Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Melalui Penggunaan Media ICT di TK Hadikat Kecamatan Pandawan

  

Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Melalui Penggunaan

Media ICT di TK Hadikat Kecamatan Pandawan

  • Fahriah

  

Taman Kanak-Kanak Hadikat Pandawan

Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan

  • • Terima: 29-07-2018 • Revisi: 25-08-2018 • Terbit Daring: 28-08-2018

  

Abstrak

Latar belakang diadakannya penelitian tindakan sekolah ini adalah kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan media

  

ICT untuk belajar mengajar di TK Hadikat. Rumusan masalah dalam penulisan PTS ini adalah sebagai berikut bagaimana

tahapan pelaksanaan upaya untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru melalui penggunaan media ICT di TK Hadikat

Kecamatan Pandawan dan bagaimana peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam mengajar menggunakan media ICT di

TK Hadikat Kecamatan Pandawan. Penelitian ini berlokasi di TK Hadikat Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai

Tengah. Subjek penelitian ini adalah 2 orang guru kelompok A dan B TK Hadikat. Penelitian ini menggunakan penelitian

tindakan sekolah yang terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Hasil akhir menyatakan bahwa

Upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru melalui penggunaan media ICT di TK Hadikat Kecamatan Pandawan

berhasil dan sesuai dengan tahapan. Pada siklus I Untuk pencapaian hasil dari kegiatan yang dilakukan dalam peningkatan

kompetensi pedagogik guru melalui penggunaan gedia ICT pada pada siklus I pada guru atas nama Samsiah dengan skor 16

kemudian atas nama guru Saufiah dengan skor 17, kemudian pada siklus II guru atas nama Samsiah dengan skor 20

kemudian atas nama guru Saufiah dengan skor 21. Hal tersebut tentu saja dapat dikategorikan berhasil. © 2018 Rumah Jurnal.

All rights reserved Kata-kata kunci: Pedagogik, guru, ict * ———

  Korespondensi. Fahriah; E-mail: fahriah@gmail.com

1. Pendahuluan

  Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Ditangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional dan moral serta spiritual. Dengan demikian, akan dihasilkan generasi masa depan yang siap hidup dengan tantangan zamannya. Oleh karena itu, diperlukan sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikai yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya.

  Sejalan dengan hal itu, UU RI no. 14 tahun 2005 BAB II Pasal 2 ayat (1) menyatakan, guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anaka usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Istilah profesi berasal dari bahasa Inggris “ profession” yang berakar dari bahasa latin “profesus” yang berarti mengakui atau menyatakan mampu atau ahli dalam suatu bidang pekerjaan. Pekerjaan ini membutuhkan pendidikan akademik dan pelatihan yang panjang. Jadi, profesi sebagai satu pekerjaan, mempunyai fungsi pengabdian pada masyarakat, dan ada pengakuan dari masyarakat. Guru harus peka dan tanggap terhadap perubahan-perubahan, pembaharuan serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus ber- kembang sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Disinilah tugas guru untuk selalu meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan, meningakatkan kualitas pen- didikannya sehingga apa yang diberikan kepada peserta didiknya tidak terlalu ketinggalan dengan perkembangan kemajuan zaman. Namun kenyataan sekarang ini banyak guru-guru yang belum professional dalam menjalankan tugasnya. Banyak guru yang mengajarkan.

  Kompetensi guru ini tidak diperoleh secara tiba- tiba tetapi melalui upaya belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan (pendidikan calon guru) maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat, minat dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Guru, dinyatakan bahwasanya kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi Guru tersebut bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling berhubungan dan saling mendukung. Kepala Sekolah sebagai pemimpin dalam pendidikan formal perlu memiliki wawasan kedepan. Kepemimpinan pendidikan memerlukan perhatian yang utama, karena melalui kepemimpinan yang baik kita harapkan akan lahir tenaga-tenaga berkualitas dalam berbagai bidang sebagai pemikir, pekerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Guru sebagai salah satu komponen yang terpenting dalam pendidikan, terutama dalam hal mengatasi berbagai permasalahn yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan, dituntut untuk bias menjadi guru professional. Dengan keadaan perkembangan masyarakat, maka mendidik merupakan tugas berat dan memerlukan seseorang yang cukup memiliki kemampuan yang sesuai dengan jabatan tersebut, sebab mendidik adalah pekerjaan professional yang tidak dapat diserahkan kepada sembarang orang. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kompetensi pedagogik guru, terutama dalam hal belajar mengajar yang dilaksanakan. Untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki guru tersebut yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat guna bagi peserta didik yaitu

  ICT (Information Communications Technologies) atau Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dalam kenyataannya di TK Hadikat Kecamatan Pandawan guru belum mampu untuk menggunakan media ICT, padahal itu merupakan salah satu upaya untuk mengenalkan teknologi sejak usia dini.

