PERSEKUSI SEBAGAI SALAH SATU KEJAHATAN K

H.E. Budhianita. et al., Persekusi Sebagai Salah Satu Kejahatan Kemanusiaan (HAM) Berat di Indonesia

1

PERSEKUSI SEBAGAI SALAH SATU KEJAHATAN KEMANUSIAAN
(HAM) BERAT DI INDONESIA

Handayani Eka Budhianita, Al Khanif
Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Jember (UNEJ)
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail : handayaniekab071@gmail.com

Menurut data Internet World State,

intimidasi,

fitnah,

provokasi

kebencian


angka pengguna internet di Indonesia setiap

bahkan praktik penipuan dan hal hal yang

tahun selalu bertambah. Tahun 2000, jumlah

dapat merugikan orang lain. Salah satu

pengguna internet masih berrada pada angka

penyalahgunaan

1 persen dari total populasi penduduk

jaringan internet yang menarik perhatian

Indonesia, atau berkisar 2 juta orang. Namun

publik


seiring berjalannya waktu mulai pada Maret

kebencian (hate speech) dan berujung kepada

2017, masyarakat pengguna fasilitas dunia

tindak kekerasan. Ujaran kebencian ini

maya ini telah mencapai 50,4 persen atau

dimaknai sebagai perkataan, perilaku, dan

sekitar 132, 7 juta orang. Pengguna internet

tulisan yang dilakukan oleh individu atau

tersebut bermacam-macam dari berbagai

kelompok lain. Ujaran kebencian biasanya


kalangan,

menyentuh banyak aspek mulai dari ras,

akan

tetapi

sebagian

besar

adaah

media

tentang

sosial


melalui

kontek

ujaran

masyarakat kota dan sebagian merupakan

warna

masyarakat pinggiran kota, yang mana dalam

orientasi seksual, kewarganegaraan hingga

penggunaannya juga mengalami peningkatan

agama dan lain.

kulit,


etnis,

gender,

kecacatan,

setiap bulan dan tahunnya. Penggunaan

Kasus ujaran kebencian tidak hanya

internet oleh para pengguna selain untuk

dialami oleh masyarakat pada umumnya,

mengakses segala informasi yang dibutuhkan

melaikan lebih sering terjadi kepada pejabat

juga digunakan sebagai salah satu alat untuk


publik, tokoh agama dan tokoh masyarakat.

berkomunikasi antara satu orang terhadap

Akibat dari banyaknya kasus tentang ujaran

orang lain melalui media sosial.

kebencian terhadap peseorangan maupun

Media sosial dalam perkembangannya

kelompok tertentu tersebut, oleh aparat

saat ini ternyata tidak hanya digunakan untuk

kepolisian

melakukan komunikasi dengan orang lain,


tindakan awal terjadinya kejahatan persekusi

melainkan dapat berubah fungsi menjadi

atau

sebuah media yang oleh sebagian orang

seseorang atau sejumlah warga dan disakiti

digunakan untuk menyebarkan informasi,

atau ditumpas. Oleh karena itu, dengan

kemudian

dipandang

kesewenang-wenangan


sebagai

terhadap

H.E. Budhianita. et al., Persekusi Sebagai Salah Satu Kejahatan Kemanusiaan (HAM) Berat di Indonesia

banyaknya kasus persekusi yang terjadi

Masyur

kepada

persekusi

salah

satu

individu


maupun

Effendi

yang

sebagai

2

menerjemahkan

perampasan

dengan

kelompok tertentu yang dapat merampas

sengaja dan kejam terhadap hak-hak dasar


harkat dan martabatnya sebagai sesama

dan

manusia,

identitas

maka

dapat

dilihat

apakah

kejahatan persekusi merupakan pelanggaran

berhubungan

kelompok

dengan

meniadakan

yang

merupakan

pelanggaran hukum internasional1

ham berat dan juga dibutuhkan suatu regulasi

Kejahatan persekusi sangat banyak terjadi

yang jelas dan pasti dalam hal pengaturan

tidak hanya di negara Indonesia saja melainkan

maupun

negara lain sehingga oleh dunia internasional

ketentuan

melakukan

pidana

perbuatan

bagi

persekusi

yang
kepada

individu maupun kelompok tersebut melalui

kejahatan

dianggap

perlu

untuk

diperhatikan secara lebih serius dalam hal
peraturan

ketentuan hukum yang berlaku.

