ANALISIS TEKS SASTRA PUISI wiji

ANALISIS TEKS SASTRA PUISI DI SURAT KABAR HARIAN
KOMPAS EDISI MARET 2014

Disusun Oleh:

Grasia Renata Lingga
D1E010030

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Puisi merupakan sebuah media yang digunakan untuk penyampaian pesan secara unik
melalui kata- kata yang digunakan. Puisi juga merupakan sebuah cara penyampaian ide,
gagasan dan hasil perenungan penyair kepada pembaca dan

juga sangat efektif dalam


merumuskan sebuah permasalahn sosial. Gagasan dalam puisi bisa berupa ungkapan cinta,
protes, kemarahan, kegundahan, atau bahkan kebosanan terhadap suatu peristiwa yang terjadi
dilingkungan sekitar. Yang kesemuanya itu dirangkai dengan kata-kata indah, puitis dan tidak
selalu lugas.
Puisi adalah bentuk kesusastraan yang paling tua. Puisi termasuk karya sastra, dan
semua karya sastra bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak
digunakan makna kias dan makna lambang. Bahasanya lebih banyak mengandung
kemungkinan makna sehingga setiap kata yang digunakan memiliki kemungkinan makna lain
di luar arti yang sebenarnya.
Puisi yang mengandung sebuah teks akan mengkomunikasikan beberapa konsep.
Konsep tersebut diantaranya menceritakan sesuatu, membawa kesan dan pengalaman penyair,
dan menimbulkan komentar-komentar atau opini sosial. Puisi digunakan sebagai kendaraan
penyair untuk membawa ide (pesan) yang dirasakan oleh penyair.
Secara sederhana, puisi dirumuskan sebagai bentuk pengucapan bahasa yang
memperhitungkan adanya aspek bunyi- bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan
pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan
individual dan sosialnya, yang diungkapkan dengan teknik pilihan tertentu, sehingga puisi itu
mampu membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengar.
(Suminto, 2003: 4)

Syu’bah Asa menjelaskan pengertian puisi melalui sebuah karya puisinya yang
berjudul “Tentang Menulis sajak”, yaitu sebagai berikut:

“Bila aku menulis sajak/ mungkinkah sajak lahir dari kehendak/ sedang rangsang puitik itu
tak kunjung muncul dari ketiak/// kalau engkau menulis sajak/ mondar mandirkah engkau di
dalam kamar/ mereka- reka sekian lagak/ atau duduk memilih sejumlah nama// sedang yang
sajak tinggal mendesak///”.
Dalam kutipan puisi tersebut, seorang Syu’bah Asa, mengungkapkan bahwa sebuah
puisi tidak hanya dengan keindahan kata, namun mampu menghenyakkan pembaca dan
sekaligus membangkitkan sikap kritis dalam mengahadapi berbagai tantangan dalam hidup.
Bahwa menulis puisi tidak semata- mata menuliskan kisah yang dibumbui dengan permainan
kata, namun lebih dari itu, menulis puisi merupakan bagian dari tanggung jawab moral
penyair, yakni suatu keinginan untuk berbagi kehidupan, pikir dan rasa dengan para pembaca.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Yenti Nurhidayat (2014), bahwa sastra (puisi)
dalam kehadirannya harus memiliki misi, sastra tidak lahir dari kegenitan untuk sekedar
bermain dengan kata- kata dan diksi, namun punya pesan yang harus sampai pada pembaca.
Yang menarik bagi penulis adalah puisi- puisi yang diterbitkan pada surat kabar
harian. Karena penulis merasa bahwa surat kabar harian adalah media yang sangat efektif
bagi masyarakat secara keseluruhan, baik dari masyarakat lapisan bawah ataupun menengah
ke atas. Karena surat kabar harian merupakan media yang paling akrab bagi masyarakat.

Penyair- penyair ternama yang kita kenal saat ini, juga muncul karena karya- karya
puisinya yang juga diterbitkan pertama kali melalui surat kabar harian dari masa ke masa.
Seperti halnya Chairil anwar, W.s Rendra, Taufiq Ismail, Sapardi Djoko Damono hingga
aktifis gerakan mahasiswa yang cukup terkenal, Soe Hok gie. Mereka menuliskan
gagasannya melalui puisi- puisi yang terbit di surat kabar harian pada masanya.
Hingga pada masa kekinian, lahir penyair- penyair muda yang juga aktif menulis di
surat kabar harian, Seperti Linda djalil yang merupakan mantan wartawan tempo,

