Semua mineral mempunyai susunan kimiawi
Pengertian Mineral
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki
bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk tidak
hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam
komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan
ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang
mempelajari mineral disebut mineralogi.
Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-atom
yang beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia tersendiri.
Dengan mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat dikenal, sekaligus kita
mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu (Graha,1987)
A. Sifat-Sifat Fisik Mineral
1.
Kilap (luster)
2.
Warna (colour)
3.
Kekerasan (hardness)
4.
Cerat (streak)
5.
Belahan (cleavage)
6.
Pecahan (fracture)
7.
Bentuk (form)
8.
Berat Jenis (specific gravity)
9.
Sifat Dalam
10.
Kemagnetan
11.
Kelistrikan
12.
Daya Lebur Mineral
1. Kilap
Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan
mineral saat terkena cahaya (Sapiie, 2006)
Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis:
a) Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan
seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam:
Gelena
Pirit
Magnetit
Kalkopirit
Grafit
Hematit
1
b) Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:
Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.
Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat
pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit,
dan gips.
Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada
spharelit.
Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada
serpentin,opal dan nepelin.
Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan
limonit.
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat
dipakai dalam menentukan
mineral secara megaskopis.
Untuk itu perlu dibiasakan
membedakan kilap mineral
satu dengan yang lainnya,
walaupun kadang-kadang
akan dijumpai kesulitan
karena batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak begitu tegas (Danisworo 1994).
2.
Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan
tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat
berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan
pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat
kehitaman atau tidak berwarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang
mempunyai warna khas, seperti:
Putih
: Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky
Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2)
Kuning
: Belerang (S)
Emas
: Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
Hijau
: Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)
Biru
: Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
Merah
: Jasper, Hematit (Fe2O3)
Coklat
: Garnet, Limonite (Fe2O3)
2
Abu-abu
: Galena (PbS)
Hitam
: Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit
3. Kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu
mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan
yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai
bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala
kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs.
Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai
skala 10 untuk mineral terkeras .
Skala Kekerasan Mohs
Skala Kekerasan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mineral
Talc
Gypsum
Calcite
Fluorite
Apatite
Orthoklase
Quartz
Topaz
Corundum
Diamond
Rumus Kimia
H2Mg3 (SiO3)4
CaSO4. 2H2O
CaCO3
CaF2
CaF2Ca3 (PO4)2
K Al Si3 O8
SiO2
Al2SiO3O8
Al2O3
C
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan
dari alat penguji standar :
Alat Penguji
Derajat Kekerasan
Kuku manusia
Kawat Tembaga
Paku
Pecahan Kaca
Pisau Baja
Kikir Baja
Kuarsa
4.
Cerat
Mohs
2,5
3
5,5
5,5 – 6
5,5 – 6
6,5 – 7
7
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat
dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin
atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat
3
dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral
tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :
Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna hitam.
Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
Biotite : Ceratnya tidak berwarna
Orthoklase : Ceratnya putih
Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara
keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie, 2006).
5.
Belahan
Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri
pada satu atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik
mineral yang mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul
dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak
semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah
terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di
dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila
terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan
cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung
membelah melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam
mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan teratur (Danisworo, 1994).
Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah
belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya:
a. Belahan satu arah, contoh : muscovite.
b. Belahan dua arah, contoh : feldspar.
c. Belahan tiga arah, contoh
6.
: halit dan kalsit.
Pecahan
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam
arah yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan
dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila
memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat
memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan
memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).
Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:
4
Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan
pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa.
Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit,
hipersten
Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus,
contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.
Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang
kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.
Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan
runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak.
7.
Bentuk
Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang
dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk
kristal disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas
disebut amorf (Danisworo, 1994).
Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:
a.
Bangun kubus
b.
Bangun pimatik
: piroksen, ampibole.
c.
Bangun doecahedon
: garnet
Mineral amorf misalnya
: galena, pirit.
: chert, flint.
Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal sering
mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan
kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik
yang berdiri sendiri maupun di dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut disebut
agregasi mineral dan dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut:
Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral
yang mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran
butirnya dapat dibedakan menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat
dilihat dengan mata biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula
pasir, disebut mempunyai sakaroidal.
Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma
tersebut begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau
struktur berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi menjadi:
struktur jarring-jaring (retikuler), struktur bintang (stelated) dan radier.
5
Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila individuindividu mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran
dibedakan menjadi struktur konsentris, foliasi.
Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda
lain. Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.
Bentuk kristal mencerminkan struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk
pemerian atau pengidentifikasian mineral (Sapiie, 2006).
