Lampiran 6a ringkasan kegiatan 1 tahun

(1)

RESUME KEGIATAN KOLEKTIF GURU GUGUS “GATOT SUBROTO”

TAHUN 2015/2016 PAKET I (SATU) Materi Pokok : Pengembangan Silabus dan RPP Tanggal Pertemuan : 17,24,31 Oktober 2015

Narasumber : Widji Astuti, S.Pd.M.Pd.

Tujuan : Peserta memahami Penyusunan Silabus dan RPP A. Pendahuluan

Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: ”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

B. Komponen RPP

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Komponen RPP adalah:

1. Identitas mata pelajaran, meliputi: 1. satuan pendidikan,

2. kelas, 3. semester,

4. mata pelajaran atau tema pelajaran, 5. Alokasi Waktu / jumlah pertemuan. 6. Hari, Tanggal Pelaksanaan


(2)

2. Standar Kompetensi

Merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

3. Kompetensi Dasar

Adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

4. Indikator Pencapaian Kompetensi

Adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

5. Tujuan Pembelajaran

Menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

6. Nilai-nilai pendidikan karakter

Dalam RPP KTSP harus mencantumkan 18 nilai karakter yang muncul dalam langkah-langkah pembelajaran.

7. Materi Ajar,

Memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

8. Alokasi Waktu

Ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

9. Metode Pembelajaran

Digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.


(3)

10. Kegiatan Pembelajaran a. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

b. Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

c. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.

11. Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

12. Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.


(4)

RESUME KEGIATAN KOLEKTIF GURU GUGUS “GATOT SUBROTO”

TAHUN 2015/2016 PAKET II (DUA) Materi Pokok : Media dan Metode Pembelajaran Tanggal Pertemuan : 7, 14, 21 November 2015

Narasumber : Karsidi, S.Pd.M.Pd.

Tujuan : Peserta memahami jenis-jenis Metode dan Media Pembelajaran

A. Media Pembelajaran 1. Pengertian

Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Djamarah, 2002: 137). Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 17). Jadi, media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan pengajaran tercapai.

2. Manfaat dan Fungsi Media

Manfaat Media antara lain : 1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, 2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. 3). Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. 4). Efisiensi dalam waktu dan tenaga. 5). Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. 6). Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. 7). Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar. 8). Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Fungsi media antara lain : 1). Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar. 2). Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belajar mengajar. 3). Mendorong motivasi belajar. 4). Menambah variasi dalam penyajian materi. 5). Menambah pengertian nyata tentang suatu pengetahuan. 6). Memungkinkan siswa memilih kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya.


(5)

3. Ciri-ciri Media

Media memiliki ciri-ciri antara lain : a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, suatu peristiwa satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property) Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar timelapse recording.

c. Ciri Distributif (Distributive Property) Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

4. Klasifikasi Media

1) Alat-alat visual yang dapat dilihat. 2). Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar. 3). Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar. 4). Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagainya

B. Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model Pembelajaran 1. Pendekatan Pembelajaran

Dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

2. Teknik Pembelajaran

Dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik

Contoh : penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara


(6)

teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas

3. Taktik Pembelajaran

Merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual

Contoh : terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu.

4. Model Pembelajaran

Merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

5. Metode

Ceramah, Demonstrasi, Diskusi, Simulasi, Laboratorium, Brainstorming, Debat, Seminar, Bermain peran (role play), Studi kasus dan macam-macam metode pembelajaran kooperatif untuk KTSP dan langkah-langkah penyajiannya.


