Analisis Menyimak dengan baik dan efekti

Analisis Menyimak dengan baik dan efektif
Sitti Musdalifah DB
Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Imu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar
[email protected]
Abstrak
Tujuan penulisan ini untuk mengetahui faktor dalam menyimak. Mengetahui cara-cara
menyimak yang baik. Dan menyimak secara efektif. Serta meningkatkan keterampilan
dalam menyimak efektif.

Keywords: keterampilan menyimak, menyimak efektif, faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan menyimak, Cara Meningkatkan Keterampilan Menyimak Efektif

A. Pendahuluan

Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif,
kreatif, produktif dan resesif apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah
keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan ide serta
gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Jika diperinci, minimal ada
empat peran menyimak dalam kehidupan, yaitu sebagai landasan belajar bahasa,
penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis, pelancar komunikasi, dan

penambah informasi. Dengan demikian menyimak sangat penting dalam proses belajar
mengajar, oleh karena itu menyimak dengan baik dan efektif dapat meningkatkan mutu
interaksi dan komunikasi agar lebih terarah dan efisien.

B. Pembahasan
1. Pengertian Menyimak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Sutari,1997:16), Mendengar
mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada

bunyi maka alat pendengaran kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut.
Kita mendengar suara itu, tanpa unsur kesengajaan. Proses mendengar terjadi tanpa
perencanaan tetapi datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu
mungkin menarik perhatian, mungkin juga tidak. Mendengarkan atau menyimak
merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran.
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak
(panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18) Menyimak
dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan
simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4) “Menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta

interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna
komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”.
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi
bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang
terkandung di dalamnya”. (Sabarti –at all: 1992)
1.1 Tujuan menyimak
Menurut Lilian M. Logan, Menyatakan bahwa tujuan menyimak sebagai berikut:
1. Untuk dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran pembicara, dengan kata lain
menyimak untuk belajar;
2. Untuk menikmati terhadap sesuatu materi ujaran, terutama pada bidang seni, dengan
perkataan lain menyimak untuk menikmati keindahan audial;
3. Untuk menilai bahan simakan ( baik-buruk, indah-jelek, tepat, asal-asalan, logis-tak
logis, dan sebagainya;
4. Untuk dapat menikmati dan menghargai bahan simakan ( penyimak cerita, puisi,
musik dan lagu, dialog, diskusi, dan sebagainya ), dengan perkataan lain menyimak untuk
evaluasi;
5.

Untuk dapat mengkomunikasikan gagasan-gagasan, ide-ide, perasaan-perasaan


kepada orang lain dengan lancar dn tepat. Dengan kata lain, menyimak sebagai
penunjang dalam mengkomunikasikan idea tau gagasan sendiri.

6.

Untuk dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat, bunyi yang distingtif

(membedakan arti ) dan bunyi mana yang tidak distingtif. Ini biasanya diperoleh dari
native speaker ( pembicara asli );
7. Untuk dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analitis dengan masukan dari
bahan simakan;
8. Untuk dapat meyakinakan diri sendiri terhadap suatu masalah atau pendapat yang
diragukan, dengan perkataan lain menyimak persuasif.
Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide
serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Tarigan (1994:56)
menyimpulkan bahwa ada delapan tujuan menyimak, yaitu:
1. Menyimak untuk belajar
2. Menyimak untuk menikmati
3. Menyimak untuk mengevaluasi
4. Menyimak untuk mengapresiasi

5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide, gagasan maupun perasaannya sendiri
kepada orang lain dengan lancar dan tepat
6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi dengan tepat
7. Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis
8. Menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama
ini meragukan.

