Jurnal Pendidikan Islam Implementasi Man

Implementasi Manajemen Sumber Daya Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kualasimpang
Oleh
Hendra Kurniawan, M.Pd
Email: hendraleokurniawan@gmail.com
UIN Sumatera Utara
Abstrak
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kualasimpang merupakan madrasah yang unggul di
Provinsi Aceh, baik prestasi akademik maupun non akademik. Terbukti dengan kelulusan UN
100%, masuk PTN dan PTS ternama. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi dan
mendeskripsikan implementasi fungsi-fungsi manajemen sumber daya guru untuk
meningkatkan mutu pendidikan di MAN Kualasimpang. Penelitian ini merupakan penelitian
lapangan dengan pendekatan kualitatif. Subjek peneliti ditentukan secara purposive sampling
dengan teknik snow ball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Perencanaan
sumber daya guru untuk meningkatkan mutu pendidikan di MAN Kualasimpang dilakukan
rekrutmen, seleksi dan orientasi, serta penempatan sumber daya guru secara profesional.
Pengorganisasian dilakukan dengan memberikan tugas kepada masing-masing guru.
Pelaksanaan sumber daya guru dilakukan dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan,
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), pengembangan profesional guru, dan pemberian
kompensasi. Pengawasan dilakukan secara universal, melakukan monitoring setiap kelas.
Penilaian kinerja guru (PKG) formatif dan sumatif dilakukan untuk menilai kinerja guru.

Kata Kunci: Manajemen, Sumber Daya Guru, Mutu Pendidikan.
Abstract
State Islamic Senior High School Kualasimpang is a superior school in Aceh province in
academic and non-academic. proven by passing the national final exam until 100%, go to
reputable public and private universities. This study aims to identify and describe the
implementation of management functions teacher resources to improve the quality of
education in State Islamic Senior High School Kualasimpang. This research is a field with a
qualitative approach. Subject researchers determined by purposive sampling with snow ball
sampling technique. The results showed that: Planning teacher resources to improve the
quality of education in State Islamic Senior High School Kualasimpang do recruitment,
selection and orientation, and placement in a professional teacher resources. Organizing do
assigning to each teacher. Implementation of teacher resources do with education and
training activities, deliberations subject teachers, teacher professional development, and
compensation payments. Supervision is do universally, monitoring every class. Teacher
evaluations formative and summative conducted to assess the performance of teachers.
Key Words: Management, Teacher Resources, Quality of Education.

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan yang bermutu merupakan harapan bagi bangsa yang dapat melahirkan
masyarakat Indonesia seutuhnya, demikian diamanatkan oleh aturan normatif. Pendidikan
yang bermutu harus disediakan melalui jalur, jenis, dan jenjang yang ada dalam sistem
pendidikan (Minnah, 2012). Kerjasama antar pemerintah, lembaga, tenaga pendidik,
masyarakat, dan keluarga dapat berkomitmen untuk menghasilkan pendidikan yang bermutu.
Semua elemen tersebut mempunyai andil yang sama dalam mendukung keberhasilan
pendidikan.
Sistem pendidikan harus melakukan pembaruan atau modernisasi agar sesuai dengan
tuntutan yang terus berkembang. Gagasan program modernisasi pendidikan Islam
mempunyai akar-akar dalam modernisasi pemikiran dan institusi secara keseluruhan
(Azyumardi, 2000). Sumber daya guru yang modernis dan memahami peluang perkembangan
zaman merupakan alasan utama selektif dalam sistem perekrutan guru agar mampu
menjawab tantangan dan mampu menuntun peserta didik ke arah yang baik sesuai dengan
tujuan pendidikan Islam. Betapa pentingnya peran guru dalam transformasi dan integritas
mutu pendidikan tanpa adanya kesadaran perubahan dan peningkatan kualitas guru. Karena
guru merupakan kunci dalam sistem pendidikan termasuk di madrasah sebagai salah satu
lembaga pendidikan Islam.
Penyelenggaraan pendidikan menjadi tanggung jawab daerah yang menuntut kesiapan
sumber daya manusia, rencana strategis dan sarana prasarana. Guru yang berkompeten dan

mempunyai kualitas, diperlukan sebagai subjek untuk melakukan akselerasi dalam
pembangunan di setiap daerah. Guru adalah salah satu faktor utama dalam keberlangsungan
proses pendidikan. Walaupun gedung sekolah dibangun dengan megah, kelengkapan buku
perpustakaan lengkap, dan sarana prasarana lainnya tersedia, mustahil jika tidak ada guru
akan terjadi kegiatan belajar mengajar. Mutu tidaknya pendidikan, bukan hanya ditentukan
oleh bagusnya kurikulum saja, akan tetapi didukung oleh guru-guru yang mempunyai kualitas
tinggi.
Melihat fenomena di atas, kualitas sumber daya manusia dalam hal ini adalah guru,
yang sangat diperlukan pada periode yang serba mutakhir seperti saat ini tentunya tidak akan
muncul dalam kurun waktu yang singkat akan tetapi merupakan proses yang didalamnya
diperlukan program pendidikan yang diarahkan dalam persiapan dan pengembangan kualitas
sumber daya manusia yang sesuai dengan transformasional sosial yang berkembang pesat.
Sumber daya manusia yang berkualitas mutlak memerlukan manajemen yang. Dengan
2

demikian diperlukan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Keselarasan antara sumber daya guru dan fungsi manajemen merupakan jalan utama
guna menumbuhkembangkan pendidik yang profesional yang berperan proaktif untuk
keberhasilan organisasi secara menyuluruh serta pengembangan dan usaha meraih

