KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PRA KONSULTAS

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

1. Infrastruktur daerah (Provinsi & Kab/Kota)

• Irigasi 68% • Jalan 92% • Persampahan & Sanitasi 100%

2. Kondisi pelayanan infrastruktur daerah

• Provinsi : 39% Irigasi dalam kondisi baik; 70% jalan dalam kondisi mantap • Kota/Kab : 48% Irigasi dalam kondisi baik; 59% jalan dalam kondisi mantap;

cakupan pelayanan air minum 58,05% (target MDG’s 68,87%); sanitasi 57,35 % (target MDG’s 62,41 %)

3. Kapasitas pembiayaan Pemda masih relatif rendah 4. Peran Kemen PU & PR, sbb:

• Penyelenggara infrastruktur secara umum (Turbinwas) • Meningkatkan kapasitas Pemda dalam pengelolaan infrastruktur

5. DAK  bagian solusi pendanaan di daerah & meningkatkan kapasitas pemda 5. DAK  bagian solusi pendanaan di daerah & meningkatkan kapasitas pemda

UNDANG-UNDANG

c. UU Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang d. UU Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang (dan PP nomor 26 tahun 2008 tentang RTRWN) e. UU Bidang PU (SDA, Jalan, Bangunan Gedung, Perumahan Permukiman, Persampahan, Jasa Konstruksi)

f. UU Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

PERATURAN

a. PP Nomor 55 tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

PEMERINTAH

a. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka

PERATURAN

Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014 (RPJMN 2010 – 2014)

PRESIDEN

b. Konsep RPJMN Teknokratik Tahun 2015-2019 c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2014 tentang RKP Tahun 2015

a. Peraturan Menteri PU No. 15/PRT/M/2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang PERATURAN

Infrastruktur

MENTERI

b. Peraturan Menteri PU No. 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

a. Keputusan Menteri PU No. 293/KPTS/M/2014 tentang Penetapan Status Daerah Irigasi yang

KEPUTUSAN MENTERI

Pengelolaannya menjadi Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota

Belanja untuk

Dana Pusat

Penyelenggaraan Tugas

Dana Dekonsentrasi

Pemerintah Pusat

Dana Tugas Pembantuan

Belanja Negara

(Dana Kementerian Negara

/ Lembaga)

dalam APBN

Dana Alokasi Umum (DAU)

Belanja bagi Perimbangan Keuangan antara

Dana Alokasi Khusus (DAK)

Pemerintah Pusat dan Daerah

Dana Bagi Hasil (DBH)

(Dana Perimbangan)

Dana Alokasi Khusus (DAK), adalah: “bagian dari Dana Perimbangan, yang bersumber dari APBN yang merupakan

sistem transfer dari Pemerintah ke Daerah. “

Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang Infrastruktur (Permen PU No. 15 tahun 2010), adalah: “Dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan

untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan Urusan Daerah dan sesuai dengan Prioritas Nasional.”

 Daerah tertentu: daerah yang memenuhi Kriteria Umum, Kriteria Khusus, dan Kriteria Teknis  Kegiatan Khusus: sub bidang JALAN, IRIGASI, AIR MINUM & SANITASI  Urusan Daerah: kewenangan Daerah dalam penanganan infrastruktur PU dan Perkim sesuai

amanat UU sektor PU & PR, dan PP 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah  Prioritas Nasional / Sasaran RPJMN 2015 - 2019, yaitu:

1. Subbidang Irigasi  pencapaian ketersediaan air irigasi yang bersumber dari waduk sebesar 20%; pengembangan & pengelolaan jaringan irigasi 10 juta Ha s/d 2019

2. Subbidang Jalan  pencapaian kondisi mantap jalan 100% s/d 2019 3. Subbidang air minum & sanitasi  pencapaian -100 - 0 -100 - s/d 2019

1. Membantu daerah tertentu;

2. Mendanai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat;

3. Mendorong percepatan pembangunan daerah;

4. Mencapai sasaran prioritas nasional & SPM bidang PU dan PR.

Berdasarkan Perpres No. 43 Tahun 2014 tentang RKP Tahun 2015, terdapat penyederhanaan Bidang DAK (terkait Bidang Infrastruktur) dari 6 (enam) bidang DAK tahun 2014 menjadi 3 (tiga) bidang DAK Tahun 2015.:

No.

Bidang DAK TA. 2014

Bidang DAK TA. 2015

1. Transportasi Perdesaan 2. Keselamatan Transportasi Darat

DAK Transportasi

3. Infrastruktur Jalan 4. Infrastruktur Irigasi

DAK Irigasi

5. Infrastruktur Sanitasi

DAK Air Minum dan Sanitasi

6. Infrastruktur Air Minum

Penetapan Program & Kegiatan DAK

• Penyampaian usulan kegiatan khusus dari Kemen PU & PR ke Kemenkeu • Trilateral meeting kebijakan • Penetapan kegiatan khusus oleh Menteri PU & PR

Penghitungan DAK

• Penyampaian surat permintaan data dasar DAK dari Kemen PU kepada daerah • Verifikasi & rapat internal mengenai data index teknis • Penentuan daerah penerima DAK & besaran alokasi berdasarkan KU, KK dan KT

Penetapan Alokasi dan Penggunaan DAK

• Pembahasan alokasi & pedoman umum penggunaan DAK dengan DPR-RI • Penetapan alokasi & pedoman umum DAK • Penyusunan Juknis penggunaan DAK • Sosialisasi Juknis DAK kepada daerah penerima DAK (bulan November)

NO. URAIAN KEGIATAN

OKTOBER NOPEMBER DESEMBER

1 Penyampaian Usulan Kebutuhan Pendanaan DAK Bidang Infrastruktur Tahun 2015

2 Penyampaian Laporan DAK Bidang Infrastruktur Tahun 2014

3 Rapat Koordinasi DAK - Evaluasi Pelaksanaan DAK 20124 - Evaluasi Kebijakan 2014 - Usulan Kebutuhan DAK 2015

4 Identifikasi Indikator Teknis dalam rangka Revisi Form Data Dasar Teknis DAK Bidang Infrastruktur

5 Rapat Internal Persiapan Trilateral Meeting DAK Tahun 2015

6 Trilateral Meeting Kebijakan DAK 2015 dalam rangka persiapan RKP 2015

7 Penyampaian Surat Permintaan Data Dasar DAK Bidang Infrastruktur Tahun 2014

8 Pengumpulan, updating dan verifikasi Data Dasar Teknis DAK Bidang Infrastruktur Tahun 2014

9 Kunjungan lapangan dalam rangka pengumpulan data primer (data teknis DAK dan data harga satuan)

10 Rapat Koordinasi Persiapan Pengalokasian DAK dalam rangka Pembahasan APBN 2015 oleh Kemenkeu

11 Rapat Internal Finalisasi Data Dasar Teknis dan Indeks Teknis DAK Bidang Infrastruktur Tahun 2015

12 Penyampaian Data dan Indeks Teknis DAK Bidang Infrastruktur kepada Kemenkeu

13 Rapat Simulasi Alokasi DAK Bidang Infrastruktur TA 2015 14 Pembahasan Kebijakan dan Alokasi DAK 2014 dengan DPR

RI 15 Penetapan Alokasi DAK 2015

16 Persiapan Penyelenggaraan Sosialisasi DAK Bidang Infrastruktur Tahun 2015 17 Penyelenggaraan Sosialisasi DAK Bidang Infrastruktur Tahun 2015

Peran Kemen PU & PR (PP No. 55/2005) mencakup:  Mengusulkan kegiatan khusus yang akan didanai oleh

DAK (Subbidang Jalan, Irigasi, Air Minum & Sanitasi)  Menyusun & menyampaikan kriteria teknis untuk

pengalokasian & penggunaan dana DAK  Menyusun & menetapkan Juknis Penggunaan DAK  Melakukan pemantauan & evaluasi terhadap

pemanfaatan & teknis  Menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan DAK

1. Penentuan daerah penerima DAK

a) Kriteria Umum (KU)  Kemampuan keuangan di bawah rata-rata nasional (IFN) b) Kriteria Khusus (KK)  Wilayah Papua & Papua Barat

 Daerah Tertinggal , Daerah Perbatasan, dan Daerah Pesisir dan/atau Kepulauan c) Kriteria Teknis (KT)

Pembobotan KU, KK, KT dalam penentuan daerah penerima DAK, sbb: a) Untuk menghitung IFW

= IFN : IKW

b) Untuk menghitung IFWT

= IFW : IT 50% : 50%

2. Penentuan besaran DAK

Menggunakan KU, KK, KT dengan pembobotan, sbb: a) Untuk menghitung IFW

= IFN : IKW

b) Untuk menghitung IFWT

= IFW : IT

KRITERIA UMUM

KRITERIA KHUSUS

KRITERIA TEKNIS

Kemampuan

Keuangan IFN>1 Indikator Kebutuhan Teknis

Peraturan Perundangan

(OTSUS PAPUA)

Daerah

NO

h IFN<1

YES

NO

ra KKD TINGGI

YES

Indeks Teknis

a IT = f(indikator teknis) NO

YES

nD Karakteristik Wilayah

INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS

(IKW)

IFWT = f(0,5 IFW + 0,5 IT)

2.Perbatasan 3.Pesisir

YES

NO

ne INDEKS FISKAL & WILAYAH IFW<1

e IFW = f(0,5 IFN -1 + 0,5

ra DAERAH TIDAK LAYAK

INDEKS TEKNIS

IT<0

sa UNTUK BIDANG TERTENTU

IT = f (Indikator Teknis)

NO

e IT>0

YES

INDEKS FISKAL WILAYAH TEKNIS

nB

(IFWT) = f (0,5 IFW + 0,5 IT))

tua n BOBOT DAK

(BD) = IFWT * IKK

ne e

P Alokasi DAK untuk Daerah

ALOKASI DAK per BIDANG

(ADB) = (BD) * PAGU per BIDANG

(AD) = (ADB1)+(ADB2)+…+(ADBn) 6

 DAK Tambahan merupakan kebijakan keberpihakan (affirmative policy) untuk mendukung pembangunan daerah tertentu dengan Kemampuan Keuangan Daerah (KKD) relatif rendah (mengacu Permen PU Nomor: 15/PRT/M/2010)

 Penentuan daerah penerima & besaran alokasi DAK Tambahan, sbb:

1) Seluruh daerah tertinggal dan/atau daerah perbatasan dengan negara (indeks KT memenuhi syarat & KKD rendah)

2) Besaran alokasi DAK Tambahan berdasarkan indeks KU, KK, & KT dengan menggunakan pembobotan IFW : IT sebesar 20 : 80.

 Penentuan daerah tertinggal dan/atau daerah perbatasan menggunakan data dari Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP)

(dalam Rp. Triliun)

AIR MINUM

SANITASI

TOTAL

Catatan : *): Termasuk alokasi untuk kebijakan afirmatif DAK bagi daerah tertinggal 15

**): Termasuk alokasi untuk kebijakan afirmatif DAK bagi daerah tertinggal dan kawasan perbatasan

(dalam Rp. milyar)

TA. 2014

Alokasi TA. 2015

Kebutuhan

Usulan

No. Bidang/Subbidang Ket.

Reguler Tambahan

Ideal

TA. 2015 *)

Reguler Tambahan 1.

Jalan Usulan TA. 4,414 1.691 118,073 23,614 6,268 564

Jalan Provinsi

Jalan 20% dari

Kabupaten/Kota

per tahun

Irigasi Provinsi

Kabupaten/Kota

3. Air Minum dan

Air Minum

Ket: *) Berdasarkan Surat Sekjen Kementerian PU kepada Dirjen Perimbangan Keuangan Nomor: KU.01.03-Sj/163, tanggal 22 Mei 2014, perihal Penyampaian Data Usulan Kebutuhan Alokasi, Program/Kegiatan, dan Kriteria Teknis DAK Bidang Infrastruktur Tahun 2015.

SUBBIDANG IRIGASI

• Mendukung pemenuhan Prioritas Nasional yang terkait dengan Ketahanan

Ara h

Pangan yang merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional. Pembagian

Ke b ija ka n

kewenangan pengelolaan Daerah Irigasi tersebut sangat sejalan dengan desentralisasi pemerintahan yang sedang dan terus ditingkatkan.

• Pelaksanaan DAK Irigasi TA 2015 difokuskan kepada rehabilitasi jaringan irigasi/rawa kewenangan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang dalam kondisi rusak.

• Pemanfaatan DAK Bidang Irigasi TA 2015 untuk kegiatan peningkatan/pembangunan jaringan

Rua ng

irigasi/rawa dapat dilakukan dengan tetap memprioritaskan perbaikan jaringan existing yang

Ling kup

dalam kondisi rusak. • Sementara untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi/rawa wajib disediakan melalui Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) oleh masing-masing penerima DAK

Irigasi TA 2015.

• Mengingat sebesar 55% (2.7 juta Ha) Daerah Irigasi kewenangan Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam kondisi rusak, sasaran DAK Bidang Irigasi Tahun 2015 adalah

perbaikan dan peningkatan kinerja layanan irigasi pada 511 ribu Ha Daerah Irigasi /

Sa sa ra n

sebesar 18,9% dari Daerah Irigasi yang rusak. • Dalam kurun waktu pembangunan jangka menengah selama 5 (lima) tahun, sasaran s/d 2019 adalah meningkatnya kualitas layanan irigasi pada 2,55 juta Ha Daerah Irigasi

yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi & Kabupaten/Kota.

Ket: Arah Kebijakan, Ruang Lingkup, dan Sasaran mengacu pada RKP Tahun 2015

IT i = 35% I di + 25% I kdi + 10% I ip + 10% I pd + 20% I pl

Notasi Uraian

Keterangan

IT i Indeks Teknis Irigasi I di

Indeks Luas Merupakan indeks luas daerah irigasi proporsional menurut luas kondisi daerah Daerah Irigasi

irigasi (Data Luas DI berdasarkan Kepmen PU No. 293 tahun 2014 tentang Penetapan Luas Daerah Irigasi).

I kdi Indeks Kondisi Merupakan indeks kondisi daerah irigasi proposional menurut persentase Daerah Irigasi

kerusakan.

I IP Indeks Merupakan perbandingan luas tanam padi dalam satu tahun di Pertanaman

provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap total luas lahan untuk tanam padi di provinsi/kabupaten/kota. Untuk IP: > 1,5 = 10%; IP: 1 – 1,5 = 7,5%; dan IP: <1 = 5%.

Indeks Terdiri dari Pemenuhan dana O&P: 2%; Perda Irigasi: 2%; RPIJM (Usulan DAK): 2%; I pd Kepedulian

Komisi Irigasi: 2%; dan Tim Koordinasi: 2%. Merupakan perbandingan nilai kinerja pelaksanaan DAK Subbidang Irigasi TA. 2013

I pl Indeks Pelaporan pada provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap total nilai kinerja

pelaksanaan DAK Subbidang Irigasi TA. 2013 secara nasional.

SUBBIDANG JALAN

1. Mendukung pembangunan daerah dalam rangka mendanai kegiatan transportasi yang mendukung aksesibilitas termasuk pemeliharaan berkala, peningkatan & pembangunan jalan provinsi, jalan kabupaten/kota, dan jalan poros desa beserta fasilitas perlengkapan keselamatan yang telah menjadi urusan daerah, dan pengembangan angkutan wilayah.

2. Mempertahankan dan meningkatkan pelayanan transportasi dalam mendukung pengembangan koridor ekonomi wilayah.

3. Meningkatkan kualitas pelayanan transportasi (termasuk antara lain keselamatan bagi pengguna transportasi jalan provinsi dan kabupaten/kota guna menurunkan tingkat fatalitas kecelakaan lalu lintas secara bertahap sebesar 20% pada akhir tahun 2015).

4. Mendukung pengembangan wilayah yang memiliki nilai strategis dan diprioritaskan pada pusat-pusat pertumbuhan seperti wilayah Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT), Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan Kawasan Perhatian Investasi (KPI), serta daerah tertinggal, dan wilayah perbatasan.

5. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana transportasi.

Ket: Arah Kebijakan mengacu pada RKP Tahun 2015

• Pembangunan, pemeliharaan berkala, dan peningkatan kapasitas

Rua ng

Ling kup

jalan dan jembatan pada jalan provinsi, dan jalan kabupaten/kota.

• Untuk membantu pencapaian target kondisi mantap jalan Propinsi

sebesar 75% & Jalan Kab/Kota sebesar 60% pada akhir 2019. • Mendukung penanganan jalan daerah yang mencapai panjang sekitar

432.000 Km melalui kegiatan pemeliharaan berkala, peningkatan

Sa sa ra n

kapasitas dan pembangunan jalan dan jembatan. • Membuka keterisolasian aksesibilitas di daerah tertinggal dan kawasan

perbatasan; serta menghubungkan daerah tertinggal dan kawasan perbatasan dengan pusat-pusat pertumbuhan dan penyediaan sarana

transportasi.

Ket: Ruang Lingkup mengacu pada RKP Tahun 2015

IT j = 25% I pj + 25% I kj + 10% I lw + 10% I jp + 10% I pd + 20% I pl

IT j Indeks Teknis Jalan

Merupakan perbandingan panjang jalan di provinsi/kabupaten/kota yang

I pj Indeks Panjang Jalan

bersangkutan terhadap seluruh panjang jalan provinsi/kabupaten/kota. Merupakan perbandingan panjang jalan dalam kondisi tidak mantap di

I kj Indeks Kondisi Jalan

provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap total panjang jalan provinsi/kabupaten/kota dalam kondisi tidak mantap secara nasional.

Merupakan perbandingan luas wilayah di provinsi/kabupaten/kota yang

I lw Indeks Luas Wilayah

bersangkutan terhadap total luas wilayah secara nasional.

Indeks Jumlah

Merupakan perbandingan jumlah penduduk di provinsi/kabupaten/kota yang

I jp Penduduk

bersangkutan terhadap jumlah penduduk secara nasional. Merupakan perbandingan prosentase pendanaan sektor jalan diluar DAK dalam

I pd Indeks Kepedulian

anggaran pembangunan APBD provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap total prosentase pendanaan sektor jalan diluar DAK secara nasional.

Merupakan perbandingan nilai kinerja pelaksanaan DAK Subbidang Jalan TA. 2013

I pl Indeks Pelaporan

pada provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap total nilai kinerja pelaksanaan DAK Subbidang Jalan TA. 2013 secara nasional.

SUBBIDANG AIR MINUM

• Mendukung peningkatan cakupan pelayanan air minum untuk pencapaian Akses Air Minum

Ara h

Nasional 100% pada Tahun 2019 dengan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan

Ke b ija ka n

memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) penyediaan air minum. • Pengembangan jaringan distribusi sampai dengan pipa tersier yang menjadi bagian dari

kewajiban Pemkab/Kota melalui DDUB mendukung kegiatan pengembangan SPAM yang sebagian dibiayai oleh sumber dana APBN.

• Perluasan & peningkatan sambungan rumah (SR) perpipaan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Daerah yang menjadi sasaran adalah kabupaten/kota yang memiliki

Rua ng

idle capacity yang memadai untuk dibangun SR perpipaan.

Ling kup

• Pemasangan master meter untuk masyarakat miskin perkotaan khususnya yang bermukim di kawasan kumuh perkotaan. Daerah yang menjadi sasaran adalah kabupaten/kota yang memiliki idle capacity yang memadai untuk dibangun SR perpipaan.

• Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaaan pada desa-desa miskin/rawan air serta terpencil & tertinggal dengan sumber air baku yang relatif

mudah/dekat

• Sasaran Tahun 2015: Meningkatnya pelayanan air minum perpipaan melalui

penambahan Sambungan Rumah (SR) sebanyak 1.396.000 unit.

Sa sa ra n

• Sasaran Jangka Menengah (2015-2017): Meningkatnya pelayanan air minum layak melalui penambahan Sambungan Rumah (SR) sebanyak 4.188.000 unit.

Ket: Arah Kebijakan, Ruang Lingkup, dan Sasaran mengacu pada RKP Tahun 2015

IT am = 30% I cam + 35% I mbr + 15% I ic + 20% I pl

Indeks Teknis Air Minum

I cam

Indeks Ketercakupan Merupakan perbandingan prosentase jumlah penduduk yang Masyarakat Belum Terlayani

belum terfasilitasi air minum melalui PDAM/Pamsimas pada kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap total prosentase jumlah penduduk yang belum terfasilitasi air minum melalui PDAM/Pamsimas secara nasional.

I mbr

Indeks Masyarakat Merupakan perbandingan jumlah penduduk miskin di Berpenghasilan Rendah

kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap total jumlah penduduk miskin kabupaten/kota secara nasional. Merupakan perbandingan antara jumlah idle capacity total

I ic

Indeks Idle Capacity kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap jumlah total kapasitas produksi secara nasional. Merupakan perbandingan nilai kinerja pelaksanaan DAK Subbidang Air Minum TA. 2013 pada provinsi/kabupaten/kota yang

I pl

Indeks Pelaporan bersangkutan terhadap total nilai kinerja pelaksanaan DAK

Subbidang Air Minum TA. 2013 secara nasional.

SUBBIDANG SANITASI

• Meningkatkan cakupan pelayanan sanitasi terutama untuk sarana pengelolaan air limbah, yang berupa sarana komunal berbasis masyarakat atau penambahan sambungan

Ara h

rumah terhadap sistem terpusat untuk kabupaten/kota yang sudah memiliki sistem terpusat

Ke b ija ka n

skala kota maupun skala kawasan. Bila suatu desa/kelurahan sudah ODF/SBS (Stop BAB Sembarangan) opsi persampahan dapat dipilih.

• Didasarkan kepada kesiapan daerah dalam melaksanakan pembangunan sanitasinya. • Sub-bidang air limbah: pembangunan / pengembangan prasarana dan sarana air

limbah skala lingkungan/kawasan atau mendukung skala kota; Bagi Kabupaten/Kota yang sudah mempunyai sistem pengolahan air limbah terpusat, dapat memanfaatkan

Rua ng

DAK Bidang Sanitasi untuk peningkatan akses melalui SR (unit cost = Rp 3,5 juta/SR).

Ling kup

• Sub-bidang persampahan: pembangunan dan pengembangan fasilitas pengelolaan sampah dengan pola 3R (reduce, reuse, dan recycle) di tingkat komunal/kawasan yang terintegrasi dengan sistem pengelolaan sampah di tingkat kota.

• Sasaran Tahun 2015: Meningkatnya pelayanan sanitasi melalui Sanimas dan prasarana

persampahan (3R) bagi 834.200 jiwa penduduk.

Sa sa ra n

• Sasaran Jangka Menengah (2015-2017): Meningkatnya pelayanan sanitasi melalui

Sanimas dan prasarana persampahan (3R) bagi 3.036.500 jiwa penduduk.

Ket: Arah Kebijakan, Ruang Lingkup, dan Sasaran mengacu pada RKP Tahun 2015

IT s =K ps ∙ (70% I cas + 10% I rs + 20% I pl )

Indeks Teknis Sanitasi

K ps

Koefisien Program K ps = 1 (bila sudah ikut program Percepatan Pembangunan Sanitasi Sanitasi

Permukiman (PPSP)), K ps = 0,75 (bila sudah ikut PPSP dan telah menyusun buku putih dan

Strategi Sanitasi Kota (SSK)) K ps = 0,5 (bila sudah ikut PPSP dan sedang menyusun buku putih dan SSK) K ps = 0,25 (belum ikut PPSP).

I cas

Indeks Cakupan Merupakan persentase jumlah rumah tangga yang belum terfasilitasi Pelayanan Sanitasi

sarana dan prasarana sanitasi di kabupaten/kota yang bersangkutan.

I rs

Indeks Rawan Sanitasi Merupakan kabupaten/kota yang termasuk dalam kategori rawan sanitasi.

Merupakan perbandingan nilai kinerja pelaksanaan DAK Subbidang Sanitasi TA. 2013 pada kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap total

I pl

Indeks Pelaporan nilai kinerja pelaksanaan DAK Subbidang Sanitasi TA. 2013 secara

nasional.

1. Akolasi DAK harus didasarkan kepada program (kecenderungan selama ini ditentukan berdasar celah fiskal), dalam rangka memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) Infrastruktur PU (Jalan, Irigasi, Air Minum, dan Sanitasi)

2. Program & kegiatan tersebut dituangkan dalam Rencana Definitif (RD) yang menjadi dasar untuk menyusun DIPA Daerah

3. Besaran alokasi DAK akan ditingkatkan sesuai kebutuhan program

4. Penyesuaian mekanisme penyaluran dana kembali ke pola Belanja Daerah

(bukan Transfer Daerah), sehingga penyaluran dana hanya dilakukan setelah ada progres kegiatan yang telah diverifikasi

5. Penyesuaian mekanisme Perencanaan & Pemrograman, dengan

meningkatkan peran Pusat (K/L), sehingga penetapan Paket Kegiatan lebih sesuai dengan Prioritas dan lebih efektif

6. Peningkatan Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan yang dibiayai DAK dengan mengoptimalkan peran K/L dan

Provinsi

Kelebihan

• Payung hukum di tataran UU sudah ada, tinggal penyesuaian di tingkat PP dan Peraturan Menteri Keuangan(PMK) • Koordinasi antara Bappenas, Kemenkeu, Kemendagri, dan K/L relatif sudah terbangun, dan daerah juga relatif sudah mulai mengetahui terkait usulan perubahan

• Mekanisme pengalokasian sudah dikenal & lebih transparan • Kementerian PU telah menyiapkan sistem monitoring DAK (e-monitoring DAK) yang

merupakan alat bantu manajemen dalam pengendalian penyelenggaraan DAK

Kendala

• Status dana DAK merupakan dana APBD sepenuhnya (keterbatasan dalam pengawasan) • Memerlukan upaya yang cukup besar dari K/L maupun Provinsi untuk meningkatkan Turbinwasdal penyelenggaraan DAK pola baru • Perlu adanya kejelasan manajemen aset Sistem Akuntansi Keuangan-Barang Milik

Negara (SAK BMN) 31

■ Peningkatan sistem perencanaan DAK mengacu pada dokumen RPIJM ■ Perlu dilakukan mapping dan penyempurnaan database ■ Perlu penajaman & penyempurnaan KT, secara terus menerus agar lebih

tepat sasaran ■ Mengintensifkan pembinaan teknis untuk peningkatan kelembagaan pemerintah daerah ■ Mengintensifkan pendampingan dalam penerapan SPM Bidang PU & PR ■ Peningkatan manajemen DAK, yaitu:

• Mekanisme penentuan program/kegiatan • Mekanisme pemantauan, monitoring, dan evaluasi (e-Mon DAK) • Memperkuat fungsi pembinaan pemerintah (Balai Jalan, Balai Sungai, dan

Satker Randal) • Memperkuat fungsi Pemerintah Provinsi (Bappeda dan Dinas terkait) • Mekanisme audit yang lebih optimal (optimalisasi fungsi pengawasan) • Mekanisme pemberian insentif & disinsentif • Meningkatkan monitoring fungsi & manfaat 32

1. Kementerian PU akan terus mendorong untuk konsisten pada tujuan percepatan pembangunan daerah dan pencapaian

sasaran prioritas nasional

2. Kementerian PU bersama Komisi V DPR RI akan lebih mempertajam kriteria teknis, meningkatkan akurasi data yang ada, dan mengoptimalkan monev, sehingga penyelenggaraan DAK ke depan dapat lebih efektif, efisien, akuntabel, dan adil

3. Peran, wewenang, dan tanggung jawab K/L diperjelas, dan

peran Pemerintah Provinsi dalam koordinasi, pembinaan, & pengendalian penyelenggaraan DAK ditingkatkan/diperkuat

33

Perencanaan Program dan Monitoring Dana Alokasi Khusus (DAK) Secara Elektronik

PALEMBANG 4 NOVEMBER 2014

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

SIKLUS PELAKSANAAN PROGRAM

Budgeting

(1 Th)

RENJA/RKAKL

MONITORING DAN EVALUASI

Cara Pemantauan:

•Kunjungan Lapangan •Pemantauan Secara Elektronik

Cara Evaluasi:

•Evaluasi Sendiri (Self Evaluation) •Evaluasi Pihak Lain (Pusat)

FOKUS MONITORING DAN EVALUASI

- Kesesuaian Program - Perubahan Pagu dan Target Capaian - Proses Pengadaan Barang dan Jasa - Progres Pelaksanaan - Deviasi (Rencana vs Realisasi) - Permasalahan dan upaya penyelesaian

Dibutuhkan Data dan Informasi

Kekinian (Up to date) Kelengkapan Akurasi

PEMANTAUAN TEKNIS DAK (SEB 3 Menteri)

A. Tujuan Pemantauan Teknis DAK :

1. Memastikan pelaksanaan tepat waktu dan sasaran

2. Mengidentifikasi permasalahan dan perbaikannya

B. Lingkup Pemantauan Aspek Teknis :

1. Kesesuaian kegiatan dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

2. Kesesuaian Dokumentasi Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD dengan

Petunjuk Teknis dan Pelaksanaan

3. Realisasi dan Rencana, baik fisik maupun keuangan

C. Tata Cara Pemantauan :

1. Mereview Laporan (triwulanan)

2. Kunjungan Lapangan (Juli – Oktober)

3. Forum Koordinasi (April – November)

Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi (Permen PU No. 15/2010)

MENTERI cq. Sekretaris Jenderal

Hasil Pemantauan dan Evaluasi Kinerja (Semesteran)

Hasil Pemantauan dan Evaluasi Kinerja (Semesteran)

Tim Koordinasi Kem ent erian

Tim Teknis

Tim Teknis

Tim Teknis

Tim Teknis

Sb Irigasi

Sb Jalan

Sb Air Minum

Sb Sanitasi

GUBERNUR

Hasil Pemantauan dan Evaluasi Kinerja (Semesteran)

Tim Koordinasi Provinsi

Bappeda

Balai/ Sat ker

Pusat

Dinas Teknis

Pemantauan dan Evaluasi Kinerja

SKPD sub bidang SKPD sub bidang SKPD Provinsi BUPATI/WALIKOTA

Hasil Pemantauan dan Evaluasi Kinerja (Semesteran)

Tim Koordinasi Kab/ Kot a Bappeda

Dinas Teknis

Pemantauan dan Evaluasi Kinerja

SKPD Kab/Kota SKPD sub bidang SKPD sub bidang

PELAPORAN DAK (PP 55/2005 Tentang Dana Perimbangan)

Pasal 63

1. Kepala Daerah menyampaikan laporan triwulan yang memuat laporan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan DAK kepada :

a. Menteri Keuangan;

b. Menteri Teknis; dan

c. Menteri Dalam Negeri .

2. Penyampaian laporan triwulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah triwulan yang bersangkutan berakhir.

3. Penyaluran DAK dapat ditunda apabila Daerah tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

4. Menteri Teknis menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan DAK setiap akhir tahun anggaran kepada Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional, dan Menteri Dalam Negeri.

JENIS PELAPORAN DAK

• SEB 3 Menteri (Menteri PPN/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri)

1. Laporan triwulanan (Form I dan Form II) 2. Laporan penyerapan DAK (Kepala Daerah kepada Menteri Keuangan) 3. Laporan Akhir Tahun

• Permen PU No. 15/2010

1. Form KDU-1 : Data Umum; 2. Form KDU-2 : Data Sumber Pendanaan; 3. Form DD-1 & Form DD-2 : Data dasar dan kondisi Sub bidang Jalan

Form DD-3 : Data dasar dan kondisi sub bidang irigasi Form DD-4 : Data dasar dan kondisi sub bidang Air Minum; Form DD-5 : Data dasar Prasarana Sanitasi

4. Form Peta : Peta lokasi kegiatan per sub bidang; 5. Form P-1 : Pemantauan Kesesuaian Program; 6. Form P-2 : Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan; 7. Form PDU-1 : Data Umum Provinsi; 8. Form PDU-2 : Data Sumber Pendanaan; 9. Form PEV-1 : Peningkatan Kinerja Bidang Infrastruktur;

10. Form PEV-2 : Dampak dan Manfaat;

MEKANISME PELAPORAN (Permen PU No. 15/2010)

MENTERI c.q. Sekretaris Jenderal

14 hari kerja

GUBERNUR

Direktorat Jenderal

c.q. Kepala Bappeda

terkait

10 hari 10 hari

10 hari

kerja kerja

kerja

Tembusan

Kepala Balai/ Satker Terkait

BUPATI/WALIKOTA c.q. Kepala Bappeda

Kepala SKPD Provinsi Sub Bidang

Tembusan 5 hari kerja

Kepala SKPD Kab/Kota Sub Bidang

Green Development

MEKANISME PELAPORAN ONLINE (Permen PU No. 15/2010)

• Mekanisme Pelaporan DAK On-Line

- Pelaporan DAK On Line melalui http://emonitoring.pu.go.id - SKPD melakukan registrasi DAK - SKPD mengunduh format laporan - SKPD mengirimkan laporan - Laporan dapat dikirimkan setiap saat apabila ada perubahan

data dan informasi

• Manfaat

- Sarana komunikasi Pusat dan Daerah - Tempat penyimpanan data - Pengecekan silang hasil pengiriman

Sistem Pemantauan DAK Secara Elektronik ( e -MonDAK)

Dasar Pemikiran

o Menstandarkan kodefisikasi dan nama untuk program dan kegiatan (sesuai Permen PU

15/2010) o Memudahkan dalam mendapatkan data yang akurat karena data terkumpul di satu server yang sama o Memudahkan pengendalian pelaksanaan

o Mendapatkan data yang akurat untuk kepentingan perencanaan dan pemrograman:

 Estimasi awal alokasi DAK Infrastruktur per sub bidang  Estimasi awal alokasi DAK Infrastruktur per provinsi  Tingkat Signifikansi dana dibandingkan dengan kondisi dan manfaat infrastruktur per provinsi per kabupaten/kota

o Memudahkan dalam melakukan evaluasi pelaksanaan anggaran DAK Bidang Infrastruktur

 Penggunaan dana dengan output/kondisi infrastruktur dan outcome/hari  Kemampuan SKPD dalam penyusunan rencana, program dan pelaksanaan  Tingkat Kepatuhan Pelaporan

SISTEM PEMANTAUAN DAK SECARA ELEKTRONIK

( e -MonDAK)

MANFAAT

o Dapat diakses oleh semua stakeholder o Memotong rantai birokrasi o Mendapatkan data progres secara realtime dan konsisten o Mempercepat proses kompilasi untuk pengambilan keputusan o Sebagai alat konsolidasi data antar Kementerian/Lembaga o Sebagai bahan rapat pimpinan secara periodik o Memberikan informasi untuk tindak turun tangan pimpinan atas permasalahan

yang terjadi o SKPD dapat langsung melakukan check dan cross check atas laporan yang dikirim

o Memudahkan pengguna (SKPD) dalam menyusun dan membuat laporan (tinggal dicetak/tidak dibuat manual)

SKEMA PEMANTAUAN DAN EVALUASI SECARA ONLINE

Bidang Infrastruktur :

tau

- Jalan (Ditjen Bina Marga)

ESELON I

- Irigasi (Ditjen SDA)

an

- Air Minum (Ditjen Cipta Karya) - Sanitasi (Ditjen Cipta Karya)

SKPD PROVINSI BIDANG JALAN

BUPATI / WALIKOTA

SKPD PROVINSI BIDANG IRIGASI SKPD PROVINSI BIDANG AIR MINUM

SKPD KAB/KOTA BIDANG JALAN SKPD PROVINSI BIDANG SANITASI

SKPD KAB/KOTA BIDANG IRIGASI SKPD KAB/KOTA BIDANG AIR MINUM SKPD KAB/KOTA BIDANG SANITASI

SKEMA PELAPORAN SECARA ONLINE

SETJEN Cq. BPKLN

DIT Penanggung Jawab

SKPD

Pemaketan di aplikasi eMon DAK

Menyiapkan

(Offline)

Laporan Per Subbidang

Melakukan Tindak

Turun Tangan dan

Input Data (Offline) :

Menyiapkan

melaporkan

- Progres Keuangan

Laporan

- Progres Fisik

Bidang Infrastruktur - Penyerapan Tenage Kerja

OK Verifi

kasi Tdk Tdk Verifi

kasi OK

e -Monitoring Online

Cetak (Laporan Online) (Laporan Terulis)

Backup

ALUR INPUTING & PENGIRIMAN DATA e - MONITORING DAK

MENPU MENKEU

e - MONITORING

ONLINE

MENDAGRI BAPPENAS

SERVER

e BPK - MONITORING

GUBERNUR cq Ka Bappeda

BUPATI / WALIKOTA cq Ka Bappeda

SKPD

SKPD

SKPD SKPD

Monitoring Pelaksanaan dan Usulan Rencana Kegiatan

Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur

PERKEMBANGAN APLIKASI DAK

e-Monitoring VERSI 2013

e-Monitoring e-Monitoring

Tahun 2013

VERSI 2 VERSI 2014 Tahun 2012

Tahun 2014

e-Monitoring e-Monitoring VERSI 1

VERSI 2015 Tahun 2011

Tahun 2015

POTRET PELAKSANAAN

DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)

PROGRES PELAKSANAAN DAK TA. 2014

STATUS : 3 NOP 2014 : 12:00 WIB

Pagu

Pagu e-Monitoring

Progres(%) Kode Sub Bidang (Rp Ribu)

Dokumen

(Rp Ribu)

Realisasi (Rp Ribu)

Pendampin

Dana DAK

Dana DAK Pendamping

Total

Dana DAK

03 Air Minum 885.320.000 831.272.370 85.537.575 916.896.423 208.623.987 20.756.971 229.411.788 23,63 35,50

04 Sanitasi 829.260.000 734.652.643 63.248.917 797.608.781 261.559.766 21.496.043 283.055.808 31,71 30,01

TOTAL 10.109.300.000 9.754.554.849 1.022.672.655 10.776.940.789 3.622.489.356 364.530.998 3.987.131.164 35,82 52,63

INFRASTRUKTUR

TINGKAT KEPATUHAN PELAPORAN DAK TA 2014

STATUS : 3 NOP 2014 : 12:00 WIB

Persentasi Kode

Penerima

Melapor

Melapor Realisasi

Sub Bidang Satker PAGU (Rp Ribu) Satker PAGU (Rp Ribu) Satker PAGU (Rp Ribu) Lapor Real

01 Jalan

3.491.672.920 83.81 79.09 WILAYAH BARAT

1.995.736.740 98.64 92.00 WILAYAH T IMUR

1.267.150.920 96.90 76.57 WILAYAH BARAT

661.872.470 99.28 77.21 WILAYAH T IMUR

605.278.450 94.35 75.87 03 Air Minum

324.486.200 91.11 50.69 WILAYAH BARAT

202.064.920 93.34 52.35 WILAYAH T IMUR

330.995.970 87.30 55.20 WILAYAH BARAT

192.438.800 94.13 61.14 WILAYAH T IMUR

TOTAL INFRASTRUKTUR

TOTAL WILAYAH BARAT

TOTAL WILAYAH TIMUR

URK DAK 2015

STATUS : 3 NOP 2014 : 12:00 WIB

TERVERIFIKASI

TERVERIFIKASI

PAGU DOKUMEN DAK

USULAN RENCANA KEGIATAN

SATMINKAL NO. SUB BIDANG JML Reguler Tambahan

PROPINSI

Total JML DAK PENDAMPING TOTAL JML DAK PENDAMPING TOTAL JML DAK PENDAMPING TOTAL SKPD (Rp)

(Rp) (Rp) 01. JALAN

(Rp)

(Rp) SKPD (Rp)

(Rp)

(Rp) SKPD (Rp)

(Rp)

(Rp) SKPD (Rp)

03. AIR MINUM 453 1.067.737.000 281.655.000 1.349.392.000 196 643.936.444 68.477.681 711.892.058 149 426.560.297 45.362.422 471.400.653 119 323.710.360 31.374.255 354.562.549

04. SANITASI

TOTAL 1.750 10.091.663.800 1.572.905.000 11.664.568.800 998 8.051.503.312 930.416.708 8.981.422.954 638 4.699.466.757 507.125.627 5.206.070.318 501 4.014.284.690 445.124.317 4.458.886.941

JABARAN SIKLUS PELAKSANAAN PROGRAM DAK

Planning/

Implementing Program

Budgeting

ming

URK

RK

PAKET

URK ( Usulan Rencana Kegiatan ) adalah Stock Program Infrastruktur yang perlu ditangani

RK (Rencana Kegiatan) adalah Program Prioritas yang ditetapkan penanganannya pada tahun berjalan

Paket adalah Bentuk pelaksanaan rencana kegiatan yang lebih rinci secara teknis dan anggaran.

SKEMA VERIFIKASI URK dan REVISI RK DAK

SKPD

BALAI/P2JN/

DIT Penanggung Jawab

Satker AM & PLP Provinsi

Input URK di aplikasi eMon DAK (Offline)

No

No

Tentukan URK menjadi RK di aplikasi

Verifikasi I

Verifikasi II

eMon DAK

Cetak RK di aplikasi eMonDAK (Offline)

Paraf

Backup data di aplikasi eMonDAK

Tanda Tangan

(Offline)

Kirim backup data ke website

Submit OK

Submit OK

eMonitoring (Online)

(Online)

(Online)

Download Data Backup RK DAK

(Online) Restore Data Backup RK DAK di aplikasi

eMonDAK (Offline)

Yes Revisi

(Offline)

No

Pemaketan di aplikasi eMon DAK

VERIFIKASI I RK : PROPINSI (TEKNIS)

1. Kesesuaian Pagu Dak 2014 2. Kesesuaian Arahan Petunjuk Teknis 3. Tidak Tumpang Tindih (Overlapping ) Dengan Penanganan Provinsi Atau Pusat 4. Prioritas :

Balai /P2JN membubuhkan paraf pada lembar Rencana Kegiatan (RK) yang telah dikonfirmasi/verifikasi

VERIFIKASI 2 RK : DIREKTORAT

Direktorat Teknis menandatangani lembar Rencana Kegiatan (RK) yang telah dikonfirmasi/verifikasi dan telah di paraf oleh Balai/P2JN

ARAH PENGEMBANGAN APLIKASI KEDEPAN

Pengembangan yang telah dilakukan

 eMon DAK telah digunakan untuk proses Perencanaan Kegiatan (RK)

sebagai alat bantu verifikasi

Arah Pengembangan Kedepan

 Sistem Pemantauan secara elektronik DAK akan diintegrasikan dengan Sistem Pemantauan SPM

Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang berdasarkan Permen PU No 01/PRT/M/2014 :

 Standar Pelayanan Minimum adalah ketentuan tentang jenis dan mutu

pelayanan dasr bidang pekerjaan umum dan penataan ruang yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal

 Pelayanan Dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang adalah

jenis pelayanan publik bidang pekerjaan umum dan penataan ruang yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan

HAL-HAL YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN

1. Proses Verifikasi:  Masih ada Petugas/Operator dan Verifikator yang belum memahami proses Verifikasi secara Online termasuk proses Revisi RK.

2. Pelaporan:  Tingkat Kepatuhan Pelaporan Progres belum optimal  Sering Ganti Petugas/Operator eMonitoring DAK  Tidak Mengikuti Perkembangan Aplikasi DAK

Terima Kasih

MAKASSAR, 28 – 29 OKTOBER 2014

PRA KONSULTASI PROGRAM

PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS SUB BIDANG AIR MINUM DAN SANITASI TA 2015

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

D I R E K TO R AT P E N G E M B A N G A N A I R M I N U M

OUTLINE

Arah Kebijakan DAK TA .2015 Evaluasi Pelaksanaan DAK TA. 2014 Data Dasar DAK TA .2015

Lampiran: Rincian Kegiatan DAK TA . 2015

Kondisi Pelayanan Air Minum di Indonesia 1993-2013 (20 tahun)

Air Minum

Sumber: BPS

Indikator Utama Rancangan RPJMN 2015-2019

( 2013 ) Air Minum

Kumuh

Sanitasi

Roadmap Pelayanan Air Minum 2015-2019

(% n

a Am

mu

in

M Air

se Ak

Tahun

Kebutuhan Pendanaan Air Minum Pada Periode 2015-2019 (Skenario Sementara)

Akses Air Minum Layak 100% di tahun 2019

Sumber

Kebutuhan Biaya

Persentase (%)

Pendanaan

(Rp Triliun)

APBD/CSR/PIP

Investasi Pembangunan Air Minum sangat bergantung pada kesiapan Pemda untuk mengembangkan dan menjaga keberlanjutan fasilitas

Sumber : Hasil Perhitungan 2013

PERK EM BAN GAN ALOK ASI DAK SU B BI DAN G AI R M I N U M 2 0 1 0 - 2 0 1 5

( Dalam Milyar Rupiah )

ALOKASI DAK

Sub No

JUMLAH Bidang 2010 2011 2012 2013* 2014* 2015*

AIR

1 357,2 419,6 502,4 609,9 885 1.349 4.123 MINUM

* Sudah termasuk DAK Affirmative Policy

Perubahan Formula DAK 2014 - 2015

Perbedaan

No Hal

1. IFN (Indeks

Daerah dengan IFN tinggi Fiskal Netto)

Daerah dengan IFN tinggi

dimungkinkan mendapatkan

dikeluarkan tanpa

DAK, sepanjang IFWT 1 (Indeks

memperhitungkan IKW (Indeks

Fiskal Wilayah Teknis) > 1

Karakteristik Wilayah ) dan IT (Indeks Teknis), kecuali Papua dan Papua Barat

2. Kriteria Khusus

6 karakteristik:

3 karakteristik:

Tertinggal, Perbatasan, Pesisir

Tertinggal, Perbatasan, Pesisir

Kepulauan, Rawan Bencana,

Kepulauan

Ketahanan Pangan, Pariwisata

3. DAK Tambahan Penentuan Daerah berdasarkan Seluruh Daerah Tertinggal &

IFWT dari populasi Daerah

Daerah Perbatasan Tertinggal & Daerah Perbatasan mendapatkan alokasi

1. Meningkatkan cakupan pelayanan air minum layak dalam rangka pencapaian target RPJMN 2015-2019

dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan memenuhi layanan dasar masyarakat.

2. Mendukung kebijakan keberpihakan (affirmative policy) untuk pembangunan daerah tertinggal dan

kawasan perbatasan.

3. Didasarkan kepada kesiapan daerah dalam melaksanakan program pembangunan air

minumnya .

1. Meningkatkan akses air minum terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) perkotaan, masyarakat di perdesaan yang rawan air, termasuk daerah tertinggal dan perbatasan melalui peningkatan sambungan rumah, pemasangan master meter dan penyediaan SPAM perdesaan secara efektif dan efisien.

2. Dimanfaatkannya DAK sebagai Dana Daerah Untuk Urusan Bersama (DDUB) pada kegiatan pengembangan SPAM yang didanai sebagian oleh dana bersumber dari APBN melalui pembangunan jaringan distribusi sampai dengan pipa tersier.

Sasaran 2015

Meningkatnya akses pelayanan air minum layak melalui penambahan SR sebanyak 293.120 unit atau setara dengan penambahan layanan untuk 1.444.480 jiwa.

Sasaran Jangka Menengah (2015-2017) Meningkatnya akses pelayanan air minum layak melalui

penambahan SR sebanyak 1.319.040 unit atau setara dengan penambahan layanan untuk 6,5 juta jiwa (dengan asumsi untuk Perdesaan 1 SR = 4 jiwa dan Perkotaan 1 SR = 5 jiwa)

1. Pengembangan jaringan distribusi sampai dengan pipa tersier yang menjadi bagian dari kewajiban Pemkab/Kota melalui DDUB mendukung kegiatan pengembangan SPAM yang sebagian dibiayai oleh sumber dana APBN.

2. Perluasan dan peningkatan sambungan rumah (SR) perpipaan bagi masyarakat miskin perkotaan. Daerah yang menjadi sasaran adalah kabupaten/kota yang memiliki idle capacity yang memadai untuk dibangun SR perpipaan.

3. Pemasangan master meter untuk masyarakat miskin perkotaan khususnya yang bermukim di kawasan kumuh perkotaan. Daerah yang menjadi sasaran adalah kabupaten/kota yang memiliki idle capacity yang memadai untuk dibangun SR perpipaan.

4 . Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum SPAM) Perdesaaan pada desa-desa miskin/rawan air serta terpencil, tertinggal, dan perbatasan.

DAK 2015

Ruang No Lingkup

Kriteria

Pekerjaan

Lanjutan pekerjaan dari sumber dana APBN Pipa Distribusi, Pipa Tersier, dan SR 1. Mendukung

DDUB

(Peningkatan SPAM)

MBR

• Listrik: 450 – 900 watt,

Pipa Tersier, SR Murah (Peningkatan 2.

(idle capacity) • Calon pelanggan mau membayar sesuai SPAM)

persyaratan PDAM untuk MBR

Kumuh • Lokasi: SK Bupati, dan Kumuh dari KSN Master Meter, Pipa Tersier, SR Murah/

(idle capacity) • Calon pelanggan mau membayar sesuai SR Komunal (Peningkatan SPAM) persyaratan PDAM untuk program rakyat miskin

Perdesaan • Lokasi: desa rawan air, nelayan, • Sumur Gali memakai cincin, Sumur 4.

terpencil, tertinggal,pulau2 terluar dan Pompa Tangan, Penampungan Air perbatasan.

Hujan (PAH), Broncaptering /PMA, • Jarak Sumur Gali, Sumur Pompa Sumur Dalam, IPA, dan IPAS. Tangan, PAH, dan PMA ke sumber (Pembangunan SPAM) pencemaran dan cubluk (septcitank) • Pekerjaan SPAM Komunal harus

harus > 10 m.

selesai sampai ke pelayanan/SR .

DAK Bidang Air Minum akan diprioritaskan bagi Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria elegibilitas sebagai berikut:

1. Kabupaten/Kota kapasitas fiskal sedang dan rendah yang memiliki akses layanan air minum di bawah rata-rata nasional < 67% (data cakupan air minum nasional 2013) dan merupakan Kabupaten/Kota dengan tingkat kemiskinan di atas tingkat kemiskinan nasional (14,42%) (update angka kemiskinan BPS tahun 2013) serta memiliki sisa kapasitas (idle capacity).

2. Lokasi Prioritas ( Lokpri) pada daerah tertinggal dan kawasan perbatasan.

 Pembina teknis DAK Bidang Air Minum di tingkat Pusat akan

dilakukan oleh Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU.

 Pembina teknis DAK Bidang Air Minum di tingkat daerah akan dilakukan oleh Satuan Kerja Provinsi Direktorat

Pengembangan Air Minum (Satker PKPAM), Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU.

 Mekanisme koordinasi dan pelaporan antara daerah penerima Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Air Minum dengan

Kementerian PU mengacu pada Permen PU Nomor: 15/PRT/M/2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur.

 Saat ini telah dibangun sistem pelaporan monitoring dan evaluasi DAK oleh Kementerian PU yang berbasis web e- Monitoring DAK.

 Satker PKPAM Provinsi akan berkoordinasi dengan SKPD terkait di daerah untuk memantau pelaksanaan DAK.

 SKPD terkait penanggung jawab DAK Bidang Air Minum di Kabupaten/Kota dapat berupa Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Cipta Karya, Dinas Tata Ruang dan Permukiman, ataupun Dinas yang membidangi urusan penyediaan air minum wajib

menyampaikan laporan monitoring dan evaluasi kepada pembina teknis DAK Bidang Air Minum di Provinsi.

 Untuk kegiatan penyediaan air minum perpipaan harus dikoordinasikan dengan PDAM setempat.

Pengelola Kelembagaan DAK 2015

1) PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum).

2) BLU (Badan Layanan Umum)

3) UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah)

4) OMS – AM (Organisasi Masyarakat Setempat – Air Minum)

5) KP2D Air Minum (Kelompok Pengguna dan Pemanfaat Air Minum)

6) Koperasi Air minum

19

Rekapitulasi Pelaksanaan Anggaran DAK TA. 2014 Sub Bidang Air Minum (e- Monitoring DAK Status: 21 Oktober 20143 Pukul: 19.00 WIB)

Evaluasi Up dating Progres DAK TA. 2014

berdasarkan Laporan Triwulan

Evaluasi up-dating progres DAK 2013 melalui e-monitoring DAK

No Provinsi

sudah up dating, sudah up dating, ada Progres Fisik .10% &

1 Sulawesi Utara belum up dating

kenaikan Progres menjadi -

Keuangan 5%

Fisik 19 % & Keuangan 17 %

sudah up dating,

sudah up dating, Progres

Progres Fisik 20% &

2 Gorontalo

belum up dating

Fisik 43% & Keuangan

Keuangan 10% 33%

Sulawesi sudah up dating, ada

sudah up dating,

3 belum up dating Progres Fisik 15% &

kenaikan Progres menjadi -

Tengah

Keuangan .10%

Fisik 37% & Keuangan 22%

sudah up dating, ada

Sulawesi sudah up dating,

kenaikan Progres menjadi

4 belum up dating Progres Fisik 17% &

Selatan

Fisik 32% & Keuangan 18

Keuangan 7%

5 Sulawesi Barat belum up dating

belum up dating

belum up dating

Evaluasi Up dating Progres DAK TA. 2014 berdasarkan Laporan Triwulan

Evaluasi up-dating progres DAK 2013 melalui e-monitoring DAK

No Provinsi

sudah up dating,

Sulawesi sudah up dating, ada

Progres Fisik 12% &

6 belum up dating

kenaikan Progres menjadi -

Tenggara

Keuangan .5%

Fisik 23% & Keuangan 10%

sudah up dating,

sudah up dating, Progres

Progres Fisik .15% &

7 Bali

belum up dating

Fisik 25% & Keuangan 43 -

Keuangan 8% %

Nusa Tenggara sudah up dating, ada

sudah up dating,

8 belum up dating Progres Fisik .12% &

kenaikan Progres menjadi -

Barat

Keuangan 7%

Fisik 29% & Keuangan 11%

Nusa Tenggara sudah up dating, ada

sudah up dating,

9 belum up dating Progres Fisik 5% &

kenaikan Progres menjadi -

Timur

Keuangan 3%

Fisik 9% & Keuangan 6%

sudah up dating,

sudah up dating, ada

Progres Fisik 4% &

kenaikan Progres menjadi

10 Maluku

belum up dating

Keuangan 2%

Fisik 7% & Keuangan 6%

Evaluasi Up dating Progres DAK TA. 2014 berdasarkan Laporan Triwulan

Evaluasi up-dating progres DAK 2013 melalui e-monitoring DAK

No Provinsi

sudah up dating, sudah up dating, ada Progres Fisik 30% &

11 Maluku Utara belum up dating

kenaikan Progres menjadi -

Keuangan 15%

Fisik 50 % & Keuangan 25%

sudah up dating,

sudah up dating, Progres

12 Papua

belum up dating Progres Fisik .5% &

- Fisik 9% & Keuangan .3%

Keuangan 3%

sudah up dating,

sudah up dating, ada

13 Papua Barat

belum up dating Progres Fisik 9% &

kenaikan Progres menjadi -

Keuangan 7%

Fisik 18% & Keuangan 13%

Target Output & Outcome DAK TA. 2014 Subbidang Air Minum

Permasalahan Pelaksanaan DAK TA 2014

 Terlambatnya Proses lelang di Kab/Kota sehingga pada Laporan Triwulan 1 belum ada realisasi

proges fisik dan keuangan;  Pelaporan progres pelaksanaan melalui e-

monitoring sangat lambat sehingga progres fisik dan keuangan di Triwulan 3 masih rendah, rata- rata secara nasional Fisik 24,74% dan Keuangan 15,54%;

 Perubahan lokasi dan pekerjaan yang tidak sesuai dengan RK (Rencana Kegiatan) di waktu

Sosialisasi DAK;  Kurangnya pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

pekerjaan DAK oleh Satuan Kerja di Provinsi ;

Rencana Tindak Lanjut

 Perlunya

dengan Pemda/Pemkot di Kab/Kota agar pelaksanaan lelang dilaksanakan di awal tahun anggaran;

Koordinasi

antara

SKPD

 Agar dapat ditingkatkan kinerja pelaporan dalam e-monitoring DAK serta mempercepat pelaksanaan

pekerjaan sesuai rencana kegiatan dan memberikan penghargaan

selalu mengupdate laporan triwulan;

kepada

Kab/Kota

yang

 Dengan memakai Aplikasi Program untuk RK (Rencana Kegiatan) DAK TA. 2014 ini, diharapkan sudah tidak lagi perubahan lokasi dan kegiatan;

 Perlunya intensititas Monev oleh Satker Provinsi dalam setiap Triwulannya;

28

Kriteria teknis yang dipergunakan untuk penentuan alokasi yang diterima kabupaten/kota adalah:

A. Jumlah penduduk desa/kelurahan berpenghasilan

rendah/MBR ( I mbr )

B. Cakupan yang belum mendapat pelayanan air minum ( I )

cam

C. Kapasitas belum termanfaatkan /idle capacity ( I c )

D. Kinerja pelaporan ( I pl )

Sumber Data Bobot

IT am Indeks Teknis Air Minum 100 % I mbr

35 % Berpenghasilan Rendah

Masyarakat

Merupakan perbandingan jumlah MBR di

Sensus

kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap total

Penduduk 2011

jumlah MBR kabupaten/kota secara nasional.

I cam Cakupan Air Minum

Merupakan perbandingan prosentase jumlah penduduk

Sensus

yang belum terfasilitasi air minum melalui

Penduduk 2011

PDAM/Pamsimas pada kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap total prosentase jumlah penduduk secara nasional

I ic Idle Capacity

Merupakan perbandingan antara jumlah idle capacity

SIM SPAM 15 %

total kabupaten /kota yang bersangkutan terhadap

DJCK dan

jumlah total kapasitas produksi secara nasional.

Audit BPKP PDAM Tahun 2012

I pl Pelaporan

Merupakan perbandingan kepatuhan penyerahan

e-Monitoring 20 %

laporan sesuai Juknis dan kepatuhan melakukan

DAK

pemutakhiran e-monitoring DAK kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap kepatuhan penyerahan laporan sesuai Juknis dan kepatuhan melakukan pemutakhiran e-monitoring DAK secara nasional.

KETERANGAN Data Umum

No.

JENI S DATA

VOL SATUAN

Merupakan luas wilayah daratan (berdasarkan 1. Luas Wilayah

km 2 Permendagri No. 6/ 2008)

Merupakan jumlah penduduk berdasarkan data BPS 2. Jumlah Penduduk

jiwa

Merupakan jumlah penduduk miskin/ berpenghasilan 3. Jumlah Penduduk Miskin

jiwa

rendah (sesuai dengan definisi dari Badan Pusat Statistik) Merupakan alokasi APBD hanya untuk anggaran

4. Besaran APBD pada tahun berjalan Rp. juta pembangunan (di luar belanja rutin) di kabupaten/ kota

yang bersangkutan Merupakan alokasi APBD hanya untuk anggaran

5. Alokasi untuk sektor Air Minum (di luar DAK) Rp. juta pembangunan subbidang air minum di kabupaten/ kota yang bersangkutan

Data Prasarana Air Minum Kabupaten / Kota

Merupakan total jumlah desa/ kelurahan di 1. Jumlah desa/ kelurahan di Kab/ Kota

desa/

kabupaten/ kota tersebut

kelurahan

Merupakan total jumlah desa/ kelurahan di

kabupaten/ kota tersebut yang tidak memiliki akses 2. Jumlah desa/ kelurahan rawan air bersih di Kab/ Kota kelurahan terhadap air minum yang memadai dan/ atau pada saat

desa/

musim kemarau terjadi rawan air Merupakan total jumlah Kawasan MBR di

Jumlah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di 3.

Kawasan kabupaten/ kota tersebut yang tidak memiliki akses Kawasan Kab/ Kota terhadap air minum yang memadai.

Merupakan prosentase jumlah penduduk yang sudah terfasilitasi air minum melalui PDAM/ Pamsimas/ Sistem

4. Cakupan pelayanan air minum

lainnya dibanding jumlah penduduk kabupaten/ kota yang bersangkutan Jumlah kapasitas air minum di PDAM yang belum

5. I dle Capacity M 3 termanfaatkan pada Kabupaten/ Kota yang

Alokasi Jumlah Penerima

No

Bidang

Dana Pendamping (%)

Trilyun (Rp)

(Kab/Kota)

10 % DAK Reguler

PMK Tentang DAK 1 Subbidang Air Minum TA. 2014 Lampiran 1

DAK Afirmatif 0-3% Subbidang Air

PMK Tentang DAK 2

Minum TA. 2014 Lampiran 2

TOTAL

TERIMA KASIH

Dalam mempersiapkan program DAK 2015, perlu dilihat apakah sudah ada pengembangan SPAM atau belum. Perlu dilakukan inventarisasi/penyusunan daftar fasilitas pengembangan SPAM yang ada. Adapun fasilitas-fasilitas yang perlu diidentifikasi diantaranya adalah jenis prasarana sistem penyediaan air minum berdasarkan jenis sumber air baku. Prasarana tersebut adalah sebagai berikut:

a. Mata air: Perlindungan Mata air (PMA) /Broncaptering

b. Air tanah

i. Sumur Dalam;

ii. Sumur Pompa Tangan;

iii. Sumur Gali dengan cincin

c. Air permukaan/Intake

i. Instalasi Pengolahan Air (IPA);

ii. Instalasi Pengolahan Air Minum Sederhana (IPAS )

sebagai kelengkapan dari SPAM yang perlu diidentifikasi berupa: