Implementasi Algoritme Extreme Learning Machine (ELM) Untuk Klasifikasi Penanganan Human Papilloma Virus (HPV)

  Vol. 3, No. 1, Januari 2019, hlm. 84-89 http://j-ptiik.ub.ac.id

  

Implementasi Algoritme Extreme Learning Machine (ELM) Untuk

Klasifikasi Penanganan Human Papilloma Virus (HPV)

1 2 3 Stefanus Bayu Waskito , Imam Cholissodin , Edy Santoso

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1

  

Abstrak

Human Papilloma Virus merupakan virus yang umumnya menyebabkan kutil dan mata ikan. Human

Papilloma Virus memiliki metode penanganan yang cukup banyak namun penanganan dengan

menggunakan Imunnotherapy dan Cryotherapy. Didasarkan dari banyaknya metode penanganan

Human Papilloma Virus makan dilakukan penelitian guna mengklasifikasikan metode penanganan

Human Papilloma Virus yang paling tepat berdasarkan parameter gejala yang ada. Pada penelitian

dengan menggunakan metode Extreme Learning Machine untuk klasifikasi metode penanganan Human

Papilloma Virus dilakukan pengujian untuk mengetahuui pengaruh fungsi aktivasi , jumlah hidden

neuron dan rasio data terhadap akurasi dari hasil klasifikas. Selain itu juga dilakukan pengujian

terhadap pengaruh jumlah hidden neuron terhadap lama waktu proses klasifikasi. Berdasarkan dari

hasil pengujian yang dilakukan, akurasi yang didapatkan sistem dalam klasifikasi metode penanganan

Human Papilloma Virus memiliki akurasi yang baik dengan akurasi sebesar 70,8% dengan

menggunakan fungsi aktivasi Sigmoid Biner, rasio data latih uji 80:20 dan hidden neuron 10 buah.

  

Selain itu waktu yang diperlukan untuk melakukan klasifikasi berdasarkan parameter terbaik memiliki

waktu yang cukup cepat dengan waktu selama 0,043 detik.

  

Kata kunci: human papilloma virus, klasifikasi, cryotherapy, imunnotherapy, extreme learning

machine

  

Abstract

Human Papilloma is a virus that cause warts ilness. There are several treatment methods, but

Immunotherapy and Cryotherapy are considered to be the best method to treat this ilness. However,

none of them can heal all patients. Therefore, research to determine which method more appropriate

for a certain patient is required. This research use Extreme Learning Machine Algorithm to help classify

which method are better for certain patient. A tests is conducted to determine the effects of activation

function, number of hidden neuron and and data ratio toward classification accuracy. It was observed

that using Binary Sigmoid activation function, 80 testing data to 20 training data ratio, and 10 hidden

neuron, the classification accuraccy reach 70,8%. And the classification time spent were relatively fast

that is only 0.043 seconds.

  

Keywords: human papilloma virus, classification, cryotherapy, imunnotherapy, extreme learning

machine

  penanganan. Namun pada penelitian tersebut 1. penanganan menggunakan Imunnotherapy dan

   PENDAHULUAN Cryotherapy namun tidak menutup kemungkian

  Penyakit kutil dan mata ikan penyakit yang dapat ditangani dengan metode lainnya. disebabkan oleh Human Papilloma Virus yang (Khozeimeh, et al., 2017). dapat dikategorikan sebagai tumor jinak.

  Banyaknya metode yang digunakan untuk Menurut penelitian yang dilakuakn oleh penanganan penyakit yang disebabkan Human Khozimeh pada tahun 2017, penyakit kutil dan

  Papilloma Virus menimbulkan permasalahan

  mata ikan yang disebabkan oleh Human yaitu dokter harus menentukan metode

  Papilloma Virus memiliki banyak metode

  penanganan yang palling tepat berdasarkan

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

  

84 gejala yang ditemui. Hal ini menyebabkan dokter memerlukan waktu dalam memilih metode penanganan yang tepat.

  Berdasarkan kendala yang ditemui oleh dokter dalam pemilihan metode penanganan

  Support Vector Machine. Algoritme ini

  nitrogen cair ke area kutil maupun mata ikan yang disebabkan oleh infeksi Human Papilloma

  2.2 Cryotherapy Cryotherapy adalah metode penanganan Human Papillma Virus yang sering disebut dengan frezzing treatment. Penanganan dengan metode cryotherapy dilakukan dengan menyemprotkan

  tidak berkembang dan menrambat ke sel sehat lainnya (Thappa, 2016).