keunggulan serta peningkatan mutu pendidikan.
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kualasimpang merupakan salah satu lembaga yang
diharapkan masyarakat sekitar mampu mencetak generasi-generasi intelek yang Islami.
Namun hal yang itu tidak terlepas dari peran seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar.
Guru yang memiliki profesionalitas tinggi dan berkompeten diharapkan dapat membawa diri
untuk menjadi pedoman bagi peserta didik, bukan hanya perintah secara lisan tetapi tulisa
juga harus diteladani agar mampu menjadikan siswa betapa pentingnya keseriusan dalam
menguasai materi.
MAN Kualasimpang juga merupakan satu diantara dua Madrasah Aliyah Negeri dan
belasan Madrasah Aliyah Swasta lainnya. MAN Kualasimpang ini termasuk madrasah yang
unggul baik prestasi akademik maupun non akademik misalnya sudah menjuarai berbagai
kompetisi bidang agama dan umum tingkat kabupaten dan mampu menjadi pesaing berat di
tingkat provinsi. Hal ini menarik para orangtua untuk memberi kesempatan pada anaknya
agar belajar di madrasah tersebut. Keunikan yang dirasakan adalah fungsi manajemen yang
berjalan di madrasah tersebut sudah sepenuhnya berjalan aktif atau hanya sekedar
pelaksanaan manajemen biasa tanpa adanya perencanaan matang yang mampu meningkatkan
kualitas madrasah.
Berangkat dari permasalahan inilah penelitian disusun, kemudian berupaya
menemukan solusi bagi upaya merekonstruksi kembali kelemahan-kelemahan manajerial di
sekolah yang pada umumnya selama ini masih terjadi, khususnya tentang implementasi

manajemen sumber daya manusia di lingkungan sekolah serta faktor lain yang dapat
mendukung dan menghambat pelaksanaan manajemen sumber daya manusia dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan. Dengan harapan sekolah merupakan pendidikan yang unggul
serta dikelola secara profesioanal, dengan demikian sekolah mampu menciptakan output yang
di harapakan mampu bersaing di dunia luar dan mampu mewujudkan nilai keagamaan yang
telah didapat dari guru yang kompeten.

3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dijawab adalah
bagaimana perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan sumber daya guru
dalam meningkatkan mutu pendidikan di MAN Kualasimpang?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mendeskripsikan dan mengidentifikasikan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan sumber daya guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di
MAN Kualasimpang.

KAJIAN TEORI
A. Hakikat Manajemen

1. Pengertian Manajemen
Syaiful Sagala (2007) Mendifinisikan manajemen dengan menjalankan fungsi
perencanaan, penggerakkan dan pengendalian menjadi suatu rangkaian kegiatan pengambilan
keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh dalam proses pendayagunaan segala
sumber daya secara efesien disertai penetapan cara pelaksanaanya oleh seluruh jajaran dalam
suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Fungsi Manajemen
Tabel
Fungsi Manajemen Menurut beberapa ahli
Nama Ahli
Henri Fayol

Luther Gullich

Fungsi-fungsi Manajemen
Planning,

organizing,

commanding,


coordinating, controlling
Planning, organizing, commanding, staffing,
directing, coordinating, reporting, budgetting

Sondang P. Siagian

Planning, organizing, motivating, controlling

George R. Terry

Planning, organizing, actuating, controlling

William H. Newman
Louis A. Allen
Winardi

Planning, organizing, assembling resorces,
directing, controlling
Leading, planning, organizing, controlling

Planning, organizing, coordinating, actuating,
leading, leading, communicating, controlling

Sumber: (U. Saefullah, 2007)
4

a) Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang
diinginkan (U.Safullah, 2007). Bahkan Allah swt., memberikan arahan untuk mendesain
sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari, sebagaimana firman-Nya pada
surat al-Hasyr: 18;

                 

 

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan

bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu


kerjakan.” (Q.S. al Hasyr/59: 18).
b) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian dapat diartikan sebagai penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus
dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap
karyawan,

penetapan

departemen-departemen

serta

penentuan

hubungan-hubungan.

Organisasi hanya merupakan “alat” dan “wadah” tempat manajer melakukan kegiatankegiatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Bila proses organizing baik, maka
organisasi pun akan baik tujuan pun relatif mudah dicapai (Jamaluddin, 2013)
c) Pelaksanaan (Actuating)

Actuating adalah kegiatan yang menggerakkan dan mengusahakan agar para pekerja

melakukan tugas dan kewajibannya (Saefullah, 2013). Sumber daya manusia harus bekerja
sesuai dengan keahlian dan proporsinya segera melaksanakan rencana dalam aktivitas
konkret yang diarahkan pada tujuan yang ditetapkan, dengan selalu mengadakan komunikasi
yang baik dengan meningkatkan sikap dan moral setiap anggota organisasinya.
d) Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional
guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam pandangan Islam, pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak
lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak (Didin, 2010).
Menurut (Ramayulis, 2008) Pengawasan dalam pendidikan Islam mempunyai
karakteristik sebagai berikut:

5

a. Pengawasan bersifat material dan spiritual, monitoring bukan hanya pemimpin,
tetapi Allah swt.,
b. Menggunakan metode yang manusiawi yang menjunjung martabat manusia.
Dengan karakteristik tersebut dapat dipahami bahwa pelaksanaan berbagai

perencanaan yang telah disepakati akan bertanggung jawab kepada manajernya dan Allah
swt., sebagai yang maha mengetahui. Cara ini lebih menitikberatkan pada kesadaran dan
keikhlasan dalam bekerja.
B. Pelaksanaan Manajemen Sumber Daya Guru
1. Pengertian
Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen
umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian (Veithzal Rivai,
2003). Manajemen sumber daya manusia memiliki fokus, yaitu MSDM sebagai penarikan,
seleksi, pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan sumber daya manusia oleh organisasi
(Soekija, 2009). Fokus ini menyiratkan bahwa manajemen sumber daya manusia itu
merupakan suatu proses yang terdiri dari:
a. Rekrutmen sumber daya manusia
b. Seleksi sumber daya manusia
c. Pengembangan sumber daya manusia
d. Pemeliharaan sumber daya manusia, dan
e. Penggunaan sumber daya manusia (Soekija, 2009).
2. Karakteristik Sumber Daya Guru.
Sumber daya manusia yang berkualitas sebagaimana yang dikatakan oleh Hidayat
Syarief mencakup kualitas fisik jasmani dan mental rohani dan ciri-cirinya sebagai berikut;
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, yang dicirikan dengan
kejujuran dan akhlak mulia.
b. Berbudaya

IPTEK sehingga

mampu menerapkan, mengembangkan dan

menguasai IPTEK yang berakar pada budaya bangsa Indonesia.
c. Menghargai waktu dan mempunyai etos kerja, disiplin yang tinggi, kreatif, dan
produktif.
d. Memiliki kemampuan manajemen yang handal.
e. Mempunyai ketangguhan moral, tanggung jawab dan solidaritas yang tinggi.
f. Mempunyai kesehatan fisik yang prima sehingga dapat berfikir dan bekerja secara
produktif (Hidayat, 1997).
6

Karakteristik tersebut merupakan karakteristik yang ideal bagi sumber daya manusia
terutama yang bergerak di bidang pendidikan, berkualitas dalam landasan yuridis,
sebagaimana termaktub dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 bahwa tujuan pendidikan Nasional adalah berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis dan bertanggung jawab.
3. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia.
Adapun fungsi manajemen sumber daya manusia, sebagai berikut;
a. Fungsi Pengadaan
Fungsi

pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan

induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan (the right man in the
right place).

b. Fungsi Pengembangan
Fungsi Pengembangan merupakan proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis,
konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan
yang diberikan harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan untuk sekarang maupun kebutuhan
akan datang.
c. Fungsi Kompensasi
Fungsi kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung
berbentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai imbal jasa yang diberikannya, dengan
prinsip yang adil dan layak sesuai prestasi dan tanggung jawab yang telah diberikan (Muhdi,
2012)
Ketentuan pemberian kompensasi atau balas jasa ini telah dijelaskan dalam Alquran
surat al Ahqof dan an Najm:

          
Artinya: Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka
kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka
sedang mereka tiada dirugikan. (Q.S. al Ahqaf/46: 19).

d. Fungsi Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi
fisik, mental dan loyalitas agar terciptanya hubungan jangka panjang. (Muhdi, 2011)
7

Sedangkan menurut Yeti Heryati fungsi manajemen sumber daya di lembaga
pendidikan, adalah:
a. Membuat Keputusan
Pembuatan kepoutusan merupakan salah satu fungsi administrasi yang perlu
dilakukan oleh para administrator yang akan membawa dampak terhadap seluruh organisasi,
perilaku, dan hasil keputusan (Yeti: 2014).
b. Merencanakan
Merencanakan merupakan persiapan untuk mengantisipasi tindakan-tindakan yang
akan dilaksanakan. Menurut Stephen P. Robbins dan Marry Coulter perencanaan sumber
daya manusia adalah “the procces by which managers ensures that they have the right
personel, who care capable of completing those tasks that help organization reach its
objectives (Stephen P. Robins, 1999).

c. Mengorganisasikan
Mengorganisasikan merupakan kegiatan dalam menyusun struktur dan membentuk
hubungan-hubungan untuk memperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan yang telah
disepakati. Proses

suatu lembaga pendidikan, manajer menetapkan pembagian tugas,

wewenang dan tanggung jawab secara rinci berdasarkan bagian dan bidangnya masingmasing sehingga terintegrasikan hubungan kerja yang sinergis, kooperatif, harmonis dan
seirama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Syafaruddin, 2011)
d. Mengkomunikasikan
Komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam memperoleh pekerjaan
melalui aktivitas organisasi, karena itu sistem komunikasi yang baik menjadi syarat mutlak
untuk mencapai tujuan organisasi. Lewis menjelaskan bahwa “Management’s job is to get
work done trought its people, and this can be accomplished only through a good
communication system” (Philip V. Lewis, 1987) Mengomunikasikan memiliki tujuan

mempengaruhi sikap dan perilaku anggota organisasi pendidikan secara individual maupun
kelompok.
e. Mengawasi
Menurut Oteng Sutisna dalam Yeti Heryati, mengawasi adalah suatu proses fungsi
dan prinsip administrasi untuk melihat apa yang terjadi sesuai dengan apa yang seharusnya
terjadi (Yeti: 2014). Dengan kata lain pengawasan sebagai layanan yang bersifat
membimbing, memfasilitasi, memotivasi, serta menilai sumber daya manusia (guru) dalam
pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan profesinya secara efektif (Abdul: 2013).
Kegiatan mengawasi dalam dunia pendidikan merupakan proses yang benar-benar fokus
8

terhadap objek (guru) dalam membantu dan memfasilitasi agar guru-guru semakin
profesional sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
f. Menilai
Penilaian dapat diartikan sebagai seperangkat kegiatan yang dapat menentukan baik
tidaknya program atau kegiatan organisasi yang sedang dilakukan guna mencapai tujuan yang
ditetapkan. Fungsi penilaian meliputi;
1) Komprehensif; penilaian mencakup keseluruhan unsur
2) Kooperatif; melibatkan semua yang terkait
3) Ekonomis; tidak ada pemborosan, (Yeti: 2014).
C. Mutu Pendidikan
1. Pengertian Mutu Pendidikan
Mutu menciptakan lingkungan bagi pendidik, orang tua, pejabat pemerintahan, wakilwakil masyarakat dan pemuka bisnis untuk bekerja sama guna memberikan kepada siswa
sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi tantangan masyarakat, bisnis, dan akademik.
(Jerome. S Arcaro, 2005). Karena sekolah yang unggul tidak hanya memberikan manfaat
kepada peserta didik di sekolah saja, tetapi harus memberikan resonansi sosial kepada
lingkungan sekitarnya. (Sugeng, 2008)
Manajemen pendidikan mutu berlandaskan kepada kepuasaan pelanggan sebagai
sasaran utama. Pelanggan pendidikan ada dua aspek, yaitu; pelanggan internal dan pelanggan
eksternal.
a. Pelanggan internal (kepala sekolah, guru, dan karyawan) berkembang baik fisik
maupun psikis. Secara fisik antara lain mendapatkan imbalan finasial. Sedangkan
secara psikis adalah bila mereka diberi kesempatan untuk terus belajar
mengembangkan kemampuan, bakat dan kreativitasnya.
b. Pelanggan eksternal:
1) Eksternal primer (peserta didik): menjadi pembelajar sepanjang hayat,
komunikator yang baik, memiliki keterampilan dalam kehidupan sehari-hari,
integritas tinggi, pemecah masalah, dan pencipta pengetahuan serta menjadi
warga negara yang bertanggungjawab.
2) Eksternal sekunder (orang tua, pemerintah, dan perusahaan): para lulusan
dapat memenuhi harapan orang tua, pemerintah, dan perusahaan dalam hal
menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