(7)

RESUME KEGIATAN KOLEKTIF GURU GUGUS “GATOT SUBROTO”

TAHUN 2015/2016 PAKET III (TIGA) Materi Pokok : Penilaian Pembelajaran

Tanggal Pertemuan : 28 November 2015 dan 9, 16 Januari 2016 Narasumber : Sugiarto, S.Pd.SD

Tujuan : Peserta memahami Jenis-jenis Penilaian Pembelajaran dan Teknik Penyusunan Soal

A. Penilaian Hasil Belajar 1. Pengertian

Proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

2. Cakupan Penilaian

Berdasarkan PP. No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik;

b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. 3. Tujuan Penilaian

a. Umum

1) memperbaiki proses pembelajaran

2) menilai pencapaian kompetensi peserta didik

3) sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa. b. Khusus

1) mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa; 2) mendiagnosis kesulitan belajar;

3) memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar; 4) penentuan kenaikan kelas;

5) memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan


(8)

4. Fungsi Penilaian

a. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas. b. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar. c. Meningkatkan motivasi belajar siswa.

d. Evaluasi diri terhadap kinerja siswa 5. Prinsip Penilaian

a. Valid/sahih b. Objektif

c. Transparan/terbuka d. Adil

e. Terpadu

f. Menyeluruh dan berkesinambungan g. Bermakna

h. Sistematis i. Akuntabel j. Beracuan kriteria 6. Jenis-Jenis Penilaian

a. Jenis Penilaian Berdasarkan Cakupan Kompetensi yang Diukur, 1) Ulangan Harian,

2) Ulangan Tengah Semester, 3) Ulangan Akhir Semester, 4) Ulangan Kenaikan Kelas. b. Jenis Penilaian Berdasarkan Sasaran

1) Penilaian Individual 2) Penilaian Kelompok 7. Teknik Penilaian

a. Teknik Tes

Teknik yang digunakan melaksanakan tes berupa pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan yang harus ditanggapi atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang di tes. Teknik tes terdiri dari 1) tes tertulis, 2) Tes Lisan, 3) Tes Praktik / Perbuatan.


(9)

b. Teknik Non Tes

Teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Selama ini teknik nontes kurang digunakan dibandingkan teknik tes. Teknik non tes terdiri dari : Pengamatan/observasi, dengan alat: Skala sikap, Angket (kuesioner). Penugasan, berupa: Tugas, Proyek. Produk; Portofolio.

8. Lagkah-langkah penyusunan tes a. Penentuan tujuan tes,

b. Penyusunan Kisi-Kisi tes, c. Penulisan soal,

d. Penelaahan Soal (validasi soal), e. Perakitan soal menjadi perangkat tes, f. Uji coba soal termasuk Analisis-nya, g. Bank Soal

h. Penyajian tes kepada peserta didik i. Skoring (pemeriksaan jawaban)

9. Syarat Pemilihan Indikator Soal / Materi Penting

a. Urgensi: KD/indikator/materi yang secara teoritis, mutlak harus dikuasai oleh peserta didik.

b. Kontinuitas: KD/indikator/materi lanjutan yang merupakan pendalaman materi sebelumnya.

c. Relevansi: yang diperlukan untuk mempelajari dalam bidang studi lain. d. Keterpakaian: memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan sehari-hari. 10. Kaidah Penulisan Soal

a. Soal Kompetensi

1) Berhubungan dengan kondisi pembelajaran di kelas atau di luar kelas 2) Berhubungan erat antara proses, materi, kompetensi dan pengalaman

belajar

3) Mengukur kompetensi peserta didik

4) Mengukur beberapa kemampuan yang diwujudkan dalam stimulus soal


(10)

6) Mengandung pemecahan masalah b. Soal Uraian

SOAL URAIAN adalah soal yang jawabannya menuntut peserta tes untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan gagasan dalam bentuk tulisan.

Kaidah Penulisan Soal Uraian : 1) Soal sesuai dengan indikator

2) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai 3) Materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran

4) Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis pendidikan atau tingkat kelas

5) Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian 6) Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal

7) Ada pedoman penskorannya

8) Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca

9) Rumusan kalimat soal komunikatif

10) Butir soal menggunakan bahasa yang baku

11) Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian

12) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu 13) Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat

menyinggung perasaan peserta didik c. Soal Pilihan Ganda

1) Soal harus sesuai dengan indikator 2) Pengecoh harus berfungsi

3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar 4) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

5) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. 6) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif

ganda.


(11)

8) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama

9) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban di atas salah/benar”.

10) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis waktunya.

11) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.

12) Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang. 13) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

d. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa. e. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya

mudah dimengerti peserta didik.

f. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.

g. Pilihan jawaban jangan mengulang kata/frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok soal


(12)

RESUME KEGIATAN KOLEKTIF GURU GUGUS “GATOT SUBROTO”

TAHUN 2015/2016 PAKET IV (EMPAT) Materi Pokok : Pembelajaran PAKEM

Tanggal Pertemuan : 23, 30 Januari 2016 dan 6 Februari 2016 Narasumber : Karsidi, S.Pd.M.Pd.

Tujuan : Peserta memahami dan dapat mengimplementasikan Pembelajaran PAKEM

A. Pengertian PAKEM

1. PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.

Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:

a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’ Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.


(13)

d. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

B. Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM? 1. Memahami sifat yang dimiliki anak

Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif.

2. Mengenal anak secara perorangan

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.

Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).

3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar

Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.

4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah

Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis


(14)

berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir.

Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).

5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.

Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.

6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar.

Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.


(15)

Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa.

Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.

8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental

Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM.

Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEMenyenangkan.’

C. Bagaimana Pelaksanaan PAKEM?

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama PEMBELAJARAN. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut tabel beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru.


(16)

Kemampuan Guru Pembelajaran Guru menggunakan alat bantu dan

sumber belajar yang beragam.

Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misal: alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri, gambar, studi kasus, nara sumber, lingkungan

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan.

Siswa: melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara, mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri, menarik kesimpulan.

Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri, menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri Guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan.

Melalui diskusi, lebih banyak

pertanyaan terbuka.

Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri

Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa.

Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)

Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut. Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan

Guru mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa sehari-hari.

Siswa menceritakan atau

memanfaatkan pengalamannya sendiri.

Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari Menilai pembelajaran dan kemajuan

belajar siswa secara terus menerus.

Guru memantau kerja siswa Guru memberikan umpan balik RESUME KEGIATAN KOLEKTIF GURU


(17)

TAHUN 2015/2016 PAKET V (LIMA) Materi Pokok : Penilaian Kinerja Guru (PKG) Tanggal Pertemuan : 13, 20, 27 Februari 2016 Narasumber : Widji Astuti, S.Pd.M.Pd.

Tujuan : Pengertian, Tujuan,Alur dan mekanisme kegiatan PKG A. Pendahuluan

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, PK GURU adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan dan keterampilan, sebagai kompetensi yang dibutuhkan sesuai amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Penguasaan kompetensi dan penerapan pengetahuan serta keterampilan guru, sangat menentukan tercapainya kualitas proses pembelajaran atau pembimbingan peserta didik, dan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan bagi sekolah/madrasah, khususnya bagi guru dengan tugas tambahan tersebut. Sistem PK GURU adalah sistem penilaian yang dirancang untuk mengidentifikasi kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya melalui pengukuran penguasaan kompetensi yang ditunjukkan dalam unjuk kerjanya. B. Fungsi PK Guru

Secara umum, PK GURU memiliki 2 fungsi utama sebagai berikut.

1. Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompetensi dan keterampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Dengan demikian, profil kinerja guru sebagai gambaran kekuatan dan kelemahan guru akan teridentifikasi dan dimaknai sebagai analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk setiap guru, yang dapat dipergunakan sebagai basis untuk merencanakan PKB.


(18)

2. Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang dilakukannya pada tahun tersebut. Kegiatan penilaian kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses pengembangan karir dan promosi guru untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya.

C. Aspek yang dinilai dalam PK Guru

Aspek penilaian PK Guru mengacu pada Permendiknas 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yang dikelompokkan menjadi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial dan Kompetensi Profesional. Untuk mempermudah PKG maka kompetensi-kompetensi tersebut dirangkum menjadi 14 kompetensi-kompetensi bagi Guru kelas/Mapel, 17 Kompetensi untuk guru BK, serta tugas tambahan.

