RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM)

KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO

  LAPORAN AKHIR

RENCANA INDUK

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

(RISPAM)

  Kata Pengantar

  Penyusunan Laporan Akhir pekerjaan Rencana Induk SPAM Wilayah SIau, adalah merupakan penjabaran dan implementasi dari kebijakan pemerintah dalam upaya pembangunan sarana dan prasarana air minum untuk kesejahteraan rakyat sekaligus mendorong pembangunan perekonomian daerah yang bersangkutan.

  Perencanaan aspek teknis dalam merumuskan basic design Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Wilayah Siau dibuat sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah yang bersangkutan serta proyeksi kebutuhan air minum dalam kurun waktu 15 – 20 tahun sesuai potensi sumber air baku yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pelayanan air minum dengan tetap mempertimbangkan kelestarian sumber daya alam.

  Sebagaimana realisasi kerjasama antara BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH dengan CV. PRIMA ENGINEERING CONSULTANT untuk pekerjaan DOKUMEN RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM berdasarkan surat perjanjian atau kontrak nomor : 02/SP-Dok.RISPAM/PPK/IX-2016 Tanggal 29 September 2016, dimana salah satu tahapannya adalah menyusun laporan akhir.

  Penyusunan laporan ini sesuai dengan persyaratan administrasi yang ditetapkan. Laporan akhir ini meliputi kondisi umum lokasi studi, hasil survey atau kegiatan lapangan, analisa hidrologi, desain pengambilan mata air dan rencana anggaran biaya serta kesimpulan.

  Manado, Desember 2016

CV. PRISMA ENGINEERING CONSULTANT OLGA WINDA DIREKTUR

  

