Mengenalkan Instrumen Pendeteksi Kualitas Air Sungai dengan Indikator Biologi Bentos sebagai Perangkat Pembelajaran pada Matapelajaran IPA-Biologi

ISBN: 978-602-72412-0-6

  

Mengenalkan Instrumen Pendeteksi Kualitas Air Sungai dengan

Indikator Biologi Bentos sebagai Perangkat Pembelajaran pada

Matapelajaran IPA-Biologi

  Susriyati Mahanal Jurusan Biologi

  • – FMIPA – Universitas Negeri Malang Email

  

Abstrak

Pemantauan kualitas sungai Brantas dengan bentos makroinvertebrata sebagai

indikator biologi telah dilakukan oleh siswa-siswa SMA yang sekolahnya tergabung dalam

jejaring komunikasi pemantau kualitas air (JKPKA). JKPKA dan Perum Jasa Tirta I

mengembangkan instrumen pendeteksi kualitas air sungai dengan parameter biologi.

  

Kelemahan dari instrumen tersebut tidak dapat menggambarkan kualitas air sungai yang

sebenarnya; sebagai contoh penggalan sungai yang dideteksi dengan instrumen parameter

biologi menunjukkan kualitas air sungai baik, tetapi secara fisiko-kimia kualitas air sungai

katagori jelek . Berdasarkan latar belakang tersebut diakukan penelitian pengembangan

instrumen pendeteksi kualitas air sungai dengan indikator biologi bentos dan panduan

identifikasi bentos makroinvertebrata (identification sheet). Tujuan penelitian ini

menghasilkan instrumen pendeteksi kualitas sungai dengan indikator biologi bentos yang

dapat digunakan sebagai suplemen bahan ajar biologi di SMA yang valid, dan efektif.

Penelitian pengembangan menggunakan model pengembangan dari Thiagarajan dkk (1974)

yaitu model 4-D (Define, Design, Develop, and Disseminate). Uji coba dan simulasi

instrumen pendeteksi kualitas sungai dengan indikator biologi bentos dikemas dalam

bentuk pelatihan terhadap guru biologi SMA Kota Malang dan mahasiswa S1 jurusan

biologi FMIPA Universitas Negeri Malang (UM). Pada tahap ini juga dilakukan penilaian

instrumen pendeteksi kualitas air dengan indikator biologi bentos oleh guru dan mahasiswa

calon guru. Uji coba skala luas dilakukan pada 4 sekolah melalui real teaching. Hasil

penilaian oleh guru dan mahasiswa tingkat kevalidan identification sheet bentos

makroinvertebrata adalah 2,91-4.00 (cukup valid sampai valid) dan instrumen pendeteksi

kualitas sungai adalah 3.00-4.00 (valid). Penilaian oleh siswa tingkat kevalidan

identification sheet bentos makroinvertebrata adalah 2,91-4 atau cukup valid sampai valid

dan instrumen pendeteksi kualitas sungai adalah 3.50-3.90 atau valid. Diseminasi

dilakukan pada SMA di Malang yang yang tergabung dalam jejaring JKPKA.

  Kata-kata kunci: instrumen pendeteksi kualitas air, indikator biologi, bentos

I. PENDAHULUAN

  Pemantauan kualitas sungai Brantas dengan bentos makroinvertebrata sebagai indikator biologi telah dilakukan oleh siswa-siswa SMA yang sekolahnya tergabung dalam Jejaring Komunikasi Pemantau Kualitas Air (JKPKA). JKPKA dan Perum Jasa Tirta I (PJT I) telah mengembangkan instrumen pendeteksi kualitas air dengan parameter biologi. Kelemahan dari instrumen tersebut adalah kurang akurat karena tidak dapat menggambarkan kualitas air yang sebenarnya; sebagai contoh penggalan sungai yang dideteksi dengan instrumen parameter biologi menunjukkan kualitas air bersih, tetapi secara fisiko-kimia kualitas air kategori tercemar (Mahanal, 2009).

