Penciptaan Kemandirian Ekonomi Rakyat da

PENCIPTAAN KEMANDIRIAN EKONOMI RAKYAT DAN UMKM
MELALUI WAWASAN ENTREPRENEUR
Adityo Budi Rachmanda
135020101111025
Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi Indonesia menuju kemandirian ekonomi nasional,
merupakan

sesuatu

hal

penting

yang

perlu

dilakukan


dalam

rangka

menumbuhkan pemikiran dan semangat nasionalisme ekonomi yang berpijak
pada kemandirian bangsa dengan berbagai kegiatan ekonomi yang sangat
produktif dan kreatif. Di Indonesia sebenarnya telah memilki suatu sektor yang
sangat potensial yakni UMKM. Untuk pengembangan sektor ini maka sangat
perlu dialakukan berbagai upaya dalam bentuk pelatihan ataupun cara lainnya
untuk mengembangkan sektor ini. Salah satu upayanya yakni dengan penanaman
wawasan Entrepreneur kepada masyarakat pelaku UMKM. Bahasan dalam paper
ini ialah bahwa dengan wawasan Entrepreneur ini maka UMKM akan dapat lebih
berperan dalam banyaknya penciptaan lapangan kerja baru, sehingga para
angkatan kerja akan terserap. Dengan adanya berbagai inovasi dari UMKM
dengan wawasan entrepreneur akan meningkatkan produktivitas yang lebih.
Kata Kunci : Entrepreneur, UMKM, Kemandirian Ekonomi

PENDAHULUAN
Salah satu karakteristik bangsa yang ideal adalah bangsa yang mandiri.

Bangsa mandiri adalah bangsa yang mampu berdiri sendiri tanpa bergantung
dengan negara lain. Bangsa yang mandiri tidak meminta, tidak menunggu dan
tidak berharap uluran tangan negara lain. Kemandirian perekonomian
Indonesia berdasarkan ekonomi Pancasila adalah kemandirian ekonomi

nasional berlandaskan nilai-nilai yang diperjuangkan pendiri bangsa
sesuai amanah Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Kemandirian ini
juga tidak dimaksudkan tak peduli dengan perekonomian global, justru
kemandirian

ekonomi

nasional

yang

mampu

survive


guna

menyejahterakan rakyat. Saat ini kemandirian ekonomi rakyat Indonesia

secara umum, masih belum dapat dikatakan mandiri, bahkan masih jauh dari
kemandirian.
Pembangunan ekonomi dipandang sebagai kenaikan dalam pendapatan
pendapatan

perkapita

dan

lajunya

pembangunan

ekonomi

ditunjukkan


denganmenggunakan tingkat pertumbuhan PDB untuk tingkat nasional. Definisi
pembangunan tidak dapat dipisahkan dengan pengertian pembangunan ekonomi,
karena pada dasarnya baik tujuan pembangunan maupun pembangunan ekonomi
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu bangsa sangat erat kaitanya
dengan kemandirian. Kemandirian di sini adalah berhasilnya Negara dalam
memenuhi kebutuhan sendiri tapi bukan berarti tidak melakukan interaksi dengan
negara lain. Salah satu cara untuk mendukung pembangunan ekonomi dan
kemandirian ekonomi adalah dengan dilakukannya pemberdayaan. Tujuan umum
yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk
masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian
berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Kemandirian
masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai
dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang
dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi dengan
mempergunakan daya/kemampuan yang dimiliki.
Di Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tergolong jenis
usaha marginal yang antara lain ditunjukkan oleh penggunaan teknologi yang
relatif sederhana, tingkat modal dan kadang aksesterhadap kredit yang rendah,

serta cenderung berorientasi pada pasar lokal. Studi-studi yangdilakukan di
beberapa Negara menunjukkan bahwa UMKM mempunyai perananyang cukup
besar

bagi

pertumbuhan

ekonomi,

penyerapan

tenaga

kerja

melalui

penciptaanlapangan pekerjaan, penyediaan barang dan jasa dengan harga murah,
serta mengatasi masalah kemiskinan. Disamping itu, UMKM juga merupakan

salah satu komponen utama pengembangan ekonomi lokal. Perkembangan
UMKM di Indonesia secara umum meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
menyerap tenaga kerja. Kondisi tersebut merupakan sebagian dari potensi yang
dimiliki oleh UMKM. Walaupun secara ekonomi UMKM memiliki kontribusi
yang nyata bagi ekonomi masyarakat.
Untuk itu dengan pemberdayaan yang di dalamnya diterapkan sebuah
pelatihan dan pendidikan mengenai kewirausahaan atau enterpreneur maka
diharapkan akan menjadikan masyarakat yang memiliki kualitas yang baik,
kemampuan mengolah sumberdaya yang baik, manajemen waktu dan dapat
mengembangkan perekonomian mereka sehingga dapat membantu mendorong
PDB negara.

PEMBAHASAN
Kemandirian Ekonomi
Maksud dari kemandirian ekonomi ini adalah masyarakat umum dapat bereproduksi
untuk memenuhi kebutuhan pribadi dalam batas mensejahterakan (diri), tidak
membutuhkan dan tidak bergantung pada orang lain dalam menjalankan persoalan
ekonomi. Membangun ekonomi bukan semata-mata menciptakan struktur

ekonomi yang sehat dan memuja angka-angka pertumbuhan. Namun, perlu

adanya produktifitas masyarakat. Apabila dilihat dari sudut pandang ini, maka
yang lebih penting dari melihat sumbangan sektor ekonomi pada GDP adalah
produktifitas tanaga kerja yang bekerja pada sektor-sektor ekonomi dengan tidak
bergantung pada impor tetapi lebih mengedepankan ekspor.
Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh
masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta
melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalahmasalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang dimiliki.

Daya kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan kognitif, konatif,
psikomotorik dan afektif serta sumber daya lainnya yang bersifat fisik/material.
Kemandirian masyarakat dapat dicapai tentu memerlukan sebuah proses belajar.
Menurut Avilliani (2012) kemandirian ekonomi diartikan sebagai bangsa yang
memiliki ketahanan ekonomi terhadap berbagai macam krisis dan tidak
bergantung pada negara lain.
Masyarakat yang mengikuti proses belajar yang baik, secara bertahap akan
memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan yang bermanfaat dalam proses
pengambilan keputusan secara mandiri, kemandirian ekonomi bertujuan untuk
mendorong kinerja kelembagaan ekonomi masyarakat agar dapat menjalankan
kegiatan pengembangan ekonomi kawasan dengan memanfaatkan sumber daya
yang dimiliki secara optimal. Tahap pemandirian difokuskan pada pengembangan

Sumber Daya Manusia (SDM) pada masyarakat, tahap pengembangan SDM ini
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti penanaman dan pelatihan wawasan
entrepreneur, agar masyarakat dapat mengelola Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) yang dijalankan.
Bandung sebagai kota di Indonesia dapat dianggap sebagai kota kreatif.
Pengembangan kewirausahaan di industri kreatif dapat dipelihara oleh kolaborasi
antar lembaga lain dikenal sebagai triple helix. Dari perspektif lembaga
pendidikan, Bandung dikenal sebagai kota pendidikan, ada banyak sekolah atau
lembaga pendidikan di sini di Bandung dengan berbagai mata pelajaran dari
teknologi, informasi, ilmu pengetahuan, dan manajemen. Beberapa dari mereka
juga menawarkan kursus kewirausahaan. Keuntungan dari Bandung sebagai kota
kreatif juga didukung oleh iklim dan kondisi. Kebijakan pemerintah harus fokus
pada kemudahan melakukan bisnis di Indonesia. Kepercayaan bisnis untuk
kinerja pemerintah sebagai pembuat kebijakan harus selalu dijaga. Infrastruktur
yang cukup dan berkualitas, dan tenaga kerjacukup terdidik (Maryunani And
Mirzanti : 2015).
Langkah konkrit yang perlu dilakukan untuk menunjang kemandirian
ekonomi masyarakat serta UMKM antara lain dengan pelatihan dan
pendampingan masyarakat dalam menciptakan atau mengelola usaha ekonomi


masyarakat, kemudian melakukan pelatihan kewirausahaan pada masyarakat,
membenruk Kemitraan Usaha bagi usaha ekonomi, disertai dengan fasilitas akses
permodalan usaha, penggunaan teknologi tepat guna dan peningkatan kualitas.
Pelatihan kewirausahaan akan condong pada upaya pemberdayaan guna
meningkatkan

ekonomi

masyarakat

secara

produktif

sehingga

mampu

menghasilkan nilai yang tinggi dan pendapatan yang lebih besar.
Keterbatasan faktor-faktor produksi akan mengakibatkan masalah yang

mengancam usaha masyarakat dan UMKM yang ada jika tidak ditangani secara
serius. Keterbatasan lebih disebabkan karena kurang mampunya masyarakat
untuk memaksimalkan potensi yang ada. Salah satu keterbatasan masyarakat
adalah melimpahnya tenaga kerja dan kurangnya kreatifitas dan ilmu pengolahan
serta terbatasnya lapangan pekerjaan. Kurangnya lapangan pekerjaan berarti
terjadi pengangguran. Ketika seseorang menganggur maka dia tidak dapat
memperoleh sumber-sumber ekonomi, sehingga akan mengakibatkan beberapa
masalah sosial. Sehingga hal ini akan berdampak negatif.

Kendala Kemandirian Ekonomi
1. Angka kemiskinan yang masih tinggi di Indonesia.
Angka kemiskinan di Indonesia mencapai 100 juta jiwa lebih.

Data diatas menunjukkan masih tingginya tingkat kemiskinan di Indonesia,
dan penurunan dari tahun ke tahun masih relatif sedikit. Hal inilah yang
menghambat suatu kemandirian ekonomi karena akibat dari kemiskinan
adalah ketidakmampuan masyarakat untuk menuju ke kualitas hidup yang
lebih baik karena keterbatasan yang dimiliki seperti keterbatasan modal dan
intelektual.
2. Sumber Daya Alam (SDA) Indoensia yang strategis umumnya dikuasai oleh


sektor asing.
Minyak Bumi dikuasai oleh asing sebesar 87 persen, dengan demikian
Indoenesia hanya menguasai 13 persen SDA minyak bumi, fakta ini
membuat Indonesia bergantung kepada pihak asing. Contohnya gas dan
tambang emas di Freeport Papua.
3. Kebutuhan pangan bagi rakyat Indonesia semakin tergantung dari import.

Ketergantungan pangan ini memilki tingkat ketergantungan yang semakin
tinggi. Fakta ini jelas menunjukkan ketidakmandirian pangan rakyat
Indonesai.
4. Jumlah pengusaha kecil dan mikro masih mendominasi di Indonesia.

Beberapa usaha kecil dan mikro ini masih memiliki pendapatan sangat
rendah, misalnya; penjual bakso, nasi goreng keliling, penjual sayur,
pedagang asongan, warteg sederhana, pedagang kaki lima (PKL), tukang
parkir, dan lain-lain yang umumnya produktifitasnya rendah, sehingga
pendapatannya pun rendah sekali. Dalam hal ini perlu dilakukan
pemberdayaan yang berkualitas supaya taraf hidup dan kesejahteraan mereka
dapat meningkat.
Tetapi bangsa Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia (SDM), yang
mumpuni yang harus segera dimanfaatkan untuk dapat mengelolah SDA yang
tersedia dan siap membangun negara Indonesia menjadi negara yang mandiri dari
berbagai aspek, serta dapat maju bersaing dengan negara lain.

Pada tahun 2030 jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 295 juta jiwa, dan
pada 2032 diprediksi akan mengalami kenaikan kembali menjadi 300 juta jiwa.
Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan kepadatan
penduduk yang tinggi. Pada tahun 2014 tercatat sebesar 250 juta jiwa dan
menempati peringkat empat sebagai negara terpadat di dunia. Sumber Daya
Manusia (SDM) yang banyak tersebut dapat menjadi hal yang buruk seperti
pengangguran jika bangsa Indonesia belum mampu menanggapinya secara
positif. Seperti pada data, angka pengangguran masih dapat dikatakan sangat
tinggi.

Kondisi Ekonomi Global dan Indonesia
Kondisi perekonomian global saat ini masih berada pada fase yang penuh
ketidakpastian, antara lain ditunjukan oleh ada banyaknya koreksi proyeksi

pertumbuhan perekonomian dunia oleh lembaga-lembaga internasional. Belum
kondusifnya perkembangan perekonomian di dunia antara lain diakibatkan oleh
melemahnya pertumbuhan ekonomi negara-negara maju dan berkembang,
penurunan harga komoditas, serta perbedaan arah kebijakan moneter dan fiskal di
berbagai kawasan.
Ekonomi Indonesia saat ini sangat optimis sekali untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang meningkat. dengan pertumbuhan dan pendapatan
nasional yang semakin meningkat maka dapat dilihat perkembangan dan
kemajuan negara Indonesia terhadap negara lain. Dengan pendapatan nasional per
tahun Indonesia mampu memberikan kemajuan ekonomi makro yang sangat
berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi saat ini salah satu pertumbuhan
ekonomi itu dapat dilihat dengan permintaan domestik masih akan menjadi
penopang utama kinerja perekonomian.
Kemandirian ekonomi berhubungan erat dengan pembangunan ekonomi
terutama ekonomi lokal yang dikatakan merupakan ujung tombak pembangunan
ekonomi secara keseluruhan sangat penting harus ditujukan bagaimana sebaiknya
melaksanakan pembangunan ekonomi lokal seperti UMKM secara berkelanjutan,
terutama kaitannya dengan peningkatan kualitas ekonomi masyarakat dan
UMKM. Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 57,9 juta pelaku UMKM. UMKM
mampu memberi kontribusi terhadap PBD 58,92 persen dan kontribusi dalam
penyerapan tenaga kerja 97,30 persen
Pemberdayaan

masyarakat

merupakan

sebuah

konsep

pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial
bertujuan untuk kemandirian

masyarakat

yang

Indonesia. Konsep ini

mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat
“people-centered,

participatory,

empowering,

and

sustainable”.

Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses transformasi
dalam ekonomi, budaya, dan sosial. Proses ini diarahkan agar setiap
upaya pemberdayaan masyarakat dapat meningkatkan kapasitas dan
kemampuan

masyarakat

(capacity

building)

melalui

pelatihan,

pendidikan dan penciptaan akumulasi modal yang bersumber dari

surplus yang dihasilkan, yang mana pada gilirannya nanti dapat pula
menciptakan pendapatan

yang akhirnya dinikmati oleh seluruh

masyarakat. Pemberdayaan masyarakat secara umum dapat dilakukan
dengan mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat, peningkatan
kegiatan ekonomi, menjangkau masyarakat miskin melalui upaya
khusus.
Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat harus dilakukan melalui
beberapa kegiatan yakni menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang, memperkuat potensi
atau

daya

yang

dimiliki

oleh

masyarakat,

memberdayakan

mengandung pula arti memberikan sebuah pendidikan, pelatihan dan
juga perlindungan pada aktifitas ekonomi masyarakat.
Hal ini memberikan pengertian bahwa pemberdayaan merupakan
suatu upaya yang harus diikuti dengan tetap memperkuat potensi
atau daya yang dimiliki oleh setiap masyarakat. Dalam rangka itu pula
diperlukan langkah-langkah yang lebih positif selain dari menciptakan
iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata
seperti adanya pelatihan dan pendidikan, pendidikan disisni adalah
berupa

pemberian

kewirausahaan

yang

wawasan
akan

mengenai

merangsang

entrepreneur

masyarakat

dan

atau
UMKM

terutamanya untuk dapat berkembang dan bersaing dengan baik
sehingga sampai ke ranah Internasional tampa bergantung dengan
pihak lain terutama impor kemudian juga menyangkut penyediaan
berbagai masukan (input) berupa modal serta membuka akses kepada
berbagai peluang (upportunities) yang nantinya dapat membuat
masyarakat menjadi semakin berdaya dan dapat mandiri.

Wawasan Entrepreneur
Upaya mewujudkan kemandirian ekonomi Indonesia merupakan sebuah
pekerjaan besar dan panjang demi kesejahteraan masyarakat dan perkembangan
kondisi

perekonomian.

Beberapa

upaya

yang

perlu

dilakukan

untuk

mewujudkannya adalah dengan membangun etika entreprenership rakyat dan

melakukan pelatihan untuk membekali rakyat dengan skill yang unggul dan
berdaya saing. Kemudian melaksanakan training-training maupun workshop
keterampilan. Hal ini penting, karena kualitas SDM yang saat ini terus
mengalami peningkatan. Selain itu perlu meningkatan kualitas pendidikan dan
strata

pendidikan

rakyat

melalui

pendidikan

formal.

Supaya

dalam

mengembangkan usaha-usaha kecil mereka akan dapat terbantu.
Kebijakan kewirausahaan memiliki pengaruh dalam menciptakan lingkungan
yang kondusif untuk mendukung dan mengembangkan kewirausahaan. Sebuah
tantangan dalam mengembangkan kebijakan kewirausahaan adalah bahwa salah
satu kebijakan yang diterapkan di daerah-daerah tertentu. Tujuan dari
kewirausahaan di Indonesiais untuk meningkatkan jumlah usaha baru atau
pengusaha. Kebijakan kewirausahaan dilaksanakan di tingkat mikro sebagian
besar masih fokus pada pengembangan keterampilan, kesempatan, dan motivasi.
Keterampilan menutup manajerial, bisnis dan keterampilan teknis. Motivasi
meliputi inkubator atau bimbingan, model peran, dan paparan, sementara
kesempatan meliputi paparan, akses ke pasar dan akses untuk membiayai. Pada
tingkat makro, intervensi pemerintah berfokus pada modal, pendidikan
kewirausahaan, budaya kewirausahaan, infrastruktur kewirausahaan, dan
pelatihan untuk pelatih. Sampai saat ini program pemerintah yang telah
diidentifikasi dan dikaitkan dengan kewirausahaan, ada 12 yang adalah sebagai
berikut Inkubator Pusat bisnis, Generasi Muda Pertanian (Generasi Muda
Pertanian), Pelatihan Kewirausahaan (Pelatihan Kewirausahaan), Program
Kewirausahaan (Perahu), Pusat untuk belajar kegiatan masyarakat (PKBM),
Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN), Kebijakan Industri Nasional
(Kebijakan Industri Nasional), Regional IT Center of Excellence (RICE),
Program Kewirausahaan Masyarakat (PKM), Pelatihan untuk konsultasi UKM
pelatih (Diklat Konsultan Diagnosis IKM / Shindanshi), Program Beasiswa
Trainer (Tenaga penyuluh Lapangan), Dan Pinjaman lunak (KUR) (Mirzanti
dkk : 2015).
Adakalanya terdapat beberapa tantangan bagi ekonomi masyarakat
terutamanya UMKM seperti adanya krisis ekonomi, maka suatu pemahaman

kewirausahaan sangat diperlukan baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan disegala lapisan masyarakat sehingga ilmu kewirausahaan
menjadi berkembang dan dapat diterapkan oleh masyarakat.
Kewirausahaan memainkan peran penting dalam menciptakan nilai,
kemampuan dan pekerjaan. Kewirausahaan adalah bidang yang didalamnya
terdapat novasi penting. Ekonomi global berupaya untuk mempertahankan dan
meningkatkan metode kewirausahaan untuk peningkatan keunggulan kompetitif
suatu bidang pekerjaan (Wu and Huwarng : 2015)
Wirausaha merupakan salah satu solusi untuk mengatasi pengangguran
nasional. Ketika banyak terjadi pengangguran di masyarakat, pemerintah
mendorong masyarakat untuk mampu berkembang dan mengembangkan basis
sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mereka untuk tetap tumbuh
dan berkembang. Melalui UMKM tersebut pengembangan wirausaha dapat
ditingkatkan sehingga pengangguran dapat ditekan. UMKM merupakan sebuah
usaha kecil yang dikelola dengan mandiri, memiliki keterbatasan modal dan
ruang lingkup operasional yang terbatas.
Dengan kekuatan dari potensi yang ada pada UMKM, Senner dkk (2014)
membuktikan bahwa bahwa UKM membuat kontribusi yang signifikan bagi
perekonomian di Turki, negara berkembang dan negara maju lain dan juga
mereka kontribusi terhadap kerja dapat mencapai 93% di beberapa negara. UKM
umumnya diterima sebagai mesin inovasi dan pertumbuhan, dan diketahui bahwa
mereka membantu mengurangi kemiskinan karena mereka lebih padat karya,
tetapi mereka dibatasi oleh kelembagaan dan kegagalan pasar. Dalam hal ini
menganggap salah satu strategi yang paling layak untuk mencapai tujuan
pembangunan nasional di baik berkembang dan negara-negara maju adalah untuk
mempromosikan UKM. Peningkatan persaingan UKM, menghasilkan kerja dan
mengembangkan kewirausahaan sementara meningkatkan vitalitas ekonomi di
tingkat masyarakat dan menciptakan ekonomi yang berkelanjutan. UKM di Turki
memiliki peran penting dan kontribusi untuk produk domestik bruto, pekerjaan
dan dinamika struktur ekonomi dan sosial.

Usaha kecil dan menengah (UKM) di Rumania merupakan sumber
keterampilan kewirausahaan, inovasi, dan penciptaan lapangan kerja baru.
Dengan

pemanfaatan

sistem

manajemen

kinerja

manajer

dari

UKM

memperhatikan pelaksanaan dan kinerja dari produktifitas dengan baik sehingga
masalah-masalah pada UKM dapat teratasii (Stanciu : 2014)
Pengembangan UMKM membutuhkan kemampuan yang secara garis besar
dibagi menjadi dua yaitu hard skill (kemampuan teknis) dan soft skill
(kemampuan non teknis). Peningkatan kualitas manajemen usaha pada UMKM
membutuhkan desain yang baik, yaitu harus menyentuh aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik. Desain program berupa wawasan entrepreneurship yang perlu
dikembangkan secara garis besar antara lain adalah peningkatan manajerial dari
segi manajemen produksi, manajemen keuangan, manajemen pemasaran, dan
manajemen sumberdaya manusia. Untuk mencapai hal tersebut, perlu sekali
mengadakan pelatihan dan pendampingan usaha untuk UMKM.
Syuhada dan Gambetta (2013), menunjukkan desain sistem yang
menyelesaikan masalah di teknologi kesiapan dan adopsi teknologi pasar UMKM
Indonesia atau UMKM di negara-negara berkembang. Penggunaan media sosial
dalam bentuk Facebook merupakan sarana yang disediakan sebagai dasar
interaksi di Marketplace. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan
kepercayaan dalam interaksi dan mempercepat kata pemasaran mulut melalui
internet dan jaringan sosial.
Kegiatan pelatihan dimaksudkan memfasilitasi para pelaku UMKM
mengenai wawasan entrepreneurship dan materi-materi pokok dalam berbisnis
yang tidak terpenuhi bahkan dijumpai dalam keseharian dalam berwirausaha. Hal
ini digunakan dalam pelatihan supaya dapat membangkitkan motivasi para pelaku
UMKM dalam berwirausaha. Materi lain dalam sebuah pelatihan yang diberikan
diantaranya harus mencakup pelatihan tentang Hak Cipta, Merk dan HKI serta
Coaching business clicic bagi masing-masing pelaku UMKM yang terlibat.
Terdapat

bukti

bahwa

partisipasi

dalam

mikro-kewirausahaan

menguntungkan, karena akan meningkatkan pendapatan rumah tangga ,

konsumsi, dan jumlah aset, dan kesejahteraan ekonomi. Efek positif dari
partisipasi mikro-kewirausahaan adalah menurunkan tingkat kemiskinan serta
sangat membantu untuk mengatasi kerentanan ekonomi (Vial and Hanoteau :
2015).
Di Thailand telah diterapkan suatu kebijakan yang mendukung produktifitas
masyarakat kecil. Phonsuwan (2011) meneliti dan menyimpulkan mengenai
aplikasi One Tambon One Product (OTOP) strategi dan kebijakan manajemen di
Thailand ternyata sangat berdampak positif bagi perekonomian masayarakat.
Proyek OTOP didirikan di Thailand pada tahun 2001. Tujuan utama dari proyek
untuk menciptakan lapangan kerja (Meningkatkan pendapatan) dan memperkuat
untuk ekonomi masyarakat lokal.
Pengertian entrepreneurship secara luas adalah proses dimana diciptakan
suatu yang berbeda, dan yang bernilai, melalui pengorbanan waktu, dan upaya
yang diperlukan dimana orang yang bersangkutan menerima resiko finansial,
psykologi, dan sosial, untuk mana ia menerima imbalan dan keputusan pribadi.
Pada saat keadaan ekonomi sedang mengalami krisis maka para pengusaha
dengan jiwa entrepreneurnya akan menyadari tentang berbagai kemungkinan
untuk mengadakan inovasi yang menguntungkan. Didorong oleh keinginan
memperoleh keuntungan yang besar dari mengadakan pembaruan tersebut,
mereka akan meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Inovasi yang
baru ini akan meninggikan tingkat kegiatan ekonomi Negara.
Tingkat keterlibatan dalam eksplorasi dan eksploitasi di sebuah perusahaan
kecil atau menengah (UKM) dipengaruhi oleh fokus regulasi dari pembuat
kebijakan (Kammerlander : 2015). Dengan inovasi seperti memperkenalkan
barang-barang baru, mempertinggikan efisiensi dalam memproduksikan sesuatu
barang, memperluas pasar sesuatu barang ke pasaran-pasaran yang baru,
mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahanperubahan

dalam

organisasi

perusahaan

dengan

tujuan

mempertinggi

efisiensinya. Maka dengan hal itu pendapatan masyarakat akan bertambah dan
tingkat konsumsi menjadi bertambah tinggi. Kenaikan tersebut akan mendorong

perusahaan-perusahaan lain untuk menghasilkan lebih banyak barang dan
melakukan penanaman modal baru.
Untuk itu bahwa adanya para entrepreneur sangat berperan dalam
pembangunan negara. Dengan bertambahnya entrepreneur maka akan banyak
lapangan kerja baru, sehingga para angkatan kerja akan terserap. Dengan
terserapnya angkatan kerja maka akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
karena mereka yang awalnya tidak memiliki pendapatan karena menganggur
akan memiliki pendapatan. Dengan adanya berbagai inovasi dari para
entrepreneur akan meningkatkan nilai guna suatu barang. Masyarakat yang
tadinya hanya bisa menjual barang mentah, dengan adanya para entrepreneur
mereka bisa mengolahnya menjadi tingkatan yang lebih bernilai hal ini juga akan
meningkatkan pemasukan bagi pemilik bahan mentah. Dengan banyaknya para
entrepreneur, maka pendapatan negara yang berasal dari pajak akan mengalami
peningkatan.

Peranan Wawasan Entrepreneur untuk Kemandirian Ekonomi
Dalam era reformasi ini diharuskan dilakukan pembangunan yang bertumpu
pada pemerataan dengan kekuatan ekonomi rakyat, usaha kecil, termasuk petani
kecil, peternak kecil, petani ikan, usaha menengah dan koperasi diberikan
kesempatan yang sama dengan usaha besar. Dengan demikian antar usaha kecil,
menengah tidak ada yang dirugikan, bahkan dapat bermitra usaha secara lebih
efektif dan saling menguntungkan. Dengan penerapan sebuah wawasan
entrepreneurship maka akan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat
serta UMKM yang sedang berkembang mengingan Entrepreneurship yang dapat
membentuk semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah kepada upaya mencari,
menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Para pengusaha yang mampu

meningkatkan sumber daya ekonomis dari tingkat produktifitas rendah ke tingkat
produktifitas yang lebih tinggi.
Pengenalan teknologi baru di India menimbulkan tantangan baru untuk
semua organisasi terutama untuk usaha kecil dan menengah (UKM).
Keberhasilan pelaksanaan penerapan wawasan manajemen rantai dapat
memberikan UKM keunggulan atas pesaing mereka (Kumar dkk : 2015).

Saat ini UMKM di Indonesia per tahunnya mengalami pertumbuhan jumlah
yang sangat pesat dengan penyerapan tenaga kerja mencapai lebih dari 90% dari
total tenaga kerja di Indonesia dengan didominasi oleh anak muda dan wanita.
UMKM di Indonesia mampu menyumbangkan kemajuan pertumbuhan ekonomi
nasional dengan ekspornya.
UMKM merupakan salah satu solusi dari permasalahan ekonomi di
Indonesia yang tidak stabil. UMKM sangat membantu mengurangi pengangguran

di Indonesia, karena UMKM menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan
cara membuka usaha. Selain itu UMKM juga sebagai penyumbang tenaga kerja
yang cukup banyak sehingga dapat meminimalisirkan pengangguran di
Indonesia. UMKM merupakan solusi yang tepat untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional karena UMKM biasanya memanfaatkan segala
penunjangnya yang bersifat lokal, seperti sumber daya alam dan manusia lokal.
Sehingga

meminimalisirkan

biaya

pengimporan

dan

memaksimalkan

pengeksporan.
Banyak sekali bisnis UMKM yang tersebar di Indonesia bahkan banyak
beberapa UMKM yang bersumber dari di pelosok Indonesia dan sekarang sudah
banyak berkembang dengan cukup merata. UKM telah terbukti berperan sebagai
motor penggerak dan penyelamat perekonomian Indonesia. UKM mampu
menopang sendi-sendi perekonomian bangsa dimasa sulit dan krisis ekonomi
pada tahun 1997/1998.
Meningkatkan integrasi berbagai sektor ekonomi akan mempengaruhi ukuran
perusahaan dan efisiensi, dan kinerja ekonomi agregat (Lindner and Strulik :
2014). Pada kondisi saat ini upaya mengembangkan perekonomian memang
sangat harus di dukung dengan kebijakan mendorong para pelaku ekonomi kreatif
untuk memiliki wawasan entrepreneur, mandiri dan terus berkembang. Dalam hal
ini masyarakat tidak akan bergantung dan menggunakan dana bantuan (asing),
akan tetapi mengembangkan dan menggunakan potensi wilayahnya dan percaya
pada kekuatan sendiri.
Penelitian Tapia dkk (2010) menunjukkan hubungan antara strategi
pemeberian wawasan dan pelatihan teknologi canggih dan ekspor. Dimana
ukuran industri memainkan peran dalam hubungan ini, peningkatan ukuran UKM
sangat diperlukan untuk menaikkan ekspor
Contohnya di sektor pertanian, Indonesia adalah Negara agraris dengan
sumber daya alam yang melimpah dan dengan profesi petani cukup besar. Untuk
itu dapat dikembangkan berbagai konsep seperti agropreneurship dan
technopreneurship.

Agropreneurship

adalah

berbagai

upaya

yang

dilakukan

dalam

memanfaatkan peluang industri agribisnis untuk hal ini para petani dan calon
agropreneur harus memiliki cara berpikir dan bertindak sebagai wirausahawan.
Pemikiran wirausaha akan membantu mereka mengembangkan kesadaran
terhadap berbagai peluang bisnis yang terbuka luas, dan keyakinan untuk
membangun keberhasilan untuk mencapainya. Selain itu perlu didukung oleh
riset. Dengan ini terbukti bahwa peluang agribrisnis ini sangat membantu sekali
dalam peningkatan pendapatan masyarakat.

PENUTUP
Kemandirian

ekonomi

Indonesia

harus

didorong

atas

dasar

penguatan kekuatan ekonomi seluruh rakyat Indonesia dengan tanpa
adanya dominasi maupun intervensi pihak asing dan kuasa lokal
berdiri paling depan bersama-sama mengejar kesejahteraan rakyat
Indonesia di seluruh pelosok Indonesia. Sudah saatnya bangsa
Indonesia

melakukan

kemandirian

dalam

rangka

mewujudkan

kehidupan ekonomi yang mapan, adil dan sejahtera. Negara memiliki

kemakmuran secara ekonomi adalah negara yang mampu menguasai ekonomi
yakni menghasilkan produk-produk unggulan yang berkualitas, teknologi maju
dan segala outputnya yang memiliki nilai jual tinggi, hal ini jelas dapat mmacu
pertumbuhan ekonomi dan sekaligus meningkatkan kemakmura.

Untuk memajukan potensi daerah perlu bekal pengetahuan teknologi dan
inovasi serta kreativitas kearah agropreneurship dan technopreneurship . Untuk
itu perubahan cara berpikir dan bertindak sebagai wirausahawan diperlukan.
Mencontoh kegiatan pemberdayaan yang berhasil, maka pemberdayaan
masyarakat perlu sejalan dengan kegiatan riset.
Pada era global perlu pemberdayaan yang menyeluruh baik aspek mikro dan
makro, baik dari dalam diri maupun dari luar yang melibatkan segenap komponen
masyarakat. Adanya kompetensi entrepreneur sangat penting. Diperlukan pula
pemimpin yang tidak hanya populis, akan tetapi juga mampu sebagai leader
maupun manajer dan memiliki kekuatan moral.

DAFTAR PUSTAKA
Avilliani, 2012, Kemandirian Ekonomi, UIN Online–Institute for Development of
Economics and Finance (INDEF)
Bps.go.id
VIAL, VIRGINIE and HANOTEAU, JULIEN (2015), “Returns to MicroEntrepreneurship in an Emerging Economy: A Quantile Study of Entrepreneurial
Indonesian Households’ Welfare”, World Development Vol. 74, pp. 142–157
Wu, Chih-Wen And Huarng Kun-Huang (2015), “Global entrepreneurship and
innovation in management”, Journal of Business Research vol 68, pp. 743–747
Lindner, Ines And Strulik, Holger (2014), “From tradition to modernity:
Economic growth in a small world”, Journal of Development Economics vol 109,
pp. 17–29
Martı´n-Tapia, Inmaculada J.Alberto Arago´n-CorreaAntonio Rueda-Manzanares
(2010), ”Environmental strategy and exports in medium, small and microenterprises”, Journal of World Business vol 45, pp. 266–275
Ravinder Kumar, Rajesh K. Singh, Ravi Shankar (2015), “Critical success factors
for implementation of supply chain management in Indian small and medium
enterprises and their impact on performance”, IIMB Management Review vol
27,pp. 92-104
Seksan Phonsuwana and Voratas Kachitvichyanukul (2011), “Management
System Models to Support Decision-making for Micro and Small Business of
Rural Enterprise in Thailand”, Procedia Engineering vol. 8, pp. 498–503
Syuhada, Ahmad Anshorimuslim and Gambetta, Windy (2013), “Online
Marketplace for Indonesian Micro Small and Medium Enterprises Based on
Social Media”, Procedia Technology vol 11, pp. 446 – 454

Sefer Şener, Mesut Savrulb, Orhan Aydına (2014), “ Structure of Small and
Medium-Sized Enterprises in Turkey and Global Competitiveness Strategies”
Procedia - Social and Behavioral Sciences vol 150 , pp. 212 – 221
Stanciu, Radu D. (2014),”Do Romanian small and medium-sized enterprises use
performance management? An empirical study” Procedia - Social and Behavioral
Sciences vol 124, pp. 255 – 262
Nadine Kammerlander, Dominik Burger, Alexander Fust, Urs Fueglistaller
(2015), “Exploration and exploitation in established small and medium-sized
enterprises: The effect of CEOs' regulatory focus”, Journal of Business Venturing
vol 30, pp.582–602
Mirzantia, Isti Raafaldini, Togar M. Simatupang, and Dwi Larsoc (2015),
“Mapping on Entrepreneurship Policy in Indonesia”, Procedia - Social and
Behavioral Sciences vol 169, pp. 346 – 353
Maryunani, Salfitrie Roos And Mirzanti, Isti Raafaldini (2015), “The
Development of Entrepreneurship in Creative Industries with Reference to
Bandung as a Creative City” Procedia - Social and Behavioral Sciences vol 169,
pp. 387 – 394