  Papilloma Virus

  yang dilakukan nantinya hanya akan menyerang sel-sel tubuh yang terkena infeksi dari virus tersebut dimana akan memberikan efek meningkatkan kekebalan sel yang diserang dan membantu melawan infeksi yang ada sehingga sel yang terjangkit Human

  Humman Papilloma Virus menggunakan metode Immunotherapy

  bologis yang digunakan nutuk merangasng kekebalan tubuh guna melawan sel kanker, infeksi maupun penyakit lain yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus. Penanganan

  2.1 Immunotherapy Immunotherapy merupakan sebuah metode

  penanganan yang paling baik. (Khozeimeh, et al., 2017).

  Human Papilloma Virus maka diperlukan

  Papilloma Virus selama 4 sampai 6 sesi penanganan (Thappa, 2016).

  3. EXTREME LEARNING MACHINE

  Algoritme Extreme Learning Machine pertama kali diperkenalkan oleh Huang pada tahun 2004 sebagai penyempurnaan meode

  merupakan bagian dari jaringan syaraf tiruan yang mampu melakukan generalisasi dengan

  terinfeksi adalah untuk membekukan dan menghancurkan jaringan yang terinfeksi Human

  Papilloma Virus dengan cepat da tepat berdasarkan gejala yang telah ditemukan.

  ”. Harapannya dengan adanya sistem ini dapat membantu memudahkan dokter dalam memberikan metode penanganan Human

  Virus

  dan permasalahan yang ada, penulis melakukan penelitian yang berjudil “Implementasi Algoritme Extreme Learning Machine untuk Klasifikasi Penanganan Human Papilloma

  Extreme Learning Machine dalam klasifikasi

  Didasarkan pada keunggulan metode

  ” mendapatkan hasil akurasi sebesar 78,94% dengan waktu latih selama 5,71 detik (Prakoso, Wiesty, & Jondri, 2016).

  Penelitian yang dilakukan Prakoso yang berjudul “Klasifikasi Sinyal EKG Menggunakan Metode Extreme Learning Machine

  meskipun dengan jumlah data yang besar (Huang, 2006).

  rate yang cepat, metode Extreme Learning Machine juga menghasilkan akurasi yang tinggi

  yang cepat dikarenakan bobot masukan dan bias yang digunakan akan dipilih secara acak menggunakan rentang tertentu. Selain learning

  Extreme Learning Machine memiliki learning rate

  Metode Extreme Learning Machine merupakan bagian dari jaringan syaraf tiruan yang dapat digunakan untuk klasifikasi metode penanganan Human Papilloma Virus. Metode

  sebuah sistem yang mampu membantu dokter dalam pemilihan metode penanganan yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan waktu proses yang cepat.

  virus. Tujuan dari penyemprotan ke area yang

2. HUMAN PAPILLOMA VIRUS

  penanganan namun immunnotherapy dan

  Papilloma Virus memiliki banyak metode

  Menurut penelitian oleh klinik dermatologi di rumah sakit Ghaem di Mashhad, Iran menyebutkan bahwa penangananinfeksi Human

  yang mengakibatkan kutil dan mata ikan yang dapat dikategorikan sebagai tumor jinak. Pada umumnya kutil dan mata ikan ditemukan pada permukaan kulit tangan dan kaki yang umumnya menjangkit orang yang berusia 1 sampai 30 tahun (Moore, 1998).

  Human Papilloma Virus merupakan virus

  Gambar 1 Arsitektur Extreme Learning Machine

  baik dan dalam waktu yang lebih cepat dibanding dengan metode lainnya (Huang, 2006).

  Metode pembelajaran pada Extreme

  cryotherapy dianggap sebagai metode

  (4) Keterangan : = Matriks target 6. Menghitung nilai Y prediksi

  1 1+ −

  ̂ = ∙ ̂ (5)

  Setelah ditemukannya nilai Y prediksi, nilai tersebut nantinya akan digunakan untuk penentuan kelas dengan melakuakan pencarian nilai terbesar dari setiap datanya. Langkah selanjutnya adalah fase uji yang akan dilakukan sebagai berikut:

  1. Menghitung nilai matriks keluaran hidden

  neuron ( )

  = . + (6)

  Keterangan : = Data uji

  = Bobot masukan yang di-transpose = Bias 2.

  Menghitung nilai matriks keluaran hidden neuron dengan fungsi aktivasi sigmoid biner.

  =

  (7) 3. Menghitung nilai Y prediksi

  Menghitung nilai bobot keluaran ̂ =

  ̂ = ∙ ̂ (8)

  Keterangan : ̂ = Nilai bobot keluaran yang didapat dari fase latih

  4. IMPLEMENTASI

  Implementasi sistem pada penelitian ini terdiri dari empat halaman antarmuka yang terdiri dari halaman data, halaman parameter ELM, halaman hasil latih ELM, dan halaman hasil klasifikasi.

  4.1 Antarmuka Halaman Data

  Halaman Data berguna untuk menampilkan dataset yang berasal dari masukan berkas

  Microsoft Excel (.xls/.xlsx) yang telah dipilih.

  Pada halaman ini akanmenerima masukan berupa nama sheet dan nama file yang akan digunakan pada proses klasifikasi.

  4.2 Antarmuka Halaman Parameter ELM

  Pada halaman parameter ELM pengguna sistem dapat memasukkan parameter ELM yaitu jumlah hidden neuron, fungsi aktivasi, dan perbandingan rasio data. Selain itu pada halaman ini akan menampilkan bobot masukan, bias dan data hasil normalisasi setelah tombol proses pada halaman ini ditekan.

  • = ( ∙ )

  ∙ (3) 5.

  Gambar 2 Tampilan Halaman Data

  1. Memasukkan nilai bobot masukan (W i ) dengan rentang nilai -1 samapi 1 dan rentang nilai bias (b i ) 0 sampai 1 yang dipilih secara acak.

  Learning Machine dibuat untuk mengatasi

  kelemahan feedforward pada jaringan syaraf tiruan terutama dalam hal learning rate. Parameter yang ada dalam Extreme Learning

  Machine dalam hal ini bobot masikandan bias

  akan dipilih secara acak dengan rentang nilai tertentu (Huang, 2006). Pemilihan bobot maupun bias secara acak inilah yang menyebabkan cepatnya waktu learning rate pada algoritme ini, selain itu juga menghasilkan akurasi yang tinggi meski menggunakan jumlah data yang banyak (Rahma, 2016).

  Langkah-langkah algoritme Extreme

  Learning Machine terbagi menjadi dua yaitu

  fase latih dan fase uji. Fase latih pada algoritme

  Extreme Learning Machine

  adalah sebagai berikut:

  2. Menghitung nilai matriks keluaran hidden

  −1

  neuron (H init )

  = . + (1)

  Keterangan : = Data latih

  = Bobot masukan yang di-transpose = Bias 3.

  Menghitung nilai matriks keluaran hidden

  neuron dengan fungsi aktivasi sigmoid biner

  =

  1 1+ −

  (2) 4. Menghitung pseudo-inverse dengan Moore-

  Penrose

Gambar 3 Tampilan Halaman Parameter ELM

  4.3 Antarmuka Halaman Hasil ELM

5. PENGUJIAN

  Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbandingan rasio data terhadap akurasi sistem yang telah dibuat terhadap kemampuan Extreme Learning Machine dalam mengenali pola data dan akurasi yang dihasilkan pada proses latih..

  Gambar 5 Hasil Pengujian Pengaruh Rasio Data Latih Dan Data Uji Terhadap Akurasi

  Pada pengujian ini dilakukan merubah jumlah hidden neuron dengan nilai 1, 3, 5, 20, 30, 50, 100, 150, dan 200 dengan 10 kali pengujian dan diambil nilai rataan terbaik. Penggunaan 10 hidden neuron memberikan nilai akurasi tertinggi dengan nilai akurasi sebesar 69,1% dan nilai akurasi didapat pada penggunaan 1 hidden neuron dengan nilai akurasi sebesar 39,3%

  Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jumlah hidden neuron terhadap akurasi sistem yang telah dibuat. Pengujian ini menggunakan fungsi aktivasi Sigmoid Biner dan rasio data latih dengan uji adalah 80:10.

  5.2 Pengujian Pengaruh Hidden Neuron

  Berdasarkan pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan perbandingan rasio data latih dan data uji 80:20 memiliki nilai akurasi terbaik dengan nilai akurasi sebesar 70,8%.

  Pengujian ini menggunakan hidden neuron sebanyak 10 dan fungsi aktivasi Sigmoid Biner Pada pengujian ini terdapat 9 jenis perbandingan data latih dan data uji yaitu 90%:10%, 80%:20%, 70%:30%, 60%:40, 50%:50%, 40%:60%, 30%:70%, 20%:80%, 10%:90. Pengujian ini dilakukan sebanyak 10 kali, berikut ini merupakan hasil pengujian perbandingan rasio data.

  Gambar 4 Tampilan Halaman Hasil ELM

  Pada pengujian yang dilakukan bobot masukan dan bias akan dibuat secara acak. Nilai bobot masukan memiliki rentang nilai -1 sampai dengan 1 dan nilai bias memiliki rentang antara 0 sampai dengan 1.

  Pada halaman ini akan ditampilkan hasil dari fase latih dan hasil dari fase uji serta nilai akurasi beserta lama waktu proses. Pada tampilan hasil latih ELM akan ditampilkan matriks bobot keluaran

  Learning Machine untuk klasifikasi penanganan Human Papilloma Virus.

  Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh-pengaruh perbedaan paramater terhadap akurasi maupun kemampuan sistem yang telah dibuat pada implementasi Extreme

  Learning Machine terhadap masukan yang telah dimasukkan sebelumnya.

  klasifikasi. Selain form masukan, terdapat pula tampilan hasil klasifikasi berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode Extreme

  Papilloma Virus sebelum dilakukannya

  Tampilan klasifikasi menampilkan form masukan guna memberi masukan terhadap 6 parameter gejala penyakit akibat Human

  4.4 Antarmuka Halaman Klasifikasi

  ̂. Sedangkan pada tampilan hasil uji ELM akan ditampilkan nilai prediksi hasil klasifikasi dari data uji dan matriks Y latih.

5.1 Pengujian Perbandingan Rasio Data

  Gambar 6 Hasil pengujian pengaruh jumlah hidden neuron Gambar 8 Hasil pengujian pergaruh fungsi aktivasi terhadap akurasi terhadap akurasi

  5.3 Pengaruh Jumlah Hidden Neuron 6. KESIMPULAN DAN SARAN Terhadap Waktu Proses

  Berdasarkan implementasi, pengujian dan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui alaisis algoritme Extreme Learning Machine pengaruh jumlah hidden neuron terhadap lama untuk klasifikasi penanganan Human Papilloma waktu proses Extreme Learning Maching yang

  Virus dapat ditarik kesimpulan bahwa:

  telah diimplementasikan. Pada pengujian 1.

  Algoritme Extreme Learning Machine pengaruh jumlah hidden neuron terhadap lama dapat diterapkan untuk klasifikasi waktu proses menggunakan fungsi aktivasi penanganan Human Papilloma Virus.

  Sigmoid Biner dan rasio data latih dengan uji

  2. Algoritme Extreme Learning Machine adalah 80:20. memiliki akurasi sebesar 70,8% dengan

  Berdasarkan pengujian yang telah menggunakan rasio data latih dan data uji 80:20 dilakukan, penggunaan 1 hidden neuron dengan menggunakan fungsi aktivasi sigmoid menghasilkan waktu proses tercepat yakni biner dan 10 hidden neuron. dengan waktu selama 0,017 detik.

  7. DAFTAR PUSTAKA

  5.4 Pengujian Pengaruh Fungsi Aktivasi Azad, F. J., Mahboubi, Y., & Khozeimeh, F.

  Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui (2017). Intralesional immunotherapy pengaruh fungsi aktivasi terhadap akurasi compared to cryotherapy in the

  Extreme Learning Machine yang telah

  treatment of warts. International diimplementasikan. Pengujian ini dilakukan

  Journal of Dermatology .

  dengan membandingkan 7 fungsi aktivasi yang Cholissodin, I. (2016). Modul Big Data Filkom. berbeda. Fungsi aktivasi yang diujikan adalah Christy, M., Adikara, P. P., & SetyaPerdana, R.

  Sigmoid Biner , Linear, Sin, Radial Basis,

  (2017). Klasifikasi Penyimpangan , Hard Limit, dan Triangular

  Sigmoid Bipolar

  Tumbuh Kembang Anak Menggunakan Basis. Metode Extreme Learning Machine

  Pengujian akan dilakukan sebanyak 10 kali (ELM). dengan menggunakan rasio data latihdengan

  Huang. (2006). Extreme learning machine: data uji 80:20 dan 10 hidden neuron.

  Theory and applications. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan Janahiraman, T., & Ahmad, N. (2014). pengujian menggunakan fungsi aktivasi linear

  Performance Analysis of ELM-PSO memiliki nilai akurasi sertinggi dengan akurasi Architectures for Modelling Surface sebesar 75%. Roughness and Power Consumption in CNC Turning Operation.

  Khozeimeh, F., Alizadehsani, R., Roshanzamir, M., Khosravi, A., Layegh, P., & Nahavandi, S. (2017). An expert system for selecting wart treatment method.

  Moore, S. W. (1998).

  Griffith’s Instructions For Patients. Tucson.

  Patro, G. K., & Kishore, K. S. (2015). .

  Normalization : A Preprocessing Stage.

  Gambar 7 Hasil Pengujian Pengaruh Jumlah Hidden Neuron Terhadap Waktu Proses Prakoso, E. C., Wisesty, U. N., & Jondri. (2016).

  Klasifikasi Keadaan Mata Berdasarkan sinyal EEG menggunakan Extreme Learning. Prakoso, E., Wiesty, U. N., & Jondri. (2016).

  Klasifikasi Keadaan Mata Berdasarkan sinyal EEG menggunakan Extreme Learning Machines. Rahma, O. (2016). Implementasi Extreme

  Learning Machine Sebagai Alat Bantu Klasifikasi Stroke Iskemik Akut dan Normal dengan Metode Brain Symmetry Index.

  Thappa,

  D. (2016). Evolving role of immunotherapy in the treatment of refractory warts.