TUGAS INDIVIDU PERILAKU ORGANISASI STUDY
0
TUGAS INDIVIDU
PERILAKU ORGANISASI
STUDY KASUS
MELANGGAR ATURAN
Dosen Pengampu :
Dr. SURATI, M.Si
Oleh :
SRI INDRIANI
NIM : I2F 015 084
PROGRAM PASCASARJANA STARBPKP
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MATARAM
2016
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan Allah SWT atas selesainya tugas
individu Mata Kuliah Perilaku dengan tema Study Kasus “Melanggar Aturan”
karena atas ijin,dan petunjukNya, Tugas ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya dalam rangka perkuliahan pada Program Studi Magister Akuntansi
Universitas Mataram dalam program STAR BPKP Bacht 5 Tahun 2016 ini dapat
terselesaikan.
Tugas study kasus ini merupakan tugas Individu untuk memenuhi tugas
dalam proses perkuliahan yang diberikan kepada kami oleh dosen pengampu
mata kuliah ini. Dalam uraian ini,kami mendapat bantuan dan bimbingan dari
Bapak Dr. Surati, M.Si oleh karena itu dengan segala ketulusan hati, pada
kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
yang sebesarbesarnya.
Penulis menyadari bahwa tugas study kasus ini masih banyak
kekurangan, saran dan kritik sangat kami harapkan terutama yang bersifat
membangun. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua,
Mataram, 11 Mei 2016
Penyusun,
2
TUGAS ANALISIS KASUS
A.
RINGKASAN STUDY KASUS
“MELANGGAR ATURAN”
Nancy Taggart bekerja di Departemen Customer Service pada Xemas
Company. Xemas Company membuat sistem pendingin untuk industry dan
suku cadang pengganti untuk sistem ini, Xemas menjual produknya ke
distributor regional besar yang akan menyuplai dan mendukung para dealer
independen di seluruh Amerika Serikat dan Kanada.
Suatu malam Nancy menerima telpon dari salah sebuah dealer Xemas
yang sangat gelisah. Dealer tersebut menyatakan bahwa pelanggannya
membutuhkan suku cadang untuk sistem pendinginnya sekarang juga, tetapi
dealer tidak memiliki suku cadang tersebut di Persediaannnya. Ia menyatakan
bahwa telah mencoba menghubungi distributor selama dua jam melalui telpon
tetapi belum juga dapat berhasil. Ia bertanya apakah Nancy dapat mengirim
suku cadang tersebut malam ini dan menagihnya ke distributor yang dikirim ke
dealer setiap akhir bulan.
Nancy tahu bahwa Ia tidak akan dapat menjumpai siapapun karena
waktu telah melewati masa operasi normal distributor. Lebih lanjut lagi nancy
tahu bawa ada sesuau yang keliru karena Xemas tidak meneruskan lagi tipe
pengiriman dan penagihan seperti ini lagi karena distributor telah mengeluh.
Mereka ingin mengontrol seluruh pengiriman untuk mengurangi kemungkinan
penjualanan menjadi risiko kredit macet.
Sekalipun Nancy mengetahui aturan tersebut, tetapi ia tetap
melanggarnya berdasarkan tingkat kepentingan yang tampak. Dealer
menyatakan bahwa pelanggan membutuhkan suku cadang tersebut segera.
3
Nancy memutuskan pelayanan pelanggan adalah hal yang paling penting, maka
ia mengirim suku cadang yang dibutuhkan.
Hari berikutnya distributor dipanggil. Hal ini menjadikan dealer bukan
sebagai pelanggan regular dari distributor. Karena situasi ini, distributor
menolak untuk membayar suku cadang itu. Sementara Xemas menghendaki
dealer membayar langsung ke mereka, sementara itu perusahaan kehilangan
sebesar $ 150 yaitu harga suku cadang tersebut. Untuk meyakinkan laporan
keuangan cocok, nancy membuka cek pribadi sebesar $150 untuk menutup
harga suku cadang itu dan mengirimkannya ke bagian penagihan.
Di hari yang sama Nancy menerima telpon dari salah seorang Executive
Vice President , Ramon Hernandez. Ramon menyatakan kepada Nancy bahwa ia
menerima telpon dari penyelia di Departemen Penagihan. Ia marah dan
mendesak mesti dilakukan suatu tindakan buat Nancy Taggart yang telah
melanggar aturan main perusahaan. Ramon lalu meminta Nancy menjelaskan
alasan dari tindakannya. Setelelah mendengar penjelasan Nancy, Ramon
menyatakan bahwa ia sependapat dengan penyelia penagihan sehubungan
dengan seriusnya masalah yang ada dan tindakan memang mesti diambil. Ia
menjelaskan ke Nancy bahwa tindakan akan diambil keesokan harinya.
Malam berikutnya, saat Nancy masuk kerja, sepucuk surat telah
menantinya. Dengan perasaan takut ia membukanya. Di dalamnya adalah cek
sebesar $150. Terlampir bersama cek itu sepucuk surat dari Ramon.
Penjelasannya adalan Nancy akan diberi sekaligus kenaikan dan tempat baru
yang istimewa.
4
B.
MASALAH UTAMA
Berdasarkan ringkasan tersebut di atas, ada beberapa pertanyaan untuk di
diskusikan dalam studi kasus ini, yaitu sebagai berikut :
1
Kenapa Nancy mendapat penghargaaan walau pun melanggar aturan?
2
Jelaskan tipe keputusan yang dibuat 0leh Nancy. Alternatif keputusan apa
yang tersedia baginya selain yang telah dibuatnya
3
3 Faktor tingkah laku apa yang mempengaruhi keputusan Nancy?
5
C.
ANALISIS
Kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan
keputusan. Kegiatan yang dilakukan tersebut mencakup seluruh proses
pengambilan keputusan dari mulai identifikasi masalah sampai dengan evaluasi
dari pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh elemenelemen dalam
administrasi sebagai suatu sistem organisasi. Artinya dalam membuat suatu
keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ditimbulkan dari
adanya perubahanperubahan yang terjadi dalam organisasi dibutuhkan
informasi yang cukup baik dari internal maupun eksternal organisasi guna
mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
Berdasarkan isu/permasalahan atas kasus diatas maka dalam bagian ini
akan diuraiakan secara terperinci mengenai permasalahan tersebut. Penyebab
Nancy mendapat penghargaan dalam kondisi melanggar aturan.