8. Berat Jenis
Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang
umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih
dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di
dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah
berat miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir
mineral tersebut.
9. Sifat Dalam
Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong,
menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah
Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa,
orthoklas, kalsit, pirit.
Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas,
tembaga.
Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum.
Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan
sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit.
Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan
dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh: muskovit.
10.
Kemagnitan
Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan
sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik,
phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang
tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat
magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan
sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak
mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar
kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertikal.
11.
Kelistrikan
6
Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus
atau londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi
istilahsemikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas
tertentu.
12.
Daya lebur mineral
Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan
dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat
keleburan.
B. Kegunaan Mineral
1. Belerang
Belerang atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan oleh proses
vulkanisme, sifat-sifat fisik belerang adalah : Kristal belerang berwarna
kuning, kuning kegelapan, dan kehitam-hitaman, karena pengaruh unsur
pengotornya. Berat jenis : 2,05 - 2,09, kekerasan : 1,5 - 2,5 (skala Mohs),
Ketahanan : getas/mudah hancur (brittle), pecahan :berbentuk konkoidal dan
tidak rata. Kilap : damar Gores : berwarna putih. Sifat belerang lainnya adalah
: tidak larut dalam air, atau H2SO4. Titik lebur 129oC dan titik didihnya 446oC.
Mudah larut dalam CS2, CC14, minyak bumi, minyak tanah, dan
anilin, penghantar panas dan listrik yang buruk. Apabila dibakar apinya
berwarna biru dan menghasilkan gas-gas SO2yangberbaubusuk. Rp50.000.
Kegunaan : Belerang banyak digunakan di industri pupuk, kertas, cat, plastik,
bahan sintetis, pengolahan minyak bumi, industri karet dan ban, industri gula
pasir, accu, industri kimia, bahan peledak, pertenunan, film dan fotografi,
industri logam dan besi baja.
Lokasi : Potensi dan penyebaran endapan belerang Indonesia saat ini baru
diketahui di enam propinsi, dengan total cadangan sekitar 5,4 juta. Untuk tipe
sublimasi, karena proses terjadinya didasarkan kepada aktivitas gunung
berapi, maka selama gunung berapi aktif, belerang tipe ini dapat diproduksi.
Dengan demikian sumber daya belerang sublimasi dapat dianggap tidak
terbatas.
7
2. Emas
Emas merupakan logam
yang bersifat lunak dan mudah
ditempa, kekerasannya berkisar
antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta
berat jenisnya tergantung pada jenis
dan kandungan logam lain yang
berpadu dengannya. Mineral
pembawa emas biasanya berasosiasi
dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya
kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam.
Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah
teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas
telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang,
antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya
kandungan perak di dalamnya >20%.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di
permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme
kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara
mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan
menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan plaser
Emas banyak digunakan sebagai barang perhiasan, cadangan devisa, dll.
Potensi endapan
emas terdapat di hampir
setiap daerah di Indonesia,
seperti di Pulau Sumatera,
Kepulauan Riau, Pulau
Kalimantan, Pulau Jawa,
Pulau Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan
Papua.
3. Fosfat
8
Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen
dengan kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan
sebagai bone phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau
berdasarkan kandungan P2O5. Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena
gugusan oksida fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2)
yang terbentuk selama proses pembekuan magma. Kadang kadang, endapan
fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit
kompleks dan sienit. Fosfat komersil dari mineral apatit adalah kalsium fluofosfat dan kloro-fosfat dan sebagian kecil wavellite, (fosfat aluminium hidros).
Sumber lain dalam jumlah sedikit berasal dari jenis slag, guano,
crandallite [CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite
(Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat yang dimiliki adalah warna putih atau
putih kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 H. Fosfat adalah
sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut dalam air, tetapi
dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan menambahkan asam.
Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5, antara 4-42 %.
Sementara itu, tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N
(nitrogen), P (fosfat atau P2O5), dan K (potas cair atau K2O).
Fosfat sebagai pupuk alam tidak cocok untuk tanaman pangan,
karena tidak larut dalam air sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan.
Fosfat untuk pupuk tanaman pangan perlu diolah menjadi pupuk buatan. Di
Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan
guano (kadar P2O5= 0,17-43 %). Keterdapatannya di Propinsi Aceh, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT,
sedangkan tempat
lainnya adalah
Sumatera Utara,
Kalimantan, dan Irian
Jaya.
4. Gipsum
9
Gipsum (CaSO4.2H2O) mempunyai kelompok yang terdiri dari gypsum
batuan, gipsit alabaster, satin spar, dan selenit. Gipsum umumnya berwarna putih,
namun terdapat variasi. warna lain, seperti warna kuning, abu-abu, merah jingga,
dan hitam, hal ini tergantung mineral pengotor yang berasosiasi dengan gypsum.
Gipsum umumnya mempunyai sifat lunak, pejal, kekerasan 1,5 – 2 (skala mohs),
berat jenis 2,31 – 2,35, kelarutan dalam air 1,8 gr/l pada 00C yang meningkat
menjadi 2,1 gr/l pada 400C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi.
Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang
bervariasi. Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses
evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah.
Sebagai mineral evaporit, endapan gypsum berbentuk lapisan di antara batuanbatuan sedimen batugamping, serpih merah, batupasir, lempung, dan garam batu,
serta sering pula berbentuk endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan
sedimen. Gipsum dapat diklasifikasikan
berdasarkan tempat terjadinya (Berry, 1959),
yaitu: endapan danau garam, berasosiasi dengan
belerang, terbentuk sekitar fumarol volkanik,
efflorescence pada tanah atau goa-goa kapur,
tudung kubah garam, penudung oksida besi
(gossan) pada endapan pirit di daerah
batugamping.
5. Grafit
Grafit umumnya berwarna hitam hingga abuabu tembaga, kekerasan 1 – 2 (skala Mohs), berat
jenis 2,1 – 2,3, tidak berbau dan tidak beracun, serta
tidak mudah larut, kecuali dalam asam hidroflorik atau
aqua regia mendidih. Proses dekomposisi berlangsung
lambat pada suhu 6000C dan dalam kondisi oksida
atau pada suhu 3.5000C bila kondisi bukan oksida.
Grafit adalah mineral yang dapat berasal dari
batuan beku, sedimen, dan metamorf. Secara kimia, grafit sama dengan intan
10
karena keduanya berkomposisi karbon, yang membedakannya adalah sifat fisik.
Intan dikenal sangat keras, langka, dan transparan, sedangkan grafit agak lunak,
mudah ditemukan, dan opak. Menurut Kuzvart (1984) grafit dapat terjadi secara
proses magnetik awal, kontak magmatik, hidrotermal, metamorfogenik, dan residual.
Belum ditemukan daerah yang berpotensi di Indonesia. Sampai saat ini Indonesia
masih megimpor grafit.
6. Magnesit
Magnesium merupakan logam yang teringan, dengan berat jenisnya 1,74,
cukup kuat dan dalam bentuk alloy, tahan terhadap korosi di udara tetapi tidak tahan
terhadap air laut, serta mudah terbakar. Jumlah mineral yang mengandung
magnesium tercatat sebanyak 244 buah. Magnesit dapat ditemukan dalam mineral
sekunder dan biasanya berasosiasi dengan batuan sedimen atau batuan
metamorfik, berasal dari endapan marin, kecuali brukit. Magnesit ditemukan didalam
batuan serpentin. Mineral-mineral lain yang sering ditemukan bersama magnesium
adalah talk, limonit, opal, dan kalsit. Magnesit umumnya jarang ditemukan dalam
bentuk mineral, tetapi secara utuh terdapat pada larutan padat siderit (FeCO3)
bersama-sama Mn dan Ca yang dapat menggantikan unsur Mg. Magenesit sering
digunakan untuk bahan refraktori, industri semen sorel, bahan isolasi, pertanian,
peternakan, industri karet, dll.
Mineral magnesit keterdapatannya
berasosiasi dengan batuan ubahan, sehingga
cadangan magnesit akan mengikuti pola cadangan
bahan ubahan tersebut. Batuan atau mineral yang
mengandung mangnesit adalah dolomit (Ca
Mg(CO3)2, magnesit zedin (Mg CO3), epsonil (Mg
So4) 7 H2O, dan brukit (Mg (OH) 2. Batuan dan
mineral tersebut dapat ditemukan di DI. Aceh,
Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Jawa
Tengah , Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Maluku,
Irian Jaya.
11
7. Perak
Perak merupakan logam yang terbentuk dan selalu bersama-sama dengan
logam emas, yang mempunyai warna putih.
Mineral-mineral yang terpenting yang mengandung perak adalah Perak alam (Ag),
Argentite (Ag2S), Cerrargyrite (AgCl), Polybasite (Ag16 Sb2 S11), Proustite (Ag2 As
S3) dan Pyrargyrite (Ag3 Sb S3). Kebanyakan perak di dunia berasal dari cebakan
hydrothermal yang mengisi rongga-rongga. Kegunaannya adalah untuk perhiasan,
cindera mata, logam campuran, dll. Potensinya selalu berasosiasi dengan logam
lainnya seperti emas dan tembaga
8. Tembaga
Tembaga (Cu) mempunyai sistim kristal kubik, secara fisik berwarna kuning
dan apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop bijih akan berwarna pink
kecoklatan sampai keabuan. Unsur tembaga terdapat pada hampir 250 mineral,
tetapi hanya sedikit saja yang komersial. Pada endapan sulfida primer, kalkopirit
(CuFeS2) adalah yang terbesar, diikuti oleh kalkosit (Cu2S), bornit (Cu5FeS4),
kovelit (CuS), dan enargit (Cu3AsS4).