Andi

Wirambara, Dimas Indianto, Hasan Al Banna dan masih banyak lagi penyair- penyair baru
yang setiap minggunya hadir menghiasi surat kabar harian lokal, maupun nasional di tiaptiap daerah di Indonesia.
Penelitian untuk teks- teks puisi jarang sekali dilakukan, apa lagi dalam bentuk
penelitian yang serius. Dalam hal ini, penelitian Tugas akhir dalam bentuk skripsi, karena
puisi masih di anggap sesuatu yang sederhana dan kurang penting untuk dibahas apalagi di

kaji, dan sebagian menganggap bahwa pemaknaan dalam puisi, hanya penyairnya saja yang
tahu. Padahal pada kenyataannya, setiap teks dalam puisi sangat menarik untuk dibahas
apalagi diteliiti, karena dalam sebuah puisi ada sebuah gagasan besar tentang satu persoalan
sosial yang direnungi oleh penyair dan di tulis dengan indah. Namun saat dianalisis

maknanya, dalam sebuah puisi saja, bisa merupakan sebuah persoalan yang dekat sekali
dengan kita, yang selama ini kita abaikan keberadaannya. Pesan yang disampaikan penyair
terkadang sulit dibaca dan dipahami, namun kedalaman isinya, memiliki pesannya sendiri
yang harus dikaji kembali.
Begitupun dengan puisi- puisi yang lahir di era global saat ini, puisi tetap konsisten
menyimpan maknanya dalam setiap baid pada tulisan, dan persoalan- persoalan yang
dibawapun tetap tidak kalah pentingnya untuk dipahami. Terlebih pada puisi- puisi yang
terbit pada surat kabar harian KOMPAS.
Penulis tertarik meneliti puisi- puisi yang di terbitkan pada surat kabar harian KOMPAS,
dimana puisi seperti menemukan ruangnya sendiri pada kolom khusus sastra di setiap minggunya.
Surat kabar harian KOMPAS memberi kesempatan dan ruang kepada siapa saja yang ingin karya
puisinya diterbitkan. Puisi- puisi itu terbit setiap hari minggu, di halaman dua puluh dua. Jumlah
puisi yang terbit setiap minggunya tidak merata, ada yang satu penyair dengan lima puisi sekaligus,
ada yang dua penyair dengan masing- masing tiga puisi, ada juga yang tiga penyair dengan masingmasing dua puisi.
Puisi- puisi yang layak terbit di surat kabar harian kompas,

merupakan puisi- puisi yang

pastinya memiliki nilai- nilai sastra yang kuat dan merupakan puisi- puisi pilihan yang mengandung
informasi yang penting untuk diketahui dan berguna bagi pembaca.

Seperti halnya pada penggalan salah satu puisi yang di tulis oleh Seno Joko Suyono, yang
terbit pada hari Minggu, tanggal 16 maret 2014, dengan judul puisi : “Wat Do Sutep”,

“kuil tak bisa sembarangan
Didirikan oleh sanyasin- sanyasin pengelana”
“kuil tak bisa asal dibangun
Tapa persetujuan sangha”
Tahukah kau
Di depan blenduk stupa buatan bante pedesaan itu
Aku mengenang kisah

Jenar yang mayat wanginya
Diganti anjing oleh wali
Seperti halnya juga penggalan puisi karya Alizar Tanjung, yang terbit pada hari
Minggu, 2 Maret 2014 pada halaman 22, yang di beri judul : “Lado Sungai Pua”.
Lado orang sungai pua, ditanam di sebidang tanah di depan rumah. Diselingi bawang perai,
seledri, lobak sawi. Pupuknya tahi ayam. Racunnya air liur pagi hari. Hujannya kumpulan
embun merapi. Di satu kaki merapi, di satu lading, di satu batang, di satu buah lado merah
sungai pua, aku temukan diriku, melengkung.
Memeluk jantungku. Diriku akar yang menjalar dalam biji lado sungai pua, bunga yang

mengendap di pangkal daun yang mencintai batang, buah yang matang di meja makan
dengan tambahan irisan bawang perai, taburan garam, seledri sungai pua, lezatnya. (2013)
Untuk memahami isinya, kita tidak bisa hanya sekedar membaca begitu saja, orangorang yang awam pada puisi tentu akan kebingungan mengungkapkan makna

yang

terkandung dalam puisi yang ditulis oleh Seno Joko Suyono dan Alizar tanjung serta penulis
puisi- puisi lainnya yang di muat di surat kabar harian Kompas.
Tanpa adanya analisis wacana teks, pembaca akan sulit menemukan nilai yang
ditawarkan masing- masing penulis dalam puisi- puisi yang dimuat. Tanpa memahami betul
makna setiap kata, pembaca akan kesulitan atau bahkan mengabaikan kehadiran puisi dalam
media cetak. Terlebih dari itu, tanpa menganalisisnya, pembaca juga tidak bisa menemukan
nilai keseluruhan yang di tawarkan oleh surat kabar harian Kompas dalam pemuatan dan
pemilihan puisi yang berhak untuk diterbitkan. Untuk itu, penulis mencoba menganalis isi
puisi yang di muat dalam surat kabar harian Kompas, pada edisi Maret 2014.
Adapun yang menjadi objek penelitian penulis adalah teks- teks puisi yang di muat di
Harian Kompas pada bulan Maret 2014 yang diambil dua puisi setiap minggunya dalam lima
minggu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis wacana teks untuk
mendiskripsikan dan mengkaji nilai- nilai yang ditawakan para penyair dalam setiap puisi
yang dimuat dalam surat kabar harian Kompas edisi Maret 2014. Hal ini merupakan suatu

