Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jurnalisme Warga Salatiga Via Facebook: Studi Diskriptif Peran Jurnalisme Warga dalam Group Facebook Kabar Salatiga T1 362009081 BAB II

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.

Peran Komunikasi Media Massa

Media massa mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Peran komunikasi sangat menentukan dalam penyampaian informasi maupun suatu kebijakan pemerintah. Sejalan dengan tingkat perkembangan teknologi komunikasi yang kian pesat, maka metode komunikasi pun mengalami perkembangan yang pesat pula. Namun semua itu, mempunyai aksentuasi sama yakni komunikator menyampaikan pesan, ide, dan gagasan, kepada pihak lain (komunikan). Hanya model yang digunakannya berbeda-beda. Bila dirinci secara lebih kongkrit, metode komunikasi dalam dunia kontemporer saat ini yang merupakan pengembangan dari komunikasi verbal dan non-verbal meliputi banyak bidang, antara lain jurnalistik, hubungan masyarakat, periklanan, pameran/eksposisi, propaganda, dan publikasi. Berdasarkan metode dalam komunikasi seperti tersebut tadi, semakin jelas kiranya, bahwa propaganda menjadi salah satu metode dalam komunikasi. Tentunya, karena propaganda menjadi bagian dari kegiatan komunikasi, maka metode, media, karakteristik unsur komunikasi (komunikator, pesan, media, komunikan) dan pola yang digunakan, sama dengan model-model komunikasi lain. Oleh karena itu, unsur komunikasi secara umum juga berlaku bagi propaganda.

Menghadapi pemilu 2004, media massa memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting. Sebagai langkah awal perbaikan politik untuk mencapai keberhasilan pemerintahan yang demokratis, sangat ditentukan peran media massa dalam mempropagandakan pesan-pesan yang penuh harapan kepada masyarakat sebagai upaya pemulihan krisis multidimensional. Apabila pelaksanaan pemilu 2004 mendapat dukungan dari sebagian masyarakat maka akan berdampak pada jalannya pemerintahan selanjutnya.


(2)

2.

Media Massa Dalam Kehidupan Bermasyarakat

Media massa dapat merubah gaya hidup atau budaya lokal setempat,

dengan cara mempengaruhi (persuade) cara berfikir suatu kelompok atau kalangan masyarakat tertentu agar menyukai atau mengikuti suatu hal yang baru atau asing bagi mereka. Pengaruh dari media massa tersebut dapat berdampak positif maupun negatif dan dapat berwujud dalam suatu proses modernisasi ataupun westernisasi. Menurut McQuail (2000: 102) bahwa, “the mass media are largely responsible for what we call either mass culture or popular culture, and they have „colonized‟ other cultural forms in the process” (media massa bertanggung jawab atau mempunyai peran besar terhadap apa yang disebut kebudayaan massa atau budaya populer, dan dalam prosesnya media massa telah „menjajah‟ bentuk budaya lain).

Dengan demikian media massa dapat mensosialisasikan dan menanamkan budaya populer negara Barat di negara Asia, contohnya: berbagai produk ataupun gaya hidup Barat dengan mudahnya diterima oleh masyarakat Asia seperti minuman kaleng Coca Cola, makanan cepat saji (seperti: McDonald‟s, KFC, Pizza Hut), celana jeans, musik dan para penyanyi Barat (seperti: Madonna, Justin Timberlake, atau Rihanna). Melalui televisi dan majalah, penyebarluasan budaya atau gaya hidup yang berlaku di negara barat dilakukan dengan cara yang sangat menarik di negara-negara Asia. Ditayangkannya berbagai film barat yang mengangkat gaya hidup Barat yang bebas dan individualis mampu merubah kelakuan (attitude) dan perilaku (behavior) masyarakat timur di negara-negara Asia, khususnya para remaja. Bisa dikatakan, sebagian besar remaja Asia juga menganggap bahwa kebudayaan asing seperti mengkonsumsi produk Barat atau mengikuti gaya hidup masyarakat barat adalah sesuatu yang modern dan dapat menambah wawasan mereka.

Saat ini, gaya hidup masyarakat di Indonesia pun menunjukkan suatu transisi, karena kebudayaan Timur yang berlaku telah “terjajah” oleh kebudayaan asing yang dianggap lebih modern, praktis dan bebas. Hal ini tentunya memberikan dampak negatif bagi perkembangan budaya lokal


(3)

setempat (budaya timur) yang seharusnya dilestarikan dan diterapkan oleh remaja Indonesia pada umumnya. Dari cara berpakai, ragamnya restoran franchise asing, selera musik hingga cara berbahasa di Indonesia sudah banyak dipengaruhi oleh budaya barat. Sangatlah jelas bahwa proses ini termasuk dalam unsur westernisasi. Di lain hal, media massa pun mempunyai dampak yang positif apabila arahnya menuju proses modernisasi, misalnya: sosialisasi gaya hidup yang positif dan modern yang tidak menimbulkan pengikisan budaya lokal setempat.

Dalam kehidupan sehari-hari, contoh kongkritnya ialah fungsi media dalam menginformasikan ilmu pengetahuan, inovasi pendidikan maupun teknologi terbaru. Perusahaan asing dunia yang bergerak pada bidang teknologi (misalnya: komputer, peralatan rumah tangga dan kendaraan) menggunakan media massa untuk memperkenalkan inovasi terbaru dari produk mereka, baik berbentuk iklan komersil ataupun liputan berita. Secara tidak langsung, informasi yang ditayangkan memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat luas dan mampu membuat masyarakat luas untuk segera menggunakan barang-barang tersebut. Masyarakat yang dulunya membersihkan lantai rumah dengan cara menyapu, sekarang sudah dapat menggunakan vacuum cleaner. Teknologi komunikasi pun semakin marak dengan adanya iklan-iklan televisi maupun majalah yang menampilkan perkembangan inovasi yang dimiliki produk-produk telepon genggam ataupun internet. Dengan mudahnya masyarakat terpengaruh oleh media massa untuk menggunakan produk-produk terbaru demi untuk mengikuti perkembangan teknologi yang semakin hari semakin cepat.

3.

Media Massa Sebagai Subsistem Politik

Sebagaimana telah dibahas di atas bahwa begitu besarnya peran media massa dalam kehidupan masyarakat, yang mampu mempengaruhi dan merubah cara berpikir suatu kelompok masyarakat. Kekuatan media massa ini juga digunakan oleh pemerintah maupun suatu kelompok masyarakat tertentu di suatu pemerintahan untuk mempengaruhi opini publik. Dalam dunia politik


(4)

pun media massa digunakan sebagai alat penyampaian informasi dan pesan yang sangat efektif dan efisien. Sebagaimana juga dijelaskan oleh Lasswell (1972), bahwa “the study of politics is the study of influence and the influential” (ilmu tentang politk adalah ilmu tentang pengaruh dan kekuatan pengaruh). Tampilan media massa akan mengemban beberapa fungsi yang menggambarkan kedemokrasian dalam pemberitaannya. Fungsi-fungsi tersebut merupakan subsistem dari sistem politik yang ada. Menurut Gurevitch dan Blumer (1990:270) fungsi-fungsi media massa adalah:

A.Sebagai pengamat lingkungan dari kondisi sosial politik yang ada. Media massa berfungsi sebagai alat kontrol sosial politik yang dapat memberikan berbagai informasi mengenai penyimpangan sosial itu sendiri, yang dilakukan baik oleh pihak pemerintah, swasta, maupun oleh pihak masyarakat. Contoh penyimpangan-penyimpangan seperti praktik KKN oleh pemerintah, penjualan pasir ke Singapura yang mengakibatkan tujuh pulau hilang dan tenggelam (suatu kerugian yang lebih besar dari sekadar perebutan pulau Sipadan dan Ligitan), perilaku masyarakat yang tidak tertib hukum/anarkis, polemik Susno-Polri, dan lain-lain. Berbagai permasalahan sosial tersebut akan membuka mata kita bahwa telah terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan yang ada.

B.Sebagai pembentuk agenda (agenda setting) yang penting dalam isi pemberitaannya. Pembentukan opini dengan cara pembentukan agenda atau pengkondisian politik sehingga masyarakat terpengaruh untuk mengikuti dan mendukung rencana-rencana pemerintah. Contohnya: wacana pembatasan subsidi BBM untuk sepeda motor, SKPP Bibit-Candra, dan lain-lain.

C.Media massa merupakan platform (batasan) dari mereka yang punya advokasi dengan bukti-bukti yang jelas bagi para politisi, jurubicara, dan kelompok kepentingan. Ada pembagian lain dari komunikator politik, yaitu yang disebut dengan komunikator profesional (Carey, 1969). Pembagian ini muncul karena kemajuan-kemajuan dalam dunia teknologi


(5)

komunikasi. Sehingga ada batasan/pembagian tugas dan peranan penyampaian pesan politik.

D.Media massa mampu menjadi tempat berdialog tentang perbedaan pandangan yang ada dalam masyarakat atau diantara pemegang kekuasaan (yang sekarang maupun yang akan datang). Media massa sebagai sarana untuk menampung berbagai pendapat, pandangan, dan paradigma dari masyarakat yang ingin ikut andil dalam membangun sistem politik yang lebih baik.

E. Media massa merupakan bagian dari mekanisme penguasa untuk mempertahankan kedudukannya melalui keterangan-keterangan yang diungkapkan dalam media massa. Hal ini kerap terjadi pada masa Orba, ketika masa Presiden Soeharto berkuasa yang selalu menyampaikan keberhasilan-keberhasilan dengan maksud agar masyarakat mengetahui bahwa pemerintahan tersebut harus dipertahankan apabila ingin mengalami kemajuan yang berkesinambungan.

F. Media massa bisa merupakan insentif untuk publik tentang bagaimana belajar, memilih, dan menjadi terlibat daripada ikut campur dalam proses politik. Keikutsertaan masyarakat dalam menentukan kebijakan politik bisa disampaikan melalui media massa dengan partisipasi dalam poling jajak pendapat dan dialog interaktif. Hasil dari poling atau jajak pendapat tersebut akan merefleksikan arah kebijakan para politisi. Seperti hasil poling akhir-akhir ini dinyatakan bahwa sebagian besar masyarakat pemilih pada pemilu 2009, mengharapkan pemerintah hasil Pemilu dapat memprioritaskan perbaikan ekonomi. Hanya sebagian kecil dari masyarakat yang memilih untuk prioritas pemberantasan korupsi. Hal ini yang menjadi kekhawatiran para aktivis anti korupsi bahwa hasil itu akan mempengatuhi arah kebijakan pemerintah sebagai kecenderungan sebagian besar kelompok masyarakat.

G.Media massa bisa menjadi penentang utama terhadap semua upaya dari kekuatan-kekuatan yang datang dari luar media massa dan menyusup ke dalam kebebasannya,integritasnya, dan kemampuannya di dalam melayani


(6)

masyarakat. Fakta-fakta kebenaran yang diungkapkan oleh media massa dapat menyadarkan masyarakat tentang adanya kekuatan-kekuatan berupa terorisme atau premanisme, maupun intimidasi dari pihak-pihak tertentu yang mencoba mengkaburkan suatu permasalahan.

Media massa punya rasa hormat kepada anggota khalayak masyarakat, sebagai kelompok yang punya potensi untuk peduli dan membuat sesuatu menjadi masuk akal dari lingkungan politiknya. Adanya kecenderungan dalam menilai para politisi, komunikator politik, aktivis adalah sebagai pihak yang selalu bicara dengan publik. Oleh karena itu Bryce (1900) menyatakan bahwa khalayak komunikasi (khususnya dalam komunikasi politik) pada umumnya akan terpusat pada masalah opini publik. Dari gambaran di atas mengenai fungsi media massa dalam kaitannya sebagai alat politik, maka semakin jelas bahwa peran media massa sangat besar dalam kekuasaan pemerintahan. Pendapat ini juga dipertegas dengan pernyataan Harold Lasswell, bahwa Politik tidak bisa dipisahkan dari pengertian kekuasaan dan manipulasi yang dilakukan oleh para elit penguasa atau counter elite.

4.

Fungsi Media Massa di Indonesia

Pelaksanaan komunikasi politik di Indonesia tentu tidak terlepas dari kebebasan pers. Di era keterbukaan yang dikenal dengan istilah masa global, peranan pers sebagai sarana komunikasi politik di Indonesia sangat penting untuk menyalurkan berbagai kebijakan kepada masyarakat, baik yang datang dari atas maupun bawah. Setelah berakhirnya Rezim Soeharto, pada tanggal 21 Mei 1998, akibat gerakan mahasiswa yang menuntut reformasi, maka semasa pemerintahan Presiden B.J Habibie cengkeraman pemerintah terhadap pers dihapuskan. Namun kebebasan pers digunakan secara berlebihan sehingga orang mulai bicara tentang kebablasan pers. Meskipun dari pihak penguasa berkurang intervensinya, kelompok-kelompok penekan timbul dalam masyarakat yang bertindak anarkis terhadap pers.

Selama kebebasan pers dapat dipertahankan, kemungkinan lebih besar dalam abad informasi ini bagi pesatnya perkembangan pers Indonesia dan


(7)

menjelma sebagai the fourth estate di samping eksekutif, legislatif dan yudikatif. Sistem politik Indonesia dewasa ini sedang mengalami proses demokratisasi yang membawa berbagai frekuensi tidak hanya terhadap dinamika politik, melainkan juga terhadap dinamika sistem lainnya yang menunjang penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pembangunan sistem politik yang demokratis tersebut diarahkan agar mampu mempertahankan keutuhan wilayah Republik Indonesia, dan makin memperkokoh persatuan dan kesatuan Indonesia yang akan memberikan ruang yang semakin luas bagi perwujudan keadilan sosial dan kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Sistem komunikasi politik di Indonesia dikembangkan dengan dasar komunikasi yang bebas dan bertanggung jawab. Setiap media massa bebas memberitakan suatu hal selama tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku, tidak membahayakan kepentingan negara dan masyarakat. Di samping itu media massa juga berfungsi menyuarakan suara pembangunan dan program-program kerja pemerintah, menyuarakan ide-ide politik, membina tumbuhnya kebudayaan politik kemudian memelihara dan mewariskannya pada generasi pelanjut.

Namun peran media massa bagi kepentinagan sosialisasi pemilu 2004 belum maksimal. Hal ini terungkap dalam hasil pelaksanaan simulasi pemilihan umum yang dilakukan Lembaga Swadaya Masyarakat Centro, bahwa 40% hasil suara dari masyarakat yang melakukan pemilihan simulasi tersebut dinyatakan tidak sah. Dengan demikian tata cara pemilu 2004 yang akan datang belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat. Permasalahan ini mungkin akibat para elite politik masih terkonsentrasi dengan penyusunan caleg dan perekrutan masa. Pemerintah seharusnya dapat melakukan pensosialisasian ini. Demikian juga pemilu 2004 belum disosialisasikan bagi kalangan tuna netra. Padahal kalangan ini tetap memiliki hak untuk menentukan proses politik.


(8)

5.

Jurnalistik

Kegiatan Jurnalistik sebenarnya telah lama dikenal manusia di dunia ini. Betapa tidak, kegiatan tersebut selalu hadir di tengah-tengah masyarakat, seiring dengan pergaulan hidupnya yang dinamis terutama dalam kehidupan modern masyarakat dewasa ini.

Dari sejarah lampau peradaban manusia, beribu tahun sebelum masehi, kita mengetahui bahwa orang Yunani menggunakan nyala obor untuk menunjukan isyarat pada rekannya yang berada jauh guna menyampaikan sebuah pesan dalam kegiatan sehari-hari. Di negara kita Indonesia kita terbiasa dengan adanya kentongan guna menunjukan adanya ronda. Demikian praktik-praktik komunikasi sederhana tersebut berkembang menjadi sebuah gejala kegiatan jurnalistik yang kita kenal sekarang ini. Pada zaman fir‟aun para pendeta menciptakan susunan gambar-gambar atau tanda-tanda yang dikenal sebagai hieroglyph untuk mengabdikan kejadian penting sehari-hari untuk diketahui umum. Sebuah aktifitas jurnalistik dimana peninggalan zaman

fir‟aun masih diabadikan sampai sekarang ini. Dan kita sebagai masyarakat

modern yang tidak menaungi zaman tersebut dapat mengetahui setidaknya sedikit dari pesan yang coba disampaikan pada peninggalan sejarah tersebut yang berupa sebuah journal sederhana masa lampau.

Secara etimologi, kata jurnalistik terdiri dari dua suku kata yakni, jurnal dan istik. Kata jurnal berasal dari Perancis, journal, yang berati catatan harian. Seperti pada masa kerajaan mesir kuno yang menngunakan hieroglyph guna menulis catatan harian penting mereka sehari-hari. Dan kata istik yang merujuk pada estetika yang berarti ilmu pengetahuan tentang keindahan. Sehingga secara etimologis, kata jurnalistik dapat diartikan sebagai suatu karya seni dalam hal membuat catatan tentang peristiwa sehari-hari yang dapat menarik khalayaknya. Sehingga dapat dinikmati dan dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya. Demikian banyak filosof yang menyatakan, bahwa jurnalistik adalah upaya membuat semua orang tahu tentang apa yang belum diketahuinya. (Kustadi Suhandang, 2004 : 14)


(9)

6.

Produk Jurnalistik

Seperti pada pemahaman sederhana diatas tentang jurnalistik. Setiap manusia membutuhkan kebutuhan akan informasi dan komunikasi, dimana manusia sebagai makhluk sosial. Upaya yang dilakukan adalah saling berinteraksi dengan saling menyampaikan informasi baru. Dengan informasi baru itulah orang dapat mengatur atau memenuhi kebutuhan sosialnya. Informasi baru tersebut pada hakikatnya muncul dengan isi yang didasarkan pada sifatnya yang terbagi ke dalam tiga golongan, yaitu informasi yang bersifat habitual periodikal, dan inovatif (lin,1973: 54)

Dalam pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat, dan dalam konteks jurnalistik, jurnalistik memiliki produk yang dikenal sebagai;

A.News (berita).

Berasal dari istilah Inggris, new (baru). Dalam hal ini segala yang baru dan merupakan bahan informasi bagi semua orang yang memerlukannya. Dengan kata lain, semua hal baru yang merupakan informasi dan dapat disampaikan kepada orang lain dalam bentuk berita. Dan pada penyajian sebuah berita juga kita mengenal ada jenis berita langsung (to the point) hanya mengemukakan fakta didalamnya yang kita sebut sebagai straight news. Dan berita tidak langsung dalam artian

di‟imbuhi kata-kata berbunga (diplomatis) sehingga fakta yang tampaknya sepele menjadi menarik untuk diminati dan dinikmati, dan jenis berita ini disebut feature news.

Pada kalimat “dapat disampaikan” diatas mengandung makna

bahwa dalam sebuah pemberitaan terdapat adanya batasan-batasan tertentu. Dan batasan tersebut sering kita jumpai yakni dalam istilah etika.

Kegiatan jurnalistik sangat berkaitan erat dalam hal etika. Karna dalam praktiknya, jurnalistik dan media bersangkutan dengan masyarakat luas. Di Indonesia kode etik diatur dan tercantum pada pasal28 UUD 1945, Kode etik tersebut adalah sebagai berikut;


(10)

Wartawan indonesia adalah warga yang memiliki kepribadian betakwa kepada Tuhan YME, berjiwa pancasila, menjunjung tinggi HAM dan taat pada UUD 1945

 Pasal 2, Pertanggungjawaban atas apa yang ia lakukan

Wartawan indonesia dengan penuh rasa tanggung jawab dan bijaksana dan mempertimbangkan perlu/patut tidaknya suatu berita, tulisan, gambar, karikatur, dan sebagainya disiarkan.

 Pasal 3, cara pemberitaan dan menyatakan pendapat

Wartawan Indonesia menempuh jalan dan cara yang jujur untuk memperoleh bahan-bahan berita dan tulisan dengan selalu menyatakan identitasnya sebagai wartawan apabila sedang melakukan tugas meliput.

 Pasal 4, Hak jawab

Setiap pemberitaan yang kemudian ternyata tidak benar atau berisi hal-hal yang menyesatkan, harus dicabut kembali atau diralat atas keinsafan wartawan sendiri.

 Pasal 5, Sumber Berita

Wartawan Indonesia menghargai dan melindungi kedudukan sumber berita yang tidak bersedia disebut namanya.

 Pasal 6, Kode Etik

Kode etik ini dibuat atas prinsip bahwa pertanggungjawaban tentang pentaatannya berada terutama pada hati nurani setiap wartawan Indonesia.

Dan kode etik untuk jurnalis individual adalah sebagai berikut;

 Jurnalis dapat dipercaya akurat, jujur dan independen, dan memenuhi janji.

 Jurnalis menghormati dan sensitif terhadap standar dan selera komunikasi.

 Seorang jurnalis memiliki penghargaan yang tinggi pada privasi personal.


(11)

 Jurnalis memperhatikan kelengkapan dan konteks dari fakta, dan opini yang dipakai dalam berita.

 Jurnalis mau mengakui dan mengoreksi kesalahan.

 Jurnalis berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap aspek pekerjaannya.

 Jurnalis mendengarkan pertanyaan dan keluhan dari publik.

 Jurnalis mempertimbangkan kepentingan publik dalam menentukan keputusan.

B.Berita Langsung (Stright News)

Straight News sebagaimana sedikit dijelaskan diatas, adalah sebuah berita langsung (to the point). Pemberitaan dilakukan dengan cara menyampaikan fakta utama yang terlibat itu apa adanya secara langsung, baik hal yang menjadi pokok pada masalah tersebut ataupun apa yang dikatakan tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Dengan hal tersebut, produk straight news terdiri dari:

Matter of fact news, hanya mengutarakan fakta utama yang terlibat dalam peristiwa itu saja.

Action news, hanya mengutarakan perbuatan, tindakan(kejadian) yang terlibat dalam peristiwa itu saja. Dengan kata lain mengisahkan jalan peristiwa tersebut.

Quote news, hanya mengeemukakan kutipan dari apa yang diucapkan oleh para tokoh yang terlibat dalam peristiwanya.

C.Berita tak Langsung (Feature News)

Sebuah berita dimana gaya penyampaian informasinya bersifat diplomatis yang dalam artian tidak langsung mengemukakan faktanya, melainkan membangun fakta tersebut sehingga menarik perhatian dan menimbulkan minat membaca, menonton atau mendengar bagi para audience. Hal seperti ini dianggap lazim mengingat terkadang sering kita jumpai hal kurang penting, sepele, atau hal yang sudah biasa terjadi


(12)

ataupun hal yang sudah lama terjadi sehingga perlu mendapat perhatian khusus. Seperti contoh orang akan lebih nyaman makan di KFC daripada beli ayam goreng dipinggir jalan, padahal jenis barang yang dikonsumsi adalah sama. Dimana dari kata feature, mengandung makna utama, istimewa, yang diutamakan atau ditonjolkan (Echols, 1975:236), sehingga

feature news dapat diartikan sebagai artikel atau berita khusus dan istimewa atau ditonjolkan untuk bisa menarik perhatian dan dinikmati para audience. Dan selain itu feature news tidak terikat dengan atau mementingkan unsur waktu, melainkan menambahkan bacaan hangat meskipun tidak disajikan secepatnya. Berbeda dengan straight news, feature news lebih memberikan kesempatan bagi pembuatnya untuk melakukan penafsiran sehingga isinya lebih subyektif lagi.

7.

Jurnalistik Warga

Istilah citizen journalism atau yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yakni sebagai jurnalisme warga. Muncul pertama kalinya di dunia modern ini ketika media Gagal menjalankan fungsinya. Gerakan jurnalisme warga ini muncul di Amerika Serikat, pasca pemilihan Presiden tahun 1988. Gerakan ini muncul ketika publik Amerika mengalami krisis kepercayaan terhadap media-media mainstream. Pada tahun tersebut, George Bush mengalahkan Michael Dukakis dengan berbagai cara yang menurut pengamat akademis membodohi publik Amerika. Bush menjadikan Dukakis sebagai bahan ejekan, digambarkan mengenakan helm dan mengendarai tank, seperti seorang anak kecil memegang mainan berbahaya.


(13)

Mike dukakis, seorang gubernur Massachusetts dan seorang calon presiden Demokrat tahun 1988. Selama masa kampanye, Dukakis sering

dianggap terlalu “lembek” dalam masalah pertahanan negara. Saat itulah

seseorang memberikan sebuah ide untuk memfoto dirinya dalam sebuah tank untuk memberikan kesan bahwa Dukakis sangat konsen mengenai masalah pertahanan. Sayangnya foto tersebut malah berbuntut bencana baginya, foto

itu digunakan lawannya yakni George H.W. Bush‟s yang malah meyakinkan

publik bahwa Dukakis tidak layak menjadi pemimpin. Strategi macam ini terbukti sukses dalam mempengaruhi pemilih.

Menurut Jay Rosen dan Davis Merrit, press Amerika saat itu telah gagal menciptakan wacana publik yang bermakna dan penuh aksi. Sebaliknya press malah berpihak pada konsultan politik dan berperan sebagai media pemasaran (Public Journalism and The Wichita Eagle 1988 to 1996,http://willsthesis.com)

Pada tahun 1999, para aktivis lingkungan mendirikan Independent Media Center (IMC) untuk merespon konferensi WTO yang dilaksanakan di Seattle Amerika Serikat. Berbagai upaya yang dilakukan untuk menarik perhatian media internasional, akhirnya melahirkan model media alternatif. Sejak saat itu, gerakan Indymedia berkembang secara mengejutkan. IMC kemudian berkembang di berbagai pelosok dunia. Model pewartaan semacam ini makin mendapat sambutan ketika internet berkembang. Berbagai layanan seperti weblogs, chat room, mailing list, bahkan layanan video seperti Youtube, memungkinkan siapapun menjadi pewarta.

Salah satu contoh jurnalisme warga yang fenomenal di dunia adalah situs Oh My News. Berkantor pusat di Seoul, Korea Selatan, situs ini pertama

terbit 22 Februari 2000 dengan moto “Setiap Warga adalah Seorang Reporter”. Pemunculan Oh My News juga dilatarbelakangi pemilihan

presiden Korea Selatan. Hingga kini Oh My News telah memiliki 60 ribu reporter seluruh dunia, 80% berasal dari citizen journalism dan hanya 40


(14)

Sedangkan di Indonesia, pada rezim orde baru diumbangkan dengan mundurnya presiden Soeharto, di Indonesia mulai berlaku sistem reformasi, dimana sendi-sendi refomasi ditegakan. Reformasi berdasarkan demokrasi adalah harapan segenap warga untuk menuju Indonesia yang sejahtera. Disini pers mengambil bagian dalam menegakan demokrasi, bahkan pers disebut juga sebagai pilar keempat demokrasi. Kedua hal inilah yang melatar belakangi berkembangnya sebuah sisi jurnalisme baru, yaitu jurnalisme warga di Indonesia.

Sejak awal tahun 90, jurnalisme warga telah hadir diberbagai stasiun radio dengan program talkshow yang disajikan oleh stasiun tersebut. Namun, pada saat itu pemerintah melarang menyiarkan program berita. Sehingga pada saat itu berbagai stasiun radio tersebut mengusung siaran informasi pada program siarannya diantaranya seperti Radio Mara 106,7 FM di Bandung. Menyiarkan acara talkshow yang mengajak pendengar untuk aktif berpartisipasi melalui telepon untuk menyampaikan informasi maupun pendapat tentang sebuah topik hangat. Pada masa orde baru, acara siaran tersebut sngat efektif bagi khalayak sebagai saluran untuk menyampaikan keluhan terhadap kelemahan atau kezaliman penguasa.

Setelah UU Penyiaran No.32 Tahun 2002, kehadiran community based media di bidang penyiaran pun akhirnya terakomodasi. Kehadiran radio dan televisi komunitas menjadi legal, legalitas ini membuat peluang jurnalisme ala warga menjadi semakin terbuka. Melalui radio atau televisi komunitas, warga bisa bertukar informasi atau pendapat tentang hal-hal terdekat dengan keseharian mereka yang biasanya luput oleh media-media besar.

Jurnalisme warga berkembang dengan sedemikian pesat didukung oleh perkembangan teknologi informasi di dunia maya yang menggunakan media yang sering disebut sebagai internet. Orang-orang mulai berani mengemukakan pikirannya karena kemudahan yang ditawarkan oleh media internet ini dibandingkan dengan media lainnya. Jaringan internet memiliki akses mudah, cepat dan untuk masyarakat luas seperti halnya media massa


(15)

lain. Tulisan yang ditampilkan atau diunggah tidak harus berasal dari wartawan atau sorang penulis profesional yang telah berpengalaman, tetapi orang-orang yang mau mengemukakan pemikirannya.

Liputan mengenai peristiwa tsunami di Aceh menjadi salah satu jurnalisme warga di Indonesia yang tercatat dalam sejarah jurnalisme warga dunia. Pada saat itu ada seorang warga yang berhasil merekam detik-detik setelah gempa sebelum tsunami dan detik-detik ketika air bah setinggi beberapa meter menghantam pemukiman warga di daerah tersebut. Yang kemudian berita atau hasil rekaman tersebut disiarkan pada media tv yakni Metro TV.

Dari sejarah diatas dapat disimpulkan bahwa jurnalisme warga adalah jurnalisme dimana warga biasa dan bukan wartawan memproduksi informasi sendiri secara amatir tanpa adanya campur tangan media dan arus utamanya adalah tentang isu seputar warga dan beragam informasi aktual lainnya yang sedang hangat dibicarakan, berkembang, ataupun telah berlalu, sekehendak hati pewartannya. Secara singkat, jurnalisme warga ini hampir seperti demokrasi ala Indonesia, dimana “jurnalisme warga, dari warga, oleh warga, tentang warga dan untuk warga”.

Prinsip dasar Jurnalistik warga:

 Pewarta (Journalist) adalah pembaca, khalayak ramai atau siapapun yang mempunyai informasi atas sesuatu

 Siapapun dapat memberikan komentar, koreksi, klarifikasi atas berita yang diterbitkan

 Biasanya non-profited oriented  Masih didominasi oleh media online

 Memiliki komunitas-komunitas yang sering melakukan gathering  Walaupun ada kritik tidak ada persaingan antar reporter

 Tidak membedakan pewarta profesional dan amatir  Tidak ada seleksi ketat pada beritanya

 Ada yang dikelola secara profesional dan ada pula yang dikelola secara amatir


(16)

8.

Jurnalistik Online

Jurnalistik Online adalah jurnalisme “generasi ketiga” setelah

jurnalistik cetak (print journalism) seperti suratkabar, tabloid, majalah, dan jurnalistik elektronik (electronic journalism, broadcast journalism) seperti jurnalistik radio dan televisi. Jurnalistik onlin berbasis pada media internet dimana aktifitas jurnalistik dilakukan pada media internet dan dimana pengumpulan fakta, cerita, dan laporan yang diproduksi dan didistibusikan melalui internet.

Berbeda dengan jurnalisme warga, jurnalisme warga lebih spesifik pada siapa jurnalis disini, dan jurnalis tersebut adalah warga biasa yang melakukan aktifitas jurnalistik dan mengunggah berita tersebut ke berbagai media tidak terbatas pada media internet saja. Sedangkan jurnalistik online tidak mengharuskan siapa penulis disini. Bisa dia hanya warga biasa, ataupun journalist proffesional. Akan tetapi penyebaran berita hanya berfokus pada media online atau internet.

Dalam bukunya “Jurnalisme Online” A.S.M Romli membagi

karakteristik Jurnalistik Online menjadi dua bagian, yakni bagian pertama

berupa “karakteristik primer” dan bagian kedua berupa “karakteristik sekunder” yang menjadi keunggulan jurnalistik multimedia ini dibandingkan

jurnalistik konvensional (cetak/elektronik).

Karakteristik primer: 1. Unlimited Space.

Memungkinkan halaman (page) tak terbatas. Ruang bukan masalah. Artikel dan berita bisa sepanjang dan selengkap mungkin, tanpa batas. 2. Audience Control.

Memungkinkan audiens (reader, user, visitor) lebih leluasa memilih berita/informasi.


(17)

3. Nonlienarity.

Tiap berita berdiri sendiri sehingga audiens tidak harus membaca secara berurutan.

4. Storage and retrieval.

Memungkinkan berita “abadi”, tersimpan (terarsipkan) dan bisa diakses

kembali dengan mudah kapan dan di mana saja. 5. Immediacy.

Menjadikan informasi bisa disampaikan secara sangat cepat dan langsung. 6. Multimedia Capability.

Memungkinkan sajian berita berupa teks, suara, gambar, video, dan komponen lainnya sekaligus.

7. Interactivity.

Memungkinkan interaksi langsung antara redaksi (wartawan) dengan audiens, seperti melalui kolom komentar dan social media sharing.

Karakteristik Skunder:

1. Produksi berita online lebih mudah dan murah ketimbang produksi berita cetak dan elektronik.

2. Memungkinkan semua orang menjadi wartawan atau memproduksi dan

menyebarluaskan informasi (everybody can be journalist).

3. Tidak mengenal deadline. Berita dapat dipublikasikan (posting) dan diedit kapan dan di mana saja.

4. Berita tersebar dengan cepat. Internet saat ini merupakan cara tercepat penyebaran berita (the fastest way to report news).

5. Sirkulasi media/berita online bisa menjangkau seluruh dunia, tidak seperti di media cetak dan elektronik (radio/TV) yang terbatas.

6. Banyak elemen yang bisa ditambahkan untuk melengkapi sebuah berita (news story), seperti video, kotak komentar, gambar bergerak (moving image), hyperlink, berita terkait (related news), dan sebagainya.

7. Kesalahan dalam berita atau artikel dapat dengan mudah dikoreksi dan di-update.


(18)

8. Online journalism does not create a lot of jobs. Jurnalistik Online tidak membutuhkan banyak orang (karyawan), bahkan bisa dilakukan oleh satu orang saja.

9.

Facebook

Facebook diluncurkan pada tanggal 4 Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg sebagai media komunikasi untuk mahasiswa Harvard.Dalam waktu dua minggu setelah diluncurkan,separuh dari mahasiswa Harvard telah memiliki account di Facebook.Tak hanya itu,beberapa kampus di sekitar Harvard pun meminta untuk dimasukkan di Facebook. Zuckerberg pun akhirnya meminta bantuan 2 temannya untuk membantu mengembangkan Facebook.Facebook pernah ditawar oleh Friendster dan Yahoo,namun itu ditolak oleh Zuckrberg.

Pada semester selanjutnya, ia membuat dan mendaftarkan situs www.thefacebook.com yang sudah menjadi pembicaraan utama di lingkungan kampusnya. Tidak hanya itu, dengan bantuan beberapa teman-temannya di program magister seperti Eduardo Saverin (business aspects), Dustin Moskovitz (programmer), Andrew McCollum (graphic artist), dan Chris Hughes (marketing), mereka telah berhasil memindahkan markas mereka dari Harvard ke Palo Alto, California dalam waktu 2 tahun.

Selanjutnya mereka membeli domain www.facebook.com seharga USD 200 ribu dengan keanggotaan yang tersebar dari kampus-kampus di Amerika Utara dan Kanada, sampai membuka markas internasional mereka di Dublin, Irlandia 2 tahun setelahnya.

Pada prinsipnya, dari penggunaan yang terbatas pada lingkungan

kampus telah dengan cepat berkembang menjadi bagi “siapapun yang berumur lebih dari 13 tahun dan memiliki alamat email yang valid”, dari yang

merupakan hasil keisengan seorang mahasiswa menjadi lahan bisnis yang menggiurkan dan membuat Zuckerberg menjadi miliader di usianya yang baru 25 tahun dan dari yang lokal menjadi global, merupakan beberapa alasan yang menyebabkannya menjadi suatu fenomena, karena dengan lebih dari


(19)

jutaan orang yang mengakses situs tersebut setiap detiknya, maka menimbulkan suatu histeria tersendiri bagi masyarakat modern.

Kemajuan teknologi komunikasi telah menyebabkan kita tidak perlu bersusah-payah mengirimkan surat lewat pos (walaupun hal tersebut masih lumrah dilakukan) kemudian menunggu balasannya dalam beberapa hari atau pekan. Dengan facebook, yang salah satu fitur favoritnya disebut dengan istilah wall, seseorang dapat dengan mudah menuangkan isi hatinya kepada orang yang ditujunya dalam hitungan detik; dan menerima komentar balasan, yang apabila diinginkan oleh si penerima komentar, dalam hitungan detik.

Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu perkembangan dalam peradaban manusia pasti akan memberikan dampak yang memajukan dan pasti juga ada kalanya merugikan, disadari atau tidak, dikehendaki atau tidak. Jadi, selain dapat mempromosikan diri sendiri dan teman-teman yang dimilikinya, facebook pun telah mendapat banyak kritik yang antara lain diakibatkan karena rentannya situs-situs pertemanan semacam ini dengan gangguan data-miner yang ingin mengumpulkan sebanyak-banyaknya data (termasuk didalamnya data pribadi) facebookers untuk dijadikan dasar riset marketing terhadap trend apa yang sedang berkembang dimasyarakat; karena sekali lagi jumlah 200 juta adalah pasar yang menggiurkan bagi beberapa perusahaan raksasa yang memang tujuan utamanya adalah meraup keuntungan semaksimal mungkin dengan melakukan pengorbanan yang seminimal mungkin.

Contoh nyata adalah kerjasama yang telah dibangun oleh Microsoft Corp. Yang pada prinsipnya bekerjasama dalam bentuk kepemilikan saham facebook oleh Microsoft dengan imbalan hak khusus Microsoft untuk beriklan di situs www.facebook.com.


(20)

10.

Kerangka Pikir Penelitian

Bagan 1, Kerangka Pikir Penelitian

Keterangan Bagan 1 (Kerangka Pikir Penelitian):

Media online, sebuah media baru yang dilandasi oleh teknologi internet. Mampu menyalurkan berbagai informasi yang bersifat worldwide, mencakup satu bumi ini secara instant dan cepat tidak terbatas oleh waktu dan jarak. Dan juga tidak membatasi oleh siapapun media itu digunakan, berbagai ragam kalangan masyarakat dan dimanapun berada selama bisa menggunakan teknologi ini. Dari teknologi ini melahirkan berbagai jenis channel atau web yang sering dikenal dengan nama www.(nama-channel/web).com. Pengembangan penyebaran informasi disini semakin hari semakin bervarian, dengan munculnya berbagai situs yang menjurus pada fungsi dan kegunaannya. Dengan fungsi sebagai web untuk mencari teman, seperti Facebook. Dengan mendukungnya fungsi dari design web facebook masyarakat pada suatu daerah bisa mengenal masyarakat pada daerah lain dengan instant dan tidak memerlukan waktu lama. Selain itu karna adanya internet atau media online, masyarakat dari Aturan-aturan

Jurnalistik

Group Facebook Kabar Salatiga

Berita

Teori Jurnalisme Warga Etika

Jurnalistik Facebook

Feedback Peran


(21)

kalangan apapun bisa menggunakan media ini dengan syarat individu tersebut bisa mengangkses dan menyambungkan pada jaringan internet ini.

Pada bagan diatas menunjukan bahwa media online adalah sarana utama yang mendukung pergerakan dari jurnalisme warga berhubungan dengan studi kasus yang diteliti. Media online memberikan berbagai kemudahan dalam menyebarkan informasi.

Facebook, sebuah jejaring sosial yang memiliki alamat www.facebook.com memiliki fungsi dasar untuk menghubungkan tiap individu dari berbagai daerah disetiap penjuru bumi ini. Ditunjukan dengan anak panah pada bagan diatas, media online merujuk pada

“Facebook” memberikan pengertian bahwa media online atau internet menjadi sarana dasar dan “Facebook” merupakan aplikasi atau bentuk

dari sarana tersebut yang terwujud dalam bentuk web dan memiliki fungsi serta fasilitasnya sendiri yang terfokus sebagai media sosial. Dan fitur-fitur spesial tersebut seperti chat box, notifications news, kolom search for friend, hanya dengan memasukan nama seseorang dapat menemukan banyak teman dari berbagai penjuru negara dan berbagai fitur lainnya.

Group Facebook Kabar Salatiga, merupakan sebuah akun berupa group pada jejaring sosial facebook yang memiliki nama Kabar Salatiga (KS). Akun facebook yang berupa group, berbeda dengan private atau individual akun, group memiliki jumlah keanggotaan. Pada grup KS, grup ini memiliki tujuan untuk menyebarkan berita dan berbagi info dari masyarakat Salatiga untuk Salatiga.

Pada bagan diatas ditunjukan bahwa Group Facebook Kabar Salatiga

satu lingkaran dengan “Aturan-aturan Jurnalistik”. Kerangka ini memiliki makna bahwa Group Facebook Kabar Salatiga memiliki aturan-aturan dalam cara mainnya atau dalam kegiatan jurnalistik dan penyebaran berita pada grup ini.


(22)

Hal ini dimaksudkan untuk membahas penelitian yang dilakukan peneliti. Bahwa kegiatan jurnalistik yang dilakukan warga Salatiga dengan diwadahinya oleh Group Facebook Kabar Salatiga memiliki batasan-batasan dan aturan-aturan sesuai dengan tata-tulis jurnalistik.

 Pada sisi kanan bagan terdapat “Etika Jurnalistik” dan “Teori Jurnalisme Warga” memiliki anak panah yang merujuk pada “Group Facebook Kabar Salatiga”. Hal ini mememiliki maksud untuk

membedah aktifitas jurnalisme yang dilakukan oleh para warga atau member yang aktif pada media sosial ini yang berupa group facebook kabar Salatiga, sudah bisa atau tidak disebut sebagai kegiatan jurnalistik warga. Dinilai dari hubungan antara etika jurnalistik dan berbagai teori jurnalisme warga.

Berita (news), adalah perwujudan atau bentuk dari apa yang diposting oleh warga Salatiga pada grup facebook ini. Berita itupun sendiri memiliki berbagai jenis berita. Dari berita tersebut beragam pesan

bermunculan yang diunggah oleh tiap” individu masyarakat Salatiga

yang aktif pada grup ini. Pada penelitian ini berita adalah sumber empirik guna melihat bagaimana peran jurnalisme warga pada grup facebook kabar Salatiga. Yang akan ditarik kesimpulan dari dampak yang terjadi dengan masyarakat dengan munculnya berita tersebut.

