jari dan memot ret seseorang;

f.

M emanggil orang unt uk didengar dan diperiksa sebagai t ersangka at au saksi;

g.

M endat angkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan

pemeriksaan perkara;

h.

M engadakan penghent ian penyidikan set elah mendapat pet unjuk dari penyidik bahw a t idak t erdapat cukup bukt i at au perist iw a t ersebut bukan merupakan t indakan pidana selanjut nya melalui penyidik memberit ahukan hal t ersebut kepada Penunt ut Umum, t ersangka at au keluarganya;

i.

M engadakan t indakan lain menurut hukum yang dapat dipert anggung jaw abkan. (4) Pejabat Penyidik Pegaw ai Negeri Sipil membuat Berit a Acara set iap t indakan

t ent ang :

a. Pemeriksaan t ersangka; b. Pemeriksaan rumah; c. Penyit aan benda; d. Pemeriksaan surat ;

e. Pemeriksaan saksi; dan/ at au

f. Pemeriksaan dit empat kejadian dan mengirimkannya kepada Kejaksaan Negeri melalui Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia.

BAB XX KETENTUAN PIDANA

Pasal 35

(1) Wajib Ret ribusi yang t idak melaksanakan kew ajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (t iga) bulan at au pidana denda paling banyak 3 (t iga) kali jumlah Ret ribusi t erut ang yang t idak at au kurang dibayar;

(2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah t indak pidana pelanggaran.

(3) Denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan penerimaan negara. BAB XXI

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 36

Pengusaha/ Pemilik kendaraan bermot or yang t elah memiliki Buku Uji dan Tanda Uji sebagai bukt i laik jalan t et ap berlaku sampai masa berlakunya berakhir.


(5)

BAB XXII

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 37

(1) Set iap Pengusaha/ Pemilik kendaraan bermot or yang t idak memenuhi kew ajiban dalam Perat uran Daerah ini diberikan sanksi administ rasi dalam bent uk t eguran, peringat an dan pencabut an Izin Laik Jalan;

(2) Jangka w akt u t eguran 7 (t ujuh) hari dan jangka w akt u peringat an 14 (empat belas) hari;

(3) Apabila jangka w akt u t eguran dan peringat an Pengusaha/ Pemilik kendaraan t idak memenuhi kew ajiban maka Bupat i menet apkan Surat Keput usan Pencabut an Izin Laik jalan.

BAB XXIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 38

(1) Pada saat berlakunya Perat uran Daerah ini, maka semua ket ent uan yang t idak sesuai dengan Perat uran Daerah ini dinyat akan t idak berlaku lagi;

(2) Hal-hal yang belum cukup diat ur dalam Perat uran Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diat ur lebih lanjut dengan Perat uran Bupat i.

Pasal 39

Perat uran Daerah ini mulai berlaku sejak t anggal diundangkan.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Perat uran Daerah ini dengan penempat annya dalam Lembaran Daerah Kabupat en Seram Bagian Timur.

Dit et apkan di Bula

pada t anggal 13 Januari 2012

BUPATI SERAM BAGIAN TIM UR,

ABDULLAH VANATH

Diundangkan di Bula

pada t anggal 13 Januari 2012

Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIM UR,

SYARIF M AKM UR


(6)

P E N JE L A S A N A T A S

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIM UR NOM OR 08 TAHUN 2012

TENTANG

RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERM OTOR I. UM UM

Dengan semakin meningkat nya pelaksanaan pembangunan, kepent ingan dan kemanfaat an umum diarahkan agar t idak menghambat bahkan sebaliknya dapat menunjang usaha pert umbuhan perekonomian di daerah, oleh karena it u diperlukan pembinaan dan pengaw asan dari Pemerint ah Daerah dibidang pengembangan usaha, sehingga pelaksanaan pembangunan daerah memerlukan peran sert a masyarakat unt uk memenuhi kew ajibannya.

Dalam rangka lebih memant apkan ot onomi daerah yang lebih nyat a, dinamis, serasi dan bert anggung jaw ab, maka pembiayaan pemerint ahan dan pembangunan daerah yang bersumber dari PAD khususnya yang berasal dari Pajak Daerah. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 t ent ang Pajak Daerah dan Ret ribusi Daerah, disebut kan salah sat u jenis Ret ribusi Daerah yang dapat dipungut adalah Ret ribusi Pengujian Kendaraan Bermot or.

Bahw a unt uk melaksanakan pembinaan, pengaw asan dan pengendalian sert a memberikan kepast ian hukum maka perlu diat ur dan dit et apkan Perat uran Daerah t ent ang Ret ribusi Pengujian Kendaraan Bermot or.

II. PASAL DEM I PASAL

Pasal 1 : Cukup jelas Pasal 2 : Cukup jelas Pasal 3 : Cukup jelas Pasal 4 : Cukup jelas Pasal 5 : Cukup jelas Pasal 6 : Cukup jelas Pasal 7 : Cukup jelas Pasal 8 : Cukup jelas Pasal 9 : Cukup jelas Pasal 10 : Cukup jelas Pasal 11 : Cukup jelas Pasal 12 : Cukup jelas Pasal 14 : Cukup jelas Pasal 15 : Cukup jelas Pasal 17 : Cukup jelas Pasal 18 : Cukup jelas Pasal 19 : Cukup jelas Pasal 20 : Cukup jelas Pasal 21 : Cukup jelas Pasal 22 : Cukup jelas Pasal 23 : Cukup jelas Pasal 24 : Cukup jelas Pasal 25 : Cukup jelas Pasal 26 : Cukup jelas Pasal 27 : Cukup jelas Pasal 28 : Cukup jelas Pasal 29 : Cukup jelas Pasal 30 : Cukup jelas Pasal 31 : Cukup jelas Pasal 32 : Cukup jelas Pasal 33 : Cukup jelas Pasal 34 : Cukup jelas Pasal 35 : Cukup jelas Pasal 36 : Cukup jelas Pasal 37 : Cukup jelas Pasal 38 : Cukup jelas Pasal 39 : Cukup jelas