PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK
MENDIAGNOSA PENYAKIT STROKE ISKEMIK DENGAN
MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN PHP DAN MYSQL.
Romy Ramanda “,Guslendra S.kom, M.kom”, Abulwafa Muhammad, S.kom, M.kom”
1)Teknik Informatika,UPI “YPTK”, Padang
email: rommyramanda@gmail.com
2) Guslendra S.kom, M.kom
email: Guslendra@ymail.com
3) Abulwafa Muhammad S.kom, M.kom
email: abil.wafa@ymail.com

ABSTRACT
The current era of technological development is very rapid, one of which is a system that is able to
adopt the technology and human thinking process that expert systems, where the system is a system containing
an expert knowledge that is applied to a system. The purpose of this system is that everyone can use to help
solve a specific problem, in this case I tried to implement an expert system for diagnosing ischemic stroke
disease using Fordward Chaining method, where in the process soerang user or users will be faced with some
questions based on symptoms of the disease, and get the results of the diagnosis according to the answers of the
questions asked by the system.
With the existence of this system is expected to provide benefits to the people who use it, which can
help people to diagnose diseases such as stroke ischemic stroke transient ischemic attack (TIA) and stroke RIND

and diseases associated with ischemic srtoke namely diabetes mellitus, hypertension, heart failure, stroke and
chronic renal failure and can find ways of prevention and treatment. In designing the system is built using the
programming language PHP and MySql
Keyword : Expert System, Disease of ischemic stroke, PHP & Mysql

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Stroke adalah suatu gangguan pendarahan dara
di otak. Organisasi kesehatan World Health
Organization (WHO) mendefinisikan stroke sebagai
sindrom klinis dengan “Gangguan fokal atau global
dari fungsi otak yang berkembang dengan cepat,
dengan gejala yang bertahan lebih dari 24 jam atau
lebih atau dapat menyebabkan kematian, dengan
penyebab yang tak lain berasal dari gangguan sirkulasi
darah”.
Stroke iskemik terjadi ketika asupan oksigen ke
bagian tertentu dari otak terhalang sebentar, lalu
kembali normal. Halangan tersebut biasanya
disebabkan oleh penyempitan arteri otak karena

aterosklerosis atau gumpalan darah kecil yang terbawa
masuk dari tempat lain dalam tubuh dan menyumbat
arteri otak. Kebanyakan stroke iskemik hanya
berlangsung kurang dari sepuluh menit dengan gejala
yang bersifat temporer. Sebagian stroke iskemik
lainnya berlangsung hingga beberapa jam. Bila
berlanjut lebih dari 24 jam maka dikategorikan
sebagai stroke biasa.
Meskipun seorang pakar adalah orang yang
ahli dibidangnya, namun dalam kenyataannya seorang

pakar mempunyai keterbatasan daya ingat dan stamina
kerja yang salah satunya faktornya mungkin
disebabkan karena usia dari seorang pakar dan suatu
ketika bisa saja melakukan kesalahan pada hasilnya
diagnosa yang bisa beelanjut pada kesalahan solusi
yang diambil.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut
ditawarkan pemanfaatan teknologi, seperti diketahui
saat ini telah berkembang bidang studi Artificial

Intelegence (AI) atau kecerdasan buatan yang
mempelajari serta mampu meniru kecerdasan
manusia. Salah satu cakupan AI adalah sistem pakar
(Expert System) yang diperuntukan seorang pakarguna
membantu masyarakat awam. Sietem pakar adalah
suatu cabang kecerdasan buatan yang menggunakan
pengetahuan-pengetahuan khusus yang dimiliki oleh
seorang ahli untuk menyelesaikan suatu masalah
tertentu.
Oleh karena itu perlu dibangun sebuah aplikasi
yang mampu mendiagnosa penyakit Stroke dan cara
pengobatannya. Dengan latar belakang tersebut
penulis tertarik untuk melakukan penelitian, dan
memberikan pencegahan atau penanggulangankepada
masyarakat yang terindentifikasi suatau penyakit
stroke.

Beradasarkan uraian dia atas penulis
bermaksud menuangkan dalam Tugas Akhir dengan
judul : “PERANCANGAN APLIKASI SISTEM

PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT
STROKE
ISKEMIK
DENGAN
MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN
PHP DAN MYSQL” Dalam pembuatannya,
perancangan yang dibuat menggunakan bahasa
pemrograman PHP & MYSQL.
Rumusan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang dari pemilihan
judul di atas, maka dapat dirumuskan masalahmasalah yang dihadapi sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem pakar mampu memberikan
informasi mengenai Penyakit Stroke iskemik
(stroke iskemik TIA, Stroke iskemik RIND, dan
penyakit lainnya seperti Diabetes Mellitus,
Hipertensi, Gagal Jantung , Gagal ginjal kronik),
baik gejala maupun solusinya ?
Bagaimana mesin inferensi dapat melakukan
penelusuran
penyakit,

gejala,
sehingga
menghasilkan suatu informasi atau solusi ?
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka
penulis dapat mengemukakan hipotesis sebagai
berikut :
1. Sistem yang dirancang dapat memberikan
informasi mengenai gejala serta solusi dari
Penyakit Stroke iskemik (stroke iskemik TIA,
Stroke iskemik RIND, dan penyakit lainnya seperti
Diabetes Mellitus, Hipertensi, Gagal Jantung ,
Gagal ginjal kronik) yang didapat dari seorang
pakar dan dapat digunakan kapanpun, serta tidak
membutuhkan waktu yang lama
dalam
mendiagnosanya.
2. Metode Forward Chaining digunakan untuk
mendapatkan hasil keputusan yang maksimal
3. tenaga medis atau peralatan medis secara

4. langsung.
5. Memperkenalkan suatu aplikasi yang baru yang
dirancang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
pada saat sekarang ini.
6. Dengan system yang akan di buat ini dapat
mempermudah masyarakat dalam memgenali
jenis penyakit stroke iskemik.
Manfaat Penelitian
Disamping tujuan penelitian penulis juga
menguraikan manfaat penelitian :
1. Bagi penderita penyakit stroke iskemik
Dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
penulis, penderita penyakit stroke iskemik dapat
mengetahui segala informasi yang berhubungan
dengan penyakit stroke iskemik dari gejala, dan
bagaimana cara penanggulanggannya.
2.

Bagi penulis


dalam upaya untuk menanggulangi Penyakit
Stroke iskemik
(stroke iskemik TIA, Stroke
iskemik RIND, dan penyakit lainnya seperti
Diabetes Mellitus, Hipertensi, Gagal Jantung ,
Gagal ginjal kronik).
Batasan Masalah
Agar penulisan tugas akhir ini lebih terarah dab
terstruktur, maka penulis melakukan pembatasan
masalah terhadap penulisan tugas akhir ini. Batasanbatasan dalam penelitian ini antara lain :
1. Perancangan program aplikasi sistem pakar
menggunakan bahasa pemograman PHP dan
MySQL sebagai databasenya
2. Sistem pakar ini hanya membahas diagnosa
penyakit stroke iskemik dan upaya untuk
pencegahannya.
3. Solusi yang diberikan berupa informasi untuk
diketahui oleh masyarakat umum khususnya
penderita stroke iskemik berdasarkan data-data
masukan yang dapat membantu untuk

penanganan selanjutnya.
4. Sistem pakar ini dalam mendiagnosa penyakit
stroke dan upaya untuk pencagahan dengan
menggunakan metode Forward Chaining

berbasis Web.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukan penelitian
adalah untuk :
1. Membantu bagi penderita penyakit stroke
iskemik dalam mengetahui jenis penyakit dan
gejalanya serta penangulanngannya melalui
pengolahan komputer, sehingga penanganan
lebih lanjut terhadap penyakit tersebut dapat
dengan cepat dilakukan.
2. Dapat dinilai lebih mengefesienkan waktu dan
hemat biaya, jika dibandingkan menggunakan

3.


a.

Dapat memperdalam ilmu pengetahuan
terutama dalam bidang ilmu Sistem Pakar.

b.

Dapat Memplajari tentang penyakit yang di
teliti dan mengetahui cara pencegahan dan
pengobatannya.

c.

Pengetahuan cara kerja metode Forward
chianing dan melakukan pengambilan
keputusan
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan
Dapat memberikan sumbangan yang besar
terhadap ilmu pengetahuan khususnya ilmu
Sistem Pakar.


LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)
Rekayasa Perangkat Lunak (software
engineering) menurut Pressman
(2001) adalah
pengembangan
dan
penggunaan
prinsip
pengembangan suara untuk memperoleh perangkat
lunak secara ekonomis yang dapat dipercaya (reliable)
dan dapat bekerja secara efisien pada mesin nyata.
Sedangkan rekayasa perangkat lunak menurut Steward
(1987) adalah pengelolaan suatu permintaan,
teknologi komputer, kemampuan seseorang, waktu,
dan biaya untuk membuat suatu produk perangkat
lunak sesuai permintaan pelanggan dengan timbal
balik sebuah kepuasan kepada si pembuatnya.
2.2 Model Proses Perangkat Lunak (RPL)

Pada rekayasa perangkat lunak, banyak model
yang telah dikembangkan untuk membantu proses
pengembangan perangkat lunak. Model-model ini
pada umumnya mengacu pada model proses
pengembangan sistem yang disebut System
Development Life Cycle (SDLC) seperti terlihat pada
Gambar dibawah ini:

Gambar 2.1 System Development Life Cycle (SDLC)

Ada banyak model pengembangan perangkat
lunak, Beberapa diantaranya adalah Waterfall Model
dan Prototyping Model.
1. Waterfall Model (Air Terjun)
Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential
Model”. Model ini sering disebut dengan “classic life
cycle” atau model waterfall. Model ini adalah model
yang muncul pertama kali yaitu sekitar tahun 1970
sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan
model yang paling banyak dipakai didalam Software
Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan
secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan
sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding,
testing/verification, dan maintenance. Disebut dengan
waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus
menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan
berurutan.
Waterfall Model adalah sebuah metode pengembangan
software yang bersifat sekuensial dan terdiri dari 6
tahap yang saling terkait dan mempengaruhi seperti
terlihat pada gambar berikut :

Sumber: http://nasirudin.blog.ugm.ac.id/metodepengembangan-software/
Gambar 2.2 Gambar Pemodelan Waterfal

Gambar di atas adalah tahapan umum dari model
proses ini. Akan tetapi (Pressman, 2007) Memecah
model ini menjadi 6 tahapan meskipun secara garis
besar sama dengan tahapan-tahapan model waterfall
pada umumnya. Berikut adalah penjelasan dari tahaptahap yang dilakukan di dalam model tersebut
1. System / Information Engineering and
Modeling.
Permodelan ini diawali dengan mencari
kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan
diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini
sangat penting, mengingat software harus dapat
berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain
seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering
disebut dengan Project Definition.
2. Software Requirements Analysis.
Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan
difokuskan pada software. Untuk mengetahui
sifat dari program yang akan dibuat, maka para
software engineer harus mengerti tentang domain
informasi dari software, misalnya fungsi yang
dibutuhkan, user interface, dsb. Dari 2 aktivitas
tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan
software)
harus
didokumentasikan
dan
ditunjukkan kepada pelanggan.
3. Design.
Proses ini digunakan untuk mengubah
kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi
ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum
coding
dimulai.
Desain
harus
dapat
mengimplementasikan kebutuhan yang telah
disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2
aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus
didokumentasikan sebagai konfigurasi dari
software.

4.

Coding.

5.

Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini
adalah komputer, maka desain tadi harus diubah
bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti
oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman
melalui proses coding. Tahap ini merupakan
implementasi dari tahap design yang secara
teknis nantinya dikerjakan oleh programmer .
Testing / Verification.

6.

Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan.
Demikian juga dengan software. Semua fungsifungsi software harus diujicobakan, agar
software bebas dari error, dan hasilnya harus
benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah
didefinisikan sebelumnya.
Maintenance.
Pemeliharaan suatu software diperlukan,
termasuk di dalamnya adalah pengembangan,
karena software yang dibuat tidak selamanya
hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja
masih ada eror kecil yang tidak ditemukan
sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur
yang belum ada pada software tersebut.
Pengembangan diperlukan ketika adanya
perubahan dari eksternal perusahaan seperti
ketika ada pergantian sistem operasi, atau
perangkat lainnya.

menirukan perilaku manusia. Agar komputer dapat
bertindak seperti dan sebaik manusia maka komputer
diberikan pengetahuan dan kemampuan untuk menalar
agar dapat mendapatkan pengalaman seperti layaknya
manusia. Ada tiga tujuan kecerdasan buatan, yaitu:
membuat komputer lebih cerdas, mengerti tentang
kecerdasan, dan membuat mesin lebih berguna. Yang
dimaksud kecerdasan adalah kemampuan untuk
belajar atau mengerti dari pengalaman, memahami
pesan yang kontradiktif dan ambigu, menanggapi
dengan cepat dan baik atas situasi yang baru,
menggunakan penalaran dalam memecahkan masalah
serta menyelesaikannya dengan efektif (Winston dan
Prendergast, 1994).

Cakupan aktivitas dari prototyping model terdiri

2.3 Sistem Pakar (Expert System)
2.3.1 Pengertian Sistem Pakar (Expert System)
Terdapat beberapa definisi tentang sistem pakar,
antara lain:
1. Menurut William Stubblefield dan George F.
Lugger (1993), menjelaskan bahwa sistem pakar
adalah suatu program yang dapat menirukan
seorang pakar.
2. Menurut E. Fraim Turban (1992), menjelaskan
bahwa sistem pakar adalah sebuah program yang
mengkomputerisasikan laporan yang mencoba
untuk menirukan proses pemikiran dan
pengetahuan dari pakar – pakar dalam
menyelesaikan masalah
3. Menurut Garratano dan Riley (1989),
menjelaskan bahwa sistem pakar adalah suatu
sistem komputer yang bisa menyamai atau
meniru kemampuan seorang pakar.
Sistem pakar menurut Turban (1995). Disusun
oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan
pengembangan (development environment) dan
lingkungan konsultasi (consultation environment) .
Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan
untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam
lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan
konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar
guna memperoleh pengetahuan pakar.

1.

2.3.2

2. Prototyping Model
Prototyping adalah salah satu pendekatan dalam
rekayasa perangkat lunak yang secara langsung
mendemonstrasikan bagaimana sebuah perangkat
lunak atau komponen-komponen perangkat lunak akan
bekerja dalam lingkungannya sebelum tahapan
konstruksi aktual dilakukan (Howard, 1997).
Prototyping model dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa tipe seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.3 Klasifikasi prototyping model (Harris, 2003)

dari :

2.
3.

Mendefinisikan objektif secara keseluruhan
dan mengidentifikasi kebutuhan yang sudah
diketahui
Melakukan perancangan secara cepat
sebagai dasar untuk membuat prototype.
Menguji coba dan mengevaluasi prototype
model dan kemudian melakukan
penambahan dan perbaikan-perbaikan
terhadap prototype yang sudah dibuat

2.2 Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence )
2.2.1 Pengertian Kecerdasan Buatan (Artificial
Intelligence )
Menurut John McCarthy (1956), kecerdasan
buatan adalah suatu sistem komputer yang terbentuk
untuk mengetahui dan memodelkan proses-proses
berpikir manusia dan mendesain mesin agar dapat

Ciri-ciri Sistem Pakar.
Menurut Arhami, Muhamad (2004), dalam
pembuatan sistem pakar harus diketahui ciri-ciri dan
kategori masalah sistem pakar. Pada umumnya sistem
pakar bersifat:
1. Memiliki informasi yang handal, baik dalam
menampilkan langkah-langkah antara maupun
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang
proses penyelesaian.
2. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah
atau menghapus suatu kemampuan dari basis
pengetahuannya.
3. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.
4. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi.
Selain Arhami (Kusrini, 2008) juga menyatakan
beberapa ciri-ciri dari sistem pakar, yaitu :
1. Terbatas pada bidang keahlian yang spesifik.

