View of Promosi Kampung Batik Semarang Melalui Sosial Media untuk Meningkatkan Eksistensi serta Penjualan Batik Hasil Produksi Kampung Batik Semarang 63 1 10 20180514

ISEI Business and Management Review Vol. I, No. 1, Maret 2017, pages 25 – 29
http://jurnal.iseibandung.or.id/index.php/ibmr
Jurnal ISEI

Promosi Kampung Batik Semarang Melalui Sosial Media untuk Meningkatkan Eksistensi serta Penjualan Batik Hasil Produksi Kampung Batik Semarang
Raesha br Sebayang, Annisa Sugesti, Rizki Faizatun Nisa
Departemen Statistika, Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Diponegoro

ABSTRACT
In 2009 the mining sector increased commodity prices on the significant mineral followed by increased market demand. East
Kalimantan is an area with abundant natural resources. The local government Utilizing the momentum by doing infrastructure.
One is the center of attention is the local government that the acceleration infrastrktur airport transportation. The airport is a
vital place in the economy of a region that is of particular concern local government. The local government in cooperation with
the central government for the acceleration of infrastructure by expanding airport. The method used in this research is descriptive analysis method by collecting data from the Department of Balikpapan city local revenues and local revenues surveys before
and after the construction of the airport. This study aims to analyze the results of the acceleration of the airport transport infrastructure in the city of Balikpapan. Location study include airport Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan. Data processing is
done tabulation and descriptive analysis. The results showed that an increase in local revenues East Kalimantan through the development of the airport by the local governments so as to increase the ratio of local revenues in the real sector.

Keywords:
Airport; infrastructure; East Kalimantan; Pemerintah Daerah; Pendapatan Asli Daerah


ABSTRAK
Ekonomi kreatif sebagai sebuah konsep di era ekonomi baru dengan mengutamakan ide dan SDM sebagai faktor
produksinya. Setahun terakhir ekonomi kreatif menyumbang 7,05% dari total PDB nasional. Pada 2012 PDRB Jateng
berkontribusi 8,26% terhadap Pendapatan Nasional, 13,32% diantaranya adalah kontribusi PDRB Semarang. Sub ekonomi
kreatif yaitu Industri Pengolahan berkontribusi 27.11% terhadap PDRB Semarang. Salah satunya adalah Industri Pengolahan
Batik di Kampung Batik Semarang. Pemkot Semarang melalui Kementerian Negara Koperasi dan UMKM dan beberapa
instansi lainnya telah melakukan promosi Kampung Batik, namun belum memberi dampak yang optimal sehingga
diperlukan adanya strategi promosi yang jelas untuk meningkatkan pasar, salah satunya adalah promosi melalui sosial
media. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode Kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara
Ketua RT 07 di Kampung Batik, kuisioner mengenai eksistensi Kampung Batik, dan data dari BPS. Analisis yang digunakan
adalah uji validitas Promosi melalui sosial media dapat meningkatkan eksistensi Kampung Batik dan meningkatnya
eksistensi Kampung Batik dapat meningkatkan penjualan batik produksi Kampung Batik, dan uji reliabilitas untuk menguji
reliabilitas pernyataan tersebut. Semua uji dianalisis dengan SPSS 13.
Hasil penelitian tersebut adalah dari 109 responden,95.41% menjawab bahwa Promosi melalui sosial media dapat
meningkatkan eksistensi Kampung Batik Semarang. Peryataan tersebut valid berdasarkan uji validitas dimana nilai
r(0.779)>r tabel(0.1882). Dari 109 responden, 92.66% menyatakan bahwa meningkatnya eksistensi Kampung batik dapat
meningkatkan penjualan batik hasil produksi Kampung Batik. Pernyataan tersebut valid berdasarkan uji validitas dimana
nilai r(0.779)>r tabel(0.1882). Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dan diperoleh nilai Cronbach’s Alpha .
>r
tabel(0.1882)sehingga pernyataan tersebut reliabel atau dapat dipercaya. Dari Pernyataan di atas dapat disimpulkan

bahwa promosi Kampung Batik Semarang melalui sosial media dapat meningkatkan eksistensi serta meningkatkan
penjualan batik hasil produksi Kampung Batik Semarang. Peningkatan penjualan kain batik tersebut dapat meningkatkan
PDRB Semarang yang akan meningkatkan PDRB Jateng dan PDB Nasional.
Kata kunci:
Eksistensi Kampung Batik, Ekonomi Kreatif, Pendapatan Nasional

positif ini tentunya menjadi momen yang tepat
bagi pemerintah untuk mengokohkan fondasi
perekonomian, terutama pada sektor riil. Salah
satu sektor riil yang sangat layak menjadi prioritas
adalah ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif adalah

PENDAHULUAN
Pada
tahun
2015,
Indonesia
mengalami
pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 4,79%,
lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi global

yang diperkirakan hanya mencapai 2,4%. Iklim yang
25

ISEI Business and Management Review Vol. I, No. 1, Maret 2017, pages 25 – 29
http://jurnal.iseibandung.or.id/index.php/ibmr
Jurnal ISEI

informasi dan berkomunikasi. Sosial media juga
menjadi wadah yang efektif untuk melakukan
promosi atau mengiklankan produk secara online
serta dapat berkomunikasi langsung dengan para
konsumennya. Berpromosi lewat sosial media
memiliki sejumlah keuntungan, antara lain lebih
hemat biaya dan efektif. Selain itu, promo bisa
dilakukan secara viral marketing dan langsung
dilihat oleh calon konsumennya sehingga lebih
mudah dalam menarik para konsumen baru, dapat
menjangkau beragam profil konsumen dari
segmentasi yang ada (broad demographics).
Keuntungan lain dari menggunakan sosial media

adalah dapat menyebarkan informasi secara luas
dengan cepat, dapat memantau berita teraktual
setiap saat dan membantu memperlancar bisnis
Anda.
Strategi untuk meningkatkan Promosi Industri
Pengolahan Kampung Batik Semarang salah
satunya adalah dengan mempromosikan Kampung
Batik Semarang melalui Sosial Media.

sebuah konsep di era ekonomi baru yang
memanfaatkan ide kreatif dan Sumber Daya
Manusia sebagai faktor produksinya. Setahun
terakhir Ekonomi kreatif menyumbang 7,05% dari
total PDB nasional. Di Indonesia sendiri terdapat
badan yang menaungi ekonomi kreatif di Indonesia
yaitu Badan Ekonomi Kreatif Indonesia. Badan
Ekonomi Kreatif Indonesia (BERKRAF) membagi
ekonomi kreatif di Indonesia menjadi 16 subsektor
yang salah satu diantaranya adalah Industri
Pengolahan kriya (kerajinan). Pada tahun 2012

PDRB Jateng berkontribusi 8,26% terhadap
Pendapatan Nasional, 13,32% diantaranya adalah
kontribusi PDRB Semarang dan 27.11% PDRB
Semarang
dikontribusikan
oleh
Industri
Pengolahan Kriya (Kerajinan). Salah satu industri
pengolahan kriya di Semarang adalah Industri
Pengolahan Batik di Kampung Batik Semarang.
Pada tahun 2010 Batik Semarang mulai
mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kota
Semarang.
Pemerintah
Kota
Semarang
memberikan bantuan kepada pengrajin batik di
Kampung batik Semarang yaitu dalam bentuk
pameran,
peralatan

membatik,
pelatihan
membatik, dan modal. Bantuan ini bertujuan untuk
menghidupkan kembali Batik Semarang yang
sudah lama tidak dikembangkan lagi. Namun
sejauh ini hal tersebut belum memberi dampak
yang optimal karena strategi pemasaran yang
dilakukan belum bisa meningkatkan eksistensi
Kampung Batik Semarang di mana peningkatan
eksistensi dapat meningkatkan penjualan di
Kampung Batik Semarang. Pemasaran adalah
suatu proses sosial dan manajerial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan
produk yang bernilai kepada pihak lain Kotler,
1997), berkaitan dengan kutipan tersebut maka
Industri Pengolahan Kampung Batik Semarang
memerlukan strategi pemasaran serta promosi
yang jelas untuk meningkatkan pasar Kampung

Batik Semarang.
Seiring berjalannya waktu, dunia dihadapi dengan
konsep ekonomi informasi yang mana informasi
menjadi hal yang utama dalam pengembangan
ekonomi. Di abad ke 20, informasi dapat sangat
mudah tersebar melalui teknologi-teknologi
terkini, salah satunya adalah sosial media.
Kehadiran berbagai situs sosial media seperti
Facebook, Twitter, Youtube, Line, Instagram terus
meluas ke seluruh penjuru dunia dan sudah bisa
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
Keberadaan sosial media tersebut adalah salah
satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan

PENELITIAN TERKAIT
Penelitian mengenai analisis perkembangan
Kampung Batik Semarang sebelum dan sesudah
memperoleh bantuan pemasaran dari Pemerintah
Kota Semarang ditinjau dari modal usaha, ongkos
produksi, tenaga kerja, jumlah pembeli, total

penjualan dan keuntungan, telah dilakukan oleh
Yulianita Anisyah pada tahun 2011 menggunakan
uji statistik pangkat tanda Wilcoxon memberikan
hasil pada variabel modal usaha didapatkan nilai –p
sebesar 0,000 (0,000