Daftar isi

  2.2.1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

  11

  2.1 Kabupaten Sitaro Dalam Perspektif

  11

  2.1.1 Kabupaten Sitaro Dalam Perspektif Nasional

  11

  2.1.2 Kabupaten Sitaro Dalam Perspektif Provinsi

  11

  2.1.3 Kabupaten Sitaro Dalam Perspektif Kawasan Andalan

  13

  2.2 Ruang dan Lahan

  13

  13

  1.3 Sistematika Laporan

  2.2.2 Penggunaan Lahan dan Tata Guna Lahan

  16

  2.2.3 Rencana Pengembangan Tata Kota

  17

  2.2.4 Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas

  19

  2.2.5 Kawasan Lindung

  19

  2.2.6 Laju Perubahan Tata Guna dan Fungsi Lahan

  24

  2.2.6.1 Tren Perubahan Penggunaan dan Fungsi Lahan

  9 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PROYEK

  7

  Kata Pengantar i

  2

  Daftar Isi ii

  Daftar Tabel vii

  Daftar Gambar ix

  Daftar Lampiran xi

  Daftar Istilah dan Definisi xii

  Acuan Normatif xvii

  BAB I PENDAHULUAN

  1

  1.1 Latar Belakang

  1

  1.1.1 Maksud dan Tujuan

  1.1.2 Keluaran Pelaksanaan Pekerjaan

  1.2.2.2 Klasifikasi RIP-SPAM

  3

  1.1.3 Otoritas

  4

  1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan

  5

  1.2.1 Wilayah Administrasi

  6

  1.2.2 Klasifikasi

  6

  1.2.2.1 Klasifikasi Perkotaan

  6

  24

  2.2.6.2 Pemanfaatan Lahan Secara Berkelanjutan

  49

  2.4.10 Kawasan Strategis

  37

  2.5 Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat

  41

  2.5.1 Demografi

  42

  2.5.2 Keuangan Daerah

  44

  2.5.2.1 Pertumbuhan Ekonomi

  45

  2.5.2.2 Struktur Perekonomian dan Lapangan Kerja

  45

  2.5.3 Mata Pencaharian Penduduk

  46 BAB III KONDISI EKSISTING SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

  3.1 Aspek Teknis

  2.4.9 Sarana Telekomunikasi

  49

  3.1.1 Sistem Produksi

  49

  3.1.1.1 Unit Air Baku

  49

  3.1.1.2 Unit Instalasi

  50

  3.1.1.3 Unit Distribusi

  51

  3.1.1.4 Tingkat Kebocoran

  52

  3.1.1.5 Kondisi Operasional dan Perawatan

  53

  3.1.2 Sistem Pelayanan

  37

  37

  25

  2.4 Sarana dan Prasarana

  2.3 Kondisi Fisik Dasar

  26

  2.3.1 Geografi

  26

  2.3.2 Topografi dan Fisiografi

  26

  2.3.3 Wilayah Siau

  26

  2.3.4 Rencana Struktur Ruang

  26

  2.3.5 Geologi

  27

  2.3.6 Hidrologi, Klimatografi dan Hidrogeologi

  32

  32

  2.4.8 Sarana Listrik

  2.4.1 Air Limbah dan Drainase

  32

  2.4.2 Persampahan

  32

  2.4.3 Drainase

  33

  2.4.4 Sarana Perekonomian

  33

  2.4.5 Sarana Sosial dan Kesehatan

  33

  2.4.6 Sarana Peribadatan

  35

  2.4.7 Sarana Transportasi

  36

  53

  3.1.2.1 Kinerja Pelayanan

  65

  3.5.2.1 Organisasi dan Kelembagaan

  62

  3.5.2.2 Kinerja Pengelolaan dan SDM

  62

  3.5.2.3 Permasalahan Aspek Kelembagaan

  63 BAB IV KRITERIA TEKNIS, METODA dan STANDAR PENGEMBANGAN SPAM

  64

  4.1 Umum

  64

  4.1.1 Periode Perencanaan

  64

  4.1.2 Standar Konsumsi Pemakaian Air

  64

  4.1.3 Kebutuhan Air

  4.1.3.1 Kebutuhan Rata-rata Domestik dan Non Domestik

  3.5.2 Aspek Institusional dan Manajemen

  65

  4.1.3.2 Kebutuhan Maksimum

  66

  4.1.3.3 Kebutuhan Puncak

  66

  4.1.4 Kehilangan Air

  66

  4.1.5 Sistem Penyediaan Air Minum

  67

  4.1.5.1 Air Baku

  67

  4.1.5.2 Transmisi

  68

  4.1.5.3 Produksi

  62

  62

  53

  3.3.3 Wilayah Pelayanan

  3.1.2.2 Tingkat Pelayanan

  53

  3.1.2.3 Kinerja Pelayanan

  53

  3.1.2.4 Jangkauan Pelayanan

  55

  3.2 Sistem Non Perpipaan (Terlindung dan Tidak Terindung)

  56

  3.3 Permasalahan Aspek Teknis

  57

  3.3.1 Pengolahan Air (IPA)

  57

  3.3.2 Sistem Distribusi

  58

  58

  3.5.1.5 Permasalahan Keuangan

  3.4 Sistematik SPAM Eksisting

  59

  3.5 Aspek Non Teknis

  61

  3.5.1 Aspek Keuangan

  61

  3.5.1.1 Kondisi dan Kinerja Keuangan

  61

  3.5.1.2 Tarif Retribusi

  62

  3.5.1.3 Pendapatan

  61

  3.5.1.4 Pegeluaran

  62

  69

  4.1.5.4 Reservoar

  6.8.3 Skematik Rencana 118

  6.5.1 Klasifikasi Penggunaan Air 112

  6.5.2 Kebutuhan Air Minum 112

  6.5.3 Tingkat Kebocoran 114

  6.6 Kebutuhan Air Minum Tiap Zona Pelayanan 115

  6.7 Alternatif Perencanaan Pengembangan 115

  6.8 Sistem Terpilih 115

  6.8.1 Unit Air Baku 115

  6.8.2 Unit Produksi 116

  6.9 Keterpaduan Dengan Prasarana dan Sarana Sanitasi 119

  6.4 Rencana Pentahapan 111

  6.9.1 Potensi Pencemaran Air Baku 119

  6.9.2 Rekomendasi Penggunaan dan Pengamanan Sumber Air Baku 119

  6.9.3 Pengelolaan Limbah dari IPA 119

  6.9.4 Potensi Sumber Air Minum dari IPAL 120

  6.10 Perkiraan Kebutuhan Biaya 120

  BAB VII ANALISA KEUANGAN 124

  7.1 Kebutuhan Investasi dan Sumber Pendanaan 124

  7.2 Dasar Penentuan Asumsi 126

  6.5 Kebutuhan Air Minum 112

  6.3 Tingkat Pelayanan 111

  70

  79

  4.1.5.5 Distribusi

  71

  4.2 Metode Proyeksi Penduduk

  72 BAB V AIR BAKU

  78

  5.1 Potensi Air Baku

  78

  5.1.1 Potensi Air Permukaan

  5.1.2 Potensi Air Tanah

  83

  80

  5.2 Alternatif Sumber Air Baku

  81

  5.3 Sumber Air Baku Terpilih

  81 BAB VI RENCANA INDUK DAN PRA DESAIN PENGEMBANGAN SPAM

  82

  6.1 Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah Studi

  82

  6.2 Pengembangan Wilayah Pelayanan

  7.3 Hasil Analisis Kelayakan 127

  BAB VIII PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PELAYANAN AIR MINUM 129

  8.1 Umum 129

  8.2 Kajian Peraturan dan Perundang-undangan 132

  8.3 Organisasi 133

  8.3.1 Bentuk Badan Pengelola 133

  8.3.2 Struktur Organisasi 137

  8.3.3 Penyesuaian Implementasi Organisasi dengan Pengembangan Sistem 137

  8.4 Sumber Daya Manusia 141

  8.4.1 Jumlah 142

  8.4.2 Kualifikasi 142

  8.4.3 Pelatihan 143

  BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT 145

  9.1 Umum 145

  9.2 Program Pengembangan SPAM Wilayah Siau 145

  9.3 Saran Tindak Lanjut 146

  

Daftar Gambar

  87 Gambar 6.9 Reservoar Air dari Danau Kapeta

  97 Gambar 6.23 Penampungan Air Hujan Masyarakat

  95 Gambar 6.22 Pemanfaatan Air Hujan dengan Bantuan ABSAH

  94 Gambar 6.21 Rangkaian Proses Reverse Osmosis

  93 Gambar 6.20 Peta Kecamatan Siau Barat Utara

  93 Gambar 6.19 Sumber Mata Air di Kampung Kiawang

  92 Gambar 6.18 Sumber Mata Air di Kampung Hiung

  92 Gambar 6.17 Aliran Sungai dari Mata Air Balirangen

  91 Gambar 6.16 Bak Pelepas Tekan Mata Air Balirangen

  90 Gambar 6.15 Sumber Mata Air Balirangen

  90 Gambar 6.14 Peta Kecamatan Siau Timur Selatan

  89 Gambar 6.13 Bak Penanmpung Warga Balirangen

  88 Gambar 6.12 Bak Penampung dari Mata Air Burake

  88 Gambar 6.11 Sistem Penyediaan Air Minum Kapeta

  87 Gambar 6.10 Peta Kecamatan Siau Barat Selatan

  86 Gambar 6.8 Air Buangan dri Danau Kapeta

Gambar 2.1 Posisi Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro di Prov. Sulawesi Utara

