PENGARUH QUICK RATIO, EARNING PER SHARE, DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH QUICK RATIO, EARNING PER SHARE, DAN

  

RETURN ON INVESTMENT TERHADAP DIVIDEN KAS PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR FOOD AND

BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

  

INDONESIA

Amyas 1 , Muhammad Arfan 2 , Hasan Basri 2 1)

  

Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2)

Fakultas EkonomiUniversitas Syiah Kuala

Abstract: This study is aimed to examine and analyze (1) the effect of the quick ratio, earnings

per share, and return on investment as simultaneously onthe cash dividends (2) the effect of the

quick ratio onthe cash dividends (3) the effect of earnings per share on the cash dividend (4)

the effect of the return on investment on cash dividends. The population in this study are 24

companies manufacturing sector, Food and Beverages in the Indonesia Stock Exchange that

has a quick ratio, earnings per share, and return on investment and pay cash dividends. Time

horizon used is a combination of the cross-sectional time series. This study uses census. To

examine the effect of quick ratio, earnings per share, and return on investment of the cash

dividend is used multiple linear regression models. Results of this study indicate that (1)

simultaneously quick ratio, earnings per share, and return on investment have influence to the

cash dividend. (2) quick ratio has a positive effect on cash dividends, (3) earnings per share

has a positive effect on cash dividends, (4) return on investment positive effect on the cash

dividend.

  Keywords: Quick ratio, earnings per share, return on investment, cash dividends

Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis (1)pengaruh quick

ratio ,earning per share, dan return on invesmentsecara bersama-sama terhadap dividen kas(2)

pengaruh quick ratio terhadap dividen kas (3) pengaruh earning per share terhadap dividen

kas (4) pengaruh return on invesment terhadap dividen kas.Populasi dalam penelitian ini yaitu

24 perusahaan manufaktur sektor Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia yang memiliki

quick ratio, earning per share , dan return on investment serta membayarkan dividen kas.

Horizon waktu yang digunakan adalah cross sectional dengan time series. Penelitian ini

menggunakan metode sensus. Untuk menguji pengaruh quick ratio, earning per share, dan

return on investment terhadap dividen kas digunakan model regresi linierberganda.Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa (1) secara bersama-samaquick ratio, earning per share, dan

return on investment berpengaruh positif terhadap dividen kas. (2) quick ratio berpengaruh

positif terhadap dividen kas, (3) earning per share berpengaruh positif terhadap dividen kas,

(4)return on investmentberpengaruh positif terhadap dividen kas.

  Kata Kunci: Quick ratio, earning per share, return on investment, dividen kas PENDAHULUAN

  Aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk mengurangi kemungkinan risiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalamlaporan keuangan.

  Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dalam hubungannya dengan pendapatan dividen, para investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil, karena dengan stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan.

  Bagi pihak manajemen, dividen tunai merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas perusahaan.Oleh karenanya kesempatan untuk melakukan investasi dengan kas yang dibagikan sebagai dividen tersebut menjadi berkurang. Di sisi lain perusahaan dihadapkan pada berbagai macam kebijakan, antara lain: perlunya menahan sebagian laba untuk reinvestasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen (Sadalia dan Saragih, 2008).

  Dividen kas merupakan bentuk pembayaran dividen yang banyak diinginkan investor dibandingkan dengan diividen dalam bentuk lain, karena pembayaran dividen tunai membantu mengurangi ketidakpastian investor dalam aktivitas investasinya pada suatu perusahaan. Demikian pula stabilitas dividen yang dibayarkan juga akan mengurangi ketidakpastian dari profitabilitas perusahaan, sehingga stabilitas dividen juga merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan (Hidayati,2006).

  Sangat banyak faktor yang menjadi pertimbangan mengenai kebijakan dividen kas pada suatu perusahaan.Diantara faktor tersebut adalah quick ratio, earning per share dan return

  on investment

  .Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung besarnya kemampuan aktiva lancar untuk melunasi hutang lancar, namun aktiva lancar yang dihitung sudah dikurangi dengan persediaan. Persediaan pada umumnya merupakan aset lancar perusahaan yang paling tidak likuid sehingga persediaan merupakan aset, dimana kemungkinan besar akan terjadi kerugian jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan penjualan persediaan sangat penting artinya (Brigham dan Houston, 2010:135).