  

Mengenalkan Instrumen Pendeteksi Kualitas Air Sungai

  Memperhatikan kelemahan dari instrumen pendeteksi kualitas air yang dikembangkan oleh PJT I dan JKPKA tersebut maka dikembangkan instrumen pendeteksi kualitas air sungai dengan indikator biologi bentos. Tujuan penelitian pengembangan ini adalah memperbaiki instrumen pendeteksi kualitas air sungai dengan indikator biologi yang telah dikembangkan oleh JKPKA dan PJT I sehingga dihasilkan suatu instrumen yang akurat. Selain dikembangkan instrumen pendeteksi kualitas air sungai dengan indikator biologi bentos juga dikembangkan perangkat lain yang mendukung aplikasi instrumen pendeteksi kualitas air yaitu bentos makroinvertebrata. bentos

  identification sheet Identification sheet

  makroinvertebrata berupa sheet yang memuat gambar (foto) dari bentos makroinvertebrata sehingga mempermudah dalam mengidentifikasi spesimen yang ditemukan.

  Penentuan kualitas air melalui Instrumen deteksi kualitas air dari JKPKA dan PJT I mengacu pada Indek biotic Average Score Per Taxon (ASPT). Indek biotic ASPT ini menggunakan skor toleransi dari Wetlands International Indonesia Programs (tanpa tahun), yang kemudian dikenal dengan skor takson dengan rentangan skor 1-10. Organisme atau takson yang sensitif diberi skor 10, sedang untuk organisme atau takson yang toleran diberi skor 1. Skor-skor untuk masing-masing takson yang diwakili di dalam sampel kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan skor Biological Monitoring Working Party Score BMWP (Sussex Ouse Conversation Society, 2007). Indek biotik Average Score Per Taxon (ASPT) diperoleh dengan membagi BMWP dengan banyaknya taksa (famili) di dalam sampel tanpa memperhatikan jumlah individu dalam takson yang ditemukan. Dengan demikian instrumen deteksi kualitas air dari JKPKA dan PJT I dalam menentukan kualitas air hanya berdasarkan kehadiran bentos makroinvertebrata yang ditemukan tanpa memperhatikan jumlahnya. Hal ini berbeda dengan instrumen deteksi kualitas air yang dikembangkan justru memperhatikan jumlah individu bentos makroinvertebrata yang ditemukan dari kelompok tertentu (sensitif, moderat, atau toleran). Penentuan kualitas air dengan instrumen pendeteksi kualitas air sungai dengan indikator biologi bentos yang dikembangkan ini mengacu pada indek biotik dari Hilsenhoff dalam SWCSMH (2008) dengan rumus sebagai berikut

  X s) ∑ (n

  IB = _______ N

  Dimana:

  IB = indek Biotik n = jumlah bentos makroinvertebrata yang ditemukan s = skor toleransi masing-masing taksa N = ∑n (jumlah indek rata-rata jumlah bentos makroinvertebrata yang ditemukan)

  Menurut National River Authority (Tanpa Tahun) n = 0 bila jumlah bentos makroinvertebrata yang ditemukan 0 n = 1 bila jumlah bentos makroinvertebrata yang ditemukan 1 n = 2 bila jumlah bentos makroinvertebrata yang ditemukan 2-10 n = 3 bila jumlah bentos makroinvertebrata yang ditemukan 11-100 n = 4 bila jumlah bentos makroinvertebrata yang ditemukan 101-1000 n = 5 bila jumlah bentos makroinvertebrata yang ditemukan 101-1000

  Skor toleransi masing-masing kelompok bentos makroinvertebrata mengacu pada McDonald (1991) dan Iowater (2012) sebagai berikut: (1) The High Quality (HQ) makroinvertebrata bentos yaitu kelompok bentos makroinvertebarata yang sensitif diberi skor

ISBN: 978-602-72412-0-6

  toleransi 3; (2) The Middle Quality (MQ) yaitu kelompok bentos makroinvertebrata moderat diberi skor 2; (3) The Low Quality (LQ) yaitu kelompok bentos makro invertebrate yang toleran diberi skor 1.

  Indek biotik bentos makroinvertebata diperoleh dari hasil penghitungan dengan menggunakan rumus dari Hilsenhoff di atas. Indek biotik Hilsenhoff (SWCSMH , 20018) mempunyai rentangan 1-3 dengan kategori kualitas air seperti tertera ada Tabel 1.

  

Tabel 1. IB Bentos Makroinvertebrata dan Kualitas Sungai

No. Indek Biotik Kualitas Sungai 1. 1-1.2 Sangat Kotor (tercemar berat) 2. >1.2 Kotor (tercemar sedang)

  • – 1.5 3. >1.5 Sedang (tercemar ringan)
  • – 2.0 4. > 2.0 Bersih (belum terce
  • – 2.5 5. > 2.5 Sangat Bersih (belum tercemar)

  Sumber: SWCSMH (2008)

  II. METODE

  Instrumen pendeteksi kualitas air sungai dengan indikator biologi sebagai perangkat pembelajaran pembelajaran IPA-Biologi dikembangkan dengan mengadaptasi model dari Thiagarajan dkk (1974) yaitu model 4-D (Define, Design, Develop, and Disseminate). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) instumen validasi oleh pakar, 2) instrumen penilaian oleh guru, 3) instrumen penilaian oleh siswa SMA, dan 4) tes penguasaan konsep, 5) rubrik penilaian proses, 6) panduan evaluasi produk. Data penilaian instrumen pendeteksi kualitas air sungai oleh siswa diperoleh dari 40 siswa yang berasal dari empat sekolah mitra. Analisis tentang keterterapan instrumen pendeteksi kualitas air sungai dengan indikator biologi bentos dilakukan dengan cara menghitung rata-rata skor setiap item yang diberikan oleh para guru dan siswa. Penentuan kualifikasi instrumen yang dikembangkan mengacu pada kriteria seperti pada Tabel 2.

  

Tabel 2. Kualifikasi Keterterapan dan Kelayakan

Rata-rata Skor Kualifikasi Keterangan 1,00-2,00 Tidak layak/tidak valid Tidak dapat digunakan >2,00-3,00 Cukup layak/cukup valid Dapat digunakan dengan revisi >3,00-4,00 Layak/valid Dapat dinakan tanpa revisi

  Sumber: Mahanal, 2009

  III. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Penelitian Pengembangan

  Pengembangan instrumen deteksi kualitas sungai dengan indikator biologi ini didahului dengan analisis kebutuhan dengan responden guru biologi SMA Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu). Informasi dikumpulkan dari 32 guru dengan menggunakan instrumen kuisioner (angket) analisis kebutuhan. Hasil angket dari 32 responden dijabarkan seperti tertera berikut ini. (1) Masalah pencemaran sungai yang terkait dengan pemantauan kualitas sungai dengan parameter tertentu/indikator biologi belum pernah diangkat dalam pembelajaran dinyatakan oleh 14 orang guru 43,75%), dan sebanyak 18 orang guru (56,25%) menyatakan dalam mengajarkan masalah pencemaran sungai menggunakan

  

Mengenalkan Instrumen Pendeteksi Kualitas Air Sungai

  strategi (diskusi presentasi, ceramah, kooperatif). (2) Pelaksanaan pembelajaran deteksi kualitas sungai dengan indikator biologi, sebanyak 17 orang guru (53,12%) setuju terintegrasi pada mata pelajaran biologi, 10 orang guru (31,25%) setuju dimasukkan materi muatan lokal pendidikan lingkungan hidup (PLH), dan 5 orang guru (15,62%) setuju masuk kegiatan ekstra kurikuler. (3) Sebanyak 32 orang guru (100%) menyatakan kesulitan melaksanakan pembelajaran deteksi kualitas sungai dengan indikator biologi. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan di atas peneliti menyimpulkan bahwa diperlukan pengembangan instrumen pendeteksi deteksi kualitas sungai dengan indikator biologi sebagai perangkat pembelajaran

  Setelah dilakukan analisis kebutuhan, tahap berikutnya adalah perancangan prototype instrumen pendeteksi kualitas sungai dengan indikator biologi. Bersama dengan perancangan prototype instrumen tersebut, juga dikembangkan perangkat pendukung aplikasinya yaitu panduan identifikasi bentos makroinvertebrata (identification sheet). Identification sheet bentos makroinvertebrata dikembangkan berdasarkan pengelompkan bentos makroinvertebrata serta skor toleransi dari McDonald et al., (1991) dan Iowater (2012). Indek biotik dan kategori kualitas air sungai mengacu pada notasi dari Hilsenhoff dalam SWCSMH (2008).

  Prototype identification sheet bentos makroinvertebrata dan instrumen pendeteksi kualitas sungai ditelaah oleh pakar dalam hal ini Prof. Dr. AD Corebima. Telaah pakar terhadap identification sheet dan instrumen pendeteksi kualitas air mengenai hal-hal berikut: kesesuaian antara gambar dengan kelompok dan skor, kejelasan gambar, kualitas gambar, kemudahan untuk diimplemenatsikan, keakuratan untuk identifikasi. Masukan dari pakar digunakan untuk memperbaiki identification sheet bentos makroinvertebrata dan instrumen pendeteksi kualitas air.

  Setelah mendapat masukan dari pakar, instrumen pendeteksi kualitas air ini diuji coba dengan menggunakan data hasil penelitian Mahanal, dkk. (2007). Data tersebut meliputi data deteksi kualitas sungai sungai Brantas dan sungai Metro baik berdasarkan indikator biologi bentos maupun berdasarkan parameter fisiko-kimia.

  Uji coba terbatas dan simulasi penerapan instrument pendeteksi kualitas sungai dengan indikator biologi bentos dan identification sheet dikemas dalam bentuk pelatihan terhadap guru biologi SMA Kota Malang dan mahasiswa S1 jurusan biologi FMIPA UM. Pada tahap ini juga dilakukan penilaian oleh guru dan mahasiswa calon guru. Hasil penilaian yang diberikan oleh guru biologi SMA dan mahasiswa calon guru sebagai berikut. (1) Skor rata-rata Identification sheet bentos makroinvertebrata 2,91-4.00 atau cukup valid sampai valid; (2) Skor rata-rata instrumen pendeteksi kualitas sungai dengan indikator biologi bentos 3.00-4.00 atau cukup valid sampai valid. Beberapa catatan yang diberikan oleh guru biologi SMA dan mahasiswa calon guru sebagai berikut. 1) Identification sheet bentos makroinvertebrata air tawar dapat digunakan oleh siswa untuk mengidentifikasi spesimen yang ditemukan dengan cepat, sebaiknya menggunakan bahan yang tidak mudah rusak oleh air. 2) Instrumen pendeteksi kualitas air mudah dipakai, siswa dapat mendeteksi kualitas air dengan cepat. 3) Sebaiknya Identification sheet bentos makroinvertebrata dan instrumen pendeteksi kualitas air sungai dengan indikator biologi bentos menggunakan bahan yang tidak mudah rusak oleh air.

ISBN: 978-602-72412-0-6

  Keefektifan instrumen pendeteksi kualitas air sungai dengan indikator biologi bentos diketahui melalui ujicoba skala luas dalam real teaching pada empat sekolah mitra (sampel) di Kota Malang yaitu SMAN 2 Malang, SMAN 9 Malang, SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang, dan SMA Shalahudin Malang. Real teaching ini dilakukan oleh empat orang guru biologi dan empat mahasiswa calon guru untuk menyusun skripsi S1 tentang pembelajaran deteksi kualitas sungai dengan indikator biologi berbasis proyek. Pada ujicoba skala luas dilakukan uji kompetensi pada siswa melalui penilaian proses, produk, dan tes. Penilaian proses dilakukan melalui kegiatan deteksi kualitas sungai di lapangan yaitu di penggalan S. Brantas Malang. Penilaian produk berupa artefak atau laporan hasil kegiatan deteksi kualitas sungai dengan indikator biologi. Tes tulis dilakukan melalui pretest dan

  

postest untuk mengetahui penguasaan konsep tentang deteksi kualitas sungai dengan indikator

  biologi. Tes tulis yang disusun dalam bentuk uraian dengan memakai pola open-ended assessment.