  85 Gambar 6.7 Potongan Melintang Desain Broncap

  85 Gambar 6.6 Contoh Katub Pelepas Tekan

  84 Gambar 6.5 Perencanaan Teknis Mata Air Balango

  84 Gambar 6.4 Mata Air Balango Peling

  83 Gambar 6.3 Peta Kecamatan Siau Barat

  82 Gambar 6.2 Gerbang Ibukota Ondong

  60 Gambar 6.1 Contoh Instalasi Penyediaan Air

  59 Gambar 3.3 Skematik Eksisting Peling

  50 Gambar 3.2 Skematik SPAM Eksisting Akesimbeka

  30 Gambar 3.1 Skema Sarana Air Bersih Eksisting Akesimbeka

  29 Gambar 2.5 Skema pusat Kegiatan di Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro

  25 Gambar 2.4 Pusat-pusat Kegiatan di Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro

  15 Gambar 2.3 Grafik Luas Penggunaan Lahan di Kab. Kep. Siau tagulandang Biaro

  15 Gambar 2.2 Jumlah Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan

  99

Gambar 6.24 Peta Kecamatan Siau TengahGambar 6.35 Tempat Permandian Akelabo Kel. Akesimbeka Siau Timur 106Gambar 6.44 Danau Kapeta Kec. Siau Barat Selatan 110Gambar 6.43 Grafik Proyeksi Kebutuhan Air di Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro 110Gambar 6.42 Pipa Menuju Penampungan Mata Air Kanang 109Gambar 6.41 Bak Penampung Sumber Air Kampung Kanang 109Gambar 6.40 Katup Pelepas Tekan Broncap Kampung Karalung 108Gambar 6.39 Mata Air Kampung Karalung Kec. Siau Timur 108Gambar 6.38 Broncap Mata Air Karalung Kec. Siau Timur 107Gambar 6.37 Bak Reservoar PDAM Akelabo Siau Timur 107Gambar 6.36 Instalasi PDAM Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro 106

  105

  100

Gambar 6.34 Peta Kecamatan Siau TimurGambar 6.33 Bak Penampung Mata Air Beong Kec. Siau Tengah 105Gambar 6.32 Pipa Penyaluran Air Kampung Lai Kec. Siau Tengah 104Gambar 6.31 Bak Penampung Air Hujan Kampung Lai 103Gambar 6.30 Bak Penampung dan Bangunan Mesin Kampung Lai 103Gambar 6.29 Bak Penampung Mata Air Kampung Lai Kec. Siau Tengah 102Gambar 6.28 Bangunan Mesin Air Kampung Beong Siau Tengah 102Gambar 6.27 Bak Penampung Mata Air Kampung Beong 101Gambar 6.26 Bak Penampung Mata Air Kampung Beong Siau Tengah 101Gambar 6.25 Sumur Bor Kampung Beong Kec. Siau Tengah 100Gambar 6.45 Skematik Rencana Pelayanan SPAM IKK Ondong Siau Barat 111

  

Daftar Tabel

  58 Tabel 4.1 Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga

Tabel 7.1 Kebutuhan Pendanaan

  121

Tabel 6.10 Rencana Pembangunan SPAM

  113

Tabel 6.9 Proyeksi Kebutuhan Air

  112

Tabel 6.8 Klasifikasi Jenis PelangganTabel 6.7 Jumlah Warga Layanan Sumber Mata Air Kec. Siau Timur 110

  96 Tabel 6.6 Jumlah Warga Layanan Sumber Air Beong dan Lai 105

  91 Tabel 6.5 Jumlah Warga Layanan Mata Air Hiung dan Kiawang

  89 Tabel 6.4 Jumlah Warga Layanan Sumber Air Balirangen

  86 Tabel 6.3 Jumlah Warga Layanan Mata Air Kapeta dan Burake

  83 Tabel 6.2 Jumlah Warga Layanan Mata Air Peling

  65 Tabel 6.1 Wilayah Rencana Pengembangan

  55 Tabel 3.6 Peralatan Yang Dimiliki PDAM

Tabel 1.1 Klasifikasi RIP-SPAM

  34 Tabel 2.7 Luas Wilayah Perkecamatan di Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro

  8 Tabel 2.1 Luas Wilayah Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro

  14 Tabel 2.2 Kemiringan Lereng di Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro

  17 Tabel 2.3 Nama Gunung dan Tinggi di Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro

  17 Tabel 2.4 Klaster dan Fungsi Pengembangan

  28 Tabel 2.5 Great Group Tanah di Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro

  31 Tabel 2.6 Data Fasilitas Kesehatan di Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro

  43 Tabel 2.8 Jumlah Penduduk di Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro

  54 Tabel 3.5 Periode Pelayanan Setiap Mata Air

  44 Tabel 2.9 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah

  44 Tabel 2.10 Luas Areal Pertanian Rakyat

  46 Tabel 3.1 Lokasi dan Kapasitas Sumber Air

  51 Tabel 3.2 Data Inventaris Pipa

  51 Tabel 3.3 Data Air Yang Didistribusikan

  52 Tabel 3.4 Data Sambungan Air di Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro

  124

Tabel 7.2 Estimasi Biaya Pembangunan dan Investasi SPAM 125Tabel 7.3 Summary Analisis Keuangan

