PERAN JURNALISME DAKWAH WARGA DALAM PORTAL ONLINE HIDAYATULLAH.

(1)

PERAN JURNALISME DAKWAH WARGA DALAM PORTAL

ONLINE HIDAYATULLAH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri

Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

AMRON NUSKHI

NIM : B51212056

PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

1437 H/2016 M


(2)

(3)

(4)

(5)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama

: Amron Nuskhi

NIM

: B51212056

Fakultas/Jurusan : Dakwah dan Komunikasi / Komunikasi Penyiaran Islam

E-mail address

: pancenganteng@gmail.com

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan

UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah :

Sekripsi Tesis

Desertasi

Lain-lain (

………

)

yang berjudul

PERAN JURNALISME DAKWAH WARGA DALAM

PORTAL ONLINE HIDAYATULLAH

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini

Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan

menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara

fulltext

untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN

Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta

dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Surabaya, 16 Agustus 2016

Penulis

( Amron Nuskhi )

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

PERPUSTAKAAN

Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8431972 Fax.031-8413300 E-Mail: perpus@uinsby.ac.id


(6)

ABSTRAK

AMRON NUSKHI (B51212056)

Konsentrasi Jurnalistik Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam

Peran Jurnalisme Dakwah Warga Dalam Portal Online Hidayatullah

Kata Kunci : Peran, Jurnalisme Warga, Portal Online

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat pesat adalah

fenomena nyata dari era komputerisasi. Informasi menjadi kebutuhan primer dan media

dituntut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi. Adanya perioditas

dalam penerbitan (media massa cetak) ataupun penayangan (media massa elektronik)

menjadi satu kendala untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi.

Dari situ timbulah gagasan untuk melibatkan masyarakat berpartisipasi dalam

memberikan informasi yang dikenal dengan istilah Jurnalismen Warga. Bagaimana peran

Jurnalisme Dakwah Warga dalam portal online hidayatullah ? Apa faktor pendukung dan

penghambat peran Jurnalisme Dakwah Warga dalam portal online hidayatullah?

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif yaitu

mendeskripsikan bagaimana penerapan peran Jurnalismen Warga dalam media

online

.

Setelah melakukan penelitian dan menganalisis, ditemukan beberapa fakta tentang

peran jurnalisme warga (

Citizen Journalism

) dalam portal online hidayatullah

,

antara lain

sebagai tempat menyediakan informasi dan peringatan kepada masyarakat tentang apa

saja di lingkungan mereka, meng-

up date

pengetahuan dan pemahaman masyarakat

tentang lingkungan sekitarnya (pengawasan sosial), menjadi sarana dakwah, memproses,

menginterpretasikan dan mengkorelasikan seluruh pengetahuan atau hal yang diketahui

oleh manusia (interpretasi). Menyebarkan nilai dan ide dari masyarakat (transmisi nilai)

dan menyajikan informasi yang menghibur (hiburan).

Selain itu, ada beberapa faktor pendukung dan penghambat peran jurnalisme

warga dalam mengirimkan karya jurnalistiknya. Faktor pendukung seperti; kemudahan

dalam mengirimkan berita atau informasi karena menggunakan media internet,

disediakannya kanal khusus, hemat waktu dan biaya. Faktor penghambatnya antara lain;

kendala teknis yang sewaktu-waktu bisa terjadi, penumpukan file, kurangnya

pengoptimalan penggunaan teknologi, minimnya budaya kritis masyarakat.

Dari penelitian yang kemudian dijabarkan dan dianalisis, dapat ditarik kesimpulan

bahwa jurnalisme warga mempunyai peran penting dalam portal online hidayatullah

.

Penelitian ini mengkaji tentang peran dan factor pendukung serta penghambat

dalam portal online hidayatullah. Adapun kajian tentang isi pesan dalam berita jurnalisme

warga dapat dikaji oleh peneliti berikutnya.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Metode Penelitian... 8

F. Sistematika Pembahasan ... 12

BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN PERAN JURNALISME DAKWAH WARGA DALAM PORTAL ONLINE HIDAYATULLAH A. Peran Jurnalisme Dakwah Warga ... 14

1. Peran ... 14

2. Jurnalistik Dakwah ... 17

3. Jurnalisme Warga ... 20

B. Media Jurnalisme Warga ... 28

1. Media Online... 28

2. Aplikasi Jurnalisme Online... 30

3. Berita ... 32


(8)

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 40

B. Kehadiran Peneliti ... 41

C. Setting Penelitian... 42

D. Subyek dan Obyek Penelitian ... 42

E. Sumber Data... 42

F. Teknik Pengumpulan Data... 44

G. Teknik Analisis Data ... 46

H. Teknik Keabsahan Data ... 47

I. Tahap Penelitian... 49

BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN PERAN JURNALISME DAKWAH WARGA DALAM PORTAL ONLINE HIDAYATULLAH A. Setting Penelitian Peran Jurnalisme Dakwah Warga ... 54

1. Profil Hidayatullah.com... 54

2. Kanal dan Rubrikasi ... 56

3. Stuktur Redaksi ... 58

4. Jumlah Pengakses Hidayatullah.com ... 60

B. Penyajian Data Peran Jurnalisme Dakwah Warga ... 63

1. Peran Jurnalisme Warga dalam www.hidayatullah.com ... 63

a. Sebagai Penyuplai Berita ... 64

b. Membantu Up Date Informasi... 64

c. Memberikan Warna Lain ... 65

d. Menambah Jaringan Informasi ... 65

C. Temuan Penelitian Peran Jurnalisme Dakwah Warga ... 73

1. Dasar-Dasar Jurnalisme Dakwah Warga dalam www.hidayatullah.com ... 73

2. Jurnalisme Warga sebagai Sarana Dakwah ... 74

3. Urgensi Jurnalisme Dakwah Warga ... 75

4. Peran Jurnalism Muslim ... 77

5. Faktor Pendukung dan Penghambat ... 79

6. Harapan www.hidayatullah.com dalam peran jurnalisme dakwah warga ... 85

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 87


(9)

DAFTAR PUSTAKA ... 90 BIODATA PENULIS


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Halaman Awal Portal Berita Hidayatullah.com (hidcom) ... 54

4.2 Akun Facebook Hidcom... 57

4.3 Beranda Akun Facebook Hidcom... 58

4.4 Kanal Berita dari Anda ... 65

4.5 Berita Citizen Jurnalism “Bom Jauh dari Masjid,Dizooming Seakan terjadi di Samping Masjid Nabawi” dikirim langsung dari Arab Saudi... 67

4.6 Berita Citizen Jurnalism “Syamsudin Arif:Sikapidengan Benar Empat Kondisi ini” ... 68

4.7 Berita Citizen Jurnalism tentang merayakan kelulusan ... 69

4.8 Berita Citizen Jurnalism tentang Enam Pemuda Katolik Muallaf ... 71


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 39 4.1 Jumlah Views Hidcom ... 62


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pers di Indonesia mengalami perubahan dan perkembangan yang cukup berarti. Masa yang paling terlihat akan perubahan tersebut yaitu pasca runtuhnya rezim orde baru tahun 1998. Sejak itu pers di Indonesia dapat dengan leluasa mengepakkan sayap Jurnalismenya. Kebebasan pers sebagai prinsip kini diakui, bahkan dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999.

Kebebasan pers tersebut barulah pangkal tolak dan kerangka referensi. Selanjutnya pergulatan terjadi antara pers dengan pemerintah, pemilik modal maupun dengan masyarakat serta beragam kepentingan. Berulang kali pemerintah dan masyarakat di luar media mengingatkan dan mendesak agar pers dan media massa pandai-pandai dalam menggunakan hak kebebasannya. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai terjadi perselisihan atau hal lain yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh jaminan kebebasan pers.

Kebebasan pers dikaitkan dengan kemampuan dan kemauan pers untuk mengembangkan kualitas profesionalismenya. Hal ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi pers Indonesia yakni dengan menyertakan kebebasan dan pengembangannya serta peningkatan profesionalismenya sebagai penyedia jasa informasi. Akan sejauh mana pers bisa dengan arif dan maksimal dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya sebagai insan pewarta kepada profesinya, masyarakat dan pemerintah.


(13)

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, kebutuhan masyarakat akan informasi menjadi sangat penting. Informasi menjadi suatu komoditi primer bahkan sumber kekuasaan. Karena informasi dapat dijadikan sebagai alat untuk membentuk opini publik (public opinion) yang dapat mempengaruhi dan mengendalikan pikiran, sikap dan perilaku manusia1. Bahkan peradaban masa kini

lazim disebut sebagai “peradaban masyarakat informasi” karena hanya mereka

yang mampu menguasai dan mengolah informasilah yang akan berperan di garda depan dalam kerangka kehidupan.2

Pada gilirannya perkembangan informasi pun berimbas pula pada perkembangan industri pers. Praktis pasca runtuhnya rezim orde baru dan penghapusan Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) dan lahirnya Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) lewat menteri penerangan saat itu yaitu Muhammad Yunus Yosfiah, media langsung menjamur. Lahirlah media-media baru baik cetak maupun elektronik dengan berbagai alasan dan tujuan. Sejak itu pula genderang kebebasan pers ditabuh. Semua media berlomba untuk menjadi yang terdepan dalam memberitakan.

Salah satu kelemahan dari media pada masa itu seperti surat kabar, tabloid, radio ataupun televisi adalah terkait dengan ruang dan waktu. Namun kini dengan munculnya internet masalah tersebut dapat teratasi. Peristiwa yang terjadi pada saat itu dapat segera diinformasikan hanya membutuhkan beberapa waktu.

1

Asep Syamsul M. Romli,Jurnalistik Dakwah; Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 13 2


(14)

Bahkan beberapa media mampu menyampaikan peristiwa untuk siap mewartakan kepada khalayak hanya dalam hitungan detik.3

Sebelum lahirnya media online, media-media seperti surat kabar, ternyata perlu waktu dalam setiap kali penerbitannya (perioditas). Nyatanya hal ini kurang maksimal untuk mengetahui informasi yang sifatnya penting dan mendadak. Lalu televisi, selain juga memerlukan waktu yang cukup lama terkadang media elektronik ini terbentur dengan mekanisme proses dan teknis.