9

3) Eksternal tersier (pasar kerja dan masyarakat luas): para lulusan memiliki
kompetensi dalam dunia kerja dan pengembangan masyarakat, sehingga
mempengaruhi pada pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat, dan
keadilan sosial. (Edward, 2012)
2. Mutu Sumber Daya Guru dalam Pendidikan Islam.
Sumber daya manusia (SDM) yang paling menentukan maju mundurnya suatu
madrasah adalah tenaga pendidik atau guru. Guru adalah orang dewasa, yang karena
perannya berkewajiban memberikan atau melakukan sentuhan pendidikan (relasi paedagogis)
dengan peserta didik, (Hadari, 1992).
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan potensi pokok dalam pendidikan di
madrasah yang perlu dikembangkan dalam rangka meningkatkan kemampuan profesional
sesuai dengan kebutuhan institusi pendidikan. menempatkan SDM sebagai potensi dalam
sistem pendidikan mengandung arti bahwa sistem dikembangkan jauh lebih penting, yang di
dalamnya harus ada potensi-potensi SDM yang berkualitas (Deden, 2011). guru perlu tampil
di setiap kesempatan baik sebagai pendidik, pengajar, pelatih, inovator, pembangunan
masyarakat cerdas agar sosok guru lebih terlihat selain di lingkungan sekolah, juga terlihat di
lingkungan sekitar sebagai kontributor agar keprofesionalan sebagai pendidik tetap terjaga.
Guru profesional melalui proses pembelajaran, dimana guru harus mampu
menyelesaikan problem dalam pembelajaran. Guru dituntut meningkatkan kompetensi
pelayanan pembelajarannya. Guru yang hebat dan profesional harus aktif dan kreatif dalam
menemukan situasi dan kondisi dalam memotivasi peserta didiknya. Berikut ada beberapa
tips menjadi guru profesional, yaitu:
a. Guru harus memiliki komitmen tentang keguruan.
b. Guru harus menguasai proses pembelajaran, dengan kata lain tidak boleh berhenti
melakukan inovasi untuk kemajuan pembelajaran.
c. Guru harus mengerti apa yang diajarkannya, harus memberi tau kepada siswa
tujuan dari dilaksanakannya pembelajaran.
d. Guru harus mampu berbagi, bernegosiasi dan kerjasama antar siswa dengan
seorang guru, orang tua dan masyarakat.
e. Guru harus mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
informasi dalam pembelajaran (Burhanuddin, Waspada: 25 November 2015).
Profesionalitas guru dapat dilihat dalam kompetensi atas tiga bidang kelompok, yaitu
bidang keahlian atau keilmuan, bidang pembelajaran dan bidang kepribadian. Secara umum
profesionalitas itu terwujud dalam penguasaan bahan ajar secara benar dan tepat dalam
10

menyampaikan bahan pelajaran sehigga siswa semakin mau belajar dan menjadi
berkompeten. Guru juga diharapkan mengembangkan kepribadiannya sebagai pengajar dan
pendidik yang bertanggung jawab, yang mengerti keadaan siswa dan mampu berkomunikasi
secara baik dengan siswa. (Veithzal, 2010)
Pemberdayaan guru dalam sistem manajemen peningkatan mutu bertujuan untuk
memperbaiki sumber daya guru dan kinerja guru agar dapat mencapai tujuan secara optimal,
efektif dan efesien. Proses ini juga merupakan cara untuk membangkitkan kembali potensi
peserta didik agar memiliki kemampuan mengontrol diri dan lingkungannya untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan kreativitas dan prestasi belajar peserta didik.
3. Mutu Peserta Didik dalam Pendidikan Islam.
Mutu peserta didik di madrasah perlu dikembangkan dengan mengacu pada
karakteristik pendidikan Islam itu sendiri. Karakteristik peserta didik dapat dicirikan sebagai
orang yang sedang mencari ilmu. Dalam ilmu pendidikan Islam hakikat ilmu berasal dari
Allah swt., sedangkan proses memperolehnya dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar.
Sebelum lebih dalam membahas tentang mutu peserta didik, alangkah baiknya
mengetahui dasar me-manage peserta didik agar dapat meudahkan dalam mewujudnyatakan
tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam manajemen peserta didik, upaya penataan peserta didik,
mulai dari masuk sampai mereka lulus dari sekolah/madrasah, dengan cara memberikan
layanan sebaik mungkin kepada peserta didik. (Baharuddin, 2010)
Peserta didik merupakan unsur manusiawi yang sedang bersungguh-sungguh mencari
ilmu pengetahuan dan berusaha untuk mendapatkannya. Dalam pandangan Islam, ilmu dapat
diperoleh dengan cara bertanya kepada orang yang menguasai ilmu tersebut. Keberanian
bertanya merupakan salah satu faktor penting bagi kesuksesan belajar seorang peserta didik.
Kedudukan peserta didik dalam ajaran Islam ditempatkan pada kedudukan yang terhormat
dan dihormati. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah swt. dalam surat az-Zumar ayat 18,
yaitu:

             

 

Artinya:“yang mendengarkan Perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di
antaranya. Mereka Itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah
orang-orang yang mempunyai akal”. (Q.S. az-Zumar/39: 18).

11

Berdasarkan uraian ayat di atas, Kedudukan peserta didik adalah sebagai partner bagi
guru dalam proses belajar mengajar. Walaupun dalam hal tertentu tidak dapat dihindarkan
bahwa peserta didik adalah objek dalam pendidikan yang menyerap ilmu dari guru. Namun di
sisi lain guru juga dapat menjadi objek yang menerima masukan dari peserta didik. Guru dan
peserta didik harus saling memberikan masukan dalam hal menciptakan iklim belajar yang
kondusif agar tujuan awal dapat terealisasikan. Dengan demikian, dalam kaca mata islam
guru dan peserta didik berkedudukan sebagai subjek dalam pendidikan yang dapat saling
mengisi satu sama lainnya.
METODE PENELITIAN
A. Latar Penelitian
Penelitian dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kualasimpang yang terletak
di Jalan Medan - Banda Aceh, Aceh Tamiang, Aceh. Dengan rentan waktu penelitian mulai
Januari 2015 sampai dengan April 2016. Alasan peneliti mengambil lokasi di MAN
Kualasimpang yaitu: pertama, madrasah ini merupakan salah satu madrasah yang unggul di
kabupaten ini terbukti kepercayaan pemerintah provinsi Aceh menjadikan MAN
Kualasimpang sebagai rintisan madrasah model. Kedua, mayoritas guru di MAN
Kualasimpang memiliki

kompetensi

pendidik

terbukti

dengan

40%

guru

sudah

menyelesaikan magisternya dan hampir 50% sumber daya manusianya sudah memiliki
sertifikat profesional.
B. Jenis Penelitian
Berdasarkan jenisnya, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yaitu penelitian
yang hanya menggambarkan fenomena yang terjadi secara detail. Adapun tujuannya adalah
untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati serta
menjelaskan masalah yang ada, baik fenomena alamiah maupun buatan manusia. Fenomena
tersebut bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, kesamaan dan perbedaan
antara satu dengan yang lainnya. (Sumardi, 2008)
Secara umum penelitian kualitatif tidak menggunakan hipotesis, sehingga dalam
penelitian tidak perlu merumuskan hipotesis. Dalam penelitian ini, data yanag diperlukan
bukan angka-angka, tetapi berupa kata-kata, gambaran yang berasal dari hasil wawancara,
catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, dan dokumen lainnya.