D. Perangkat Pelaksanaan PK Guru 1. Pedoman PK Guru

2. Instrumen Penilaian Kinerja (Intrumen 1 untuk guru kelas / mapel, instrumen 2 untuk Guru BK, Instrumen 3 untuk Tugas Tambahan)

3. Instrumen PK guru untuk pembelajaran / bimbingan terdiri dari : a. Lembar pernyataan kompetensi, indikator dan cara menilai b. Format laporan dan evaluasi per kompetensi

c. Format rekap hasil PK guru

d. Format penghitungan angka kredit

4. Instrumen PK Guru untuk tugas tambahan terdiri dari : a. Petunjuk Penilaian

b. Format Identitas Diri c. Format Penilaian Kinerja

d. Format Rekapitulasi Penilaian Kinerja e. Format Tambahan

5. Laporan Kendali Kinerja

Pada format ini dicantumkan hasil PK GURU formatif, sasaran nilai PK GURU yang akan dicapai setelah guru mengikuti proses PKB, dan hasil PK GURU sumatif untuk beberapa tahun ke depan.


(19)

E. Prosedur Pelaksanaan PK Guru 1. Waktu Pelaksanaan

1 (satu) tahun 2 (dua) kali yaiti di awal tahun ajaran dan diakhir tahun ajaran

a. PKG Formatif

Dilaksanakan kurun waktu 6 (enam) minggu diawal tahun ajaran untuk menyusun profil kinerja guru.

b. PKG Sumatif

PK GURU sumatif digunakan untuk menetapkan perolahan angka kredit guru pada tahun tersebut.

2. Prosedur PKG

Meliputi Persiapan, Pelaksanaan (Sebelum pengamatan, selama pengamatan, setelah pengamatan), Pemberian Nilai, Pelaporan

3. Konversi nilai PKG ke Angka Kredit Angka Kredit per tahun:

(AKKAKPKBAKP)x JM

JWM x NPK 4

F. Penilai dalam PK Guru

Penilaian kinerja guru dilakukan di sekolah oleh Kepala Sekolah. Apabila Kepala Sekolah tidak dapat melaksanakan sendiri (misalnya karena jumlah guru yang dinilai terlalu banyak), maka Kepala Sekolah dapat menunjuk Guru Pembina atau Koordinator PKB sebagai penilai. Penilaian kinerja Kepala Sekolah dilakukan oleh Pengawas. Kriteria penilai sebagai berikut :

1. Menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan jabatan/pangkat guru/kepala sekolah yang dinilai.

2. Memiliki Sertifikat Pendidik.

3. Memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dan menguasai bidang kajian Guru/Kepala Sekolah yang akan dinilai.

4. Memiliki komitmen yang tinggi untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

5. Memiliki integritas diri, jujur, adil, dan terbuka

6. Memahami PK Guru dan dinyatakan memiliki keahlian serta mampu untuk menilai kinerja Guru/Kepala Sekolah.


(20)

Dalam hal Kepala Sekolah, Pengawas, Guru Pembina, dan Koordinator PKB memiliki latar belakang bidang studi yang berbeda dengan guru yang akan dinilai maka penilaian dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah dan/atau Guru Pembina/ Koordinator PKB dari Sekolah lain atau oleh Pengawas dari kabupaten/kota lain yang sudah memiliki sertifikat pendidik dan memahami PK Guru. Hal ini berlaku juga untuk memberikan penilaian kepada Guru Pembina.

G. Masa Kerja

1. Masa kerja tim penilai kinerja guru ditetapkan oleh Kepala Sekolah atau Dinas Pendidikan paling lama tiga (3) tahun.

2. Kinerja penilai dievaluasi secara berkala oleh Kepala Sekolah atau Dinas Pendidikan dengan memperhatikan prinsip-prinsip penilaian yang berlaku. 3. Untuk sekolah yang berada di daerah khusus, penilaian kinerja guru

dilakukan oleh Kepala Sekolah dan/atau Guru Pembina setempat.