Informasi yang disampaikan pada televisi membutuhkan proses dari tangan ke tangan serta membutuhkan alat-alat yang cukup merepotkan dan keahlian khusus yang tidak dimiliki banyak orang. Hal itu juga kurang efektif untuk berita yang bersifat dadakan. Selanjutnya radio, informasi yang dibagikan dengan suara ini seharusnya mampu meng-update informasi dengan cepat. Walaupun informasi dapat dengan mudah dibagikan melalui jaringan telepon, tapi nyatanya banyak kendala yang didapati ketika proses pembuatan berita berlangsung seperti masalah sinyalisasi, cuaca dan lain sebagainya.

Kini dengan majunya teknologi informasi, memungkinkan masyarakat untuk ikut menjadi penyedia informasi, karena perangkat teknologi yang mendukung pekerjaan tersebut. Dilatarbelakangi kenyataan bahwa di era media internet dan teknologi modern, memungkinkan setiap orang secara praktis dapat menjalankan fungsi sebagai jurnalis (wartawan/pewarta/reporter). Dengan telepon genggam yang dilengkapi kamera, maka setiap warga bisa merekam kejadian penting yang terjadi di dekatnya. Didukung teknologi yang semakin canggih,


(15)

gambar atau video tersebut bisa dikirim segera ke media informasi atau diunggah ke situs-situs website media informasi yang bisa disaksikan oleh masyarakat luas.

Saat ini sudah banyak media massa yang membuka kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan hal tersebut.

Istilah Jurnalisme Warga mengacu pada peran aktif masyarakat dalam proses pengumpulkan, pelaporkan, penganalisisan dan penyajian berita.4 Jurnalisme Warga muncul ketika kebutuhan akan informasi dari masyarakat begitu tinggi, sementara media massa tidak sepenuhnya memainkan peran dan tanggung jawabnya sebagai penyaji informasi.

Di Indonesia fenomena Jurnalisme Warga muncul sejak peristiwa reformasi 1998. Beberapa media (terutama radio), sudah mulai menjadikan audience tidak lagi murni sebagai pendengar atau pemirsa melainkan juga sebagai rekan kerja. Mengingat minimnya jumlah contributor atau awak berita. Karena tidak semua peristiwa dapat diliput oleh jurnalis profesional. Terlebih untuk media yang concern pada news yang mengutamakan ketepatan informasi dan kecepatan waktu.

Begitu banyak peran serta warga saat ini yang mewarnai perkembangan Jurnalisme di tanah air. Peristiwa dahsyatnya tsunami Aceh pada akhir 2004 bisa disaksikan oleh masyarakat diseluruh dunia, salah satunya karena adanya video amatir dari seorang Jurnalisme Warga yaitu Cut Putri yang berhasil merekam kedahsyatan tsunami, disaat dirinya dalam kondisi terancam akan air laut yang menggulung daratan. Video tersebut adalah gambar awal tragedy tsunami yang

4

Imam Suwandi,Langkah Otomatis Menjadi Jurnalisme Warga(Jakarta: Dian Rakyat,


(16)

terjadi di Aceh. Nilai berita dalam video tersebut sangat tinggi walaupun pembuat video tersebut bukanlah seorang jurnalis profesional. Hal ini membuktikan bahwa Jurnalisme Warga mempunyai peran penting dalam dunia jurnalistik.

Menurut Suryopratomo (direktur pemberitaan Metro TV), bahwa Jurnalisme Warga merupakan suatu yang positif dalam melengkapi perkembangan jurnalistik tanah air. Apalagi jika kemudian mereka yang bergerak dibidang jurnalistik ikut membantu pemahaman dan perkembangan tentang Jurnalisme warga, agar mereka yang ikut didalamnya tahu akan kaidah kaidah kejurnalistikan yang benar. Jurnalisme Warga juga ikut membantu membangun terwujudnya demokrasi yang lebih sehat karena bisa melahirkan pergulatan pemikiran yang sehat pula dimasyarakat.5

Andy F. Noya (mantan Pemimpin Redaksi Metro TV) mengungkapkan bahwa fenomena Jurnalisme Wargasaat ini dapat memacu para jurnalis profesional untuk dapat menyajikan berita secara cepat, dalam, lengkap dan akurat. Dengan semakin maraknya fenomena Jurnalisme Warga ini, maka akan melatih kepekaan kita terhadap nilai berita dari setiap kejadian disekitar kita.6

www.hidayatullah.com adalah salah satu portal islami yang sampai saat ini masih berjalan meskipun sudah banyak portal yang sama bermunculan, kemudian salah satu website berbasis islam yang menerima berita dari Jurnalisme Warga, sehingga mempunyai sifat terbuka dalam pencarian berita, portal berita nasional

dan internasional yang mengusung motto “Mengabarkan Kebenaran” menyajikan

5

Imam Suwandi,Langkah Otomatis Menjadi Jurnalisme Warga(Jakarta: Dian Rakyat,

2010) h 7


(17)

berbagai menu seperti nasional, internasional, wawancara, cover story, feature, opini, sudut pandang, kesehatan, iptek dan lain lain. Setiap media online mempunyai kriteria tersendiri dalam pemuatan beritanya, yang harus dicermati adalah bagaimana Jurnalisme Warga mengetahui kriteria dari media online tersebut. Dalam pemberitaan media online umum sangatlah banyak Jurnalisme Warga yang berperan karena mudah didapat berita tersebut dan tentu tidak mengandung banyak peraturan, kemudian bagaimanakah jika media online islami ini yang mempergunakan Jurnalisme Warga dalam memuat berita.

Jurnalisme Warga yang berperan ini juga ikut serta menyampaikan dakwah, yakni dakwah bil qolam karena tidak dipungkiri bahwa secara tidak langsung, bisa mempengaruhi seseorang yang telah membacanya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kehadiran dan peran Jurnalisme Warga dalam suatu media menjadi penting. Terlebih fenomena Jurnalisme Warga yang bisa dikatakan sudah tidak baru lagi (di Indonesia) namun masih sangat terbatas dalam referensi pustaka, juga mahasiswa yang meneliti fenomena tersebut. Oleh karena itu peneliti memberikan judul pada penelitian ini “PeranJurnalisme Dakwah Warga Dalam Portal Online Hidayatullah”


(18)

B. RUMUSAN MASALAH

Dari pemaparan diatas, maka timbullah pertanyaan yang menjadi perumusan masalah pada penilitan ini, yaitu:

a. Bagaimana peran Jurnalisme Dakwah Warga dalam portal Online Hidayatullah ?

b. Apa faktor pendukung dan penghambat peran Jurnalisme Dakwah Warga dalam portal Online Hidayatullah?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Untuk mengetahui peran Jurnalisme Warga dalam portal Online Hidayatullah.

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat peran Jurnalisme Warga dalam portal Online Hidayatullah.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kajian dalam ilmu komunikasi terlebih pada disiplin ilmu jurnalistik. Khususnya pembahasan mengenai peran Jurnalisme Dakwah Warga dalam suatu media serta dapat menjadi referensi tambahan bagi para peneleti selanjutnya.

2. Manfaat praktis

1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para praktisi komunikasi, terutama mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, khususnya jurusan


(19)

Komunikasi Penyiaran Islam, Konsentrasi Jurnalistik. Agar lebih mengetahui bagaimana peran Jurnalisme Dakwah Warga dalam media online.

2. Untuk melengkapi penelusuran koleksi skripsi pada perpustakaan umum Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, sehubungan dengan belum adanya penelitian khusus tentang peran Jurnalisme Dakwah Warga dalam suatu media.

E. METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara-cara ilmiah yang digunakan untuk melaksanakan penelitian, hal ini diperlukan agar penelitian lebih terarah dan rasional. untuk itu diperlukan metode yang sesuai dengan obyek uyang diangkat, karena metode berfungsi sebagai cara mengerjakan sesuatu untuk mendapatkan hasil yang optimal dan dapat dipertangungjawabkan.7

Berdasarkan dari data yang diperoleh, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, sedangkan definisi penelitian kualitatif adalah suatu teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang berkarakteristik kualitatif (misalnya data tersebut berupa data non-numerik transkripsi verbatim atas wacana subjek, catatan lapangan dari studi observasi partisipan atau data yang berupa arsip atau dokumen).8

Alasan peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena peneliti ingin meneliti peran para Jurnalisme Dakwah Warga dalam portal Online Hidayatullah

(www.hidayatullah.com). dalam hal pendukung dan penghambat peran Jurnalisme

7

Anton Baker, Metode Filsafat, (Jakarta; Ghalia Indonesia, 1986), hal . 10

8


(20)

Dakwah Warga dalam www.hidayatullah.com dalam memberikan informasi kepada pembaca, Selain itu, peneliti menggunakan metode kualitatif bertujuan untuk mencari data-data yang dapat dijadikan bahan penelitian, baik berupa arsip atau dokumen yang terdapat pada portal berita www.hidayatullah.com, sehingga dapat menjadi rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti.

Analisis interpretatif sesuai dengan penelitian yang peneliti laksanakan karena pendekatan intterpretatif mendasarkan diri pada penafsiran peneliti dari data-data www.hidayatullah.com yang telah terkumpul dan telah diklasifikasikan.

1. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian adalah Jurnalisme Warga atauCitizen Jornalism yang telah mengirimkan berita ke www.hidayatullah.com dan pihak redaksi.

Adapun yang menjadi obyek penelitian yang peneliti jadikan sumber data dalam penelitian ini adalah media online www.hidayatullah.com yang berdiri tahun 1996 lalu di bahwa naungan Kelompok Hidayatullah Media yang menyajikan berbagai menu seperti nasional, internasional, wawancara, cover story, feature, opini, sudut pandang, kesehatan, iptek, dan lain lain.

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan terdiri dari:

a. Sumber data primer, yaitu sumber data yang diperoleh bahan-bahan kepustakaan yang ada relevansinya dengan penelitian ini yaitu kanal tentang Jurnalisme Warga.


(21)

b. Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari situs-situs atau portal berita lain, buku-buku, Koran dan artikel yang mendukung dalam penelitian ini.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara untuk memperoleh data lengkap, obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sesuai dengan permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan yang berkaitan erat dengan dengan permaslahan dalam penelitian ini, dan kesmua data tersebut dipandang dapat memberikan penjelasan yang utuh.