upaya untuk mengetahui dan memahami, nilai-nilai yang dibentuk oleh surat kabar harian
Kompas pada setiap puisi yang terbit.
Setiap media memiliki cara tersendiri dalam memuat puisi yang kemudian akan dit

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana makna yang terkandung dalam puisi di surat kabar harian kompas
edisi Maret 2014?
2. Bagaimana nilai-nilai ideologi media yang terkandung dalam puisi yang terbit di
surat kabar harian Kompas edisi Maret 2014?

1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui nilai- nilai yang terkandung dalam puisi- puisi yang terbit di
surat kabar harian Kompas edisi Maret 2014.

2. Untuk mengetahui nilai- nilai ideologi media pada puisi yang terbit di surat kabar
harian Kompas edisi Maret 2014.


1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun melalui penelitian ini, penulis berharap penelitian ini memiliki manfaat untuk
semua pihak yang tertarik pada kesusastraan dan jurnalisme, antara lain:

1.4.1 Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih untuk
kemajuan keilmuan ataupun pengetahuan terutama kepada ilmu komunikasi serta ilmu- ilmu
yang berkaitan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan wawasan kepada
masyarakat dalam memahami puisi yang terbit di media cetak.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang juga pernah melakuka analisis wacana terhadap media
cetak adalah Diana Frisca Br. Karo, Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas

Bengkuluangkatan 2007. Diana melakukan penelitian dengan judul “Analisis Wacana
Terhadap Penulisan Feature Di Media Surat Kabar Harian Bengkulu Express edisi
Agustus 2011”
Sumber data yang didapat oleh Diana adalah melalui pengumpulan data dari Feature
yang di muat di Media Surat Kabar harian Bengkulu Ekspress edisi Agustus 2011, yang
berjumlah delapan feature.
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Diana adalah untuk mengetahui
struktur wacana teks pada feature di media surat kabar harian Bengkulu Ekspress tersebut.
Feature yang ada kemudian di analisis menggunakan analisis wacana yang di kemukakan
oleh Van Dijk yaitu meliputi tematik, skematik, semantic, sintaksis, stilistik dan retoris.
Adapun metode penelitia yang digunakan Diana adalah metode analisis wacana
(Discours Analysis) dengan pendekatan analisis wacana yang dikemukakan Van
Dijk..sedangkan teknik pengambilan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi,
wawancara dan observasi lapagan.
Hasil penelitian yang dilakukan Diana menunjukkan bahwa secara tekstual, struktur
dan skema strategi wacana yag ditulis oleh redaksi surat kabar harian Bengkulu Ekspress
memang bersifat netral dan tidak memperlihatkan adanya dukungan atau keberpihakan
terhadap elite pemerintahan yang berkuasa di Provinsi Bengkulu.

Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh

Diana adalah pada penelitian Diana, meneliti tentang struktur wacana teks pada feature di
media surat kabar harian Bengkulu Ekspress dengan menggunakan analisis wacana,
sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini adalah menganalisis nilai yang terkandung
dalam teks puisi dengan menggunakan analisis wacana teks .puisi yang yang akan diteliti
pada penelitian kali ini dimaksudkan untuk mengungkapkan pesan yang tersembunyi dari
penulis puisi di surat kabar harian Kompas dalam menyampaikan ide dan gagasannya.
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Diana, juga berbeda dengan tujuan yang
akan saya lakukan, yaitu peneltian yang akan saya lakukan bertujuan : untuk mengetahui
nilai- nilai yang terkandung dalam puisi- puisi yang terbit di surat kabar harian Kompas edisi
Maret 2014 dan untuk mengetahui nilai- nilai ideologi media pada puisi yang terbit di surat
kabar harian Kompas edisi Maret 2014.

1.2

Komunikasi massa

1.3

Jurnalistik


1.4

Analisis wacana
1.4.1 Pengertian Analisis Wacana
1.4.2 Struktur Analisis wacana

1.5

Analisis Konteks dan Kognisi Sosial

1.6

Puisi

1.7

Struktur Penulisan Puisi

1.1 Teori yang digunakan
1.2 Kerangka pemikiran