  128

  

Daftar Lampiran

  13. Survey Danau Kapeta Kec. Siau Barat Selatan 159

  23. Pengelolaan/Kebutuhan SAB Masing-Masing Kecamatan 170

  22. Daftar Hadir Presentasi Pemaparan Laporan Akhir 169

  21. Undangan Rapat Presentasi Laporan Akhir 167

  20. Survey Mata Air Kampung Kinali Kec. Siau Barat Utara 166

  19. Survey Mata Air Kampung Lehi Kec. Siau Barat 165

  18. Survey Mata Air kampung Tapile Kec. Siau Timur Selatan 164

  17. Survey Mata Air Kampung Pahepa Kec. Siau Timur Selatan 163

  16. Survey Mata Air Kampung Buise Kec. Siau Timur 162

  15. Survey Mata Air Kampung Lia I Kec. Siau Timur 161

  14. Survey mata Air Balirangen Kec. Siau Timur Selatan 160

  12. Survey mata Air Kampung Mahuneni Kec. Siau Barat Selatan 158

  1. Survey Kantor dan Instalasi PDAM Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro147

  11. Survey Mata Air kampung Kiawang Kec. Siau Barat Utara 157

  10. Survey Mata Air Kampung Hiung Kec. Siau Barat Utara 156

  9. Survey Mata Air Kampung Talawid Kec. Siau barat Selatan 155

  8. Survey Mata Air Kampung Peling Sawang Kec. Siau Barat 154

  7. Survey Mata Air Kampung Peling Kec. Siau Barat 153

  6. Survey Mata Air Kampung Lia Kec. Siau Timur 152

  5. Survey Mata Air Kampung Beong Kec. Siau Tengah 151

  4. Survey Mata Air kanang Kec. Siau Timur 150

  3. Survey Mata Air Karalung Kec. Siau Timur 149

  2. Survey mata Air Akelabo Kec. Siau Timur 148

  24. Rapat Presentasi Laporan Akhir 176

  Daftar Istilah Dan Definisi

  1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.

  2. Air Bersih (clean water) adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari- hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.

  3. Air Minum (drinking water) adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002)

  4. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.

  5. Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non-fisik dari prasarana dan sarana air minum.

  6. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, Manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.

  7. Penyelenggaraan perencanaan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non-fisik penyediaan air minum.

  8. Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan SPAM.

  9. Pelanggan adalah orang perseorangan, kelompok masyarakat, atau instansi yang mendapatkan layanan air minum dari Penyelenggara.

  10. Masyarakat adalah kumpulan orang yang mempunyai kepentingan yang sama yang tinggal di daerah dengan yuridikasi yang sama.

  11. Unit air baku adalah sarana dan prasarana pengambilan dan/atau penyedia air baku, meliputi bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/penyadapan, alat pengukuran, dan peralatan pemantauan, sistem pemompaan, dan/atau bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya.

  12. Unit produksi adalah adalah sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi dan/atau biologi, meliputi bangunan pengolahan dan perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air minum.

  13. Unit distribusi adalah sarana untuk mengalirkan air minum dari pipa transmisi air minum sampai unit pelayanan.

  14. Unit pelayanan adalah sarana untuk mengambil air minum langsung oleh masyarakat yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran kebakaran.

  15. Pengguna barang/jasa adalah kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/pengguna anggaran Daerah/pejabat yang disamakan sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa dalam lingkungan unit kerja/proyek tertentu.

  16. Penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan barang/layanan jasa.

  17. Air Tak Berekening (ATR) adalah selisih antara air yang masuk unit distribusi dengan air yang berekening dalam jangka waktu satu tahun.

  18. Wilayah Adminstratif adalah kesatuan wilayah yang sudah jelas batas-batas wilayahnya berdasarkan undang-undang yang berlaku.

  19. Batas wilayah administratif adalah batas satuan wilayah pemerintahan yang merupakan wilayah kerja perangkat pemerintah dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan umum.

  20. Wilayah Pelayanan adalah wilayah yang layak mendapatkan suplai air minum dengan sistem perpipaan maupun non-perpipaan, dan masuk dalam cakupan pelayanan sesuai dengan periode perencanaan.

  21. Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial dan kefiatan ekonomi.

  22. Air Tanah Bebas adalah air tanah yang tidak dibatasi oleh dua lapisan kedap air atau semi kedap air.

  23. Air Tanah Dangkal adalah air tanah bebas yang terdapat dalam tanah dengan kedalaman muka air kurang atau sama dengan dua puluh meter.

  24. Air Tanah Dalam adalah air tanah yang terdapat di dalam tanah yang kedalaman muka airnya lebih besar dari dua puluh meter atau air tanah yang terdapat di dalam akifer tertekan dimana akifer ini berada dalam kedalaman lebih dari dua puluh meter.

  25. Air Permukaan adalah air baku yang berasal dari sungai saliran irigasi, waduk kolam atau dana.

  26. Debit Minimum adalah debit terkecil yang dapat memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat pedesaan.

  27. Geoklimatologi adalah ilmu mengenai iklim dan cuaca yang berhubungan dengan bentuk permukaan bumi.

  28. Topografi adalah ilmu mengenai seluk beluk bentuk atau kontur permukaan bumi.

  29. Penduduk adalah orang dalam matranya sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu.

  30. Kependudukan atau Demografi adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan penduduk.

  31. Kegiatan Domestik adalah kegiatan yang dilakukan di dalam rumah tangga.

  32. Kegiatan Nondomestik adalah merupakan kegiatan penunjang Kota, yang terdiri dari kegiatan komersial yang berupa industri, perkantoran, dan lain-lain, maupun kegiatan sosial seperti sekolah, rumah sakit dan tempat ibadah.

  33. Tingkat Pelayanan adalah persentasi jumlah penduduk yang dilayani dari total jumlah penduduk daerah pelayanan, dimana besarnya tingkat pelayanan diambil berdasarkan survei yang dilakukan oleh PDAM terhadap jumlah permintaan air minum oleh masyarakan atau dapat juga dilihat berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh PAM untuk menyediaan air minum.

  34. Bangunan penyadap (Intake) adalah bangunan penangkap air atau tempat air masuk sungai, danau, situ, atau sumber air lainnya.

  35. Jaringan Pipa Transmisi Air Baku adalah ruas pipa pembawa air dari sumber air sampai unit produksi;

  36. Jaringan Pipa Transmisi Air Minum adalah ruas pipa pembawa air minum dari unit produksi/bangunan penangkap air sampai reservoir atau batas distribusi;

  37. Jaringan Pipa Distribusi adalah ruas pipa pembawa air dari bak penampung reservoir sampai jaringan pelayanan;

  38. Reservoir adalah tempat penyimpanan air untuk sementara sebelum didistribusikan kepada pelanggan atau konsumen.

  39. Sambungan Rumah adalah jenis sambungan pelanggan yang mensuplai airnya langsung ke rumah-rumah biasanya berupa sambungan pipa-pipa distribusi air melaui meter air dan instalasi pipanya di dalam rumah

  40. Hidran Umum adalah jenis pelayanan pelanggan sistem air minum perpipaan atau non perpipaan dengan sambungan per kelompok pelanggan dan tingkat Pelayanan hanya untuk memenuhi kebutuhan air minum, dengan cara pengambilan oleh masing-masing pelanggan ke pusat penampungan.

  41. Keberlanjutan (sustainability) adalah sifat atau ciri terus menerus kegiatan dari, oleh, dan untuk masyarakat pengguna secara mandiri dengan mempertimbangkan aspek teknis, keuangan, sosial, kelembagaan dan lingkungan.

  42. Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana atas pelaksanaan suatu pembangunan

43. Kebutuhan (demand) vs Keinginan (wish)

  a. Kebutuhan (demand) adalah kesediaan masyarakat pengguna untuk mendapatkan pelayanan prasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan yang dikehendaki berdasarkan pilihan yang tersedia sesuai dengan kondisi setempat yang disertai sikap rela berkorban (willingness to pay).

  b. Keinginan (wish) adalah kemauan masyarakat pengguna untuk mendapatkan pelayanan prasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan, yang keputusannya masih dapat dipengaruhi oleh pihak lain.

  44. Kesetaraan (equity) adalah persamaan/kesamaan akses untuk memanfaatkan prasarana dan sarana bagi seluruh masyarakat.

  45. Masyarakat pengguna (users) adalah masyarakat yang memanfaatkan pelayanan prasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan.

  

46. Pemberdayaan (empowerment) adalah upaya yang dilakukan seseorang

  atausekelompok orang untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki atas dasar prakarsa dan kreativitas.

  

47. Pendekatan Partisipatif (participatory approach) adalah suatu

  pendekatanyang menggunakan satu atau beberapa metoda yang melibatkan pihak terkaitsecara aktif dalam proses pemberdayaan, untuk : a. mengekspresikan pengetahuan, gagasan dan menentukan pilihan pelayanan; dan b. mengambil inisiatif dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah,pengambilan keputusan serta pelaksanaan pekerjaan secara bersama-sama.

  48. Tujuan Umum adalah kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu yang relatifpanjang, lebih merupakan kondisi ideal yang ingin diraih.

  49. Tujuan Khusus merupakan kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu yangrelatif lebih pendek dan dapat diukur pencapaiannya.

  Acuan Normatif

  1. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan Daerah;

  2. Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

  3. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;

  4. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

  5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, No. 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Sistem penyediaan Air Minum

  6. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum;

  7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum;

  8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.02 Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum;

  9. SNI 03-6859-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air;

  10. SNI 03-6860-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Bau dalam Air;

  11. SNI 03-2414-1991 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka;

  12. SNI 06-2412-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas Air;

  13. SNI 19-1141-1989 tentang Cara Uji Suhu;

  14. SK SNI M-03-1989-F tentang Metode Pengujian Kualitas Fisika Air; 15. RSNI T-01-2003 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing.

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah, baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum merupakan salah satu penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Diharapkan dengan ketersediaan air minum yang mencukupi dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan produktivitas masyarakat, sehingga dapat terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah.