Keputusan yang telah diambil Nancy Taggart untuk tetap mengirimkan
suku cadang bagi pelanggan yang sangat membutuhkan walaupun tindakannya
melanggar aturan perusahaan. Namun tindakan Nancy tersebut telah
menyadarkan Ramon Hernandez yaitu Executive Vice President bahwa
pelayanan terhadap pelanggan adalah hal yang paling utama.
Disini Nancy melakukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
dimana hal tersebut merupakan bagian dari kegiatan administrasi perusahaan
meskipun diluar prosedur, dengan maksud agar ia tidak mengecewakan
pelanggan dengan demikian maka kepercayaan pelanggan terhadap
perusahaannya akan meningkat. Selain itu Nancy sangat menyadari bahwa dia
telah secara sepihak memutuskan pengiriman suku cadang namun walau
demikian ia tetap bertanggung jawab dengan membayar tagihan secara pribadi
dari keuangannya. Hal ini patut diberikan penghargaan yang tinggi.
Selain itu, kondisi pengambilan keputusan saat itu sangat mendadak
namun sangat penting dan dibutuhkan intuisi yang kuat bagi seorang
pengambil keputusan. Karena itu menurut saya, Nancy adalah tipe karyawan
yang peka dan tanggap terhadap permasalahan dan disisi lainnya ia adalah
karyawan yang sangat bertanggung jawab karena itulah promosi jabatan
menjadi sangat layak untuk dimilikinya.
6
1.
PENGERTIAN KEPUTUSAN
Paul C. Nutt, dalam buku Organisasi karangan Gibson, Ivancevic dan
Donnely mengatakan Keputusan adalah mekanisme organisasional dengan
bentuk usaha untuk mencapai suatu tujuan yang tertentu. Dengan kata lain,
merupakan respon organisasional terhadap suatu masalah. Sedangkan
menurut Russell L. Ackoff pada buku The Art of Problem Solving menyatakan
bahwa situasi yang dibutuhkan oelh suatu keputuan adalah masalah. Jika tidak
ada masalah maka tidak akan pernah ada suatu keputusan.
Pengambilan keputusan berarti adalah si pemecah masalah, baik
diperoleh dengan memilih dari berbagai alternative yang ada , maupun mencari
alternative baru yang berbeda, dengan cara yang berarti berdasarkan alternative
yang telah ada sebelumnya. (Alllen R. Solem, pada sebuah jurnal “Some
apolications of problem –solving versus decisionmaking to management”)
Pengertian pengambilan keputusan dalam organisasi tidak terlepas dari apa
yang dimaksud dengan keputusan.
Menurut Robbins and Coulter, keputusan adalah membuat pilihan dari
dua atau lebih alternatif. Keputusan dibuat karena ada masalah dan masalah
adalah kesenjangan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diharapkan.
Masalah ditanggapi secara berbeda antara orang yang satu dengan orang
lainnya. Bagi si A, masalah si B justru merupakan keuntungan atau kepuasan.
Atau, bagi si B, masalah si A justru merupakan kerugian bagi dirinya.
Keputusan manajerial yang dibuat berbeda dengan keputusan individual.
Keputusan manajerial dibuat dengan mempertimbangkan tujuan organisasi dan
disesuaikan dengan keberadaan organisasi secara keseluruhan. Keputusan
manajerial memiliki efek yang luas ketimbang keputusan individual. Pembuatan
keputusan manajerial selain pembuatan keputusan, juga membicarakan kondisi
yang mempengaruhi pembuatan keputusan, gaya pembuatan keputusan
manajerial, dan perangkat kuantitatif guna membantu pembuatan keputusan.
Seorang manajer harus, secara terusmenerus, membuat keputusan.
Keputusan dibuat dalam rangka menyelesaikan masalah. Pembuatan keputusan
dan penyelesaian masalah adalah proses berkelanjutan dalam hal evaluasi atas
7
kondisi organisasi atau masalah yang muncul, mempertimbangkan alternatif,
membuat pilihan, dan tindakantindakan yang diperlukan sebagai bagian dari
keputusan.
2.
TIPETIPE KEPUTUSAN
Walaupun para manajer di berbagai organisasi dapat berbedabeda
berdasarkan latar belakang, gaya hidup, jarak tetapi akhirnya mereka semuanya
sama yaitu harus mengambil keputusan. Untuk mengambil keputusan para
manajer situasi yang melibatkan beberapa alternatif dan keputusannya
melibatkan perbandingan dari alternatif dengan evaluasi hasilnya.
Ada 2 (dua) tipe keputusan yaitu : keputusan terprogram dan keputusan
tidak terprogram;
a
KEPUTUSAN TERPROGRAM
Herbert Simon mengatakan Keputusan Terprogram adalah prosedur
spesifik yang dikembangkan untuk masalah yang rutin dan berulang dan
Menurut Siagian, S.P. (1993), Keputusan Terprogram adalah tindakan
menjatuhkan pilihan yang berlangsung berulang kali, dan diambil secara rutin
dam organisasi.
Biasanya menyangkut pemecahan masalahmasalah yang sifatnya teknis
serta tidak memerlukan pengarahan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi.
Biasanya langkahlangkah dan prosedur yang perlu ditempuh telah dituangkan
dalam buku pedoman, yang biasanya terdapat dalam organisasi yang dikelola
secara rapi. Pengambilan keputusan terprogram akan berlangsung dengan
efektif apabila empat kriteria dasar dipenuhi :
Tersedia waktu dan dana yang memadai untuk pengumpulan dan analisis
data;
Tersedia data yang bersifat kuantitatif;
Kondisi lingkungan yang relatif stabil, yang didalamnya tidak dapat
tekanan yang kuat untuk secara cepat melakukan penyesuaian
penyesuaian tertentu terhadap kondisi yang selalu berubah;
Tersedia tenaga trampil untuk merumuskan permasalahan secara tepat,
termasuk tuntutan operasional yang harus dipenuhi.
8
Sedangkan dalam Salusu menyebutkan bahwa keputusan terprogram yang
dibuat sebagai respon terhadap masalahmasalah organisasi yang repetitif atau
yang sudah baku, mencakup keputusan operasional dan keputusan pada
tingkat menengah dari Morgan dan Cerello, keputusan operasinal dan taktis
dari Sutherland serta dari Mangkusubroto dan Trisnadi dan keputusan
terstruktur dari Mintzberg dan Brinckloe;
b
KEPUTUSAN TIDAK TERPROGRAM
Menurut Danny Samson’, (1988) Keputusan adalah tidak terprogram jika
hal yang baru dan tidak terstruktur .Keputusan tidak terprogram biasanya
diambil dalam usaha memecahkan masalahmasalah baru yang belum pernah
dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif (berulangulang), tidak terstruktur,
dan sukar mengenali bentuk, hakikat dan dampaknya. Sebagai akibat keadaan
demikian, para ahli belum mampu menyajikan teknik pemecahan yang sudah
terbukti efektif di masa lalu, baik karena sifatnya yang baru itu maupun karena
sukar untuk mendefinisikan hakikatnya secara tepat.
Keputusan yang tidak Terprogram tidak menyangkut halhal yang sifatnya
operasional, akan tetapi menyangkut kebijaksanaan organisasi dengan dampak
yang strategis bagi eksistensi organisasi. (Siagian, S.P.; 1993), Sedangkan dalam
Salusu menyebutkan bahwa keputusan tidak terprogram, dibuat sebagai respon
dari masalahmasalah unik, yang jarang dijumpai dan yang tidak dapat
didefinisikan secara tepat, keputusan ini biasanya dikenal dengan nama
keputusan strategik, meliputi keputusan strategik dari Morgan dan Cerello,
Mangkusubroto dan Trisnadi, keputusan strategik dan tujuan (goal) Sutherland,
serta keputusan tidak terstruktur dari Mintzberg dan Brinckloe.
Dari segi struktur keputusan tertinggi adalah yang berhubungan dengan
citacita, tujuan, menyusul keputusan strategik lalu keputusan taktis dan yang
paling bawah adalah keputusan operasional. Keputusan tertinggi hanya dibuat
satu atau dua kali makin ke bawah tingkat keputusan makin tinggi frekuensi
pembuatannya.
3.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
9
Keputusan harus dianggap sebagai sarana bukan hasil. Keputusan adalah
mekanisme oganisasional dengan bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang
tertentu. Dalam situasi lain, proses dapat memakan waktu bermingguminggu
atau berbulanbulan dan bahkan tidak pernah diambil keputusan sama sekali.
Seluruh proses pembuatan keputusan bergantung pada ketepatan informasi
yang tersedia bagi orang yang tepat dan saat yang tepat.
Adapun Alur proses pembuatan keputusan sekurangnya sebagai berikut:
1.
Menentukan masalah.
2.
Menentukan batasan.
3.
Mengembangkan alternatif jawaban.
4.
Menganalisa setiap alternatif.
5.
Memilih alternatif.
6.
Melaksanakan keputusan.
7.
Memastikan sistem kontrol dan evaluasi atas keputusan.
4.
MENGANALISA SETIAP ALTERNATIF
Tujuan langkah ini adalah menguji daya jawab masingmasing alternatif
jawaban. Manajer harus mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari tiap
alternatif sebelum membuat keputusan akhir. Evaluasi atas alternatif dapat
dilakukan dengan sejumlah cara, misalnya:
1.
Menentukan pro dan kontra setiap alternatif
2.
Melakukan analisis untungrugi atas tiap alternatif
3.
Mempertimbangkan feasibility (dapatkan dilakukan?), efektivitas (bisakah
menyelesaikan masalah?), dan konsekuensi (apa dampaknya secara
finansial dan non finansial bagi organisasi).
5.
MEMILIH ALTERNATIF
Setelah manajer memilih seluruh alternatif, ia wajib memutuskan satu
yang terbaik. Alternatif terbaik adalah yang menghasilkan banyak keuntungan
dan sedikit ruginya. Kadang, proses pemilihan dapat berlangsung cepat seperti
yang banyak pronya ketimbang kontranya. Kadang pula, solusi optimal
merupakan kombinasi antar alternatif.
10
6.
FAKTOR PENGARUH PRILAKU TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
INDIVIDU
Faktor perilaku mempengaruhi proses pengambilan keputusan . beberapa
darinya hanya mempengaruhi aspek tertentu saja dari proses sedangkan
lainnya ada pula yang mempengaruhi seluruh proses.
Sekurangnya ada 4 faktor prilaku yang mempengaruhi pengambilan
keputusan individu yaitu:
1. NIlai
Sistem tata nilai menjadi pedoman bagi semua orang saat mereka berada
pada situasi harus mengambil keputusan. Sistem tata nilai dibutuhkan pada
kehidupan dan menjadi dasar bagi pola piker seseorang dan mempengaruhi
proses pengambilan keputusan.
2. Kepribadian
Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh faktorfaktor psikologis, baik sadar
maupun tidak sadar. Salah satunya adlah kepribadaian. Kepribadian
pengambil keputusan diwujudkan dalam pilihan yang diambil.
3. Kecenderungan mengambil resiko
Pada situasi yang sama pengambil keputusan yang berana ambil resiko akan
menentukan tujuan, evaluasi alternative dan memilih secara berbeda
dibandingkan dengan yang kurang berani mengambil resiko.
4. Potensi ketidaksesuaian
Kekhawatiran muncul jika terjadi konflik antara kepercayaan dan realitas di
masingmasing individu. Banyak individu termotivasikan untuk mengurangi
ketidakesesuaian dan mencapai ketepatan.
11
D.