2.

3.
4.
5.
6.
7.

Dapat mengemukakan rangkaian alasan-alasan
yang diberikan dengan cara yang dapat
dipahami.
Dapat memberikan penalaran untuk data-data
yang tidak lengkap atau tidak pasti.
Berdasarkan rule atau kaidah tertentu.
Dirancang untuk dikembangkan secara bertahap.
Keluaran bersifat anjuran atau nasehat.
Keluaran tergantung dari dialog dengan user .

Keuntungan Sistem Pakar.
Ada beberapa kelebihan yang dapat diperoleh
dari pembuatan sistem pakar menurut Arhami,
Muhamad (2004), yaitu:
1. Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih
mudah didapat.
2. Meningkatkan output dan produktivitas.
3. Menyimpan kemampuan dan keahlian pakar.
4. Meningkatkan reabilitas.
5. Memberikan respons (jawaban) yang cepat.
6. Merupakan panduan yang cerdas.
7. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang
lengkap dan mengandung ketidakpastian.
8. Basis data cerdas, bahwa sistem pakar dapat
digunakan untuk mengakses basis data dengan
cara cerdas.

3.

Inference engine merupakan modul yang berisi
program tentang bagaimana mengendalikan
proses reasoning.
Ada 2 metode inferensi yang penting dalam
sistem pakar yaitu: Pelacakan Kedepan (forward
chaining) dan Pelacakan Kebelakang (backward
chaining). Namun pada pembahasan kali ini
sesuai dengan metode yang penulis pakai maka
penulis hanya akan menjelaskan tentang
Pelacakan Kedepan (forward chaining).

2.3.3

2.3.4

Kelemahan Sistem Pakar.
Selain sistem pakar mempunyai kelebihan,
menurut Arhami, Muhamad (2004), sistem pakar juga
mempunyai kelemahan, yaitu:
1. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan di
mana pengetahuan tidak selalu bisa didapatkan
dengan mudah, karena kadangkalapakar dari
masalah yang kita buat tidak ada, dan kalaupun
ada kadang-kadang pendekatan yang dimiliki
oleh pakar berbeda-beda.
2. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benarbenar berkualitas tinggi sangatlah sulit dan
memerlukan biaya yang sangat besar untuk
pengembangan dan pemeliharaanya.
3. Boleh jadi sistem pakar tidak dapat membuat
keputusan.
4. Sistem pakar tidak 100% benar. Oleh karena itu
perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan.
2.4 Metode Inferensi
1.

2.

Metode
Inferensi
(Ensiklopedia,
2011),
merupakan proses untuk menghasilkan informasi
dari fakta yang di ketahui atau di asumsikan.
Inferensi adalah konklusi logis (logical
conclusion) atau implikasi berdasarkan informasi
yang tersedia.
Dalam sistem pakar proses
inferensi di lakukan dalam suatu modul yang di
sebut inference engine (Mesin inferensi).
Ketika Representasi Pengetahuan (RP) pada
bagian knowledge base telah lengkap. Atau
paling tidak telah berada pada level yang cukup
akurat, maka RP tersebut telah di gunakan.

2.4.1 Pelacakan Kedepan (Fordward Chaining )
Forward Chaining berarti menggunakan
himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode ini, data
digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan
dijalankan, kemudian aturan terserbut dijalankan.
Mungkin proses menambahkan data ke memori kerja.
Proses diulang sampai ditemukan suatu hasil (Wilson,
1998).
Metode inferensi Forward Chaining cocok di
gunakan untuk menangani masalah pengendalian
(controling) dan peramalan (Prognosis) (Giarattano
dan Riley, 1994).
Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari
informasi masukan dan selanjutnya
mencoba
menggambarkan kesimpulan, Forwa rd Chaining
mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF dari
aturan IF-THEN. Prosesnya dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:

Sumber: http://diskusikuliah.wordpress.com
Gambar 2.4 Proses Forward Chaining

2.4.2 Pelacakan Kebelakang (Backward Chaining )
Backward Chaining merupakan suatu teknik
pelacakan yang dimulai dari sekumpulan kesimpulan,
lalu hipotesa yang diinginkan, kemudian dengan
mempergunakan kaidah-kaidah yang ada akan dicari
sejumlah besar kondisi awal fakta-fakta yang
mendukung kaidah-kaidah tersebut. Pencocokan fakta
atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan.
Metode Backward Chaining akan ditunjukkan pada
gambar berikut:

Sumber: http://freezcha.wordpress.com/2010/02/27/sistempakar/
Gambar 2.5 Proses Backward Chaining

Dari kedua Metode inferensi tersebut
dipengaruhi oleh tiga macam penelusuran, yaitu:
1.

Breadth-First Search (BFS)
Bergerak dimulai dari akar terus ke level 1 dari
kiri ke kanan Kemudian ke level selanjutnya
hingga solusi ditemukan.

Sumber: http://mahendracollage.blogspot.com/2011/04/bestfirst-search.html
Gambar 2.8 Teknik penelusuran Best-First Search

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Penelitian

Sumber: http://aiukswkelasgkelompok7.wordpress.com
Gambar 2.6 Teknik penelusuran BFS

2. Depth-First Search (DFS)
Proses pencarian dilakukan pada semua anaknya
sebelum dilakukan pencarian ke node-node yang
selevel yang bergerak menurun ke tingkatan
dalam yang berurutan.

Sumber: http://aiukswkelasgkelompok7.wordpress.com
Gambar 2.7 Teknik penelusuran DFS

3.

Best-First Search

Metode ini merupakan kombinasi dari metode depthfirst search dan breadth-first search.

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian

3.2 Tahapan Penelitian
3.2.1 Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data, data didapatkan
dari berbagai sumber seperti diperoleh dari artikelartikel, e-book, jurnal, dan diperoleh dari referensireferensi lain, dan penelitian ini nantinya akan
dilakukan wawancara terhadap pakarnya, agar data
yang didapatkan lebih akurat.
Didalam melakukan penelitian ini, metodemetode yang penulis lakukan adalah:
1.
Penelitian Lapangan (Field Research)
Pengumpulan data dan informasi dilakukan
dengan cara melakukan pengambilan data
langsung guna menyelesaikan laporan tugas
akhir ini, seperti mengadakan Wawancara
dengan seorang Pakar.
Adapun tempat wawancara yang penulis
lakukan bertempat di :
Waktu
: Senin, 12 November 2012
Tempat
: Jln. Teuku Umar no. 88
Muara Bungo - Jambi
Nama Dokter : dr. Ramli P. Nainggolan, SpS
2.
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Dalam metode ini kami membaca dan
mempelajari sumber-sumber yang akan

mendukung penulisan ini. Sumber tersebut
dapat berupa buku-buku dan hasil penelitian.
Untuk buku dapat berbentuk teks maupun
ensiklopedia. Sedangkan untuk hasil penelitian
dapat berupa laporan penelitian, jurnal ilmiah,
dan skripsi. Termasuk dalam kategori ini
bahan-bahan yang dipublikasikan secara online (akses internet).
3.2.2 Analisa Data
Tahapan analisa data adalah tahapan dimana
seluruh data dianalisa, mengidentifikasi masalah yang
ada, menentukan rancangan sistem dan langkah
langkah yang dibutuhkan untuk perancangan yang
diinginkan. Pada tahap inilah nantinya akan dilakukan
evaluasi kinerja.

3.

4.

3.2.3 Analisa Sistem
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui apa
saja kebutuhan yang di butuhkan untuk merancang
program
untuk mendiagnosa penyakit Dalam
(Stroke Iskemik TIA, Stroke Iskemik RIND dan
disertai penyakit lainnya yaitu Diabetes Mellitus,
Hipertensi, Stroke, Gagal Jantung dan Gagal ginjal
kronik), dan bagaimana kerja dari program yang
dirancang seperti kerja dari input, proses, dan
outputnya. sehingga sistem pakar yang di rancang
menjadi
efektif
dan
efesien
dalam
pengimplementasiannya nanti.
3.2.4 Perancangan Sistem
Tahap ini dilakukan sebelum melakukan
coding. Tahap ini bertujuan untuk memberikan
gambaran apa yang seharusnya dikerjakan dan
bagaimana
tampilannya.
Sebelum
melakukan
gambaran tentang perancangan sistem ini, ada
beberapa tahapan untuk menganalisis data yang ada
yaitu dengan cara menggunakan metode UML (unfied
modelling leaguage ) antara lain:
1. Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas
yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang
ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem,
dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case
mempesntasikan sebuah interaksi antara actor
dengan sistem. Use case merupakan sebuah
pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem,
meng-create sebuah daftar belanja dan
sebagainya. Seorang actor adalah sebuah entitas
manusia atau mesin yang berinteraksi dengan
sistem untuk melakukan pekerkaan-pekerjaan
tertentu.
2. Class Diagram
Class adalah sebuah spesifikasi yang jika
diinstansi akan menghasilkan sebuah objek dan
merukan inti dari pengembangan dan desain
berorientasi objek. Class menggambarkan
keadaan (atribut/property) suatu sistem, sekaligus
menawarkan layanan untuk memanipulasi
keadaan tersebut (metode/fungsi).

5.

6.

State Chart Diagram
State chart diagram menggambarkan transisi dan
perubahan keadaan (dari satu state ke state
lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat
dari stimulisi yang diterima. Pada umumnya state
chart diagram menggambarkan class tertentu
(satu class dapat memiliki lebih dari satu state
chart diagram). Dalam UML, state digambarkan
berbentuk segiempat dengan sudut membulat dan
memuliki nama sesuai kondisinya saat itu.
Transisi antar state umumnya memiliki kondisi
guard yang merupakan syarat terjadinya transisi
yang bersangkutan, dituliskan dalam kurung siku.
Action yang dilakukan sebagai akibat dari event
tertentu dituliskan dengan diawali garis miring.
Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi
antar objek di dalam dan di sekitar sistem
(termasuk pengguna, display, dan sebagainya)
berupa message yang digambarkan terhadap
waktu. Sequence diagram terdiri antar dimensi
vertical (waktu) dan dimensi horizontal (objekobjek yang terkait). Sequence diagram biasa
digunakan untuk menggambarkan scenario atau
rangkaian langkah-langkah yang dilakukan
sebagai respons dari sebuah event untuk
menghasilkan output tertentu. Masing-masing
objek, termasuk actor, memiliki lifeline vertical.
Message digambarkan sebagai garis berpanah dari
suatu objek ke objek lainnya. Pada fase desain
berikutnya, message akan dipetakan menjadi
operasi/
metode
dari
class.
Activation
menunjukkan lamanya eksekusi sebuah proses,
biasanya diawali dengan diterimanya sebuah
message.
Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan berbagai alir
aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang,
bagaimana masing-masing alir berawal, decision
yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka
berakhir.
Activity
diagram
juga
dapat
menggambarkan proses paralel yang mungkin
terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram
merupakan state diagram khusus, dimana
sebagaian besar state adalah action dan sebagian
besar transisi di-trigger oleh selesainya state
sebelumnya (Internal Processing). Sebuah
aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case
atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang
berjalan, sementara use case menggambarkan
bagaimana actor menggunakan sistem untuk
melakukan aktivitas.
Collaboration Diagram
Collaboration diagram juga menggambarkan
interaksi antar objek seperti sequence diagram,
tetapi lebih menekankan pada peran masingmasing objek dan bukan pada waktu penyampaian
message. Setiap message memiliki sequence
number, dimana message dari level tertinggi

memiliki nomor 1. Message dari level yang sama
memiliki prefix yang sama.
7. Deployment Diagram
Deployment/ physical diagram menggambarkan
detail bagaimana komponen di-deploy dalam
infrastruktur sistem, dimana komponen akan
terletak (pada mesin, server atau piranti keras
lainnya), bagaimana kemampuan jaringan pada
lokasi tersebut, spesifikasi server , dan hal-hal lain
yang bersifat fisikal. Sebuah node adalah server ,
workstation atau piranti keras lainnya yang
digunakan untuk men-deploy komponen dalam
lingkungan sebenarnya. Hubungan antar node
(misalnya TCP/IP) dan requirement dapat juga
didefinisikan dalam diagram ini.
3.2.5 Pengujian
Proses selanjutnya adalah pengujian
program, program yang telah dibangun akan diuji
untuk mengetahui apakah program tersebut berjalan
dengan benar dan sesuai dengan perancangan yang
dilakukan. Setelah program selesai maka tahap
selanjutnya adalah tahapan pemeliharaan.

adalah pohon keputusan yang dirancang berdasarkan
tabel keputusan yang telah dibuat.

Gambar 4.1 Pohon Keputusan

4.3
3.2.6 Implementasi
Implementasi ini di lakukan untuk
mengetahui spesifikasi komputer untuk menjalankan
program dan program apa saja yang di butuhkan.
Merupakan tahap penelitian yang dilakukan untuk
mempraktekkan langsung hasil dari analisa yang
bertujuan untuk menguji kebenaran sistem yang
dirancang

Usecase Diagram

Use Case Diagram digunakan untuk
menampikan bagaimana hubungan aktor dengan
program.

ANALISA DAN PERANCANGAN
4.1 Analisa Data
Tahapan analisa data adalah tahapan dimana
seluruh data dianalisa, mengidentifikasi masalah yang
ada, menentukan rancangan sistem dan langkah
langkah yang dibutuhkan untuk perancangan yang
diinginkan. Pada tahap inilah nantinya akan dilakukan
evaluasi kinerja.
4.2 Analisa Proses
Dalam Dalam tahap analisa proses ini
dilakukan dengan menggunakan metode forward
chaining (runut maju). Forward chaining dilakukan
mulai dari kalimat-kalimat yang ada dalam knowledge
base dan membangkitkan kesimpulan-kesimpulan
baru sehingga dapat digunakan untuk melakukan
inferensi yang lebih jauh. Forward chaining biasanya
digunakan ketika suatu fakta baru ditambahkan ke
knowledge base dan kita ingin membangkitkan
konsekuensi logisnya.

4.2.1 Pohon Keputusan
Setelah mendapatkan data gejala penyakit,
selanjutnya dilakukan perancangan pohon keputusan
yang dapat membantu dalam mengklasifikasikan
penyakit berdasarkan ciri-cirinya dan juga dapat
membantu dalam pembuatan aturan (Rule). Berikut ini

Gambar 4.2 Use Case Diagram

Keterangan:
Seorang admin terlebih dahulu dihadapkan
dengan form login yang apabila username dan
password tersebut valid, maka seorang actor akan
dapat menjalankan program tersebut. Dan apabila
username dan password tersebut tidak valid maka
aktor tersebut tidak akan bisa masuk kedalam tampilan
menu. Berbeda dengan user, user bisa langsung masuk
ke tampilan menu.
4.4

Class Diagram

Class Diagram digunakan untuk menampilakan
kelas, paket dan objek dari program yang digunakan.

dari username, password, nama, alamat, tanggl lahir
dan pekerjaan.

Gambar 4.3 Class Diagram

Keterangan:
Pada gambar diatas dapat disimpulkan terdapat
kelas-kelas yang dapat dijalankan oleh seorang aktor.
Masing-masing kelas memiliki fungsi yang berbedabeda dan menjadi ketentuan dalam kelas lainnya.

Gambar 4.5 Tampilan Form Registrasi User

3.

Tampilan Login User

Halaman ini menampilkan halaman untuk masuk
kedalam konsultasi.

4.4.2 Rancangan Interface Halaman Web
Rancangan ini menggambarkan semua tampilan
dari halaman-halaman web yang akan dibuat. Pada
halaman pertama ke halaman yang lain hanya
dijalankan satu halaman yang ada pada index.php,
akan tetapi halaman forum disamakan semua
tampilannya kemudian tampilan halaman admin
disamakan
semua,
agar
pengguna
dapat
menggunakannya dengan mudah.
1.

Tampilan Home

Halaman ini berisikan informasi tentang website
ini., untuk apa website ini dibuat dan tentang apa
website ini di tujukan, dihalaman ini juga terdapat
beberapa botton yang dapat di gunakan oleh user
untuk mendapatkan informasi. Dan terdapat form
login user. Hasil output nya dapat dilihat dari gambar
berikut :

Gambar 4.6 Tampilan Login User

4.

Tampilan Menu Konsultasi
Berisikan pertanyaan atau rule rule gejala
penyakit yang akan di jawab oleh user.

Gambar 4.7 Tampilan Menu Konsultasi

5.
Gambar 4.4 halaman form Home

2.

Tampilan Registrasi User
Halaman ini berisikan form-form registrasi bagi
user yang ingin melakukan konsultasi, dimana terdiri

Desain Halaman Solusi

Halaman Ini menampilkan tipe dan solusi untuk
gangguan psikologi belajar anak sekolah dasar.

menyeluruh dalam perancangan sistem ini. Software
yang digunakan diantaranya :
Tabel 5.2 Spesifikasi Software

No
1
2

Software
Sistem Operasi
Easy WAMP

3

Text editor

4

Browser
Internet

Gambar 4.8 Desain Halaman Solusi

Implementasi
5.1 Implementasi Sistem
Implementasi sistem atau penerapan sistem
dilakukan setelah melakukan perancangan sistem
pakar. Perancangan interface dilakukan untuk
interaksi antara user dengan sistem yang telah dibuat.
Untuk melakukan sebuah implementasi sistem
diperlukan program dan penulisan program sesuai
sistem pakar yang dirancang.
Implementasi sistem dapat dilakukan setelah
sistem pakar yang dibuat dapat berjalan sebagaimana
mestinya atau berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
Oleh karena itu pada bab ini akan dijelaskan bentuk
asli dari tampilan interfacenya.

5.1.1 Analisa Kebutuhan Hardware
Dalam perancangan sistem ini menggunakan
dari berbagai Hardwa re, di antara Hardware ini dapat
di terangkan sebagai berikut.
Tabel 5.1 Spesifikasi Hardware

No
1

Hardware
NoteBook







2

Flashdisk



Spesifikas
Merek HP
Probook 4421s
Notebook PC
Processor
Intel(R)
Core(TM) i5
CPU M480 2.67
GHz ~ 2.7 GHz
Memory 2 GB
DDR3
Harddisk 512
GB
4 Gb

5.1.2 Analisa kebutuhan Software
Selain Hardware, Software sangat diperlukan
dalam perancangan sistem ini. Agar dapat berjalan
dengan baik maka penulis memakai Software yang
benar–benar mampu atau diperlukan secara








Spesifikasi
Windows 7
Apache
PHP
MySql
Phpmyadmin
Adobe
dreamwever CS
3
 Internet
Explorer,
Google Chrome,
Mozilla Firefox
dan lainnya

5.2 Pengujian
Pengujian sistem pakar ini menggambarkan
bagaimana sebuah sistem dapat bekerja sebagaimana
layaknya seorang pakar itu sendiri. Tahapan pengujian
ini berisi hasil dari eksekusi program yang dirancang.
Pengujian sistem bertujuan untuk menemukan
kesalahan yang mungkin terjadi dalam aplikasi dan
untuk mengetahui apakah aplikasi yang telah dibuat
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
5.2.1 Layout Halaman Website
Setelah webserver dan database telah terbentuk
maka proses yang akan dilakukan selanjutnya adalah
merancang halaman website yang akan dibuat dengan
aplikasi App server yang telah diinstall, berikut ini
adalah webpage yang telah dirancang
1.

Tampilan halaman home
Pada halaman ini ditampilkan halaman untuk
memilih menu dari beberapa pilihan yang terdapat
pada halaman home. Pada halaman ini terdapat
beberapa menu yang dapat diperoleh, diantaranya
menu konsultasi, info penyakit, help About us dan
Help.

Gambar 5.1 Layout halaman home

2.

Tampilan Registrasi User
Halaman registrasi user berisikan, dimana
seorang user yang belum menjadi member dapat
melakukan atau mengisi data pribadinya agar
memiliki accout sendiri, untuk dapat melakukan
konsultasi.

5.

Tampilan Hasil Diagnosa
Halaman ini merupakan halaman laporan dari
hasil konsultasi berupa data-data dari gejala yang
diinputkan dari user ketika melakukan konsultasi, dan
juga berisi tentang penanganan dan pengobatan dari
penyakit yang terdiagnosa.

Gambar 5.2 Layout halaman Register User

3.

Login User
Form login user ini di gunakan untuk
berkonsultasi, sebelum user masuk ke sistem, user
harus login terlebih dahulu, dengan cara masukkan
email user dan password user yang telah terdaftar
sebagai member, ini lah tampilan untuk login user.

Gambar 5.3 Tampilan Login User

4.

Tampilan Mulai Konsultasi
Pada tampilan halaman konsultasi ini, user akan
dihadapkan
dengan beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan penyakit Dalam (Internis),
sehingga user dapat mengetahui dengan jelas tentang
penyakit yang di deritanya, dan setelah menjawab
pertanyaan maka sistem akan mengeluarkan hasil
berupa hasil akhir dari semua pertanyaan tersebut.

Gambar 5.4 Konsultasi

Gambar 5.5 Tampilan Hasil Diagnosa Stroke Iskemik
(TIA)

PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari Penjelasan pada bab-bab sebelumnya dapat
diambil kesimpulan dengan hipotesa yaitu :
1. Dengan adanya program sistem pakar yang telah
dibuat ini, dapat menjadi referensi dan dapat
membantu dalam melakukan diagnosa terhadap
gejala penyakit yang dirasakan oleh pasien.
2. Perancangan sistem ini bertujuan untuk
memberikan kemudahan kepada user untuk
dapat mengetahui tentang klasifikasi penyakit
berdasarkan gejalanya.
3. Basis web yang digunakan dalam peneraparan
sistem ini bertujuan agar user selaku pengguna
yang membutuhkan banyak pengetahuan tentang
Stroke iskemik seperti stroke iskemik (TIA),
stroke iskemik (RIND) dan penyakit yang
berhubungan dengan stroke iskemik seperti
diabetes mellitus, hipertensi, gagal jantung, dan
gagal
ginjal
dapat
secara
leluasa
mempergunakannya.
4. Metode forward chaining terbukti mampu
melakukan penulusuran gejala penyakit dan
solusi berdasarkan atas input yang diberikan oleh
user atau pasien.
6.2 Keterbatasan Sistem
Sistem yang dirancang dapat memberikan
informasi yang berkaitan dengan penyakit Stroke
Iskemik namun belumlah mencapai kesempurnaan,
dimana sistem ini masih mempunyai beberapa
keterbatasan diantaranya :
1. Keterbatasan informasi yang tersedia dalam
penggunaan sistem ini, hal ini berkaitan erat
dengan ketersediaan informasi yang didapat oleh
penulis.
2. Basis pengetahuan pada sistem pakar ini masih
sangat terbatas.

3.

Sistem ini hanya mendiagnosa beberapa dari
penyakit Stroke iskemik seperti stroke iskemik
(TIA), stroke iskemik (RIND) dan penyakit yang
berhubungan dengan stroke iskemik seperti
diabetes mellitus, hipertensi, gagal jantung, dan
gagal ginjal.

6.3 Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis
sampaikan yang dapat memberikan manfaat dalam
pelaksanaannya antara lain:
1. Program sistem pakar ini perlu dilakukan
evaluasi secara rutin sehingga dapat dilihat
apakah
perlu
adanya
perbaikan
atau
penyempurnaan kembali.
2. Pengetahuan yang terdapat dalam basis
pengetahuan
disarankan
untuk
selalu
diperbaharui sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pengetahuan yang terdapat didalam basis
pengetahuan sistem pakar ini terbatas pada jenis
Stroke iskemik seperti stroke iskemik (TIA),
stroke iskemik (RIND) dan penyakit yang

berhubungan dengan stroke iskemik
seperti diabetes mellitus, hipertensi,
gagal jantung, dan gagal ginjal. penulis
menyarankan agar pengembangan sistem
pakar penyakit stroke iskemik ini dapat
diperluaskan objek penelitiannya
Daftar Pustaka
Ardhana, YM Kusuma, 2012, Membuat Website 30
juta Rupiah. Jakarta : Jasakom
Arhami, Muhammad, 2005, Konsep Dasar Sistem
Pakar . Yogyakarta : Andi
Fowler, Martin, 2005, UML Distiled. Yogyakarta :
Andi
Junaidi Iskandar, 2011. Stroke Waspadai
Ancamannya. Yogyakarta : Andi
Kusrini, 2008. Aplikasi Sistem Pakar . Yogyakarta :
Andi
Munawar, 2005 Permodelan Visual dengan UML.
Jakarta : Graha Ilmu
Pressman, S Roger, 2002, Rekayasa Perangkat
Lunak. Yogyakarta : Andi
Raharjo, Budi., Heryanto, Imam & RK, Enjang, 2012,
Modul Pemrograman Web (Html, PHP & MySql).
Bandung: Modula
Sari Iswanti, Sri Hartati, 2008, Sistem Pakar dan
Pengembangannya. Yogyakarta : Andi
http://news.palcomtech.com/ftp/ARTIKEL2012/
basuki/jurnal/andri_jurnal_online ,10 Oktober
2012.
http://freezcha.wordpress.com/2010/02/27/sistem
-pakar/ ,11 Oktober 2012.

http://diskusikuliah.wordpress.com/2010/10/18/f
orward-chaining-dan backward-chaining/ ,10
Oktober 2012.
http://freezcha.wordpress.com/2010/02/27/sistem
-pakar/ ,12 Oktober 2012.
http://mahendracollage.blogspot.com/2011/04/be
st-first-search.html
,12 Oktober 2012.
http://aiukswkelasgkelompok7.wordpress.com/m
etode-pencarian-dan-pelacakan/ , 12 Oktober
2012.
US National Library of Medicine, 2011,
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth), 12
Oktober 2012.