4. Jumlah guru yang dapat dinilai oleh seorang penilai adalah 5 sampai 10 guru per tahun.

H. Sanksi

Penilai dan guru yang dinilai akan dikenakan sanksi apabila yang bersangkutan terbukti melanggar prinsip-prinsip pelaksanaan PK Guru, sehingga menyebabkan Penetapan Angka Kredit (PAK) diperoleh dengan cara melawan hukum. Sanksi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Diberhentikan sebagai Guru atau Kepala Sekolah dan/atau Pengawas. 2. Bagi penilai, wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi, tunjangan

fungsional, dan semua penghargaan yang pernah diterima sejak yang bersangkutan melakukan proses PK Guru.

3. Bagi guru wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan semua penghargaan yang pernah diterima sejak yang bersangkutan memperoleh dan mempergunakan PAK yang dihasilkan dari PK Guru.


(21)

RESUME KEGIATAN KOLEKTIF GURU GUGUS “GATOT SUBROTO”

TAHUN 2015/2016 PAKET VI (ENAM)

Materi Pokok : Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Tanggal Pertemuan : 19, 26 Maret 2016 dan 2 April 2016

Narasumber : Widji Astutik, S.Pd.M.Pd.

Tujuan : Peserta memahami Jenis-Jenis PKB dan dapat merencanakan PKB A. Pengertian

Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, secara bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitas guru. Pengembangan keprofesian berkelanjutan mencakup kegiatan perencanaanyang diawali dari hasil refleksi diri, Uji kompetensi guru (UKG), dan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru) oleh Kepala Sekolah dan/atau tim penilai sekolah pada pelaksanaan pembelajaran di kelas.

B. Tujuan

1. Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan dalam peraturan perundangan yang berlaku.

2. Memutakhirkan kompetensi guru untuk memenuhi kebutuhan guru dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk memfasilitasi proses pembelajaran peserta didik.

3. Meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional.

4. Menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai penyandang profesi guru. 5. Meningkatkan citra, harkat, dan martabat profesi guru di masyarakat. 6. Menunjang pengembangan karir guru.


(22)

C. Unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Unsur-unsur PKB disajikan pada tabel di bawah ini :

Sub Unsur PKB Kegiatan

A Melaksanakan Pengembangan Diri

1. Mengikuti Diklat Fungsional

2. Melaksanakan kegiatan kolektif guru B Publikasi Ilmiah 1. Membuat publikasi ilmiah atas hasil

penelitian

2. Membuat publikasi buku

C Karya Inovatif 1. Menemukan teknologi tetap guna 2. Menemukan/menciptakan karya seni 3. Membuat/memodifikasi alat pelajaran 4. Mengikuti pengembangan penyusunan

standar, pedoman, soal dan sejenisnya a. Pengembangan Diri (PD)

1) Diklat Fungsional

Diklat Fungsional/teknis adalah diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenjang jabatan fungsional guru.

Kegiatan dapat berupa kursus, pelatihan, penatarandengan durasi minimal 30 jampelajaran yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau pemerintah daerah pada lembaga diklat yang ditunjuk seperti P4TK, LPMP, LP2KS, Badan Diklat Daerah, lembaga Diklat yang diselenggarakan oleh masyarakat yang mendapat izin operasional dari pemerintah atau pemerintah daerah 2) Kegiatan Kolektif Guru

a) Lokakarya atau kegiatan bersama (seperti KKG, MGMP, MGBK, KKKS dan MKKS) untuk menyusun dan/atau mengembangkan perangkat kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan/atau media pembelajaran;

b) Keikutsertaan pada kegiatan ilmiah (seminar, koloqium, workshop, bimbingan teknis, dan/atau diskusi panel), baik sebagai pembahas maupunpeserta;


(23)

c) Kegiatan kolektif lainnya yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru.