KESIMPULAN
Pada kasus Melanggar Keputusan di atas, dapat dismipulkan beberapa jawaban
dari pertanyaan kasus sebagai berikut:
Nancy mendapat penghargaaan walaupun melanggar aturan :
Keputusan dan tindakan yang telah dilakukan Nancy untuk tetap
mengirimkan suku cadang bagi pelanggan yang sangat membutuhkan walaupun
hal ini melanggar aturan dan penyelia tidak sependapat dan menganggap harus
ditindak, kebijakan dari executive vice president perlu diapresiasi karena
menurut hemat saya, permasalahan sesungguhnya adalah jika suku cadang
tidak dikirimkan maka tentunya akan menggangu trust ( kepercayaan)
pelanggan bagi perusahaan dan hal itu tentunya sangat tidak menguntungkan
perusahaan. Bukankah inti dari sebuah keputusan adalah tercapaianya tujuan
dari perusahaan. Dan sesungguhnya perusahaan telah menempatkan kepuasan
pelanggan diatas semua prosedur dan mekanisme keputusan internal yang telah
ditetapkan.
Nancy menyadari bahwa dia telah secara sepihak memutuskan
pengiriman suku cadang namun perlu juga digarisbawahi bahwa walau
demikian ia tetap bertanggung jawab dengan membayar tagihan secara pribadi
dari keuangannya. Hal ini patut diberikan penghargaan yang tinggi.
Selain itu, kondisi pengambilan keputusan saat itu sangat mendadak
namun sangat penting dan dibutuhkan intuisi yang kuat bagi seorang
pengambil keputusan. Karena itu menurut saya, Nancy adalah tipe karyawan
yang peka dan tanggap terhadap permasalahan dan disisi lainnya ia adalah
12
karyawan yang sangat bertanggung jawab karena itulah promosi jabatan
menjadi sangat layak untuk dimilikinya.
Dalam keadaan ini keputusan yang diambil Nancy termasuk dalam
keputusan yang tidak terprogram, dan memerlukan perlakuan khusus dan
cepat sehingga dibutuhkan orang yang berpengalaman dan profesional dalam
menentukan langkah yang bijak bagi kemajuan organisasi dengan tidak
menghilangkan tanggung jawabnya terhadap keputusan yang diambil tersebut.
Tipe keputusan yang dibuat 0leh Nancy dan Alternatif keputusan yang
tersedia baginya selain yang telah dibuatnya :
Menurut pendapat Menurut Siagian, S.P. (1993), ada 2 tipe keputusan
yaitu keputusan yang terprogram dan keputusan yang tidak terprogram. Dari
kasus diatas telah jelas bahwa keputusan yang diambil oleh Nancy adalah
keputusan diluar aturan yang telah ditetapkan yaitu keputasan tidak
terprogram. Keputusan ini muncul karena tidak sesuai dengan aturan yang
diberlakukan namun sangat mendesak dan memiliki permasalahan yang
kompleks atau sangat penting karena itu perlakuan keputusan ini adalah
bersifat khusus.
Beberapa hal yang perlu mendapatkan penekanan dalam menganalisa
jawaban nomor 2 ini adalah “:
1
Dealer Xemas sangat gelisah karena tidak bisa memenuhi kepuasan
pelanggan disebabkan tidak adanya suku cadang pada persediaannya
2
3
4
(paragraph ke 2);
Dealer xemas telah mencoba menghubungi distributor selama dua jam
tetapi tetap tidak berhasil (paragraph kedua);
Nancy tetap mengirimkan suku cadang yang sesungguhnya melanggar
aturan perusahaan namun ia melihat tingkat kepentingan yang tampak
(paragraph ke 4);
Nancy telah memutuskan bahwa pelayanan pelanggan adalah hal yang
paling penting (paragram 4).
Beberapa permasalahan yang kompleks tersebut membuat Nancy harus
mengambil tipe keputusan tidak terprogram walaupun ia secara sadar mengakui
melanggar aturan yang ada.
13
Adapun keputusan alternatif yang sesungguhnya menurut penulis dapat
diambil saat itu adalah:
1.
Karena bersifat melanggar aturan, namun keputusan harus dapat diambil
secepat
mungkin
maka
Nancy
seharusnya
dapat
mengkomunikasikan/mengkonsultasikan langsung kebijakan yang akan
diambilnya saat itu kepada atasannya/atau jabatan yang berwenang dalam
pengambilan keputusan ini.
2.
Nancy memberikan permakluman penundaan pengiriman suku cadang
sampai adanya keputusan dari managerial sehingga tidak akan terkesan
melanggar aturan yang ada. Walaupun konsekwensi yang akan diterima
tidak populer pada sisi pelanggan.
Faktor tingkah laku apa yang mempengaruhi keputusan Nancy :
Menurut pendapat saya, faktor tingkah laku yang sangat dominan
mempengaruhi keputusan Nancy adalah faktor kepribadian dimana keputusan
yang diambil terpusat pada 3 (tiga) tipe variabel yaitu:
1.
Variabel Kepribadian: sikap, kepercayaan dan kebutuhan saat pengambilan
keputusan sangat mendesak dan penting. Sedangkan menjaga
kepercayaan pelanggan adalah hal utama yang dipikirkan oleh Nancy. Hal
ini sesungguhnya akan menguntungkan perusahaan.
2.
Variabel situasional: pada kasus tersebut telah dijelaskan pada paragraph
paragrafnya bahwa kondisi saat itu sangat mendesak dan dealer telah
mencoba menghubungi distributor hampir 2 jam lamanya. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya pengiriman suku cadang tersebut dan
karena itu pengaruh eksternal menajadi sangat dominan dalam keputusan
Nancy.
3.
Variabel interaksional, ini menjelaskan adanya situasi individu spesifik
hasil dari interaksi antara situasi yang spesifik dengan kepribadian
individu. Nancy melihat ada peluang untuk menjaga kepuasan pelanggan.
Walau sesungguhnya dia menyadari bahwa mengirim suku cadang adalah
hal yang melanggar aturan namun ia juga memiliki pribadi yang
bertanggung jawab dengan menyetorkan tagihan suku cadang dari uang
14
pribadinya. Interaksi inilah yang sangat spesifik membuat Nancy
mengambil keputusan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1997), Organisasi, Jakarta : Bina rupa Aksara
Stephen P.Robbin-Timothy A.Judge,(2008), Perilaku Organisasi,Organizational
Behavior,Jakarta: Salemba empat.
TUGAS INDIVIDU
PERILAKU ORGANISASI
STUDY KASUS
MELANGGAR ATURAN
Dosen Pengampu :
Dr. SURATI, M.Si
Oleh :
SRI INDRIANI
NIM : I2F 015 084
PROGRAM PASCASARJANA STARBPKP
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MATARAM
2016
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan Allah SWT atas selesainya tugas
individu Mata Kuliah Perilaku dengan tema Study Kasus “Melanggar Aturan”
karena atas ijin,dan petunjukNya, Tugas ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya dalam rangka perkuliahan pada Program Studi Magister Akuntansi
Universitas Mataram dalam program STAR BPKP Bacht 5 Tahun 2016 ini dapat
terselesaikan.
Tugas study kasus ini merupakan tugas Individu untuk memenuhi tugas
dalam proses perkuliahan yang diberikan kepada kami oleh dosen pengampu
mata kuliah ini. Dalam uraian ini,kami mendapat bantuan dan bimbingan dari
Bapak Dr. Surati, M.Si oleh karena itu dengan segala ketulusan hati, pada
kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
yang sebesarbesarnya.
Penulis menyadari bahwa tugas study kasus ini masih banyak
kekurangan, saran dan kritik sangat kami harapkan terutama yang bersifat
membangun. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua,
Mataram, 11 Mei 2016
Penyusun,
2
TUGAS ANALISIS KASUS
A.
RINGKASAN STUDY KASUS
“MELANGGAR ATURAN”
Nancy Taggart bekerja di Departemen Customer Service pada Xemas
Company. Xemas Company membuat sistem pendingin untuk industry dan
suku cadang pengganti untuk sistem ini, Xemas menjual produknya ke
distributor regional besar yang akan menyuplai dan mendukung para dealer
independen di seluruh Amerika Serikat dan Kanada.
Suatu malam Nancy menerima telpon dari salah sebuah dealer Xemas
yang sangat gelisah. Dealer tersebut menyatakan bahwa pelanggannya
membutuhkan suku cadang untuk sistem pendinginnya sekarang juga, tetapi
dealer tidak memiliki suku cadang tersebut di Persediaannnya. Ia menyatakan
bahwa telah mencoba menghubungi distributor selama dua jam melalui telpon
tetapi belum juga dapat berhasil. Ia bertanya apakah Nancy dapat mengirim
suku cadang tersebut malam ini dan menagihnya ke distributor yang dikirim ke
dealer setiap akhir bulan.
Nancy tahu bahwa Ia tidak akan dapat menjumpai siapapun karena
waktu telah melewati masa operasi normal distributor. Lebih lanjut lagi nancy
tahu bawa ada sesuau yang keliru karena Xemas tidak meneruskan lagi tipe
pengiriman dan penagihan seperti ini lagi karena distributor telah mengeluh.
Mereka ingin mengontrol seluruh pengiriman untuk mengurangi kemungkinan
penjualanan menjadi risiko kredit macet.
Sekalipun Nancy mengetahui aturan tersebut, tetapi ia tetap
melanggarnya berdasarkan tingkat kepentingan yang tampak. Dealer
menyatakan bahwa pelanggan membutuhkan suku cadang tersebut segera.
3
Nancy memutuskan pelayanan pelanggan adalah hal yang paling penting, maka
ia mengirim suku cadang yang dibutuhkan.
Hari berikutnya distributor dipanggil. Hal ini menjadikan dealer bukan
sebagai pelanggan regular dari distributor. Karena situasi ini, distributor
menolak untuk membayar suku cadang itu. Sementara Xemas menghendaki
dealer membayar langsung ke mereka, sementara itu perusahaan kehilangan
sebesar $ 150 yaitu harga suku cadang tersebut. Untuk meyakinkan laporan
keuangan cocok, nancy membuka cek pribadi sebesar $150 untuk menutup
harga suku cadang itu dan mengirimkannya ke bagian penagihan.
Di hari yang sama Nancy menerima telpon dari salah seorang Executive
Vice President , Ramon Hernandez. Ramon menyatakan kepada Nancy bahwa ia
menerima telpon dari penyelia di Departemen Penagihan. Ia marah dan
mendesak mesti dilakukan suatu tindakan buat Nancy Taggart yang telah
melanggar aturan main perusahaan. Ramon lalu meminta Nancy menjelaskan
alasan dari tindakannya. Setelelah mendengar penjelasan Nancy, Ramon
menyatakan bahwa ia sependapat dengan penyelia penagihan sehubungan
dengan seriusnya masalah yang ada dan tindakan memang mesti diambil. Ia
menjelaskan ke Nancy bahwa tindakan akan diambil keesokan harinya.
Malam berikutnya, saat Nancy masuk kerja, sepucuk surat telah
menantinya. Dengan perasaan takut ia membukanya. Di dalamnya adalah cek
sebesar $150. Terlampir bersama cek itu sepucuk surat dari Ramon.
Penjelasannya adalan Nancy akan diberi sekaligus kenaikan dan tempat baru
yang istimewa.
4
B.
MASALAH UTAMA
Berdasarkan ringkasan tersebut di atas, ada beberapa pertanyaan untuk di
diskusikan dalam studi kasus ini, yaitu sebagai berikut :
1
Kenapa Nancy mendapat penghargaaan walau pun melanggar aturan?
2
Jelaskan tipe keputusan yang dibuat 0leh Nancy. Alternatif keputusan apa
yang tersedia baginya selain yang telah dibuatnya
3
3 Faktor tingkah laku apa yang mempengaruhi keputusan Nancy?
5
C.
ANALISIS
Kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan
keputusan. Kegiatan yang dilakukan tersebut mencakup seluruh proses
pengambilan keputusan dari mulai identifikasi masalah sampai dengan evaluasi
dari pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh elemenelemen dalam
administrasi sebagai suatu sistem organisasi. Artinya dalam membuat suatu
keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ditimbulkan dari
adanya perubahanperubahan yang terjadi dalam organisasi dibutuhkan
informasi yang cukup baik dari internal maupun eksternal organisasi guna
mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
Berdasarkan isu/permasalahan atas kasus diatas maka dalam bagian ini
akan diuraiakan secara terperinci mengenai permasalahan tersebut. Penyebab
Nancy mendapat penghargaan dalam kondisi melanggar aturan.
Keputusan yang telah diambil Nancy Taggart untuk tetap mengirimkan
suku cadang bagi pelanggan yang sangat membutuhkan walaupun tindakannya
melanggar aturan perusahaan. Namun tindakan Nancy tersebut telah
menyadarkan Ramon Hernandez yaitu Executive Vice President bahwa
pelayanan terhadap pelanggan adalah hal yang paling utama.
Disini Nancy melakukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
dimana hal tersebut merupakan bagian dari kegiatan administrasi perusahaan
meskipun diluar prosedur, dengan maksud agar ia tidak mengecewakan
pelanggan dengan demikian maka kepercayaan pelanggan terhadap
perusahaannya akan meningkat. Selain itu Nancy sangat menyadari bahwa dia
telah secara sepihak memutuskan pengiriman suku cadang namun walau
demikian ia tetap bertanggung jawab dengan membayar tagihan secara pribadi
dari keuangannya. Hal ini patut diberikan penghargaan yang tinggi.
Selain itu, kondisi pengambilan keputusan saat itu sangat mendadak
namun sangat penting dan dibutuhkan intuisi yang kuat bagi seorang
pengambil keputusan. Karena itu menurut saya, Nancy adalah tipe karyawan
yang peka dan tanggap terhadap permasalahan dan disisi lainnya ia adalah
karyawan yang sangat bertanggung jawab karena itulah promosi jabatan
menjadi sangat layak untuk dimilikinya.
6
1.
PENGERTIAN KEPUTUSAN
Paul C. Nutt, dalam buku Organisasi karangan Gibson, Ivancevic dan
Donnely mengatakan Keputusan adalah mekanisme organisasional dengan
bentuk usaha untuk mencapai suatu tujuan yang tertentu. Dengan kata lain,
merupakan respon organisasional terhadap suatu masalah. Sedangkan
menurut Russell L. Ackoff pada buku The Art of Problem Solving menyatakan
bahwa situasi yang dibutuhkan oelh suatu keputuan adalah masalah. Jika tidak
ada masalah maka tidak akan pernah ada suatu keputusan.
Pengambilan keputusan berarti adalah si pemecah masalah, baik
diperoleh dengan memilih dari berbagai alternative yang ada , maupun mencari
alternative baru yang berbeda, dengan cara yang berarti berdasarkan alternative
yang telah ada sebelumnya. (Alllen R. Solem, pada sebuah jurnal “Some
apolications of problem –solving versus decisionmaking to management”)
Pengertian pengambilan keputusan dalam organisasi tidak terlepas dari apa
yang dimaksud dengan keputusan.
Menurut Robbins and Coulter, keputusan adalah membuat pilihan dari
dua atau lebih alternatif. Keputusan dibuat karena ada masalah dan masalah
adalah kesenjangan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diharapkan.
Masalah ditanggapi secara berbeda antara orang yang satu dengan orang
lainnya. Bagi si A, masalah si B justru merupakan keuntungan atau kepuasan.
Atau, bagi si B, masalah si A justru merupakan kerugian bagi dirinya.
Keputusan manajerial yang dibuat berbeda dengan keputusan individual.
Keputusan manajerial dibuat dengan mempertimbangkan tujuan organisasi dan
disesuaikan dengan keberadaan organisasi secara keseluruhan. Keputusan
manajerial memiliki efek yang luas ketimbang keputusan individual. Pembuatan
keputusan manajerial selain pembuatan keputusan, juga membicarakan kondisi
yang mempengaruhi pembuatan keputusan, gaya pembuatan keputusan
manajerial, dan perangkat kuantitatif guna membantu pembuatan keputusan.
Seorang manajer harus, secara terusmenerus, membuat keputusan.
Keputusan dibuat dalam rangka menyelesaikan masalah. Pembuatan keputusan
dan penyelesaian masalah adalah proses berkelanjutan dalam hal evaluasi atas
7
kondisi organisasi atau masalah yang muncul, mempertimbangkan alternatif,
membuat pilihan, dan tindakantindakan yang diperlukan sebagai bagian dari
keputusan.
2.
TIPETIPE KEPUTUSAN
Walaupun para manajer di berbagai organisasi dapat berbedabeda
berdasarkan latar belakang, gaya hidup, jarak tetapi akhirnya mereka semuanya
sama yaitu harus mengambil keputusan. Untuk mengambil keputusan para
manajer situasi yang melibatkan beberapa alternatif dan keputusannya
melibatkan perbandingan dari alternatif dengan evaluasi hasilnya.
Ada 2 (dua) tipe keputusan yaitu : keputusan terprogram dan keputusan
tidak terprogram;
a
KEPUTUSAN TERPROGRAM
Herbert Simon mengatakan Keputusan Terprogram adalah prosedur
spesifik yang dikembangkan untuk masalah yang rutin dan berulang dan
Menurut Siagian, S.P. (1993), Keputusan Terprogram adalah tindakan
menjatuhkan pilihan yang berlangsung berulang kali, dan diambil secara rutin
dam organisasi.
Biasanya menyangkut pemecahan masalahmasalah yang sifatnya teknis
serta tidak memerlukan pengarahan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi.
Biasanya langkahlangkah dan prosedur yang perlu ditempuh telah dituangkan
dalam buku pedoman, yang biasanya terdapat dalam organisasi yang dikelola
secara rapi. Pengambilan keputusan terprogram akan berlangsung dengan
efektif apabila empat kriteria dasar dipenuhi :
Tersedia waktu dan dana yang memadai untuk pengumpulan dan analisis
data;
Tersedia data yang bersifat kuantitatif;
Kondisi lingkungan yang relatif stabil, yang didalamnya tidak dapat
tekanan yang kuat untuk secara cepat melakukan penyesuaian
penyesuaian tertentu terhadap kondisi yang selalu berubah;
Tersedia tenaga trampil untuk merumuskan permasalahan secara tepat,
termasuk tuntutan operasional yang harus dipenuhi.
8
Sedangkan dalam Salusu menyebutkan bahwa keputusan terprogram yang
dibuat sebagai respon terhadap masalahmasalah organisasi yang repetitif atau
yang sudah baku, mencakup keputusan operasional dan keputusan pada
tingkat menengah dari Morgan dan Cerello, keputusan operasinal dan taktis
dari Sutherland serta dari Mangkusubroto dan Trisnadi dan keputusan
terstruktur dari Mintzberg dan Brinckloe;
b
KEPUTUSAN TIDAK TERPROGRAM
Menurut Danny Samson’, (1988) Keputusan adalah tidak terprogram jika
hal yang baru dan tidak terstruktur .Keputusan tidak terprogram biasanya
diambil dalam usaha memecahkan masalahmasalah baru yang belum pernah
dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif (berulangulang), tidak terstruktur,
dan sukar mengenali bentuk, hakikat dan dampaknya. Sebagai akibat keadaan
demikian, para ahli belum mampu menyajikan teknik pemecahan yang sudah
terbukti efektif di masa lalu, baik karena sifatnya yang baru itu maupun karena
sukar untuk mendefinisikan hakikatnya secara tepat.
Keputusan yang tidak Terprogram tidak menyangkut halhal yang sifatnya
operasional, akan tetapi menyangkut kebijaksanaan organisasi dengan dampak
yang strategis bagi eksistensi organisasi. (Siagian, S.P.; 1993), Sedangkan dalam
Salusu menyebutkan bahwa keputusan tidak terprogram, dibuat sebagai respon
dari masalahmasalah unik, yang jarang dijumpai dan yang tidak dapat
didefinisikan secara tepat, keputusan ini biasanya dikenal dengan nama
keputusan strategik, meliputi keputusan strategik dari Morgan dan Cerello,
Mangkusubroto dan Trisnadi, keputusan strategik dan tujuan (goal) Sutherland,
serta keputusan tidak terstruktur dari Mintzberg dan Brinckloe.
Dari segi struktur keputusan tertinggi adalah yang berhubungan dengan
citacita, tujuan, menyusul keputusan strategik lalu keputusan taktis dan yang
paling bawah adalah keputusan operasional. Keputusan tertinggi hanya dibuat
satu atau dua kali makin ke bawah tingkat keputusan makin tinggi frekuensi
pembuatannya.
3.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
9
Keputusan harus dianggap sebagai sarana bukan hasil. Keputusan adalah
mekanisme oganisasional dengan bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang
tertentu. Dalam situasi lain, proses dapat memakan waktu bermingguminggu
atau berbulanbulan dan bahkan tidak pernah diambil keputusan sama sekali.
Seluruh proses pembuatan keputusan bergantung pada ketepatan informasi
yang tersedia bagi orang yang tepat dan saat yang tepat.
Adapun Alur proses pembuatan keputusan sekurangnya sebagai berikut:
1.
Menentukan masalah.
2.
Menentukan batasan.
3.
Mengembangkan alternatif jawaban.
4.
Menganalisa setiap alternatif.
5.
Memilih alternatif.
6.
Melaksanakan keputusan.
7.
Memastikan sistem kontrol dan evaluasi atas keputusan.
4.
MENGANALISA SETIAP ALTERNATIF
Tujuan langkah ini adalah menguji daya jawab masingmasing alternatif
jawaban. Manajer harus mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari tiap
alternatif sebelum membuat keputusan akhir. Evaluasi atas alternatif dapat
dilakukan dengan sejumlah cara, misalnya:
1.
Menentukan pro dan kontra setiap alternatif
2.
Melakukan analisis untungrugi atas tiap alternatif
3.
Mempertimbangkan feasibility (dapatkan dilakukan?), efektivitas (bisakah
menyelesaikan masalah?), dan konsekuensi (apa dampaknya secara
finansial dan non finansial bagi organisasi).
5.
MEMILIH ALTERNATIF
Setelah manajer memilih seluruh alternatif, ia wajib memutuskan satu
yang terbaik. Alternatif terbaik adalah yang menghasilkan banyak keuntungan
dan sedikit ruginya. Kadang, proses pemilihan dapat berlangsung cepat seperti
yang banyak pronya ketimbang kontranya. Kadang pula, solusi optimal
merupakan kombinasi antar alternatif.
10
6.
FAKTOR PENGARUH PRILAKU TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
INDIVIDU
Faktor perilaku mempengaruhi proses pengambilan keputusan . beberapa
darinya hanya mempengaruhi aspek tertentu saja dari proses sedangkan
lainnya ada pula yang mempengaruhi seluruh proses.
Sekurangnya ada 4 faktor prilaku yang mempengaruhi pengambilan
keputusan individu yaitu:
1. NIlai
Sistem tata nilai menjadi pedoman bagi semua orang saat mereka berada
pada situasi harus mengambil keputusan. Sistem tata nilai dibutuhkan pada
kehidupan dan menjadi dasar bagi pola piker seseorang dan mempengaruhi
proses pengambilan keputusan.
2. Kepribadian
Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh faktorfaktor psikologis, baik sadar
maupun tidak sadar. Salah satunya adlah kepribadaian. Kepribadian
pengambil keputusan diwujudkan dalam pilihan yang diambil.
3. Kecenderungan mengambil resiko
Pada situasi yang sama pengambil keputusan yang berana ambil resiko akan
menentukan tujuan, evaluasi alternative dan memilih secara berbeda
dibandingkan dengan yang kurang berani mengambil resiko.
4. Potensi ketidaksesuaian
Kekhawatiran muncul jika terjadi konflik antara kepercayaan dan realitas di
masingmasing individu. Banyak individu termotivasikan untuk mengurangi
ketidakesesuaian dan mencapai ketepatan.
11
D.
KESIMPULAN
Pada kasus Melanggar Keputusan di atas, dapat dismipulkan beberapa jawaban
dari pertanyaan kasus sebagai berikut:
Nancy mendapat penghargaaan walaupun melanggar aturan :
Keputusan dan tindakan yang telah dilakukan Nancy untuk tetap
mengirimkan suku cadang bagi pelanggan yang sangat membutuhkan walaupun
hal ini melanggar aturan dan penyelia tidak sependapat dan menganggap harus
ditindak, kebijakan dari executive vice president perlu diapresiasi karena
menurut hemat saya, permasalahan sesungguhnya adalah jika suku cadang
tidak dikirimkan maka tentunya akan menggangu trust ( kepercayaan)
pelanggan bagi perusahaan dan hal itu tentunya sangat tidak menguntungkan
perusahaan. Bukankah inti dari sebuah keputusan adalah tercapaianya tujuan
dari perusahaan. Dan sesungguhnya perusahaan telah menempatkan kepuasan
pelanggan diatas semua prosedur dan mekanisme keputusan internal yang telah
ditetapkan.
Nancy menyadari bahwa dia telah secara sepihak memutuskan
pengiriman suku cadang namun perlu juga digarisbawahi bahwa walau
demikian ia tetap bertanggung jawab dengan membayar tagihan secara pribadi
dari keuangannya. Hal ini patut diberikan penghargaan yang tinggi.
Selain itu, kondisi pengambilan keputusan saat itu sangat mendadak
namun sangat penting dan dibutuhkan intuisi yang kuat bagi seorang
pengambil keputusan. Karena itu menurut saya, Nancy adalah tipe karyawan
yang peka dan tanggap terhadap permasalahan dan disisi lainnya ia adalah
12
karyawan yang sangat bertanggung jawab karena itulah promosi jabatan
menjadi sangat layak untuk dimilikinya.
Dalam keadaan ini keputusan yang diambil Nancy termasuk dalam
keputusan yang tidak terprogram, dan memerlukan perlakuan khusus dan
cepat sehingga dibutuhkan orang yang berpengalaman dan profesional dalam
menentukan langkah yang bijak bagi kemajuan organisasi dengan tidak
menghilangkan tanggung jawabnya terhadap keputusan yang diambil tersebut.
Tipe keputusan yang dibuat 0leh Nancy dan Alternatif keputusan yang
tersedia baginya selain yang telah dibuatnya :
Menurut pendapat Menurut Siagian, S.P. (1993), ada 2 tipe keputusan
yaitu keputusan yang terprogram dan keputusan yang tidak terprogram. Dari
kasus diatas telah jelas bahwa keputusan yang diambil oleh Nancy adalah
keputusan diluar aturan yang telah ditetapkan yaitu keputasan tidak
terprogram. Keputusan ini muncul karena tidak sesuai dengan aturan yang
diberlakukan namun sangat mendesak dan memiliki permasalahan yang
kompleks atau sangat penting karena itu perlakuan keputusan ini adalah
bersifat khusus.
Beberapa hal yang perlu mendapatkan penekanan dalam menganalisa
jawaban nomor 2 ini adalah “:
1
Dealer Xemas sangat gelisah karena tidak bisa memenuhi kepuasan
pelanggan disebabkan tidak adanya suku cadang pada persediaannya
2
3
4
(paragraph ke 2);
Dealer xemas telah mencoba menghubungi distributor selama dua jam
tetapi tetap tidak berhasil (paragraph kedua);
Nancy tetap mengirimkan suku cadang yang sesungguhnya melanggar
aturan perusahaan namun ia melihat tingkat kepentingan yang tampak
(paragraph ke 4);
Nancy telah memutuskan bahwa pelayanan pelanggan adalah hal yang
paling penting (paragram 4).
Beberapa permasalahan yang kompleks tersebut membuat Nancy harus
mengambil tipe keputusan tidak terprogram walaupun ia secara sadar mengakui
melanggar aturan yang ada.
13
Adapun keputusan alternatif yang sesungguhnya menurut penulis dapat
diambil saat itu adalah:
1.
Karena bersifat melanggar aturan, namun keputusan harus dapat diambil
secepat
mungkin
maka
Nancy
seharusnya
dapat
mengkomunikasikan/mengkonsultasikan langsung kebijakan yang akan
diambilnya saat itu kepada atasannya/atau jabatan yang berwenang dalam
pengambilan keputusan ini.
2.
Nancy memberikan permakluman penundaan pengiriman suku cadang
sampai adanya keputusan dari managerial sehingga tidak akan terkesan
melanggar aturan yang ada. Walaupun konsekwensi yang akan diterima
tidak populer pada sisi pelanggan.
Faktor tingkah laku apa yang mempengaruhi keputusan Nancy :
Menurut pendapat saya, faktor tingkah laku yang sangat dominan
mempengaruhi keputusan Nancy adalah faktor kepribadian dimana keputusan
yang diambil terpusat pada 3 (tiga) tipe variabel yaitu:
1.
Variabel Kepribadian: sikap, kepercayaan dan kebutuhan saat pengambilan
keputusan sangat mendesak dan penting. Sedangkan menjaga
kepercayaan pelanggan adalah hal utama yang dipikirkan oleh Nancy. Hal
ini sesungguhnya akan menguntungkan perusahaan.
2.
Variabel situasional: pada kasus tersebut telah dijelaskan pada paragraph
paragrafnya bahwa kondisi saat itu sangat mendesak dan dealer telah
mencoba menghubungi distributor hampir 2 jam lamanya. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya pengiriman suku cadang tersebut dan
karena itu pengaruh eksternal menajadi sangat dominan dalam keputusan
Nancy.
3.
Variabel interaksional, ini menjelaskan adanya situasi individu spesifik
hasil dari interaksi antara situasi yang spesifik dengan kepribadian
individu. Nancy melihat ada peluang untuk menjaga kepuasan pelanggan.
Walau sesungguhnya dia menyadari bahwa mengirim suku cadang adalah
hal yang melanggar aturan namun ia juga memiliki pribadi yang
bertanggung jawab dengan menyetorkan tagihan suku cadang dari uang
14
pribadinya. Interaksi inilah yang sangat spesifik membuat Nancy
mengambil keputusan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1997), Organisasi, Jakarta : Bina rupa Aksara
Stephen P.Robbin-Timothy A.Judge,(2008), Perilaku Organisasi,Organizational
Behavior,Jakarta: Salemba empat.