Budi daya Tanaman Selada. doc

Budidaya Tanaman Selada

Disusun Oleh :
Nawangga Fajarian Muhammad (134110084)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selada (Lactuca sativa L.) termasuk dalam kelompok tanaman sayuran daun yang
dikenal di masyarakat. Jenis sayuran ini mengandung zat - zat gizi khususnya vitamin
dan mineral yang lengkap untuk memenuhi syarat kebutuhan gizi masyarakat. Selada
sebagai bahan makanan sayuran bisa konsumsi dalam bentuk mentah sebagai lalapan
bersama-sama dengan bahan makanan lain. Selain berguna untuk bahan makanan,
selada juga berguna untuk pegobatan (terapi) berbagai macam penyakit. Sehingga
dengan demikian, selada memiliki peranan yang sangat penting di dalam menunjang
kesehatan masyarakat. Mengingat akan pentingnya sayuran ini bagi kesehatan,baik
kandungan gizi maupun seratnya, mendorong masyarakat makin menggemari sayuran
khususnya daun selada. Mengingat permintaan yang terus meningkat sesuai dengan
pertambahan pendudukmaka perlu adanya usaha-usaha pengembangan tehnologi dalam
budidaya selada.
Memperhatikan kegunaannya yang beragam di dalam kehidupan sehari-hari, maka

selada sangat mudah dipasarkan. Sehingga dengan demikian apabila dibudidayakan
(diusahakan) dengan baik dapat memberikan keuntungan yang besar. Berusaha tani
selada dapat berhasil dengan baik apabila petani memiliki pengetahuan yang luas
mengenai semua aspek yang berkaitan dengan tanaman selada, yaitu mulai dari manfaat
dan kegunaannya, varietas, mutu benih, teknik budidaya, kondisi lingkungan bertanam,
penanganan panen dan hama penyakit yang menyerang selada itu sendiri. Makalah ini
membahas tentang sejarah selada, deskripsi selada, klasifikasi selada, pembibitan,
penanaman sampai pemanenan, dan hama yang menyerang selada. Makalah ini juga
membahas semua aspek yang tersebut di atas yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan yang luas kepada masyarakat untuk meningkatkan kemampuannya dalam
bertani, khususnya di dalam pembudidayaan tanaman selada.

B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa tujuan yang akan diperoleh
dari penyusunan makalah ini. Tujuan-tujuan tersebut antara lain :
1. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman selada.
2. Untuk meningkatkan kemampuan pembaca dalam bertani, khususnya di dalam
pembudidayaan tanaman selada.
3. Untuk mengetahui hama dan penyakit pada selada.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Selada

Lactuca sativa, satu-satunya jenis Lactuca yang didomestikasi, merupakan
tumbuhan asli lembah dari bagian timur Laut Tengah. Bukti lukisan pada pemakaman
Mesir kuno menunjukkan bahwa selada yang tidak membentuk "kepala" telah ditanam
sejak 4500 SM. Awalnya, tanaman ini mungkn digunakan sebagai obat, dan untuk
minyak-bijinya yang dapat dimakan. Beberapa ras lokal selada, diketahui digunakan
untuk diambil minyak-bijinya. Tipe selada liar sering memiliki daun dan batang yang
berduri, tidak membentuk kepala dan daunnya berasa pahit, serta mengandung banyak
getah.
Pemuliaan tanaman ini mungkin ditekankan untuk memperoleh tanaman yang tidak
berduri, lambat berbunga, berbiji besar dan tidak menyebar, tidak bergetah, dan tidak
pahit. Aspek lain meliputi tunas liar lebih sedikit, daun lebar dan besar, dan membentuk
kepala. Selada yang membentuk kepala adalah tanaman yang dibudidayakan agak lebih
kini, yang pertama kali dinamakan sebagai "selada kubis" pada tahun 1543.
B. Deskripsi Selada
Tanaman selada (Lactuca stiva) termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong
ke dalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman tumbuh pendek dengan tinggi

berkisar antara 20 cm – 40 cm atau lebih, bergantung pada tipe dan varietasnya.
Tanaman selada ada yang membentuk krop (kumpulan daun – daun yang saling merapat
membentuk kepala) dan ada varietas yang tidak membentuk krop. Tinggi tanaman
selada daun berkisar antara 30 cm – 40 cm dan tinggi tanaman selada kepala berkisar
antara 20 cm – 30 cm.
Secara morfologi, organ – organ penting yang terdapat pada tanaman selada adalah
sebagai berikut.
a.

Daun

Daun tanaman selada memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam,
bergantung pada varietasnya. Misalnya, jenis selada yang membentuk krop
memiliki bentuk daun bulat atau atau lonjong degan ukuran daun lebar atau besar,
daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan ada yang berwarna hijau
agak gelap. Sedangkan jenis selada yang tidak membentuk krop, daunnya berbentuk
bulat panjang, berukuran besar, bagian tepi daun bergerigi (keriting), dan daunnya
ada yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan merah. Daun selada memiliki tangkai
daun lebar dan tulang – tulang daun menyirip. Tangkai daun bersifat kuat dan halus.


Daun bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa agak manis.
Daun selada umumnya memiliki ukuran panjang 20 cm – 25 cm dan lebar 15 cm
atau lebih.
b.

Batang
Tanaman selada memiliki batang sejati. Pada tanaman selada yang
membentuk krop, batangnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat dan terletak
pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Sedangan selada yang tidak
membentuk krop (selada daun dan selada batang) memiliki batang yang lebih
panjang dan terlihat. Batang bersifat tegap, kokoh, dan kuat dengan ukuran diameter
berkisar antara 5,6 cm – 7 cm (selada batang), 2 cm – 3 cm (selada daun), serta 2
cm – 3 cm (selada kepala).
c.
Akar
Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar
serabut menmpel pada baying, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman
20 cm – 50 cm atau lebih. Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat
bumi. Perakaran tanaman selada dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada
tanah yang subur, genbur, mudah menyerap air, dan kedalaman tanah (solum tanah)

cukup dalam.
d.
Biji
Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu,agak keras, berwarna
coklat, tua, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang 4 mm dan lebar 1mm. Biji
selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dapat digunakan untuk
perbanyakan tanaman (perkembangbiakan).
e.
Bunga
Bunga tanaman selada berwarna kuning, tumbuh lebat dalam satu rangkaian.
Bunga memiliki tangkai bunga yang panjang sampai data mencapai 80 cm atau
lebih. Tanaman selada yang ditanam di daerah yang beriklim sedang (subtropik)
mudah atau cepat berbuah.
C. Klasifikasi Selada
Dalam ilmu tumbuhan, tanaman selada diklasifikasikan sebagai berikut.
Divisi
: spermatophyte (tanaman berbiji)
Subdivisi
: Angiospermae (biji berada di dalam buah)
Kelas

: Dicotyledonae (biji berkeping dua atau biji belah)
Ordo (bangsa)
: Asterales
Famili (suku)
: Asteraceae (Compositae)
Genus (marga)
: Lactuca

Spesies (jenis)
: Lactuca sativa
Selada yang tergolong spesies lactuca sativa memiliki banyak varietas, yang
telah dikembangkan dan dibudidayakan oleh masyarakat. Di antaranya ada varietas
yang berkrop, yaitu yang membentuk kumpulan daun – daun yang saling merapat
membentuk bulatan menyerupai kepala, dan ada varietas yang helaian daunnya
lepas tidak merapat membentuk bulatan.
D. Varietas Selada
Selada telah lama dikenal oleh masyarakat. Pada awalnya, hanya terdapat beberapa
varietas (jenis) selada. Dengan berkembangnya peradaban manusia dan teknologi, kini
telah ditemukan varietas – varietas baru yang lebih unggul dari generasi – generasi
sebelumnya yang jumlahnya tidak terhitung lagi. Sehingga memberikan harapan besar

terhadap peningkatan produksi selada di Indonesia maupun di nehara – negara lain. Di
samping itu, terbitnya varietas – varietas baru yang produksinya lebih tinggi dari
varietas – varietas sebelumnya juga memberikan harapan yang besar terhadap
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Di Indonesia terdapat varietas selada lokal maupun varietas yang berasal dari luar
negeri (varietas impor). Namun, pada umumnya yang banyak dibudidayakan oleh
petani adalah varietas impor, karena produksi varietas lokal pada umumnya masih lebih
rendah dibandingkan dengan varietas impor. Varietas – varietas impor yang lebih
banyak beredar di pasaran Indonesia berasal dariberbagai Negara penghasil benih
unggul, misalnya Peto Seed (USA, Amerika Serikat), Yasui (Taiwan), Known You Seed
(Taiwan), Liong You Seed (Taiwan), Qiang Nong Seed (Taiwan), Sakata Seed (Jepang),
Takil Seed (Jepang), Hungnong Seed (Korea), Nunhems Seed (Belanda), dan
sebagainya, yang semuanya dapat memberikan hasil yang tinggi. Setiap tahun secara
kontinu perusahaan – perusahaan benih tersebut menghasilkan varietas baru. Masing –
masing varietas memiliki keunggulan yang berbeda – beda, sehingga akan
menghasilkan nilai rupiah yang berbeda. Perbedaan ini dapat dilihat dari segi
produktivitas tanaman (produksi daun/krop), daya adaptasi terhadap lingkungan,
ketahanan terhadap hama dan penyaki, serta rasa daun.
Varietas – varietas selada tersebut dibagi dalam empat kelompok, yaitu tipe selada
kepala atau telur (Head lettuce), selada rapuh (Cutting lettuce atau Leaf lettuce), dan

selada batang (Asparagus lettuce atau Stem lettuce).
E. Pembibitan Selada
Selada diperbanyak diri dengan biji. Biji atau benih selada diperoleh dengan
menumbuhkan tanaman selada hingga berbunga dan berbuah. Setelah tua baru diambil

bijinya. Apabila benih dibeli dari toko, varietas yang populer saat ini antara lain penn
great lakes, imperial dan new york. Kebutuhan benih selada per satu hektar lahan
adalah 250 gram. Untuk mendapatkan hasil optimal, benih selada keriting sebaiknya
disemai terlebih dahulu sebelum ditanam di hamparan lahan yang luas.
Ada berbagai jenis media penyemaian untuk budidaya selada, diantaranya dalam
polybag, daun pisang, sistem tray, tanah tercetak atau di atas bedengan. Pada
kesempatan kali ini yang akan kami uraikan adalah media tanam di atas bedengan.
Siapkan bedengan dengan lebar satu meter dan tinggi sekitar 15 cm, panjang
bedengan disesuaikan dengan kebutuhan. Posisi bedengan harus ditempat terbuka dan
jauh dari gangguan binatang. Campurkan pupuk kandang, tanah dan arang sekam
dengan perbandingan 1:1:1. Pupuk kandang yang digunakan harus sudah betul-betul
matang untuk menghindari tumbuhnya mikroorganisme yangn tidak diharapkan.
Kegunaan pupuk kandang untuk memperkaya unsur hara dan nutrisi. Arang sekam
diperlukan untuk menggemburkan tanah agar pencabutan bibit tidak merusak akar
tanaman. Apabila tanah terlalu asam, berikan juga kapur pertanian atau dolomit

secukupnya. Derajat keasaman yang ideal untuk budidaya selada adalah pH 5 sampai
6,8.
Siram media penyemaian dengan air untuk memberikan kelembaban pada benih
yang akan ditabur. Usahakan jangan sampai basah menggenang karena bisa
membusukan tanaman. Tebarkan benih selada secara merata diatas bedengan. Padat
penebaran benih adalah 100 gram per 10 meter persegi bedeng semai. Apabila
penyemaian dilakukan pada musim kemarau, ada baiknya berikan mulsa berupa
rumput, jerami atau daun kering diatasnya. Hal tersebut berguna untuk mengurangi
penguapan akibat terik matahari.
Buatlah naungan diatas bedengan tersebut. Gunanya, pada musim hujan untuk
melindungi bibit yang baru tumbuh dari limpahan air hujan secara langsung. Pada
musim kemarau, untuk menaungi bibt dari sengata matahari yang terlalu terik.
Tutupan bedengan bisa menggunakan paranet, karung plastik atau plastik bening.
Upayakan membuat tutupan yang bisa ditutup buka, sehingga pada pagi dan sore
hari tutup bisa dibuka agar mendapat penyinaran maksimal. Dan, pada siang hari
bisa ditutup untuk melindungi dari sengatan matahari.
Perawatan pada tahap penyemaian ini adalah penyiraman rutin, penyiangan gulma
dan pengawasan hama dan penyakit. Dalam budidaya selada keriting organik tidak

diperkenankan penyemprotan pestisida sintetis. Apa bila ada hama bisa diusir

dengan menutup penyemaian, apabila terserang penyakit bisa diberikan pupuk
kandang tambahan dan penyemprotan pestisida nabati bila diperlukan. Bibit selada
keriting bisa dipindahkan setelah berdaun 4-5 helai atau berumur 3-4 minggu sejak
benih ditebar.
1. Penyiapan Benih dan Pembibitan
Selada diperbanyak dengan biji-bijinya. Benih selada dapat langsung disebar di
atas bedengan namun cara yang dianjurkan adalah disemai dulu di lahan persemaian
selama ± 1 bulan atau bibitnya telah berdaun 3-5 helai. Kelebihan cara ini antara
lain: dapat menghemat benih, memudahkan pemeliharaan bibit karena
terkonsentrasi di lahan persemaian saja dan dapat memilih (menyeleksi) bibit yang
baik saat dipindahtanamkan ke kebun.
2. Pengolahan Tanah
Tanah dicangkul atau dibajak sedalam ± 0 cm dan dibalikkan, kemudian biarkan
dikeringkan selama ± 15 hari. Berikutnya, tanah diolah kembali sambil membentuk
bedengan atau cukup diratakan asalkan di sekelilingnya dibuatkan parit-parit
pembuangan air selebar 40-60 cm dan dalamnya 50-60 cm. bila dibentuk bedengan,
ukuran 80-120 cm dan tingginya 30-40 cm, sehingga tiap bedengan dapat ditanami
3-5 barisan tanamam dan jarak antar bedengan 30-40 cm.
Penyelesaian akhir dari penyiapan lahan berupa hamparan lahan yang dibuatkan
alur-alur pada jarak antara 25-30 cm yang telah dibuatkan lubang tanam pada jarak