Adapun data-data yang dikumpulkan agar dapat memberikan penjelasan yang utuh tentunya berdasarkan jenis sumber data yang tepat dan terarah. Dalam penelitian ini secara operasional dalam upaya mengumpulkan berbagai data yang ada, dilakukan teknik yang meliputi :

a. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menyelidiki buku-buku, majalah, surat kabar, laporan program, artikel internet dan lain sebagainya.9 Berdasarkan pengertian tersebut penelitian dengan pengumpulan data dengan teknik dokumentasi berarti peneliti melakukan pencarian dan pengambilan segala informasi yang sifatnya teks menjelaskan dan menguraikan mengenai hubungannya dengan arah penelitian ini. Teknik pengumpulan data dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

9

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), hlm. 85


(22)

gambaran umum portal Online Hidayatullah yang antara lain sejarah berdirinya, kepengurusan, tujuan, perekrutan anggota, sistematika dana, selain itu teknik pengumpulan data juga digunakan dalam mengumpulkan data-data yang mendukung penelitian ini baik dari www.hidayatullah.com sendiri, portal-portal atau situs-situs internet lain, majalah maupun artikel koran.

b. Observasi

Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik terhadap gejala-gejala yang diselidiki.10 Oleh karenanya dalam penelitian ini untuk memperoleh kelengkapan data-data mengenai strategi www.hidayatullah.com dalam melakukan pelaksanaan melalui jaringan internet. Lebih jelasnya observasi di sini adalah dengan melakukan pengamatan data pencatatan secara langsung terhadap peran Jurnalisme Dakwah Warga dalam portal Online Hidayatullah.

4. Analisis Data

Pada dasarnya data yang diperoleh dalam penelitian adalah data-data yang masih bersifat gambaran umum sehingga memerlukan penganalisaan data secara obyektif. Data tersebut dimanfaaatkan dan dikerjakan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian.

10


(23)

Adapun metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data disajikan dalam sejumlah uraian ataupun deskripsi secara menyeluruh dan obyektif dengan melakukan penyerdahanaan dari berbagai data yang dipaparkan baik data hasil dokumentasi maupun observasi yang nantinya diklasifikasikan sesuai dengan pembahasan dalam penelitian ini. Klasifikasi yang dimaksud adalah pemilah-milahan semua data yang lebih spesifik agar nantinya lebih mudah dituangkan dalam bagian-bagian bahasan tertentu di dalam penelitian ini. Sehingga lebih mudah dalam memahami dan memberikan interpretasi.

F. SISTEMATIKA PEBAHASAN

Agar penulis skripsi ini lebih mudah dipahami, maka tentunya perlu dibuat sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini berisi tentang latarbelakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konseptual dan sistematika pembahasan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi tentang pengertian Peran, pengertian Jurnalisme Warga, pengertian media online dan sejarah portal berita www.hidayatullah.com.


(24)

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisikan tentang pendekatan dan jenis penelitian yang dipakai, subjek penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan keabsahan data.

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Pada bab ini berisikan tentang penyajian data dan meliputi profil singkat www.hidayatullah.com dan peran Jurnalisme Dakwah Warga dalam portal Online Hidayatullah.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang nantinya akan memuat kesimpulan dan saran.


(25)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN PERAN JURNALISME DAKWAH WARGA DALAM PORTAL ONLINE HIDAYATULLAH

A. Peran Jurnalisme Dakwah Warga 1. Peran

Peran menurut bahasa adalah bagian dari tugas utama yang harus dilakukan.1Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran berarti beberapa tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat dan harus dilaksanakan.2 Sedangkan Mc. Eachem, sebagaimana yang dikutip oleh David Berry, mendefinisikan peran sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial.3 Berry sendiri mendefinisikan peran sebagai imbangan dari normanorma sosial.

Sementara itu, Jenping mendefinisikan peran sebagai cara berinteraksi yang melibatkan tingkah laku oleh dan untuk individu, yang pada akhirnya ada proses penempatan status peranan seseorang dalam keluarga, organisasi, masyarakat dan lain sebagainya.4 Menurut Gibb dan Gordon peran lahir dari interaksi dalam masyarakat itu sendiri, dengan memposisikan peran sebagai interaksi mereka dalam masyarakat, melalui partisipasi dalam memainkan peranan tertentu.5 Seseorang dikatakan memainkan perannya manakala ia\ menjalankan

1

Suharso dkk,Kamus Besar Bahasa Indonesia(Semarang: Widya Karya, 2005), h. 214

2

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka.1998), h.322

3

N. Grass. W. S. Masson and A. W. Mc. Echren,Exploration Role Analiysis, dalam David Berry,Pokok Pikiran Dalam Sosiologi( Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1993P) h. 99

4

Ibid., h.100

5


(26)

hak dan kewajiban yang merupakan bagian tak terpisah dari status yang disandangnya.

Dalam ilmu sosial, peran diartikan sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu posisi dalam struktur social tertentu. Sedangkan, Abu Ahmadi mendefinisikan peran sebagai suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya.6 Menurut Horton dan Hunt (1993), peran (role) adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status. Berbagai peran yang tergabung dan terkait pada suatu status ini oleh Merton (1968) dinamakan perangkat peran (role set).7

Peran adalah deskripsi sosial tentang siapa kita dan kita siapa. Peran menjadi bermakna ketika dikaitkan dengan orang lain, komunitas sosial atau politik. Peran adalah kombinasi antara posisi dan pengaruh. Peran adalah kekuasaan dan bagaimana kekuasan itu bekerja, baik secara organisasi dan organis. Peran memang benar-benar kekuasaan yang bekerja, secara sadar dan hegemonis meresap masuk dalam nilai yang diserap tanpa melihat dengan mata terbuka lagi. Peran, adalah simbiosis yang berkaitan dengan keuntungan dan kerugian, sebab dengan peran, ada yang dirugikan dan diuntungkan. Peran ialah

the dynamic aspect of status” (aspek dinamis dari suatu status).

Robert Linton seorang antropolog, telah mengembangkan Teori Peran. Menurutnya, Teori Peran (Role Theory) menggambarkan interaksi social dalam

6

Abu Ahmadi,Psikologi Sosial(Surabaya: PT Bina Ilmu, 1982) h. 50.

7

Paul B. Horton, dan Chester L. Hunt. 1993.Sosiologi(Jakarta: Penerbit Erlangga, 1993) h.129-130.


(27)

terminologi aktor-aktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai dengan teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang menuntun kita untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.8

Dalam buku Teori Psikologi Sosial, Sarlito Wirawan Sarwono, mengungkapkan teori peran (role theory) adalah teori yang merupakan sebuah perpaduan berbagai teori orientasi maupun disiplin ilmu. Pada dasarnya peran tidak bisa dipisahkan dengan status kedudukan. Walaupun keduanya berbeda namun saling berhubungan.9 Lebih lanjut dalam buku tersebut, mengutip Biddle dan Thomas, Sarlito membagi peristilahan dalam teori peran menjadi empat golongan, yaitu istilah yang menyangkut:10

a. Orang yang mengambil bagian dalam interaksi tersebut b. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut

c. Kedudukan orang dalam perilaku tersebut d. Kaitan antara orang dengan perilaku tersebut.

Dari beberapa definisi peran di atas dapat ditarik kesimpuan bahwa setiap orang pasti mempunyai peran, baik dalam keluarga, masyarakat, organisasi maupun institusi. Baik secara interaksi, tingkah laku dan lain sebagainya. Oleh karena itu dapat dikatakan juga bahwa peran-peran itu ditentukan oleh norma-norma di masyarakat. Artinya, sesesorang diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat didalam pekerjaan dan statusnya.

8

Hendropuspito,Sosiologi Sistematik( Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1989) h. 105-107.

9

Sarlito Wirawan Sarwono,Teori Psikologi Sosial(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003) h.214

10


(28)

2. Jurnalistik Dakwah

Jurnalistik Dakwah awalnya identik denganDakwah Bil Qolam (Dakwah Bil Kitabah, Dakwah Bit Tadwin), yaitu dakwah dengan tulisan, seperti lewat tulisan di media massa cetak dan buku, mengingat "pengertian konvensional jurnalistik" yang identik dengan media cetak --suratkabar, tabloid, majalah, atau buletin.

Namun, seiring perkembangan media, jurnalistik dakwah tidak lagi terbatas di media cetak, tapi juga media elektronik (Radio/Televisi) dan media siber (cybermedia, media online, media internet).

Feature radio atau feature televisi, misalnya, jika mengandung kebaikan, kebenaran, dan bernilai syi'ar Islam, maka itu termasuk produk jurnalistik dakwah.

a. Definisi Jurnalistik Dakwah

Dalam buku Jurnalistik Dakwah: Visi dan Misi Dakwah Bil Qolam (Rosdakarya, 2003), mendefinisikan Jurnalistik Dakwah atau Jurnalistik Islami sebagai suatu proses meliput, mengolah, dan menyebarluaskan berbagai peristiwa dengan muatan nilai-nilai kebenaran yang sesuai dengan ajaran Islam, khususnya yang menyangkut agama dan umat Islam.

Jurnalistik Dakwah dapat juga dimaknai sebagai “proses pemberitaan atau

pelaporan tentang berbagai hal yang sarat dengan muatan dan sosialisasi


(29)

Dapat disimpulkan, jurnalistik dakwah yaitu proses peliputan dan pelaporan peristiwa yang mengandung pesan dakwah berupa ajakan ke jalan Allah SWT.

Setiap berita, artikel opini, ataupun feature yang mengandung seruan secara langsung dan tidak langsung, tersurat ataupun tersurat, untuk beriman, berbuat baik (beramal saleh), dan bertakwa kepada Allah SWT masuk dalam kategori jurnalistik dakwah.

Dalam literatur jurnalistik, Jurnalistik Dakwah masuk dalam jenisCrusade Journalism, yaitu jurnalistik yang memperjuangkan nilai-nilai tertentu, yakni nilai-nilai Islam. Jurnalistik Islami mengemban misi ‘amar ma’ruf nahi munkar

(QS 3:104).

Jurnalistik Dakwah juga masuk kategori Jurnalisme Profetik (Jurnalisme Nabawi), yaitu jurnalistik yang mengemban misi (risalah) kenabian --menegakkan tauhid dan syiar Islam.

b. Landasan Jurnalistik Dakwah

"Dasar hukum" Jurnalistik Dakwah yaitu ayat Al-Quran yang juga menjadi dasar aktivitas dakwah secara umum:

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung." (QS Ali Imran:104).

