Integritas dan Kualitas Sumber Daya Manu

Integritas dan Kualitas Sumber
Daya Manusia Pada Perbankan
Syariah
I.

PENDAHULUAN

Integrasi
Proses integrasi atau penyatuan sosial terjadi jika perubahan sosial itu membawa unsurunsur
yang cocok dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Penambahan unsurunsur
baru di dalam proses perubahan itu menyatu di dalam kerangka kepentingan struktur sosial
yang ada.
Sikap yang diambil oleh anggota masyarakat dan struktur sosial yang ada adalah sikap adopsi
atau menerima unsur baru sebagai bagian dari sistem yang sudah ada. Bahkan, dalam
beberapa kasus dapat terjadi bahwa unsur baru tersebut justru menghidupkan atau memberi
kekuatan baru bagi berkembangnya unsur yang sudah ada atau disebut revitalisasi. Ada
beberapa kelompok sosial misalnya, yang secara positif menerima kegiatan pariwisata karena
dapat menghidupkan kembali kebudayaan tradisional yang hampir punah akibat adanya
kegiatan pariwisata tersebut. Proses integrasi dapat terjadi pula melalui cara interseksi
berbagai struktur sosial yang berbeda dalam satu kesatuan sosial. Perubahan sosial tidak
selamanya membawa pengaruh pada pemisahan hubungan sosial tetapi bisa jadi sebaliknya

dapat memperumit keterkaitan hubungan antara kelompok-kelompok yang ada.
Pengertian kualitas
Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu .Istilah ini
banyak digunakan dalam dalam bisnis, rekayasa, dan manufaktur dalam kaitannya dengan
teknik dan konsep untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkan.

Pengertian sumber daya manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan,
karyawan dan masyarakat.

Pengertian perbankan syariah
suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah).
Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan
atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk

berinvestasi pada usaha-usaha berkategori terlarang (haram). Sistem perbankan
konvensional tidak dapat menjamin absennya hal-hal tersebut dalam investasinya, misalnya
dalam usaha yang berkaitan dengan produksi makanan atau minuman haram, usaha media atau
hiburan yang tidak Islami, dan lain-lain.

Meskipun prinsip-prinsip tersebut mungkin saja telah diterapkan dalam sejarah perekonomian
Islam, namun baru pada akhir abad ke-20 mulai berdiri bank-bank Islam yang menerapkannya
bagi lembaga-lembaga komersial swasta atau semi-swasta dalam komunitas muslim di dunia

A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia, sebagai negara muslim terbesar di dunia, telah muncul kebutuhan akan adanya
bank yang melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip syariah.
Perbankan syariah merupakan suatu organisasi Islam yang dalam praktek dan aktivitas
manajemennya menerapkan prinsip-prinsip syariah. Perkembangan perbankan syariah
memiliki konsekuensi terhadap peningkatan kebutuhan pasar tenaga kerja. Berdasarkan data
dari Bank Indonesia (BI) jumlah tenaga kerja yang masuk di sektor perbankan syariah terus
meningkat.
Perkembangan perbankan syariah ini tentunya juga harus didukung oleh sumber daya insani
yang memadai, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Namun, realitas yang ada
menunjukkan bahwa masih banyak sumber daya insani yang selama ini terlibat di institusi
syariah tidak memiliki pengalaman akademis maupun praktis dalam Islamic banking.
Tentunya kondisi ini cukup signifikan memengaruhi produktifitas dan profesionalisme
perbankan syariah itu sendiri. Inilah yang memang harus mendapatkan perhatian dari kita
semua, yakni mencetak sumber daya insani yang mampu mengamalkan ekonomi syariah
disemua lini karena system yang baik tidak mungkin dapat berjalan bila tidak didukung oleh

sumber daya insani yang baik pula.
Sumber daya manusia merupakan asset yang sangat berharga bagi organisasi. Kemampuan
untuk mengelola SDM, berupa pemberdayaan karyawan (empowerment) akan dapat
meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi. Karyawan yang komitmen akan
memberikan dampak yang besar terhadap pencapaian kinerja (performance) organisasi.
Komitmen karyawan menunjukkan adanya kepuasan karyawan terhadap organisasinya,
sehingga jika karyawan puas, maka akan mampu memberikan dan meningkatkan kepuasan
konsumen. Apabila kepuasan konsumen tercapai, maka organisasi akan mencapaihigh
performance.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah disampaikan diatas, ada rumusan masalah yang bisa diambil:
a.

Bagaimana integritas dan kualitas sumber daya manusia pada bank syariah ?

b. Faktor Kinerja sumber daya insani ?
II. PEMBAHASAN
A. Integritas dan kualitas sumber daya manusia pada perbankan syariah
Salah satu pengelolaan paling penting dalam dunia perbankan disamping pemasaran bank

adalah pengelolaan terhadap sumber daya manusia. Hal ini disebabkan sumber daya manusia
merupakan tulang punggung dalam menjalankan roda kegiatan operasional suatu bank. Untuk
itu penyediaan sumber daya manusia (bankir) sebagai motor penggerak operasional bank
haruslah disiapkan. Disamping itu, sumber daya manusia yang dimiliki oleh bank haruslah
memiliki kemampuan dalam menjalankan setiap transaksi perbankan, mengingat faktor
pelayanan yang diberikan oleh para pegawai ini sangat menentukan sukses atau tidaknya
bank kedepan. Kemampuan yang dimiliki harus terus diasah secara terus menerus, baik
melalui pengalaman kerja, maupun pelatihan dan pengembangan pegawai.
Pada awal dikenalnya ilmu ekonomi, sumber daya manusia dianggap sebagai mesin oleh
sebagian besar perusahaan. Karena dianggap sebagai mesin, maka mereka dapat diperlakukan
seenaknya oleh pemilik perusahaan pada saat itu.[1]
Islam mendorong umatnya untuk memilih calon pegawai berdasarkan pengetahuan,
pengalaman, dan kemampuan teknis yang dimiliki. Hal ini sesuai firman Allah : “Karena
sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah
orang yang kuat lagi dapat dipercaya” (Al-Qasas [28]: 26).
Dalam islam, prosesi pengangkatan pegawai harus berdasarkan kepatutan dan kelayakan
calon atas pekerjaan yang akan dijalaninya. Ketika plihan pengangkatan jatuh pada orang
yang disinyalir memiliki kemampuan, padahal masih terdapat orang yang lebih patut, layak
dan lebih baik darinya (dari golongan orang-orang terdahulu), maka prosesi pengangkatan ini
bertentangan dengan syariat islam.[2]

Manajemen sumber daya insani konsen terhadap pengaturan aktivitas dan hubungan atar
karyawan. Mereka diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang optimal. Para karyawan
harus mampu meningkatkan kompetensi dan kemampuan teknis guna merealisasikan tujuan
yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Cirri-ciri orang yang mempunyai dan menghayati etos kerja akan tampak dalam sikap dan
tingkah lakunya yang dilandaskan pada suatu keyakinan yang sangat mendalam bahwa
bekerja itu ibadah dan berprestasi itu indah.

1. Memiliki kejujuran
Di dalam jiwa seorang yang jujur itu terdapat komponen nilai rohani yang memantulkan
berbgai sikap yang berpihak kepada kebenaran dan sikap moral yang terpuji (morally
upright). Perilaku yang jujur adalah perilaku yang diikuti oleh sikap tanggung jawab atas apa
yang diperbuatnya tersebut atau integritas. Kejujuran dan integritas bagaikan dua sisi mata
uang. Seseorang tidak cukup hanya memiliki keikhlasan dan kejujuran, tetapi dibutuhkan
pula nilai pendorong lainnya, yaitu integritas. Akibatnya mereka siap menghadapi resiko dan
seluruh dia hadapi dengan gagah berani, kebanggaan, dan penuh suka cita, dan tidak pernah
terpikirkan untuk melemparkan tanggung jawabnya kepada orang lain.
Budaya kerja islami sangat mendorong untuk melahirkan seorang yang profesionalis
sekaligus memiliki integritas yang tinggi. Jujur, tetapi tidak mempunyai integritas berarti
tidak bisa diandalkan.[3]

2. Memiliki komitmen
Yang dimaksud dengan commitment adalah keyakinan yang mengikat (aqad) sedemikian
kukuhnya sehingga membelenggu seluruh hati nuraninya dan kemudian menggerakkan
perilaku menuju arah tertentu yang diyakininya (I’tiqad). Pegawai yang memiliki komitmen
tinggi kepada perusahaan merupakan orang yang paling rendah tingkat stresnya dan
dilaporkan bahwa mereka yang berkomitmen itu merupakan orang yang paling merasakan
kepuasan dari pekerjaannya itu.
Goldman[4] mengidentifikasikan cirri-ciri orang yang berkomitmen antara lain sebagai
berikut:


Siap berkorban demi pemenuhan sasaran perusahaan yang lebih penting



Merasakan dorongan semangat dalam misi yang lebih besar.



Menggunakan nilai-nilai kelompok dalam pengambilan keputusan.


Mereka yang memiliki komitmen tidak mengenal kata menyerah. Komitmen adalah soal
tindakan dan keberanian.
3. Disiplin
Erat kaitannya dengan konsisten adalah sikap berdisiplin, yaitu kemampuan
untuk mengendalikan diri dengan tenang dan tetap taat walaupun dalam situasi yang sangat
menekan. Pribadi yang berdisiplin sangat berhati-hati dalam mengelola pekerjaan serta
penuh tanggung jawab memenuhi kewajibannya. Mata hati dan profesinya terarah pada hasil
yang akan diraih (achievements) sehingga mampu menyesuaikan diri dalam situasi yang
menantang. Mereka jg mempunyai daya adabtabilitas atau keluesan untuk menerima inovasi
atau gagasan baru.

4. Memiliki sikap pecaya diri
Percaya diri melahirkan kekuatan, keberanian, dan tegas dalam bersikap. Berani mengambil
keputusan yang sulit walaupun harus membawa konsekuensi berupa tantangan atau
penolakan.
Sikap percaya diri dapat kita lihat dari beberapa cirri kepribadiannya yang antara lain sebagai
berikut,
 Mereka berani untuk menyatakan pendapat atau gagasannya sendiri walaupun hal
tersebut beresiko tinggi, misalnya menjadi orang yang tidak popular atau malah dikucilkan.

 Mereka mampu menguasai emosinya; ada semacam self regulation yang menyebabkan
dia tetap tenang dan berfikir jernih walaupun dalam tekanan yang berat(working under
pressure).
 Mereka memiliki independensi yang sangat kuat sehingga tidak mudah terpengaruh oleh
sikap orang lain walaupun pihak lain adalah mayoritas. Baginya, kebenaran tidak selalu
dicerminkan oleh kelompok yang banyak.
5. Orang yang kreatif
Pribadi yang kreatif selalu ingin mencoba metode atau gagasan baru dan asli, sehingga
diharapkannya hasil kinerja dapat dilaksanakan secara efisien, tetapi efektif. Mereka yang
beragama islam sangat memahami ayat pertama yang diterima Rasulullah saw., yaitu
kata iqra’ yang berarti tidak hanya dalam pengertian membaca, tetapi juga mengumpulkan
dan merangkum data menjadi satu arti. Seorang yang kreatif bekerja dengan informasi, data,
dan mengelolanya sedemikian rupa sehingga memberikan hasil atau manfaat yang besar.
Mereka juga termasuk tipe orang yang proaktif dan spontan. Memberikan respons secara
positif terhadap lingkungan kerjanya. Adapun cirri-ciri pegawai yang kreatif, diantaranya:


Kuatnya motivasi untuk berprestasi




Komitmen



Inisiatif dan optimisme.

6. Bahagia karena melayani
Seorang yang amanah adalah orang-orang yang menjadikan dirinya sibuk untuk memberikan
pelayanan. Mereka merasa bahagia dan memiliki makna apabila hidupnya dipenuhi dengan
pelayanan. Mereka menerjemahkan SERVICE bukan hanya sekedar sebuah kata, melainkan
memiliki makna yang berdimensi luas sbagaimana untaian berikut.
Self Awarness and Self Esteem, menanamkan kesadaran diri bahwa melayani merupakan
bagian dari misi seorang muslim dan karenanya harus selalu menjaga self esteem (martabat)

diri sendiri dan orang lain. Seseorang menjadi professional karena menyadari betapa
berharganya ilmu dan pengetahuan yang dmilikinya.
Empathy and Enthusiam, sikap untuk memberikan pelayanan yang terbaik hanya tumbuh
bila kita memahami bahwa keberadaan manusia hanya mungkin terjadi karena kehadiran
orang lain.

Reform and Recorver, berusaha untuk lebih baik dan lebih baik lagi, dan selalu memperbaiki
dengan cepat setiap ada keluhan atau sesuatu yang bias merusak pelayanan.
Victory and Vision, melayani berarti ingin merebut hati dan membawa misi untuk
membangun kebahagiaan dan kemenangan bersama (win-win). Dalam sikap melayani, kita
harus memiliki pandangan kedepan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan mutu.
Impressive and Improvement, berikanlah pelayanan yang mengesankan dan berusahalah
selalu untuk meningkatkan perbaikan pelayanan. Rasulullah adalah orang yang selalu
menampilkan kepribadian yang sangat menawan dan berkesan bagi siapapun yang
menjumpai beliau sehingga beliau senantiasa menjadi kerinduan bagi umatnya. Diriwayatkan
oleh at-Tirmidzi dari Abu Umamah r.a bahwa ia berkata, “Saya belum pernah melihat
seseorang yang lebih banyak senyumnya daripada Rasulullah saw..” Dalam hal berkata-kata,
beliau bahkan tidak pernah meninggalkan senyum diraut wajahnya.
Care, Cooperativeness, and Communication, menunjukkan perhatian yang sangat mendalam
dan mengembangkan nilai-nilai yang mampu membuka kerjasama. Serta membuka jalinan
komunikasi sebagai jembatan emas untuk menumbuhkan sinergi dan keterbukaan.
Evaluation and Empowement, lakukanlah penilaian, perenungan dan upayakanlah selalu
untuk memberdayakan seluruh asset yang ada. Pribadi muslim yang seharusnya professional
dan berakhlak itu akan menjadikan setiap geraknya adalah pelayanan yang
berkualitas sehingga orang yang ada disekitarnya merasakan kedamaian.[5]
Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan syariah.

Dalam etika, misalnya sifatamanah dan siddiq, harus melandasi setiap karyawan sehingga
tercermin integritas eksekutif muslim yang baik. Disamping itu, karyawan bank syariah
harus skillful dan professional (fathanah),dan mampu melakukan tugas secara teamwork dimana informan merata diseluruh fungsional organisasi (tabligh). Demikian pula
dalam hal reward dan punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.
Selain itu, cara berpakaian dan tingkah laku dari para karyawan merupakan cerminan bahwa
mereka bekerja dalam sebuah lembaga keuangan yang membawa nama besar islam, sehingga
tidak ada aurat yang terbuka dan tingkah laku yang kasar. Demikian pula dalam menghadapi
masalah, akhlak harus senantiasa terjaga. Nabi saw mengatakan bahwa senyum adalah
sedekah.[6]
Kendala dibidang sumber daya manusia dalam pengembangan perbankan syariah disebabkan
karena system ini masih belum lama dikembangkan. Disamping itu, lembaga-lembaga
akademik dan pelatihan dibidang ini sangat terbatas sehingga tenaga terdidik dan

berpengalaman di bidang perbankan syariah, baik sisi bank pelaksana maupun dari bank
sentral (pengawas dan peneliti bank) masih sangat sedikit.[7]
Adapun kunci sukses Sumber Daya Insani bank syariah:
a.

Takhalli (Tinggalkan yang buruk)

b. Tahalli (Isi dengan yang baik)
c.

Tajali (Hiasi dengan yang indah).[8]

B. Faktor Kinerja sumber daya insani
Banyak faktor yang memengaruhi kinerja karyawan, usaha yang dicurahkan, dan dukungan
organisasi yang diterimanya. Sebagian unit SDM dalam organisasi ada untuk menganalisis
dan menyampaikan bidang ini. Tiga factor utama yang memengaruhi bagaimana pegawai
yang ada bekerja. Diantaranya : (1) kemampuan individual untuk melakukan pekerjaan
tersebut, (2) tingkat usaha yang dicurahkan, dan (3) dukungan organisasi.
Kinerja (Performance) = Kemampuan (Ability) x Usaha (Effort) x Dukungan (Support)
Komponen kinerja individual
Usaha yang dicurahkan


Motivasi



Etika kerja



Kehadiran



Rancangan tugas
Kerja Individual (termasuk kuantitas dan kualitas)

Kemampuan Individual

Dukungan Organisasional

-

Bakat

- Pelatihan dan pengembangan

-

Minat

- peralatan dan Teknologi

-

Faktor kepribadian

- Standar kinerja

- Standar Kinerka
- Manajemen dan rekan kerja

Kinerja individual ditingkatkan sampai tingkat dimana ketiga komponen tersebut ada dalam
diri karyawan. Akan tetapi, kinerja berkurang apabila salah satu faktor ini dikurangi atau
tidak ada. Motivasi sering kali merupakan salah satu faktor yang tidak ada. Berikut gambaran
tentang motivasi.
Motivasi (motivation) adalah keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang
tersebut bertindak. Orang biasanya bertidak karena satu alasan: untuk mencapai tujuan. Jadi
motivasi adalah sebuah dorongan yang diatur oleh tujuan dan jarang muncul dalam
kekosongan. Kata-kata kebutuhan, keinginan, hasrat, dan dorongan, semuanya serupa dengan
motivasi. Sekelompok factor, motivator, menyebabkan tingkat kepuasan dan motivas kerja
yang tinggi.[9]

III. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalamsebuah bank syariah selayaknya
memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan syariah. Dalam etika, misalnya
sifat amanah dansiddiq, harus melandasi setiap karyawan sehingga tercermin integritas
eksekutif muslim yang baik. Disamping itu, karyawan bank syariah
harus skillful dan professional (fathanah), dan mampu melakukan tugas secara teamwork dimana informas merata diseluruh fungsional organisasi (tabligh). Demikian pula dalam
halreward dan punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.
Dalam konteks ini, Sumber daya manusia dalam perbankan syariah harus memiliki
pengetahuan yang luas didalam bidang perbankan, memahami implementasi prinsip-prinsip
syariah dalam praktik perbankan, serta mempunyai komitmen yang kuat untuk
menerapkannya secara konsisten. Dan berdasarkan kondisi sumber daya manusia dinegri ini,
perlu kita melihat pada motivasi kerja mereka, motivasi merupakan penggerak bagi seseorang
agar berusaha mencapai tujuan organisasi yang optimal

IV. PENUTUP
Demikianlah malakah ini saya buat, sangat disadari saya sebagai manusia biasa yang tidak
lepas dari ketidaksempurnaan yang tentunya banyak kesalahan serta kekurangan. Tiada
gading yang tak retak, maka dari itu kritik dan saran yang kami harapkan demi bahan
penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya khususnya
dan pembaca umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Kasir, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012.
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001.
Materi “Seminar Hasil Penelitian dan Outlook Perbankan Syariah 2013” bersama Bp Ir.
Adiwarman Karim, SE.,MBA.,MAEP, Rabu, 19 Desember 2012 di North Ballroom Gumaya
Tower Hotel Jl. Gajahmada No.59-61 Semarang.
Robert L. Mathis, Human Resource Management, Jakarta: Salemba Empat, 2006
Toto tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta: PT Gema Insani Press, 2002.

[1] Kasir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012) hlm. 155
[2] Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 106-108
[3] Toto tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta: PT Gema Insani Press, 2002), hlm. 81.
[4] Daniel Goldman, penulis buku “Working With Emotional Intellegence”.
[5] Toto tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta: PT Gema Insani Press, 2002), hlm. 82-100.
[6] Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 34.
[7] Ibid, hlm. 226.
[8] Materi “Seminar Hasil Penelitian dan Outlook Perbankan Syariah 2013” bersama Bp Ir. Adiwarman
Karim, SE, MBA, MAEP, Rabu, 19 Desember 2012 di North Ballroom Gumaya Tower Hotel Jl. Gajahmada
No.59-61 Semarang.
[9] Robert L. Mathis, Human Resource Management, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) Hlm. 113-115

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24