Makalah Ilmu and Pengetahuan 14Mei PENGE

Makalah Ilmu & Pengetahuan
14Mei
PENGERTIAN ILMU DAN PENGETAHUAN
1.) Pengertian Ilmu
Ilmu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(Depdikbud 1988) memiliki dua pengertian, yaitu:
• Ilmu diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu
di bidang(pengetahuan) tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, dan
sebagainya.
• Ilmu diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian, tentang soal duniawi, akhirat, lahir batin,
dan sebagainya, seperti ilmu akhirat, lahir, batin, dan sebagainya.
Karakteristik ilmu:
Menurut Randall dan Buchker(1942) mengemukakan beberapa ciri umum dari ilmu, diantaranya:
• Hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
• Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena yang menyelidiki
adalah manusia.
• Ilmu bersifat obyektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan metode ilmu tidak
tergantung kepada yang menggunakan, tidak tergantung pada pemahaman secara pribadi.
Menurut Ernest Van Den Haag(1977), mengemukakan ciri-ciri ilmu,yaitu:
• Bersifat rasional, karena hasil dari proses berpikir dengal menggunakan akal (rasio).
• Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari sekitar pengalaman oleh panca indera.

• Bersifat umum, hasil ilmu dapat dipergunakan oleh manusia tanpa terkecuali.
• Bersifat akumulatif, hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian
selanjutnya.
Jenis-jenis Ilmu:
Menurut Aristoteles, ilmu diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan objeknya.
Berdasarkan tujuan, ilmu dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu:
• Ilmu-ilmu teorotis yang penyelidikannya bertujuan memperoleh pengetahuan tentang
kenyataan.
• Ilmu-ilmu praktis atau produktif yang penyelidikannya bertujuan menjelaskan perbuatan yang
berdasarkan pada pengetahuan.
Ciri Ilmu:
Perlu memperhatikan dua aspek, yaitu Sifat Ilmu dan Klasifikasi Ilmu
a. Sifat Ilmu
• Sistematik; ilmu harus tersusun dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan bersifat logis
dengan mengikuti pola-pola tertentu.
• Konsisten; antara teori satu dengan yang lain tidak bertentangan.
• Eksplisit; kebenaran yang dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum dan tidak
bersifat tertentu.
• Ilmiah; pembuktian dengan metode ilmiah.


b. Klasifikasi Ilmu
Salah satu Klasifikasi Ilmu adalah:
Ilmu Pengetahuan;
• Ilmu Alam(Natural Wissenschaft)
• Ilmu Alam/Eksakta
• Ilmu Moral; terdiri dari Ilmu Sosial dan Ilmu Humaniora
Dari penjelasan diatas, dapat saya simpulkan bahwa Ilmu adalah proses memperoleh
pengetahuan, atau pengetahuan terorganisasi yang diperoleh lewat proses tersebut, yang
terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
2.) Pengertian Pengetahuan
a. Pengetahuan menurut ahli
Menurut Notoatmodjo(2003); Pengetahuan adalah merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan ini terjadi
melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
yang sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
b. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003:3), ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif
yaitu:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analysys)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat
menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis merupakan
kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
5. Sintesa (Syntesis)
Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian didalam

suatu bentuk keseluruhan yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat
menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang
telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap
suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responder kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita lithat sesuai
dengan tingkatan-tingkatan diatas.
Dari penjelaasan diatas, dapat saya simpulkan bahwa pengetahuan adalah informasi yang
diketahui atau disadari oleh seseorang.
Pengetahuan bisa didapatkan melalui proses pengamatan(observas) yang dilakukan secara
Empiris dan Rasional. Pengetahuan empiris didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia
yang terjadi berulangkali, sedangkan Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat
apriori; tidak menekankan pada pengalaman.
lmu pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara metodis,
sistematis, konsisten dan koheren. Agar pengetahuan bisa diungkapkan kembali secara lebih

jelas, rinci dan setepat-tepatnya.
Fungsi Ilmu Pengetahuan :
• Untuk menerangkan gejala
• Untuk memahami hakekat gejala
• Untuk meramalkan kejadian yang akan datang
• Untuk mengendalikan gejala
Ciri Ilmu Pengetahuan :
• Mempuyai obyek kajian
• Mempunyai metode pendekatan
• Disusun secara sistematis
• Bersifat “universal” (legitimated)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu merupakan

suatu

pengetahuan,


sedangkan

pengetahuan

merupakan informasi yang didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui
manusia. Itulah bedanya dengan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan
pengetahuan yang berupa informasi yang didalami sehingga menguasai
pengetahuan tersebut yang menjadi suatu ilmu.
Di kalangan masyarakat saat ini, bahkan siswa, mahasiswa pun yang
tiap harinya ke sekolah, ke kampus, hilir mudik masuk gedung pendidikan
untuk menuntut ilmu, untuk menambah pengetahuan, yang mestinya
mereka tahu akan perbedaan dua kata tersebut, yang mestinya mereka tahu
dengan jelas apa itu ilmu dan pengetahuan, terkadang mereka masih
bingung dengan perbedaan ilmu dan pengetahuan.
Tapi, suatu pendapat mengatakan, sebenarnya manusia tahu, siswa,
mahasiswa,

masyarakat


tahu,

tapi

tidak

semua

manusia

dapat

mendefinisikan suatu perkara, tidak semua manusia bisa mengeluarkan isi
dalam pikirannya. Karena terkadang manusia, sebagian manusia hanya bisa
mengeluarkan lewat menulis, bukan karena ia bisu, tapi kemampuannya
untuk berbicara tidak sama dengan manusia yang pada umumnya suka
berbicara.
1.2 Rumusan Masalah
1. Definisi ilmu pengetahuan
2. Perbedaan ilmu dan pengetahuan

3. Gejala mengetahui
4. Hakikat pengetahuan
5. Jenis dan sumber pengetahuan
1.3 Maksud dan Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi ilmu dan pengetahuan

2. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan antara ilmu dan pengetahuan
3. Untuk mengetahui dan memahami gejala mengetahui
4. Untuk mengetahui dan memahami hakikat pengetahuan
5. Untuk mengetahui jenis dan sumber pengetahuan

BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan merupakan rangkaian kata yang sangat berbeda
namun memiliki kaitan yang sangat kuat. Ilmu dan pengetahuan memang
terkadang sulit dibedakan oleh sebagian orang karena memiliki makna yang
berkaitan dan sangat berhubungan erat. Membicarakan masalah ilmu
pengetahuan dan definisinya memang sebenarnya tidak semudah yang
diperkirakan. Adanya berbagai definisi tentang ilmu pengetahuan ternyata

belum dapat menolong untuk memahami hakikat ilmu pengetahuan itu.
Di dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu merupakan pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu.
Mulyadhi Kartanegara mengatakan ilmu adalah any organized knowledge.
Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad ke-19,
tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau inderawi,
sedangkan ilmu melampauinya pada bidang-bidang non fisik, seperti
metafisika.

Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, raba, dan rasa. Sebagian besar pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku ynag tidak didasari oleh pengetahuan.
Pengetahuan seorang remaja di peroleh dari pengalaman yang berasal dari berbagi media
masa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, orang tua, internet, media
poster, teman dekat, dan sebagainya (Notoatmojo, 2003).


Pengetahuan merupakan proses kognitif dari seseorang atau individu untuk memberi arti
terhadap lingkungan, sehingga masing-masing individu akan memberi arti sendiri-sendiri

terhadap stimuli yang diterimanya meskipun stimuli itu sama. Pengetahuan mempunyai
aspek pokok untuk mengubah perilaku seseorang yang disengaja (Nurhidayati, 2005).
Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang tentang
pembelajaran baik disengaja ataupun tidak disengaja.

suatu

hal

melalui

proses

Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan mencakup domain kognitif yang mempunyai 6 arah atau tingkat yaitu :











Tahu (Know). Mengingat suatu materi atau objek yang telah dipelajari sebelumnya.
Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguikan,
mendefinisikan, menyatakan.
Memahami (Comprehension). Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan menginterpretasikan materi tersebut.
Aplikasi (Aplication). Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada kondisi yang riil.
Analisis (Analysis). Suatu kemampuan menyebarkan materi ke dalm suatu komponen
tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi yang ada kaitannya satu sama lain.
Sintesis (Synthesis). Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang
baru dari formulasi yang lama.
Evaluasi (Evaluation). Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek penelitian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. (Notoatmodjo, 2003).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dari
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki
karakter spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdaasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan dirinya, masyarakat dan Negara (Depkes, 2003).
Pembagian tingkat pendidikan di Indonesia :

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003), pendidikan dibagi menjadi :



Pendidikan formal yaitu pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi.



Pendidikan nonformal yaitu jalur pendidikan diluar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang



Pendidikan informal yaitu pendidikan keluarga dan lingkungan.

Menurut Depdiknas (2003) jalur pendidikan formal dibagi menjadi :


Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah. Pendidikan dasr berbentuk SD (Sekolah Dasar)/MI (Madrasah Ibtidaiyyah) atau
sederajat, dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/MTs (Madrasah Tsanawiyah) atau
sederajat.



Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah
berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/MA (Madrasah Aliyyah) atau sederajat.



Pendidikan tinggi merupakan jenjang setelah sekolah menengah yang mencakup
pendididkan Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi.

Pendidikan merupakan proses pengoperasian secara urut mengenai pengetahuan, ide-ide,
opini, dari salah satu pihak ke pihak lain yang menyebabkan seseorang memiliki cakrawala
yang luas, maka akan terjadi perubahan yang luas pada diri seseorang baik perilaku dalm
berfikir, sikap, mental, maupun nilai-nilai, maka yang demikian diharapkan semakin tinggi
pendidikan masyarakat, maka semakin mudah masyarakat mendapatkan pengetahuan
baru.


Informasi. Faktor informasi menjelaskan bahwa seseorang yang mempunyai sumber
informasi akan mempunyai pengetahuan lebih luas (Nurhidayati, 2005).



Pengalaman. Faktor pengalaman menjelaskan bahwa sesuatu yang pernah dialami
seseorang akan menambah sesuatu yang bersifat formal.



Sosial ekonomi, Lingkungan social. Sosial ekonomi, lingkungan sosial akan mendukung
tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan pengetahuan dikaitkan dengan pendidikan.
Apabila status ekonomi baik, tingkat pendidikan pun baik sehingga akan diiringi oleh
peningkatan pengetahuan yang baik pula.



Budaya/kultur. Budaya/kultur berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan karena informasi
yang didapat, disaring dan disesuaikan dengan budaya yang ada serta agama.

Pengukuran pengetahan secara umum



Pertanyaan subyektif digunakan untuk penilaian yang melibatkan faktor subyektif yang
dinilai.



Pertanyaan obyektif digunakan untuk penilaian tanpa melibatkan faktor subjektif dari
penilai. Berdasarkan kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif khususnya
pertanyaan pilihan ganda lebih disukai dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah
disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan penilainnya akan lebih cepat
(Arikunto, 2002).

KETRAMPILAN

Pengertian
Ketrampilan (skill) adalah kemampuan seseorang untuk bertindak setelah menerima
pengalaman belajar tertentu. Ketrampilan sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil
belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar efektif yang menunjukkan perilaku
atau perbuatan tertentu dengan makna yang terkandung dalam aktifitas mental (Sudjiono,
2001).
Menurut Notoatmojo (2003), untuk terwujudnya tindakan dalam bentuk ketrampilan
diperlukan faktor pendukung yaitu :


Fasilitas



Sikap yang positif, dan



Dukungan (support) dari pihak lain.

Theron (1998), mengemukakan bahwa para bidan yang mempelajari kartu antenatal dan
partograf secara signifikan memiliki peningkatan bukan hanya pada pengetahuan kognitif,
tapi juga kemampuan mereka untuk menginterpretasikan informasi klinik. Jika pengetahuan
dan kemampuannya diaplikasikan dalam praktek klinik, maka akan terjadi pengurangan
kematian maternal dan perinatal.

SIKAP

Pengertian
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap suatu objek
adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung

atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut (Azwar, 2002). Beberapa pakar
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah
memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi (Sudjiono, 2001). Menurut Azwar (2002), struktur
sikap terdiri atas 3 komponen, yaitu :


Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang
benar bagi objek sikap.



Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek
sikap, secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap
sesuatu.



Komponen konatif menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang
ada pada diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi.

Interaksi antara ketiga komponen sikap yang telah tersebut di atas, adalah selaras dan
konsisten dikarenakan apabila dihadapkan dengan satu objek sikap yang sama maka ketiga
komponen itu harus mempolakan arah sikap yang seragam. Apabila salah satu diantara
ketiga komponen sikap tidak konsisten dengan yang lain maka akan terjadi ketidakselarasan
yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap sedemikian rupa sehingga
konsisten itu terjadi kembali.

Prinsip inilah yang banyak dimanfaatkan dalam manipulasi sikap yang mengalihkan bentuk
sikap tertentu menjadi bentuk yang lain yakni dengan memberikan informasi berbeda,
mengenai objek sikap yang dapat menimbulkan inkonsistensi diantara komponen-komponen
sikap seseorang. Dalam hal ini yang semula negatif berangsur-angsur menjadi netral dan
kemudian sangat mungkin menjadi positif (Azwar, 2002).

Dalam interaksi sosialnya individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap
berbagai obyek psikologis yang dihadapinya. Diantaranya berbagai faktor yang
mempengaruhi sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap
penting, media massa, lembaga pendidikan, dan lembaga agama serta factor emosi dalam
diri individu (Azwar, 2002).

Pergerakan sikap secara historik
Menurut Azwar (2002), metode pengungkapan sikap secara historik telah dilakukan orang
melalui :


Observasi Perilaku. Untuk sikap orang terhadap sesuatu kita dapat memperhatikan
perilakunya sebab perilaku merupakan salah satu indikator sikap individu dalam konteks
sutuasi tertentu.



Pertanyaan Langsung. Asumsi yang mendasari metode penanyaan langsung guna
pengungkapan sikap pertama adalah asumsi bahwa individu merupakan orang yang paling
tahu mengenai dirinya sendiri dan asumsi keterusterangan bahwa manusia mengemukakan
secara terbuka apa yang disarankannya. Oleh karena itu, dalam metode ini jawaban yang
diberikan oleh mereka yang ditanyai dijadikan indikator sikap mereka.



Pengungkapan Langsung. Pengungkapan langsung secara tertulis yang dapat dilakukan
dengan menggunakan item tunggal maupun dengan item ganda.

Tingkatan sikap
Notoatmodjo (2003),
diantaranya :

membagi

sikap

dalam

beberapa

tingkatan.

Tingkatan

sikap



Menerima atau memperhatikan (receiving) adalah kepekaan seseorang dalam menerima
rangsangan atau stimulus dari luar yang datang kepada diri dalam bentuk masalah, situasi
dan gejala lain.



Menganggap (responding) artinya “adanya partisipasi aktif” adalah kemampuan yang
dimiliki seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu.



Menilai (valuing) artinya memberikan nilai atau penghargaan terhadap suatu kegiatan
objek.



Mengatur dan mengorganisasikan (organization) artinya mempertemukan perbedaan nilai
sehingga terbentuk nilai-nilai baru yang lebih universal, yang membawa pada perbaikan
umum.



Bertanggung jawab (responsible) artinya bertanggung jawab atas segala risiko.