1.2. Jenis-jenis menyimak
Ragam pengertian menyimak menurut Tarigan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Menyimak ekstensif merupakan sebuah jenis kegiatan menyimak tanpa harus ada
bimbingan langsung dari seorang guru karena hal-hal yang disimak bersifat umum
dan bebas.
Menyimak ekstensif dibagi menjadi empat, yaitu:
a. Menyimak social
b. Menyimak sekunder
c. Menyimak estetik
d. Menyimak pasif

2. Menyimak intensif merupakan jenis kegiatan menyimak yang bersifat umum dan
bebas serta memerlukan bimbingan langsung dari para guru. Pada umumnya

menyimak intensif diarahkan pada sebuah kegiatan atau hal tertentu.
Menyimak intensif dibagi menjadi enam, yaitu:
a. Menyimak kritis
b. Menyimak konsentratif
c. Menyimak kreatif
d. Menyimak eksploratif
e. Menyimak interogatif
f. Menyimak selektif
1.3 Peran Menyimak
1.

Landasan belajar berbahasa

2.

Penunjang keterampilan berbicara, membaca dan menulis

3.

Pelancar komunikasi lisan


4.

Penambah informasi

1.4 Proses Menyimak
1.

Tahap mendengar (hearing)

2.

Tahap memahami (understanding)

3.

Tahap menginterpretasi (interpreting)

4.


Tahap mengevaluasi (evaluating)

5.

Tahap menanggapi (responding)

2. Menyimak efektif
Menyimak merupakan salah satu proses komunikasi. Komunikasi disini adalah
proses dalam mengirim dan menerima informasi.Menyimak merupakan proses
menerima informasi atau menyimak menyimak barsifat reseptif. Untuk menyimak
secara efektif bukanlah hal yang mudah . Seseorang harus dapat bersikap objektif dan
dapat memahami pesan yang disampaikan oleh lawan komunikasinya. Menyimak
secara afektif membutuhkan konsentrasi, pengalaman dan keterampilan. Jadi,

menyimak efektif adalah menyimak secara objektif dan memahami pesan yang
disampaikan oleh lawan komunikasinya.
2.1. Teknik Menyimak Yang Efektif
Untuk dapat menyimak dengan baik, perlu mengetahui syarat menyimak efektif.
Adapun syarat tersebut ialah: (1) menyimak dengan berkonsentrasi , (2) menelaah
materi simaka, (3) menyimak dengan kritis, dan (4) membuat catatan. (Universitas

Terbuka, 1985:35). Berikut ini adalah masing masing hal itu:.
1. Menyimak dengan Berkonsentrasi. yang dimaksud dengan menyimak
berkonsentrasi ialah memusatkan pikiran perasaan, dan perhatian terhadap bahan
simakan yang disampaikan pembicara. Untuk dapat memusatkan perhatian terhadap
bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan baik, penyimak harus dapat
menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal dari dirinya sendiri ataupun
yang berasal dari luar. Beberapa faktor luar yang dimaksudkan di antaranya adalah
sebagai berikut:
a. Orang yang Datang Terlambat. Pada prinsipnya orang yang datang terlambat ke
tempat ceramah akan mengganggu penyimak yang sedang berkonsentrasi terhadap
bahan simakan.
b. Keanehan-keanehan yang Terjadi di antara Pembicara dan Penyimak Jika
terjadi ketidakselarasan antara pembicara dan penyimak, akan terjadi gangguan pada
diri penyimak.
c. Metode Pembicara yang Tidak Tepat dalam Situasi Komunikasi. Metode yang
tidak tepat, akan berakibat gagalnya alur komunikasi pembicara dan penyimak.
d. Pakaian Pembicara. Pembicara yang memakai pakaian yang berlebihan akan
mengganggu konsentrasi penyimak.
e. Pembicara yang tidak menarik
2. Menelaah Materi Simakan. Untuk menelaah materi simakan, penyimak dapat

melakukan hal-hal berikut ini: (a) mencari arah dan tujuan pembicaraan, (b) mencoba