Bukti pelaksanaan kegiatan pengembangan diri yang dapat dinilai, antara lain:

1) Diklat fungsional yang harus dibuktikan dengan surat tugas, sertifikat, dan laporan deskripsi hasil pelatihan yang disahkan oleh kepala sekolah. Sistematika buku IV PKB halaman 100

2) Kegiatan kolektif guru yang harus dibuktikan dengan surat keterangan dan laporan deskripsi hasil kegiatan yang disahkan oleh kepala sekolah. Sistematika buku IV PKB halaman 102-103

b. Publikasi Ilmiah

Hasil kegiatan PKB Subunsur Publikasi Ilmiah, dan Karya Inovatif, harus memenuhi persyaratan “APIK”, sebagai berikut:

1.

A

sli, laporan yang dibuat benar-benar merupakan karya asli penyusunnya, bukan merupakan plagiat/jiplakan, atau disusun dengan niat dan prosedur yang tidak jujur.

2.

P

erlu, hal yang dilaporkan atau gagasan yang dituliskan, harus sesuatu yang diperlukan dan mempunyai manfaat dalam menunjang pengembangan keprofesian dari guru yang bersangkutan

3.

I

lmiah, laporan disajikan dengan memakai kerangka isi dan mempunyai kebenaran yang sesuai dengan mengikuti kaidah-kaidah kebenaran ilmiah dan mengkuti kerangka isi yang telah ditetapkan. 4.

K

onsisten, isi laporan harus sesuai dengan tugas pokok guru. Unsur publikasi ilmiah antara lain :

1. Laporan hasil penelitian berupa karya tulis yang didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan guru pada bidang pendidikan sesuai dengan tugas pokoknya. Laporan penelitian dapat berupa penilitian tindakan kelas, penelitian eksperimen, penelitian deskriptif, penelitian perbandingan, penelitian korelasi, dan sebagainya


(24)

Kerangka isi Publikasi Ilmiah Berupa Hasil Penelitian atau Gagasan Ilmu Bidang Pendidikan Formal dicantumkan dalam Lampiran 4a dan 4b.

2. Membuat publikasi buku

3. Publikasi ilmiah pada kelompok ini terdiri dari: (1) Buku Pelajaran, (2) Modul/Diktat Pembelajaran, (3) Buku dalam Bidang Pendidikan, (4) Karya Terjemahan, dan (5) Buku Pedoman Guru.

c. Karya Inovatif

Karya inovatif adalah karya hasil pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni yang bermanfaat bagi pendidikan dan/atau masyarakat yang terdiri dari (1) menemukan teknologi tepatguna (karya sains dan teknologi); (2) menemukan/ menciptakan karya seni; (3) membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum; (4) mengikuti pengembangan/ penyusunan standar, pedoman, soal, dan sejenisnya


(1)

E. Prosedur Pelaksanaan PK Guru 1. Waktu Pelaksanaan

1 (satu) tahun 2 (dua) kali yaiti di awal tahun ajaran dan diakhir tahun ajaran

a. PKG Formatif

Dilaksanakan kurun waktu 6 (enam) minggu diawal tahun ajaran untuk menyusun profil kinerja guru.

b. PKG Sumatif

PK GURU sumatif digunakan untuk menetapkan perolahan angka kredit guru pada tahun tersebut.

2. Prosedur PKG

Meliputi Persiapan, Pelaksanaan (Sebelum pengamatan, selama pengamatan, setelah pengamatan), Pemberian Nilai, Pelaporan

3. Konversi nilai PKG ke Angka Kredit

Angka Kredit per tahun:

(AKKAKPKB−AKP)x JM

JWM x NPK 4

F. Penilai dalam PK Guru

Penilaian kinerja guru dilakukan di sekolah oleh Kepala Sekolah. Apabila Kepala Sekolah tidak dapat melaksanakan sendiri (misalnya karena jumlah guru yang dinilai terlalu banyak), maka Kepala Sekolah dapat menunjuk Guru Pembina atau Koordinator PKB sebagai penilai. Penilaian kinerja Kepala Sekolah dilakukan oleh Pengawas. Kriteria penilai sebagai berikut :

1. Menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan jabatan/pangkat guru/kepala sekolah yang dinilai.

2. Memiliki Sertifikat Pendidik.

3. Memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dan menguasai bidang kajian Guru/Kepala Sekolah yang akan dinilai.

4. Memiliki komitmen yang tinggi untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

5. Memiliki integritas diri, jujur, adil, dan terbuka

6. Memahami PK Guru dan dinyatakan memiliki keahlian serta mampu untuk menilai kinerja Guru/Kepala Sekolah.


(2)

Dalam hal Kepala Sekolah, Pengawas, Guru Pembina, dan Koordinator PKB memiliki latar belakang bidang studi yang berbeda dengan guru yang akan dinilai maka penilaian dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah dan/atau Guru Pembina/ Koordinator PKB dari Sekolah lain atau oleh Pengawas dari kabupaten/kota lain yang sudah memiliki sertifikat pendidik dan memahami PK Guru. Hal ini berlaku juga untuk memberikan penilaian kepada Guru Pembina.

G. Masa Kerja

1. Masa kerja tim penilai kinerja guru ditetapkan oleh Kepala Sekolah atau Dinas Pendidikan paling lama tiga (3) tahun.

2. Kinerja penilai dievaluasi secara berkala oleh Kepala Sekolah atau Dinas Pendidikan dengan memperhatikan prinsip-prinsip penilaian yang berlaku. 3. Untuk sekolah yang berada di daerah khusus, penilaian kinerja guru

dilakukan oleh Kepala Sekolah dan/atau Guru Pembina setempat.

4. Jumlah guru yang dapat dinilai oleh seorang penilai adalah 5 sampai 10 guru per tahun.

H. Sanksi

Penilai dan guru yang dinilai akan dikenakan sanksi apabila yang bersangkutan terbukti melanggar prinsip-prinsip pelaksanaan PK Guru, sehingga menyebabkan Penetapan Angka Kredit (PAK) diperoleh dengan cara melawan hukum. Sanksi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Diberhentikan sebagai Guru atau Kepala Sekolah dan/atau Pengawas. 2. Bagi penilai, wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi, tunjangan

fungsional, dan semua penghargaan yang pernah diterima sejak yang bersangkutan melakukan proses PK Guru.

3. Bagi guru wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan semua penghargaan yang pernah diterima sejak yang bersangkutan memperoleh dan mempergunakan PAK yang dihasilkan dari PK Guru.


(3)

RESUME KEGIATAN KOLEKTIF GURU GUGUS “GATOT SUBROTO”

TAHUN 2015/2016 PAKET VI (ENAM)

Materi Pokok : Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Tanggal Pertemuan : 19, 26 Maret 2016 dan 2 April 2016

Narasumber : Widji Astutik, S.Pd.M.Pd.

Tujuan : Peserta memahami Jenis-Jenis PKB dan dapat merencanakan PKB A. Pengertian

Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, secara bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitas guru. Pengembangan keprofesian berkelanjutan mencakup kegiatan perencanaanyang diawali dari hasil refleksi diri, Uji kompetensi guru (UKG), dan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru) oleh Kepala Sekolah dan/atau tim penilai sekolah pada pelaksanaan pembelajaran di kelas.

B. Tujuan

1. Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan dalam peraturan perundangan yang berlaku.

2. Memutakhirkan kompetensi guru untuk memenuhi kebutuhan guru dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk memfasilitasi proses pembelajaran peserta didik.

3. Meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional.

4. Menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai penyandang profesi guru. 5. Meningkatkan citra, harkat, dan martabat profesi guru di masyarakat. 6. Menunjang pengembangan karir guru.


(4)

C. Unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Unsur-unsur PKB disajikan pada tabel di bawah ini :

Sub Unsur PKB Kegiatan

A Melaksanakan Pengembangan Diri

1. Mengikuti Diklat Fungsional

2. Melaksanakan kegiatan kolektif guru B Publikasi Ilmiah 1. Membuat publikasi ilmiah atas hasil

penelitian

2. Membuat publikasi buku

C Karya Inovatif 1. Menemukan teknologi tetap guna 2. Menemukan/menciptakan karya seni 3. Membuat/memodifikasi alat pelajaran 4. Mengikuti pengembangan penyusunan

standar, pedoman, soal dan sejenisnya a. Pengembangan Diri (PD)

1) Diklat Fungsional

Diklat Fungsional/teknis adalah diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenjang jabatan fungsional guru.