  Setelah diadakan supervisi atau pengamatan maka permasalahan dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut (1)

  Rendahnya kemampuan guru dalam menggunakan media

  ICT; (2) Masih belum maksimalnya penggunaan media ICT oleh guru; (3) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran oleh guru cenderung kurang menarik sehingga berdampak pada hasil akhir yang Rumusan masalah dalam penulisan PTS ini adalah (1) Bagaimana tahapan pelaksanaan upaya untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru melalui penggunaan media ICT di TK Hadikat Kecamatan Pandawan? (2) Bagaimana peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam mengajar menggunakan media

  ICT di TK Hadikat Kecamatan Pandawan? Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus atau pokok utama dalam penelitian ini maka pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah melakukan perbaikan pembelajaran dengan cara meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar penggunaan media ICT di TK Al Hidayah II Kecamatan Pandawan.

  Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui upaya

  untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam mengajar menggunakan media ICT di TK Hadikat Kecamatan Pandawan; (2) Mengetahui peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam dalam mengajar menggunakan media ICT di TK Hadikat Kecamatan Pandawan.

  Media adalah bentuk jamak dari medium yang berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah. Dalam bahasa Indonesia kata medium diarICTan sebagai “antara’ atau “sedang” (Latuheru, 1988). Pengertian media pembelajaran menurut Latuheru (1988: 14) media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, dengan maksud menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini anak didik atau warga belajar). Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran alat bantu untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima.

  Sadiman (2008) menjelaskan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dalam hal ini adalah proses merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga proses belajar dapat terjalin. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan oleh guru sebagai alat bantu mengajar.

  2.2 Media ICT

  Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information and Communication Technologies (ICT), adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. ICT mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Istilah ICT muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 ICT masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Media Pembelajaran

  2.3 ICT untuk Anak Usia Dini

  Pembelajaran Anak Usia Dini berpedoman pada prinsip bermain sambil belajar, belajar seraya bermain. Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi anak usia dini, sehingga kegiatan pembelajarannya dilakukan dengan berbagai macam permainan dalam suasana yang menyenangkan dan merangsang anak untuk terlibat secara aktif. Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak (Sudono, 2000). Sedangkan belajar merupakan aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap (Darsono, 2000).

  Melalui bermain, tuntutan akan kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreatifitas, hidup dapat terpenuhi. Ketika bermain, anak akan berimajinasi dan mengeluarkan ide-ide yang tersimpan dalam dirinya. Anak mengekspresikan pengetahuan yang dia miliki tentang dunia sekitarnya. Melalui kegiatan bermain, anak mempunyai kesempatan lebih banyak untuk bereksplorasi, sehingga pemahaman tentang konsep maupun pengertian dasar suatu pengetahuan dapat dipahami anak dengan lebih mudah.

  3. Metodologi

  Metodologi memberikan gambaran yang jelas terhadap pencapain tujuan penelitian (Dalle, 2010; Dalle et al., 2017). Penelitian ini berlokasi di TK Hadikat Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Penelitian yang diangkat adalah tentang meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam penggunaan media ICT di TK Hadikat Kecamatan Pandawan pada semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

  Subjek penelitian ini adalah guru kelompok A dan B TK Hadikat Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Sedangkan Kepala Sekolah sendiri bertindak sebagai peneliti. Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan dalam dua siklus 4 kali pertemuan untuk masing-masing guru sesuai jadwal yang telah ditentukan. Siklus kedua dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama. Hal tersebut diketahui dari aktivitas guru terhadap peningkatan kompetensi pedagogik guru.

  Untuk menentukan persentase aktivitas kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dilakukan dengan mengukur kondisi variabel yang diukur dibandingkan dengan kondisi yang diharapkan (Arikunto, 2010).

  Penelitian Tindakan Sekolah ini dapat dinyatakan berhasil apabila dapat memenuhi kriteria adalah upaya peningkatan kompetensi guru menggunakan media pembelajaran ICT dikatakan berhasil jika minimal 80% berada dalam katagori baik. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi yang digunakan peneliti untuk mencatat perkembangan kemampuan masing masing guru yang dibinanya selama proses penelitian.

