BAB III GAMBARAN UMUM pdf

22

BAB III
TINJAUAN TEORI
3.1

Transportasi
Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi

sebagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan. Sistem jaringan transportasi dapat dilihat dari segi efektivitas, dalam
arti selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan
cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, rendah
polusi serta dari segi efisiensi dalam arti beban publik rendah dan utilitas tinggi
dalam satu kesatuan jaringan sistem transportasi. Oleh karena itu, pengembangan
transportasi sangat penting artinya dalam menunjang dan menggerakkan dinamika
pembangunan, karena transportasi berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah.
Sistem jaringan transportasi di Indonesia saat ini masih jauh dari cukup.
Pengembangan sistem transportasi masih sangat diperlukan, yang harus
didasarkan pada analisis yang komprehensif dan pendekatan yang sistemik.

Penerapan standar-standar perencanaan dan standar-standar pelaksanaan serta
peraturan-peraturan transportasi harus tegas dan tidak pandang bulu. Sistem
angkutan umum massal harus menjadi pilihan utama guna mengatasi kemacetan
lalulintas. Dukungan partisipasi masyarakat dan pihak swasta sangat diperlukan
guna mendukung pengembangan transportasi. Kerjasama antar daerah dan
kerjasama dengan negara lain sangat diperlukan, karena transportasi tidak dapat
dibatasi secara ruang dan harus direncanakan sebagai satu kesatuan sistem.
(Munawar Ahmad, 2005)
Menurut Kusbiantoro, transportasi dalam hal ini merupakan suatu cara
atau alat untuk mencapai maksud yang lain bukan merupakan tujuan akhir.
Transportasi lebih sebagai akibat adanya kebutuhan (derived demand) karena
adanya kegiatan-kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
Transportasi merupakan sebuah sistem yang sangat kompleks yang terdiri
dari beberapa sistem, yaitu :

23





Sistem kegiatan (demand system)



Sistem jaringan (supply system)



Sistem pergerakan (traffic flow)

Sistem kelembagaan (institutional system)

Sistem pergerakan yang terjadi merupakan fungsi dari sistem kegiatan dan
sistem jaringan. Sistem kegiatan merupakan fungsi dari penduduk dengan
kegiatannya seperti kawasan perdagangan, perumahan, perkantoran dan
sebagainya. Sistem jaringan digambarkan oleh fasilitas dan pelayanan
transportasi, misalnya jaringan jalan, sungai/laut, kereta api, udara dengan
terminalnya serta jaringan pelayanan angkutan umum kota. (Kusbiantoro, 1994:1)
Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan,
mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di

mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk
tujuan-tujuan tertentu. Karena dalam pengertian di atas terdapat kata-kata usaha,
berarti transportasi juga merupakan sebuah proses, yakni proses pindah, proses
gerak, proses mengangkut dan mengalihkan di mana proses ini tidak bisa
dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung untuk menjamin lancarnya proses
perpindahan sesuai dengan waktu yang diinginkan.(Miro, Fidel, 2002)
Menurut Miro Fidel dalam perencanaan transportasi, didalam ilmu
transportasi, alat pendukung ini diistilahkan dengan sistem transpotasi yang
didalamnya mencakup beberapa unsur, yaitu:



Ruang untuk bergerak (jalan)



Yang bergerak (alat angkut/kendaraan dalam bentuk apapun)




Tempat awal/akhir pergerakan (terminal)

Pengelolaan: yang mengkoordinasikan ketiga unsur sebelumnya.

Jika dilihat dari aspek kepentingan publik, sistem transportasi yang
meliputi transportasi darat, laut dan udara mengemban fungsi pelayanan publik
dalam skala domestik maupun internasional. Pengembangan transportasi harus
didasarkan pada pengembangan yang berkelanjutan, yaitu melihat jauh ke depan,
berdasarkan perencanaan jangka panjang yang komprehensif dan berwawasan

24

lingkungan. Perencanaan jangka pendek harus didasarkan pada pandangan jangka
panjang, sehingga tidak terjadi perencanaan “bongkar-pasang”.
Menurut Ahmad Munawar dalam dasar-dasar teknik transportasi, didalam
perencanaan transportasi dikenal adanya konsep dasar pemodelan transportasi,
yang disebut Model Empat Langkah atau four step model, yakni Model Bangkitan
Perjalanan (Trip Generation Model), Model Distribusi Perjalanan (Trip
Distribution Model), Model Pemilihan Jenis Kendaraan/Moda (Modal Split) dan
Model Pemilihan rute perjalanan (Traffic Assignment).

Model bangkitan perjalanan berkaitan dengan asal atau tujuan perjalanan,
yang berarti menghitung yang masuk atau yang keluar dari/ke suatu
kawasan/zona. Model ini hanya menghitung seberapa besar perjalanan yang
masuk tanpa perlu mengetahui asalnya atau sebaliknya, seberapa besar perjalanan
yang keluar tanpa perlu mengetahui tujuannya.
Model distribusi perjalanan merupakan bagian perencanaan transportasi
yang berhubungan dengan sejumlah asal perjalanan yang ada pada setiap zona
dari wilayah yang diamati dengan sejumlah tujuan perjalanan yang beralokasi
dalam zona lain dalam wilayah tersebut. (Munawar Ahmad, 2005)
3.1.1 Jenis – jenis Transportasi
Menurut Munawar Ahmad, dalam manajemen lalulintas perkotaan
terdapat beberapa jenis transportasi didalam suatu wilayah perkotaan, antara lain :
a. Transportasi darat
Transportasi darat adalah segala bentuk transportasi menggunakan jalan untuk
mengangkut penumpang atau barang. Bentuk awal dari transportasi darat
adalah menggunakan kuda, keledai atau bahkan manusia untuk membawa
barang melewati jalan setapak. Seiring dengan berkembangkan perdagangan,
jalan diratakan atau dilebarkan untuk mengakomodir aktivitas.
b. Transportasi udara
Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang

untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih,

25

transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan
alat transportasi lainnya.
c. Transportasi laut dan sungai
Transportasi laut dan sungai adalah segala bentuk transportasi yang
menggunakan air sebagai media untuk mengangkut penumpang atau barang.
3.2

Transportasi Sungai

3.2.1 Definisi Transportasi Sungai
Transportasi sungai adalah kegiatan angkutan dengan menggunakan kapal,
feri, sampan, dan perahu yang dilakukan di sungai dan dipergunakan untuk
mengangkut penumpang, barang dan/atau hewan. Selain itu juga transportasi
sungai dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat berupa kegiatan angkutan
sungai yang dilakukan untuk melayani kepentingan sendiri dalam menunjang
usaha pokoknya. (Munawar Ahmad, 2004)

Transportasi

sungai

juga

dapat

digunakan

sebagai

angkutan

penyeberangan yang berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan jaringan
jalan dan/atau jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh sungai dan perairan
untuk mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya.
3.2.2 Sarana dan Prasarana Transportasi Sungai
a. Sarana transportasi sungai
Dalam melakukan perjalanan, orang biasanya dihadapkan pada pilihan

jenis angkutan yang akan digunakan sebagai alat atau sarana transportasi di dalam
melakukan perjalanan baik di darat, udara maupun di sungai atau laut. Dibawah
ini ada beberapa jenis sarana angkutan yang digunakan didalam melakukan
perjalanan transportasi di laut dan sungai, yaitu:


Kapal, adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang
digerakkan dengan tenaga mekanik,tenaga angin,atau ditunda,termasuk
kendaraan yang berdaya dukung dinamis,kendaraan dibawah permukaan
air,serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.
(UU No.21 Tahun 1992 Tentang Pelayaran)

26



Feri, adalah sebuah kapal transportasi jarak dekat. Feri mempunyai
peranan penting dalam sistem pengangkutan bagi banyak kota pesisir
pantai maupun daratan yang terpisah oleh sungai, membuat transit
langsung antar kedua tujuan dengan biaya lebih kecil dibandingkan




jembatan atau terowong.
Sampan, adalah sebuah perahu kayu tiongkok yang memiliki dasar yang
relatif datar, dengan ukuran sekitar 3,5 hingga 4,5 meter yang digunakan
sebagai alat transportasi sungai dan danau atau menangkap ikan. Sampan
dapat mengangkut penumpang 2 - 8 orang, tergantung ukuran sampan.
Sampan ada kalanya memiliki atap kecil dan dapat digunakan sebagai
tempat tinggal permanen di perairan dekat darat. Sampan biasanya tidak
digunakan untuk berlayar jauh dari daratan karena jenis perahu ini tidak



memiliki perlengkapan untuk menghadapi cuaca yang buruk.
Perahu kelotok, adalah jenis kapal motor yang beroperasi di sungai dan
dapat mengangkut penumpang dan barang dengan jumlah yang sesuai
dengan kapasitas kapal tersebut.
Sarana transportasi sungai yang terdapat di Sungai Mesuji yang


merupakan wilayah kajian berupa sampan dan perahu kelotok, hal ini dikarenakan
belum banyaknya masyarakat yang menggunakan jasa transportasi sungai di
Kabupaten Mesuji dalam memenuhi kegiatan pokoknya dan kebutuhan lainnya.
b. Prasarana transportasi sungai
Ciri utama sistem prasarana transportasi adalah melayani pengguna, bukan
berupa barang atau komoditas. Oleh karena itu, prasarana tersebut tidak mungkin
disimpan dan digunakan hanya pada saat diperlukan. Sistem prasarana
transportasi harus selalu dapat digunakan di mana pun dan kapan pun, karena jika
tidak, kita akan kehilangan manfaatnya. Pada dasarnya, sistem prasarana
transportasi mempunyai dua peran, yaitu:
1. Sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan
2. Sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau barang yang timbul
akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut. (Tamin, O.Z, 1997)

27

Bentuk prasarana transportasi dapat berupa pelabuhan dan/atau dermaga.
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,berlabuh,naik turun

penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra-dan antar-moda transportasi. (UU No.21 Tahun 1992 Tentang
Pelayaran)
Pelabuhan terdiri dari pelabuhan umum dan pelabuhan khusus, antara lain:
1. Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayaran masyarakat
umum.
2. Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang
kegiatan tertentu. (UU No.21 Tahun 1992 Tentang Pelayaran)
Sedangkan dermaga adalah tempat kapal ditambatkan di pelabuhan. Pada
dermaga dilakukan berbagai kegiatan bongkar muat barang dan orang dari dan
keatas kapal.
Di dermaga juga dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan bakar untuk
kapal, air minum, air bersih, saluran untuk air kotor/limbah yang akan diproses
lebih lanjut di pelabuhan.
a) Jenis demaga



Dermaga barang umum, adalah dermaga yang diperuntukkan untuk
bongkarmuat barang umum keatas kapal.
Dermaga peti kemas, dermaga yang khusus diperuntukkan untuk
bongkar muat peti kemas. Bongkar muat peti kemas biasanya



menggunakan kran.



muat barang curah yang biasanya menggunakan ban berjalan.

Dermaga curah, adalah dermaga yang kusus digunakan untuk bongkar

Dermaga khusus, adalah dermaga yang khusus digunakan untuk
mengangkut barang khusus, seperti bahan bakar minyak, bahan bakar
gas dan lain sebagainya.

28




Dermaga marina, adalah dermaga yang digunakan untuk kapal pesiar,
speed boat.
Demaga kapal ikan, adalah dermaga yang digunakan oleh kapal ikan

b) Tipe dermaga


Dermaga ‘quay wall’
Terdiri struktur yang sejajar pantai, berupa tembok yang berdiri diatas
pantai, konstruksi sheet pile baja/beton atau caisson beton. Biasanya
dilokasi pantai tidak landai yang sering disebut sebagai pelabuhan alam



sehingga kedalaman yang diinginkan tidak terlalu jauh dari garis pantai.
Dermaga ‘dolphin’
Tempat sandar kapal berupa dolphin diatas tiang pancang. Biasanya
dilokasi dgn pantai yang landai, diperlukan jembatan trestel sampai



dengan kedalaman yang dibutuhkan.
Dermaga system Jetty
Dapat berupa dermaga apung umumnya digunakan untuk kapal-kapal
penumpang

pada

dermaga

angkutan

sungai/danau

yang

tidak

membutuhkan konstruksi yang kuat untuk menahan muatan barang yang
akan diangkut dengan kapal. (Wikipedia.org/wiki/dermaga)