HUBUNGAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

HUBUNGAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
DENGAN KONSTITUSI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Konstitusi
Dosen pengampu : Dr. Kadi Sukarna, S.H., M.Hum.

Oleh :

Dian Rosita, S.Kom

A.312.0315.024

MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS SEMARANG
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga makalah mengenai konstitusi ini berhasil saya selesaikan. Saya
harap makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan kepada kita semua tentang
hubungan dasar negara dengan konstitusi.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, tidak lepas dari
kesalahan dan kekurangan Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 31 Desember 2015
Penulis,

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dasar atau landasan filosofis sangat dibutuhkan oleh setiap bangsa dan negara,
karena dasar atau landasan filosofis tersebut merupakan suatu pedoman, pegangan, motivasi
untuk mencapai tujuan Bangsa dan Negara. Ibarat mendirikan suatu bangunan, maka
diperlukan landasan atau pondasi bila menginginkan bangunan tersebut dapat berdiri kokoh.
Bagi bangsa Indonesia, pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup
bangsa yang mengandung nilai-nilai fundamental, nilai essensial, substansial, menyeluruh dan
mendalam. Akan tetapi banyak masyarakat Indonesia yang mengabaikan arti dari pancasila
sebagai dasar negara dan UUD 1945 sebagai konstitusi. Bahkan banyak juga yang tidak
mengetahui makna dari dasar negara dan konstitusi karena kurangnya pemahaman pendidikan
tentang dasar negara kita itu.

Di era globalisasi ini masyarakat dituntut untuk mampu memilah-milah pengaruh
positif dan negatif dari globalisasi. Dengan pendidikan tentang dasar negara dan konstitusi
diharapkan masyarakat Indonesia mampu mempelajari, memahami dan melaksanakan segala
kegiatan kenegaraan berlandasakan dasar negara dan konstitusi, namun tidak kehilangan jati
dirinya, apalagi tercabut dari akar budaya bangsa dan keimanannya.
Dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan konstitusi. Dasar Negara
menempati kedudukan sebagai norma hukum tertinggi suatu Negara. Sebagai norma tertinggi,
dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan norma-norma hukum dibawahnya.
Konstitusi adalah salah satu norma hukum dibawah dasar Negara. Dalam arti yang
luas, konstitusi adalah hukum tata negara, yaitu keseluruhan aturan dan ketentuan (hukum)
yang menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu negara. Dalam arti sempit : konstitusi
adalah Undang-Undang Dasar.
Dari latar belakang tersebut membuat penulis mengangkat permasalahan dalam
makalah ini dengan berjudul ‘Hubungan Pancasila sebagai Dasar Negara dengan Konstitusi’.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka beberapa permasalahan yang
akan dibahas pada penulisan kali ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Dasar Negara?
2. Apa yang dimaksud dengan Konstitusi?

3. Bagaimana hubungan secara formal antara pancasila dengan pembukaan UUD 1945 ?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulis mengangkat permasalahan ‘‘Hubungan Pancasila sebagai Dasar
Negara dengan Konstitusi’ dalam makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Dasar Negara
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Konstitusi
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan secara formal antara pancasila dengan pembukaan
UUD 1945

BAB II
PEMBAHASAN
A. DASAR NEGARA INDONESIA
1. Pengertian Dasar Negara
Dalam Ensiklopedi Indonesia, dasar negara berarti pedoman dalam mengatur
kehidupan penyelenggaraan ketatanegaraan negara yang mencakup berbagai kehidupan.
Dasar negara yang digunakan di Indonesia adalah Pancasila, nilai-nilai luhur yang
terkandung Pancasila telah ada dalam kalbu bangsa jauh sebelum Indonesia merdeka.1
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia kata “dasar” berarti asal yang pertama
atau menjadi pokok-pokok (induk) dari pikiran yang lain. Adapun kata :negara” secara
umum dapat diartikan sebagai suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok

manusia yang bersama-sama mendiami seuatu wilayah tertentu dan mengakui adanya
suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan bagi sekelompok orang
tersebut. Akan tetapi, secara terminology dasar negara dapat diartikan sebagai suatu nilai
atau norma untuk mengatur pemerintahan negara dan merupakan suatu dasar untuk
menyelenggarakan negara.2
Dasar Negara adalah hasil perumusan yang dilembagakan dari suatu
pandangan hidup bangsa. Dasar Negara merupakan filsafat Negara yang berkedudukan
sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tata tertib hukum dalam
Negara. Sebagai dasar Negara, pancasila tercantum di dalam alinea IV Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan landasan yudiris konstitusional dan dapat
disebut juga sebagai ideologi Negara atau filsafat Negara.3
2. Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara termaksud secara yuridis
konstitusional dalam pembukaan UUD 1945, artinya pancasila sebagai norma dasar
negara bersifat mengikat semua warga negara Indonesia untuk melaksanakan,
mewariskan, mengembangkan dan melestarikannya. Semua warga negara, pejabat,