Menyeru kepada kebaikan (al-khair) dan 'amar ma'ruf nahyi munkar, berdasarkan ayat tersebut, menjadi visi-misi jurnalistik dakwah. Informasi, pesan, tulisan, atau berita yang disebarkan dalam konteks jurnalistik dakwah senantiasa


(30)

mengacu pada kebaikan dalam perspektif Islam dan bertujuan menegakkan kebenaran serta mencegah hal-hal munkar (bertentangan dengan syariat Islam).

c. Ideologi Jurnalis Muslim

Jurnalistik Dakwah harus menjadi ideologi para jurnalis Muslim. Ideologi ini akan mendorong munculnya ghirah, semangat, membela kepentingan Islam dan umatnya, juga menyosialisasikan nilai-nilai Islam, sekaligus meng-counter dan mem-filter derasnya arus informasi jahili dari kaum anti-Islam.

Ciri khas jurnalistik dakwah adalah menyebarluaskan informasi tentang perintah dan larangan Allah SWT. Ia berpesan (memberikan message) dan berusaha keras untuk mempengaruhi komunikan/khalayak, agar berperilaku sesuai dengan ajaran Islam.

Jurnalistik Dakwah tentu saja menghindari gambar-gambar ataupun ungkapan-ungkapan pornografis, menjauh-kan promosi kemaksiatan, atau hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam, seperti fitnah, pemutarbalikkan fakta, berita bohong, mendukung kemunkaran, dan sebagainya. Jurnalistik Islami harus mampu mempengaruhi khalayak agar menjauhi kemaksiatan, perilaku destruktif, dan menawarkan solusi Islami atas setiap masalah.

d. Jurnalis Muslim: Juru Dakwah

Jurnalis Muslim adalah sosok jurudakwah (da’i) di bidang pers atau media

yang terikat dengan nilai-nilai, norma, dan etika Islam dalam meliput, menulis, dan menyebarluaskan berita.


(31)

Karena jurudakwah menebarkan kebenaran Ilahi, maka jurnalis Muslim laksana

“penyambung lidah” para nabi dan ulama. Karena itu, ia pun dituntut memiliki

sifat-sifat kenabian, seperti Shidiq, Amanah, Tabligh, dan Fathonah.

Shidiq artinya benar, yakni menginformasikan yang benar saja dan membela serta menegakkan kebenaran itu. Standar kebenarannya tentu saja kesesuaian dengan ajaran Islam (al-Quran dan as-Sunnah). Amanah artinya terpercaya, dapat dipercaya, karenanya tidak boleh berdusta, memanipulasi atau mendistorsi fakta, dan sebagainya.

Tabligh artinya menyampaikan, yakni menginformasikan kebenaran, tidak menyembunyikannya. Sedangkan fathonah artinya cerdas dan berwawasan luas. Jurnalis Muslim dituntut mampu menganalisis dan membaca situasi, termasuk membaca apa yang diperlukan umat.

Jurnalis Muslim bukan saja para wartawan yang bergama Islam dan comitted dengan ajaran agamanya, melainkan juga para cendekiawan Muslim, ulama, mubalig, dan umat Islam pada umumnya yang cakap menulis di media massa.

3. Jurnalisme Warga (Citizen Journalism)

a. Pengertian

Secara etimologi (asal usul kata), jurnalistik berasal dari bahasa Latin dari

kata “diurnal” yang berarti harian atau setiap hari. Atau “journalistiek” dalam bahasa Belanda dan “Warga” dalam bahasa inggris.11 Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia dijelaskan bahwa jurnalistik berasal dari bahasa Belanda dari

11


(32)

kata journalistiek yang artinya ilmu, seni dan ketrampilan dalam penyajian atau penyampaian informasi tentang peristiwa aktual dengan menggunakan media komunikasi massa tercetak atau elektronik.12

Dalam Ensiklopedi Indonesia, jurnalistik diartikan sebagai bidang profesi yang mengusahakan penyajian informasi tentang kejadian dan/atau kehidupan sehari-hari (pada hakikatnya dalam bentuk penerangan, penafsiran dan pengkajian) secara berkala, dengan menggunakan saranasarana penerbitan yang ada.13 Jadi Jurnalisme adalah kegiatan mengumpulkan, menulis, mengedit, menerbitkan berita melalui koran dan majalah atau memancarkan berita melalui radio dan televisi. Sedangkan orang yang melakukan kegiatan jurnalistime disebut jurnalis atau wartawan .14

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, warga artinya anggota, perkumpulan, dan lain sebagainya.15 Sedangkan dalam Ensiklopedi Indonesia warga berarti individu atau orang perorang yang mempunyai ikatan dan tergabung dalam satu komunitas atau wadah (keluarga, organisasi, negara dan lain sebagainya).16

Jurnalisme warga (Citizen Journalism) adalah kegiatan partisipasi aktif yang dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis

12

Departemen pendidikan dan Kebudayaan,Ensiklopedi Nasional Indonesia(Jakarta:PT Cipta Adi Pustaka, 1990) h. 481

13

Tim Redaksi Ichtisar Baru-Van Hoeve,Ensiklopedi Indonesia(Jakarta: Ichtisar Baru,

1998) h. 1609

14

Tim redaksi FOKUSMEDIA,Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Undang-Undang Penyiaran dan Pers(Bandung: FOKUSMEDIA, 2005) h.162

15

Departemen pendidikan dan Kebudayaan,Ensiklopedi Nasional Indonesia(Jakarta:PT Cipta Adi Pustaka, 1990) h. 571

16


(33)

serta penyampaian informasi dan berita.17 Sedangkan menurut Shayne Bowman dan Chris Willis mendefinisikan Jurnalisme Warga sebagai “....the act of

Jurnalismes playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing and disseminating news and information”.18 Jurnalisme warga adalah pranata yang dalam kenyataan menjalankan fungsi-fungsi jurnalistik seperti menyampaikan informasi dan melakukan kritik sosial dan lain sebagainya berdasar atas asas dan kaidah etik untuk mewujudkan tanggung jawab sosial dan taat pada hukum.19

Dari beberapa definisi tentang Jurnalisme warga di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ringkasnya, Jurnalisme warga (Jurnalisme Warga) adalah keterlibatan warga dalam memberitakan suatu peristiwa. Seseorang tanpa memandang latar belakang pendidikan, keahlian dapat merencanakan, menggali, mencari, mengolah dan melaporkan informasi baik berupa tulisan, gambar, suara maupun tuturan.

b. Perkembangan Jurnalisme warga (Jurnalisme Warga) di Indonesia

Di Indonesia fenomena Jurnalisme warga bermula saat tragedy reformasi tahun 1998. Dengan kondisi yang serba tidak menentu, mendorong masyarakat untuk mengetahui kondisi disekitarnya. Minat masyarakat akan informasi begitu tinggi, semua informasi habis dikonsumsi. Sementara banyak media seperti surat kabar dan televise yang mempunyai perioditas dalam terbitan atau tayang. Dari

17

Nurudin ”Jurnalisme Warga” artikel diakses pada 13 Juni 2016, pukul 14.00 dari

http://nurudin.staff.umm.ac.id/2010/01/21/Jurnalisme-warga-negara-Jurnalisme-Warga

18

Imam Suwandi,Langkah Otomatis Menjadi Jurnalisme Warga(Jakarta: Dian Rakyat, 2010) h.9

19

Bowman, Shane & Willis, Chris. 2003.We Media: How Audience are Shaping the Future of News and Information.The Media Center at the American Press Institute


(34)

sini, radio menjadi media paling efektif untuk bisa menyampaikan informasi yang bersifat cepat dan langsung. Elshinta sebagai salah satu radio yang concern pada berita mampu membaca fenomena ini dan langsung mengaplikasikan konsep Jurnalisme warga.20

Fenomena Jurnalisme warga kembali muncul ketika tragedy tsunami Aceh akhir 2004, dimana ada video yang menggambarkan kedahsyatan tsunami dari korban. Kini Jurnalisme warga mempunyai posisi hampir disemua media, mulai dari surat kabar, radio, televise sampai internet. Bahkan beberapa stasiun televisi mempunyai program khusus yang membahas dan menayangkan karya jurnalis warga.

Hal serupa juga terjadi di internet. Pesta Blogger Indonesia adalah salah satu dari kumpulan komunitas Jurnalisme warga dalam media online. Belum lagi grup Jurnalisme Journalist Indonesia di situs- situs jejaring sosial yang didedikasikan kepada Indonesia untuk bisa memberikan wadah bagi generasi muda bangsa yang mempunyai minat besar terhadap perkembangan komunikasi dan jurnalistik.

c. Bentuk-bentuk Jurnalisme warga (Jurnalisme Warga)

D Lasica lewat tulisannya dalam Online Journalims Review, membagi media untuk Jurnalisme warga (Jurnalisme Warga) dalam beberapa bentuk; 1. Partisipasi audiens seperti komentar-komentar pengguna yang dilampirkan untuk mengomentari berita dari situs berita resmi, blog pribadi, foto, gambar atau video sampai pada berita lokal yang ditulis oleh penghuni sebuah komunitas.


(35)

2. Berita independen dan informasi yang ditulis dalam website.

3. Partisipasi di berita situs, berisi komentar-komentar pembaca atas sebuah beria yang disiarkan oleh media tertentu. Beberapa surat kabar seperti Media Indonesia, Koran Tempo kini membuka space komentar dari pembaca tentang sebuah berita yang disajikan.

4. Tulisan ringan seperti dalam milis, e-mail dan lain sebagainya. 5. Situs pemancar pribadi (video situs pemancar).21

Sementara itu Steve Outing pernah mengklasifikasikan bentuk bentuk Jurnalisme warga (Jurnalisme Warga) sebagai berikut:

1. Jurnalisme Warga membuka ruang untuk komentar publik. Dalam ruang itu, pembaca atau khalayak bisa bereaksi, memuji, mengkritik, atau menambahkan bahan tulisan Jurnalisme profesional. Pada media cetak konvensional jenis ini biasa dikenal dengan surat pembaca.

2. Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari artikel yang ditulis. Warga diminta untuk ikut menuliskan pengalamannya pada sebuah topik utama liputan yang dilaporkan jurnalis.

3. Kolaborasi antara jurnalis profesional dengan jurnalis warga yang memiliki kemampuan dalam materi yang dibahas. Tujuannya dijadikan alat untuk mengarahkan atau memeriksa keakuratan artikel. Terkadang profesional nonjurnalis ini dapat juga menjadi kontributor tunggal yang menghasilkan artikel tersebut.

