PENGARUH JENIS PELARUT, MASSA BIJI, UKURAN PARTIKEL DAN JUMLAH SIKLUS TERHADAP YIELD EKSTRAKSI MINYAK BIJI KETAPANG

  

PENGARUH JENIS PELARUT, MASSA BIJI, UKURAN

PARTIKEL DAN JUMLAH SIKLUS TERHADAP YIELD

EKSTRAKSI MINYAK BIJI KETAPANG

  

M. Faizal, Prastya Noprianto, Rizky Amelia

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

  

Abstract

Tropical Almond (Terminalia catappa Linn) is widespread in Indonesia. Terminalia

(Combretaceae) gone the round of Sumatera to Papua that can live at maany geogrphfical

conditions. The limitation of raw materials that can be used to produce an alternative subtituion

fossil fuel causing the research developing at plant oil. This research intended to find a plant

that can produce raw materials of biodiesel. Solvent extraction is used to take the plant oil with

variations of solvent, seed mass, particle size measure, and the extraction cycle as operation

variabels. This research show that Terminalia catappa L. produce oil reach to 55,4952 %. The

optimum yield obtained at 7 cycle, 25 grams of seed mass (for sochlet 250 ml and solvent 300

ml), and 1 mm of particle size measure. Oil properties : 0,893-0,91842 gr/ml density and 3,564-

4,96884 % free fatty acid (%FFA).

  Keyword : Terminalia catappa Linn, % FFA, Density of Tropical Almond oil

Abstrak

  Ketapang (Terminalia catappa Linn) terdistribusi secara luas di Indonesia. Terminalia

(Combretaceae) tersebar dari Sumatera sampai Papua yang dapat hidup di berabagai kondisi

geografi alam. Keterbatasan akan bahan baku untuk menghasilkan minyak yang dapat

dikonversi menjadi bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi menyebabkan berkembangnya

penelitian untuk menjadikan minyak nabati sebagai bahan baku pengganti. Peneltian ini

dilakukan untuk mencari tumbuhan yang berpotensi untuk menghasilkan minyak yang dapat

dijadikan bahan baku biodiesel. Metode yang dilakukan untuk menghasilkan minyak adalah

ekstraksi (solvent extracted) dengan variabel operasi jenis pelarut, massa biji ketapang, ukuran

partikel dan lamanya siklus ekstraksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar minyak yang

dimiliki Terminalia catappa mencapai 55,4952 %. Yield yang optimum pada penelitian ini

dipengaruhi oleh variabel-variabel operasi, dimana lamanya siklus ekstraksi yang terbaik

adalah 7, dengan massa biji 25 gram (untuk sochlet 250 ml dengan pelarut 300 ml), dan ukuran

partikel 1 mm. Berat jenis yang dihasilkan adalah 0,893-0,91842 gr/ml, kandungan asam lemak

bebas (%FFA) 3,564-4,96884 %.

  Kata kunci :Terminalia catappa Linn, % FFA, Berat Jenis Minyak Ketapang

  28 Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16, April 2009

I. PENDAHULUAN

  Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah dapat mengetahui alternatif pengolahan biji ketapang menjadi produk yang lebih ekonomis, mengetahui kualitas minyak biji ketapang hasil ekstraksi, berdasarkan analisa berat jenis dan kandungan asam lemak bebas (% FFA), dan sebagai pengembangan teknologi proses dalam menghasilkan sumber energi alternatif dengan minyak biji ketapang sebagai bahan baku pembuatan biodisel.

  Class : Magnoliopsida

  G. (1989), klasifikasi tanaman ketapang tersusun dalam sistematika sebagai berikut :

  Menurut Tjitrosoepomo,

  Ketapang merupakan tumbuhan yang berasal dari Asia Tenggara khususnya Kepulauan- kepulauan Melayu. Ketapang juga banyak ditanam di Australia Utara, Polinesia, juga di Pakistan, India, Afrika Timur dan Barat, Madagaskar dan dataran rendah Amerika Selatan dan Tengah. Di Inggris tanaman ini dikenal dengan nama tropical, beach, or Indian almond .

