BD2010 Pidato Pjs Gubernur BI

(1)

1

Menata dan Memperkuat Perbankan Indonesia,

Menyongsong Pemulihan Ekonomi Global

Dr. Darmin Nasution

Pjs. Gubernur Bank Indonesia

Pertemuan Tahunan Perbankan 2010

22 Januari 2010

Yang saya hormati,

Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II,

Para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Para Pemimpin Perbankan di Tanah Air,

Hadirin sekalian yang berbahagia,

Assalamu‘alaikum Wr. Wb,

Selamat malam dan salam sejahtera bagi kita semua,

1. Di malam yang baik ini, mari kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas kesempatan yang diberikan sehingga kita dapat berkumpul pada

Pertemuan Tahunan Perbankan 2010.

2. Walau 2010 telah tiga minggu berselang, ijinkan saya, atas nama seluruh

anggota Dewan Gubernur dan pegawai Bank Indonesia, mengucapkan Selamat

Tahun Baru 2010 kepada para hadirin sekalian. Semoga di tahun 2010 ini, kita

semua akan mengalami peningkatan dalam pencapaian di bidang

masing-masing. Saya optimis pengalaman berat di tahun yang lalu akan menguatkan


(2)

2

Hadirin sekalian yang saya hormati,

3. Kita baru saja melalui tahun 2009, tahun yang penuh tantangan bagi

perekonomian Indonesia. Melalui pergulatan yang tidak ringan terutama sejak

triwulan akhir 2008 dan di awal tahun 2009, kita dapat melalui tahun yang sulit

ini dengan sejumlah pencapaian yang patut dibanggakan. Resiliensi

perekonomian kita dalam merespon ekonomi global relatif tinggi. Pertumbuhan

ekonomi 2009 mencapai 4,3%, sehingga perekonomian kita termasuk dalam

kelompok sedikit negara yang masih bisa tumbuh positif.

4. Kinerja yang positif ini tidak terlepas dari upaya kita bersama dalam mencegah

dalamnya pelemahan perekonomian domestik. Di sisi fiskal, stimulus yang

diberikan berhasil menjaga daya beli masyarakat dan insentif bagi dunia usaha di

tengah melemahnya permintaan dunia. Terjaganya resiliensi perekonomian

domestik ini juga didukung oleh pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan

sejak akhir 2008.

5. Di sisi harga, inflasi tahun 2009 tercatat hanya sebesar 2,78%, yang merupakan

angka terendah selama 10 tahun terakhir. Walaupun perlambatan ekonomi turut

menahan inflasi, upaya Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar tak

dapat dipungkiri memiliki peran dalam menurunkan ekspektasi inflasi. Disamping

itu, kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga BBM dan transportasi cukup

signifikan dalam mendorong rendahnya inflasi. Stabilitas harga pangan di tahun

2009 juga memberikan sumbangan yang positip pada rendahnya inflasi.

6. Di sisi eksternal, Neraca Pembayaran Indonesia mencapai surplus sekitar USD


(3)

3

finansial. Cadangan devisa akhir tahun 2009 tercatat sebesar USD 66,1 miliar,

atau setara kemampuan mengimpor selama 6,6 bulan ditambah kemampuan

membayar seluruh hutang luar negeri pemerintah.

7. Perkembangan sektor eksternal yang positif ini secara fundamental mendorong

penguatan nilai tukar rupiah, terutama sejak triwulan II-2009. Rupiah mulai

mengalami apresiasi sejak triwulan II hingga mencapai level Rp9.425 per USD

pada akhir 2009, atau menguat 16% sejak triwulan II tersebut.

8. Sementara itu, kebijakan moneter yang akomodatif sepanjang tahun 2009 ikut

mendukung kinerja perekonomian. BI rate terus diturunkan hingga Agustus 2009, masing-masing 50 bps per bulan selama Januari-Maret dan 25 bps per bulan

sepanjang April-Agustus, untuk kemudian dipertahankan tetap sejak September

2009 sampai saat ini. Urutan penetapan BI rate ini merupakan inti dari pelonggaran moneter yang secara sadar dipilih. Kebijakan ini juga didukung oleh

langkah-langkah di tataran operasional seperti memperkuat operasi pasar

terbuka dan memperbaiki struktur suku bunga.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

9. Pada tahun 2010, prospek ekonomi domestik diperkirakan akan semakin

membaik. Ekonomi diperkirakan akan tumbuh sekitar 5,2% di 2010 dan

selanjutnya meningkat menjadi sekitar 6,0% pada 2011. Prospek pertumbuhan

ini diperkirakan akan disebabkan oleh kondisi eksternal yang lebih kondusif

dengan pulihnya ekonomi dunia. Namun, pemulihan global ini bergantung pada

kesuksesan exit policy di negara-negara maju dan mitra dagang Indonesia. Sedangkan terkait prospek stabilitas harga, tekanan inflasi di 2010 diperkirakan


(4)

4

masih akan bersumber dari persoalan struktur pasar sejumlah komoditas

makanan, distribusi, serta pengaruh harga internasional.

10. Namun demikian, pencapaian prospek perekonomian di atas menghadapi

sejumlah tantangan yang tidak ringan. Tantangan utama adalah bagaimana

mendorong struktur pertumbuhan yang lebih seimbang melalui peningkatan

investasi. Upaya ini tentunya membutuhkan ketersediaan infastruktur yang

memadai dan perbaikan iklim investasi. Upaya ini juga sangat relevan dalam

rangka memanfaatkan peluang dari pemulihan ekonomi global, termasuk dalam

mengundang FDI. Karakteristik industri pengolahan yang sangat tergantung

bahan baku impor dan berdaya saing rendah berpotensi menjadi hambatan

peningkatan produksi dalam memenuhi kenaikan permintaan domestik maupun

eksternal.

11. Tantangan lain muncul dari masih adanya keterbatasan transmisi kebijakan

moneter. Efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui perbankan, baik untuk

penurunan suku bunga maupun peningkatan kredit, masih perlu ditingkatkan.

Penurunan suku bunga kredit menurut hemat saya masih dimungkinkan karena

masih tingginya rentang bunga (spread) terhadap suku bunga deposito.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

12. Ke depan, kebijakan moneter diarahkan untuk menjaga agar inflasi rendah dan

stabil. Untuk tahun 2010, sasaran inflasi Bank Indonesia berada pada kisaran

5%±1%. Dalam jangka menengah, Bank Indonesia mengarahkan agar inflasi

terus dalam tren yang menurun sehingga berada pada tingkat yang rendah

sebanding dengan tingkat inflasi di negara kawasan, yang sudah berada pada


(5)

5

menengah ini sangat relevan untuk menjaga daya saing perekonomian domestik,

terutama dalam menghadapi ASEAN Economic Community pada tahun 2015.

13. Dalam rangka mencapai target inflasi tersebut, Bank Indonesia berkomitmen

untuk mengarahkan BI rate dalam takaran yang tepat secara konsisten, sehingga inflasi dan ekspektasi inflasi tergiring ke target inflasi jangka menengah yang

diinginkan sebagai jangkar. Penentuan BI rate akan selalu mempertimbangkan

outlook perekonomian domestik maupun global. Untuk saat ini dampak exit policy

negara-negara maju terhadap pemulihan ekonomi dunia juga dipertimbangkan.

Hal ini perlu untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan bahwa pemulihan

ekonomi kurang sesuai dengan perkiraan sebelumnya.

14. Untuk memitigasi shock yang kemungkinan dapat muncul di perekonomian Indonesia, Bank Indonesia memiliki strategi kebijakan yang mengkombinasikan

penggunaan respon suku bunga dan manajemen volatilitas nilai tukar.

15. Di sisi nilai tukar, Bank Indonesia akan tetap berupaya menjaga agar volatilitas

nilai tukar yang terjadi di pasar tidak berlebihan. Dalam kaitan ini, BI akan tetap

mengoptimalkan penggunaan instrumen moneter yang ada, disertai dengan

aturan kehati-hatian untuk menghindari munculnya ketidakstabilan sistem

keuangan.

16. Dalam tataran implementasi kebijakan moneter, Bank Indonesia akan terus aktif

menjaga koridor suku bunga pasar uang dan lebih mengoptimalkan penggunaan

berbagai instrumen moneter yang ada.

17. Untuk mendorong peningkatan produksi dan kelancaran distribusi yang berperan

menahan inflasi, Bank Indonesia akan lebih mengintensifkan upaya-upaya

pengendalian inflasi di daerah dengan memberdayakan Kantor Bank Indonesia


(6)

6

(TPID). Dalam kaitan ini, kerjasama dengan pemerintah daerah sangat penting

sifatnya. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, Bank Indonesia mengucapkan

terima kasih kepada para Gubernur Kepala Daerah beserta jajarannya atas

kerjasama yang telah terjalin selama ini.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

18. Disamping cukup berhasil menjaga kondisi perekonomian, stabilitas sektor

keuangan juga terpelihara. Keberhasilan ini tidak terlepas dari sejumlah

langkah-langkah kebijakan yang telah diambil Pemerintah dan Bank Indonesia untuk

mengatasi dampak krisis global pada triwulan terakhir 2008 yang dilanjutkan

dengan langkah kebijakan di 2009. Sektor keuangan yang sempat tertekan pada

bulan November 2008 dengan Financial Stability Index (FSI) sebesar 2,43

kemudian menjadi semakin membaik kondisinya secara bertahap sehingga pada

akhir Desember 2009, FSI sudah menurun menjadi sebesar 1,91 atau sudah

berada di bawah batas indikatif kritis 2,0.

19. Terjaganya stabilitas sistem keuangan tidak terlepas dari kinerja industri

perbankan yang juga cukup positif. Permodalan (CAR) industri perbankan tetap

terjaga pada level yang cukup tinggi (17,0% pada akhir November 2009) dengan

profitabilitas yang juga relatif memuaskan, serta kondisi likuiditas yang cukup

terpelihara. Namun demikian, sangat disayangkan pertumbuhan kredit atau

pelaksanaan fungsi intermediasi perbankan masih berjalan cukup lambat, hanya

mencapai 10,7% pada akhir Desember 2009.

20. Mulai meredanya krisis global memberi kesempatan lebih luas kepada kita untuk

mengambil pelajaran dan mengkajinya. Beberapa pelajaran penting tersebut

diantaranya terkait: manajemen risiko likuiditas, ketersediaan modal yang cukup


(7)

7

mengawasi bank, dan penataan otoritas pengawasan di sektor keuangan. Selain

itu keanggotaan kita di forum internasional Group of 20 (G20), Financial Stability Board (FSB), Bank for International Settlements (BIS) dan Islamic Financial Services Board (IFSB) memberi kesempatan kita untuk menerapkan praktek-praktek terbaik dalam penyempurnaan peraturan dan sistem pengawasan.

21. Atas dasar pengalaman menghadapi krisis tersebut dan bertambahnya

pemahaman terhadap praktek-praktek terbaik, kebijakan perbankan 2010

diarahkan untuk semakin meningkatkan peranan industri perbankan dalam

mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Perkembangan industri

perbankan dan keuangan di tingkat global dan nasional memerlukan adanya

pemantapan kembali Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Dalam kaitan ini,

pemantapan API akan dilandasi terutama oleh prinsip bahwa penguatan modal

menjadi kritikal, penciptaan iklim kompetisi yang lebih adil, dan mendorong

peningkatan efisiensi perbankan secara cepat.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

22. Belajar dari pengalaman menghadapi krisis, di 2010 Bank Indonesia memiliki 4

(empat) kebijakan utama berbasis insentif dan disinsentif. Pertama, peningkatan ketahanan sistem perbankan akan ditempuh melalui penguatan pengaturan,

pemantapan sistem pengawasan bank, penataan kembali tingkat kompetisi di

industri perbankan Indonesia, serta pendalaman pasar keuangan.

23. Terkait kebijakan penguatan pengaturan, yang akan disesuaikan adalah

peraturan permodalan untuk tujuan memperkuat ketahanan bank terhadap risiko,

peraturan transparansi laporan keuangan, peningkatan kualitas implementasi


(8)

8

24. Kebijakan pemantapan sistem pengawasan bank akan dicapai diantaranya

dengan penyempurnaan dan penguatan metode dan praktek pengawasan

berbasis risiko, penguatan ketentuan operasional pengawasan bank,

penyempurnaan ketentuan uji kelayakan dan kepatutan, dan peningkatan

kerjasama dengan otoritas pengawas lembaga keuangan non-bank baik di dalam

maupun di luar negeri.

25. Kebijakan penataan kembali tingkat kompetisi di industri perbankan Indonesia

akan dilakukan dengan memantapkan kembali stuktur perbankan yang

menyelaraskan skala usaha dengan kebutuhan permodalan, guna mempertinggi

kemampuan menyerap risiko usaha. Selain itu Bank Indonesia akan

memperbaiki ketentuan yang mencakup antara lain mengenai merjer,

konsolidasi, sumber dana akuisisi bank, persyaratan badan yang dapat

mengakuisisi bank, peran pemilik perorangan/keluarga, serta persyaratan

pengembangan usaha.

26. Kebijakan pendalaman pasar keuangan diarahkan untuk mendorong

pengembangan produk-produk keuangan yang sekaligus dapat digunakan bank

sebagai alternatif penyaluran dan penempatan dana secara produktif bagi sektor

riel khususnya pembiayaan infrastruktur. Dengan demikian diharapkan pasar

uang menjadi lebih likuid dan bank tidak terlalu bergantung terhadap pendapatan

dari penempatan pada instrumen BI.

27. Kedua, peningkatan intermediasi perbankan melalui penyempurnaan peraturan dan penyediaan infrastruktur pendukung. Peraturan yang akan disempurnakan

diantaranya meliputi giro wajib minimum (GWM), optimalisasi dan efisiensi

kegiatan operasional bank, kemudahan persyaratan kegiatan devisa yang dapat


(9)

9

yang memiliki fungsi menyediakan basis data kredit per sektor dan per daerah,

guna memudahkan bank dalam mengukur risiko.

28. Ketiga, peningkatan peran perbankan syariah terhadap perekonomian nasional dan penguatan ketahanannya. Kebijakan untuk perbankan syariah ini akan

ditempuh diantaranya dengan meningkatkan insentif untuk mendorong

peningkatan modal, memfasilitasi pengembangan unit usaha syariah dan anak

perusahaannya, serta memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan SDM perbankan

syariah yang kompeten.

29. Keempat, peningkatan peran Bank Perkreditan Rakyat dalam pembiayaan keuangan mikro dan penguatan ketahanannya. Kebijakan ini akan ditempuh

diantaranya dengan, memberikan insentif untuk mendorong peningkatan modal,

dan memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan SDM BPR yang kompeten, serta

mempertegas posisi BPR sebagai community bank.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

30. Saya ingin kemukakan, bahwa kesehatan, efisiensi dan intermediasi optimal dari

sektor perbankan merupakan kata-kata kunci. Kesehatan perbankan dipastikan

dengan berbagai sistem pengawasan yang telah diuraikan sebelumnya,

sementara efisiensi yang menghasilkan intermediasi yang optimal dicapai

dengan sebisa mungkin mengadopsi berbagai skema insentif dan disinsentif

yang digulirkan.

31. Untuk memaksimumkan efisiensi perbankan, Bank Indonesia akan melakukan

benchmarking terhadap biaya dana untuk kredit, biaya overhead, premi risiko dan margin keuntungan. Dengan demikian bank dapat mencari area-area yang


(10)

10

yang lebih wajar. Ini semua dilakukan dengan tetap mengedepankan

prinsip-prinsip kewajaran pasar.

32. Di lain pihak, efisiensi industri perbankan juga akan ditingkatkan dengan

melakukan pendalaman pasar keuangan. Misalnya dengan bekerja sama dengan

sejumlah instansi lain untuk mengkaji dan mendorong instrumen pasar uang

jangka pendek yang dapat menjadi kompetitor dari kredit jangka pendek

perbankan. Kita dapat berharap bahwa dengan demikian, pasar keuangan kita

(perbankan maupun non-perbankan) akan lebih adil dan efisien, sehingga secara keseluruhan akan lebih menguntungkan perekonomian.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

33. Pasca krisis global, kebutuhan akan adanya regulator sistemik yang mengawasi

kesehatan dan stabilitas keseluruhan sistem keuangan semakin mengemuka.

Peran institusi ini mencakup pengumpulan, analisis dan pelaporan informasi

terkait interaksi signifikan di pasar dan risiko yang ada di antara lembaga

keuangan; meneliti apakah ada lembaga keuangan yang menyebabkan sistem

keuangan terekspos risiko sistemik; merancang dan mengimplementasikan

aturan; serta melakukan koordinasi dengan lembaga regulator lainnya, termasuk

otoritas fiskal, dalam mengelola krisis-krisis sistemik yang mungkin timbul.

34. Ada tiga alasan mengapa bank sentral dapat berperan sebagai regulator

sistemik. Pertama, bank sentral memiliki hubungan jual-beli sehari-hari dengan pelaku pasar sebagai bagian dari fungsi utamanya mengimplementasikan

kebijakan moneter, sehingga tidak ada lembaga lain yang memiliki pengetahuan

dan akses sejenis ke aliran utama sistem keuangan.

35. Kedua, tanggung jawab untuk mempertahankan stabilitas ekonomi makro sangat sejalan dengan peran untuk menjamin stabilitas sistem keuangan. Sejarah


(11)

11

menunjukkan, berbagai krisis ekonomi di dunia selalu berhubungan dengan krisis

keuangan, sehingga bank sentral secara alami memang harus

mempertimbangkan interaksi antara sektor keuangan dan kebijakan moneter

dalam melaksanakan tugasnya.

36. Ketiga, fungsi lender of last resort memang ada di bank sentral. Dengan fungsi itu, bank sentral dapat menggunakan neracanya untuk menyediakan pendanaan

darurat jangka pendek di masa krisis. Sebagai regulator sistemik, bank sentral

akan mampu memperoleh informasi lapangan langsung dari lembaga-lembaga

keuangan yang diawasi. Informasi ini dibutuhkan untuk membuat keputusan yang

tepat apakah suatu lembaga keuangan perlu diselamatkan.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

37. Saya ingin mengajak saaudara-saudara pelaku perbankan untuk mulai

mengalihkan strategi bisnis, yaitu dari bertahan terhadap situasi krisis menjadi

bersiap memanfaatkan peluang dari pemulihan ekonomi global. Saya yakin,

pelajaran besar dari krisis global saat ini tentu membuat kita semua lebih solid

lagi melangkah ke depan.

38. Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini. Momentum

pemulihan ekonomi global yang ada di depan mata harus dimanfaatkan

sebaik-baiknya. Untuk itu, seluruh komponen bangsa seyogyanya merapatkan barisan

dan saling menguatkan. Suasana yang saling percaya harus kita bangun, ide-ide

segar harus ditampilkan, diuji, dan diperkaya, untuk selanjutnya dicoba

dilaksanakan. Dalam industri perbankan, penataan kembali bukan berarti

perombakan, namun penyesuaian dengan tantangan dan kesempatan baru yang

ada di depan mata. Penguatan industri perbankan bukan meragukan kesehatan


(12)

12

efisien sehingga dapat menjalankan fungsi intermediasi secara lebih optimal.

Saya yakin ini adalah tekad kita semua, sebab kita ingin ekonomi nasional ini

bukan hanya mampu melangkah maju, tapi juga sebisa mungkin berlari.

39. Selamat bekerja dan sekali lagi, Selamat Tahun Baru 2010. Semoga di tahun

baru ini Tuhan YME memudahkan langkah kita menuju Indonesia yang lebih

maju dan sejahtera.

Terima Kasih


(1)

7

mengawasi bank, dan penataan otoritas pengawasan di sektor keuangan. Selain itu keanggotaan kita di forum internasional Group of 20 (G20), Financial Stability Board (FSB), Bank for International Settlements (BIS) dan Islamic Financial Services Board (IFSB) memberi kesempatan kita untuk menerapkan praktek-praktek terbaik dalam penyempurnaan peraturan dan sistem pengawasan.

21. Atas dasar pengalaman menghadapi krisis tersebut dan bertambahnya pemahaman terhadap praktek-praktek terbaik, kebijakan perbankan 2010 diarahkan untuk semakin meningkatkan peranan industri perbankan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Perkembangan industri perbankan dan keuangan di tingkat global dan nasional memerlukan adanya pemantapan kembali Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Dalam kaitan ini, pemantapan API akan dilandasi terutama oleh prinsip bahwa penguatan modal menjadi kritikal, penciptaan iklim kompetisi yang lebih adil, dan mendorong peningkatan efisiensi perbankan secara cepat.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

22. Belajar dari pengalaman menghadapi krisis, di 2010 Bank Indonesia memiliki 4 (empat) kebijakan utama berbasis insentif dan disinsentif. Pertama, peningkatan ketahanan sistem perbankan akan ditempuh melalui penguatan pengaturan, pemantapan sistem pengawasan bank, penataan kembali tingkat kompetisi di industri perbankan Indonesia, serta pendalaman pasar keuangan.

23. Terkait kebijakan penguatan pengaturan, yang akan disesuaikan adalah peraturan permodalan untuk tujuan memperkuat ketahanan bank terhadap risiko, peraturan transparansi laporan keuangan, peningkatan kualitas implementasi tata kelola organisasi yang baik, serta peningkatan efektivitas manajemen risiko.


(2)

8

24. Kebijakan pemantapan sistem pengawasan bank akan dicapai diantaranya dengan penyempurnaan dan penguatan metode dan praktek pengawasan berbasis risiko, penguatan ketentuan operasional pengawasan bank, penyempurnaan ketentuan uji kelayakan dan kepatutan, dan peningkatan kerjasama dengan otoritas pengawas lembaga keuangan non-bank baik di dalam maupun di luar negeri.

25. Kebijakan penataan kembali tingkat kompetisi di industri perbankan Indonesia akan dilakukan dengan memantapkan kembali stuktur perbankan yang menyelaraskan skala usaha dengan kebutuhan permodalan, guna mempertinggi kemampuan menyerap risiko usaha. Selain itu Bank Indonesia akan memperbaiki ketentuan yang mencakup antara lain mengenai merjer, konsolidasi, sumber dana akuisisi bank, persyaratan badan yang dapat mengakuisisi bank, peran pemilik perorangan/keluarga, serta persyaratan pengembangan usaha.

26. Kebijakan pendalaman pasar keuangan diarahkan untuk mendorong pengembangan produk-produk keuangan yang sekaligus dapat digunakan bank sebagai alternatif penyaluran dan penempatan dana secara produktif bagi sektor riel khususnya pembiayaan infrastruktur. Dengan demikian diharapkan pasar uang menjadi lebih likuid dan bank tidak terlalu bergantung terhadap pendapatan dari penempatan pada instrumen BI.

27. Kedua, peningkatan intermediasi perbankan melalui penyempurnaan peraturan dan penyediaan infrastruktur pendukung. Peraturan yang akan disempurnakan diantaranya meliputi giro wajib minimum (GWM), optimalisasi dan efisiensi kegiatan operasional bank, kemudahan persyaratan kegiatan devisa yang dapat mendorong pemberian kredit. BI juga akan mendorong terbentuknya institusi


(3)

9

yang memiliki fungsi menyediakan basis data kredit per sektor dan per daerah, guna memudahkan bank dalam mengukur risiko.

28. Ketiga, peningkatan peran perbankan syariah terhadap perekonomian nasional dan penguatan ketahanannya. Kebijakan untuk perbankan syariah ini akan ditempuh diantaranya dengan meningkatkan insentif untuk mendorong peningkatan modal, memfasilitasi pengembangan unit usaha syariah dan anak perusahaannya, serta memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan SDM perbankan syariah yang kompeten.

29. Keempat, peningkatan peran Bank Perkreditan Rakyat dalam pembiayaan keuangan mikro dan penguatan ketahanannya. Kebijakan ini akan ditempuh diantaranya dengan, memberikan insentif untuk mendorong peningkatan modal, dan memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan SDM BPR yang kompeten, serta mempertegas posisi BPR sebagai community bank.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

30. Saya ingin kemukakan, bahwa kesehatan, efisiensi dan intermediasi optimal dari sektor perbankan merupakan kata-kata kunci. Kesehatan perbankan dipastikan dengan berbagai sistem pengawasan yang telah diuraikan sebelumnya, sementara efisiensi yang menghasilkan intermediasi yang optimal dicapai dengan sebisa mungkin mengadopsi berbagai skema insentif dan disinsentif yang digulirkan.

31. Untuk memaksimumkan efisiensi perbankan, Bank Indonesia akan melakukan benchmarking terhadap biaya dana untuk kredit, biaya overhead, premi risiko dan margin keuntungan. Dengan demikian bank dapat mencari area-area yang dapat ditingkatkan efisiensinya guna mendorong penetapan suku bunga kredit


(4)

10

yang lebih wajar. Ini semua dilakukan dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip kewajaran pasar.