21


(36)

4. Bloghouse warga. Berbentuk blog-blog gratisan yang dikenal, misalnya ada wordpress, blogger, atau multiply. Melalui blog, orang bisa berbagi cerita tentang dunia berdasarkan pengalaman dan sudut pandangnya.

5. Newsroom Jurnalisme transparency blogs. Bentuk ini merupakan blog yang disediakan sebuah organisasi media sebagai upaya transparansi. Dalam hal ini pembaca bisa melakukan keluhan, kritik, atau pujian atas apa yan ditampilkan organisasi media.

6. Stand-alone Jurnalisme Warga site, yang melalui proses editing. Sumbangan laporan dari warga, biasanya tentang hal-hal yang sifatnya sangat lokal, yang dialami langsung oleh warga. Editor berperan untuk menjaga kualitas laporan, dan mendidik warga (kontributor) tentang topik-topik yang menarik dan layak untuk dilaporkan.

7. Stand-alone Jurnalisme Warga, yang tidak melalui proses editing. 8. Gabungan stand-alone Jurnalisme Warga website dan edisi cetak.

9. Hybrid: pro + Jurnalisme Warga. Suatu kerja organisasi media yang menggabungkan pekerjaan jurnalis profesional denganm jurnalis warga.

10. Penggabungan antara Jurnalisme profesional dengan Jurnalisme warga dalam satu atap. Website membeli tulisan dari jurnalis profesional dan menerima tulisan jurnalis warga.

11.Model Wiki. Dalam Wiki, pembaca adalah juga seorang editor. Setiap orang bisa menulis artikel dan setiap orang juga bisa memberi tambahan atau komentar terhadap komentar yang terbit.


(37)

Etika Jurnalisme Warga Memang tidak ada batasan baku untuk Jurnalisme Warga dalam membuat suatu berita. Namun Jurnalisme Warga juga ada etikanya. Etika tersebut kurang lebih sama dengan etika menulis di media online diantaranya adalah tidak menyebarkan berita bohong, tidak mencemarkan nama baik, tidak memicu konflik SARA dan menyebutkan sumber berita dengan jelas.

c. Kelebihan Jurnalisme Warga22

Pemberitaan Jurnalisme Warga lebih mendalam dengan proses yang tak terikat waktu. Memiliki mata rantai jaringan tidak hanya nasional melainkan global. Maraknya blogger dalam membuat beritaan mengenai isu-isu politik misalnya, dapat dijadikan bukti bahwa masyarakat tidak pasif melainkan selalu tanggap dan cepat dalam memberi respon terhadap perkembangan politik yang ada.

Hal ini kemudian dapat memacu masyarakat untuk lebih peduli dengan keadaan politik yang sedang terjadi. Selain itu, Jurnalisme warga juga mempermudah dan mempercepat masyarakat dalam memperoleh berita.

Jurnalisme Warga mampu menghimpun suatu kekuatan digital yang tak terlihat namun keadaan sangat berpengaruh. Misalnya, Barrack Obama berhasil merubah dunia dengan Jurnalisme Warga, tsunami di Banda Aceh-2004 mampu mendapatkan empati dari seluruh dunia karena Jurnalisme Warga. Internet secara umum juga bisa menjadi lahan kampanye yang strategis (Kompas, 21 Februari 09).

22

Artikel Jurnalisme Warga diakses tgl 26 Juli 2016 10.30 wib pada


(38)

Setiap warga negara memiliki hak dan bertanggung jawab dalam hal-hal yang terkait dalam berita khususnya menyangkut kepentingan masyarakat luas.

d. Kelemahan Jurnalisme Warga23

Akurasi berita dan ketidakpatuhan pada kode etik Jurnalisme. Berita apa saja dapat disampaikan oleh siapa saja, dengan mengandalkan pembaca sebagai alat kontrol. Pembaca dapat menyanggah, menyalahkan, dan memberi informasi yang benar.

1. Di dunia akademik, Jurnalisme Warga mendapat kritik keras. Vincent Maher dari Rhodes University, misalnya, menyebut kelemahan Jurnalisme ini karena

tidak memiliki “3E”, yakni etika, ekonomi, dan epistemologi.

2. Adanya pencemaran nama baik terhadap pihak-pihak tertentu. 3. Kekisruhan informasi sangat rentan terjadi.

4. Karena kurangnya skill yang dimiliki oleh warga dalam membuat suatu berita, kadang terjadi kesimpangsiuran berita.

Kalau kita mengikuti definisi Jurnalisme dalam arti klasik selama ini, Jurnalisme Warga belum bisa masuk dalam ranah Warga (Jurnalisme). Sebab, Jurnalisme mensyaratkan banyak hal seperti yang terjadi pada dunia kewartawanan selama ini. Tetapi, ia hanya sebuah aktivitas seperti layaknya seseorang menulis buku harian, hanya medianya saja memakai internet.

23


(39)

B. Media Jurnalisme Warga 1. Media Online

Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”.

Association for Education and Communication Tecnology (AECT) mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat dipengaruhi efektifitas program instruksional.24

John M. Echols dan Hasan Shadily memberikan definisi mengenai online. On berarti sedang berlangsung, dan line berarti garis, barisan, jarak dan tema.25 Singkatnya, online berarti proses pengaksesan informasi yang sedang berlangsung melalui media internet.

Menurut Harris poll, lebih dari 137 juta orang Amerika melaksanakan seluruh kegiatan mereka melalui dunia internet. Pada tahun 1995, hanya 9% orang yang belum memanfaatkan internet. Saat ini diperkirakan pengguna internet lebih dari tiga jam perharinya.26

24

Asnawir dan Usman M Basyiruddin.Media Pembelajaran(Jakarta: Ciputat Pers. 2002). h.11

25

John M. Echols dan Hasan Shadily,English Indonesia Dictionary(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), h. 360.

26


(40)

a. Internet

Internet barasal dari dua kata, interconnecteddanNetwork. Interconnected bararti jaringan sistem komunikasi data yang melibatkan satu atau lebih sistem komputer dan dihubungkan dengan jalur transmisi alat komunikasi.27 Internet adalah sebuah jaringan komputer yang menghubungkan beberapa sumberdaya, berupa pendidikan, bisnis yang diakses dengan menggunakan internet protocol.28

b. Perkembangan internet

Internet merupakan jaringan komputer untuk sistem pertahanan yang dikembangkan oleh departement pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969. Proyek jaringan ini diberi nama Defence Advanced Research Project Agency (DARPA).29 Jaringan pertama yang dibuat DARPA kemudian diberi nama ARPAnet. Pada tahun 1981 jumlah situs yang tergabung dala ARPAnet berkembang menjadi 200 situs. ARPAnet berkembang sangat pesat, dan tidak hanya melibatkan jaringan universitas saja melainkan melibatkan pula organisasi-organisasi lain di dunia. Mengingat banyaknya jaringan yang terhubung, maka di tahun 1983 mulai dikenal dengan interconnected Network atau internet.

World Wide Web (WWW) adalah sebuah jaringan global situs internet multimedia untuk informasi, hiburan, pendidikan dan bisnis. WWW merupakan sistem hypertext yang terangkai menjadi jaringan yang memungkinkan suatu

27

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/aplikasi-sisteminformasi/mediainformasi- digital-internet-dan-pendidikan. diakses pada 28 Juni 2016, 14.30 WIB

28

M. Suyanto,Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing(Yogyakarta: penerbit ANDI, 2003), h.36.

29

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-


(41)

dokumen dibaca banyak orang melalui internet.30WWW mulai populer digunakan sekitar awal tahun 90-an dengan memakai berbagai web browser seperti Internet Explorer, Opera, Mozila Firefox dan sebagainya.

2. Aplikasi Jurnalisme Online a. Jurnalisme online

Menurut Richard Craig, Jurnalisme online adalah proses penyampaian pesan melalui media internet dengan menggabungkan tulisan, audio dan video serta memungkinkan pengakses untuk membaca kembali berita yang telah lalu.31 Dari definisi Jurnalisme online tersebut memberikan gambaran bahwa di era perkembangan teknologi informasi komunikasi, organisasi media tidak hanya bergantung pada satu jenis media untuk menyampaikan informasi. Organisasi media massa juga membutuhkan internet untuk menyampaikan informasi kepada khalayak.

Kegiatan menyampaikan berita melalui internet itulah selanjutnya disebut dengan Jurnalisme online. Perkembangan yang pesat dalam penyajian berita melalui media online (internet) membuat para insan media mengalihkan dirinya lewat dunia maya. Hal tersebut menjadikan produser berita mengatur strategi bagaimana menyajikan sebuah isu menjadi sebuah berita yang sesuai dengan ideologi media mereka, serta bagaimana gaya manajemen yang sebaiknya diterapkan.32

30

M. Suyanto,Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, h. 36.

31

Robert Craig,Online Warga(USA: Thomson Wadsworth, 2005), h. 14

32


(42)

Kini internet menjadi fenomena yang sangat dahsyat. Dapat dikatakan gaya hidup berinternet termasuk penyajian berita lewat internet menjadi fenomena saat ini di belahan dunia manapun.

a.1) Ciri-ciri Jurnalisme online33

1. Reliability (reliabilitas) dalam perspektif teknik jurnalistik, elemen reliabilitas sangatlah dibutuhkan. Tanpa reliabilitas, segala sesuatu tidaklah berguna.

2. Internet saat ini telah banyak digunakan oleh media televisi dan cetak, saat itu pulalah internet menjadi sesuatu yang baru.

3. Content (isi) berita dalam jurnalistik online menjadi sesuatu yang diperhitungkan. Jika berita tidak berbobot, maka akan ditinggalkan khalayak. 4. Isi berita yang dinamis. Pada news online, para staf harus standby untuk mengupdate berita yang terjadi di belahan dunia manapun.

5. Isi berita juga harus mengedepankan kedalaman (indepth)

6. Kecepatan. Saat ini orang lebih menyukai sesuatu yang instant dan cepat. Keuntungan Jurnalisme online seperti yang tertulis dalam buku online Warga. principles and practices of news for the web (Holcomb Hathaway Publishers, 2005), ialah sebagai berikut:

1. Audiens Control. Jurnalisme online memungkinkan audiens untuk dapat lebih leluasa dalam memilih berita yang ingin didapatkan.