Kegiatan dapat berupa kursus, pelatihan, penatarandengan durasi minimal 30 jampelajaran yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau pemerintah daerah pada lembaga diklat yang ditunjuk seperti P4TK, LPMP, LP2KS, Badan Diklat Daerah, lembaga Diklat yang diselenggarakan oleh masyarakat yang mendapat izin operasional dari pemerintah atau pemerintah daerah 2) Kegiatan Kolektif Guru

a) Lokakarya atau kegiatan bersama (seperti KKG, MGMP, MGBK, KKKS dan MKKS) untuk menyusun dan/atau mengembangkan perangkat kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan/atau media pembelajaran;

b) Keikutsertaan pada kegiatan ilmiah (seminar, koloqium, workshop, bimbingan teknis, dan/atau diskusi panel), baik sebagai pembahas maupunpeserta;


(5)

c) Kegiatan kolektif lainnya yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru.

Bukti pelaksanaan kegiatan pengembangan diri yang dapat dinilai, antara lain:

1) Diklat fungsional yang harus dibuktikan dengan surat tugas, sertifikat, dan laporan deskripsi hasil pelatihan yang disahkan oleh kepala sekolah. Sistematika buku IV PKB halaman 100

2) Kegiatan kolektif guru yang harus dibuktikan dengan surat keterangan dan laporan deskripsi hasil kegiatan yang disahkan oleh kepala sekolah. Sistematika buku IV PKB halaman 102-103

b. Publikasi Ilmiah

Hasil kegiatan PKB Subunsur Publikasi Ilmiah, dan Karya Inovatif, harus memenuhi persyaratan “APIK”, sebagai berikut:

1.

A

sli, laporan yang dibuat benar-benar merupakan karya asli penyusunnya, bukan merupakan plagiat/jiplakan, atau disusun dengan niat dan prosedur yang tidak jujur.

2.

P

erlu, hal yang dilaporkan atau gagasan yang dituliskan, harus sesuatu yang diperlukan dan mempunyai manfaat dalam menunjang pengembangan keprofesian dari guru yang bersangkutan

3.

I

lmiah, laporan disajikan dengan memakai kerangka isi dan mempunyai kebenaran yang sesuai dengan mengikuti kaidah-kaidah kebenaran ilmiah dan mengkuti kerangka isi yang telah ditetapkan. 4.

K

onsisten, isi laporan harus sesuai dengan tugas pokok guru.

Unsur publikasi ilmiah antara lain :

1. Laporan hasil penelitian berupa karya tulis yang didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan guru pada bidang pendidikan sesuai dengan tugas pokoknya. Laporan penelitian dapat berupa penilitian tindakan kelas, penelitian eksperimen, penelitian deskriptif, penelitian perbandingan, penelitian korelasi, dan sebagainya


(6)

Kerangka isi Publikasi Ilmiah Berupa Hasil Penelitian atau Gagasan Ilmu Bidang Pendidikan Formal dicantumkan dalam Lampiran 4a dan 4b.

2. Membuat publikasi buku

3. Publikasi ilmiah pada kelompok ini terdiri dari: (1) Buku Pelajaran, (2) Modul/Diktat Pembelajaran, (3) Buku dalam Bidang Pendidikan, (4) Karya Terjemahan, dan (5) Buku Pedoman Guru.

c. Karya Inovatif

Karya inovatif adalah karya hasil pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni yang bermanfaat bagi pendidikan dan/atau masyarakat yang terdiri dari (1) menemukan teknologi tepatguna (karya sains dan teknologi); (2) menemukan/ menciptakan karya seni; (3) membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum; (4) mengikuti pengembangan/ penyusunan standar, pedoman, soal, dan sejenisnya