  Pada akhir kegiatan real teaching dilakukan evaluasi terhadap indentification sheet bentos makroinvertebrata air tawar dan instrumen pendeteksi kualitas air sungai dengan indikator biologi bentos oleh 4 mahasiswa calon guru, empat 4 guru biologi dan 4 kelompok siswa (masing-masing kelompok 10 orang) yang berasal dari empat sekolah tesebut. Hasil penilaian yang diberikan oleh guru biologi SMA dan mahasiswa calon guru menunjukkan rata-rata skor identification sheet 2,91-4.00 atau kualifikasi cukup layak/cukup valid sampai layak/valid. Rata-rata skor instrument pendeteksi kualitas air sungai 3.00-4.00 atau kualifikasi cukup layak/ cukup valid sampai layak/valid. Hal ini berarti bahwa perangkat pembelajaran deteksi kualitas sungai dengan indikator biologi bentos dapat dimplementasikan dengan mudah oleh guru.

  Hasil penilaian yang diberikan oleh siswa SMA kelas X menunjukkan rata-rata skor

  

identification sheet 2.91-4.00 atau kualifikasi cukup layak sampai layak. Rata-rata skor

  instrument pendeteksi kualitas air sungai 3.50-3.90 kualifikasi valid/layak. Berdasarkan saran-saran yang diberikan oleh siswa maka diadakan perbaikan, yaitu diberi tambahan gambar-gambar yang relevan dan berwarna. Saran-saran yang diberikan baik oleh guru biologi (termasuk mahasiswa) maupun oleh siswa digunakan menyempurnakan perangkat pembelajaran ini.

b. Produk Pengembangan

  Identification sheet bentos makroinvertebrata yang dikembangkan memuat gambar

  (foto), nama bentos makroinvertebrata air tawar, dan kelompok (sensitive., moderat, atau toleran) dengan skor sesuai kelompok bentos makroinvertebrata tersebut (1, 2, atau 3) (Mahanal, 2009). Instrumen deteksi kualitas air didesain sedemikian rupa sehingga mudah digunakan oleh siswa untuk mendeteksi kualitas sungai. Instrumen pendeteksi kualitas air ini terdiri dari 2 komponen yaitu bagian A (utama) berupa amplop berskala, dan bagian B disebut kartu pengintip (Mahanal, 2009).

  Amplop Berskala (A)

  1) Pada amplop berskala dua baris bagian atas, yaitu 1 baris berwarna biru untuk bentos makroinvertebrata yang sensitif, dan 1 baris berwarna kuning untuk bentos makroinvertebrata yang moderat.

  Mengenalkan Instrumen Pendeteksi Kualitas Air Sungai

  2) Kolom sebelah kiri berwarna abu-abu yaitu untuk bentos makroinvertebarata yang toleran.

  3) Angka yang tertera pada matrik (cell) yaitu 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 sama dengan “n” yang menunjukkan jumlah individu bentos makroinvertebrata dari suatu taksa yang ditemukan

  4) Matrik yang ditengah dengan berbagai warna yang berbeda menunjukkan kualitas air sungai yang berbeda yaitu: warna merah berarti kualitas air sangat kotor, warna orange berarti kualitas air kotor, waran ungu berarti kualitas air sedang, warna biru berarti kualitas air bersih, dan warna hijau baerarti kualitas air sangat bersih.

  5) Instrumen ini memuat gambar/foto tiga kelompok bentos makroinvertebrata berdasarkan daya toleransinya terhadap air sungai (kelompok sensitif, kelompok moderat, dan kelompok toleran). Selengkapnya amplop berskala tertera pada Gambar

  Kartu pengintip (B)

  Pada bagian tengah kartu pengintip terdapat lubang dan tanda panah. Tanda panah berfungsi sebagai pengarah (penunjuk), lubang (jendela) berfungsi untuk mengintip kualitas air. Kartu pengintip ini dimasukkan dalam amplop berskala yang dapat digerakkan secara horizontal dan vertikal.

INSTRUMEN PENDETEKSI KUALITAS AIR

  1

  5

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  5

  3

  5

  2

  2

  1

  1

  4

  5

  5

  5

  5

  5

  5

  5

  5

  5

  3

  3

  3

  5

  5

  5

  5

  5

  5

  5

  3

  5

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  5

  5

  2

  3

  3

  3

  2

  2

  2

  1

  5

  5

  5

  5

  5

  5

  5

  5

  2

  2

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  2

  2

  3

  3

  2

  3

  Sedang Organisme Moderat Organisme Toleran

  Bersih Sangat Bersih Kotor Sangat Kotor

  KETERANGAN n = 0: bila tidak ditemukan makhluk hidup pada kelompok tertentu (sensitif, moderat, atau tolerant) n = 1: bila ditemukan 1individu pada kelompok tertentu (sensitif, moderat, atau tolerant) n = 2: bila ditemukan 2-10 individu pada kelompok tertentu (sensitif, moderat, atau tolerant) n = 3: bila ditemukan 11-100 individu pada kelompok tertentu (sensitif, moderat, atau tolerant) n = 4: bila ditemukan101-1000 individu pada kelompok tertentu (sensitif, moderat, atau tolerant) n = 5: bila ditemukan >1000 individu pada kelompok tertentu (sensitif, moderat, atau tolerant) Organisme Sensitif

  3 KUALITAS AIR

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  2

  2

  2

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  2

  5

  2

  1

  1

  5

  5

  5

  5

  3

  5

  5

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  1

  3

  4

  5

  1

  2

  3

  4

  5

  1

  2

  3

  4

  5

  1

  2

  4

  2

  3

  5

  5

  4

  3

  3

  3

  3

  5

  3

  5 T

  4

  3

  2

  1

  3

  1

  5

  2

  3

  3

  3

  3

  2

  2

  2

  3

  2

  2

  1

  1

  1

  1

  3

  4

  5

  5

  4

  3

  2

  1

  5 M

  5

  5

  4

  5

  5

  4

  4

  4

  4

  5

  5

  3

  5

  5

  4

  5

  5

  5

  5

  5

  5

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  5

  5

  3

  1

  3

  3

  S

  3

  2

  2

  2

  5

  5

  5

  5

  5

  4

  4

  3

  3

  4

  4

  4

  4

  4

  5

  5

  5

  4

  5

  4

  5

  5

  5

  5

  4

  4

  5

  3

  2

  3

  3

  3

  3

  3

  2

  1

  4

  1

  5

  4

  4

  4

  4

  3

ISBN: 978-602-72412-0-6

  Organisme sensitif Organisme Moderat Organisme Tolerant

Gambar 1. Instrumen Pendeteksi Kualitas Air

Cara Penggunaan

  Pada stasiun I Sungai Brantas ditemukan bentos makroinvertebrata sebagai berikut: Trichoptera=118 individu, Melanoides sp.=5 individu, M. clavus=2 individu, M. javanicus=22 individu, M. requetii= individu, M. tuberculata= 7 individu, dan lintah besar= 3 individu. Bagaimanakah kualitasair pada stasiun I tersebut?

  Cara menggunakan instrumen pendeteksi kualitas air untuk mendeteksi kualitas suatu perairan (sungai atau kolam) sebagai berikut.

  1. Kelompokkan bentos makroinvertebrata yang ditemukan berdasarkan daya toleransinya terhadap kualitas air (sensitif, moderat, atau toleran). dengan mengacu panduan identifikasi.

  2. Hitunglah jumlah masing-masing taksa, dengan memperhatikan indek yang diusulkan oleh National Rivers Autority (Tanpa tahun) sebagai berikut:  n = 0 bila tidak ditemukan makhluk hidup  n = 1 bila ditemukan rata-rata 1 individu  n = 2 bila ditemukan 2-10 individu  n = 3 bila ditemukan 11-100 individu  n = 4 bila ditemukan 101-1000 individu  n = 5 bila ditemukan >1000 individu 3. Dari langkah 1 dan 2 diperoleh hasil sebagai berikut: a) individu dari kelompok sensitive sebanyak 118 (n=4), b) individu dari kelompok moderat tidak ditemukan

  (n=0), dan individu dari kelompok toleran sebanyak 56 (n=3).

  

Mengenalkan Instrumen Pendeteksi Kualitas Air Sungai

  4. Langkah berikutnya, arahkan tanda panah warna kuning dari kartu pengintip pada amplop berskala angka 4 baris warna biru (kelompok organisme sensitif) geserlah kartu pengintip pada baris warna kuning (kelompok organisme moderat) tepat di angka 0, kemudian gerakkan kartu pengintip sampai tanda panah abu-abu tepat pada angka 3 kolom abu-abu (kelompok organisme toleran), akan tampak pada jendela kartu pengintip cell dengan warna biru yang berarti bagus. Jadi berdasarkan instrumen pendeteksi kualitas air, stasiun I pengamatan S. Brantas yang dideteksi kualitas airnya adalah BERSIH

  IV. KESIMPULAN

  Secara umum penelitian ini dapat menghasilkan instrumen pendeteksi kualitas sungai dengan indikator biologi yang layak/valid dengan tingkat validitas yang bervariasi, dapat diterapkan dalam praktik pembelajaran di kelas. Secara khusus penilaian oleh guru dan mahasiswa tingkat kevalidan panduan identifikasi bentos makroinvertebrata adalah 2,91-4 dan instrumen pendeteksi kualitas sungai adalah 3-4 atau cukup valid sampai valid. Penilaian oleh siswa tingkat kevalidan panduan identifikasi bentos makroinvertebrata adalah 2,91-4 atau cukup valid sampai valid dan instrumen pendeteksi kualitas sungai adalah 3,5-3,9 atau valid.

  V. DAFTAR PUSTAKA Iowater. 2012. Biological Monitoring Manual. (online) iakses tgl 22 Maret 2015

  Mahanal, S., Fathurrachman. Saptasari, M. 2007. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Deteksi Kualitas Sungai dengan Indikator Biologi BerbasisKonstruktivistik untuk Memberdayakan Sikap Siswa terhadap Ekosistem Sungai di Malang . Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang.

  Mahanal, S. 2009.. Pengaruh Penerapan Perangkat Pembelajaran Deteksi Kualitas Sungai dengan Indikator Biologi Berbasis Proyek terhadap Hasil Belajar Siswa SMA di Malang . Disertasi.

  Program Studi Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Mc Donald, B.S., Mullins, G.W., Lewis, S. 1991.Macroinvertebrates as Indikators of Stream Health.

  The American Biology Teacher . Volume 53, No.8: 462-466 National Rivers Autority. Tanpa tahun. River Ouzel Invertebrate. (Online).

  . Diakses 10 Februari 2008. Soil & Water Conservation Society of Metro Halifax . 2008. Taxa Tolerance Values .

  (Online) Sussex.ouse.org.uk/index.htm. diakses tgl 6 juli 2008. Thiagarajan, S.D., Semmel, S. & Semmel, M.L. 1974. Instructional Development for Training

  

Teacher of Exceptional Children, A Source Book Bloomington: Center for Innovation on

Teaching the Handicap.

  Wetland International-Indonesia Programe. Tanpa Tahun. Panduan Pengenalan Invrtebrata Kolam & Sungai di Asia Tenggara. Bogor: Wetland International-Indonesia Programe