2. Storage and retrieval. Jurnalisme online memungkinkan berita tersimpan dan diakses kembali dengan mudah oleh audiens.


(43)

3. Unlimited space. Jurnalisme online memungkinkan jumlah berita yang disampaikan kepada audiens dapat menjadi jauh lebih lengkap

4. Immediacy. Jurnalisme online memungkinkan informasi sampai secara cepat dan langsung kepada audiens, sehingga dapat langsung diakses.

5. Multimedia Capability. Jurnalisme online memungkinkan bagi tim redaksi untuk menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya di dalam berita yang akan diterima langsung oleh audiens.

6. Interactivity. Jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan partisipasi audiens dalam setiap berita.

b.2) Perbedaan Jurnalisme cetak dan Jurnalisme online

Ada beberapa perbedaan antara Jurnalisme cetak (konfensional) dengan Jurnalisme online. Salah satu yang paling kentara adalah media yang digunakan. Dalam media konvensional media yang digunakan adalah media cetak, radio atau televisi. Sedangkan dalam media online, media yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak adalah internet.

Perbedaan yang lain adalah waktu penyajian berita. Media konvensional memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyajikan beberapa informasi. Bahkan untuk media cetak ada perioditas. Sementara untuk media online berita dapat disajikan dengan sangat cepat, bahkan beberapa media online ada yang mampu menyajikan berita dalam hitungan detik. Namun ada juga kelemahan dari media online yaitu berupa literasi internet yang berbeda pada setiap orang.


(44)

3. Berita

Menurut sudirman Tebba berita adalah jalan cerita mengenai suatu peristiwa.34Sedangkan Hikmat kusumaningrat berita adalah informasi aktual mengenai fakta-fakta dan opini yang menarik perhatian orang.35 Asep Syamsul Romli mengartikan berita sebagai laporan peristiwa yang memenuhi empat unsur, yaitu cepat, nyata, penting dan menarik.36

Dari beberapa definisi berita tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa berita adalah informasi aktual mengenai fakta dan opini dengan memperhitungkan beberapa unsur yaitu kedekatan (proximity), geografis antara khalayak dengan peristiwa, keterkenalan (prominence), kriminal (criminal), seks (sex) dan dampak (consequence).

a. Penyajian berita media online

Seperti hal nya di media konvensional, dalam media online pun ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menyajikan berita. Dari pra produksi (rapat redaksi, pencarian berita hingga berita siap akses agar informasi update tiap detik), produksi (mengolah informasi menjadi berita matang) sampai pasca produksi (evaluasi redaksi). Jika tiga tahapan itu dilalui dengan baik maka berita yang ditampilkan pun akan baik dan sebaliknya.

Teoritikus Henry Fayol dan beberapa penerusnya (Urwick dan Brech) memberikan pernyataan bahwa bagaimana seorang manajer seharusnya

34

Sudirman Tebba,Jurnalistik baru, h. 55

35

Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat,Jurnalistik: Teori dan Praktik

(Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 39.

36


(45)

mengaplikasikan tanggung jawabnya sehari-hari dalam sebuah organisasi. Tanggung jawab tersebut adalah:

1. Prakiraan dan perencanaan

Prakiraan adalah estimasi atau harapan tertentu pada masa mendatang yang didasarkan pada beberapa faktor dan asumsi, seperti data historis, keadaan pasar saat ini dan proyeksinya, tingkat suku bunga, serta permintaan pasar terhadap kredit; estimasi ini dilakukan dalam rangka pengelolaan harta dan kewajiban (asset-liability management) yang digunakan sebagai alat perencanaan dalam rangka memprakirakan jumlah penghasilan yang akan diterima pada masa yang akan datang; estimasi ini senantiasa dievaluasi dan disesuaikan menurut kondisi pasar dan kebijakan yang berlaku.37

Menurut Arthur W. Steller, Pengertian Perencanaan ialah hubungan antara apa yang ada sekarang dengan bagaimana yang seharusnya, dimana bertalian dengan kebutuhan, prioritas, penentuan tujuan, program dan alokasi sumber. Bagaimana seharusnya yaitu mengacu pada masa yang akan datang. Perencanaan dalam hal ini menekankan kepada usaha datang disesuaikan dengan apa yang dicita-citakan, menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan keadaan mendatang yang diinginkan.38

Berdasarkan rumusan diatas, dapat dibuat rumusan baru tentang apa itu pengertian perencanaan. Pengertian Prakiraan dan Perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan baik, disertai dengan

37

Kamus BI artikel diakses pada jam 05.44 tgl 26 Juli 2016 dari http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/prakiraan.aspx

38


(46)

berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Motivasi

Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan. Mangkunegara (2005,61) menyatakan : “motivasi terbentuk dari sikap

(attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat

motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal”39. 3. Koordinasi

Pengertian koordinasi menurut Terry, Koordinasi adalah suatu sinkronisasi yang tertib dalam upaya untuk memberikan jumlah yang tepat, waktu dan mengarahkan pelaksanaan yang mengakibatkan harmonis dan tindakan terpadu untuk tujuan lain. Pandangan mengenai koordinasi ini menarik perbedaan antara koordinasi dengan kerja sama. Kerja sama diartikan sebagai aksi kolektif satu orang dengan yang lain atau orang lain menuju tujuan bersama.

Jika dilihat dari sudut normatifnya, maka koordianasi diartikan sebagai kewenangan untuk menggerakkan, menyelaraskan, menyerasikan dan menyeimbangkan kegiatan-kegiatan yang spesifik atau berbeda, agar nantinya semua terarah pada pencapaian tujuan tertentu pada waktu yang telah ditetapkan.

39


(47)

Dari sudut fungsionalnya, koordinasi dilakukan guna mengurangi dampak negatif spesialisasi dan mengefektifkan pembagian kerja.

5. Pengendalian40

Pengendalian merupakan salah satu bagian dari manajemen. Pengendalian dilakukan dengan tujuan supaya apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mencapai target maupun tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian memang merupakan salah satu tugas dari manager. Satu hal yang harus dipahami, bahwa pengendalian dan pengawasan adalah berbeda karena pengawasan merupakan bagian dari pengendalian. Bila pengendalian dilakkan dengan disertai pelurusan (tindakan korektif), maka pengawasan adalah pemeriksaan di lapangan yang dilakukan pada periode tertentu secara berulang kali.

Pengendalian adalah fungsi manajemen yang mengusahakan agar pekerjaan/ kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana, instruksi, pedoman, patokan, pengaturan atau hasil yang telah ditetapkan sebelumnya.41

Berdasarkan uraian diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa pengendalian merupakan pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan oleh atasan atau pimpinan dalam organisasi terhadap komponen organisasi dan sumber-sumber yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumya, secara terus menerus dan berkesinambungan agar semua dapat berfungsi secara maksimal sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.

40

Alan Mumford, Mencetak Manajer Andal Melalui Coaching dan Monitoring (Jakarta: PT Pustaka), h. 12.

41

Pengendalian Artikel diakses pada jam 07.00 tgl 26 Juli 2016 dari


(48)

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berdasarkan hasil tinjauan peneliti di beberapa perpustakaan, peneliti menemukan beberapa judul penelitian tentang media online diantaranya;.

1. Analisis Deskriptif Manajemen Redaksi Republika Online, karya Ina Salma Febrianai Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga. Dalam penelitiannya menjadikan Republika Online sebagai objek penelitian.

2. Skripsi karya Ahmad Yani Konsentrasi Jurnalistik 2011 UIN Syarif hidayatulloh Jakarta dengan judul Kebijakan Redaksional Annida Online Pada Kanal Jurnalisme Warga.

3. Skripsi karya Abdul Fattah Konsentrasi Jurnalistik 2011 UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta dengan dengan judul Citizen Journalism dalam perspektif mahasiswa fakultas Dakwah UIN Sunan Kali Jaga.

NO JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN

1 Analisis Deskriptif Manajemen Redaksi Republika Online

Pembahasan Jurnalistik Sangat mendalam.

Tentang Manajemen.

2 Kebijakan Redaksional Annida Online Pada Kanal Jurnalisme Warga

Tentang

Jurnalisme Warga sangat ditonjolkan.

Membahas tentang kebijakan.


(49)

3 Citizen Journalism dalam perpektif mahasiswa Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga

Analisa tentang Jurnalisme Warga dalam kalangan mahasiswa.

Hanya tingkat kalangan

mahasiswa tidak menyeluruh.

2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

Meskipun subjek penelitiannya sama-sama media online, namun objek penelitiannya berbeda. Inilah perbedaan mendasar antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Belum ada yang meneliti tentang Peran Jurnalisme Dakwah Warga Dalam Media Online Pada www.hidayatullah.com. Perbedaan yang mendasar dari penelitian ini dengan penelitian lain adalah objek penelitiannya yaitu www.hidayatullah.com.


(50)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu metodologi penelitian yang membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya.1 Menurut Lexi J. Moleong, penelitian kualitatif yang mengutip Bogdan dan Taylor yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lesan dari orang dan perilaku yang yang diamati.2 Hal ini berarti penekanannya adalah pada usaha untuk menjawab pertanyaan melalui cara-cara berfikirforman dan argument.

Terdapat jenis-jenis penelitian dalam metode penelitian kualitatif. Jenis penelitian didalam kualitatif penting untuk dirumuskan terlebih dahulu agar tujuan penelitian dengan metode kualitatif dapat terdefinisi dengan baik. Pemahaman jenis penelitian juga membantu peneliti untuk menyusun pertanyaan yang akan disampaikan kepada partisipan.

Sedangkan spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif yang cirinya bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan dan dianalisis, yang bertujuan untuk memecahkan masalah berdasarkan data-data yang ada, yakni dengan menyajikan, menganalisis, dan menginterprestasikan data.

Metode penelitian adalah cara-cara ilmiah yang digunakan untuk melaksanakan penelitian, hal ini diperlukan agar penelitian lebih terarah dan rasional. untuk itu diperlukan metode yang sesuai dengan obyek yang diangkat,

1

Cholid Narbuku,Metodologi Penelitian, (Semarang: Bumi Aksara, 1997), Hal.44


(51)

karena metode berfungsi sebagai cara mengerjakan sesuatu untuk mendapatkan hasil yang optimal dan dapat dipertangungjawabkan.3

Alasan peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena peneliti ingin meneliti peran para Jurnalisme Warga dalam www.hidayatullah.com. dalam hal pendukung dan penghambat peran Jurnalisme Warga dalam www.hidayatullah.com dalam memberikan informasi kepada pembaca, Selain itu, peneliti menggunakan metode kualitatif bertujuan untuk mencari data-data yang dapat dijadikan bahan penelitian, baik berupa arsip atau dokumen yang terdapat pada portal berita www.hidayatullah.com, sehingga dapat menjadi rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti.