  KAJIAN KEPUSTAKAAN Dividen

  Menurut Hanafi (2004:361), dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan.Dividen ditentukan berdasarkan dalam rapat umum anggota pemegang saham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan.

  Stice, Stice, dan Skousen (2005:651) menyatakan dividen sebagai berikut: Dividen merupakan pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing- masing pemilik. Dividen dapat berupa uang tunai maupun saham.Terkait dengan dividen terdapat 3 tanggal penting, yaitu pengumuman, pencatatan, dan pembayaran/pembagian.Dividen tunai (cash

  dividend ) umumnya lebih menarik bagi

  pemegang saham dibandingkan dengan dividen saham (stock dividend).Dividen tunai (cash

  dividend ) merupakan dividen yang dibayar oleh

  emiten kepada para pemegang saham secara tunai untuk setiap lembarnya (dividend per

  share ).

  Baridwan (2000:434) menyatakan dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya. Menurut Ang (1997:182), dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained

  earning ) yang ditahan sebagai cadangan perusahaan.

  Menurut Riyanto (2004:265), dividen adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investor. Persentase dari laba bersih yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai

  cash dividend disebut dividend payout ratio.

  Rasio pembayaran dividen menentukan jumlah laba yang dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan.

  Quick Ratio Quick ratio menunjukkan kemampuan

  aktiva lancar yang paling likuid mampu melunasi hutang lancar.Semakin besar rasio ini maka semakin baik keuangan perusahaan.Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan tidak memperhitung-kan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang cukup lama untuk direalisasi menjadi kas.

  Persediaan juga akun yang nilai bukunya paling tidak dapat diandalkan sebagai ukuran nilai pasar karena tidak diperhitungkannya kualitas persediaan. Sebagian persediaan bisa ternyata rusak, usang atau hilang (Ross, Westerfield, dan Jordan, 2009:81).

  Earning Per Share Para calon pemegang saham tertarik

  dengan EPS (earning per share) yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan.EPS merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya.Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban bunga dan pajak. Dengan kata lain EPS menggambarkan laba bersih perusahaan yang diterima oleh setiap saham.

  Return On Investment

  ROI (return on investment) adalah ukuran yang baik untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan atau dalam mencapai sasaran profitabilitas secara sederhana.ROI adalah hasil bagi antara laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva. Menurut Mulyadi (2001:40) ROI merupakan perbandingan laba dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba.

  Menurut Syamsuddin (2007:59) ROI yang juga sering disebut dengan “return on

  total asset

  ” merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaaan suatu perusahaan.

  Atkinson, Kaplan, dan Young (2004:562) menyatakan bahwa return on assets atau yang sering disebut dengan return on investment dapat dijadikan sebuah ukuran dari tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh assets organisasi atau bagaimana kemamapuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat assets tertentu. Makin tinggi rasio yang diperoleh maka semakin efisien manajemen assets perusahaan.

  Kerangka Pemikiran

  Quick ratio membandingkan antara aktiva lancar setelah dikurangi dengan persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.Semakin besar rasio ini semakin baik.Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi uang kas.Saldo persediaan yang relatif tinggi sering kali merupakan pertanda kesulitan jangka pendek (Ross, Westerfield, dan Jordan, 2009:81).Rasio ini lebih tajam dari pada rasio lancar karena tidak memperhitungkan persediaan.

  Dalam hubungannya dengan pembagian dividen, Brigham dan Houston (2010:135) menambahkan bahwa ketersediaan kas dapat menjadi kendala dalam pembagian dividen.Dimana dividen tunai dapat dibagikan hanya dengan tersedianya uang tunai.Dalam hal ini, quick ratio menggambarkan kemampuan kas perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya.

  Quick ratio dari suatu perusahaan

  merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan arus kas keluar, maka makin kuat posisi quick ratio perusahaan berarti semakin besar kemampuan untuk membayar dividen (Riyanto, 2004:267).

  Laba per lembar saham (earning per

  share ) merupakan kemampuan per lembar

  saham untuk menghasilkan laba (Harahap, 2010:311). Total keuntungan tersebut diukur dari rasio antara laba bersih setelah pajak

  (earnings after tax) terhadap jumlah lembar Lintner (1956) yang menyimpulkan bahwa saham yang beredar (outstanding share). Laba kemampuan perusahaan untuk menbayar bersih yang diperhitungkan tersebut setelah dividen merupakan fungsi dari keuntungan. dikurangi dengan dividen untuk para pemegang Lebih lanjut Lintner mengemukakan bahwa saham prioritas/minoritas (preferred stock). perusahaan hanya akan meningkatkan dividen

  Semakin besar earning after tax maka apabila profit meningkat.Demikian pula dari dividen kas per lembar saham (cash dividend hasil penelitian Suherli (2006) yang

  

per share ) yang akan diterima oleh para menunjukkan bahwa ROI berpengaruh sangat

  pemegang saham biasa (common stock) juga signifikan terhadap dividen kas. Dengan semakin besar. Hal tersebut dengan asumsi jika demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk dividen bagi para pemegang saham minoritas perusahaan apabila hendak membayar dan jumlah saham yang beredar (saham biasa) dividen.Dengan demikian berdasarkan teori dan relatif tetap. Teori ini juga di dukung oleh uraian tersebut ada pengaruh ROI terhadap Sunarto dan Kartika (2003) dan Nugrahono dividen kas. (2010) yang menunjukkan bahwa earning per

  share berpengaruh signifikan positif terhadap Quick dividend per share pada perusahaan manufaktur

  Ratio

  yang listing di BEJ periode 1999-2000. Dengan

  Earning

  demikian berdasarkan teori dan uraian tersebut Dividen Kas

  Per Share

  ada pengaruh earning per share terhadap

  Return On dividen kas. Invesment

  ROI (return on investment) merupakan

  Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

  ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan

  Hipotesis

  memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan Berdasarkan kerangka pemikiran yang untuk operasi.Semakin besar ROI menunjukkan telah dipaparkan sebelumnya, hipotesis kinerja perusahaan yang semakin baik, karena penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: tingkat kembalian investasi (return) semakin

  1. Quick ratio, earning per share dan return on besar. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa

  investment secara bersama-sama

  return yang diterima oleh investor dapat berupa berpengaruh terhadap dividen kas pada pendapatan dividend dan capital gain. Dengan perusahaan Food and Beverages di Bursa demikian meningkatnya ROI juga akan Efek Indonesia. meningkatkan pendapatan dividen (terutama

  2. Quick ratio secara parsial berpengaruh cash dividend ). terhadap dividen kas pada perusahaan Food

  Teori ini didukung oleh bukti empiris

  and Beverage s di Bursa Efek Indonesia. Beverages yang menjadi unit analisis 3. Earning per sharesecara parsial berpengaruh penelitian.

  terhadap dividen kas pada perusahaan Food 4.

  Pengaturan Studi. Untuk menguji

  and Beverages di Bursa Efek Indonesia. hipotesis dalam penelitian ini diperlukan

  4. Return on investment secara parsial data dari lingkungan yang sebenarnya berpengaruh terhadap dividen kas pada yaitu studi pada perusahaan manufaktur perusahaan Food and Beverages di Bursa sektor Food and Beverages yang ada di Efek Indonesia Bursa Efek Indonesia.

5. Unit Analisis. Penelitian ini melakukan

METODE PENELITIAN

  pengujian terhadap hubungan antara quick Desain penelitian melibatkan serangkaian

  ratio, earning per share, return on

  pilihan yang sangat tergantung seberapa hati- dengan dividen kas pada

  investment

  hati peneliti memilih berbagai alternatif desain perusahaan .

  Food and Beverages

  yang dapat memenuhi tujuan tertentu dari Pengujian akan dilakukan pada perusahaan penelitian. manufaktur sektor Food and Beverages

  Sekaran (2006:155) desain penelitian berdasarkan data yang peroleh di Bursa dijelaskan sebagai berikut :

  Efek Indonesia. Oleh karena itu, unit 1. Tujuan Studi. Tujuan studi ini adalah analisis dalam penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis (hypothesis organisasi.

  testing ) yang dikembangkan berdasarkan 6.

  Horizon Waktu. Dalam penelitian ini teori-teori dan penelitian terdahulu. horizon waktu yang dilakukan adalah 2. Jenis Investigasi. Penelitian ini bersifat gabungan antara cross sectional dengan kausalitas, yaitu tipe penelitian yang

  timeseries dimana data dikumpulkan pada

  menyatakan ada hubungan sebab akibat beberapa perusahaan dan lebih dari satu antara variabel independen yaitu quick batas waktu dalam rangka menjawab

  ratio, earning per share, return on pertanyaan penelitian. instment variabel dependen yaitu dividen kas.

  Populasi Penelitian 3.

  Tingkat Intervensi Peneliti. Tingkat Populasi mengacu pada keseluruhan intervensi peneliti dalam penelitian ini kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang adalah intervensi minimal dimana peneliti ingin peneliti investigasi melakukan penelitiannya tanpa (Sekaran,2006:121).Populasi dalam penelitian mengintervensi aktivitas normal ini adalah perusahaan manufaktur sektor Food perusahaan manufaktur sektor Food and

  and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek

  Indonesia (BEI) dari tahun 2007-2010 yang telah memenuhi kriteria.

  Peneliti memilih perusahaan Food and

  X 3 = Return on investment ß 123 = Koefisien regresi variabel

  Setelah dilakukan pengujian dan analisis data dalam penelitian ini, maka dapat ditarik

  Y = 0,013 + 0,198X 1 + 0,049X 2 + 0,731X 3 + ε KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Hasil pengujian hipotesis secara individu (parsial) merupakan jawaban untuk hipotesis pertama, kedua, dan ketiga. Hasil regresi linier berganda terhadap variabel-variabel penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut :

  mempengaruhi variabel dependen yaitu dividen kas sebesar 57,2 %. Sisanya sebesar 42,8 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

  return on investment

  , dan

  per share

  Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama- sama terhadap variabel dependen digunakan nilai koefisien diterminasi (R²). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai R² = 0,572 atau 57,2%. Hal ini bermakna bahwa variabel independen yang meliputi quick ratio, earning

  ε = Errorterm

  X 2 = Earning per share

  Beverages sebagai populasi penelitian karena

  X 1 = Quick ratio

  = Konstanta

  Keterangan : Y = Dividen kas α

  Y = α + ß 1 x 1 + ß 2 x 2 + ß 3 x 3 + ε

  Menurut Santoso (2005) regresi linier berganda digunakan apabila meramalkan keadaan naik turunnya variabel dependen, bila dua atau lebih variabel.Independen dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

  Analisis data dimulai dengan menghitung besarnya masing-masing variabel terikat dan bebas kemudian dilanjutkan dengan menentukan metode penelitian yang akan menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan independen. Model analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda (multiple regression analysis).Data diolah dengan menggunakan program SPSS.

  Metode Analisis

  pemegang sahamnya padahal perusahaan tersebut memperoleh laba.

  Beverages membagikan dividen kepada para

  produk yang dihasilkan digunakan oleh orang banyak dan produk tersebut sangat dibutuhkan oleh konsumen dan hampir pasti tetap dibeli dan diminati oleh konsumen, sehingga perusahaan ini mampu bertahan dalam kondisi kebijakan model apapun yang dibuat. Disamping itu Food and Beverages adalah perusahaan yang telah Go Publik, perusahaan yang telah Go Publik berkewajiban untuk membayar dividen kepada masing-masing pemegang sahamnya minimal sekali dalam tiga tahun. Setelah dilakukan pengamatan awal ternyata tidak semua perusahaan Food and

HASIL PEMBAHASAN

  kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang telah memiliki pengaruh terhadap dividen. dirumuskan sebelumnya.

  2. Isu-isu yang mengenai pengaruh quick 1.

  ratio, earning per share, dan return on

  Quick ratio, earning per share dan return

  on investment secara bersama-sama investment terhadap dividen kas,

  berpengaruh terhadap dividen kas. diharapkan bisa dikaji atau di teliti pada Kenaikan quick ratio, earning per share perusahaan-perusahaan diluar sektor Food dan return on investment akan and Beverages . meningkatkan dividen kas pada perusahaan

  3. Untuk perusahaan manufaktur sektor Food yang terdaftar di BEI , diharapkan penelitian ini

  Food and Beverages and Beverages

  periode 2007-2010. bisa menjadi pertimbangan dalam 2. pengambilan keputusan terhadap

  Quick ratiosecara parsial berpengaruh positif terhadap dividen kas. Kenaikan pembayaran dividen kas kepada pemegang akan meningkatkan dividen kas saham (pihak ketiga/investor). Hal tersebut

  quick ratio

  pada perusahaan Food and Beveragesyang mengingat bahwa tujuan investor terdaftar di BEI periode 2007-2010. menanamkan modalnya adalah untuk 3. per share secara parsial mengharapkan dividen kas.

  Earning berpengaruh secara positif terhadap

DAFTAR KEPUSTAKAAN

  Dividen kas. Kenaikan earning per share Ang, R., 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. akan meningkatkan dividen kas pada Jakarta: Mediasoft Indonesia. perusahaan Food and Beveragesyang Arifin, Z., 2004. Teori Keuangan dan Pasar Modal.

  Yogyakarta: Ekonosia.

  terdaftar di BEI periode 2007-2010.

  Atkinson, A. A., Robet S Kaplan., dan S. Mark Young, 2004. Management Accounting.

4. Return on investment secara parsial

  Fourth Edition. New Jersey: Pearson Prentice berpengaruh positif terhadap Dividen kas. Hall. Baridwan, Z., 2000. Intermediate Accounting,

  Kenaikan return on investment akan Yogyakarta: BPFE.

  Brigham, E.F., dan Joel F. Houston. 2010. Dasar-

  meningkatkan dividen kas pada perusahaan th dasar Manajemen Keuangan . Buku 1. 11 ed.

  Food and Beverages yang terdaftar di BEI Jakarta: Salemba Empat.

  _________, 2011. Dasar-dasar Manajemen th periode 2007-2010.

  Keuangan . Buku 2, 11 ed. Jakarta: Salemba Empat.

  Hanafi, M. M., 2004. Manajemen Keuangan.

  Saran Yogyakarta: BPFE.

  Harahap, S. S., 2010. Analisis Kritis atas Laporan

  1. Untuk peneliti selanjutnya, walaupun

  Keuangan . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

  hubungan yang dihasilkan secara simultan

  Hidayati, N., 2006. Analisis Faktor-faktor yang

  dari penelitian ini sudah cukup kuat antar

  Mempengaruhi Dividen Kas di Bursa Efek Jakarta . Yogyakarta: Universitas Islam

  variabel, diharapkan dapat menambah atau Indonesia.

  Husnan, S., 1993. Manajemen Keuangan Teori dan

  mengganti variabel dalam penelitian ini Penerapan . Yogyakarta: BPFE. dengan variabel lain yang dianggap

  impact-id.jobstreet.com/templates/IDX/

  careerpage.html: www. Idx.co.id Jogiyanto, H.M., 2009. Teori Portofolio dan Analisis . Yogyakarta: Universitas Gajah

  Investasi Mada.

  Kieso, D. E., dan Jerry J. Weigandt. 2002. Akuntansi Intermediate . Jakarta: Erlangga. Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Nugrahono, S.R., 2010. Pengaruh Return On Investment, Debt to Equity, Earning per Share dan Cash Rati terhadap dividen tunai. Tesis. Banda Aceh. Universitas Syiah Kuala. Riyanto, B., 2004. Dasar-dasar Pembelanjaan

  Perusahaan. Edisi

4.Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada.

  Ross, S.A., Randolph W. Westerfield.,& Bradford th D.Jordan. 2009. Corporate Finance. 8 Edition. New York: Irwin McGraw Hill. Sekaran, 2006.Research Methods For Business.

  Edisi 4 buku 1.Terjemahan Yon, Kwan. Jakarta: Salemba Empat. Santoso, S., 2005.Seri Solusi Bisnis TI: Menggunakan SPSS untuk Statistik Parametik .

  Jakarta: Elex Media Komputindo. Sartono, A., 2008.Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi . Edisi Empat. Yogyakarta: BPFE.

  Suharli, M., 2006.Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas,Leverage, dan Harga Saham Terhadap Jumlah Dividen Tunai (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002 –2003). Jurnal MAKSI. Vol. 6 No. 2, Hal: 9-12. Sunarto dan Andi Kartika.2003. Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Dividen Kas di

  Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi . Vol.10, No.1. Hal: 67-70. Syamsyuddin, L., 2007. Manjemen Keuangan

  Perusahaan: Konsep Aplikasi Dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. rd

  Warren and Reeve. 2004. Financial Accounting . 3 ed. Cincinati: South Western Publishing. Wild,John J., K.R. dan Robert F. Hasley. 2005.

  Financial Statement Analysis . Jakarta: Salemba Empat.