membuat penggalan-penggalan pembicaraan dari awal sampai akhir, (c) menemukan
tema sentral (pokok pembicaraan), (d) mengamati dan memahami alat peraga (media)
sebagai penegas materi simakan. (e) memperhatikan rangkuman (jika pembicara
membuat rangkuman) yang disampaikan pembicara.
3. Menyimak dengan Kritis. Yang dimaksudkan dengan menyimak kritis ialah
aktivitas menyimak yang para penyimaknya tidak dapat langsung menerima gagasan
yang disampaikan pembicara sehingga mereka meminta argumentasi pembicara. Pada
dasarnya penyimak kritis memiliki ciri-ciri: (a) dapat menghubungkan yang
dikaitakan pembicara dengan pengetahuan dan pengalamannya, (b) dapat menyusun
bahan yang telah disimak dengan baik (reproduksi), (c) dapat menguraikan
(menelaskan) apa saja yang telah disampaikan pembicara. dan (d) dapat melakukan
evaluasi terhadap bahan yang telah disimak.
4. Membuat Catatan. Kegiatan menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak
yang diikuti dengan kegiatan mencatat. Yang perlu dicatat dalam kegiatan menyimak
ialah hal-hal. yang dianggap penting bagi penyimak. Catatan itu merupakan langkah
awal dalam memahami bahan simakan. Hal-hal penting yang perlu diketahui
penyimak dalam mencatat ialah: (a) catatan boleh menggunakan tanda-tanda yang
bersifat informal. (b) bentuk catatan yang benar ialah singkat, padat, dan jelas. (c)

catatan yang baik ialah catatan yang benar artinya catatan itu tidak akan menimbulkan
keraguan, (d) catatan yang diberi tanda-tanda tertentu, akan mempermudah penyimak
membaca ulang, (e) catatan perlu direviu secara periodik. Selanjutnva. dalam
pencatatan, ada beberapa metode yang dapat diterapkan, di antaranya ialah metode
kerangka saris bestir, metode precis, metode bukti-prinsip, metode pemetaan.
2.2. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak efektif
1.

Unsur Pembicara
Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan
kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi.

2. Unsur Materi
Unsur yang diberikan haruslah actual, bermanfaat, sistematis dan seimbang.
3. Unsur Penyimak / Pendengar
a.

Kondisi siswa dalam keadaan baik

b.


Siswa harus berkonsentrasi

c.

Adanya minat siswa dalam menyimak

d.

Penyimak harus berpengalaman luas

4. Unsur Situasi
a.

Waktu penyimakan

b.

Saran unsur pendukung

c.

Suasana lingkungan

Menurut Hunt dalam Tarigan, (1987:97).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses kegiatan menyimak efektif, yaitu:
(1) sikap, (2) motivasi, (3) pribadi, (4) sistuasi kehidupan, dan (5) peranan dalam
masyarakat
Menurut Logan dalam Tarigan (1987:97-98). Faktor-faktor yang mempengaruhi
proses kegiatan menyimak efektif, yaitu:
1.

Faktor lingkungan, yang terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial,

2.

faktor fisik,

3.

faktor psikologis, dan

4.

faktor pengalaman

Berdasarkan ketiga sumber mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
menyimak, ketiga sumber tersebut mempunyai perbedaan dan persamaan. Setelah
dibandingkan

sumber

tersebut,

dapat

dikatakan

bahwa

faktor-faktor

yang

mempengaruhi dalam proses kegiatan menyimak efektif adalah:
(1) faktor fisik,
(2) faktor psikologis,
(3) faktor pengalaman,
(4) faktor sikap,
(5) faktor motivasi,
(6) faktor jenis kelamin,
(7) faktor lingkungan, dan
(8) faktor peranan dalam masyarakat.
1) Faktor Fisik
Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan
keefektifan serta kualitas dalam menyimak. Misalnya, ada orang yang sukar sekali
mendengar. Dalam keadaan seperti itu, mungkin saja dia terganggu atau kehilangan
ide-ide pokok seluruhnya. Juga secara fisik dia berada jauh di bawah ukuran gizi yang
normal, sangat lelah, serta tingkah polahnya tidak karuan. Kesehatan serta
kesejahteraan fisik merupakan modal penting dalam melakukan kegiatan menyimak.
Lingkungan fisik juga mempengaruhi dalam menyimak, seperti ruangan terlalu panas,
lembab atau terlalu dingin, dan suara bising dapat mengganggu orang yang sedang
melakukan kegiatan menyimak.
2) Faktor Psikologis
Tarigan (1987:100) menyebutkan bahwa faktor-faktor psikologis dalam
menyimak mencakup masalah-masalah:

1) prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan
alasan;
2) keegosentrisan dan keasyikan terhadap minat pribadi serta masalah pribadi;
3) kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang luas;
4) kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian sama sekali pada
pokok pembicaraan;
5) sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru, terhadap pokok pembicaraan,
atau terhadap sang pembicara.
3). Faktor Pengalaman
Latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam menyimak.
Kurangnya minat dalam menyimak merupakan akibat dari kurangnya pengalaman
dalam bidang yang akan disimak tersebut. Sikap-sikap yang menentang dan
bermusuhan timbul dari pengalaman yang tidak menyenangkan. Misalnya, siswa tidak
akan “mendengar” ide-ide yang berada di luar jangkauan pengertian serta pemahaman
mereka.
4) Faktor Sikap
Setiap orang akan cenderung menyimak secara seksama pada topik-topik atau
pokok-pokok pembicaraan yang dapat disetujui dibanding dengan yang kurang atau
tidak disetujuinya. Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama
mengenai segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap
menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan baginya, tetapi bersikap
menolak pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan baginya.
5) Faktor Motivasi
“Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalau
motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu maka dapat diharapkan orang itu akan
berhasil mencapai tujuan” (Tarigan, 1987:103).

Dorongan dan tekad diperlukan dalam mengerjakan segala sesuatu. Dalam
mengutarakan maksud dan tujuan yang hendak dicapai, bagi seorang guru merupakan
suatu bimbingan kepada para siswa untuk menanamkan serta memperbesar motivasi
mereka untuk menyimak dengan tekun.
6) Faktor Jenis Kelamin
Berdasarkan beberapa penelitian, para pakar menarik kesimpulan bahwa pria dan
wanita pada umumnya mempunyai perhatian yang berbeda, dan cara mereka
memusatkan perhatian pada sesuatu pun berbeda pula.
Silverman dan Webb, misalnya, menemui fakta-fakta bahwa gaya menyimak pria
pada umumnya bersifat objektif, aktif, keras hati, analitik, rasional, keras kepala atau
tidak

mau

mundur,

menetralkan,

intrusif

(bersifat

mengganggu),

dapat

menguasai/mengendalikan emosi; sedangkan gaya menyimak wanita cenderung lebih
subjektif,

pasif,

ramah/simpatik,

difusif

(menyebar),

sensitif,

mudah

dipengaruhi/gampang terpengaruh, mudah mengalah, reseptif, bergantung (tidak
berdikari), dan emosional (dalam Tarigan, 1987:104)
7) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan terdiri atas dua, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Dalam lingkungan fisik, ruangan kelas merupakan faktor penting dalam memotivasi
kegiatan menyimak, seperti menaruh perhatian pada masalah-masalah dan saranasarana akustik, agar siswa dapat mendengar dan menyimak dengan baik tanpa
ketegangan dan gangguan. Para guru harus dapat mengatur dan menata letak meja
dan kursi sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap siswa mendapat
kesempatan yang sama untuk menyimak.
Lingkungan sosial juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam
menyimak. Anak-anak cepat sekali merasakan suatu suasana dimana mereka
didorong untuk mengekspresikan ide-ide mereka, juga cepat mengetahui bahwa
sumbangan-sumbangan mereka akan dihargai. Anak-anak yang mempunyai
kesempatan untuk didengarkan akan lebih sigap lagi mendengarkan apabila seseorang

mempunyai kesempatan berbicara. Jadi, suasana dimana guru merencanakan
pengalaman-pengalaman yang memungkinkan anak-anak dapat memanfaatkan situasi
ruangan kelas untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi mereka.
8) Faktor Peranan dalam Masyarakat
Tarigan (1987:107) menyatakan bahwa “banyak berjalan banyak dilihat; banyak
disimak banyak diserap banyak pengatahuan.” Kemauan menyimak dapat
dipengaruhi oleh peranan dalam masyarakat. Sebagai guru dan pendidik, dipandang
perlu untuk menyimak ceramah, kuliah atau siaran-siaran radio dan televisi yang
berhubungan dengan masalah pendidikan dan pengajaran. Sebagai seorang
mahasiswa, diharapkan dapat menyimak lebih seksama dan penuh perhatian daripada
sebagai karyawan harian pada sebuah perusahaan setempat. Jelaslah betapa
pentingnya faktor peranan dalam masyarakat bagi peningkatan menyimak.
2.3. Cara Meningkatkan Keterampilan Menyimak Efektif
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan keterampilan
menyimak efektif seperti berikut ini:
(1) bersikaplah secara positif;
(2) bertindak responsif;
(3) cegahlah gangguan-gangguan;
(4) simaklah dan ungkaplah maksud pembicara;
(5) carilah tanda-tanda yang akan datang;
(6) carilah rangkuman pembicaraan terlebih dahulu;
(7) nilailah bahan-bahan penunjang; dan
(8) carilah petunjuk-petunjuk nonverbal.

2.4. solusi-solusi untuk menyimak efektif tersebut antara lain:
a) Mencoba memahami pokok pikiran atau ide utama pembicara. Seorang pendengar
yang baik selalu mencoba untuk memahami intisari dari suatu pesan.Jangan
mendengar secara masuk telinga kanan keluar telinga kiri atau sebaliknya. Dari
pembicaraan yang panjang lebar, tentu terdapat pokok pikirannya. Peganglah
pokok pikiran itu, niscaya anda tahu maksud pembicara. Hal ini mungkin sulit
dilakukan pertama kali. Karena itu, kita memang perlu latihan berkonsentrasi
mendengarkan orang yang berbicara tanpa melakukan hal lain yang menganggu
konsentrasi kita.
b) Hindari gangguan dari lingkungan sekitar Ini dia hubungannya dengan yang tadi/
pendengar yang baik selalu mencoba untuk memfokuskan diri pada pembicara.
Mencoba mendengarkan pendapat teman ketika rapat sebagai contoh, tanpa
terpengaruh oleh sinyal SMS, dering telepon, orang yang berlalu lalang, dan
sebagainya. Oleh karena itu untuk pembicaraan yang serius, faktor lingkungan
perlu diperhatikan.
c) Mencoba untuk mengendalikan emosi Pendengar yang baik selalu mencoba untuk
mengesampingkan emosi, sehingga ia dapat menerima pembicaraan dengan
jernih. Pendengar yang baik juga selalu mencoba untuk memahami pembicara
tanpa membuat penilaian pribadi atas pembicara. Memang kadang ada kata-kata
yang keliru dari pembicara yang perlu diluruskan. Namun pelurusan pun harus
dengan ilmu. Nasehat hendaknya disampaikan setelah pembicara rampung
berkata-kata. Itupun disampaikan secara empat mata tidak di depan udiens lain.
d) Membuat catatan jelas dan singkat Buatlah catatan kecil tanpa mengurangi
konsentrasi kita pada saat mendengarkan. Harap diingat kita tidak dapat
mengerjakan dua tugas sekaligus tanpa mengurangi keefektifan salah satu
diantaranya. Jadi ini harus dilakukan dengan ekstra konsentrasi. Munkin anda bisa
melatih menulis cepat, dan juga catatan itu tidak perlu dengan tulisan tangan yang
indah, bisa berupa singkatan-singkatan, diagram-diagram yang anda saja dapat
membacanya. Tidak masalah, yang penting anda dapat memahaminya. Boleh juga
disalin kembali jadi catatan yang lebih baik.