12

C. Kehadiran Peneliti
Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif sebagai perencana, pelaksana
pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil
penelitiannya. (Lexy, 1996) Kehadiran peneliti diharuskan berbaur dan menyatu dengan
subjek peneliti (informan) sehingga kehadiran peneliti tidak dapat diwakilkan oleh angket
atau tes. Selama penelitian berlangsung dilakukan pengamatan dan wawancara secara
mendalam untuk pengeksplorasian fokus penelitian. (Nusa, 2012) Dengan demikian peneliti
harus membangun keakraban dan tidak menjaga jarak dengan subjek penelitian agar proses
penelitian dapat berlangsung secara efektif dan efesien.
D. Teknik Penentuan Subjek
subjek penelitian ditentukan secara purposive sampling yaitu penentuan sampel yang
difokuskan kepada informan-informan tentang fenomena yang diteliti dengan teknik snow
ball sampling yaitu menelusuri terus subyek yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan

penelitian. (Nana, 2009). Adapun penelusuran terhadap subjek penelitian yang dibutuhkan
terutama kepala madrasah, guru, dan pegawai yang berada di lingkungan MAN
Kualasimpang.
E. Data dan Sumber Data
1. Data Primer, merupakan data yang berhubungan dengan variabel peneliti dan
diambil dari responden hasil observasi dan wawancara dengan subjek peneltian.
Dalam hal ini penulis bekerja sama dengan kepala madrasah, wakil kepala
madrasah, komite, kepala dan staf tata usaha, guru-guru, siswa/i dan pegawai
madrasah selaku pelaksana manajemen sumber daya manusia.
2. Data Sekunder, merupakan data pendukung yang berasal dari buku arsip dan
laporan kegiatan pelaksanaan dan penyelenggaraan manajemen sumber daya
manusia.
3. Kepustakaan, sumber data kepustakaan diperlukan untuk memperjelas dan
memperkuat penelitian ini dan terutama dipergunakan untuk menyusun kerangka
berpikir penulis dalam menuangkan konsep yang ada kaitannya dengan penelitian
ini.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi

13

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan
dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala subjek yang diteliti.1 Observasi disebut juga
dengan pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan terhadap objek dengan menggunakan
seluruh indera. (Suharsimi, 1989). Dalam metode ini peneliti menggunakan teknik observasi
non partisipan, artinya tidak ikut dalam proses kegiatan yang dilakukan hanya mengamati dan
mempelajari kegiatan dalam rangka memahami, mencari jawaban dan mencari bukti terhadap
pelaksanaan manajemen sumber daya guru dalam meningkatkan mutu pendidikan.
2. Wawancara
Wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk
memperoleh informasi dari terwawancara, dengan kata lain wawancara merupaka teknik
pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak, dikerjakan dengan sistematis
berdasarkan tujuan umum penelitian. (Sutrisno, 2004). Wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara terstruktur, artinya wawancara dengan perencanaan, dimana
peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis guna
mendapatkan kumpulan data yang valid. Wawancara terstruktur ini digunakan untuk
mewawancarai kepala madrasah, wakil kepala, guru-guru, peserta didik dan pegawai.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik memperoleh data dari kumpulan dokumendokumen yang ada pada benda tertulis, seperti buku, buletin, catatan harian, dan sebagainya.
(Sutrisno, 2004) Adapun dokumen yang dimaksud adalah profil madrasah, rencana strategis,
dokumen tata usaha yang meliputi keadaan guru, pegawai, siswa, sarana dan prasarana yang
serta dokumen lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
G. Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data yang bersifat kualitatif
dengan deskriptif analitik non statistik. Analisis ini digunakan untuk mengungkapkan hasil
penelitian yang berhubungan dengan pelaksanaan manajemen sumber daya manusia yang
terdapat dalam lembaga tersebut. Proses analisis data dilakukan bersamaan dengan
pengumpulan data melalui beberapa tahapan mulai dari proses pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data dan verifikasi atau penarkan kesimpulan. (Mathew: 1992)
1. Data Collection (Pengumpulan Data)

1

Winaryo Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmu Dasar Metode dan Teknik (Bandung, Tarsito: 1990)

h. 162

14

Data dikumpulkan dengan berbagai teknik pengumpulan data (triangulasi), yaitu
merupakan penggabungan dari berbagai macam teknik pengumpulan data baik wawancara,
observasi, maupun dengan menggunakan dokumen. semakin banyak data yang terkumpul,
maka hasil penelitian yang didapat semakin valid. (Mathew: 1992)
Hasil yang telah dilakukan oleh peneliti dalam metode pengamatan, yaitu peneliti
melihat serta memahami secara langsung kegiatan yang ada di lingkungan madrasah.
Kemudian peneliti melakukan metode wawancara dengan kepala madrasah, wakil, guru dan
pegawai. Selanjutnya peneliti juga menggunakan metode dokumentasi, yaitu mencari dan
mengumpulkan dokumen-dokumen dan arsip-arsip yang terkait dengan pelaksanaan
manajemen sumber daya guru dalam peningkatan mutu pendidikan.
2. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data didasarkan pada relevansi dan kecukupan informasi yang mewakili
penjelasan manajemen sumber daya guru yang diterapkan di madrasah, kemudian dianalisis
dan dihubungkan dengan pelaksanaan manajemen sumber daya guru dengan tujuan
meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu, peneliti memilih data yang relevan dan
mempunyai makna. Peneliti melakukan seleksi dan memfokuskan data yang mengarah untuk
menjawab pertanyaan penelitian, kemudian menyusun secara efektif dan efesien dengan
fokus dan mengedepankan hal-hal yang dianggap penting dari hasil temuan yang berkaitan
dengan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia yang diterapkan di madrasah, dengan
tidak meninggalkan konsep-konsep mutu pendidikan untuk melihat implementasi
manajemennya.
Secara

sederhana,

reduksi

dalam

penelitian

ini

pada

hakikatnya

adalah

menyederhanakan, meminimalisir, dan menyusun secara sistematis dalam aspek manajemen
sumber daya guru di madrasah.
3. Data Display (Penyajian Data)
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah menyajikan data. Penyajian data
dapat berupa tabel, atau bentuk kumpulan kalimat. Melalui penyajian data dalam bentuk
display, maka data dapat terorganisir, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin

mudah untuk dipahami. Display data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat. Penyajian
data dngan menggunakan teks yang bersifat naratif. (Mathew: 1992)
Hasil dari reduksi kemudian disajikan dalam bentuk display data. Untuk penyajian
data, peneliti menggunakan uraian secara naratif, dengan tujuan agar dapat mengetahui

15

sejauh mana implementasi sumber daya guru yang diterapkan di MAN Kualasimpang dalam
usaha meningkatkan mutu pendidikan.
4. Verifying (Verifikasi)
Langkah berikutnya dalam analisis data adalah verifikasi yaitu memverifikasi data dan
menarik kesimpulan. Kesimpulan yang diambil harus didukung oleh data-data yang valid dan
konsisten, sehingga kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Membuat kesimpulan (verifikasi) dengan melihat kembali pada reduksi data maupun display
data, sehingga dengan demikian kesimpulan tidak menyimpang dari data yang dianalisis.
(Mathew: 1992).
HASIL PENELITIAN
1. Perencanaan Sumber Daya Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di
MAN Kualasimpang
Pimpinan madrasah melakukan perencanaan perekrutan tenaga honorer berdasarkan
evaluasi, data, dan kebutuhan tenaga serta selalu melibatkan semua unsur pengelola madrasah
di akhir tahun pelajaran. Dalam proses perekrutan dan seleksi juga mempertimbangkan
kemampuan sumbangsih sumber internal dan eksternal dengan tidak mengabaikan
kompetensinya. Hal ini termasuk pemanfaatan salah satu unsur sumber daya manusia yang
diterapakan oleh kepala madrasah. Didalam perencanaan sumber daya manusia untuk
meningkatkan mutu pendidikan, MAN Kualasimpang melakukan beberapa tahapan, yaitu:
a) Rekrutmen Sumber Daya Guru
Proses perekrutan di MAN Kualasimpang terlaksana sebagaimana pada umumnya di
madrasah-madrasah lain. Pihak madrasah khususnya pimpinan yang mempunyai prioritas
besar hanya bisa menentukan tenaga kerja (pendidik/kependidikan) sebagai tenaga honorer
saja tidak lebih, sedangkan tenaga pendidik dan kependidikan yang berstatus CPNS (calon
pegawai negeri sipil) pihak madrasah tidak mempunyai kekuatan untuk menentukan
kelulusan dan penempatannya.
b) Seleksi dan Orientasi
Seleksi untuk menentukan tenaga honorer yang akan menempati posisi yang
dibutuhkan oleh madrasah sesuai dengan kualifikasinya. Selain itu, calon tenaga baru
(honorer) harus mengetahui peraturan internal dari pimpinan yang termasuk ke dalam
kegiatan manajemen yang diterapkan oleh kepala madrasah di MAN Kualasimpang. Hal ini
sesuai dengan apa yang dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa tugas seleksi adalah menilai

16

sebanyak mungkin calon untuk memilih seorang atau sejumlah orang (sesuai dengan jumlah
yang diperlukan) yang paling memenuhi syarat pekerjaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan kegiatan seleksi untuk CPNS pihak madrasah tidak memberikan
konsekuensi apapun, karena persyaratan sudah ditentukan oleh pemerintahan dalam hal ini
Kementerian Agama melalui BKD (Badan Kepegawaian Daerah) secara tertulis maupun
online yang ditulis di website seleksi penerimaan CPNS.

Orientasi terhadap tenaga baru (pendidik dan kependidikan) di MAN Kualasimpang
pada umumnya dilakukan secara formal dan non formal sesuai bentuk orientasi yang
dilakukan dan tetap memberi peluang kepada tenaga baru untuk kiranya aktif bersosialisasi
dan melakukan pendekatan demi kenyamanan bagi tenaga baru dan pendekatan kepada
seluruh stakeholder madrasah.
c) Penempatan Sumber Daya Guru
MAN Kualasimpang sudah melakukan penempatan tenaga pendidik secara tepat dan
memberikan kesesuaian bagi tenaga yang baru maupun tenaga yang lama. Penempatan tenaga
baru honorer maupun PNS, disisi MAN Kualasimpang maupun Kementerian Agama Provinsi
Aceh tetap memperhatikan kompetensi, kinerja, loyalitas serta kedisiplinan waktu, terlebih di
MAN Kualasimpang sangat terkenal dengan kedisiplinannya. Untuk itu, pihak madrasah
terutama pimpinan sudah secara tepat menempatkan beberapa tenaga honorer di MAN
Kualasimpang dan dapat menyatukan keduanya termasuk patuh terhadap peraturan yang
dirancang dan diimplementasikan oleh tenaga pendidik dan kependidikan MAN
Kualasimpang.
2. Pengorganisasian Sumber Daya Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di
MAN Kualasimpang
a) Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan di MAN Kualasimpang dilengkapi dengan struktur organisasi
yang sistematis. Tenaga kependidikan di madrasah ini merupakan salah satu faktor
keberhasilan keaktifan dan kelulusan siswa. Bagaimana mereka mengelola data siswa
maupun guru-guru harus dikuasai dengan tenaga administrasi seperti bagian tata usaha.
Selanjutnya untuk data-data yang bersangkutan dengan sumber daya guru semuanya
ditangani oleh bagian tata usaha serta staf-stafnya.
b) Tenaga Pendidik
Kepala madrasah dalam hal ini memiliki tanggung jawab sepenuhnya terhadap
manajemen yang diterapakan di madrasahnya. Namun untuk memudahkan proses manajemen
serta kegiatan belajar mengajar kepala madrasah menunjuk para wakil-wakilnya yang mampu
17

memberikan komntribusi bagi peningkatan mutu pendidikan serta tidak terlepas dari
kompetensi dan profesionalitas masing-masing wakilnya, seperti bidang kurikulum, sarana
prasarana, kesiswaan, dan humas. Pada skema di atas wali kelas juga mempunyai peran aktif
mengatur kelasnya dan memberikan masukan atau teguran bagi guru yang masuk di kelas
mereka. Segala sesuatu yang dilakukan oleh wali kelas bertujuan untuk meningkatkan
kekreatifan serta minat belajar guna meningkatkan mutu pendidikan di MAN Kualasimpang.
3. Pelaksanaan Sumber Daya Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di
MAN Kualasimpang
a) Penataran, Pendidikan dan pelatihan
MAN Kualasimpang sering mengirimkan guru-guru untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan, baik pelatihan kurikulum, pemanfaatan media, bidang studi, kewirausahaan dan
pelatihan lainnya. Namun ketidakmaksimalan masih dirasakan pihak madrasah dan guru
terutama guru yang bukan PNS, karena mayoritas pelatihan yang diselenggarakan oleh
pemerintah diperuntukkan untuk guru PNS, walaupun ada pelatihan yang dilakukan oleh
madrasah tidak seimbang dengan apa yang diberikan saat mengikuti pelatihan pemerintah.
Untuk mengatasi hal tersebut, kepala madrasah sebagai pimpinan utama di MAN
Kualasimpang mensiasati hal tersebut dengan menitip “oleh-oleh” kepada guru-guru
sepulangnya dari mengikuti pelatihan untuk diberikan kepada teman-teman guru yang lain
termasuk kepala madrasah sendiri. Untuk itu, semua guru mendapatkan ilmu baru dari yang
didapat oleh guru-guru yang mengikuti penataran, pendidikan, dan pelatihan.
b) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Kegiatan yang dilakukan dalam forum MGMP MAN Kualasimpang harus dilalui
secara maksimal dan dapat dimanfaatkan. Untuk itu, dalam kegiatan ini setiap guru harus
dituntut mengeluarkan segala kemampuan serta keluh kesah dalam setiap menghadapi anak
didik. Semua akan dibahas dalam forum MGMP yang setiap rekan harus paham akan solusi
dari segala pertanyaan yang diajukan oleh sesama anggota MGMP. Dengan demikian
kegiatan yang diikuti tidak akan sia-sia belaka dan dapat menambah kepercayaan diri dalam
memotivasi anak didik serta mampu meningkatkan mutu pendidikan di MAN Kualasimpang.
c) Pengelolaan dan Pendayagunaan
Kepala madrasah benar-benar menerapkan sistem pemanfaatan waktu dengan
mengaplikasikannya untuk pegawai, guru, sampai ke siswa/i MAN Kualasimpang. Ketika
pendekatan yang dilakukan kepala madrasah sudah dapat dipahami oleh target (guru dan
siswa), maka proses selanjutnya akan lebih mudah untuk diterapkan di lingkungan MAN
18

Kualasimpang. Seperti kedisiplinan waktu, kepala madrasah memberikan keteladanan dengan
datang lebih awal dan pulang paling telat. Hal ini bertujuan untuk membiasakan diri para
guru dan siswa untuk menghargai waktu dengan cara memanfaatkannya saat waktu kosong.
d) Pengembangan Karier Profesi Guru
Ketika ada waktu dan dana untuk guru yang ingin meningkatkan mutu melalui studi
lanjutan, pihak pemerintah mempersulit pengurusan surat izin belajar. Walaupun tidak semua
tenaga pendidik mengalami hal yang sama dengan guru bidang studi MAN Kualasimpang.
Akan tetapi, hal ini merupakan harapan bagi siapa saja yang hendak meningkatkan mutu
melalui kegiatan pengembangan agar kiranya dipermudah pengurusan administrasi karena
kegiatan tersebut semata-mata bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru
untuk dapat memotivasi dan mengembangkan kreativitas anak didik agar mutu pendidikan di
suatu lembaga termasuk MAN Kualasimpang meningkat secara continue.
e) Kompensasi
Manajemen MAN Kualasimpang menyadari bahwa apa yang telah diberikan
pegawainya tidak sesuai dengan apa yng mereka terima. Untuk itu pimpinan madrasah
membuat senyaman mungkin pegawainya untuk tetap bekerja mendedikasikan dirinya di
madrasah ini. Pelaksanaan manajemen sumber daya guru dalam aspek kompensasi atau balas
jasa dilakukan sesuai dengan prosedur dari sebuah organisasi pendidikan. pemberian
kompensasi di MAN Kualasimpang dilakukan dengan memanfaat dana bantuan yang telah
disiapkan masing-masing sesuai dengan tugas dan kinerjannya masing-masing.
4. Pengawasan Sumber Daya Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di
MAN Kualasimpang
a) Pengawasan Kinerja Guru
Pengawasan yang dilakukan pimpinan madrasah sudah sesuai dengan prosedur
walaupun tidak merata yang dilakukan oleh kepala MAN Kualasimpang. Pengawasan yang
dilakukan semata-mata bertujuan untuk membiasakan diri teruatama ketika kepala madrasah
tidak di tempat. Selain itu guru-guru yang hadir tepat waktu, secara psiklogi guru tersebut
memberikan tauladan kepada siswa/i MAN Kualasimpang.
b) Penilaian Kinerja Guru
Penilaian kinerja dibagi menjadi dua, yaitu Penilaian Kinerja Guru (PKG) Formatif
sebagai target kerja dan Penilaian Kinerja Guru (PKG) Sumatif sebagai evaluasi hasil kerja.
Keduanya dibuat untuk semua sumber daya guru dan sekaligus berguna untuk tenaga

19

pendidik yang berstatus PNS sebagai salah satu persyaratan kenaikan pangkat. Dengan
melihat laporan dan tugas yang dbuat setiap awal dan akhir tahun ajaran, kepala madrasah
dapat melihat tenaga pendidik mana yang mempunyai kinerja bagus serta loyalitas terhadap
tugas yang diberikan.
KESIMPULAN
Perencanaan (planning) sumber daya guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di
MAN Kualasimpang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pengadaan sumber daya
manusia. Dengan demikian MAN Kualasimpang melakukan rekrutmen sumber daya guru,
seleksi dan orientasi, serta penempatan sumber daya guru yang sesuai dengan kompetensi dan
profesionalitasnya. Pengorganisasian (organizing) dilakukan sesuai dengan profesionalitas
masing-masing sumber daya guru. Kepala madrasah sebagai pimpinan madrasah memiliki
andil besar dalam memberikan posisi utama maupun tambahan yang bertujuan untuk
memaksimalkan sistem organisasi.
Pelaksanaan (actuating) sumber daya guru melakukan kegiatan penataran, pendidikan
dan pelatihan, musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), pengelolaan dan pendayagunaan
sumber daya guru, mengembangkan profesional seorang guru, serta pemberian kompensasi
atau balas jasa. Pengawasan (organizing) dilakukan secara menyeluruh. Kepala madrasah
sebagai pimpinan melakukan pengawasan dengan cara kunjungan kelas dan mengawasi
kinerja dari setiap guru. Selanjutnya melakukan penilaian kinerja dengan cara pembuatan
PKG formatif sebagai target awal tahun dan PKG sumatif sebagai evaluasi hasil kinerja.

DAFTAR PUSTAKA
20

Anatan, Lina dan Lena Ellitan, Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Bisnis Modern.
Bandung: Alfabeta, 2007.
Arcaro, Jerome S., Quality in Education: An Implementaion Handbook terj. Yosal Iriantara.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet ke II, 2005.
Arikunto, Suharisimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis. Jakarta, Bina Aksara:
1989.
Atmodiwiro, Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Ardadizya Jaya, 2000.
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru.
Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2000.
Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam; Transformasional Menuju
Sekolah/Madrasah Unggul. Malang: UIN Malang Press, 2010.
Burhanuddin, Guru dan Pembelajaran, Harian Waspada, 25 November 2015.
Danim, Sudarwan, Pengembangan Profesi Guru: dari Pra Jabatan, induksi, ke Profesional
Madani, Jakarta: Prenadamedia, cet ke 3, 2015.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an & Terjemahnya. Bandung: Diponegoro, 2010.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Utama,
Edisi Keempat, 2008.
duniapelajar.com/mutu-pendidikan diakses pada 20 November 2015.

El Widdah, Minnah, et. al., Kepemimpinan Berbasis Nilai dan Pengembangan Mutu
Madrasah, Bandung: Alfabeta, 2012.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research II. Yogyakarta, Andi Offset, 2004.
Hadijaya, Yusuf, Menyusun Strategi Berbuah Kinerja Pendidik Efektif (Medan: Perdana
Publishing, 2013)
Hadis, Abdul dan Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010.
Hafifuddin, Didin dan Hendri Tanjung, Manajemen Praktik. Bandung: Gema Insani, 2010.
Hasbullah, Otonomi Pendidikan - Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya terhadap
penyelenggaraan pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo, 2006.

Hasibuan, Malayu P., Manajemen Sumber Daya Manusia . Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
Heryati, Yeti dan Mumuh Muhsin, Manajemen Sumber Daya Pendidikan. Bandung: Pustaka
Setia, 2014.
Hoyle, Eric, The Process of Management. Milton Keynes, Open University Press, 1981.
Ibrahim, Muhdi B. Hi, Manajemen Sumber daya Manusia . Bandung: Citapustaka Media,
2011.
21

Idris, Jamaluddin, Manajerial dan Manajemen. Bandung: Citapustaka Media, 2013.
Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, cet ke 2, 2013.
Kartini, Pengantar Metodologi Research Sosial. Bandung, Mandar Maju: 1990.
Lewis, Philip V, Organizational Communication: The Essence of Effective Management.
New York: John Willey & Sons, Third Edition, 1987.
Madaliya, Manajemen Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Guru di Madrasah Aliyah
Pesantren Ar Raudhatul Hasanah Kota Medan. Medan: PPS IAIN SU, 20012.

Makbuloh, Deden, Manajemen Mutu Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo, 2011.
Mangkunegara, Anwar Prabu, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Jakarta: Raja
Grafindo, 2009.
Manullang, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Citapustaka, 2014.
Masaong, Abdul Kadim, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru.
Bandung: Alfabeta, 2013.
Meihara Siregar, Betty Ira, Manajemen Pengembangan Profesionalisme Sumber Daya Guru
Madrasah Tsanawiyah Negeri Dolok Sanggul. Medan: PPS IAIN SU, 2013.

Miles, Mathew B. dan A.M. Hubermen, an Expended Source Book: Quality Data Analysis,
Qualitative. Terj. Tjetjer R. Rohadi. Jakarta, UI-Press: 1992.

Moeleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif. Bandung, Remaja Rosdakarya: 1996.
Mudlofir, Ali, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi, dan Aplikasinya dalam Peningkatan
Mutu Pendidik di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.

Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam (dari Paradigma Pengembangan, Manajemen
Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran). Jakarta: Rajawali Pers,

2013.
Munartua, Pelaksanaan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Kinerja
Guru Madrasah Aliyah (MAN) 2 Model Padangsidimpuan . Medan: PPS IAIN SU,

2012.
Mutohar, Prim Masrokan, Manajemen Mutu Sekolah; Strategi peningkatan mutu dan Daya
Saing Lembaga Pendidikan Islam. Yogyakarta: ar-Ruzz Media, 2013.

Nawawi, Hadari, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif.
Yogyakarta: UGM Press, 2003.
, Pendidikan dalam Islam. Surabaya: al-Ikhlas, 1992.
Notoatmodjo, Soekija, Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana, cet. 4,
2009.
22

Prabowo, Sugeng Listyo, Manajemen Pengembangan Mutu Sekolah/Madrasah. Malang:
UIN-Malang Press, 2008.
Putra, Nusa dan Santi Lisnawati, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam. Bandung,
Remaja Rosdakarya: 2012.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2008.
Rivai, Veithzal, Education Management; Analisis Teori dan Praktik. Jakarta, Raja Grafindo,
cet-2, 2010.
, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik.
Jakarta, Raja Grafindo, 2003.
, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan; dari Teori ke Praktik.
Jakarta: Raja Grafindo, cet. 4, 2008.
Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter, Management. New Jersey: Practice-Hall
International, Inc, Sixth Edition, 1999.
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relaction & Media Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo,
2000.
Saefullah, U., Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2012.
Sagala, Syaiful, Manajemen Stratejik dalamMeningkatkan Mutu Pendidikan. Bandung:
Alfab