  4. Hasil dan Pembahasan

  Pada siklus I dapat diketahui bahwa aktifitas yang dilakukan guru dalam peningkatan kompetensi pada siklus I pada guru atas nama Samsiah dengan persentase 67% dan atas nama Saufiah dengan persentase 71%. Hal tesebut digolongkan dengan ketegori baik.

  Pada siklus II dapat direfleksikan bahwa aktifitas yang dilakukan guru dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru melalui penggunaan gedia ICT pada pada siklus II pada guru atas nama Samsiah dengan persentase 75% dan atas nama Saufiah dengan persentase 87,5%. Hal tesebut digolongkan dengan ketegori sangat baik

  Untuk pencapaian hasil dari kegiatan yang dilakukan dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru melalui penggunaan media ICT pada siklus I pada guru atas nama Samsiah dengan skor 16 kemudian atas nama guru Saufiah dengan skor 17.

  Untuk pencapaian hasil dari kegiatan yang dilakukan dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru melalui penggunaan gedia ICT pada siklus II guru atas nama Samsiah dengan skor 20 kemudian atas nama guru Saufiah dengan skor 21. Hal tersebut tentu saja dapat dikategorikan berhasil.

  5. Simpulan dan Saran

  Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah dan pembahasa yang dilaksanakan di TK Hadikat Kecamatan Pandawan maka dapat disimpulkan (1) Upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru melalui penggunaan media ICT di TK Hadikat Kecamatan Pandawan berhasil dan sesuai dengan tahapan; (2) Pada siklus I Untuk pencapaian hasil dari kegiatan yang dilakukan dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru melalui penggunaan gedia ICT pada pada siklus I pada guru atas nama Samsiah dengan skor 16 kemudian atas nama guru Saufiah dengan skor 17, kemudian pada siklus II guru atas nama Samsiah dengan skor 20 kemudian atas nama guru Saufiah dengan skor 21. Hal tersebut tentu saja dapat dikategorikan berhasil

  Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini, maka disarankan (1) Kepada guru agar lebih mengikuti perkembangan teknologi agar dapat lebih berkembang ke depannya; (2) Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut dan berkaitan dengan penerapan media ICT.

  Daftar Rujukan Arikunto, S. (2012). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek . Jakarta: Rineka Cipta

  Arsyad, A. (2002). Media pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Dalle, J. (2010). Metodologi umum penyelidikan reka bentuk bertokok penilaian dalaman dan luaran: Kajian kes sistem pendaftaran siswa Indonesia. Thesis PhD Universiti Utara Malaysia. Dalle, J., Hadi, S., Baharuddin., & Hayati, N. (2017). The Development of Interactive Multimedia Learning Pyramid and

  Prism for Junior High School Using Macromedia Authorware.

  The Turkish Online Journal of Educational Technology , November. 714-721.

  Darsono. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Press

  Latuheru, J.D. (1988). Media pembelajaran dalam proses belajar masa kini . Jakarta: Depdikbud Sardiman, A., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahardjito. (2008).

  Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

  Sudono, A. (2000). Sumber belajar dan alat permainan. Jakarta: Grasindo UU RI no. 14 tahun 2005 BAB II Pasal 2 ayat (1)

Dokumen yang terkait

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Materi Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi Melalui Penerapan Modelling the Way Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Agung

0 0 6

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar PAI Materi Puasa Melalui Strategi Learning Tournament Siswa Kelas V SDN 2 Tanta Timur

0 0 8

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan melalui Pendekatan Kooperatif Model Make A Match di Kelas IV SDN Dukuh Kabupaten Tabalong

0 0 6

Meningkatkan Kemampuan Lari Jarak Pendek Melalui Model Bermain Siswa Kelas V SDN Habau

0 0 8

Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar PKn Tentang Organisasi dengan Model Debate pada Siswa Kelas V SDN 1 Padang Panjang

0 0 6

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Menggunakan Media Objek Langsung pada Siswa Kelas I SDN Habau Tahun Pelajaran 20172018

0 0 14

Meningkatkan Aktivitasdan Hasil Belajar Siswa Materi Panca Indra Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) di Kelas V SDN Hariang

0 0 10

Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Siswa pada Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Permainan Kartu di Kelas II SDN Habau Tahun Pelajaran 20162017

0 0 12

Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menggunakan Media Pembelajaran Melalui Supervisi dengan Teknik Kunjungan Antar Kelas di SDN 2 Kalahang

0 0 8

Meningkatkan Disiplin Guru Dalam Kehadiran Mengajar di Kelas Melalui Penerapan Reward and Punishment di SDN 3 Setiap Kecamatan Pandawan

0 0 6