32. Di lain pihak, efisiensi industri perbankan juga akan ditingkatkan dengan melakukan pendalaman pasar keuangan. Misalnya dengan bekerja sama dengan sejumlah instansi lain untuk mengkaji dan mendorong instrumen pasar uang jangka pendek yang dapat menjadi kompetitor dari kredit jangka pendek perbankan. Kita dapat berharap bahwa dengan demikian, pasar keuangan kita (perbankan maupun non-perbankan) akan lebih adil dan efisien, sehingga secara keseluruhan akan lebih menguntungkan perekonomian.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

33. Pasca krisis global, kebutuhan akan adanya regulator sistemik yang mengawasi kesehatan dan stabilitas keseluruhan sistem keuangan semakin mengemuka. Peran institusi ini mencakup pengumpulan, analisis dan pelaporan informasi terkait interaksi signifikan di pasar dan risiko yang ada di antara lembaga keuangan; meneliti apakah ada lembaga keuangan yang menyebabkan sistem keuangan terekspos risiko sistemik; merancang dan mengimplementasikan aturan; serta melakukan koordinasi dengan lembaga regulator lainnya, termasuk otoritas fiskal, dalam mengelola krisis-krisis sistemik yang mungkin timbul.

34. Ada tiga alasan mengapa bank sentral dapat berperan sebagai regulator sistemik. Pertama, bank sentral memiliki hubungan jual-beli sehari-hari dengan pelaku pasar sebagai bagian dari fungsi utamanya mengimplementasikan kebijakan moneter, sehingga tidak ada lembaga lain yang memiliki pengetahuan dan akses sejenis ke aliran utama sistem keuangan.

35. Kedua, tanggung jawab untuk mempertahankan stabilitas ekonomi makro sangat sejalan dengan peran untuk menjamin stabilitas sistem keuangan. Sejarah


(5)

11

menunjukkan, berbagai krisis ekonomi di dunia selalu berhubungan dengan krisis keuangan, sehingga bank sentral secara alami memang harus mempertimbangkan interaksi antara sektor keuangan dan kebijakan moneter dalam melaksanakan tugasnya.

36. Ketiga, fungsi lender of last resort memang ada di bank sentral. Dengan fungsi itu, bank sentral dapat menggunakan neracanya untuk menyediakan pendanaan darurat jangka pendek di masa krisis. Sebagai regulator sistemik, bank sentral akan mampu memperoleh informasi lapangan langsung dari lembaga-lembaga keuangan yang diawasi. Informasi ini dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat apakah suatu lembaga keuangan perlu diselamatkan.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

37. Saya ingin mengajak saaudara-saudara pelaku perbankan untuk mulai mengalihkan strategi bisnis, yaitu dari bertahan terhadap situasi krisis menjadi bersiap memanfaatkan peluang dari pemulihan ekonomi global. Saya yakin, pelajaran besar dari krisis global saat ini tentu membuat kita semua lebih solid lagi melangkah ke depan.

38. Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini. Momentum pemulihan ekonomi global yang ada di depan mata harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Untuk itu, seluruh komponen bangsa seyogyanya merapatkan barisan dan saling menguatkan. Suasana yang saling percaya harus kita bangun, ide-ide segar harus ditampilkan, diuji, dan diperkaya, untuk selanjutnya dicoba dilaksanakan. Dalam industri perbankan, penataan kembali bukan berarti perombakan, namun penyesuaian dengan tantangan dan kesempatan baru yang ada di depan mata. Penguatan industri perbankan bukan meragukan kesehatan perbankan saat ini, namun untuk menggiring perbankan lebih jauh agar lebih


(6)

12

efisien sehingga dapat menjalankan fungsi intermediasi secara lebih optimal. Saya yakin ini adalah tekad kita semua, sebab kita ingin ekonomi nasional ini bukan hanya mampu melangkah maju, tapi juga sebisa mungkin berlari.

39. Selamat bekerja dan sekali lagi, Selamat Tahun Baru 2010. Semoga di tahun baru ini Tuhan YME memudahkan langkah kita menuju Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.

Terima Kasih