  II. FUNDAMENTAL

  yield minyak biji ketapang yang dihasilkan.

  Variabel-variabel yang diamati pada penelitian ini adalah jenis pelarut, massa biji, ukuran partikel, dan jumlah siklus. Variabel- variabel tersebut diamati pengaruhnya terhadap

  Tujuan dilakukannya penelitian ekstraksi minyak biji ketapang ini adalah sebagai berikut untuk memperoleh minyak dari ekstraksi biji ketapang. Mempelajari pengaruh jenis pelarut, massa biji, ukuran partikel serta siklus ekstraksi terhadap kualitas dan kuantitas minyak biji ketapang. Mengetahui berat jenis dan % FFA (asam lemak bebas) dari minyak biji ketapang. Serta dapat memperoleh bahan baku baru yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat biodiesel.

  T. catappa terdistribusi secara luas di

  Dari penelitian terdapat beberapa permasalahan berkaitan dengan ekstraksi minyak biji ketapang, yaitu bagaimana pengaruh jenis pelarut terhadap proses ekstraksi minyak biji ketapang? Bagaimana pengaruh lamanya siklus ekstraksi, massa biji ketapang dan ukuran biji ketapang terhadap produk hasil ekstraksi? Dan bagaimana menganalisa hasil ekstraksi minyak biji ketapang untuk diketahui kualitasnya?

  Pengambilan minyak dari biji ketapang dapat dilakukan cara ekstraksi. Ekstraksi merupakan suatu proses pengambilan kandungan zat yang digunakan dalam suatu fasa padatan melalui kontak dengan pelarut. Dalam prosesnya, biji ketapang yang telah dihaluskan dilarutkan di dalam pelarutnya dan selanjutnya akan diekstraksi. Pengekstraksian minyak secara kimiawi (solvent extracted) merupakan cara yang paling ekonomis karena membutuhkan sedikit biaya dengan hasil yang banyak. Pada penelitian ini, variabel-variabel operasi yang digunakan adalah jenis pelarut, massa biji, ukuran partikel dan jumlah siklus ekstraksi.

  Angka penyabunan minyak T. catappa yang diperoleh dari penelitian ini adalah 144,36 mg KOH/g minyak. Nilai angka asam dan penyabunan minyak biji T. catappa berturut-turut adalah 11,04 mg KOH/g minyak dan 144,36 mg KOH/g minyak. angka penyabunan menunjukkan bahwa kualitas minyak T. catappa lebih baik daripada minyak J. curcas.

  2 /100 g minyak (Soerawidjaja 2006).

  /100 g minyak. Sedangkan batas maksimum angka iodium berdasarkan SNI-04-7182-2006 adalah 115 g I

  2

  Berdasarkan penelitian Ezeokonkwo (2004), menyatakan bahwa biji T. catappa memiliki kandungan minyak yang cukup tinggi, yaitu sebesar 56,78%. Dalam pemilihan bahan baku biodiesel, selain kandungan minyak, yang juga menjadi pertimbangan adalah sifat-sifat minyak harus memenuhi persyaratan baku mutu biodiesel. Minyak dari biji ketapang mempunyai rata-rata nilai angka iodium yang diperoleh untuk minyak T. catappa adalah 61,04 g I

  Indonesia. Terminalia (Combretaceae) tersebar dari Sumatera sampai Papua. Terminalia dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi, di hutan primer maupun sekunder, hutan campuran Dipterocarpaceae, hutan rawa, hutan pantai, hutan jati atau sepanjang sungai (Whitmore et al., 1997 dalam Wardani et al., 2006). T. catappa ditanam terutama untuk perlindungan daerah pantai dan pohon peneduh (Thomson & Evans, 2006). Sayangnya pemanfaatan buah T. catappa di Indonesia belum optimal. Buah T. catappa tidak lazim digunakan sebagai bahan makanan bagi masyarakat Indonesia.

  • Kingdom : Pla
  • Subkingdom : Magnoliophyta •
  • Subclass : Rosidae
  • Ordo : Myrtales
  • Family : Combretaceae • Genus : Terminalia L.
  • Species : Terminalia catappa L.
  • Mempunyai angka asam 3,286 mg KOH/gr minyak

  • Nilai kekeruhan 3,517 NTU
  • Mempunyai angka peroksida 1,983 meq/gr minyak

  6. Asam Arakhidat (C20:0) 0,51

  5. Asam Linoleat (C18:2) 20,57

  4. Asam Oleat (C18:1) 38,72

  3. Asam Stearat (C18:0) 4,55

  2. Asam Palmitoleat (C16:1) 0,38

  1. Asam Palmitat (C16:0) 35,26

  No Asam Lemak Komposisi (%)

  d. Fosfadil serin yaitu fosfolipida yang bersifat polar dan asam mudah akan larut dalam

  c. Lesitin atau secara kimia adalah senyawa fosfafidil kolin bersifat basis dan akan mudah larut dalam pelarut yang sedikit asam seprti alkohol.

  b. Glikopida yang polar akan mudah diekstraksi dengan alcohol yang polar.

  a. Senyawa trigliserida yang bersifat non-polar akan mudah diekstraksi dengan pelarut-pelarut non-polar misalnya n-Heksana dan Petroleum eter.

  Menurut Ketaren (1986) ekstraksi minyak atau lemak adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari sel-sel bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Sebagai senyawa hidrokarbon, minyak dan lemak atau lipid pada umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic. Pemilihan bahan pelarut yang paling sesuai untuk ekstraksi minyak dan lemak adalah dengan menentukan derajat polaritasnya. Pada dasarnya suatu bahan akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya. Polaritas minyak dan lemak berbeda-beda sehingga tidak ada bahan pelarut umum (universal) untuk semua macam lipid. Contoh di bawah ini menunjukkan beberapa jenis bahan pelarut yang sesuai untuk ekstraksi lipid tertentu (Sudarmadji, 1989):

  4. Perlakuan terhadap bahan baku pada saat proses dan pasca proses (misalnya: halusnya hasil pencacahan yang dilakukan pemilihan jenis pelarut, penyimpanan minyak hasil proses dan sebagainya.

  3. Kadar air yang terkandung dalam biji ketapang. Biji ketapang yang terlalu lama disimpan akan mengandung kadar air yang tinggi, sehingga dapat menghasilkan minyak dengan mutu yang kurang baik.

  2. Usia biji. Biji ketapang yang usianya cukup tua akan menghasilkan minyak yang lebih baik kualitas dan kuantitasnya dibanding dengan minyak biji ketapang yang lebih muda

  (Heny Oktaviani, 2006) Kualitas minyak dari biji-bijian dipengaruhi oleh beberapa fakor, yaitu:

  1. Kualitas dan kemurnian bahan baku. Adanya benda asing atau biji yang berkualitas jelek yang tercampur dalam bahan bakupada proses, akan menyebabkan minyak cepat rusak dan berbau.

  Sifat fisik dan kimia minyak biji ketapang:

Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Biji Ketapang

  Biji ketapang mengandung 50% sampai dengan 60% minyak. Minyak biji ketapang ini belum digunakan secara maksimal, di beberapa Negara minyak biji ketapang digunakan sebagai pengganti minyak almond, minyaknya tidak berasa dan tidak berbau sehingga tidak enak untuk dikonsumsi. Penggunanaanya baru sebagai obat penyakit kulit seperti kudis, yang kurang bernilai ekonomis.

  Sebelum melakukan pengolahan, biji ketapang harus dinilai kesegarannya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan biji yang baik dan siap diolah. Penilaian kesegaran ini ditentukan berdasarkan atas dasar warna dan keadaan fisik biji. Biji yang baik adalah biji yang kulit luarnya berwarna coklat muda, dengan bagian dalam berwarna putih. Sedangkan yang berwarna coklat tua, sampai hitam keriput dinilai kurang baik.

  Kriteria Pemilihan Biji Ketapang

  5. Vitamin C 56 mg/100gr bahan Sumber : Juniarti Asnani,2007.

  4. Gula Total 61,5 mg

  3. Protein 17,996 %

  2. Kadar Minyak 56,66 %

  1. Kadar Air 0,81 %

  No. Parameter Hasil Analisa

Tabel 2.1 Kandungan biji ketapang (% berat kering)

  Kandungan Biji Ketapang

  • Berbau harum seperti bau kacang
  • >Berbau kuning je
  • Tidak larut dalam air
  • Larut dalam alkohol dan eter
  • Mempunyai berat jenis 0,906 gr/ml
  • Mempunyai viskositas 0,144 poise
  • Mempunyai angka penyabunan 184,903 mg KOH/ gr minyak

  30 Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16, April 2009

  o

  3

  C (Guenther,1987). Nilai berat jenis minyak pada suhu

  25

  o

  C/25

  o

  C didefinisikan sebagai perbandingan antara berat minyak pada suhu 25

  . Awalan "Hex" menunjukkan jumlah enam atom karbonnya, sedangkan akhiran “ana” menunjukkan bahwa atom karbonnya dihubungkan oleh ikatan tunggal. Isometri heksana umumnya bersifat tidak reaktif, dan sering digunakan sebagai pelarut inert dalam reaksi organik, karena heksana tidak polar.

  )

  Penetapan Berat Jenis. Berat jenis

  2

  (CH

  3

  dengan rumus kimia CH

  Heksana adalah suatu hidrokarbon alkana

  Ekstraksi minyak ini dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan pemanasan (rendering), pengepresan (pressing) dan dengan pelarut (solvent extraction).

  kloroform yang sedikit polar. Senyawa ini tidak mudah larut dalam alkohol.

  o

  merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu dan kemurnian kandungan minyak. Nilai berat jenis minyak umumnya berkisar antara 0,696 – 1,188 pada suhu 25

4 CH

  penentuan sifat fisika dan sifat kimia dari minyak yang dihasilkan. Penentuan berat jenis, viskositas, kelarutan dalam alkohol, indeks bias, angka penyabunan dan angka asam. Uji khusus lainnya dapat pula dilakukan misalnya kadar eter, penentan total alkohol, titik beku, residu penguapan dan hal ini tergantung pada jenis bahan. Dengan cara membandingkan hasil analisis dengan data pustaka maka ahli kimia dapat memperoleh gambaran tentang kemurnian koalitas minyak (Guenther,1987).

  Penentuan Asam Lemak Bebas (FFA).

  50 gram

  Pada penelitian ekstraksi minyak biji ketapang ini, beberapa variabel kuantitatif yang diberikan adalah :

  III. METODOLOGI

  Linoleat 278

  Lamat 200 Susu Oleat 282 Jagung Kedele Kacang dll.

  Palmitat 256 Inti Sawit Kelapa

  Susu Sawit

Tabel 2.3 Jenis-jenis Asam Lemak Bebas (Suhardi, Bambang dan Slamet. 1997) Sumber Minyak Jenis Asam Lemak Terbanyak Berat Molekul

  Asam lemak bebas dinyatakan sebagai % FFA yang dapat ditentukan dengan persamaan :

  Asam lemak bebas ditentukan sebagai kandungan asam lemak yang terdapat paling banyak dalam minyak tertentu. Dengan demikian asam lemak bebas yang dipakai sebagai tolak ukur jenis minyak tertentu dapat dilihat pada tabel 2.3.

  C. Piknometer adalah penetapan berat jenis yang praktis dan tepat digunakan, yang dilengkapi dengan sebuah kapiler dengan gelas penutup.

  Pengujian dan Analisa Kandungan Minyak. Pengujian yang penting adalah

  o

  C dengan air pada volume air yang sama dengan volume minyak pada suhu 25

  =

  Umumnya heksana digunakan untuk mengekstrak minyak dari bijinya seperti pada kacang-kacangan dan flax. Hal ini karena heksana tidak reaktif dan inert dalam reaksi organik karena bersifat sangat non-polar dan memilki narrow distillation range dan selective power, sehingga tidak memrlukan tingkat pemanasan yang tinggi dan daya ekstraksinya tinngi, yang menjadikan heksana sebagai pelarut yang baik untuk mengekstrak minyak dari bijinya.

  Isopropil alkohol diproduksi dengan

  mereaksikan air dan propena. Isopropil alkohol tersedia dengan harga yang cukup murah. Seperti aseton, isopropil alkohol tergolong ke dalam senyawa yang non polar, bersifat relatif non toxic dan mudah mnguap pada suhu ruang. Isopropil alkohol biasa digunakan sebagai pelarut dan juga sebagai fluida pembersih (untuk membersihkan peralatan elektronik, seperti ROM catridges,

  magnetic tape deck dan floppy disk, lensa laser

  pada optical disc drive, layar monitor). Isopropil alkohol juga baik digunakan untuk meghilangkan kotoran, debu dan smudges.

  Tidak seperti metanol dan etanol, isopropil alkohol bisa dipisahkan dari larutan dengan menambahkan garam seperti sodium klorida, sodium sulfat dan beberapa jenis garam inorganik lainnya.

  100 x Berat 1000 contoh x Lemak Asam Molekul Berat x N x NaOH ml FFA %

  • Jenis Pelarut : Heksana Isopropil alk
  • Massa biji ketapang : 25 gram
  • Ukuran biji ketapang : 1 mm 2 mm
  • Siklus ekstraksi : 3 siklus 5 siklus 7 siklus
  • Prosedurnya pelaksanaan penelitian ini Terdapat sedikit endapan.

  adalah sebagai berikut :

  Proses Preparasi Bahan. Pada tahap

  persiapan bahan baku pertama-tama biji ketapang 60 dikupas klitnya, kemudian dikeringkan di dalam

  o

  oven pada suhu sekitar ± 100

  C. Tujuan 50 Massa Biji 25 gr (1mm) pengeringan ini antara lain untuk mengurangi ld 40 Massa Biji 50 gr (1mm) kandungan air dalam biji dan mempermudah ie Y 30 Massa Biji 25 gr (2mm) dalam proses penghancuran. Untuk mendapatkan % 20 Massa Biji 50 gr (2mm) biji ketapang yang sesuai dengan variabel yang 10 dipakai digunakan alat screen (ayakan) dengan ukuran ayakan 1mm dan 2 mm. 3 5 7 Proses Ekstraksi. Rangkai peralatan Siklus Ekstraksi sochlet hingga siap untuk dipakai. Pada penelitian

Gambar 4.1. Pengaruh Massa Biji, Ukuran ini menggunakan sochlet 250 ml dan labu 500 ml. Partikel, dan Siklus Ekstraksi terhadap %Yield

  Timbang biji ketapang dengan menggunakan

  (Pelarut Heksan)

  neraca analitis. Kemudian dibungkus dengan kertas saring. Perhatikan ukuran bungkusan sampel agar sesuai dengan dengan ukuran sochlet. Perbandingan antara pelarut heksan dan Masukkan bungkusan sampel ke dalam sochlet. isopropil alkohol tidak menunjukkan perbandingan Nyalakan pompa untuk sirkulasi kondensor. yang berarti. Hasil maksimum untuk heksan adalah Tuang pelarut sebanyak 300 ml yang akan dipakai sebesar 54,226 % dan hasil maksimum untuk IPA melalui bagian atas sochlet. Nyalakan heating adalah sebesar 55,4952 %. Hanya saja dari mantle dan atur temperatur sesuai kebutuhan. pengamatan fisik terhadap minyak, produk dari Catat hasil ekstraksi untuk setiap variabel. pelarut IPA mengandung sedikit endapan. Hasil ini xxLakukan langkah yang sama untuk pelarut, sudah relevan dengan penelitian terdahulu yaitu massa biji, ukuran partikel dan siklus yang sebesar 53,493 % (Hadiana, 2007) sampai 56,66 % berbeda. (Heny, 2006).

  Hitung setiap hasil ekstraksi kemudian Perubahan yang terjadi pada minyak dibandingkan. seperti proses oksidasi dan hidrolisis dapat

  Proses Evaporasi. Rangkai alat

  menyebabkan terbentuknya senyawa baru sehingga evaporasi hingga siap dipakai. Masukkan larutan dapat menyebabkan perubahan pada sifat fisika dan sampel ke dalam labu sampel. Nyalakan evporator kimia minyak yang salah satunya adalah berat jenis dan atur temperatur sesuai titik didih pelarut yang (Heny, 2006). Pengujian berat jenis merupakan dipakai. Nyalakan pompa vakum. Catat hasil salah satu uji karakteristik pada minyak. evaporasi untuk setiap variabel..

  Hasil (keluaran) dari evaporator inilah yang merupakan minyak biji ketapang. Adapun 60 cara menghitung % yield dari minyak biji 50 ketapang adalah sebagai berikut : ld 40 Berat Biji 25 gr (1mm) Berat Biji 25 gr (1mm)

  Berat minyak hasil Y ie 30

% Yield = x 100 % Berat Biji 50 gr (2mm)

% Berat Biji 50 gr (2mm) Berat biji ketapang 10 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 3 5 7 Berdasarkan hasil penelitian ekstraksi Siklus Ekstraksi minyak biji ketapang dengan menggunakan

  metode sokletasi ini, diperoleh produk akhir

Gambar 4.2. Pengaruh Massa Biji, Ukuran

  dengan karakteristik sebagai berikut :

  Partikel, dan Siklus Ekstraksi terhadap %Yield

  a. Heksana

  (Pelarut IPA)

  i. Warna kuning bening sedikit encer, ii. Sedikit beraroma bumbu kacang, iii. Relatif tidak ada endapan.

  b. Isopropil Alkohol

  • Warna kuning bening lebih pekat dan

  sedikit encer,

  • Sedikit beraroma bumbu kacang,

  32 Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16, April 2009

  0.885 0.89 0.895 0.9 0.905 0.91 0.915 0.92 3 5 B 7 Siklus Ekstraksi e ra t J e n is ( g r/ m l) Massa Biji 25 gr (1mm) Massa Biji 50 gr (1mm) Massa Biji 25 gr (2mm) Massa Biji 50 gr (2mm)

Tabel 4.11. Data Hasil Analisa Minyak Biji Ketapang dengan Pelarut Isopropil Alkohol

  3. Lamanya siklus ekstraksi akan memperbesar yield yang dihasilkan.

  2. Pada ekstraksi minyak biji ketapang semakin kecil ukuran biji ketapag maka semakin besar yield yang diperoleh.

  1. Pada ekstraksi minyak biji ketapang, jenis pelarut, massa biji, ukuran partikel dan lamanya siklus ekstraksi akan mempengaruhi jumlah yield yang dihasilkan.

  Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain :

  V. KESIMPULAN DAN SARAN

  2 mm 25 gr 3 0,91082 3,564 5 0,91842 3,62088 7 0,91728 3,76752 50 gr 3 0,90836 4,06644 5 0,91522 3,88596 7 0,91628 4,37664

  50 gr 3 0,90478 4,64172 5 0,9175 4,68684 7 0,90852 4,96884

  25 gr 3 0,91246 4,77144 5 0,91732 4,13976 7 0,90792 4,12284

  Siklus Ekstraksi 1 mm

  Massa Biji

  % FFA Ukuran Partikel

  VARIABEL BERAT JENIS (gr/ml)

Gambar 4.6. Pengaruh Massa Biji, Ukuran Partikel, dan Siklus Ekstraksi terhadap %FFA (Pelarut IPA)Gambar 4.3. Pengaruh Massa Biji, Ukuran Partikel, dan Siklus Ekstraksiterhadap Berat Jenis (Pelarut Heksan)

  2 mm 25 gr 3 0,90162 4,11156 5 0,90992 4,46124 7 0,9028 4,24692 50 gr 3 0,91578 3,71112 5 0,91336 4,01004 7 0,9047 4,20744

  50 gr 3 0,8989 4,13976 5 0,8983 4,10028 7 0,89832 4,07208

  25 gr 3 0,90634 4,26948 5 0,90308 4,12284 7 0,90364 4,1172

  Siklus Ekstraksi 1 mm

  Massa Biji

  % FFA Ukuran Partikel

  VARIABEL BERAT JENIS (gr/ml)

Tabel 4.10. Data Hasil Analisa Minyak Biji Ketapang dengan Pelarut HeksanTabel 4.9. Data Hasil Ekstraksi Minyak dari Biji Ketapang

  0.895 0.9 0.905 0.91 0.915 0.92 3 5 B 7 Siklus Ekstraksi e ra t J e n is ( g r/ m l) Massa Biji 25 gr (1mm) Massa Biji 50 gr (1mm) Massa Biji 25 gr (2mm) Massa Biji 50 gr (2mm)

  IPA memiliki berat jenis yang lebih besar dari minyak yang diekstraksi menggunakan heksan heksan. Hal ini dikarenakan berat jenis dari IPA itu sendiri lebih besar daripada berat jenis heksana.

  Analisa yang telah dilakukan terhadap berat jenis minyak ketapang menunjukkan bahwa minyak yang diekstraksi menggunakan pelarut

  4. Pada ekstraksi minyak biji ketapang, hasil yang optimal diperoleh dari ekstraksi dengan menggunakan isopropil alkohol sebagai bahan pelarutnya. Akan tetapi

  34 Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16, April 2009 selisihnya relatif kecil dengan yield yang dihasilkan pada ekstraksi dengan menggunakan heksana..

  Jurusan Teknik Nimia, Universitas Sriwijaya, Inderalaya. Flores, E.M.,1994. Terminalia catappa L.

  PT. Kalman Media Pustaka: Jakarta.

  Vogel, 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Edisi I.

  Operations, Third Edition. Mc Graw-Hill Book Company.

  Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Treyball,E.Robert., 1979. Mass Transfer

  FMIPA, Universitas Sriwijaya, Inderalaya. Ketaren, 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan.

  Heny, Oktaviany., 2006.Analisis Mutu Minyak Biji Ketapang (Terminalia catappa Linn).

  Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung.

  Minyak Biji Terminalia catappa L. di Tiga Lokasi dan Potensinya sebagai Bahan Baku Biodiesel. Sekolah Ilmu dan

  Universitas Indonesia: Jakarta. Hardiana, Arjulis.,2007. Analisis Kandungan

  Academica Nacional de Ciencias de Costa Rica, Costa Rica. Guenter, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid I.

  Pengaruh Jenis Pelarut, Siklus Ekstraksi dan Usuran Bici Karet terhadap Yield Minyak Biji Karet. Facultas Teknik,

  5. Berdasarkan analisa berat jenis dan % FFA, menunjukkan bahwa kualitas minyak yang diekstraksi dengan pelarut heksan mempunyai kualitas yang lebih baik.

  Endah, Purbarani., Heni Setyo Purwono., 2007.

  Almond, www.wikipedia.org/wiki/Terminalia catappa.

  Anonimus, 2003. Terminalia catappa Tropical-

  Almond, http://hort.ufl.edu./trees/TERCATA.pdf.

  Badan Standarisasi Nasional-BSN , Jakarta. Anonimus, 1994. Terminalia catappa Tropical-

  DAFTAR PUSTAKA Anonimus, 1998. Cara Uji Minyak dan Lemak.

  3. Agar minyak hasil ekstraksi biji ketapang yang dihasilkan dapat dibuat biodiesel, hendaknya dilakukan penelitian lanjutan.

  2. Untuk mengetahui kualitas minyak yang lebih akurat, hendaknya melakukan analisa yang lebih beragam.

  1. Untuk memperoleh minyak biji ketapang yang berkualitas tinggi sebaiknya digunakan biji ketapang yang cukup tua dan kondisinya baik agar mendapatkan hasil yang optimal.

  Beberapa saran yang dapat diberikan setelah melaksanakan penelitian ini antara lain :

  6. Dari variabel proses yang diteliti, yield yang paling tinggi dihasilkan dari ekstraksi minyak biji ketapang dengan menggunakan pelarut isopropil alkohol dengan ukuran biji 1mm pada 7 siklus.

  www.wikipedia.com, 2007.“n-Hexane”. www.wikipedia.com, 2007.” Isopropyl Alcohol”