e) Mencoba untuk bersifat empati Mencoba untuk menghargai posisi pembicara,
sehingga kita terhindar dari mendengar apa yang hanya mau kita dengar saja.
Tempatkan diri anda sebagai diri pembicara. Ketika anda berbicara, tentu anda
juga ingin pendengar mendengarkan dengan seksama. Ini juga yang diinginkan
pembicara yang sedang berbicara di depan anda.
f) Memperhatikan komunikasi non verbal Tataplah lawan bicara, dan perhatikan
bahasa tubuh mereka. Searingkali terjadi pemahaman akan suatu informasi lebih
bisa kita pahami dengan memperhatikan raut muka dan gerakan tubuh lawan
bicara. Dan sebagai pendengar, kita pun harus memperhatikan bahasa tubuh yang
kita tampilkan, seperti posisi duduk, raut muka, anggukan kepala dan sebagainya.
g) Mendengarkan dengan selektif Seringkali dalam suatu pembicaraan, pembicara
memberikan informasi- informasi yang penting. Kadang informasi tersebut
tersembunyi di dalam konteks pembicaraan. Kita diharapkan dapat memilahmilah informasi tersebut untuk mendapatkan yang kita butuhkan.
h) Bertanya pada tempatnya Tunda dahulu pertanyaan dan gagasan yang ingin
disampaikan sampai pembicara selesai. Ajukan pertanyaan untuk memperjelas
maksud pembicara. Ini hampir sama dengan point yang pertama. Bisa jadi,
masalah yang anda tidak paham akan diterangkan seketika itu juga tanpa anda
menanyakannya. Karena itu, sabarlah. Boleh jadi, tanpa bertanya pun apa yang
anda bingungkan akan diterangkan kembali.
i) Buatlah kesimpulan atas apa yang menjadi inti pembicaraan Dengan mencoba
menangkap intisari pembicaraan diharapkan kita dapat memahami permasalahan
dengan kata kita sendiri. Cobalah ramu kembali apa yang pembicara telah
sampaikan dengan kata- kata anda sendiri. Ini akan melatih anda untuk
mengambil kesimpulan dengan baik.
j) Memberikan umpan balik Memberikan umpan balik kepada pembicara sehingga
ia mengetahui sejauh mana kita sudah memahami pembicaraan. Inilah saatnya
bertanya, berpendapat atau berkomentar. Setelah pembicara selesai mengutarakan
pembicaraanya, barulah giliran kita. Jangan diam saja, sampaikan sepatah dua
patah kalimat agar pembicara tahu sejauh mana kita paham.

Simpulan dan Saran
A. Simpulan
Menyimak adalah suatu rentetan proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi,
menyusun penafsiran, memanfaatkan hasil penafsiran, dan proses penyimpanan, serta
proses menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan
pengalaman. Menyimak adalah suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan
bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan merealisasi atas makna
yang terkandung dalam bahan simakan. Jadi menyimak sangatlah penting bagi para
pelajar, menyimak bertujuan untuk menangkap, memahami pesan, ide serta gagasan yang
terdapat pada materi atau bahasa simakan.

B. Saran
Penulis menyarankan agar siswa dapat menerapkan dan memahami suasana dalam
menyimak. Serta melaksanakan perilaku menyimak dalam kegiatan menyimak agar
kualitas menyimak lebih baik dan efektif.

Daftar Pustaka
Animous.(n.d).‘’pengertianmenyimaktujuanjenismenyimak’’http://pengertianedefinisi.co
m/pengertian-menyimak-tujuan-jenis-menyimak/. Diakses pada tanggal 2 Mei
pukul 08.30 WITA
Ardiyansah.2016.‘’tahapprosesmenyimak’’https://ardiyansah1996.blogspot.co.id/2016/04
/proses-menyimak-tahap-proses-menyimak.html. Diakses pada tanggal 2 Mei
pukul 09.00 WITA
Fummy,

annisa.

2015.

‘’keterampilan

menyimak

yang

baik

dan

efektif’’.

http://annisafummy.blogspot.co.id/2015/08/keterampilan-menyimak-yang-baikdan.html. Diakses pada tanggal 2 Mei pukul 10.00 WITA
Serenade,aristha.(n.d)‘’keterampilanmenyimak’’http://aristhaserenade.blogspot.co.id/p/ke
terampilan-menyimak.html. Diakses pada tanggal 2 Mei pukul 9.30 WITA

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65