Gambaran Budaya Timur Barat dlm cerpen S

GAMBARAN BUDAYA TIMUR-BARAT
DALAM CERPEN SERIBU KUNANG-KUNANG DI
MANHATTAN KARYA UMAR KAYAM:
Tinjauan Sosiologi Sastra

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh
F CHRYSNHA PRADIPHA
C0210020

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Grebstein (dalam Damono, 1979: 4) menyatakan bahwa karya sastra
tidak dapat dipahami secara lengkap, apabila dipisahkan dari lingkungan atau
kebudayaan atau peradaban yang telah menghasilkannya. Ia harus dipelajari
dalam konteks seluas- luasnya dan tidak hanya dirinya sendiri. Setiap karya
sastra adalah hasil dari pengaruh timbal-balik yang rumit dari faktor-faktor
sosial dan kultural, dan karya sastra itu sendiri merupakan objek kultural
yang rumit. Bagaimana pun, karya sastra bukanlah suatu gejala yang tersendiri.
Kebudayaan tidak dapat dipisahkan dengan karya sastra. Kebudayaan
menjadi salah satu faktor terciptanya karya sastra selain unsur sosial di dalamnya.
Budaya Timur dan Barat adalah dua budaya yang ada di dunia, keberadaannya
dalam masyarakat dapat mempengaruhi terciptanya karya sastra.
Timur dan Barat merupakan dua budaya yang sangat berbeda. Timur
mengacu pada Asia (timur India), karena terdapat budaya lain seperti Timur
Tengah. Barat lebih mengacu kepada negara-negara yang berada di benua Eropa
dan Amerika. Pada umumnya kata ini lebih sering diasosiasikan terhadap negaranegara

yang


mempunyai

mayoritas

penduduk

berkulit

putih

(www..wikipedia.org/wiki/Dunia_Barat). Selanjutnya penyebutan budaya Jawa
digunakan sebagai wakil dari budaya Timur karena Jawa (Indonesia) bagian dari
Asia (Timur). Lalu budaya Amerika digunakan untuk mewakili budaya Barat.
Salah satu contoh karya sastra yang kental akan unsur budaya di dalamnya adalah
cerpen berjudul Seribu Kunang-kunang di Manhattan (selanjutnya cerpen
SKKM).
Cerpen SKKM adalah salah satu dari dua belas cerpen dalam kumpulan
cerpen berjudul Sri Sumarah dan cerita pendek lainnya pada tahun 1986 yang
diterbitkan oleh penerbit Pustaka Jaya, Jakarta. Diterbitkan pertama kali dalam
kumpulan cerpen berjudul Seribu Kunang-kunang di Manhattan pada tahun 1972

oleh penerbit Grafiti. Cerpen SKKM adalah cerpen berbahasa Indonesia yang
terdiri dari 14 halaman.
Alasan mengambil cerpen SKKM karya Umar Kayam sebagai objek
kajian, yaitu pertama cerpen SKKM kental akan unsur-unsur budaya yang

diwakilkan oleh budaya Amerika dan budaya Jawa di dalamnya. Alasan kedua
disebabkan cerpen SKKM menggambarkan proses interaksi sosial budaya Timur
dan Barat yang membaur menjadi satu. Alasan ketiga melalui cerpen SKKM
peneliti ingin mengungkapkan pandangan Umar Kayam sebagai pengarang cerpen
SKKM terhadap budaya Timur dan Barat yang terkandung di dalamnya. Alasan
keempat disebabkan cerpen SKKM adalah cerpen karangan Umar Kayam sebagai
sastrawan yang sudah tidak asing lagi di dunia sastra Indonesia. Alasan lain
dikarenakan cerpen SKKM dengan keberhasilannya melukiskan perasaan manusia
yang halus melalui suatu cara bercerita yang langsung menangkap momen
kehidupan itu sendiri secara konkrit dalam penceritaannya

pernah mendapat

penghargaan pada tahun 1966/1967 sebagai cerpen terbaik oleh majalah Horison.
Cerpen SKKM karya Umar Kayam merupakan sebuah karya sastra yang

mampu

menggambarkan pertemuan dua budaya yang berbeda yaitu budaya

Timur (Jawa) dan budaya Barat (Amerika). Kedua budaya yang memiliki ciri khas
masing-masing tersebut dipertemukan dalam satu latar waktu, tempat, dan suasana
yaitu di Manhatattan Amerika. Kehidupan Manhattan sebagai kota metropolitan
yang penuh dengan keramaian berbanding terbalik dengan kehidupan di desa yang
damai dan tenang. Umar Kayam (orang Jawa) yang pernah merasakan kehidupan
Amerika, memaparkan kedua budaya tersebut melalui tokoh-tokoh dalam cerpen
SKKM yaitu Marno dan Jane.
Selain itu, cerpen SKKM mengungkap proses interaksi sosial budaya yang
terjadi melalui pertemuan budaya Timur dan Barat. Pertemuan dua budaya yang
berbeda tersebut akan menghasilkan kontak sosial dan komunikasi sehingga
terjadi suatu interaksi sosial budaya Timur dan Barat. Berdasarkan perbedaan
budayanya, Timur dan Barat jelas memiliki ciri khas masing-masing. Timur yang
spiritual berbanding terbalik dengan Barat yang rasional.
Umar Kayam sebagai pengarang sekaligus orang asli Jawa, menuangkan
segala pengamatan, ide, dan kreasinya ke dalam cerpen SKKM karyanya.
Berdasarkan kecermatannya tersebut cerpen SKKM yang berlatar kota Manhattan

berhasil beliau satukan antara budaya miliknya (Jawa) dengan budaya tempatnya
berkarya (Amerika). Ketimuran yang dibawa oleh Umar Kayam sebagai orang
Jawa diwakilkan oleh Marno. Kebaratan diwakilkan oleh Jane, sebagai orang

Amerika yang membawa ciri khas kehidupan di kota Manhattan. Ketimuran
dengan ciri khas kehidupannya berdasarkan atas spiritualitas. Berbeda dengan
budaya Barat yang lebih mengutamakan kehidupannya pada rasionalitas
Kehidupan spiritual dan kehidupan rasional sangat bertentangan. Namun dewasa
ini, pencampuran budaya satu dengan budaya lain banyak ditemui di dunia.
Cerpen SKKM karya Umar Kayam merupakan karya yang kuat akan
unsur-unsur budaya di dalamnya. Cerpen SKKM menyampaikan pesan dan
amanat yang menjadi persoalan mengenai pencampuran budaya. Mengingatkan
kembali bahwa pencampuran budaya tidak serta merta membawa ke dalam
pertentangan, melainkan pembauran juga dapat terjadi, seperti halnya diaspora
dapat ditemui dalam cerpen SKKM karya Umar Kayam.
Sebagai karya yang berprestasi, penelitian menyangkut cerpen SKKM
sebagai objek penelitian juga banyak dilakukan oleh kalangan sastra, antara lain:
Jakob Sumardjo (1974), Moh Soeratno, et.al (1980), Korrie Layun Rampan
(1982), Swami Anand Haridas (1986), Th. Sri Rahayu Prihatmi (1990),Lukman
Hakim (1992), Chattri S Widyastuti (2005), Alitadram (2011), Antono Wiyono

(2011), dan Lilah Nur Kholilah (2013)
Salah satu penelitian berobjek cerpen SKKM di atas adalah penelitian
Lukman Hakim (1992) yang mengkaji unsur cakapan dalam cerpen SKKM.
Lukman Hakim membuat suatu kesimpulan mengenai penelitiannya
percakapan

dalam

cerpen

SKKM,

berfungsi

sebagai

aktualisasi

bahwa
dari


pengungkapan tema dan penggambaran tokoh. Unsur cakapan dikaji melalui
percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam cerpen, yaitu Marno dan Jane.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan gambaran budaya TimurBarat yang terdapat dalam cerpen SKKM karya Umar Kayam. Tujuan lain untuk
mengetahui pro-kontra interaksi sosial budaya Timur-Barat dalam cerpen SKKM
karya Umar Kayam. Selain itu juga untuk mengetahui pandangan Umar Kayam
sebagai pengarang cerpen SKKM terhadap budaya Timur-Barat.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra
karena masalah mengenai interaksi sosial yang tercermin dalam cerpen SKKM
merupakan permasalahan yang terjadi pada masyarakat, yaitu interaksi sosial
budaya yang terjadi dalam masyarakat antar budaya yang berbeda. Dasar filosofis
pendekatan sosiologis adalah adanya hubungan hakiki antara karya sastra dengan
masyarakat. Hubungan yang dimaksudkan disebabkan oleh: a) karya sastra
dihasilkan oleh pengarang, b) pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat,
dan c) pengarang memanfaatkan kekayaan yang ada dalam masyarakat, dan d)
hasil karya sastra itu dimanfaatkan kembali oleh masyarakat (Nyoman Kutha
Ratna, 2004:60). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi
sastra. Setelah menemukan gambaran budaya Timur-Barat dalam cerpen SKKM,

selanjutnya akan diketahui pro-kontra interaksi sosial budaya Timur-Barat.
Melalui gambaran budaya serta pro-kontra interaksi sosial budaya Timur-Barat,
selanjutnya dapat diketahui pesan dan amanat yang terkandung dalam cerpen
SKKM karya Umar Kayam. Problem-problem yang terjadi dalam suatu
masyarakat tepat dilakukan penelitian dengan menggunakan sebuah pendekatan
sosiologi sastra. Interaksi sosial budaya yang tercermin dalam cerpen SKKM
merupakan permasalahan yang terjadi pada masyarakat, yaitu interaksi dalam
masyarakat yang memiliki budaya yang berbeda.
Penelitian terhadap cerpen SKKM dilakukan dengan menganalisis
gambaran budaya Timur-Barat, interaksi sosial budaya Timur-Barat, serta
pandangan Umar Kayam terhadap budaya Timur-Barat dalam cerpen SKKM
karya Umar Kayam. Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini diberi judul
Gambaran Budaya Timur-Barat dalam Cerpen Seribu Kunang-Kunang di
Manhattan Karya Umar Kayam: Tinjauan Sosiologi Sastra.

B. Pembatasan Masalah
Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya pembatasan masalah. Secara
lebih rinci, pembatasan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui gambaran budaya Timur-Barat dalam cerpen SKKM karya
Umar Kayam

2. Mengetahui pro-kontra interaksi sosial budaya Timur-Barat dalam
cerpen SKKM karya Umar Kayam
3. Mengetahui pandangan Umar Kayam terhadap budaya Timur-Barat
dalam cerpen SKKM karya Umar Kayam
C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran budaya Timur-Barat dalam cerpen SKKM karya
Umar Kayam?
2. Bagaimana pro-kontra interaksi sosial budaya Timur-Barat dalam cerpen
SKKM karya Umar Kayam?
3. Bagaimana pandangan Umar Kayam terhadap budaya Timur-Barat dalam
cerpen SKKM karya Umar Kayam?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan:
1. Gambaran sosial budaya Timur-Barat dalam cerpen SKKM karya
Umar Kayam
2. Pro-kontra interaksi sosial budaya Timur-Barat cerpen SKKM karya
Umar Kayam
3. Pandangan Umar Kayam terhadap budaya Timur-Barat dalam cerpen

SKKM karya Umar Kayam
E. Manfaat Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian, tentunya memilki beberapa manfaat.
Manfaat-manfaat tersebut, antara lain:
1. Manfaat Teoretis
a. Memberi sumbangan yang bermakna bagi perkembangan studi kritik
sastra di Indonesia, khususnya program sarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
b. Mengisi kekurangan pengkajian terhadap karya sastra di Indonesia.
c. Bermanfaat bagi kepustakaan studi sastra, terutama untuk bahan
pendalaman kritik sastra.
2. Manfaat Praktis

a. Dapat mengungkap makna karya cerpen SKKM karya Umar Kayam.
b. Dapat mengungkap gambaran sosial dua budaya yang berbeda dalam
cerpen SKKM karya Umar Kayam.
c. Dapat mengungkap pro-kontra interaksi sosial budaya Timur-Barat
dalam cerpen SKKM karya Umar Kayam.
d. Dapat mengungkap pandangan Umar Kayam terhadap budaya TimurBarat dalam cerpen SKKM karya Umar Kayam.
F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi dan dijabarkan dalam
lima bab. Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan. Pendahuluan berisi uraian mengenai latar belakang
masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang mendeskripsikan berbagai
hal yang menunjukkan pemahaman tentang permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian. Pembatasan masalah menguraikan berbagai hal yang diteliti dengan
dibatasi agar permasalahan tidak melebar. Rumusan masalah berisi pernyataan
yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian. Tujuan penelitian merupakan
pernyataan dari rumusan masalah. Manfaat penelitian menjelaskan manfaat
teoretis dan manfaat praktis dari penelitian.
Bab II Kajian Pustaka dan Kerangka Pikir. Kajian pustaka menampilkan
dasar-dasar teori ilmiah, konsep-konsep, prinsip-prinsip atau temuan terdahulu
yang terdiri dari studi terdahulu, yaitu penelitian-penelitian yang berhubungan
dengan objek kajian cerpen SKKM. Bab ini juga membahas mengenai teori-teori
yang digunakan dalam analisis penelitian, yaitu mengenai sosiologi dalam cerpen
SKKM dengan pendekatan sosiologi sastra. Kerangka pikir merupakan gambaran
secara jelas yang digunakan peneliti untuk mengkaji dan memahami permasalahan
yang diteliti.

Bab III Metode Penelitian. Metode Penelitian terdiri dari jenis penelitian,
pendekatan, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
Jenis penelitian disesuaikan dengan permasalahan penelitian. Pendekatan berisi
pendekatan penelitian sosiologi sastra yang akan digunakan dalam penelitian.
Data dan sumber data berisi mengenai data yang lengkap, benar, dan sahih yang
digunakan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data berisi mengenai cara yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Teknik analisis data berisi teknik analisis
data yang digunakan dan alasan teknik itu dipilih dalam penelitian.
Bab IV

berisi analisis data. Analisis data berisi tentang penjabaran

mengenai gambaran budaya Timur-Barat dalam cerpen SKKM, interaksi sosial
budaya Timur-Barat dalam cerpen SKKM, dan pandangan Umar Kayam terhadap
budaya Timur-Barat dalam cerpen SKKM.
Bab V Penutup. Penutup berisi tentang simpulan dan saran dari penelitian.
Simpulan merupakan hasil temuan penelitian dan merupakan jawaban dari
rumusan masalah. Saran berisi tentang pemantapan hasil penelitian yang dicapai
dan pengembangan penelitian lanjut yang ditujukan pada pembuat kebijakan,
pengguna hasil penelitian, dan peneliti lain yang berminat untuk mengembangkan
penelitian yang sejenis.
Penelitian ini dilengkapi referensi berupa buku-buku yang tercantum
dalam daftar pustaka. Penelitian ini juga dilengkapi lampiran yang berupa data
biografi Umar Kayam dan sinopsis cerpen SKKM.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
1.

Penelitian Terdahulu
Kajian pustaka dalam penelitan ini dilakukan dengan cara menelusuri

penelitian-penelitian terdahulu, khususnya yang berkaitan pengkajian terhadap
objek cerpen SKKM karya Umar Kayam yang sementara ini diperoleh melalui
kunjungan di universitas di Jawa Tengah, digital library serta buku-buku yang
bersangkutan.
1. Penelaahan

Jakob Sumardjo pada tahun 1974 terhadap cerpen-cerpen

dalam Seribu Kunang-Kunang di Manhattan sebagaimana yang termuat
dalam harian Pikiran Rakyat (27 November 1974) yang kemudian
dimuatkan di buku, Fiksi Indonesia (1983) dan dimuatkan lagi di dalam
buku Pamusuk Erneste, Cerpen Indonesia Mutakhir (1983), agaknya
dimaksudkan sebagai komentar atas komentar Arief Budiman terhadap
cerpen-cerpen Umar Kayam. Jakob Sumardjo kemudian sampai pada
kesimpulan bahwa pada cerpen-cerpen Umar Kayam terkandung berbagai
pembaharuan,

antara

lain

cerpen-cerpen

Umar

Kayam,

mencoba

mengangkat suasana batin manusia, dan sering disusun dari kejadian yang
urut sebagaimana cerpen-cerpen konvensional, salah satunya adalah pada
cerpen SKKM.
2. Moh Soeratno, et.al 1980 menulis laporan penelitian yang berjudul
“Memahami

Cerpen-Cerpen

Umar

Kayam”.

Berisi

pembahasan

kepengarangan dan karya Umar Kayam, latar belakang sosial cerpencerpen Umar Kayam, struktur cerpen-cerpen Umar Kayam (tema, alur,
penokohan, latar, sudut pandang), serta bahasa dan gaya bahasa dalam
cerpen-cerpen Umar Kayam. Semua analisis yang terdapat dalam buku
laporan penelitian tersebut berobjekan sepuluh (10) cerpen Umar Kayam,
salah satunya adalah cerpen Seribu Kunang-kunang di Manhattan. Cerpen
SKKM disinggung mengenai latar belakang sosialnya, strukturnya (tema,
alur, penokohan, latar, sudut pandang), bahasa dan gaya bahasanya.
Pengkajian mengenai cerpen SKKM tidak mendalam. Pada skripsi ini

selanjutnya akan dibahas lebih dalam mengenai gambaran budaya Timur
dan Barat dalam cerpen SKKM, interaksi sosial budaya Timur dan Barat
dalam cerpen SKKM, serta pandangan Umar Kayam mengenai budaya
Timur dan Barat dalam cerpen SKKM karya Umar Kayam.
3. Korrie Layun Rampan 1982 membagi penelaahan dalam dua bagian.
Bagian pertama khusus menelaah cerpen-cerpen yang terkumpul dalam
kumpulan Seribu Kunang-Kunang di Manhattan, sedangkan bagian kedua
menelaah cerpen panjang “Musim Gugur Kembali di Connecticut”, dan 2
novelet: Sri Sumarah dan Bawuk. Menurut Korrie hampir semua cerpen
yang terkumpul dalam Seribu Kunang-Kunang di Manhattan (salah satunya
cerpen SKKM), meskipun dikemas dengan teknik bercerita sederhana, akan
tetapi mampu membawakan tema-tema kemanusiaan yang esensial.
4. Swami Anand Haridas 1986 menelaah karya-karya Umar Kayam,
khususnya cerpen-cerpen yang terkumpul dalam Seribu Kunang-Kunang di
Manhattan, Sri Sumarah dan Bawuk, “Musim Gugur Kembali di
Connecticut”, dan “Kimono Biru Buat Isteri”, dengan mengaitkan dengan
pemikiran-pemikiran tertentu tentang kesusasteraan dan masyarakat yang
dikembangkan oleh ahli sosiologi-kesusasteraan Prancis Lucien Goldman.
Menurut Swami Anand Haridas, Kayam telah bertindak sebagai orang luar
yang menulis tentang orang-orang Amerika, tetapi mengemukakan
gambaran yang cukup kena tentang suatu bangsa yang ditolaknya baik dari
segi ras maupun dari segi susila. Adapun dari aspek struktur, pandangan
Kayam juga tertampil dalam empat ceritanya yang lain. Akhirnya Swami
Anand Haridas sampai pada kesimpulan bahwa Umar Kayam melalui
karya-karya fiksinya (salah satunya cerpen SKKM) telah berhasil
mengungkapkan sedikit dari kesadaran suatu kelas dalam masyarakat
5.

tentang diri mereka sendiri dalam jangka waktu empat dasa warsa lebih.
Th. Sri Rahayu Prihatmi 1990 mencoba membahas Sri Sumarah dan
Bawuk, dan melengkapi pembahasannya dengan cerpen-cerpen yang
terkumpul dalam Seribu Kunang-Kunang di Manhattan. Pusat perhatian
Prihatmi ternyata tertumpu pada beberapa aspek struktur cerita. Dengan
membahas unsur pusat pengisahan, pengaluran dan pelataran, akhirnya

Prihatmi sampai pada kesimpulan bahwa pusat pengisahan, pengaluran dan
pelataran dalam karya-karya Umar Kayam (salah satunya cerpen SKKM)
6.

sangat padu.
Lukman Hakim 1992 mengkaji unsur cakapan yang terdapat dalam cerpen
SKKM. Menurutnya bentuk keseluruhan cerpen SKKM berupa cakapan
antara dua tokoh (Jane dan Marno). Lebih lanjut Lukman Hakim membagi
tema percakapan dua tokoh tersebut ke dalam 12 tema percakapan antara
lain: tentang bulan, Alaska, boneka Indian, empire State Building, bunyi
jengkerik, pesawat jet, laut, Park, kunang-kunang, mainan, piyama, dan
tentang pamitan. Tema-tema percakapan tersebut kebanyakan berasal dari
dan berhubungan dengan tokoh Jane. Akhirnya Lukman Hakim membuat
suatu kesimpulan bahwa percakapan dalam cerpen SKKM berfungsi

sebagai aktualisasi dari pengungkapan tema dan penggambaran tokoh.
7. B. Rahmanto juga menulis buku yang berjudul Umar Kayam: Karya dan
Dunianya pada tahun 2004. Buku tersebut membicarakan hampir seluruh
cerpen dan novel Umar Kayam: Sri Sumarah dan Bawuk (1975), Seribu
Kunang-Kunang di Manhattan (1972), Istriku, Madame Schlitz, dan Sang
Raksasa (1967), Sybil (1967), Secangkir Kopi dan Sepotong Donat (1986),
Chief Sitting Bull (1986), There Goes Tatum (1986), Kimono Biru buat Istri
(1986), Para Priyayi (1992), Jalan Menikung (1999), serta kumpulan
cerpen Lebaran di Karet, di Karet…(2002).
8. Chattri S Widyastuti 2005 mengadakan kajian kritis terhadap berbagai
masalah yang berkaitan dengan aspek keselarasan dan kebersamaan dengan
memanfaatkan berbagai aspek formal struktur novel. Laporan Penelitian
tersebut berobjek karya-karya fiksi Umar Kayam, salah satunya adalah
cerpen SKKM yang terdapat dalam kumpulan cerpen berjudul Seribu
Kunang-Kunang di Manhattan (berisi 6 judul cerpen). Aspek keselarasan
dalam kisah perselingkuhan Marno dan Jane (cerpen SKKM) ditunjukkan
melalui penggambaran situasi batin tokoh Marno. Marno ketika berhadapan
dengan situasi yang mengharuskannya melawan ketidakselarasan. Dengan
kata

lain

Umar

Kayam

mencoba

mengangkat

ketidakselarasan

(perselingkuhan) untuk menunjukkan keselarasan. Dengan ungkapan yang

halus Kayam tetap menempatkan keselarasan sebagai nilai positif meski
dengan latar budaya masyarakat Amerika.
9. Ahmad Nashih Luthfi 2006 dalam “Umar Kayam: Ilmu dan Seni,
Sebentuk Eklektisisme” membicarakan 3 (tiga) peranan penting Umar
Kayam, yaitu: dalam dunia kesusastraan, kesenian, dan aktifitas keilmuan
(kebudayaan) secara umum. Pembahasan dalam dunia sastra salah satunya
mengkaji karya fiksi Umar Kayam yaitu cerpen SKKM. Kedua tokoh
(marno dan Jane) dalam cerpen SKKM mewakili dua kultur yang berbeda
(Jawa dan Amerika). Masing-masing tokoh mencerminkan keterasingan
karena perbedaan kultur yang tegas dan perbedaan kepentingan. Jane
memikirkan suami dan masa kanak-kanaknya. Sedangkan Marno
mengenang dusunnya di Indonesia. Keduanya berpijak pada dunia masingmasing dan berdialog dengan pikiran masing-masing. Umar Kayam
mempertemukan

keduanya,

mendialogkan

dalam

konteks

multikulturalisme.
10. Alitadram 2011 mengkaji cerpen SKKM dengan penelitiannya yang
berjudul “Ketenangan di Balik Kegelisahan”. Alitadram sampai pada
kesimpulan bahwa cerpen SKKM merupakan cerpen yang enak dibaca dan
santai, cerita dan bahasanya juga santai dan tenang sehingga menimbulkan
kesan romantis terkadang. Pengambilan judul penelitian dikaitkan dengan
jiwa Jane dan Marno sendiri gelisah akan pikiran mereka masing-masing,
tetapi kedua tokoh menyikapinya dengan sangat tenang.
11. Antono Wiyono 2011 mengadakan analisis cerpen SKKM dengan judul

“Gaya Bercakap dan cerpen Suasana Umar Kayam – Seribu Kunangkunang di Manhattan”. Antono Wiyono menganalisis cerpen SKKM
menurut unsur-unsur intrinsik yang terkandung d dalamnya seperti: analisis
alur, analisis tokoh dan penokohan, analisis latar, analisis tema, analisis
tipe, analisis nilai, dan analisis fungsi. Analisis yang dilakukan oleh Antono
Wiyono pada cerpen SKKM menyimpulkan bahwa cerpen SKKM adalah
sebuah cerpen Umart Kayam yang memiliki nilai sastra tinggi terhadap
unsur sosial masyarakat. Umar Kayam telah berhasil membawa pembaca
ke dalam horison-horison imajinatif dan simpulan yang menghasilkan

bermacam pendapat tematik yang dihasilkan. Pembaca dituntut menjadi
pengarang kedua untuk merumuskan ending dari sebuah cerita. Kayam
mengarahkan pembaca menjadi orang pintar dan berfungsi edukatif dalam
setiap karyanya. Sungguh merupakan karya filsuf yang luar biasa.
12. Lilah Nur Kholilah 2013 mengkaji penelitian yang dilakukan oleh Korrie
Layun Rampan sebelumnya. Penelitian diberi judul “Ketertarikan Korrie
terhadap karya Umar Kayam : Seribu Kunang-Kunang di Manhattan”.
Kesimpulan dari penelitian Lilah Nur Kholilah adalah Korrie menyukai
karya Umar Kayam karena penyajiannya yang menurutnya unik dan jarang
ada penulis yang membuat karya dengan penyajian yang berbeda seperti
peyajian Umar Kayam. Dalam membuat cerpen, Umar Kayam menerima
pengalaman terlebih dahulu. Dan pengalaman itu setelah diberi wawasan
dan renungan, kenangan dan harapan, barulah berwujud menjadi sebuah
cerpen yang memiliki nilai moral. Melalui cerpen SKKM yang berlatar
belakang di Manhattan, New York, Amerika, sedikit banyak memberi
informasi kepada pembaca mengenai kehidupan di New York setiap
2.

harinya, dan kebiasaannya.
Landasan Teori
a) Sosiologi Sastra
Sosiologi adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam

masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses sosial. Pendekatan terhadap sastra
yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakat ini oleh beberapa penulis
disebut sosiologi sastra (Sapardi Djoko Damono 1979: 6).
Menurut Sapardi Djoko Damono dalam bukunya, istilah sosiologi sastra
pada dasarnya tidak berbeda pengertiannya dengan pendekatan sosiologis atau
sosiokultur terhadap sastra. Ada dua kecenderungan utama dalam telaah sosiologis
terhadap sastra. Pertama, pendekatan yang berdasarkan anggapan bahwa sastra
merupakan cermin proses sosial ekonomi belaka. Pendekatan ini bergerak dari
faktor luar sastra untuk membicarakan sastra. Kedua, pendekatan yang
mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelitian. Metode yang digunakan
dalam sosiologi sastra ini adalah analisis teks untuk mengetahui lebih dalam lagi
gejala di luar sastra (Sapardi Djoko Damono, 1979:2).

Wellek & Warren (1993:111) mengklasifikasikan pendekatan dalam
sosiologi sastra meliputi:
1) Sosiologi sastra yang mempermasalahkan status sosial, ideologi sosial dan
lain-lain yang menyangkut pengarang sebagai penghasil karya sastra.
2) Sosiologi karya sastra yang mempermasalahkan karya sastra itu sendiri.
3) Sosiologi pembaca yang berkaitan dengan masalah pembaca dan pengaruh
sosial karya sastra.
Dalam penelitian ini digunakan klasifikasi yang kedua dari Sapardi Djoko
Damono yaitu pendekatan yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan
penelitian dan klasifikasi kedua yang ditawarkan Rene Welek dan Austin Warren
yaitu sosiologi karya sastra. Dalam klasifikasi sosiologi karya sastra ini akan
dibahas mengenai masalah-masalah sosial dan dalam kaitannya dengan isi karya
sastra, tujuan, amanat dan hal-hal lain yang tersirat dalam karya sastra. Jadi,
dalam sosiologi karya sastra yang menjadi pokok bahasan adalah karya sastra itu
sendiri.
b) Budaya Jawa
Karkono (dalam

Imam

Sutardjo,

2010:14)

berpendapat

bahwa

kebudayaan Jawa adalah pancaran atau pengejewantahan budi manusia Jawa yang
mencakup

kemauan,

cita-cita,

ide

maupun

semangat

dalam

mencapai

kesejahteraan, keselamatan lahir dan batin.
Dalam perkembangannya, kebudayaan Jawa masih tetap seperti dasar
kelahirannya, merupakan kristalisasi pemikiran-pemikiran lama, yaitu:
- Manusia Jawa berkeyakinan kepada Sang Maha Pencipta, penyebab
-

dari segala kehidupan.
Manusia Jawa berkeyakinan bahwa manusia adalah bagian dari kodrat
alam semesta (makro kosmos), manusia dengan alam saling
mempengaruhi. Tetapi manusia harus sanggup melawan kodrat alam
sesuai dengan kehendak cita-cita, agar dapat hidp selamat baik di
dunia maupun di akherat. Hasil dari perjuangan perlawanan terhadap
kodrat alam tersebut berasal dari kemajuan dan kreativitas
kebudayaan, sehingga terjalinlahlah keselarasan dan kebersamaan
yang didasarkan pada saling hormat, saling tenggang rasa, saling
mawas diri.

-

Manusia Jawa rindu akan kondisi “tata tentrem kerta raharja” yaitu
suatu keadaan yang damai, sejahtera, aman, sentosa, berdasar pada
“kautamaning ngaurip (keutamaan hidup), sehingga manusia Jawa
berkewajiban untuk memayu hayuning raga, sesama, bangsa dan

bawana”.
Orang Jawa dibedakan menjadi dua kelompok sosial ekonomi, yaitu:
- Kaum priyayi, yaitu terdiri priyayi rendah (pegawai rendah dan
-

intelektual) dan priyayi tinggi/priyagung (pejabat).
Wong cilik, yaitu para petani di pedesaan dan orang-orang yang

berpendapatan rendah di kota-kota.
Struktur sosial orang Jawa terbagi menjadi tiga dimensi sosial, yaitu:
mikro (sosial lingkup keluarga), mezo (sosial lingkup sesama/lingkungan), dan
makro (sosial kenegaraan). Struktur sosial orang Jawa berdasar prinsip “hormat”
yang diaplikasikan menjadi konsep “unggah-ungguh”.
- Manusia Jawa dalam interaksinya dalam satu keluarga (lingkup
mikro), setiap orang harus dapat membawa diri dan bersikap sesuai
prinsip “kekeluargaan”. Orang Jawa harus hormat pada leluhurnya
dengan istilah mendhem jero mikul dhuwur (menjaga kehormatan
leluhur) dan sebagainya. Kesemuanya itu demi terciptanya memayu
-

hayuning salira (mempercantik perilaku diri).
Manusia Jawa dalam interaksinya dengan sesama (lingkup mezo),
setiap orang harus dapat hormat/bergaul sesuai prinsip gotong royong
atau kekadangan. Seseorang harus dapat “manjing ajur-ajer” atau
mancala putra mancala putri, artinya dapat membaur, menyesuaikan
diri dengan lingkungan, dengan sesamanya, tidak boleh “pilih kasih”.
Kesemuanya itu demi terciptanya hamemayu hayuning bebrayan

-

(mempercantik perilaku dalam pergaulan sesama).
Manusia Jawa dalam interaksinya dengan lingkungan yang lebih
besar/negara atau pemerintahan (lingkup makro), setiap orang harus
dapat membawa diri dan bersikap hamemayu hayuning praja/bawana,

demi terciptanya ketentraman dan kedamaian bersama.
Perasaan Orang Jawa:
- Aji = ngajeni = hormat  respect (Inggris)  kepada orang yang lebih
tinggi derajatnya harus dihormati dan dikagumi.

-

Isin = sangat malu : perasaan yang dimiliki seseorang apabila ia
merasa dirinya sangat inferior terhadap orang lain (sangat rendah,

-

buruk dan tidak berguna  tidak mau bertemu).
Lingsem = malu : perasaan dirinya jelek karena salah satu sebab 

-

berusaha menghindar.
Pekewuh = sungkan : perasaan superioritas kepada orang lain untuk

-

berkomunikasi/berhubungan.
Ajrih = wedi : keadaan asing, terutama dalam tindakan orang lain yang
menyangkut dirinya (ego). Ajrih merupakan titik temu dari semua

-

perasaan individu Jawa dalam interaksi.
Remen = senang : telah kenal, sederajat, tak akan mungkin.
Tresna = cinta : sangat dekat, menurun.
Sengit = sangat benci
Gething = benci : rasa benci kepada seseorang, karena sering

merugikan, membuat malu, maksud tidak baik.
Konsep keharmonisan dalam masyarakat Jawa, meliputi empat hal, yaitu:
- Manut : menuruti / menyetuju kehendak orang lain
- Rukun : solidaritas kelompok, identitas sosial
- Eling lan prihatin
- Eling lan waspada
c) Budaya Amerika
Menurut Luedtke (dalam Luther S. Luedtke, 1994: xiii), kebudayaan
Amerika adalah kebudayaan yang muncul dari saling hubungan antara Benua
Lama (Eropa) dan Benua Baru (Amerika). Kebudayaan yang mula pertamanya
dibawa oleh para kolonis asal Inggris, dan juga kemudian, oleh bangsa-bangsa
Eropa Barat dan Utara, yang beragama Protestan dan yang datang ke Amerika
untuk dapat hidup lebih baik daripada sebelumnya. Kemenangan kerajaan Inggris
atas pengaruh kekuasaan kerajaan-kerajaan Eropa lainnya di Amerika telah
memunculkan kebudayaan Amerika yang pada dasarnya adalah kebudayaan
Inggris yang teradaptasi dengan lingkungan Amerika, yang kemudian juga
tercampur dengan berbagai unsur kebudayaan lainnya yang dibawa oleh para
pendatang dari seluruh dunia. Karena itu, corak kebudayaan Amerika

yang

beraneka ragam juga ditandai oleh coraknya yang penuh dengan paradoks.
Kebudayaan Amerika yang pada dasarnya adalah kebudayaan Inggris
dimana kulit putih mendominasi warga di Amerika yang membawa kepada sebuah
nama, yaitu Dunia Barat (atau sering disebut Barat saja).

Barat merujuk kepada negara-negara yang berada di benua Eropa dan
Amerika. Dunia Barat dibedakan dari dunia Timur yang digunakan untuk merujuk
kepada Asia. Meskipun begitu, pada umumnya kata ini lebih sering diasosiasikan
terhadap negara-negara yang mempunyai mayoritas penduduk berkulit putih
(www.wikipedia.org/wiki/Dunia_Barat).
Pada dasarnya kebudayaan Amerika yang merupakan kebudayaan Inggris
memiliki nilai-nilai tradisionalnya sendiri. Nilai-nilai tradisional tersebut
merupakan hal-hal yang sifatnya khas dimiliki oleh Amerika dan berbeda dengan
Timur (Asia). Albert dan Williamas (dalam Luther S. Luedtke, 1994:32),
mengungkapkan daftar nilai inti tradisional Amerika sebagai berikut ini:
- Mendekati kehidupan secara aktif, berusaha menguasai keadaan dan
-

tidak menerimanya secara pasif saja
Menekankan pada hasil dan sukses, yang umumnya diukur dengan

-

uang
Karakter moral yang umumnya dipengaruhi ajaran Puritan seperti

-

tanggungjawab, ketekunan, dan bersungguh-sungguh
Kepercayaan agama
Ilmu pengetahuan dan rasionalitas, didorong oleh pandangan bahwa

-

alam semesta itu teratur, dapat dipahami, dan akrab
Pandangan yang progresif, bukan tradisional atau statik mengenai
sejarah, didorong oleh optimisme dan keyakinan pada masa depan,

-

dan keyakinan bahwa kemajuan dapat diperoleh dengan bekerja
Persamaan derajat, hubungan sosial dilihat secara horisontal atau

-

persamaan, dan bukan secara bertingkat-tingkat
Penilaian yang tinggi pada kepribadian individu, bukan identitas atau

-

tanggungjawab bersama
Mandiri
Kemanusiaan
Menyelaraskan diri dengan kemauan masyarakat
Menerima keanekaragaman
Efisien dan praktis
Kemerdekaan
Demokrasi
Nasionalisme dan patriotisme
Idelaisme dan perfeksionisme
Mobilitas dan perubahan

Dengan melihat inti-inti tradisional Amerika di atas, selanjutnya akan
menjadi sarana dalam menganalisis gambaran budaya Amerika dalam cerpen
SKKM karya Umar Kayam, karena dapat diketahui bahwa dalam penceritaan
cerpen SKKM dapat dilihat gambaran budaya Barat dari nilai-nilai initi tradisional
tersebut melalui tokoh Jane dalam cerpen SKKM.
B. Kerangka Pikir
Deskripsi penelitian ini dapat dituangkan dalam kerangka pikir seperti
berikut ini.
1. Menemukan permasalahan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah
mendeskripsikan gambaran budaya Timur-Barat, mendeskripsikan pro-kontra
interaksi sosial budaya Timur-Barat, dan mendeskripsikan pandangan Umar
Kayam terhadap budaya Timur-Barat dalam cerpen SKKM.
2. Cerpen SKKM merupakan cerpen yang kental akan unsur budayanya.
Terdapat dua budaya yang menjadi latar peristiwa dalam cerpen SKKM.
Langkah selanjutnya adalah membaca dan memahami dengan cermat dan teliti
terhadap cerpen SKKM.
3. Menentukan teori yang digunakan untuk menganalisis cerpen SKKM. Teori
yang digunakan dalam penelitian adalah sosiologi sastra.
4. Analisis permasalahan dengan cara memaparkan dan menunjukkan serta
menjelaskan yang disertai dengan kutipan-kutipan pendukung mengenai
gambaran budaya Timur-Barat, pro-kontra interaksi sosial budaya TimurBarat, dan pandangan Umar Kayam terhadap budaya Timur-Barat dalam
cerpen SKKM yang diketahui dari permasalahan pertama dan kedua.
5. Simpulan disajikan dengan menjawab permasalahan yang ada dalam cerpen
SKKM karya Umar Kayam. Memaparkan hasil dari penelitian secara ringkas

mengenai gambaran budaya Timur-Barat, pro-kontra interaksi sosial budaya
Timur-Barat, dan pandangan Umar Kayam terhadap budaya Timur-Barat yang
terdapat dalam cerpen tersebut.
Bagan Kerangka Pikir
Permasalahan (gambaran
budaya Timur-Barat dan prokontra interaksi sosial budaya
Timur-Barat dan pandangan
Umar Kayam terhadap
budaya Timur Barat

Cerpen SKKM karya Umar
Kayam

Teori Sosiologi Sastra

Gambaran
Budaya
Timur-Barat

Pro-Kontra
Interaksi Sosial
Budaya
Timur-Barat

Simpulan
Keterangan Bagan :
: Hubungan satu arah

Pandangan Umar
Kayam terhadap
Budaya
Timur-Barat

: Hubungan dua arah

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif
secara keseluruhan memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikannya
dalam bentuk deskripsi, yakni berupa kata-kata tertulis serta perilaku yang bisa
diamati (Nyoman Kutha Ratna, 2011:46). Penelitian ini merupakan penelitian
karya sastra, sehingga deskripsi berupa kata-kata tertulis. Perilaku yang diamati
adalah tokoh-tokoh melalui bangunan cerita.
B. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini dikategorikan dalam dua bagian,
yakni objek material dan objek formal.
1.

Objek Material
Objek Material dalam penelitian ini adalah cerita pendek Seribu

Kunang-kunang di Manhattan karya Umar Kayam.
2.

Objek Formal
Objek formal dari penelitian ini berupa permasalahan yang terdapat

pada rumusan masalah, yaitu gambaran budaya Timur-Barat, pro-kontra
interaksi sosial budaya Timur-Barat, dan pandangan Umar Kayam terhadap
budaya Timur-Barat dalam cerpen SKKM
C. Sumber Data dan Data
1. Sumber Data
Sumber data penelitian adalah teks cerpen SKKM karya Umar Kayam yang
diambil dari sebuah buku berjudul Sri Sumarah dan Cerita Pendek Lainnya.
Cerpen SKKM memiliki ketebalan 14 halaman, terbitan Pustaka Jaya, Jakarta,
tahun 1986.
2. Data
Data penelitian adalah sumber informasi yang akan diseleksi sebagai bahan
analisis (Siswantoro, 2010:70). Adapun data dalam penelitian ini berupa: kata,
frasa, dan dialog antartokoh berkaitan dengan interaksi sosial budaya dalam
cerpen SKKM.

D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka (studi
pustaka), yaitu “Serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah penelitian”
(Mestika Zed, 2004:3). Apabila data sudah terkumpul, data-data tersebut
diklasifikasikan untuk kepentingan analisis. Dalam penelitian ini, data berupa teks
cerpen SKKM.
E. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan diklasifikasi berdasarkan tipenya dan dianalisis
dengan pendekatan deskriptif analitik, yakni mendeskripsikan data yang telah
terkumpul

kemudian

menganalisisnya. Analisis

mengungkapkan gambaran budaya Timur-Barat,

ini

dimaksudkan

untuk

interaksi sosial antar tokoh

dalam cerpen SKKM karya Umar Kayam, serta pesan dan amanat yang terdapat di
dalamnya.
Dalam penelitan ini digunakan pula model analisis deskriptif yang
mengaitkan tiga komponen, yaitu data display, data reduction, dan conclucion
drawing atau varivication yang aktivitasnya berbentuk interaksi proses
pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Dengan demikian, penelitian ini
tetap bergerak di antara empat komponen. Model analisis penelitian seperti ini
disebut analisis interaktif, yaitu proses pengumpulan data berlangsung kemudian
bergerak di antara reduksi data, data display, kesimpulan atau verifikasi sesudah
pengumpulan data menggunakan waktu selama proses penelitian.
Lihat gambar:
Pengumpulan Data

Reduksi Data

Data Display

Simpulan/Verifikasi

Menurut Miles dan Huberman, teknik di atas sangat tepat untuk analisis
data kualitatif (1992:16-20). Berikut keterangan selengkapnya.
1. Reduksi data
Tahap ini dilakukan dengan memilih, memusatkan perhatian pada
penyederhanaan pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang ditemukan dari
catatan-catatan yang terkumpul. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis
yang menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga didapat simpulan akhir.
2. Penyajian data
Tahap ini dilakukan setelah data terkumpul dan telah dilakukan reduksi
data. Penyajian data berfungsi untuk penarikan simpulan dan pengambilan
tindakan.
3. Penarikan simpulan atau verifikasi
Simpulan dalam penelitian ini diperoleh dari data-data yang telah diolah
dan dianalisis pada tahap sebelumnya. Dalam tahap ini digunakan teknik
pengambilan simpulan induktif (teknik penarikan simpulan yang melihat
permasalahan dari data yang bersifat khusus untuk memperoleh simpulan yang
bersifat umum).

DAFTAR PUSTAKA
Chattri S Widyastuti. 2005. Masalah Keselarasan dan Kebersamaan dalam
Cerkan-Cerkan Umar Kayam: Relevansinya dengan Permasalahan
Masyarakat Indonesia Masa Kini. Laporan Penelitian. Surakarta: Fakultas
Sastra dan Seni9 Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Imam Sutardjo. 2010. Kajian Budaya Jawa. Surakarta: Jurusan Sastra Daerah
Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS.
Luedtke, Luther S (ed.). 1994. Mengenal masyarakat dan budaya Amerika
Serikat (edisi terjemahan oleh Hermoyo dan Masri Maris). Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Mestika Zed. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Miles, Matthew B.dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif:
Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru (edisi terjemahan oleh Tjetjep
Rohendi Rohidi). Jakarta: Penerbit UI Press.
Moh Soeratno, et.al. 1980. Memahami Cerpen-Cerpen Umar Kayam. Laporan
Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta.
Nyoman Kutha Ratna. 2011. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sapardi Djoko Damono. 1979. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas.
Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Siswantoro. 2010. Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta:
Penerbit Pustaka Pelajar.
Suwardi Endraswara. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yoyakarta: Pustaka
Widyatama.
Umar Kayam. 1986. Sri Sumarah dan cerita pendek lainnya. Jakarta: Pustaka
Jaya.
Wellek & Warren. 1993. Teori Kesusastraan (edisi terjemahan oleh Melani
Budianta). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sumber dari internet
Ahmad Nashih Luthfi. Umar Kayam; Ilmu dan Seni, Sebentuk Ekleltisisme
. (diakses pada
tanggal 4 Maret 2014 pukul 11.00)
http://adnandoang.blogspot.com/2011/02/prosa-fiksi.html?m1
diakses
pada
tanggal 4 Maret 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Dunia_Barat diakses pada tanggal 7 Juni 2014

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Kesesuaian konsep islam dalam praktik kerjasama bagi hasil petani desa Tenggulun Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Jawa Timur

0 86 111

Implementasi Program Dinamika Kelompok Terhada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha (Pstw) Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur

10 166 162

EFEKTIVITAS siaran dialog interaktif di Radio Maraghita sebaga media komunikasi bagi pelanggan PT.PLN (persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten di Kelurahan Lebakgede Bandung

2 83 1

Aplikasi forecasting untuk memprediksi kepadatan penduduk di Dinas Kependudkan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Timur

9 92 261

Prosedur Verifikasi Internal Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

2 110 1

Prosedur Promosi Jabatan Karyawan pada PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten UPJ Majalaya

3 53 1

Laporan Praktek Kerja Lapangan Di Divisi Humas Dan Rumah Tangga Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Jawa Barat

5 91 1

Tinjauan seksi penagihan terhadap tata usaha piutang pajak kantor pelayanan pajak Bandung Karees Wilayah VII Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat

2 91 29

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Organizational Citizenship Behavior Terhadap Kinerja Pegawai PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten Kantor Area Sumedang

17 106 69