  Kondisi geografis, topografis dan geologis dan aspek sumber daya manusia yang berbeda di setiap wilayah di Indonesia, menyebabkan ketersediaan air baku dan kondisi pelayanan air minum yang berbeda pada masing-masing wilayah. Untuk itu dibutuhkan suatu konsep dasar yang kuat guna menjamin ketersediaan air minum bagi masyarakat sesuai dengan tipologi dan kondisi di daerah tersebut, dimana Kab. Kepl. Siau Tagulandang Biaro memiliki beberapa wilayah yang hampir sepanjang Tahun mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan Air Bersih/Air Minum.

  Untuk memenuhi kebutuhan akan Air Bersih/Air Minum yang terus meningkat untuk berbagai keperluan, diperlukan suatu perencanaan terpadu guna memenuhi kebutuhan dimaksud dengan mengoptimalkan sumber air yang ada melaluli Rencana Induk Sistim Penyediaan Air Minum yang betul-betuk bisa di pertanggung jawabkan.

  Rencana Induk Sistem Penyediaan air Minum (RI-SPAM) dapat menjadi

  dasar terencananya suatu program pelaksanaan Sistem Penyediaan Air Minum yang menyeluruh (comprehensive), berkelanjutan (sustainable) dan terarah (focus). Selain itu dengan adanya Rencana Induk pengembangan SPAM yang memenuhi syarat peraturan yang berlaku (Permen PU No. 18/2007), maka pengembangan

  SPAM di suatu lokasi/kawasan akan menjamin keberfungsian dan keberlanjutan sistem SPAM yang sistematis.

  Kewajiban menyusun Rencana Induk Sistem Penyediaan air Minum (RI-

  

SPAM), sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang

  Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.

  Sejalan dengan peran Pemerintah Pusat sebagai fasilitator dalam era otonomi daerah dan dalam kaitan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, Pemerintah telah menerbitkan produk pengaturan setingkat peraturan pemerintah yang memberikan pedoman, baik kepada pemerintah kabupaten/kota dan pihak lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan air minum maupun kepada masyarakat sebagai pengguna layanan air minum, yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Adapun wewenang dan tanggung jawab pemerintah dalam penyelenggaraan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) adalah meliputi :

  (i) menetapkan kebijakan dan strategi nasional, (ii) menetapkan norma, standar, pedoman , dan manual (NSPM), (iii) memfasilitasi pemenuhan kebutuhan air baku.

  Kewajiban menyusun Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah merupakan

  

tanggung jawab Pemerintah Daerah (pemerintah kabupaten/kota). Namun

  terbatasnya sumber daya manusia di daerah menyebabkan Pemerintah Daerah masih membutuhkan bantuan teknis dari Pemerintah guna menyusun rencana induk sistem penyediaan air minum di wilayah administratifnya.

  1.1.1. Maksud dan Tujuan Maksud dari penyusunan laporan ini adalah:  Maksud dari kegiatan ini adalah Menghasilkan Dokumen Rencana Induk Sisitim Penyediaan Air Minum (RISPAM) yang terarah dan berkelanjutan di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yang dapat menjadi pedoman pengembangan SPAM di kabupaten/kota lokasi studi hingga 15 (lima belas) tahun kedepan, yang memenuhi persyaratan dan kualitas dokumen rencana teknis yang berlaku

  Tujuan Umum adalah sebagai berikut:  Membantu Pemerintah Daerah dalam Merencanakan Suatu sistim

  Penyediaan dan Pendistribusian Air Minum/Air Bersih dalam bentuk dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan air Minum (RI-SPAM) Periode 2016-2036, untuk menentukan kebijakan dan strategi Pemerintah Daerah dalam pengelolaan Air Minum.

  1.1.2. Keluaran Pelaksanaan Pekerjaan Keluaran hasil pelaksanaan pekerjaan Rencana Induk Pengembangan SPAM

  Kabupaten Sitaro ini mencakup hal-hal sebagai berikut:

  A. Indikator Keluaran

  Dari pekerjaan ini diharapkan indikator keluaran yang dihasilkan adalah :

  

Dokumen Rencana Induk Pengembangan SPAM (RI-SPAM) yang susunannya

terdiri dari:

  1. Rencana Umum

  2. Rencana Jaringan Sistem Penyediaan Air Minum

  3. Rencana Program dan Pengembangan SPAM untuk Jangka Pendek (1-2 tahun), Jangka Menengah (5 tahun), dan Jangka Panjang (10-15 tahun).

  4. Rencana Sumber Air Baku dan Alokasi Air Baku.

  5. Rencana Keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana Sanitasi

  6. Rencana Pembiayaan dan Pola Investasi Pengembangan SPAM

  7. Rencana Pengembangan Kelembagaan Penyelenggaraan SPAM

  B. Keluaran

  Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:  Buku laporan Perencanaan Sistem Pengembangan Air Minum yang siap ditindak lanjuti oleh pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biarountuk menjadi dokumen legal “Rencana Induk Pengembangan

  SPAM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang BiaroUntuk Periode Perencanaan 2016- 2036”.

  1.1.3. Otorisasi Dalam ketentuan Pasal 40 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air, pemerintah termasuk di dalamnya pemerintah daerah diamanatkan untuk menjalankan pengembangan sistem penyediaan air minum. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan kebutuhan air baku yang keberadaannya diperlukan dan diutamakan bagi pemenuhan air minum rumah tangga. Untuk melaksanakan tanggung jawabnya tersebut, pemerintah memerlukan alat bagi pengaturan penyelenggaraan sistem penyediaan air minum.

  Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum melalui PP RI Nomor 16 Tahun 2005. Pengaturan sistem penyediaan air minum (yang selanjutnya disingkat SPAM) yang dilakukan pemerintah mempunyai tujuan untuk menciptakan pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Selain itu pengaturan SPAM dimaksudkan untuk mencapai terjadinya keseimbangan dalam kepentingan baik antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan, dan juga untuk mencapai peningkatan baik efisiensi maupun cakupan pelayanan air minum.

  Pemerintah melakukan pengaturan dalam beberapa ruang lingkup yang mendukung terselenggaranya pengembangan SPAM agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Peraturan pemerintah ini menggambarkan lingkup penyelenggaraan SPAM di mana di dalamnya meliputi lima unit lingkup penyelenggaraan yaitu unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan juga unit pengelolaan. Untuk penerapannya, SPAM tersebut terbagi dalam dua bagian yaitu jaringan perpipaan dan/atau jaringan bukan perpipaan.

1.2. Ruang Lingkup Pekerjaan Secara Umum lingkup pekerjaan akan meliputi :

  a) Kajian kepustakaan

  b) Survei data primer dan sekunder, yang meliputu aspek teknis, geografi dan sosial-ekonomi masyarakat c) Pemantauan kuantitas dan kualitas potensi air baku

  d) Diskusi dan pembahasan e) Analisis dan penyusunan dokumen.

  Sedangkan detil dari kegiatan yang akan dilakukan meliputi :

  a) Melakukan evaluasi kondisi kota/kawasan, untuk mengetahui karakter, fungsi strategis dan konteks regional nasional kota/kawasan yang bersangkutan.

  b) Melakukan kerjasama dengan Bappeda kabupaten dalam menerjemahkan rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi rencana induk pengembangan SPAM .

  c) Melakukan evaluasi kondisi eksisting SPAM, dengan menginventarisasi peralatan dan perlengkapan sistem penyediaan air minum eksisting.

  d) Merencanaan sistem transmisi air minum dan distribusi baik untuk SPAM jaringan perpipaan maupun SPAM bukan jaringan perpipaan.

  e) Melakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraan kebutuhan air dan identifkasi air baku.

  f) Menentukan kriteria teknis dan standar pelayanan yang akan diaplikasikan, yang meliputi tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan jenis pelayanan yang dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan ini direalisasikan.

  g) Menyusun rencana kebutuhan air minum

  h) Menentukan skala prioritas penggunaan sumber air baku, kebutuhan kapasitas air baku (disesuaikan dengan rencana kebutuhan air minum), dan menyusun rencana alokasi air baku yang dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan. i) Menyusun identifikasi potensi pencemar air baku, identifikasi area perlindungan air baku, dan menentukan jenis proses pengelolaan sanitasi (terutama air limbah dan persampahan) di sekitar sumber air baku petensial. j) Menyusun program dan investasi pengembangan SPAM untuk jangka pendek (2 tahun), jangka menengah (5 tahun), dan jangka panjang (10-

  15 tahun) di wilayah studi baik untuk kawasan perkotaan maupun perdesaan berupa rencana tahapan pengembangan, rencana pengembangan kelembagaan dan SDM, rekayasa awal sistem, rekomendasi langkah-langkah penguasaan dan pengamanan sumber air baku, serta rencana tindak lanjut studi kelayakan. k) Menyusun rencana pembiayaan dan pola investasi, yang berupa indikasi besar biaya tingkat awal, sumber pembiayaan, dan pola pembiayaan bagi pengembangan SPAM. l) Menyusun rencana konsep pengembangan kelembagaan penyelenggara SPAM dan rencana berjalannya penyelenggaraan

  SPAM tersebut. m) Melakukan koordinasi dengan berbagai stakeholders terkait untuk mendukung subtansi dokumen RI-SPAM yang sedang disusun .

  1.2.1. Wilayah Administrasi Wilayah Administrasi yang dimaksud dalam pekerjaan penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum meliputi 6 (enam) Kecamatan di Wilayah Siau.

  1.2.2. Klasifikasi

  1.2.2.1 Klasifikasi Perkotaan Permen No.18 Tahun 2007 membedakan antara Kota Metro, Kota Besar,Kota

  Sedang dan Kota Kecil, dimana setiap Kota dibedakan dengan Jumlah penduduk yang berada di Kota tersebut,sebagai gambaran bias dilihat dalam keterangan sebagai berikut :  Kota Metro,yang mempunyai jumlah penduduk diatas 1 Juta jiwa.

   Kota Besar mempunyai penduduk antara 500.000-1.000.000 jiwa.  Kota Sedang mempunyai penduduk antara 100.000-500.000 jiwa.

   Kota Kecil mempunyai penduduk antara 20.000-100.000 jiwa. Sedangkan Kabupaten dan rencana wilayah pelayanan di 6 (enam) kecamatan yang ada di pulau Siau Tahun 2016 berdasarkan data BPS mempunyai penduduk di Siau 42.737 jiwa. Sehingga Siau, termasuk katagori Klasifikasi Kota Kecil

  1.2.2.2 Klasifikasi RIP-SPAM Berdasarkan klasifikasi wilayah perencanaan yang ada di Peraturan No. 18

  Tahun 2007 Kota Siau termasuk kota sedang, karena itu perencanaan Rencana Induk untuk Kota Siau adalah untuk jangka waktu 15 (lima belas) Tahun. Dengan melakukan identifikasi sumber air baku.