25x40 cm atau 20x25 cm atau 25x25 cm.

3. Penanaman
Waktu tanam yang paling baik adalah pada akhir musim hujan (maret/april).
Penanaman dilakukan pagi atau sore hari.
Penanaman selada dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Sebar benih langsung
b. Pindah tanam bibit
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan Ketika tanaman berumur 2 minggu sudah harus dilakukan
penyiangan. Hal ini karena perakaran selada dangkal sehingga kurang mampu
bersaing dengan tanaman lain dalam menyerap hara. Penyiangan juga berfungsi

untuk menekan serangan hama-penyakit. Interval pengerjaannya adalah seminggu
sekali. Pengairan pada tanaman selada patut mendapat perhatian. Apalagi di dataran
rendah di mana udara lebih panas dan sering kekurangan air. Kebutuhan air mutlak
dipenuhi pada awal pcnanaman, saat penyiangan pertama (umur 2 minggu), dan
ketika tanaman berumur sebulan. Bila hujan tidak turun, lakukan penyiraman
dengan gcmbor atau melewatkan air melalui parit pengairan. Jaga pula agar parit
pengairan mampu melewatkan kelebihan air di saat turun hujan lebat. Pemupukan
Kebutuhan pupuk kandang untuk tanaman selada adalah 10 ton/ha. Pupuk ini
dicampurkan di permukaan areal tanam. Selain pvpuk kandang, tambahkan juga
pupuk kimia terutama Urea. Dosis yang dibcrikan ialah Urea 200 kg, TSP 100 kg,
dan KCI 100 kg ger hektar. Pupuk diberikan dalam aluran di kiri-kanan tanaman.
Pemberiannya dilakukan saat penanaman.
F. Penanaman dan Pemanenan
Selada daun adalah jenis selada yang hidup di dataran rendah. Memiliki bentuk
gerigi di tepinya, warna daun yang hijau segar, dan biasanya lebih enak jikalau dimakan
langsung dari pohonnya atau mentah. Tempat dominannya berada di lima negara,
seperti: Pennlake, Imperial, New York, dan Great Lakes.
Agar selada lebih cepat untuk berbiji dan berbunga, harus ditanam di dataran
rendah. 15-25 derajat C adalah suhu optimal dari tanaman ini. Dalam hal tanam
menanam tanah yang digunakan harus jenis: tanah masih mengandung humus, lempung
berpasir, dan lempung berdebu.
Masih bisa hidup di tanah yang sedikit memiliki hara tetapi hal ini harus
diantisipasikan dengan diberi pengairan dan dipupuk organik serta rutin sesuai
peraturan. Tanah harus netral. Jangan sampai tanah masam yang dipakai untuk lahan
tanam. Bisa-bisa Anda gagal panen, untuk itu harus dilakukan pengapuran sebelum
menanam bibit sayuran selada.

a. Cara penanaman:
Cara penanaman benih selada adalah dengan biji. Yang bentuknya kecil diambil
dari pembiaran tanaman berbunga dan buah, hingga petik dan ambillah bijinya.
Sebagian besar, banyak dijual di toko pertanian ataupun di Koperasi Unit Desa.
Lebih baik membeli di toko, jika benih selada yang dibeli. 250 gram benih selada

cukup untuk satu hektar kebun Anda. Sebelum benih itu masuk ke dalam tanah,
lebih baik disemai di dalam kotak ataupun di sebuah lahan. Olahlah tanah hingga
menjadi gembur. Tambahkan pupuk kandang juga pasir. Bibit ditabur dengan
merata. Benih ditutup dengan lapisan tanah tipis. Saat benih Selada berusia tiga
minggu, maka siap untuk dipanen. Material bumi seperti; kerikil dan batu besar
dikeluarkan dari sebuah tanah. Bertujuan untuk akar mudah menyerap zat hara
karena tak ada halangan pada akar untuk menembus tanah. Artinya tanah jadi
gembur.
Bedengan dibuat parit kecil tempat mengatur kekurangan atau kelebihan
air. Agar sayuran selada mendapatkan nutrisi yang cukup untuk masa
pertumbuhannya.
Bedengan yang dibuat berukuran 1 meter-1,2 meter. Tingginya sekitar 20 centi
meter. Namun untuk panjangnya harap disesuaikan dengan lahan pertanian masingmasing. Di sela-sela bedengan harap dibuat sebuah parit kecil. Karena parit ini akan
berguna sebagai sebuah tempat atur kurang atau lebihnya sebuah kebutuhan
pengairan. Agar benih sayuran selada mendapatkan nutrisi yang cukup. Tidak lebih
ataupun kurang. Menggunakan jarak tanam dengan ukuran 20x25 centi meter.
Semoga bermanfaat.

b. Cara Pemanenan Selada
Selada dapat dipanen ketika berumur 2-3 bulan setelah tanam. Namun, bisa saja
kurang dari umur tersebut tanaman sudah layak konsumsi, jadi bisa dipanen lebih
cepat. Cara panen selada dengan memotong bagian tanaman di atas permukaan
tanah. Bisa juga dengan mencabut semua bagian termasuk akar. Setelah akar dicuci,
daun-daun yang rusak dibuang. Kelompokkan selada berdasar ukuran. Yang besar
dengan yang besar dan yang kecil dengan yarrg kecil. Selada ini harus segera
dipasarkan karena tak tahan panas dan penguapan.
Cara Pemanenan :
• Panen dilakukan mulai umur 60 HST
• Cabut tanaman beserta akarnya, atau memotong bagian yang di atas tanah.

G. Hama dan Penyakit
a. Hama
1.

Angel (Bradybaena similaris ferussac), bentuknya seperti siput
berukuran 2 cm. Hama ini menyerang tanaman di segala umur. Biasa
bersembunyi pada pangkal daun bagian dalam. Serangan hama ini
membuat daun berlubang.

2.

Tangek (Parmalion pupilaris humb), bentuknya mirip dengan jangel
namun tidak memiliki siput. Akibat serangannya sama membuat lubang
pada daun. Hama ini lebih banyak menyerang di musim kemarau
dibanding musim hujan.

Tanaman selada sering menjadi sasaran kutu daun. Akibat serangan hama ini
daun mengerut dan mengering karena kurang cairan. Jika tanaman muda yang
diserang maka pertumbuhan tanaman tidak sempurna atau kerdil. Insektisida yang
biasa digunakan untuk mengendalikan kutu ini antara lain Diazinon; Bayrusil, atau
Orthene 75 SP. Semprotkan dengan dosis 2 cc/l air. Hama thrips cukup merisaukan
petani selada. Ciri serangan thrips ialah daun menguning, mengering, dan tcrakhir
tanaman mati. Hama ini dapat dikendalikan dengan Tamarot 200 EC, Bayrusil 250
EC, atau Tokuthion 500 EC dengan dosis 2 ml/l air.

b. Penyakit pada selada
1. Busuk lunak (soft rot), penyebabnya bakteri Erwinia Carotovora. Penyakit
ini menyerang bagian daun. Serangan dimulai dari tepi daun, warna daun
menjadi coklat kemudian layu. Selain bisa menyerang tanaman yang masih
ditanam, penyakit ini juga bisa menyerang selada yang siap diangkut ke
pasar.
2. Busuk pangkal daun, penyebabnya Felicularia Filamentosa. Penyakit ini
menyerang pangkal daun, serangan biasa terjadi menjelang panen.
Penyakit yang sering ditemui di lahan selada ialah busuk batang. Gejalanya
ditandai oleh batang yang melunak dan berlendir. Penyebabnya ialah cendawan
Rhizoctonia solani. Bila menyerang tanaman di persemaian, sering mengakibatkan

busuk akar. Saat kondisi lahan lembap serangan penyakit bisa menghebat, Untuk
pencegahannya, kebersihan lahan harus dijaga dan kelembapan lahan dikurangi.
Dapat pula dilakukan penyemprotan fungisida Maneb atau Dithane M 45 dengan
dosiss 2 g/l.

BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan dari makalah yang sudah di bahas di atas, kesimpulan yang kami dapat adalah :
Tanaman selada dapat dibudidayakan di indonesia namun harus diperhatikan
masalah pembibitan dan penanganan pada hama penyakit
Saran saya adalah pada penanganan budidaya tanaman selada mohon tidak menggunakan
pestisida / herbisida yang dapat menganduk zat karsinogenik.