Analisis interpretatif sesuai dengan penelitian yang peneliti laksanakan karena pendekatan intterpretatif mendasarkan diri pada penafsiran peneliti dari data-data www.hidayatullah.com yang telah terkumpul dan telah diklasifikasikan.

B. Kehadiran Peneliti

Dalam kehadiran penelitian ini akan peneliti lakukan sendiri tanpa adanya orang lain kecuali khususnya informan yang akan kita wawancarai, karena peneliti itu sendiri bertindak sekaligus sebagai instrument dalam pengumpulan data. Sedangkan peneliti ini akan berperan sebagai partisipan penuh karena peneliti yang mengerti maksud dan tujuan yang akan dilaksanakan.

3


(52)

Adapun sebelum peneliti mulai mengajukan beberapa pertanyaan terhadap informan secara langsung, peneliti akan menjelaskan terlebih dahulu tujuan peneliti supaya tidak terjadi simpang siur antara peneliti dengan informan.

Bahwa peneliti ini memenuhi tugas akhir kuliah atau biasa dikatakan dalam penggarapan skripsi sehingga ada satu titik poin yang harus dilaksanakan dalam skripsi yaitu penelitian, dengan demikian peneliti akan menjelaskan yang sebenar-benarnya kalau peneliti mahasiswa dari UIN Sunan Ampel Surabaya dengan menunjukkan surat izin penelitian dari jurusan.

C. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor redaksi Surabaya yang terletak di kawasan Jl. Kejawan Putih Tambak No.110A Surabaya 60112.

D. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian adalah Jurnalisme Warga atau Jurnalisme warga yang telah mengirimkan berita ke www.hidayatullah.com dan pihak redaksi.

Adapun yang menjadi obyek penelitian yang peneliti jadikan sumber data dalam penelitian ini adalah media online www.hidayatullah.com yang berdiri tahun 1996 lalu di bahwa naungan Kelompok Hidayatullah Media yang menyajikan berbagai menu seperti nasional, internasional, wawancara, cover story, feature, opini, sudut pandang, kesehatan, iptek, dan lain lain.


(53)

E. Sumber Data

1. Jenis data

Berdasarkan sumbernya jenis data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber yang diteliti, diamati atau dicatat untuk pertama kali. Sedangkan data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti.4

Adapun jenis-jenis sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Sumber Data Primer: Jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti adalah tentang www.hidayatullah.com , peran Jurnalisme Warga yang penjelasannya diperoleh langsung dari lokasi kantor redaksi Surabaya www.hidayatullah.com dengan cara wawancara dan dokumentasi.

b. Sumber Data Sekunder: Merupakan data yang dihimpun oleh peneliti sebagai data tambahan atau pelengkap seperti: buku-buku referensi tentang jurnalistik Jurnalisme Warga, buku-buku komunikasi penyiaran, buku-buku penelitian, serta situs-situs lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Sumber data

Setelah jenis data yang diperlukan telah ditentukan, maka langkah berikutnya adalah menentukan sumber data, yaitu dari mana data-data tersebut diperoleh. Adapun sumber data yang telah digunakan oleh peneliti dalam


(54)

pengambilan data tersebut adalah : www.hidayatullah.com di kantor redaksi Surabaya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti secara aktif mengumpulkan data penelitian dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan yang sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan.

1. Observasi

Kata Observasi memiliki arti pengamatan, pengawasan, peninjauan, penyelidikan, dan riset. Observasi adalah kegiatan kegiatan mengamati dan mencermati serta melakukan pencatatan data atau informasi yang sesuai dengan konteks penelitian. Teknik observasi diharapkan dapat menjelaskan atau menggambarkan secara luas dan rinci tentang masalah yang dihadapi.5

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengamatan terhadap peran Jurnalisme Warga dalam www.hidayatullah.com yang dapat dijadikan sebagai wadah dakwah dengan berita islami untuk masa kini, melalui wartawan maupun berita kiriman warga atau Jurnalisme Warga www.hidayatullah.com. 2. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian,

5


(55)

kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan.

Adapun beberapa kriteria narasumber atau informan yang hendak diwawancaraai, yaitu seperti :

a. Kaya data dan informasi mutakhir;

b. Berani bicara apa adanya;

c. Berpikir runut;

d. Berwawasan luas;

e. Banyak pengalaman di dalam topik penelitian yang sesuai diteliti oleh peneliti

f. Konsisten;

g. Gampang dihubungi;

h. Paham dunia jurnalistik

Pemilihan narasumber ini tentu berkaitan dengan bidang kajian yang dikuasai narasumber. Dalam penelitian ini ada beberapa orang yang akan diwawancarai mengenai topik yang diteliti oleh peneliti. Beberapa bagian yang akan dijadikan oleh peneliti sebagai informan, yaitu dibagian pimpinan redaksi dan pengirim berita atau Jurnalisme Warga tersebut.

Teknik wawancara yang saya perlukan yaitu untuk menggali informasi tentang Jurnalisme Warga dalam www.hidayatullah.com factor pendukung dan penghambat yang saat ini dialami dalam pengiriman berita.


(56)

3. Metode Dokumenter

Metode dokumenter merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dilapangan, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan perkiraan. Maka dari catatan lapangan ini merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Catatan-catatan ini berupa coretan seperlunya yang sangat dipersingkat. Berisi kata-kata inti, frase, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan, mungkin itu gambar, sketsa, sosiogram, diagram, dan lain-lain. Menurut Bogdan dan Biklen, catatan lapangan adalah catatan yang tetulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data.

Teknik dokumentasi ini digunakan oleh peneliti untuk menganalis data di lapangan, yang dimana teknik tersebut untuk menggali data berupa data-data yang tersimpan seperti, berkas-berkas materi atau skrip siaran dan juga foto-foto pada saat wawancara berlangsung saat penelitian di lokasi.6

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, dan bahan-bahan yang lainnya dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

6


(57)

penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Menurut sumber lain analisis data adalah menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut, bisa juga untuk menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data, dan proses suatu fenomena sosial.

Proses analisis data ini bisa dimulai dari seluruh data yang tersedia dan berbagai sumber, yaitu wawancara, dokumentasi dan observasi yang pernah ditulis dengan catatan lapangan. Untuk langkah selanjutnya dari data yang terkumpul dan selanjutnya yang dilakukan ialah membuat data tersebut secara Deduktif dan Induktif (Umum-Khusus). Deduktif yaitu menyimpulkan teori dari data-data, sedangkan Induktif yaitu segala sesuatu yang dianggap benar jika dapat diobservasi secara panca indra manusia dan dapat dibuktikan secara empiris.

Dengan demikian data-data tersebut akan menggambarkan kondisi riil akan lapangan atau objek yang diteliti dengan bentuk penulisan, hal tersebut tentu saja berlandasan kepada teori-teori yang telah disebutkan, yaitu antara lain menggambarkan atas kondisi lapangan melalui wawancara langsung dengan pihak www.hidayatullah.com.

H. Teknik Keabsahan Data

Ada beberapa teknik keabsahan data yang durumuskan oleh Lexi. J. Meleong namun dalam penelitian ini peneliti tidak mengambil secara keseluruhan teknik keabsahan data yang dikemukakan tersebut, tapi peneliti sengaja memilih teknik keabsahan data yang sesuai dengan konteks penelitian, berikut ini akan


(58)

dijelaskan teknik keabsahan data yang digunakan oleh peneliti dalam pembahasan penelitian ini, diantaranya yaitu :

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan itu tidak hanya dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi membutuhkan waktu yang lama. Agar dalam memperoleh data dapat menumbuhkan kepercayaan yang tinggi, sehingga betul-betul dapat dipertanggungjawabkan. Dengan perpanjangan keikutsertaan peneliti dapat menguji ketidak beneran informasi baik berasal dari responden maupun kesalahan pemahaman dari peneliti sendiri dalam menangkap informasi tersebut.

2. Ketekunan Pengamatan

Dalam melakukan sebuah penelitian dan untuk memperoleh derajat keabsahan data yang tinggi, maka dengan meningkatkan ketekunan dalam pengamatan ini diharapkan peneliti bisa memahami semua data-data yang berkaitan penelitian. Hal tersebut berarti peneliti secara mendalam serta tekun dalam mengamati berbagai data-data yang terkait dengan penelitian tersebut.

Pengamatan ini dilakukan dengan maksud agar dapat menemukan semua data-data yang sesuai dengan persoalan dan isu yang sedang dicari dan kemudian memuaskan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan terlebih dahulu secara tekun dalam upaya menggali data atau informasi dari berbagai sumber.


(59)

3. Kecukupan Referensi

Keabsahan data hasil penelitian juga dapat dilakukan dengan memperbanyak referensi yang dapat menguji dan mengoreksi hasil penelitian yang telah dilakukan. Seperti halnya yang telah dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data-data yang relevan dari bermacam buku-buku dari berbagai sumber.

I. Tahapan Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan tahapan-tahapan penelitian agar penelitian ini bisa lebih sistematis dan juga bisa lebih optimal. Langkah-langkah tahapan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Penjajakan

Penelitian ini berawal dari kegiatan menjajaki permasalahan yang menjadi pusat perhatian penelitian. Mencari ruang lingkup penelitian yang sesuai dengan pusat penelitian yang akan dilakukan.

2. Mencari dan Menentukan Tema

Didalam kegiatan ini peneliti terlebih dahulu mencari permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian dan menentukan tema, peneliti mencari beberapa materi yang berhubungan dengan website islam untuk mencari objek penelitian. Peneliti mencari dan menyeleksi judul yang menarik dan aktual namun tetap sesuai dengan kajian komunikasi penyiaran Islam konsentrasi Jurnalistik. Kemudian membuat matrik usulan judul dan sehingga membuat proposal penelitian..


(60)

Setelah melakukan beberapa pencarian dan menyeleksi beberapa judul dengan kajian yang mendalam akhirnya peneliti menemukan tema yang disukainya dan dianggap menarik, relevan sesuai dengan konsentrasi Jurnalistik.

Tema yang dipilih oleh peneliti adalah “ Peran Jurnalisme Warga dalam

www.hidayatullah.com”.

3. Menentukan Metode Dan Menyusun Desain Penelitian

Setelah menentukan tema, maka peneliti menentukan metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian. Kali ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu penelitian dalam bentuk deskriptif.

Sedangkan desain penelitian adalah rancangan, pedoman, ataupun acuan yang akan dilakukan, yaitu dengan awalnya membuat matrik usulan judul penelitian sebelum melakukan penelitian hingga pada akhirnya membuat proposal.

Beberapa pakar penelitian mengatakan bahwa apabila desain penelitian telah siap, maka separuh kerja dari penelitian tersebut telah rampung.

4. Mengurus Perizinan

Setelah matrik pengusulan judul diterima oleh pihak jurusan dan ditanda tangani, maka sah sudah judul yang diajukan oleh peneliti. Kemudian peneliti membuat proposal untuk diseminarkan depan penguji, setelah di persetujui juga, peneliti menjalankan tugasnya untuk mengurus perizinan penelitian kepada dekan fakultas dakwah dan ilmu komunikasi UIN Sunan Ampel Seurabaya untuk diserahkan ke tempat penelitian yaitu di Kantor Redaksi www.hidayatullah.com


(61)

Langkah pertama untuk mendapatkan izin melakukan penelitian serta penggalian data dari sumber data adalah peneliti langsung datang ketempat penelitian yang telah ditentukan dengan membawa proposal penelitian serta mengutarakan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan.

Pada tahap ini peneliti tidak mengalami kesulitan, karena peneliti mendapat rekomendasi dari dosen pembimbing dan pimpinan redaksi www.hidayatullah.com untuk melakukan penelitian yang sesuai dengan maksud dan tujaun yang telah dijelaskan oleh peneliti.

5. Riset Pra Lapangan

Pada tahap penelitian ini, sebelumnya peneliti melakukan kunjungan untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian, juga mengetahui keadaan di tempat penelitian agar nanti disaat obervasi dimulai peneliti tidak merasa kesulitan untuk menggali informasi karena tau dan sudah bisa memahami situasi yang ada di tempat penelitian.

Setelah melakukan penjajakan barulah peneliti meninjau kelapangan, dengan datang langsung ke Kantor Redaksi www.hidayatullah.com untuk memulai mengajuukan pertanyaan-pertanyaan yang sehubungan dengan judul penelitian sekaligus observasi.

6. Memilih dan menentukan Informan

Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat dan terkait dalam penelitian ini. Informan adalah yang berfungsi untuk memberikan informasi dan keterangan tentang apapun yang berhubungan dengan penelitian, baik dari segi situasi, kondisi ataupun latar belakang.


(1)

87 BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Media massa tentunya ingin selalu mempertahankan eksistensinya dalam menyajikan informasi kepada khalayak. Peran awak berita atau jurnalis cukup besar dalam mendapatkan berita atau informasi untuk kemudian menyajikannya kepada masyarakat. Untuk mendapatkan informasi atau berita yang baik, berimbang dan beragam dibutuhkan banyak sudut pandang.

Tidak hanya dari sudut pandang ideologi media terkait namun juga dari masyarakat. Peran Jurnalisme Warga (Jurnalisme Warga) mempunyai peranan penting dalam mendukung eksistensi suatu media. Tak terkecuali pada www.hidayatullah.com antara lain;

 Sebagai penyuplai informasi dan berita, membantu redaksi mengetahui dan menganalisis informasi atau isu yang sedang up date maupun yang diprakirakan akan menjadi hot issue, memberikan warna lain, karena dapat mengetahui sudut pandang warga dalam memandang suatu peristiwa dan menambah jaringan baru yang bias memberikan informasi.

 Sebagai sarana dakwah bagi jurnalisme warga, karena secara tidak langsung menyampaikan berita berupa tulisan, yang bisa memperngaruhi warga bisa disebut dengan dakwah bil qolam.


(2)

88

Dalam proses sirkulasi berita tentunya ada faktor pendukung dan penghambat. Begitu juga dengan Jurnalisme warga dalam mengirimkan hasil karyanya. Beberapa faktor pendukung di antaranya;

 Tersedianya wadah atau rubrik khusus untuk menampung karya dari jurnalis warga, mudah dalam proses pengiriman, hemat waktu dan biaya.

Sedangkan faktor penghambatnya antara lain;

 Adanya kendala teknis (server) yang tidak bisa diprediksi, masih rendahnya kesadaran warga bahwa adanya wadah untuk menuangkan pikiran dan aspirasi, rendahnya budaya kritis masyarakat.

Ke depannya, dengan disediakannya wadah yang menampung aspirasi warga, redaksi www.hidayatullah.com berharap dapat memotifasi masyarakat untuk berperan dan berpartisipasi dalam mengawal demokrasi, keadilan, persatuan dan kesatuan bangsa serta dapat menumbuhkan dan mengasah jiwa kritis dan peduli masyarakat.


(3)

89 B. SARAN

Dari pemaparan di atas, ada beberapa saran yang akan diuraikan sebagai berikut:

1. Secara normatif www.hidayatullah.com sudah menjalankan fungsinya sebagai media massa terutama dalam mengawal demokrasi dan mendengar dan menampung aspirasi masyarakat. Namun ada beberapa hal yang sebaiknya diperbaiki seperti sistem dan teknis yang diterapkan agar bisa lebih baik lagi dari yang sekarang.

2. Untuk masalah kuantitas tim redaksi sebaiknya ditambah jumlahnya, hal ini lebih membantu dalam hal penyeleksian karya dari jurnalis warga yang masuk.

3. Terakhir, dalam hal kepemimpinan, sudah cukup baik. Namun akan lebih baik lagi jika pemimpin redaksi www.hidayatullah.com berkenan untuk ikut membantu mahasiswa yang melakukan penelitian.


(4)

✫✬

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Psikologi Sosial. Surabaya: PT Bina Ilmu, 1982.

Arifin, Tatang M. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali Press, 1989.

Arikunto, Suharismi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Sarana, 1985.

Asnawir dan Basyiruddin, Usman M.. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers. 200

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Dakwah; Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003),

Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos, 1997.

Bowman, Shane dan Willis, Chris. We Media: How Audience are Shaping the

Future of News and Information. The Media Center: American Press Institute, 2003.

Craig, Robert. Online Warga. USA: Thomson Wadsworth, 2005.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka, 1990.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1998.

Echols, John M. dan Shadily, Hasan. English Indonesia Dictionary. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000.


(5)

✭✮

Hadi, Sutrisno. Metode Research. Yogyakarta: Andi Offset, 1980.

Hendropuspito. Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1989.

Horton, Paul B. dan Hunt, Chester L.. Sosiologi, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1993.

John E, Farley. Sociology. New Jersey: Prentice Hall, 1992.

Kriyantono, Rahmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group, 2006.

Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik; Teori dan Praktik. Bandung: Rosdakarya, 2006Masson, N. Grass. W. S. and A. W.

Mc. Echrem. Exploration Role Analiysis dalam David Berry. Pokok

Pikiran Dalam Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.

Moleong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Mumford, Alan. Mencetak Manajer Andal Melalui Coaching dan Monitoring Jakarta: PT Pustaka, 2003.

Rahmat, Jalaluddin. Islam Aktual. Bandung: Mizan, 1997.

Sardar, Ziauddin. Tantangan Dunia Islam Abad 21. Bandung: Mizan, 1997.

Schultz, Brad. Broadcast News Producing. London: Sage Publication, 2005.


(6)

✯✰

Suwandi, Imam. Langkah Otomatis Menjadi Jurnalisme Warga. Jakarta: Dian Rakyat, 2010.

Suyanto. Multimedia; Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2003.

Syamsul M. Romli, Asep. Jurnalistik Dakwah; Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

Sudirman Tebba, Jurnalistim Baru (Ciputat: Kalam Indonesia. 2005)

Suharso dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Semarang: Widya Karya, 2005), Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1998),

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1983)

Ziauddin Sardar, Tantangan Dunia Islam Abad 21 (Bandung: mizan ,1977),

Portal Online www.hidayatullah.com

http://nurudin.staff.umm.ac.id/2010/01/21/Jurnalisme-warga-negara-JurnalismeWarga

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas- makalah/aplikasisisteminformasi/media-informasi-digital-internet-dan-/pendidikan.diakses pada 28 April 2011, 14.30 WIB


Dokumen yang terkait

Peran Jurnalisme Warga dalam www.eramuslim.com

5 31 70

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jurnalisme Warga Salatiga Via Facebook: Studi Diskriptif Peran Jurnalisme Warga dalam Group Facebook Kabar Salatiga T1 362009081 BAB I

0 1 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jurnalisme Warga Salatiga Via Facebook: Studi Diskriptif Peran Jurnalisme Warga dalam Group Facebook Kabar Salatiga T1 362009081 BAB II

0 2 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jurnalisme Warga Salatiga Via Facebook: Studi Diskriptif Peran Jurnalisme Warga dalam Group Facebook Kabar Salatiga T1 362009081 BAB IV

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jurnalisme Warga Salatiga Via Facebook: Studi Diskriptif Peran Jurnalisme Warga dalam Group Facebook Kabar Salatiga T1 362009081 BAB V

0 5 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jurnalisme Warga Salatiga Via Facebook: Studi Diskriptif Peran Jurnalisme Warga dalam Group Facebook Kabar Salatiga T1 362009081 BAB VI

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jurnalisme Warga Salatiga Via Facebook: Studi Diskriptif Peran Jurnalisme Warga dalam Group Facebook Kabar Salatiga

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jurnalisme Warga Salatiga Via Facebook: Studi Diskriptif Peran Jurnalisme Warga dalam Group Facebook Kabar Salatiga

0 0 11

HIDAYATULLAH.COM SEBAGAI MEDIA DAKWAH MANDIRI (STRATEGI MANAJEMEN REDAKSI DALAM PELAKSANAAN DAKWAH DAN DAYA TARIK UMAT MELALUI PORTAL BERITA ONLINE).

0 0 112

PERAN JURNALISME WARGA DALAM MENGAKOMODIR ASPIRASI MASYARAKAT

0 1 7