1

Drs. Bambang Priyo Sukonto dkk, Panduan Belajar Pendidikan Kewarganegaraan 12 SMA IPS (Yogyakarta: Graha

Primagama, 2010), hlm. 47
2
Arikel Online : http://144124.blogspot.co.id/2013/01/hubungan-dasar-negara-dengan-konstitusi.html diakses tanggal 31
Desember 2015 pukul 22:10
3
ibbid

lembaga negara bahkan hukum perundangan wajib bersumber dan sesuai dengan nilai
Pancasila4
3. Fungsi dan Nilai-nilai Pancasila
Sebagai dasar negara Indonesia tentulah Pancaila memiliki peranan/fungsifungsi tertentu dalam pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut:
a. Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara berfungsi untuk mengatur setiap aktivitas warga
negara, penyeleggara negara dan lembaga-lembaga kemasyarakatan baik di pusat
maupun di daerah harus berpedoman kepada Pancasila.
b. Pancasila sebagai Pandangan Hidup
Pancasila sebagai pandangan hidup berarti bahwa semua tingkah laku dan tindak
perbuatan harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila-sila Pancasila.
c. Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa
Pancasila merupakan sikap mental dan pola tingkah laku bangsa Indonesia yang

diwujudkan dalam perbuatan/kepribadianbangsa Indonesia, dan merupakan ciri khas
yang membedakan dengan bangsa lain.
d. Pancasila sebagai Cita-cita dan Tujuan Bangsa
Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 tujuan bangsa Indonesia adalah
terciptanya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
e. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa
Pancasila telah disepakati oleh seluruh rakyat indonesia melalui wakilnya dan harus
kita bela selamanya.
f. Pancasila sebagai Filsafat Hidup yang Mempersatukan Bangsa Indonesia
Pancasila adalah filsafat hidup dan kepribadian bangsa Indonesia, yang mengandung
nilai-nilai dan norma-norma yang diakini oleh bangsa Indonesia paling benar, adil,
bijaksana dan paling sesuai serta tepat bagi bangsa Indonesia sehingga dapat
mempersatukan bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai pandangan hidup digunakan sebagai petunjuk, arah semua
kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan dalam segala bidang. Ini berarti semua
tingkah laku dan perbuatan masyarakat Indonesia merupakan pancaran dari nilai-nilai
pancasila.

4


Drs. Bambang Priyo Sukonto dkk, Panduan Belajar Pendidikan Kewarganegaraan 12 SMA IPS (Yogyakarta: Graha
Primagama, 2010), hlm. 48

Menurut Prof. Dr. Notonegoro ada 3 jenis nilai yang terkandung dalam pancasila,
yakni:
a. Nilai Material adalah segala benda yang berguna bagi manusia.
b. Nilai Vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk hidup dan
mengadakan kegiatan.
c. Nilai Spiritual adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.5
B. KONSTITUSI NEGARA INDONESIA
1. Pengertian Konstitusi
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Prancis, yaitu constitier yang berarti
membentuk. Dalam kehidupan sehari-hari kita telah terbiasa menerjemahkan constitution
(dari bahasa Inggris) menjadi Undang-Undang Dasar (UUD). Padahal istilah constitution
dalam ilmu politik memiliki pengertian yang lebih luas, yaitu keseluruhan
peraturanperaturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur penyelenggaraan
pemerintahan dalam suatu masyarakat.
Selanjutnya, Prof. Bagir Manan mengatakan bahwa konstitusi ialah sekelompok
ketentuan yang mengatur organisasi negara dan susunan pemerintahan suatu negara.
Sehingga negara dankonstitusi adalah satu pasangan yang tidak dapat dipisahkan. Setiap

negara tentu mempunyaikonstitusi, meskipun mungkin tidak tertulis. Konstitusi
mempunyai arti dan fungsi yang sangat penting bagi negara, baik secara formil, materiil,
maupun konstitusionil. Konstitusi jugamempunyai fungsi konstitusional, sebagai sumber
dan dasar cita bangsa dan negara yang berupanilai-nilai dan kaidah-kaidah dasar bagi
kehidupan bernegara. Ia selalu mencerminkan semangatyang oleh penyusunnya ingin
diabadikan dalam konstitusi tersebut sehingga mewarnai seluruhnaskah konstitusi
tersebut.6
C.F. Strong mengemukakan bahwa konstitusi itu merupakan kumpulan asas-asas
yang tiga materi pokok, yaitu tentang kekuasaan pemerintahan, hak-hak yang diperintah,
dan hubungan antara yang memerintah dengan yang diperintah. Dengan melihat teoriteori dasar tentang konstitusi di atas, maka kita akan melihat bagaimana halnya dengan
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi tertulis bagi Negara Kesatuan Republik
Indonesia7
5

Drs. Bambang Priyo Sukonto dkk, Panduan Belajar Pendidikan Kewarganegaraan 12 SMA IPS (Yogyakarta: Graha
Primagama, 2010), hlm. 48
6
http://www.scribd.com/doc/42807545/Hakikat-Dari-Suatu-Konstitusi-Ialah-Mengatur-Pembatasan-Kekuasaan-DalamNegara diakses pada hari Jumat, 31 Desember 2015 pukul 22:50
7
Op.cid


Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa konstitusi adalah
aturan-aturan hukum baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang memuat garis-garis
besar dan asas-asas kenegaraan. Di Indonesia aturan-aturan tersebut terwujud dalam
UUD 1945.
2. Kedudukan UUD 1945
Undang-Undang Dasar adalah naskah yang memaparkan kerangka dan tugastugas pokok dari badan-badan pemerintah suatu negara dan menentukan secara garis
besar cara kerja badan-badan pemerintahan tersebut.8 Oleh karenanya kedudukan utama
dari Undang-Undang Dasar adalah sebagai hukum dasar dan bukanlah satu-satunya
hukum dasar melainkan hanya sebagian hukum dasar, yakni hukum dasar yang tertulis.
Di samping itu masih terdapat hukum dasar yang tidak tertulis. Sebagai hukum dasar,
maka UUD 1945 merupakan sumber hukum.
3. Fungsi dan Nilai dalam UUD 1945
Sebagi Konstitusi, UUD 1945 memiliki fungsi, bila dijabarkan fungsi UUD 1945
adalah sebagai berikut:
o Sebagai sumber hukum dalam tertib hukum, merupakan perundang-undangan yang
tertinggi.
o Sebagai alat kontrol bagi hukum yang berada di bawahnya.
o Sebagai pedoman yang memberi arah bangsa.
o Sebagai kerangka dasar dalam pembagian dan penyelenggaraan pemerintah negara.

Fungsi tersebut adalah suatu acuan dalam melakukan segala kehidupan berbangsa
dan keseimbangan dalam berprilaku bila diterapkan dengan baik.
Selain sebagai konstitusi, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia juga
memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yaitu sebagai berikut:
a. Paham negara persatuan yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia.
b. Tujuan negara, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
c. Negara yang berkedaulatan berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan.

8

Drs. Bambang Priyo Sukonto dkk, Panduan Belajar Pendidikan Kewarganegaraan 12 SMA IPS (Yogyakarta: Graha
Primagama, 2010), hlm. 49

d. Negara berdasar adas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab.
e. Menentang Penjajahan

f. Mencita-citakan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia memiliki kandungan nilainilai yang sangat baik, mewakili cita-cita, identitas, dan kepribadian bangsa Indonesia
yang harus terus dipupuk agar masyarakat Indonesia tidak kehilangan jati diri sebagai
bangsa Indonesia yang berjiwa nasionalisme dan patriotisme.
C. HUBUNGAN FORMAL ANTARA PANCASILA DENGAN KONSTITUSI
Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan UUD 1945,
Pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma dasar hukum positif. Dengan demikian, tata
kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas sosial, ekonomi, politik, tetapi
dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya. Keseluruhan asas yang
dimaksudkan adalah perpaduan asas-asas kultural, religius, dan asas-asas kenegaraan yang
unsur-unsurnya terdapat dalam Pancasila. Jadi, dari tempat terdapatnya Pancasila secara
formal dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Rumusan Pancasila yang sah sebagai dasar negara Republik Indonesia adalah rumusan
yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV. Rumusan dasar negara yang
disahkan dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, berbunyi sebagai berikut:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Pembukaan UUD 1945 berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan pokok kaidah negara
yang fundamental. Pokok kaidah yang fundamental menurut ilmu hukum dan tata negara
memiliki beberapa unsur mutlak antara lain dapat dirinci sebagai berikut.
 Dari segi terjadinya:

Ditentukan oleh pembentuk negara dan terjelma dalam suatu bentuk pernyataan
lahir sebagai penjelmaan kehendak pembentuk negara untuk menjadikan hal-hal tertentu
sebagai dasar-dasar negara yang dibentuknya.
 Dari segi isinya:
Memuat dasar pokok negara yang dibentuk yang meliputi:
1) Dasar tujuan negara.
2) Ketentuan diadakan Undang-Undang Dasar yang tersimpul dalam kalimat ”maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia.”
3) Bentuk negara.
4) Dasar filsafat negara (asas kerohanian) Pancasila.
c. Pembukaan berkedudukan sebagai Mukadimah dari UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak
terpisahkan. Selain itu, Pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai sesuatu yang
bereksistensi sendiri, mempunyai dasar dan berkemampuan hidup sendiri, yang intinya
terjelma sebagai Pancasila.
d. Pancasila menjelmakan dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup negara Republik
Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
e. Pancasila sebagai inti pembukaan mempunyai kedudukan kuat, tetap dan tidak dapat
berubah/diubah terlekat pada kelangsungan hidup negara Republik Indonesia yang
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
f. Pembukaan UUD 1945 sebagai Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan).
Dengan Pembukaan UUD 1945, proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 mendapatkan
makna yang selengkapnya karena baik pernyataan maupun tindakantindakan yang harus
direalisasikan berkaitan dengan proklamasi tersebut dirinci secara lengkap dalam
Pembukaan UUD 1945.

Pancasila sebagai dasar negara dirumuskan dari nilai-nilai kehidupan masyarakat
Indonesia. Pancasila sebagai kesadaran cita-cita hukum dan cita-cita moral luhur yang
memiliki suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia, melandasi proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan proklamasi kemerdekaan, Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) telah menetapkan UUD 1945 sebagai hukum dasar yang
tertulis. Hukum dasar tertulis mengikat pemerintah, warga negara, dan penduduk Republik
Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan.

Pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945 dijelmakan dalam pasal-pasal UUD
1945. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa suasana kebatinan UUD 1945 dan cita-cita
hukum UUD 1945 bersumber atau dijiwai oleh dasar falsafah negara, Pancasila. Di sinilah arti
dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara. Dengan demikian, Pembukaan UUD 1945 yang
memuat dasar falsafah negara Pancasila, merupakan satu kesatuan nilai dan norma yang
terpadu yang tidak dapat dipisahkan dengan rangkaian pasal-pasal UUD 1945. Hal inilah yang
harus diketahui, dipahami, dan dihayati oleh setiap bangsa Indonesia.
Konstitusi lahir sebagai usaha untuk melaksanakan dasar negara. Dasar negara
memuat norma-norma ideal. Penjabarannya dirumuskan dalam pasal-pasal yang terdapat
dalam undang-undang dasar (konstitusi). Antara dasar negara dengan konstitusi merupakan
satu kesatuan utuh. Dalam Pembukaan UUD 1945 tercantum dasar negara Pancasila. Dengan
demikian, melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.

BAB III
PENUTUP
A. KESEIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada makalah ini maka penulis dapat menyimpulkan
beberapa hal:
1. Dasar negara berarti pedoman dalam mengatur kehidupan penyelenggaraan ketatanegaraan
negara yang mencakup berbagai kehidupan.
2. Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental) yang
menopang berdirinya suatu negara.
3. Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena melaksanakan
konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.
B. SARAN
Saran yang dapat penulis berikan untuk menyikapi permasalahan dalah makalah ini
adalah :
1. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita harus mampu mewujudkan, menaati,
menghormati peraturan dasar negara terutama pancasila.
2. Pembelajaran tentang dasar negara dan segala bidang yang berkaitan dengan dasar negara
tersebut seharusnya ditingkatkan agar dapat menimbulkan keselarasan dalam pemahaman
kewarganegaraan

DAFTAR PUSTAKA

 Drs. Bambang Priyo Sukonto dkk, Panduan Belajar Pendidikan Kewarganegaraan 12
SMA IPS, Graha Primagama, Yogyakarta, 2010
 http://144124.blogspot.co.id/2013/01/hubungan-dasar-negara-dengan-konstitusi.html
Diakses pada tanggal 31 Desember 2015 pukul 23:02


http://www.edukasippkn.com/2015/09/hubungan-dasar-negara-dankonstitusi_23.html Diakses pada tanggal 31 Desember 2015 pukul 23:02

 http://gerobakmasgatot.blogspot.co.id/2012/01/makalah-dasar-negara-dankonstitusi.html Diakses pada tanggal 31 Desember 2015 pukul 22:50