  1 Tabel 1.1 Klasifikasi RIP-SPAM No.

  Per 5 Tahun Per 5 Tahun Per 5 Tahun Per 5 Tahun

  Hibah LN Pinjaman LN Pinjaman DN APBD PDAM Swasta

  Hibah LN Pinjaman LN Pinjaman DN APBD PDAM Swasta

  Hibah LN Pinjaman LN Pinjaman DN APBD PDAM Swasta

  Hibah LN Pinjaman LN Pinjaman DN APBD PDAM Swasta

  7 Sumber Pendanaan

  Penyelenggara/ Pemerintah daerah

  Penyelenggara/ Pemerintah daerah

  Penyelenggara/ Pemerintah daerah

  6 Penanggung jawab Penyelenggara/ Pemerintah daerah

  5 Peninjauan Ulang

  Kriteria Teknis Jenis Kota Metro Besar Sedang Kecil

  Penyedia Jasa/Penyelenggara/ Pemerintah daerah

  Penyedia Jasa/Penyelenggara/ Pemerintah daerah

  Penyedia Jasa/Penyelenggara/ Pemerintah daerah

  4 Pelaksana Penyedia Jasa/Penyelenggara/ Pemerintah daerah

  Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi

  3 Sumber Air Baku

  20 Tahun 15-20 Tahun 15-20 Tahun 15-20 Tahun

  2 Horison Perencanaan

  Rencana Induk Rencana Induk Rencana Induk -

  1 Jenis Perencanaan

  Sumber: Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2010

1.3. Sistimatika Laporan

  Sistematika laporan yang akan disampaikan dalam laporan ini terdiri dari 8 BAB. Masing-masing adalah hasil analisis dari data primer maupun sekunder. Sistematika laporan adalah sebagai berikut:

  BAB 1: PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang kegiatan ini, Maksud dan tujuan, keluaran pelaksaan pekerjaan, landasan hukum penyusunan RISPAM, Ruang lingkup pekerjaan dan Wilayah Administrasi.

  BAB 2: GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI PERENCANAAN Pada BAB ini akan dibahas mengenai gambaran umum wilayah studi mengenai kabupaten dalam konteks makro, rencana tata ruang wilayah, penggunaan lahan dan tata guna lahan, Rencana pengembangan tata kota, kawasan prioritas dan kawasan lindung. Begitu juga mengenai kondisi fisik dasar wilayah studi, seperti geografi, topografi dan fisiografi juga Geologi.

  BAB 3: KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING Pada BAB ini akan dibahas mengenai kondisi eksisting SPAM Kabupaten kepulauan Sitaro, seperti sistem produksi, sistem pelayanan, sistem non perpipaan dan skematik SPAM eksisting. Adapun pemasalah aspek teknis saat ini akan di jabarkan juga di bab ini. Masalah keuangan PDAM dibahas pula pada bab ini.

  BAB 4: KRITERIA TEKNIS, METODA DAN STANDAR PERENCANAAN SPAM BAB ini menjabarkan kriteria teknis, metoda dan standar perencanaan SPAM seperti periode perencanaan, standar konsumsi pemakaian air, kebutuhan air, kehilangan air dan sistem. Kriteria-kriteria tersebut akan menjadi dasar untuk pengembangan SPAM di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.

  BAB 5: AIR BAKU Bab ini membahas mengenai potensi air baku yang ada di wilayah pelayanan begitu pula mengenai potensi air tanah dan air permukaan. Begitu juga membahas mengenai sumber air baku yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif sumber air baku dan pada bab ini juga ditentukannya sumber air baku yang terpilih untuk SPAM yang direncanakan.

  BAB 6: RENCANA INDUK DAN PRA DESIAIN PENGEMBANGAN SPAM Bab ini membahas mengenai rencana pola pemanfaatan ruang wilayah studi dan juga penegmbangan wilayah pelayanan. Dibahas juga pada bab ini mengenai proyeksi pertumbuhan penduduk dari tahun 2010 sampai dengan 2030. Mengenai tingkat pelayanan dan kebutuhan air minum di wilayah pelayanan juga akan di bahas secara detail pada bab ini. Hasil analisa tersebut menghasilkan rencana pengembangan SPAM dan juga pentahapannya.

  BAB 7: RENCANA INVESTASI DAN SUMBER PENDANAAN Pentahapan rencana investasi dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang dibahas secara detail pada bab ini. BAB 8: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini, akan di simpulkan keadaan eksisting dan juga permasalahan yang di hadapi oleh PDAM Kepulauan Sitaro sekarang. Rekomendasi dari konsultan mengenai rencana tahapan kedepannya.

  

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH PROYEK

2.1. Kabupaten Kepulauan Sitaro Dalam Perspektif Nasional

  2.1.1. Kabupaten Sitaro Dalam Perspektif Nasional Wilayah Siau sebagai wilayah kepulauan mempunyai nilai strategis dalam mendukung keberhasilan pembangunan wilayah kabupaten dan nasional, hal tersebut ditunjukan antara lain oleh potensi/karakteristik kegiatan yang berlangsung didalamnya, yaitu: