Pengaruh Penggunaan Kertas Koran Terhadap Kandungan Senyawa Timbal (Pb) Pada Makanan Gorengan | Gemala | Jurnal Teknik Ibnu Sina JTIBSI 1 PB
37
Pengaruh Penggunaan Kertas Koran Terhadap Kandungan Senyawa
Timbal (Pb) Pada Makanan Gorengan
Mega Gemala*1
1
1
STIKes Ibnu Sina; Jl. Teuku Umar - Lubuk Baja
Program Studi Kesehatan Lingkungan, STIKes Ibnu Sina, Batam
e-mail: *[email protected]
Abstrak
Kertas Koran mengandung tinta banyak digunakan sebagai pembungkus produk pangan
berminyak seperti gorengan. Minyak panas dapat melarutkan timbal pada tinta kertas koran,
sehinggal timbal berimigrasi kedalam produk pangan. Timbal atau timah hitam merupakan
senyawa kimia yang banyak dimanfaatkan di industri sebagai campuran bensin, bahan dasar
baterai, pelapis kabel, bahan pewarna bahan dasar tinta dan lain-lain. Timbal masuk kedalam
tubuh manusia dan sebagian akan terakumulasi melalui berbagai cara antara lain adalah melalui
pernapasan, saluran cerna yaitu makanan dan minuman yang terkontaminasi timbal atau
terabsorbsi melalui kulit. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kertas
koran terhadap kandungan senyawa timbal (Pb) pada makanan gorengan. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen dengan jenis rancangan penelitian acak lengkap. Subjek dalam
penelitian ini adalah kandungan senyawa timbal pada makanan gorengan yang terpapar kertas
koran.Hasil penelitian ini menunjukan kandungan timbal pada luas paparan kertas koran yang
lebih besar yaitu pada paparan yang dibungkus. Sedangkan pada paparan waktu kontak
kandungan timbal yang paling besar yaitu pada waktu kontak 12 jam sebesar 0,18 mg/l dan
pengaruh suhu makanan gorengan yang dipaparkan dengan kertas koran yaitu pada suhu dingin
sebesar 0,20 mg/l. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh luas paparan,
waktu kontak dan suhu terhadap kandungan senyawa timbal pada makanan gorengan..
Kata kunci— Kertas Koran, Makanan Gorengan, Timbal
1. PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dinyatakan bahwa
kemasan pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan,
baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak. Pada Bab VII bagian keenam
Standar Kemasan Pangan pasal 83, dinyatakan bahwa setiap orang yang melakukan produksi
pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan apapun sebagai kemasan pangan yang
dinyatakan terlarang dan atau yang dapat melepaskan cemaran yang merugikan atau
membahayakan kesehatan manusia, dan wajib melakukan pengemasan pangan secara benar untuk
menghindari terjadinya pencemaran terhadap pangan.
Timbal atau timah hitam merupakan senyawa kimia yang banyak dimanfaatkan di
industry sebagai campuran bensin, bahan dasar baterai, pelapis kabel, bahan pewarna bahan dasar
tinta dan lain-lain. Timbal juga dapat memberikan dampak buruk, baik pada lingkungan maupun
makhluk hidup. Timbal dapat mencemari udara, air dan tanah, sedangkan pada makhluk hidup
timbal dapat masuk kedalam tubuh dan mengendap di dalam darah. Timbal masuk kedalam tubuh
manusia dan sebagian akan terakumulasi melalui berbagai cara antara lain adalah melalui
pernapasan, saluran cerna yaitu makanan dan minuman yang terkontaminasi timbal atau
terabsorbsi melalui kulit (Albalak, 2001; Sudarmaji, 2006; Mulyadi et al.,2015).
April 2018 | Vol. 3 | No. 1 | ISSN : 2541-2647
Jurnal Teknik Ibnu Sina (JT-IBSI)
38
Pengaruh Penggunaan Kertas Koran Terhadap Kandungan
Senyawa Timbal (Pb) Pada Makanan Gorengan
Kertas Koran mengandung tinta banyak digunakan sebagai pembungkus produk pangan
berminyak seperti gorengan. Minyak panas dapat melarutkan timbal pada tinta kertas koran,
sehinggal timbal berimigrasi kedalam produk pangan (Novianti,2009).
Biasanya para penjual makanan gorengan pinggir jalan menyajikan gorengan mereka di
dalam sebuah lemari kaca dan dialasi dengan kertas koran atau majalah. Penjual juga
menggunakan kertas koran dan majalah bekas ini sebagai alas gorengan bagi konsumen yang
ingin membawa pulang atau ingin menikmati gorengan di tempat lain. Makanan-makanan yang
digoreng tersebut umumnya disajikan dalam keadaan yang masih panas. Selain itu, setelah
digoreng gorengan tersebut diangkat dan diletakkan di sebuah wadah yang juga dialasi oleh kertas
koran untuk meniriskan minyak. Tindakan ini dapat merugikan kesehatan konsumen karena
kertas koran atau majalah yang sering digunakan sebagai kemasan dalam penyajian gorengan
ternyata mengandung timbal (Pb) yang berasal dari tinta pada tulisan-tulisan di kertas koran dan
majalah tersebut, (Nainggolan, 2012).
Menurut Astawan (2008), bahan yang panas dan berlemak akan mempermudah
perpindahan timbal (Pb) ke dalam makanan. Kemudian, di dalam tubuh manusia timbal (Pb)
masuk melalui saluran pencernaan menuju sistem peredaran darah dan menyebar ke berbagai
jaringan lain seperti ginjal, hati, otak, saraf, dan tulang.
Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari hygiene dan sanitasi makanan.
Penyajian makanan yang tidak baik dan tidak etis, bukan saja dapat mengurangi selera makan
seseorang tetapi dapat juga menjadi penyebab kontaminasi zat pencemar (Mundiatun, 2015).
Tahap penyajian makanan memiliki banyak celah yang memungkinkan terjadinya
pencemaran makanan, misalnya melalui tempat dan alat penyajian, kemasan yang digunakan
untuk penyajian, dan penyaji makanan. Menurut Hermawan (2005), Proses memasak yang baik
saja tidak cukup untuk menjamin makanan aman untuk dikonsumsi, tetapi harus menyajikannya
dengan cara yang baik juga seperti, pemilihan kemasan dan wadah yang aman karena pemilihan
kemasan dan wadah yang salah dapat menyebabkan terjadinya pencemaran makanan yang berasal
dari kemasan dan wadah yang dapat membahayakan kesehatan.
Berdasarkan survey yang dilakukan di wilayah Kampung Seraya Kecamatan Batu Ampar
Kota Batam terdapat pedagang yang menjual gorengan dengan menggunakan kertas koran. Lama
pedagang menjual makanan gorengan bermacam-macam. Sehingga lama pajanan makanan
gorengan yaitu bervariasi.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Pengaruh Penggunaan Kertas Koran Terhadap kandungan Senyawa timbal (Pb) Pada Makanan
Gorengan di Laboratorium Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ibnu Sina Batam dan Laboratorium
Balai Tekhnik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kelas I Batam.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (Experimental). Penelitian eksperimen
atau percobaan (experimental research) adalah suatu penelitian dengan melakukan kegiatan
percobaan (experiment), yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul,
sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut. Ciri khusus dari penelitian
eksperimen adalah adanya percobaan atau trial atau intervensi (Notoatmodjo, 2010).
Adapun rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL). Rancangan Acak Lengkap dapat didefinisikan sebagai rancangan dengan
beberapa perlakuan yang disusun secara random untuk seluruh unit percobaan. Rancangan
penelitian ini digunakan karena percobaan dilakukan di laboratorium dan kondisi lingkungan
dapat di kontrol (Nazir, 2003).
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Ibnu Sina Batam dan Laboratorium Balai Tekhnik Kesehatan Lingkungan dan
April 2018 | Vol. 3 | No. 1 | ISSN : 2541-2647
39
Gemala
Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kelas I Batam, sedangkan waktu penelitian dilaksanakan
mulai bulan Februari sampai dengan Agustus 2017.
2.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
dengan Hollow Katoda Pb untuk mengukur konsentrasi Pb, peralatan gelas, labu semprot dan
kertas saring. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Gorengan, Gas asetilen (C2H2)
untuk gas pembakar pasa SSA, Asam nitrat (HNO3) dan Asam sulfat (H2SO4) sebagai pelarut Pb.
2.2. Prosedur Kerja
2.2.1. Penentuan kadar Pb pada gorengan terhadap luas paparan koran
Kertas koran yang digunakan yaitu kertas koran yang mempunyai tinta yang padat
(intens) dengan ukuran yang sama. Kemudian di ambil sebuah gorengan , kemudian diletakkan
diatas koran, diletakkan selama 6 jam. Kemudian yang lainnya, dilakukan dengan dibungkus
selama 6 jam. Kemudian dilakukan destruksi dan diukur dengan SSA.
2.2.2. Penentuan kadar Pb pada gorengan terhadap paparan kertas koran dengan variasi waktu
Empat buah gorengan dibungkus dengan kertas koran yang tinta nya padat (intens),
kemudian dibiarkan selama selang waktu masing-masing 6 jam, 12 jam, 24 jam, 2 hari. Kemudian
dilakukan destruksi dan diukur dengan SSA
2.2.3. Penentuan kadar Pb pada gorengan terhadap paparan kertas koran pada saat baru
digoreng dan pada saat sudah dingin
Gorengan yang baru digoreng (panas) dibungkus dengan kertas koran yang padat tinta.
Kemudian dibiarkan/didiamkan 6 jam. Gorengan lainnya yang sudah dingin dilakukan hal yang
sama. Kemudian dilakukan destruksi dan diukur dengan SSA.
2.3. Destruksi sampel
Gorengan dipotong-potong kecil. Setelah itu gorengan dikeringkan. Pengeringan
dilakukan dengan menggunakan oven dengan suhu 600C. Kemudian dihaluskan menggunakan
blender. Sampel dimasukkan ke dalam labu kjehdal dan ditambah HNO3 (65%) sebanyak 5 ml
dan aquadest 10 ml, kemudian Labu ditutup dan dibiarkan selama 24 jam dan dipanaskan
secara perlahan pada suhu 100 OC selama 10 menit. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan
diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi, yang menunjukan bahwa semua konstituen
yang ada telah larut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan
baik. Larutan hasil destruksi yang telah dibuat, diamati serapannya dengan SSA untuk
menentukan kandungan kadar logam pada suatu senyawa.
2.4. Penentuan kadar logam Pb dalam sampel
Analisis kadar timbal dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom
pada panjang gelombang (λmax) 217 nm. Perlakuan ini dilakukan secara duplo.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Pengaruh Lama Paparan Penggunaan Kertas Koran Terhadap Kandungan Senyawa
Timbal (Pb) Pada Makanan Gorengan Dengan Cara Diletakkan
Gambar 1. menunjukkan bahwa pengaruh kertas koran terhadap kandungan senyawa
timbal (Pb) pada gorengan dengan cara diletakkan yang paling besar adalah pada waktu 24 jam
yaitu sebesar 0,16 mg/L. Setelah 24 jam, kandungan senyawa timbal (Pb) pada gorengan
cenderung menurun.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Iis Siti Suwaidah, dkk (2014) tentang
kajian cemaran logam berat timbal dari kemasan kertas bekas ke dalam makanan gorengan yang
Jurnal Teknik Ibnu Sina (JT-IBSI), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina – Batam
40
Pengaruh Penggunaan Kertas Koran Terhadap Kandungan
Senyawa Timbal (Pb) Pada Makanan Gorengan
menunjukan bahwa dengan bertambahnya waktu dan suhu penyimpanan semakin banyak logam
timbal yang terlepas atau berpindah dari kemasan kertas simulasi ke dalam makanan gorengan.
Konsentrasi Pb (mg/L)
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0
20
40
60
Waktu Kontak (Jam)
Gambar 1. Konsentrasi Pb Vs Waktu Kontak Kertas koran terhadap gorengan dengan cara
diletakkan
3.2. Pengaruh Lama Paparan Penggunaan Kertas Koran Terhadap Kandungan Senyawa Timbal
(Pb) Pada Makanan Gorengan Dengan Cara Dibungkus
Konsentrasi Pb (mg/L)
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0
20
40
60
Waktu Kontak (Jam)
Gambar 2. Konsentrasi Pb Vs Waktu Kontak Kertas koran terhadap gorengan dengan cara
dibungkus
Gambar 2. menunjukkan bahwa pengaruh kertas koran terhadap kandungan senyawa
timbal (Pb) pada gorengan dengan cara dibungkus yang paling besar adalah pada waktu 12 jam,
yaitu sebesar 0,18 mg/l. Setelah itu, kandungan senyawa timbal (Pb) cenderung menurun tetapi
ada sedikit kenaikan pada waktu 48 jam.
Berdasarkan pengamatan penelitian, bentuk wadah kertas koran juga mempengaruhi
migrasi jumlah tinta kertas koran dengan dibuktikan hasil jumlah kadar timbal yang dipaparkan
kertas koran yang dibungkus lebih besar daripada paparan kertas koran yang diletakan. Dari segi
pengamatan, makanan gorengan yang dibungkus tidak mempunyai udara terbuka karena
gorengan tersebut dibungkus rapat dengan menggunakan kertas koran. Dan makanan gorengan
yang dibungkus terkena tinta koran dari berbagai sisi yaitu dari sisi kanan kiri dan bawah atas.
3.3. Penentuan Waktu Kontak Optimum Penyerapan Piridaben Dalam Pestisida Samite 135EC
Menggunakan Serbuk Sekam Padi
Hasil penelitian pada parameter pengaruh suhu makanan gorengan terhadap kandungan
senyawa timbal (Pb) pada penggunaan kertas koran dengan cara dibungkus menunjukkan bahwa
pengaruh suhu gorengan pada kertas koran terhadap kandungan senyawa timbal (Pb) pada
makanan gorengan dengan cara dibungkus yang paling besar adalah pada suhu dingin yaitu
sebesar 0,20 mg/l. Seperti ditunjukkan pada Tabel 1.
April 2018 | Vol. 3 | No. 1 | ISSN : 2541-2647
41
Gemala
Tabel 1. Pengaruh Suhu Gorengan Pada Kertas Koran Terhadap Kandungan Senyawa Timbal
Pada Makanan Gorengan Dengan Cara Dibungkus
Suhu
Hasil Uji Pb
Panas
0,04 mg/l
Dingin
0,20 mg/l
Berdasarkan penelitian Iis Suwaidah, dkk (2014) pelepasan kadar timbal yang lebih laju
yaitu pada suhu yang lebih kecil. Dan berdasarkan pengamatan ada kemungkinan penyebab
besarnya jumlah kadar timbal (Pb) pada makanan gorengan suhu dingin disebabkan oleh jumlah
kandungan minyak goreng yang terdapat pada makanan gorengan suhu dingin tersebut yang mana
kondisi makanan gorengan sudah dalam keadaan lembab sehingga mudahnya tertempel tinta
koran ke makanan gorengan pada suhu dingin tersebut. Namun, belum ditemukan literatur yang
membahas tentang faktor penyebab terjadinya migrasi jumlah tinta kertas koran ke makanan
gorengan. Dan disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan yang lebih mendetail tentang
permasalahan migrasi tinta kertas koran ke makanan gorengan.
Pada uji pengaruh suhu makanan gorengan terhadap kandungan senyawa timbal (Pb) pada
penggunaan kertas koran ini dilakukan pada paparan kertas koran yang dibungkus, karena jumlah
kadar timbal (Pb) yang paling besar yaitu pada luas paparan yang dibungkus. Maka dari itu
perlakuan pada variabel suhu dilakukan pada paparan yang dibungkus.
4. SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Ada pengaruh luas paparan penggunaan kertas koran terhadap kandungan senyawa timbal
(Pb) pada makanan gorengan dengan cara dibungkus yaitu sebesar 0,18 mg/L dan pada
paparan yang diletakkan sebesar 0,16 mg/L.
2. Cukup berpengaruh penggunaan kertas koran terhadap kandungan senyawa timbal (Pb) pada
makanan gorengan dengan cara diletakkan pada waktu kontak 24 jam sebesar 0,16 mg/L
namun setelah nya cenderung menurun. Dan cukup berpengaruh penggunaan kertas koran
terhadap kandungan senyawa timbal (Pb) pada makanan gorengan dengan cara dibungkus
pada waktu kontak 12 jam sebesar 0,18 mg/L namun setelah nya cenderung menurun.
3. Ada pengaruh suhu makanan gorengan pada kertas koran terhadap kandungan senyawa
timbal (Pb) dengan cara dibungkus pada suhu dingin yaitu sebesar 0,20 mg/L.
DAFTAR PUSTAKA
Ardilla, Arsa. (2016). Analisis Kandungan Timbal Pada Gorengan Akibat Penggunaan Kertas
Koran Sebagai Pembungkus. Diploma Thesis, Universitas Andalas. (Online), Bab I.
(http://Scholar.Unand.Ac.Id/17055/, diakses 3 Maret 2017)
BPOM.
Bijak
dalam
Menggunakan
Kemasan
Pangan.
(2007).
(Online),
(http://www.pom.go.id/mobile/index.php/view/berita/174/Bijak-dalam-MenggunakanKemasan-Pangan.html, diakses 2 Agustus 2017)
Mithadea.
(2013).
Destruksi
Basah,
(Online),
(https://mithoel27.wordpress.com/2013/06/26/destruksi-basah/, diakses 5 April 2017)
Mundiatun, Daryanto (Ed). (2015). Pengelolaan Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gava
Media.
Jurnal Teknik Ibnu Sina (JT-IBSI), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina – Batam
42
Pengaruh Penggunaan Kertas Koran Terhadap Kandungan
Senyawa Timbal (Pb) Pada Makanan Gorengan
Nainggolan, Purnawati, dkk. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Perilaku Pedagang Gorengan
Tentang Bahaya Penggunaan Kertas Koran Bekas Sebagai Kemasan Gorengan.
Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.
Nofiyanti, Purwanti, E., dkk. (2015). Penentuan Kadar Timbal (Pb) Dalam Makanan yang
Disajikan Terbuka di Pinggir Jalan, (Online), (http://uap.unnes.ac.id/pkmbidikmisi/119852744.doc, diakses 3 Maret 2017).
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2009). Jakarta:
Jalan Percetakan Negara 23.
Rian T., Firman, Sari, Hetty R. Pengaruh, Proses Interaksi, dan Terjadinya Migrasi Bahan
Pengemas
Terhadap
Bahan
Panganyang
Dikemasnya,
(Online),
(https://www.scribd.com/doc/132230870/Pengaruh-Proses-Interaksi-dan-TerjadinyaMigrasi-Bahan-Pengemas-Terhadap-Bahan-Pangan-yang-Dikemasnya, diakses 3
Maret 2017)
Sembel, Dentje T. (Ed). (2015). Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: CV.Andi Offset
Sianturi, T. Jonathan. Destruksi sampel. Bandung: Sekolah Tinggi Farmasi Bandung, (Online),
(https://www.academia.edu/10788728/Destruksi_Sampel, diakses 6 April 2017)
Suara Merdeka,. (2004). Bahaya, Pengemas Makanan yang Tidak Cocok, (Online).
(http://www.suaramerdeka.com/harian/0402/02/ragam3.htm, diakses 3 Maret 2017)
Sucipto, Cecep Dani. (2015). Keamanan Pangan Untuk Kesehatan Manusia. Yogyakarta: Gosyen
Publishing
Sugiyono. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Bandung: Alfabeta.
Sumantri, Arif. (2015). Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.
Suwaidah, Iis Siti, Achyadi, Nana S. (2014). Kajian Cemaran Logam Berat Timbal Dari Kemasan
Kertas Bekas Kedalam Makanan Gorengan. Bandung: Universitas Pasundan
Ulfah, Alifah., Rahayu, L. (2013). Pengaruh Bahan Pangan Pengemas (plastic, Styrofoam,
kertas)
Terhadap
Bahan
Pangan,
(Online),
(https://www.academia.edu/4979236/pengaruh_kemasan, diakses 3 Maret 2017).
Zaki, Langgung. Peraturan-peraturan Dalam Kemasan Pangan. Surabaya: Universitas Erlangga,
(Online),
(https://www.academia.edu/7510618/PeraturanPeraturan_Dalam_Kemasan_Pangan, diakses 3 Maret 2017).
April 2018 | Vol. 3 | No. 1 | ISSN : 2541-2647
Pengaruh Penggunaan Kertas Koran Terhadap Kandungan Senyawa
Timbal (Pb) Pada Makanan Gorengan
Mega Gemala*1
1
1
STIKes Ibnu Sina; Jl. Teuku Umar - Lubuk Baja
Program Studi Kesehatan Lingkungan, STIKes Ibnu Sina, Batam
e-mail: *[email protected]
Abstrak
Kertas Koran mengandung tinta banyak digunakan sebagai pembungkus produk pangan
berminyak seperti gorengan. Minyak panas dapat melarutkan timbal pada tinta kertas koran,
sehinggal timbal berimigrasi kedalam produk pangan. Timbal atau timah hitam merupakan
senyawa kimia yang banyak dimanfaatkan di industri sebagai campuran bensin, bahan dasar
baterai, pelapis kabel, bahan pewarna bahan dasar tinta dan lain-lain. Timbal masuk kedalam
tubuh manusia dan sebagian akan terakumulasi melalui berbagai cara antara lain adalah melalui
pernapasan, saluran cerna yaitu makanan dan minuman yang terkontaminasi timbal atau
terabsorbsi melalui kulit. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kertas
koran terhadap kandungan senyawa timbal (Pb) pada makanan gorengan. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen dengan jenis rancangan penelitian acak lengkap. Subjek dalam
penelitian ini adalah kandungan senyawa timbal pada makanan gorengan yang terpapar kertas
koran.Hasil penelitian ini menunjukan kandungan timbal pada luas paparan kertas koran yang
lebih besar yaitu pada paparan yang dibungkus. Sedangkan pada paparan waktu kontak
kandungan timbal yang paling besar yaitu pada waktu kontak 12 jam sebesar 0,18 mg/l dan
pengaruh suhu makanan gorengan yang dipaparkan dengan kertas koran yaitu pada suhu dingin
sebesar 0,20 mg/l. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh luas paparan,
waktu kontak dan suhu terhadap kandungan senyawa timbal pada makanan gorengan..
Kata kunci— Kertas Koran, Makanan Gorengan, Timbal
1. PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dinyatakan bahwa
kemasan pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan,
baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak. Pada Bab VII bagian keenam
Standar Kemasan Pangan pasal 83, dinyatakan bahwa setiap orang yang melakukan produksi
pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan apapun sebagai kemasan pangan yang
dinyatakan terlarang dan atau yang dapat melepaskan cemaran yang merugikan atau
membahayakan kesehatan manusia, dan wajib melakukan pengemasan pangan secara benar untuk
menghindari terjadinya pencemaran terhadap pangan.
Timbal atau timah hitam merupakan senyawa kimia yang banyak dimanfaatkan di
industry sebagai campuran bensin, bahan dasar baterai, pelapis kabel, bahan pewarna bahan dasar
tinta dan lain-lain. Timbal juga dapat memberikan dampak buruk, baik pada lingkungan maupun
makhluk hidup. Timbal dapat mencemari udara, air dan tanah, sedangkan pada makhluk hidup
timbal dapat masuk kedalam tubuh dan mengendap di dalam darah. Timbal masuk kedalam tubuh
manusia dan sebagian akan terakumulasi melalui berbagai cara antara lain adalah melalui
pernapasan, saluran cerna yaitu makanan dan minuman yang terkontaminasi timbal atau
terabsorbsi melalui kulit (Albalak, 2001; Sudarmaji, 2006; Mulyadi et al.,2015).
April 2018 | Vol. 3 | No. 1 | ISSN : 2541-2647
Jurnal Teknik Ibnu Sina (JT-IBSI)
38
Pengaruh Penggunaan Kertas Koran Terhadap Kandungan
Senyawa Timbal (Pb) Pada Makanan Gorengan
Kertas Koran mengandung tinta banyak digunakan sebagai pembungkus produk pangan
berminyak seperti gorengan. Minyak panas dapat melarutkan timbal pada tinta kertas koran,
sehinggal timbal berimigrasi kedalam produk pangan (Novianti,2009).
Biasanya para penjual makanan gorengan pinggir jalan menyajikan gorengan mereka di
dalam sebuah lemari kaca dan dialasi dengan kertas koran atau majalah. Penjual juga
menggunakan kertas koran dan majalah bekas ini sebagai alas gorengan bagi konsumen yang
ingin membawa pulang atau ingin menikmati gorengan di tempat lain. Makanan-makanan yang
digoreng tersebut umumnya disajikan dalam keadaan yang masih panas. Selain itu, setelah
digoreng gorengan tersebut diangkat dan diletakkan di sebuah wadah yang juga dialasi oleh kertas
koran untuk meniriskan minyak. Tindakan ini dapat merugikan kesehatan konsumen karena
kertas koran atau majalah yang sering digunakan sebagai kemasan dalam penyajian gorengan
ternyata mengandung timbal (Pb) yang berasal dari tinta pada tulisan-tulisan di kertas koran dan
majalah tersebut, (Nainggolan, 2012).
Menurut Astawan (2008), bahan yang panas dan berlemak akan mempermudah
perpindahan timbal (Pb) ke dalam makanan. Kemudian, di dalam tubuh manusia timbal (Pb)
masuk melalui saluran pencernaan menuju sistem peredaran darah dan menyebar ke berbagai
jaringan lain seperti ginjal, hati, otak, saraf, dan tulang.
Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari hygiene dan sanitasi makanan.
Penyajian makanan yang tidak baik dan tidak etis, bukan saja dapat mengurangi selera makan
seseorang tetapi dapat juga menjadi penyebab kontaminasi zat pencemar (Mundiatun, 2015).
Tahap penyajian makanan memiliki banyak celah yang memungkinkan terjadinya
pencemaran makanan, misalnya melalui tempat dan alat penyajian, kemasan yang digunakan
untuk penyajian, dan penyaji makanan. Menurut Hermawan (2005), Proses memasak yang baik
saja tidak cukup untuk menjamin makanan aman untuk dikonsumsi, tetapi harus menyajikannya
dengan cara yang baik juga seperti, pemilihan kemasan dan wadah yang aman karena pemilihan
kemasan dan wadah yang salah dapat menyebabkan terjadinya pencemaran makanan yang berasal
dari kemasan dan wadah yang dapat membahayakan kesehatan.
Berdasarkan survey yang dilakukan di wilayah Kampung Seraya Kecamatan Batu Ampar
Kota Batam terdapat pedagang yang menjual gorengan dengan menggunakan kertas koran. Lama
pedagang menjual makanan gorengan bermacam-macam. Sehingga lama pajanan makanan
gorengan yaitu bervariasi.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Pengaruh Penggunaan Kertas Koran Terhadap kandungan Senyawa timbal (Pb) Pada Makanan
Gorengan di Laboratorium Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ibnu Sina Batam dan Laboratorium
Balai Tekhnik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kelas I Batam.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (Experimental). Penelitian eksperimen
atau percobaan (experimental research) adalah suatu penelitian dengan melakukan kegiatan
percobaan (experiment), yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul,
sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut. Ciri khusus dari penelitian
eksperimen adalah adanya percobaan atau trial atau intervensi (Notoatmodjo, 2010).
Adapun rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL). Rancangan Acak Lengkap dapat didefinisikan sebagai rancangan dengan
beberapa perlakuan yang disusun secara random untuk seluruh unit percobaan. Rancangan
penelitian ini digunakan karena percobaan dilakukan di laboratorium dan kondisi lingkungan
dapat di kontrol (Nazir, 2003).
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Ibnu Sina Batam dan Laboratorium Balai Tekhnik Kesehatan Lingkungan dan
April 2018 | Vol. 3 | No. 1 | ISSN : 2541-2647
39
Gemala
Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kelas I Batam, sedangkan waktu penelitian dilaksanakan
mulai bulan Februari sampai dengan Agustus 2017.
2.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
dengan Hollow Katoda Pb untuk mengukur konsentrasi Pb, peralatan gelas, labu semprot dan
kertas saring. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Gorengan, Gas asetilen (C2H2)
untuk gas pembakar pasa SSA, Asam nitrat (HNO3) dan Asam sulfat (H2SO4) sebagai pelarut Pb.
2.2. Prosedur Kerja
2.2.1. Penentuan kadar Pb pada gorengan terhadap luas paparan koran
Kertas koran yang digunakan yaitu kertas koran yang mempunyai tinta yang padat
(intens) dengan ukuran yang sama. Kemudian di ambil sebuah gorengan , kemudian diletakkan
diatas koran, diletakkan selama 6 jam. Kemudian yang lainnya, dilakukan dengan dibungkus
selama 6 jam. Kemudian dilakukan destruksi dan diukur dengan SSA.
2.2.2. Penentuan kadar Pb pada gorengan terhadap paparan kertas koran dengan variasi waktu
Empat buah gorengan dibungkus dengan kertas koran yang tinta nya padat (intens),
kemudian dibiarkan selama selang waktu masing-masing 6 jam, 12 jam, 24 jam, 2 hari. Kemudian
dilakukan destruksi dan diukur dengan SSA
2.2.3. Penentuan kadar Pb pada gorengan terhadap paparan kertas koran pada saat baru
digoreng dan pada saat sudah dingin
Gorengan yang baru digoreng (panas) dibungkus dengan kertas koran yang padat tinta.
Kemudian dibiarkan/didiamkan 6 jam. Gorengan lainnya yang sudah dingin dilakukan hal yang
sama. Kemudian dilakukan destruksi dan diukur dengan SSA.
2.3. Destruksi sampel
Gorengan dipotong-potong kecil. Setelah itu gorengan dikeringkan. Pengeringan
dilakukan dengan menggunakan oven dengan suhu 600C. Kemudian dihaluskan menggunakan
blender. Sampel dimasukkan ke dalam labu kjehdal dan ditambah HNO3 (65%) sebanyak 5 ml
dan aquadest 10 ml, kemudian Labu ditutup dan dibiarkan selama 24 jam dan dipanaskan
secara perlahan pada suhu 100 OC selama 10 menit. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan
diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi, yang menunjukan bahwa semua konstituen
yang ada telah larut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan
baik. Larutan hasil destruksi yang telah dibuat, diamati serapannya dengan SSA untuk
menentukan kandungan kadar logam pada suatu senyawa.
2.4. Penentuan kadar logam Pb dalam sampel
Analisis kadar timbal dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom
pada panjang gelombang (λmax) 217 nm. Perlakuan ini dilakukan secara duplo.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Pengaruh Lama Paparan Penggunaan Kertas Koran Terhadap Kandungan Senyawa
Timbal (Pb) Pada Makanan Gorengan Dengan Cara Diletakkan
Gambar 1. menunjukkan bahwa pengaruh kertas koran terhadap kandungan senyawa
timbal (Pb) pada gorengan dengan cara diletakkan yang paling besar adalah pada waktu 24 jam
yaitu sebesar 0,16 mg/L. Setelah 24 jam, kandungan senyawa timbal (Pb) pada gorengan
cenderung menurun.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Iis Siti Suwaidah, dkk (2014) tentang
kajian cemaran logam berat timbal dari kemasan kertas bekas ke dalam makanan gorengan yang
Jurnal Teknik Ibnu Sina (JT-IBSI), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina – Batam
40
Pengaruh Penggunaan Kertas Koran Terhadap Kandungan
Senyawa Timbal (Pb) Pada Makanan Gorengan
menunjukan bahwa dengan bertambahnya waktu dan suhu penyimpanan semakin banyak logam
timbal yang terlepas atau berpindah dari kemasan kertas simulasi ke dalam makanan gorengan.
Konsentrasi Pb (mg/L)
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0
20
40
60
Waktu Kontak (Jam)
Gambar 1. Konsentrasi Pb Vs Waktu Kontak Kertas koran terhadap gorengan dengan cara
diletakkan
3.2. Pengaruh Lama Paparan Penggunaan Kertas Koran Terhadap Kandungan Senyawa Timbal
(Pb) Pada Makanan Gorengan Dengan Cara Dibungkus
Konsentrasi Pb (mg/L)
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0
20
40
60
Waktu Kontak (Jam)
Gambar 2. Konsentrasi Pb Vs Waktu Kontak Kertas koran terhadap gorengan dengan cara
dibungkus
Gambar 2. menunjukkan bahwa pengaruh kertas koran terhadap kandungan senyawa
timbal (Pb) pada gorengan dengan cara dibungkus yang paling besar adalah pada waktu 12 jam,
yaitu sebesar 0,18 mg/l. Setelah itu, kandungan senyawa timbal (Pb) cenderung menurun tetapi
ada sedikit kenaikan pada waktu 48 jam.
Berdasarkan pengamatan penelitian, bentuk wadah kertas koran juga mempengaruhi
migrasi jumlah tinta kertas koran dengan dibuktikan hasil jumlah kadar timbal yang dipaparkan
kertas koran yang dibungkus lebih besar daripada paparan kertas koran yang diletakan. Dari segi
pengamatan, makanan gorengan yang dibungkus tidak mempunyai udara terbuka karena
gorengan tersebut dibungkus rapat dengan menggunakan kertas koran. Dan makanan gorengan
yang dibungkus terkena tinta koran dari berbagai sisi yaitu dari sisi kanan kiri dan bawah atas.
3.3. Penentuan Waktu Kontak Optimum Penyerapan Piridaben Dalam Pestisida Samite 135EC
Menggunakan Serbuk Sekam Padi
Hasil penelitian pada parameter pengaruh suhu makanan gorengan terhadap kandungan
senyawa timbal (Pb) pada penggunaan kertas koran dengan cara dibungkus menunjukkan bahwa
pengaruh suhu gorengan pada kertas koran terhadap kandungan senyawa timbal (Pb) pada
makanan gorengan dengan cara dibungkus yang paling besar adalah pada suhu dingin yaitu
sebesar 0,20 mg/l. Seperti ditunjukkan pada Tabel 1.
April 2018 | Vol. 3 | No. 1 | ISSN : 2541-2647
41
Gemala
Tabel 1. Pengaruh Suhu Gorengan Pada Kertas Koran Terhadap Kandungan Senyawa Timbal
Pada Makanan Gorengan Dengan Cara Dibungkus
Suhu
Hasil Uji Pb
Panas
0,04 mg/l
Dingin
0,20 mg/l
Berdasarkan penelitian Iis Suwaidah, dkk (2014) pelepasan kadar timbal yang lebih laju
yaitu pada suhu yang lebih kecil. Dan berdasarkan pengamatan ada kemungkinan penyebab
besarnya jumlah kadar timbal (Pb) pada makanan gorengan suhu dingin disebabkan oleh jumlah
kandungan minyak goreng yang terdapat pada makanan gorengan suhu dingin tersebut yang mana
kondisi makanan gorengan sudah dalam keadaan lembab sehingga mudahnya tertempel tinta
koran ke makanan gorengan pada suhu dingin tersebut. Namun, belum ditemukan literatur yang
membahas tentang faktor penyebab terjadinya migrasi jumlah tinta kertas koran ke makanan
gorengan. Dan disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan yang lebih mendetail tentang
permasalahan migrasi tinta kertas koran ke makanan gorengan.
Pada uji pengaruh suhu makanan gorengan terhadap kandungan senyawa timbal (Pb) pada
penggunaan kertas koran ini dilakukan pada paparan kertas koran yang dibungkus, karena jumlah
kadar timbal (Pb) yang paling besar yaitu pada luas paparan yang dibungkus. Maka dari itu
perlakuan pada variabel suhu dilakukan pada paparan yang dibungkus.
4. SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Ada pengaruh luas paparan penggunaan kertas koran terhadap kandungan senyawa timbal
(Pb) pada makanan gorengan dengan cara dibungkus yaitu sebesar 0,18 mg/L dan pada
paparan yang diletakkan sebesar 0,16 mg/L.
2. Cukup berpengaruh penggunaan kertas koran terhadap kandungan senyawa timbal (Pb) pada
makanan gorengan dengan cara diletakkan pada waktu kontak 24 jam sebesar 0,16 mg/L
namun setelah nya cenderung menurun. Dan cukup berpengaruh penggunaan kertas koran
terhadap kandungan senyawa timbal (Pb) pada makanan gorengan dengan cara dibungkus
pada waktu kontak 12 jam sebesar 0,18 mg/L namun setelah nya cenderung menurun.
3. Ada pengaruh suhu makanan gorengan pada kertas koran terhadap kandungan senyawa
timbal (Pb) dengan cara dibungkus pada suhu dingin yaitu sebesar 0,20 mg/L.
DAFTAR PUSTAKA
Ardilla, Arsa. (2016). Analisis Kandungan Timbal Pada Gorengan Akibat Penggunaan Kertas
Koran Sebagai Pembungkus. Diploma Thesis, Universitas Andalas. (Online), Bab I.
(http://Scholar.Unand.Ac.Id/17055/, diakses 3 Maret 2017)
BPOM.
Bijak
dalam
Menggunakan
Kemasan
Pangan.
(2007).
(Online),
(http://www.pom.go.id/mobile/index.php/view/berita/174/Bijak-dalam-MenggunakanKemasan-Pangan.html, diakses 2 Agustus 2017)
Mithadea.
(2013).
Destruksi
Basah,
(Online),
(https://mithoel27.wordpress.com/2013/06/26/destruksi-basah/, diakses 5 April 2017)
Mundiatun, Daryanto (Ed). (2015). Pengelolaan Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gava
Media.
Jurnal Teknik Ibnu Sina (JT-IBSI), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina – Batam
42
Pengaruh Penggunaan Kertas Koran Terhadap Kandungan
Senyawa Timbal (Pb) Pada Makanan Gorengan
Nainggolan, Purnawati, dkk. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Perilaku Pedagang Gorengan
Tentang Bahaya Penggunaan Kertas Koran Bekas Sebagai Kemasan Gorengan.
Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.
Nofiyanti, Purwanti, E., dkk. (2015). Penentuan Kadar Timbal (Pb) Dalam Makanan yang
Disajikan Terbuka di Pinggir Jalan, (Online), (http://uap.unnes.ac.id/pkmbidikmisi/119852744.doc, diakses 3 Maret 2017).
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2009). Jakarta:
Jalan Percetakan Negara 23.
Rian T., Firman, Sari, Hetty R. Pengaruh, Proses Interaksi, dan Terjadinya Migrasi Bahan
Pengemas
Terhadap
Bahan
Panganyang
Dikemasnya,
(Online),
(https://www.scribd.com/doc/132230870/Pengaruh-Proses-Interaksi-dan-TerjadinyaMigrasi-Bahan-Pengemas-Terhadap-Bahan-Pangan-yang-Dikemasnya, diakses 3
Maret 2017)
Sembel, Dentje T. (Ed). (2015). Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: CV.Andi Offset
Sianturi, T. Jonathan. Destruksi sampel. Bandung: Sekolah Tinggi Farmasi Bandung, (Online),
(https://www.academia.edu/10788728/Destruksi_Sampel, diakses 6 April 2017)
Suara Merdeka,. (2004). Bahaya, Pengemas Makanan yang Tidak Cocok, (Online).
(http://www.suaramerdeka.com/harian/0402/02/ragam3.htm, diakses 3 Maret 2017)
Sucipto, Cecep Dani. (2015). Keamanan Pangan Untuk Kesehatan Manusia. Yogyakarta: Gosyen
Publishing
Sugiyono. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Bandung: Alfabeta.
Sumantri, Arif. (2015). Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.
Suwaidah, Iis Siti, Achyadi, Nana S. (2014). Kajian Cemaran Logam Berat Timbal Dari Kemasan
Kertas Bekas Kedalam Makanan Gorengan. Bandung: Universitas Pasundan
Ulfah, Alifah., Rahayu, L. (2013). Pengaruh Bahan Pangan Pengemas (plastic, Styrofoam,
kertas)
Terhadap
Bahan
Pangan,
(Online),
(https://www.academia.edu/4979236/pengaruh_kemasan, diakses 3 Maret 2017).
Zaki, Langgung. Peraturan-peraturan Dalam Kemasan Pangan. Surabaya: Universitas Erlangga,
(Online),
(https://www.academia.edu/7510618/PeraturanPeraturan_Dalam_Kemasan_Pangan, diakses 3 Maret 2017).
April 2018 | Vol. 3 | No. 1 | ISSN : 2541-2647