Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pemasaran Produk Frestea pada PT Coca-Cola Amatil Indonesia dalam Menghadapi Persaingan Produk Minuman Teh dalam Kemasan T1 162009012 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin
mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang
memposisikan pemasar dalam hal ini perusahaan untuk selalu mengembangkan
dan merebut pangsa pasar (market share). Agar mampu bersaing dalam merebut
pangsa pasar dengan pesaingnya, maka perusahaan dituntut mampu memproduksi
berbagai jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Semakin ketatnya persaingan antar perusahaan maka perusahaan tidak hanya
mempertahankan tetapi juga berusaha mengungguli para pesaingnya. Oleh karena
itu diperlukan strategi pemasaran yang tepat. Dalam penentuan strategi pemasaran
perusahaan memerlukan informasi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga
dapat diketahui karakteristik produk dan jasa yang diinginkan sesuai dengan
keinginan konsumen.
Menurut Assauri: ”setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat
tetap hidup dan berkembang: tujuan tersebut dapat dicapai melalui
usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan
perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara apabila bagian
pemasaran perusahaan melakukan strategi yang sesuai dalam
mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki,
menggunakan peluang yang ada dalam pemasaran, dan berusaha
menghindari ancaman, sehingga posisi perusahaan di pasar dapat
dipertahankan dan ditingkatkan”.1
1
Sofjian Assauri. 2009. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi. Jakarta:
Rajawali. hal 167.
Berdasarkan pemaparan Assauri sebelumnya, maka strategi pemasaran
mempunyai peranan yang sangat penting umumnya untuk keberhasilan usaha dan
khususnya di bidang pemasaran. Dengan demikian strategi pemasaran harus dapat
memberi gambaran yang jelas dan terarah apa yang akan dilakukan perusahaan
dalam menggunakan setiap peluang pada pasar.
Konsumsi minuman teh di Indonesia dibagi berdasarkan tiga kategori
yaitu teh bubuk, teh celup, dan teh kemasan. Saat ini perusahaan yang
menjalankan bisnis pada teh kemasan semakin banyak. Salah satunya, PT Sinar
Sosro yang merupakan market leader yang menguasai pangsa pasar dengan
produk andalan yaitu Teh Botol Sosro. Selain PT Sinar Sosro, PT Coca Cola
Indonesia mengeluarkan produk minuman teh dalam kemasan dengan merek
Frestea. Perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai ciri produk yang sama yaitu
memproduksi teh kemasan dalam bentuk botol.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh lembaga penelitian
konsumen
Frontier
bekerja
sama
dengan
majalah
Marketing
(http://www.topbrand-award.com) membuat top brand index atas dasar tiga factor
yaitu mind share, market share, dan commitmen share maka dapat dilihat top
brand indeks teh kemasan siap minum dari tahun 2010-2012, pangsa pasar teh
dalam kemasan dikuasai oleh Teh Sosro. Frestea, merek produk teh dalam
kemasan milik PT Coca Cola Indonesia dari tahun 2010 hingga tahun 2012
menempati posisi kedua. Secara berturut-turut top brand indeks teh dalam
kemasan tahun 2010-2012 dapat dilihat pada tabel 1.1.
1
Tabel 1.1
Top Brand Indeks Teh Kemasan Siap Minum
4 Peringkat Teratas Hasil Survei Frontier dan Majalah Marketing
Tahun 2010-2012
2010
Peringkat
Merek
2011
TBI
Peringkat
Produk
2012
TBI
Peringkat
Merek
TBI
I
Teh Sosro
51.80%
I
Teh Sosro
59.50%
I
Teh Sosro
49.60%
II
Frestea
14.80%
II
Frestea
10.70%
II
Frestea
14.40%
III
Fruit Tea
Ultra Teh
Kotak
12.90%
III
Mount Tea
7.70%
III
Mount Tea
8.30%
5.20%
IV
Fruit Tea
5.80%
IV
Fruit Tea
6.40%
IV
(Sumber: http://www.topbrand-award.com)
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa persaingan produk minuman teh
dalam kemasan berlangsung sangat ketat. Produk Frestea hanya berada pada
peringkat kedua, setelah Teh Botol Sosro yang merupakan market leader produk
minuman teh dalam kemasan. Selain itu, berdasarkan top brand indeks pada tabel
1.1, produk Frestea mengalami fluktuasi, pada tahun 2010 menguasai pangsa
pasar sebesar 14.8%, pada tahun 2011 pangsa pasar menurun menjadi sebesar
10.7% dan pada tahun 2012 meningkat kembali sebesar 14,4%. Menghadapi
persaingan yang begitu ketat, maka produk Frestea harus mempunyai strategi
pemasaran yang tepat agar dapat menjadi pemenang di hati konsumen.
Berdasarkan tabel 1.1, maka dapat diasumsikan bahwa merek memegang
peranan penting dalam pemasaran produk teh dalam kemasan. Menurut Kotler
dan Armstrong, “merek lebih dari sekedar nama dan simbol, merek merupakan
kunci elemen hubungan antara perusahaan dan konsumen”.2 Beragamnya merek
produk teh dalam kemasan siap minum yang ditawarkan kepada konsumen
2
Philip Kotler & Gary Armstrong. 2010. Principles of Marketing. Tenth Edition. New
Jersey: Pearson Prentice Hall. hal 260.
2
membuat konsumen memiliki kesempatan untuk beralih dari satu merek ke merek
yang lain dengan mudah.
Sosro merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang
pertama di Indonesia. Keberhasilan Sosro tidak lepas dari brand “teh botol” yang
didapatkannya, persis seperti aqua menjadi brand pada air putih. Sehingga wajar
saja jika Teh Botol Sosro merupakan market leader yang menguasai pangsa pasar
Indonesia. Posisi Teh Botol Sosro yang demikian kuat memang ditopang dengan
sikap fanatik konsumen, yang tak mau minum teh kemasan selain Teh Botol
Sosro. Berbeda dengan merek Frestea, produk milik PT Coca-Cola yang baru
muncul di masa kejayaan Teh Botol Sosro.
1.2.
Permasalahan
PT Coca-Cola Amatil Indonesia (Central Java) yang terletak di daerah
Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, tepatnya di Jalan Raya
Soekarno-Hatta Km. 30, PO. BOX 119 Ungaran, 50501 Jawa Tengah merupakan
salah satu perusahaan multinasional yang memproduksi dan mendistribusikan
produk-produk minuman ringan yang berlisensi dari The Coca-Cola Company.
Frestea merupakan produk tandingan untuk Teh Botol Sosro yang diluncurkan
pada tanggal 7 Juni 2002. Dasar utama diluncurkan produk Frestea karena pangsa
pasar minuman teh kemasan memiliki pangsa pasar sebesar 14 persen, sedangkan
pangsa pasar minuman berkarbonasi hanya sebesar 13 persen. PT Coca-Cola
Indonesia telah memproduksi minuman Frestea dengan differensiasi pada rasa
yaitu melati (jasmine) yang tidak dimiliki pada Teh Botol Sosro.
3
“Berdasarkan hasil survei yang dilakukan majalah MIXMarketingXtra bekerjasama dengan Qasa Strategic Consulting
dalam penilaian atas kinerja distribusi perusahaan, kunjungan
yang dilakukan supervisor Coca-Cola dirasa kurang oleh
pedagang dibandingkan dengan Tim Penjualan Sosro”.3
Pertarungan persaingan antara Coca-Cola dan Sosro dalam penjualan
produk teh dalam kemasan hanya salah satu dari temuan survei ini—masih
banyak hal-hal baru lainnya yang mungkin mengejutkan. Hal ini menunjukkan
dinamika pasar produk teh dalam kemasan yang begitu tinggi. Dinamika tersebut
salah satunya bisa disebabkan oleh dinamika dari pedagang yang berada di ujung
terdepan kedekatannya dengan konsumen juga tinggi.
Strategi pemasaran merupakan dasar tindakan yang mengarahkan kegiatan
atau usaha pemasaran dari suatu perusahaan, dalam kondisi persaingan dan
lingkungan yang selalu berubah, agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan tergantung pada kemampuan
atau tersedianya sumber daya perusahaan, keragaman produk dan pasar, serta
strategi pemasaran perusahaan dalam menghadapi para pesaingnya.
”Strategi pemasaran pada dasarnya rencana yang menyeluruh,
terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang memberikan
panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk mencapai
tujuan pemasaran suatu perusahaan”.4
Saat ini Sosro juga telah melancarkan strateginya dengan mengeluarkan
produk Fruit Tea sebagai mitra tanding Frestea. Frestea harus memastikan bahwa
strategi pemasaran yang telah ada sudah sesuai dengan kondisi persaingan yang
sedang dihadapinya saat ini untuk dapat terus bertahan di pasaran. Salah satu
3
Edi Aruman. 2011. Pertarungan Distribusi Merek-Merek Raksasa. http://edhyaruman.blogspot.com/2011/11/pertarungan-distribusi-merek-merek.html. Diunduh pada tanggal 26
Oktober 2012.
4
Sofjian Assauri. Op.cit. hal 168.
4
upaya yang dilakukan untuk dapat bertahan di persaingan adalah unggul dalam
pemasarannya. Dalam hal inilah maka PT Coca-Cola Amatil Indonesia (Central
Java) merupakan salah satu perusahaan multinasional yang memproduksi dan
mendistribusikan produk-produk minuman ringan yang berlisensi dari The CocaCola Company harus memiliki strategi pemasaran yang baik dalam menghadapi
para pesaingnya, khususnya produk teh dalam kemasan. Kinerja perusahaan dapat
ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. “SWOT adalah singkatan
dari lingkungan internal strengths dan weaknesses serta lingkungan opportunities
dan threats yang dihadapi dunia bisnis”.5 Melalui pendekatan analisis SWOT, PT
Coca-Cola Amatil Indonesia (Central Java) dapat mengetahui posisi perusahaan
dan alternatif strategi pemasaran yang cocok bagi PT Coca-Cola Amatil Indonesia
(Central Java).
Berdasarkan paparan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana alternatif strategi pemasaran PT Coca-Cola
Amatil Indonesia (Central Java) untuk menghadapi persaingan produk teh
kemasan dalam bentuk botol untuk menghadapi persaingan melalui pendekatan
analisis SWOT?
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah memberikan alternatif strategi
pemasaran bagi PT Coca-Cola Amatil Indonesia (Central Java) untuk menghadapi
5
Freddy Rangkuti. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama. hal 19.
5
persaingan produk teh kemasan dalam bentuk botol melalui pendekatan analisis
SWOT.
1.4.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.
Manfaat Praktis
Bagi perusahaan penelitian ini berguna untuk mengetahui bagaimana
sebuah
perusahaan
mengaplikasikan
strategi
pemasaran
dalam
menghadapi pesaingnya.
2.
Manfaat Teoritis
Bagi akademisi penelitian ini memberikan inspirasi dan wawasan
pengetahuan analisis SWOT sebagai dasar perumusan strategi pemasaran
untuk menghadapi persaingan.
1.5.
Keterbatasan Penelitian
Dalam menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga penelitian
dapat terarah dengan baik sesuai tujuan penelitian serta dengan adanya
keterbatasan waktu pengerjaan, tenaga, dan biaya maka perlu adanya keterbatasan
penelitian. Keterbatasan penelitian ini adalah:
1. Penelitian dilaksanakan pada PT Coca-Cola Amatil Indonesia (Central Java)
yang terletak di daerah Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
2. Penelitian yang akan dilakukan hanya pada strategi pemasaran produk Frestea
yang diterapkan PT Coca-Cola Amatil Indonesia (Central Java).
6
3. Penelitian ini tidak menganalisis dan mengevaluasi biaya-biaya pemasaran
produk Frestea.
7
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin
mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang
memposisikan pemasar dalam hal ini perusahaan untuk selalu mengembangkan
dan merebut pangsa pasar (market share). Agar mampu bersaing dalam merebut
pangsa pasar dengan pesaingnya, maka perusahaan dituntut mampu memproduksi
berbagai jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Semakin ketatnya persaingan antar perusahaan maka perusahaan tidak hanya
mempertahankan tetapi juga berusaha mengungguli para pesaingnya. Oleh karena
itu diperlukan strategi pemasaran yang tepat. Dalam penentuan strategi pemasaran
perusahaan memerlukan informasi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga
dapat diketahui karakteristik produk dan jasa yang diinginkan sesuai dengan
keinginan konsumen.
Menurut Assauri: ”setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat
tetap hidup dan berkembang: tujuan tersebut dapat dicapai melalui
usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan
perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara apabila bagian
pemasaran perusahaan melakukan strategi yang sesuai dalam
mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki,
menggunakan peluang yang ada dalam pemasaran, dan berusaha
menghindari ancaman, sehingga posisi perusahaan di pasar dapat
dipertahankan dan ditingkatkan”.1
1
Sofjian Assauri. 2009. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi. Jakarta:
Rajawali. hal 167.
Berdasarkan pemaparan Assauri sebelumnya, maka strategi pemasaran
mempunyai peranan yang sangat penting umumnya untuk keberhasilan usaha dan
khususnya di bidang pemasaran. Dengan demikian strategi pemasaran harus dapat
memberi gambaran yang jelas dan terarah apa yang akan dilakukan perusahaan
dalam menggunakan setiap peluang pada pasar.
Konsumsi minuman teh di Indonesia dibagi berdasarkan tiga kategori
yaitu teh bubuk, teh celup, dan teh kemasan. Saat ini perusahaan yang
menjalankan bisnis pada teh kemasan semakin banyak. Salah satunya, PT Sinar
Sosro yang merupakan market leader yang menguasai pangsa pasar dengan
produk andalan yaitu Teh Botol Sosro. Selain PT Sinar Sosro, PT Coca Cola
Indonesia mengeluarkan produk minuman teh dalam kemasan dengan merek
Frestea. Perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai ciri produk yang sama yaitu
memproduksi teh kemasan dalam bentuk botol.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh lembaga penelitian
konsumen
Frontier
bekerja
sama
dengan
majalah
Marketing
(http://www.topbrand-award.com) membuat top brand index atas dasar tiga factor
yaitu mind share, market share, dan commitmen share maka dapat dilihat top
brand indeks teh kemasan siap minum dari tahun 2010-2012, pangsa pasar teh
dalam kemasan dikuasai oleh Teh Sosro. Frestea, merek produk teh dalam
kemasan milik PT Coca Cola Indonesia dari tahun 2010 hingga tahun 2012
menempati posisi kedua. Secara berturut-turut top brand indeks teh dalam
kemasan tahun 2010-2012 dapat dilihat pada tabel 1.1.
1
Tabel 1.1
Top Brand Indeks Teh Kemasan Siap Minum
4 Peringkat Teratas Hasil Survei Frontier dan Majalah Marketing
Tahun 2010-2012
2010
Peringkat
Merek
2011
TBI
Peringkat
Produk
2012
TBI
Peringkat
Merek
TBI
I
Teh Sosro
51.80%
I
Teh Sosro
59.50%
I
Teh Sosro
49.60%
II
Frestea
14.80%
II
Frestea
10.70%
II
Frestea
14.40%
III
Fruit Tea
Ultra Teh
Kotak
12.90%
III
Mount Tea
7.70%
III
Mount Tea
8.30%
5.20%
IV
Fruit Tea
5.80%
IV
Fruit Tea
6.40%
IV
(Sumber: http://www.topbrand-award.com)
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa persaingan produk minuman teh
dalam kemasan berlangsung sangat ketat. Produk Frestea hanya berada pada
peringkat kedua, setelah Teh Botol Sosro yang merupakan market leader produk
minuman teh dalam kemasan. Selain itu, berdasarkan top brand indeks pada tabel
1.1, produk Frestea mengalami fluktuasi, pada tahun 2010 menguasai pangsa
pasar sebesar 14.8%, pada tahun 2011 pangsa pasar menurun menjadi sebesar
10.7% dan pada tahun 2012 meningkat kembali sebesar 14,4%. Menghadapi
persaingan yang begitu ketat, maka produk Frestea harus mempunyai strategi
pemasaran yang tepat agar dapat menjadi pemenang di hati konsumen.
Berdasarkan tabel 1.1, maka dapat diasumsikan bahwa merek memegang
peranan penting dalam pemasaran produk teh dalam kemasan. Menurut Kotler
dan Armstrong, “merek lebih dari sekedar nama dan simbol, merek merupakan
kunci elemen hubungan antara perusahaan dan konsumen”.2 Beragamnya merek
produk teh dalam kemasan siap minum yang ditawarkan kepada konsumen
2
Philip Kotler & Gary Armstrong. 2010. Principles of Marketing. Tenth Edition. New
Jersey: Pearson Prentice Hall. hal 260.
2
membuat konsumen memiliki kesempatan untuk beralih dari satu merek ke merek
yang lain dengan mudah.
Sosro merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang
pertama di Indonesia. Keberhasilan Sosro tidak lepas dari brand “teh botol” yang
didapatkannya, persis seperti aqua menjadi brand pada air putih. Sehingga wajar
saja jika Teh Botol Sosro merupakan market leader yang menguasai pangsa pasar
Indonesia. Posisi Teh Botol Sosro yang demikian kuat memang ditopang dengan
sikap fanatik konsumen, yang tak mau minum teh kemasan selain Teh Botol
Sosro. Berbeda dengan merek Frestea, produk milik PT Coca-Cola yang baru
muncul di masa kejayaan Teh Botol Sosro.
1.2.
Permasalahan
PT Coca-Cola Amatil Indonesia (Central Java) yang terletak di daerah
Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, tepatnya di Jalan Raya
Soekarno-Hatta Km. 30, PO. BOX 119 Ungaran, 50501 Jawa Tengah merupakan
salah satu perusahaan multinasional yang memproduksi dan mendistribusikan
produk-produk minuman ringan yang berlisensi dari The Coca-Cola Company.
Frestea merupakan produk tandingan untuk Teh Botol Sosro yang diluncurkan
pada tanggal 7 Juni 2002. Dasar utama diluncurkan produk Frestea karena pangsa
pasar minuman teh kemasan memiliki pangsa pasar sebesar 14 persen, sedangkan
pangsa pasar minuman berkarbonasi hanya sebesar 13 persen. PT Coca-Cola
Indonesia telah memproduksi minuman Frestea dengan differensiasi pada rasa
yaitu melati (jasmine) yang tidak dimiliki pada Teh Botol Sosro.
3
“Berdasarkan hasil survei yang dilakukan majalah MIXMarketingXtra bekerjasama dengan Qasa Strategic Consulting
dalam penilaian atas kinerja distribusi perusahaan, kunjungan
yang dilakukan supervisor Coca-Cola dirasa kurang oleh
pedagang dibandingkan dengan Tim Penjualan Sosro”.3
Pertarungan persaingan antara Coca-Cola dan Sosro dalam penjualan
produk teh dalam kemasan hanya salah satu dari temuan survei ini—masih
banyak hal-hal baru lainnya yang mungkin mengejutkan. Hal ini menunjukkan
dinamika pasar produk teh dalam kemasan yang begitu tinggi. Dinamika tersebut
salah satunya bisa disebabkan oleh dinamika dari pedagang yang berada di ujung
terdepan kedekatannya dengan konsumen juga tinggi.
Strategi pemasaran merupakan dasar tindakan yang mengarahkan kegiatan
atau usaha pemasaran dari suatu perusahaan, dalam kondisi persaingan dan
lingkungan yang selalu berubah, agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan tergantung pada kemampuan
atau tersedianya sumber daya perusahaan, keragaman produk dan pasar, serta
strategi pemasaran perusahaan dalam menghadapi para pesaingnya.
”Strategi pemasaran pada dasarnya rencana yang menyeluruh,
terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang memberikan
panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk mencapai
tujuan pemasaran suatu perusahaan”.4
Saat ini Sosro juga telah melancarkan strateginya dengan mengeluarkan
produk Fruit Tea sebagai mitra tanding Frestea. Frestea harus memastikan bahwa
strategi pemasaran yang telah ada sudah sesuai dengan kondisi persaingan yang
sedang dihadapinya saat ini untuk dapat terus bertahan di pasaran. Salah satu
3
Edi Aruman. 2011. Pertarungan Distribusi Merek-Merek Raksasa. http://edhyaruman.blogspot.com/2011/11/pertarungan-distribusi-merek-merek.html. Diunduh pada tanggal 26
Oktober 2012.
4
Sofjian Assauri. Op.cit. hal 168.
4
upaya yang dilakukan untuk dapat bertahan di persaingan adalah unggul dalam
pemasarannya. Dalam hal inilah maka PT Coca-Cola Amatil Indonesia (Central
Java) merupakan salah satu perusahaan multinasional yang memproduksi dan
mendistribusikan produk-produk minuman ringan yang berlisensi dari The CocaCola Company harus memiliki strategi pemasaran yang baik dalam menghadapi
para pesaingnya, khususnya produk teh dalam kemasan. Kinerja perusahaan dapat
ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. “SWOT adalah singkatan
dari lingkungan internal strengths dan weaknesses serta lingkungan opportunities
dan threats yang dihadapi dunia bisnis”.5 Melalui pendekatan analisis SWOT, PT
Coca-Cola Amatil Indonesia (Central Java) dapat mengetahui posisi perusahaan
dan alternatif strategi pemasaran yang cocok bagi PT Coca-Cola Amatil Indonesia
(Central Java).
Berdasarkan paparan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana alternatif strategi pemasaran PT Coca-Cola
Amatil Indonesia (Central Java) untuk menghadapi persaingan produk teh
kemasan dalam bentuk botol untuk menghadapi persaingan melalui pendekatan
analisis SWOT?
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah memberikan alternatif strategi
pemasaran bagi PT Coca-Cola Amatil Indonesia (Central Java) untuk menghadapi
5
Freddy Rangkuti. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama. hal 19.
5
persaingan produk teh kemasan dalam bentuk botol melalui pendekatan analisis
SWOT.
1.4.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.
Manfaat Praktis
Bagi perusahaan penelitian ini berguna untuk mengetahui bagaimana
sebuah
perusahaan
mengaplikasikan
strategi
pemasaran
dalam
menghadapi pesaingnya.
2.
Manfaat Teoritis
Bagi akademisi penelitian ini memberikan inspirasi dan wawasan
pengetahuan analisis SWOT sebagai dasar perumusan strategi pemasaran
untuk menghadapi persaingan.
1.5.
Keterbatasan Penelitian
Dalam menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga penelitian
dapat terarah dengan baik sesuai tujuan penelitian serta dengan adanya
keterbatasan waktu pengerjaan, tenaga, dan biaya maka perlu adanya keterbatasan
penelitian. Keterbatasan penelitian ini adalah:
1. Penelitian dilaksanakan pada PT Coca-Cola Amatil Indonesia (Central Java)
yang terletak di daerah Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
2. Penelitian yang akan dilakukan hanya pada strategi pemasaran produk Frestea
yang diterapkan PT Coca-Cola Amatil Indonesia (Central Java).
6
3. Penelitian ini tidak menganalisis dan mengevaluasi biaya-biaya pemasaran
produk Frestea.
7