 Struktur terakhir pada bagan diatas menunjukan adanya Peran dan

Feedback. Dalam artian disini, berita sebagai produk dari kegiatan jurnalistik warga pada grup facebook kabar Salatiga akan menimbulkan feedback pada khalayak yang aktif dan menyimak berita dalam group ini. Dari banyaknya khalayak yang aktif disini, berbagai ulasan dan feedback tersebut memiliki point yang penting sebagai saran ketika mengkritisi suatu masalah dalam berita tersebut dan sebagai wadah bagi warga Salatiga untuk menyuarakan keinginannya. Merujuk pada penelitian untuk mengetahui peran jurnalisme warga pada Group Facebook Kabar Salatiga maka akan diulas bagaimana


(23)

peran jurnalisme warga dari berbagai feedback atau dampak yang muncul sebagai sumber dokumentasi.

11.

Jurnal Terdahulu

Tabel 2.1. Jurnal Terdahulu

No Nama

Peneliti Jurnal Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

1 Intan

Duhita Ragam Bahasa Update Status Facebook Kualitatif, Deskriptif

Facebooker jarang menggunakan satu style ketika update status. Dan mereka ingin menggambarkan keadaan dirinya ketika

update status 2 Dewi Kartika Sari Perilaku Penggunaan Internet

Oleh Remaja di Salatiga Dalam Perspektif Media System Dependency Theory Kuantitatif, Deskriptif

Perilaku Remaja yang dipotret dengan media system dependency theory, Responden paling banyak menggunakan

media televisi disusul dengan media internet sebagai aktifitas kedua dalam

bermedia. Namun, disisi lain internet sebagai media yang paling sering digunakan responden dalam mencari informasi dan televisi sebagai media

keduanya. 3 Dr. Erman Anom, MM Jurnalisme Bebas dan Bertanggung Jawab Kualitatif, Deskriptif

Kunci untuk tidak terjerumus ke dalam “dosa jurnalistik”, dan untuk tidak

melakukan

praktek jurnalistik yang menyimpang dengan melaksanakan empat fungsi sosial

media massa

adalah melalui pendidikan dan pelatihan jur-nalistik yang terarah dan terprogram

guna

meningkatkan profesionalisme. Sumber: http://ejournal.uksw.edu/cakrawala


(1)

8. Online journalism does not create a lot of jobs. Jurnalistik Online tidak membutuhkan banyak orang (karyawan), bahkan bisa dilakukan oleh satu orang saja.

9.

Facebook

Facebook diluncurkan pada tanggal 4 Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg sebagai media komunikasi untuk mahasiswa Harvard.Dalam waktu dua minggu setelah diluncurkan,separuh dari mahasiswa Harvard telah memiliki account di Facebook.Tak hanya itu,beberapa kampus di sekitar Harvard pun meminta untuk dimasukkan di Facebook. Zuckerberg pun akhirnya meminta bantuan 2 temannya untuk membantu mengembangkan Facebook.Facebook pernah ditawar oleh Friendster dan Yahoo,namun itu ditolak oleh Zuckrberg.

Pada semester selanjutnya, ia membuat dan mendaftarkan situs www.thefacebook.com yang sudah menjadi pembicaraan utama di lingkungan kampusnya. Tidak hanya itu, dengan bantuan beberapa teman-temannya di program magister seperti Eduardo Saverin (business aspects), Dustin Moskovitz (programmer), Andrew McCollum (graphic artist), dan Chris Hughes (marketing), mereka telah berhasil memindahkan markas mereka dari Harvard ke Palo Alto, California dalam waktu 2 tahun.

Selanjutnya mereka membeli domain www.facebook.com seharga USD 200 ribu dengan keanggotaan yang tersebar dari kampus-kampus di Amerika Utara dan Kanada, sampai membuka markas internasional mereka di Dublin, Irlandia 2 tahun setelahnya.

Pada prinsipnya, dari penggunaan yang terbatas pada lingkungan kampus telah dengan cepat berkembang menjadi bagi “siapapun yang berumur lebih dari 13 tahun dan memiliki alamat email yang valid”, dari yang merupakan hasil keisengan seorang mahasiswa menjadi lahan bisnis yang menggiurkan dan membuat Zuckerberg menjadi miliader di usianya yang baru 25 tahun dan dari yang lokal menjadi global, merupakan beberapa alasan


(2)

jutaan orang yang mengakses situs tersebut setiap detiknya, maka menimbulkan suatu histeria tersendiri bagi masyarakat modern.

Kemajuan teknologi komunikasi telah menyebabkan kita tidak perlu bersusah-payah mengirimkan surat lewat pos (walaupun hal tersebut masih lumrah dilakukan) kemudian menunggu balasannya dalam beberapa hari atau pekan. Dengan facebook, yang salah satu fitur favoritnya disebut dengan istilah wall, seseorang dapat dengan mudah menuangkan isi hatinya kepada orang yang ditujunya dalam hitungan detik; dan menerima komentar balasan, yang apabila diinginkan oleh si penerima komentar, dalam hitungan detik.

Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu perkembangan dalam peradaban manusia pasti akan memberikan dampak yang memajukan dan pasti juga ada kalanya merugikan, disadari atau tidak, dikehendaki atau tidak. Jadi, selain dapat mempromosikan diri sendiri dan teman-teman yang dimilikinya, facebook pun telah mendapat banyak kritik yang antara lain diakibatkan karena rentannya situs-situs pertemanan semacam ini dengan gangguan data-miner yang ingin mengumpulkan sebanyak-banyaknya data (termasuk didalamnya data pribadi) facebookers untuk dijadikan dasar riset marketing terhadap trend apa yang sedang berkembang dimasyarakat; karena sekali lagi jumlah 200 juta adalah pasar yang menggiurkan bagi beberapa perusahaan raksasa yang memang tujuan utamanya adalah meraup keuntungan semaksimal mungkin dengan melakukan pengorbanan yang seminimal mungkin.

Contoh nyata adalah kerjasama yang telah dibangun oleh Microsoft Corp. Yang pada prinsipnya bekerjasama dalam bentuk kepemilikan saham facebook oleh Microsoft dengan imbalan hak khusus Microsoft untuk beriklan di situs www.facebook.com.


(3)

10.

Kerangka Pikir Penelitian

Bagan 1, Kerangka Pikir Penelitian

Keterangan Bagan 1 (Kerangka Pikir Penelitian):

Media online, sebuah media baru yang dilandasi oleh teknologi internet. Mampu menyalurkan berbagai informasi yang bersifat worldwide, mencakup satu bumi ini secara instant dan cepat tidak terbatas oleh waktu dan jarak. Dan juga tidak membatasi oleh siapapun media itu digunakan, berbagai ragam kalangan masyarakat dan dimanapun berada selama bisa menggunakan teknologi ini. Dari teknologi ini melahirkan berbagai jenis channel atau web yang sering dikenal dengan nama www.(nama-channel/web).com. Pengembangan penyebaran informasi disini semakin hari semakin bervarian, dengan munculnya berbagai situs yang menjurus pada fungsi dan kegunaannya. Dengan fungsi sebagai web untuk mencari teman, seperti Facebook. Dengan mendukungnya fungsi dari design web facebook masyarakat pada suatu daerah bisa mengenal masyarakat pada daerah lain dengan instant dan tidak memerlukan waktu lama. Selain itu karna adanya internet atau media online, masyarakat dari Aturan-aturan

Jurnalistik

Group Facebook Kabar Salatiga

Berita

Teori Jurnalisme Warga Etika

Jurnalistik Facebook

Feedback Peran


(4)

kalangan apapun bisa menggunakan media ini dengan syarat individu tersebut bisa mengangkses dan menyambungkan pada jaringan internet ini.

Pada bagan diatas menunjukan bahwa media online adalah sarana utama yang mendukung pergerakan dari jurnalisme warga berhubungan dengan studi kasus yang diteliti. Media online memberikan berbagai kemudahan dalam menyebarkan informasi.  Facebook, sebuah jejaring sosial yang memiliki alamat

www.facebook.com memiliki fungsi dasar untuk menghubungkan tiap individu dari berbagai daerah disetiap penjuru bumi ini. Ditunjukan dengan anak panah pada bagan diatas, media online merujuk pada “Facebook” memberikan pengertian bahwa media online atau internet menjadi sarana dasar dan “Facebook” merupakan aplikasi atau bentuk dari sarana tersebut yang terwujud dalam bentuk web dan memiliki fungsi serta fasilitasnya sendiri yang terfokus sebagai media sosial. Dan fitur-fitur spesial tersebut seperti chat box, notifications news, kolom search for friend, hanya dengan memasukan nama seseorang dapat menemukan banyak teman dari berbagai penjuru negara dan berbagai fitur lainnya.

Group Facebook Kabar Salatiga, merupakan sebuah akun berupa group pada jejaring sosial facebook yang memiliki nama Kabar Salatiga (KS). Akun facebook yang berupa group, berbeda dengan private atau individual akun, group memiliki jumlah keanggotaan. Pada grup KS, grup ini memiliki tujuan untuk menyebarkan berita dan berbagi info dari masyarakat Salatiga untuk Salatiga.

Pada bagan diatas ditunjukan bahwa Group Facebook Kabar Salatiga satu lingkaran dengan “Aturan-aturan Jurnalistik”. Kerangka ini memiliki makna bahwa Group Facebook Kabar Salatiga memiliki aturan-aturan dalam cara mainnya atau dalam kegiatan jurnalistik dan penyebaran berita pada grup ini.


(5)

Hal ini dimaksudkan untuk membahas penelitian yang dilakukan peneliti. Bahwa kegiatan jurnalistik yang dilakukan warga Salatiga dengan diwadahinya oleh Group Facebook Kabar Salatiga memiliki batasan-batasan dan aturan-aturan sesuai dengan tata-tulis jurnalistik.  Pada sisi kanan bagan terdapat “Etika Jurnalistik” dan “Teori

Jurnalisme Warga” memiliki anak panah yang merujuk pada “Group Facebook Kabar Salatiga”. Hal ini mememiliki maksud untuk

membedah aktifitas jurnalisme yang dilakukan oleh para warga atau member yang aktif pada media sosial ini yang berupa group facebook kabar Salatiga, sudah bisa atau tidak disebut sebagai kegiatan jurnalistik warga. Dinilai dari hubungan antara etika jurnalistik dan berbagai teori jurnalisme warga.

Berita (news), adalah perwujudan atau bentuk dari apa yang diposting oleh warga Salatiga pada grup facebook ini. Berita itupun sendiri memiliki berbagai jenis berita. Dari berita tersebut beragam pesan bermunculan yang diunggah oleh tiap” individu masyarakat Salatiga yang aktif pada grup ini. Pada penelitian ini berita adalah sumber empirik guna melihat bagaimana peran jurnalisme warga pada grup facebook kabar Salatiga. Yang akan ditarik kesimpulan dari dampak yang terjadi dengan masyarakat dengan munculnya berita tersebut.  Struktur terakhir pada bagan diatas menunjukan adanya Peran dan

Feedback. Dalam artian disini, berita sebagai produk dari kegiatan jurnalistik warga pada grup facebook kabar Salatiga akan menimbulkan feedback pada khalayak yang aktif dan menyimak berita dalam group ini. Dari banyaknya khalayak yang aktif disini, berbagai ulasan dan feedback tersebut memiliki point yang penting sebagai saran ketika mengkritisi suatu masalah dalam berita tersebut dan sebagai wadah bagi warga Salatiga untuk menyuarakan keinginannya. Merujuk pada penelitian untuk mengetahui peran jurnalisme warga pada Group Facebook Kabar Salatiga maka akan diulas bagaimana


(6)

peran jurnalisme warga dari berbagai feedback atau dampak yang muncul sebagai sumber dokumentasi.

11.

Jurnal Terdahulu

Tabel 2.1. Jurnal Terdahulu

No Nama

Peneliti Jurnal Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

1 Intan Duhita Ragam Bahasa Update Status Facebook Kualitatif, Deskriptif

Facebooker jarang menggunakan satu style ketika update status. Dan mereka ingin menggambarkan keadaan dirinya ketika

update status 2 Dewi Kartika Sari Perilaku Penggunaan Internet

Oleh Remaja di Salatiga Dalam Perspektif Media System Dependency Theory Kuantitatif, Deskriptif

Perilaku Remaja yang dipotret dengan media system dependency theory, Responden paling banyak menggunakan

media televisi disusul dengan media internet sebagai aktifitas kedua dalam

bermedia. Namun, disisi lain internet sebagai media yang paling sering digunakan responden dalam mencari informasi dan televisi sebagai media

keduanya. 3 Dr. Erman Anom, MM Jurnalisme Bebas dan Bertanggung Jawab Kualitatif, Deskriptif

Kunci untuk tidak terjerumus ke dalam

“dosa jurnalistik”, dan untuk tidak

melakukan

praktek jurnalistik yang menyimpang dengan melaksanakan empat fungsi sosial

media massa

adalah melalui pendidikan dan pelatihan jur-nalistik yang terarah dan terprogram

guna

meningkatkan profesionalisme.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jurnalisme Warga Salatiga Via Facebook: Studi Diskriptif Peran Jurnalisme Warga dalam Group Facebook Kabar Salatiga T1 362009081 BAB I

0 1 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jurnalisme Warga Salatiga Via Facebook: Studi Diskriptif Peran Jurnalisme Warga dalam Group Facebook Kabar Salatiga T1 362009081 BAB IV

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jurnalisme Warga Salatiga Via Facebook: Studi Diskriptif Peran Jurnalisme Warga dalam Group Facebook Kabar Salatiga T1 362009081 BAB V

0 5 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jurnalisme Warga Salatiga Via Facebook: Studi Diskriptif Peran Jurnalisme Warga dalam Group Facebook Kabar Salatiga T1 362009081 BAB VI

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jurnalisme Warga Salatiga Via Facebook: Studi Diskriptif Peran Jurnalisme Warga dalam Group Facebook Kabar Salatiga

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jurnalisme Warga Salatiga Via Facebook: Studi Diskriptif Peran Jurnalisme Warga dalam Group Facebook Kabar Salatiga

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Group Facebook HIMPPAR(Studi Deskriptif Penggunaan Group Facebook Himpunan Mahasiswa Papua Barat di UKSW Salatiga) T1 362010041 BAB II

0 3 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Netizen dan Jaringan (Studi Aktivitas Warga Boyolali Dalam Menyampaikan Aspirasi Melalui Group Facebook BOYOLALI) T1 362009093 BAB II

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kecenderungan Warga Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) di Gereja Krisren Indonesia Soka Salatiga T1 712007034 BAB II

0 0 26

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Mas dan Mbak Duta Wisata dalam Mempromosikan Kota Salatiga T1 BAB II

0 1 34