persekusi

perundang-undangan

baik

secara

nasional maupun internasional. Contohnya kasus

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
jilid III dijelaskan bahwa Persekusiterdiri

menimpa seorang wanita asal Australia (Magi)
yang sempat dihukum dan dideportasi dari Abu

dari 1 (satu) suku kata yaitu persekusi (per-

Dhabi,Uni Emirat, tanpa sempat membela diri.Ia

se-ku-si) yang artinya adalah pemburuan

dituding menulis sesuatu yang buruk di media

semenang-menang terhadap seseorang atau

sosial tentang kebiasaan parkir masyarakat

sejumlah warga dan disakiti, dipersusah atau

setempat dengan mengupload foto-foto yang

ditumpas.

pengertian

merujuk pada kaum kaya di Arabyang dianggap

persekusi sebagaimana yang telah dijelaskan

sebagai sebuah sinisme dan kalimat yang

Jika

dalam Kamus

diperhatikan

Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) jilid III di atas dapat disimpulkan
bahwa

persekusi

merupakan

tindakan

kejahatan yang sengaja dilakukan oleh
seseorang atau kelompok terhadap seseorang

dianggap buruk di sana. Akhirnya sang pemilik
mobil mengadukan Magi ke polisi dan kemudian
ia ditangkapdan diadili secara in absentia,
dihukum penjara, kemudian dideportasi. Selain
itu banyak juga kasus kasus persekusi di
Indonesia. Salah satu contoh kasus persekusi

atau kelompok atau sejumlah warga lainnya

adalah kasus yang melibatkan Fiera Lovita,

yang didalamnya terjadi tindakan menyakiti,

seorang dokter di Rumah Sakit Umum Daerah

mempersusah dan menumpas seseorang,

Kota Solok, Sumatera Barat, merasa tertekan

kelompok atau warga tersebut. Yang dalam

setelah mengalami persekusi berupa teror dan

hal ini merupakan sebuah tindak pidana.

intimidasi oleh sekelompok orang dari ormas

Menurut Jaakko Kuosmanen, agar sebuah

tertentu.2 Hal ini bermula ketika Fiera menulis

pelanggaran dianggap sebagai persekusi ada
tiga syarat yang diperlukan yaitu ancaman
asimetris dan sistemik; bahaya berat dan
berkelanjutan atau sasaran diskriminatif yang
tidak adil dan kemudian dikuatkan oleh

1

A.Masyhur Effendi, Tempat Hak-hak Asasi
Manusia dalam Hukum. Internasional/Nasional,
Bandung: Alumni, 1980 hal. 35
2
http://nasional.kompas.com/read/2017/06/01/15
535791/kisah.fiera.lovita.korban.persekusi.yang.dituduh
.menghina.tokoh.ormas diakses tanggal 06 Oktober
2017 Pukul 14.000 wib

H.E. Budhianita. et al., Persekusi Sebagai Salah Satu Kejahatan Kemanusiaan (HAM) Berat di Indonesia

3

komentar berkaitan dengan berita konferensi pers

manusia paling awal, pasal 14, Deklarasi Hak

pihak kepolisian di televisi terkait tentang

Asasi Manusia (Universal Declaration of Human

kebenaran barang bukti kasus chat WhatsApp

Rights – 1948) mengamanatkan bahwa setiap

Firza Husein dan Rizieq Shihab. Kemudian

individu memiliki hak untuk mencari dan

kelompok ormas yang tidak suka dengan kata-

menikmati perlindungan dari upaya persekusi.4

kata Fiera di status Facebooknya mendatangi

Meskipun upaya tersebut dibatasi dalam konteks

Fiera untuk meminta Fiera meminta maaf dan

pemberian suaka bagi individu yang terpaksa

menandatangani surat pernyataan permintaan

meninggalkan

maafnya. Tindakan intimidasi ternyata tidak

persekusi yang terjadi di negara asalnya,konsep

berhenti sampai di situ. Setelah mem-posting

ini ditegaskan juga berlaku dalam setiap situasi

pernyataan maaf, Fiera menemukan foto-fotonya

melalui pasal-pasal lainnya dalam deklarasi ini

tersebar di media sosial dengan komentar

dan kedua konvenan berikutnya.

provokatif dan tidak senonoh. Dia dituduh

negaranya

Kejahatan

akibat

Persekusi

acamanan

sangat

banyak

menghina ulama dan agama Islam.Sejak saat itu,

terjadi di negara Indonesia. Bermula dari

teror dan intimidasi kerap diterima oleh Fiera.

banyaknya perbuatan yang mengandung

Rumahnya sering didatangi oleh orang-orang tak
dikenal

dan

minta

untuk

bertemu.Atas

pertimbangan keselamatan jiwa anak-anak dan
dirinya, Fiera memutuskan untuk pergi dari

Dalam konsep hak asasi manusia, seluruh
dari

persekusi

dan

lisan

yang

kemudian

menyebabkan

seseorangan maupun kelompok melakukan
perbuatan yang termasuk dalam katagori

Solok untuk sementara waktu.

bentuk

ujaran kebencian baik secara tertulis maupun

dampak

yang

kejahatan persekusi. Kejahatan persekusi di
Indonesia

bukan

hanya

masyarakat

dari pengingkaran terhadap hak-hakfundamental

kejahatan tersebut juga dialami oleh petinggi

yang dicantumkan dalam Deklarasi Universal

negara, ulama dan

Hak

memiliki jabatan struktural tinggi di negara

setelahnya.

Manusia,
Sebagai

juga
sebuah

keduakonvenan
norma

yang

universal, hak asasi manusia melindungisetiap
individu dari berbagai bentuk pelanggaran hak
politik, ekonomi, sosial dan budayayang hadir
dari ancaman persekusi. Sebagai contoh; hak atas
kebebasan berekspresi danberopini, hak atas
kebebasan beragama dan berkeyakinan, hak atas

Indonesia.

Keadaan

umumnya,

oleh

dihadirkannya merupakan bagian tak terpisahkan

Asasi

pada

dialami

bahkan

orang orang

yang

yang

sedemikian

membuat kejahatan persekusi harus dipadang
sebagai salah satu kejahatan kemanusiaan
yang perlu diperhatikan secara serius dalam
hal penangananya karena kejahatan persekusi
memiliki

dampak

kepada

harkat

dan

rasa aman, hak untuktidak disiksa, hak untuk
diperlakukan

sama

dihadapan

hukum,

dan

seterusnya.3 Sebagai sebuah instrument hak asasi

3

Persecution Based On Human Rigts Violation,
Elena Loredana PIRVU Silviu TURZA,
RomanianAssociation of Humanitare Law, 2013

4

Art. 14, (1)Everyone has the right to seek and to
enjoy in other countries asylum from persecution. (2)
This right may not be invoked in the case of
prosecutions genuinely arising from non-political
crimes or from acts contrary to the purposes and
principles of the United Nations.

H.E. Budhianita. et al., Persekusi Sebagai Salah Satu Kejahatan Kemanusiaan (HAM) Berat di Indonesia

martabat manusia sebagai makhluk yang

4

HAM sebagai berikut:

wajib dilindungi hak asasinya.

suatu penyelidikan dan penyidikan yang

“penganiayaan
terhadap
suatu kelompok tertentu atau
perkumpulan yang didasari
persamaan paham politik,
ras,
kebangsaan,
etnis,
budaya,
agama,
jenis
kelamin atau alasan lain
yang telah diakui secara
universal sebagai hal yang
dilarang
hukum
internasional”.

dilakukan sehingga dalam penerapan hukum,

Undang-Undang Pengadilan HAM itu sendiri

penegak

salah

tidak memberikan definisi rinci atas apa yang

memformulasikan delik maupun dalam hal

dimaksud sebagai “penganiayaan”. Di dalam

penjatuhan

persekusi

KUHP memang mengatur penganiayaan

sebenarnya diadopsi dari Statuta Roma

sebagai suatu kejahatan didalam pasal 351

Mahkamah

Internasional

hingga pasal 358, namun demikian, KUHP

(International Criminal Court). Pasal 7

kita juga belum memberikan defisini rinci

Statuta Roma memasukkan persekusi sebagai

atas apa “penganiayaan” itu sendiri. Pasal

kejahatan kemanusiaan dengan elaborasi.

351 KUHP secara implisit memberikan “kisi-

Merujuk pada ketentuan hukum, baik
hukum di Indonesia maupun internasional,
suatu perbuatan persekusi dapat dikatakan
sebagai suatu kejahatan kemanusiaan apabila
tindakan tersebut bersifat sistematis dan
untuk mengetahuinya maka perlu adanya

hukum

tidak

pidananya.

Kata

Pengadilan

“Persecution
against
any
identiable group or collectivity on
political, racial, national, ethnic,
cultural, religious, gender…or
other grounds that are universally
recognized as impermissible under
international law…”.
Adapun defisini persekusi menurut
Statuta Roma adalah: “Persecution means
the intentional and severe deprivation of
fundamental rights contrary to international
law by reason of the identity of the group or
collectivity”.
Di dalam konteks hukum nasional

kisi” bahwa tindakan penganiayaan adalah
tindakan yang: mengakibatkan luka-luka
berat, mengakibatkan kematian dan tindakan
yang merusak kesehatan”.UU Pengadilan
HAM memang mengadopsi secara partial
beberapa kejahatan yang diatur di dalam
Statuta Roma, sehingga apabila kiblat nya
memang ke Statuta Roma, seyogya nya
Undang-Undang
memuat

ketentuan

HAM

mengenai

juga

defisini

persecution/penganiayaan itu sendiri.

kejahatan kemanusiaan diatur di dalam
Undang-Undang

Pengadilan

Apabila

membahas

persecution

Nomor 26 tahun 2000

/penganiayaan, harusnya perubahaan atas

tentang Pengadilan HAM. Adapun mengenai

Undang-Undang Pengadilan HAM dan juga

persekusi

KUHP menjadi sebuah langkah awal yang

di

diterjemahkan
Kejahatan

dalam
sebagai
persekusi

hukum

nasional

“penganiayaan”.
itu

harus

dilakukan

seiring

dengan

sendiri

berkembangannya kejahatan persekusi yang

diterjemahkan pasal 9 (h) UU Pengadilan

dalam hal ini rumusan pertanggungjawaban

H.E. Budhianita. et al., Persekusi Sebagai Salah Satu Kejahatan Kemanusiaan (HAM) Berat di Indonesia

5

pidananya masih dalam tataran sederhana

diatur dalam pasal 36 sampai pasal 40.

akan tetapi jumlah korban dari kejahatan

Persekusi atau perburuan seseorang untuk

persekusi semakin banyak. Sebagai contoh

dihakimi secara semena-mena katanya jelas

kasus Fiera yang mengalami kejahatan

masuk dalam kategori

persekusi

humanity atau kejahatan kemanusiaan. Itu

dengan

bentuk

intimidasi,

crime against

kekerasan mental bukan hanya pada diri

tidak

sendiri melainkan keluarganya namun dalam

Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan

hal ini seakan tidak ada perlindungan khusus

Hak Asasi Manusia tapi juga melanggar

bagi korban kejahatan persekusi yang dapat

Rome Statue tentang kejahatan kemanusiaan

dikatagorikan sebagai kejahatan kemanusiaan

internasional.mereka

(HAM)

persekusi karena melanggar undang-undang

berat.

Perubahan

KUHP

Undang-Undang Pengadilan HAM

dan
yang

saja

melanggar

Undang-Undang

yang

melakukan

dan statuta Roma tersebut bisa dipidanakan.

dimaksud diatas bertujuan agar kita memiliki

Pasal 9(e) UU Nomor 26 tahun 2000

kepastian hukum atas apa kejahatan persekusi

tentang Pengadilan Hak Azasi Manusia

tiu sendiri.Secara singkat, karena kekosongan

menyebutkan, perampasan kemerdekaan atau

definisi persekusi/penganiayaan di dalam

perampasan kebebasan fisik lain secara

KUHP ataupun UU Pengadilan HAM, maka

sewenang-wenang yang melanggar (azas-

bisa dikatakan saat ini interpretasi persekusi

azas) ketentuan pokok hukum internasional,

merupakan diskresi para penegak hukum.

pidana sanksinya adalah penjara 5-15 tahun.

Apabila mengikuti Statuta Roma, harusnya

Pasal 9(h) di undang-undang tersebut juga

definisi persekusi adalah “perampasan hak

dikatakan,

asasi secara keras dan bertentangan dengan

kelompok tertentu atau perkumpulan yang

hukum internasional karena alasan identitas

didasari persamaan paham

kelompok atau kolektivitas”.

kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis

penganiayaan

terhadap

suatu

politik, ras,

Sistem pidana atau teori hukum pidana

kelamin atau alasan lain yang telah diakui

ada 3 hal, yang pertama jenis pidana, dan

secara universal sebagai hal yang dilarang

lamanyaSanksi

menurut

hukum

pelaksanaan pidana. Jenis pidana sendiri

sanksinya

adalah

seperti yang sudah diketahui ada Pidana

Sementara, Rome Statue, Article 7 (1) (h)

penjara, kurungan, pidana mati, pidana denda

menyataan, persekusi terhadap sekelompok

tambahan. tetapi dalam Undang-Undang

orang berdasarkan identitas politik, ras,

Nomor 26 Tahun 2000 tentang pengadilan

kewarganegaraan,

HAM masalah ada dua hal yaitu jenis pidana

seperti yang didefinisikan di pasal 3 atau

danlamanya pidana. Ketentuan mengenai

alasan lainnya yang diakui secara luas tidak

jenis dan lamanya sanksi pidana dalam

dapat

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000

internasional, sebagai kejahatan kemanusiaan

pidana

dan

aturan

dibenarkan

internasional,
penjara

suku,

10-20

agama,

berdasarkan

pidana
tahun.

jender

hukum

H.E. Budhianita. et al., Persekusi Sebagai Salah Satu Kejahatan Kemanusiaan (HAM) Berat di Indonesia

6

dan dengan diratifikasinya beberapa konvensi

kemerdekaan atau perampasan kebebasan

internasional

kejahatan

fisik lain secara sewenang-wenangmemiliki

seharusnya

dampak kepada harkat dan martabat manusia

kejahatan persekusi di Indonesia tidak dapat

sebagai makhluk yang wajib dilindungi hak

sekedar dipandang sebagai kejahatan biasa

asasinya, dan juga dampak dari adanya

yang diatur dalam Kitab Undang-Undang

kejahatan persekusi di Indonesia mampu

Hukum

menggangu

mengenai

kemanusiaan

(HAM)

Pidana

menjadikan

maka

(KUHP)

Undang-Undang

melainkan
Nomor

stabilitas

dan

keamanan

26

masyarakat di wilayah Indonesia. Kemudian

Tahun 2000 sebagai dasar hukum utama

terkait dengan penegakan hukum pidana

dalam upaya penyelesaian perkara kejahatan

dalam upaya mengatasi kejahatan persekusi

persekusi di Indonesia.

yang pada mulanya penegak hukum hanya

Adanya kebijakan negara Indonesia

dapat menerapkan pasal-pasal dalam Kitab

meratifikasi konvensi-konvesi internasional

Undang-Undang Hukum Pidana, dengan

tersebut

bahwa

adanya Undang-Undang Nomor 26 Tahun

sebenarnya Indonesia telah menyadari bahwa

2000 tentang Peradilan Hak Asasi Manusia

ancaman

dan juga didukung oleh adanya Statuta Roma

maka

dapat

kejahatan

dikatakan

persekusi

memiliki

dampak yang besar apabila tidak ditangani

maupu

dengan serius dan juga dengan adanya

tentang Hak Asasi Manusia yang selanjutnya

peraturan-peraturan tersebut, penegak hukum

diratifikasi oleh Indonesia dapat menjadi

seyogyanya mampu meneliti tepat atau

alternatif khusus dalam mengatasi sekaligus

tidaknya sebuah kasus persekusi diadili

mencegah adanya kejahatan persekusi di

dengan hanya menggunakan rumusan pasal

dalam masyarakat.

konvensi-konvensi

Internasional

dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (KUHP) sehingga penegakan hukum
dalam hal kejahatan persekusi tidak hanya
dirasakan bagi pelaku kejahatan tetapi dapat
menjadi suatu sarana pencegahan supaya
tidak

terjadi

kejahatan

persekusi

di

masyarakat.
Melihat banyaknya kasus yang terjadi
di

Indonesia,

kejahatan

persekusi

di

Indonesia harus dapat dipandang sebagai
suatu kejahatan kemanusiaan (HAM) berat.
Hal ini dikarenakan Intimidasi dan bentuk
bentuk perbuatan yang mencerminkan suatu
tidakan

persekusi

baik

perampasan

DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU

A.Masyhur Effendi, Tempat Hak-hak
Asasi
Manusia
dalam
Hukum.
Internasional/Nasional, Bandung: Alumni,
1980
Kasim, Ifdhal, 2006 Kodifikasi Hukum
Pidana dalam Kerangka Perlindungan Hak
Asasi Manusia. Makalah. Dalam Focus Group
Discussion. Diselenggarakan oleh ELSAM,
Jakarta, 28 Oktober
Remmelink, Jan. 2003. Hukum Pidana,
Komentar Atas Pasal-Pasal Terpenting dari
KUHP Belanda dan Padanannya dalam KUHP
Indonesia. Jakarta: GramediaPustaka Utama

H.E. Budhianita. et al., Persekusi Sebagai Salah Satu Kejahatan Kemanusiaan (HAM) Berat di Indonesia

B. JURNAL dan UNDANG-UNDANG
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 1998 tentang Pengesahan
Convention Againts Torture And Other Cruel,
Inhuman Or Degrading Treatment Or
Punishment (Konvensi Menentang Penyiksaan
dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang
Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan
Martabat Manusia)
Jurnal Seri Position Paper Reformasi
KUHP No. #5/2007 tentang Tindak Pidana
Hak Asasi Manusia dalam RKUHP, ELSAM
dan Aliansi Reformasi KUHP, Jakarta, 2007
Persecution Based On Human Rigts
Violation, Elena Loredana PIRVU Silviu
TURZA,
Romanian
Association
of
Humanitare Law, 2013
Statute of the International Criminal
Tribunal for Rwanda art. 3, Nov. 8, 1994, 33
I.L.M. 1602 (1994)[hereinafter ICTR Statute].
Commentators have noted that this
formulation does not reflect customary
international law. See, e.g., Darryl Robinson,
Defining “Crimes Against Humanity” at the
Rome Conference, 93 AM. J. INT’L L. 43, 46
(1993).17
C. INTERNET
http://nasional.kompas.com/read/2017/06/01/15535791/
kisah.fiera.lovita.ko
Majalah Info Singkat Vol. IX/No.11/I.Puslit/Juni/2017

7