Mineral tembaga utama dalam bentuk deposit oksida adalah krisokola
(CuSiO3.2HO), malasit (Cu2(OH)2CO3), dan azurit (Cu3(OH)2(CO3)2). Deposit
tembaga dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu: deposit porfiri, urat, dan
replacement, deposit stratabound dalam batuan sedimen, deposit masif pada batuan
volkanik, deposit tembaga nikel dalam intrusi/mafik, serta deposit nativ. Umumnya
bijih tembaga di Indonesia terbentuk secara magmatik. Pembentukan endapan
magmatik dapat berupa proses hidrotermal atau metasomatisme.
Logam tembaga digunakan secara luas dalam industri peralatan listrik.
Kawat tembaga dan paduan tembaga digunakan dalam pembuatan motor listrik,
generator, kabel transmisi, instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan bermotor,
konduktor listrik, kabel dan tabung coaxial, tabung microwave, sakelar, reaktifier
transsistor, bidang telekomunikasi, dan bidang?bidang yang membutuhkan sifat
konduktivitas listrik dan panas yang tinggi, seperti untuk pembuatan tabung?tabung
dan klep di pabrik penyulingan. Meskipun aluminium dapat digunakan untuk
12
tegangan tinggi pada jaringan transmisi, tetapi tembaga masih memegang peranan
penting untuk jaringan bawah tanah dan menguasai pasar kawat berukuran kecil,
peralatan industri yang berhubungan dengan larutan, industri konstruksi, pesawat
terbang dan kapal laut, atap, pipa ledeng, campuran kuningan dengan perunggu,
dekorasi rumah, mesin industri non?elektris, peralatan mesin, pengatur temperatur
ruangan, mesin?mesin pertanian.
Potensi tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia terdapat di Papua.
Potensi lainnya menyebar di Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.
9. Barit
Barit adalah suatu mineral yang
terdiri atas barium sulphate BaSO4.Pada
umumnya berwarna putih seerti susu, tetapi
tergantung pada ketidakmurnian kristal
selama formasi mereka. Barit secara relatif
lembut, mengukur 3-3.5 pada skala
kekerasan Mohs'. untuk suatu mineral yang
berat/lebat tidak metalik. kepadatan Yang
tinggi adalah bertanggung jawab untuk nilai nya di dalam banyak aplikasi. Barit
secara kimiawi tidak dapat larut tanpa daya. Kebanyakan barit ditambang dari
lapisan sedimentary batu karang yang membentuk ketika barit mempercepat ke
alas/pantat dari samudra. Beberapa tambang/ranjau/aku lebih kecil menggunakan
barit dari pembuluh darah, yang membentuk ketika barium sulfate dipercepat dari
perairan di bawah tanah panas. Dalam beberapa hal, barit adalah suatu hasil
sampingan pekerjaan tambang, seng, perak, atau bijih metal lain.
Kenggunaan utama Barit adalah sebagai “ agen menimbang” dalam gasalam dan minyak [yang] mengebor;drill. Di dalam proses ini, barit dihancurkan dan
bergaul dengan air dan material lain. Berat/Beban dari campuran ini yang kekuatan
dari minyak dan gas ketika bebas dari landasan. Ini mengijinkan minyak dan gas rig
(minyak) operator untuk mencegah bahan peledak melepaskan dari minyak dan gas
dari landasan. Sekarang ini, mayoritas konsumsi barit di Amerika Serikat adalah
untuk ini mengebor drill aplikasi. Bagaimanapun, konsumsi dalam pengeboran "
13
lumpur" berubah-ubah dari tahun ke tahun, karena adanya bergantung pada jumlah
explorasi yang mengebor drill untuk minyak dan gas, yang mana pada gilirannya
tergantung pada minyak dan gas harga. Di luar ini, barit digunakan sebagai suatu
aditip ke cat, email, dan plastik, dalam produksi yang disebut "petunjuk/ ujung/ lajuawal" kristal atau "leaded" gelas/kaca, radiasi perhentian dari komputer memonitor
dan tabung televise, dan seperti sebagai ketika sumber bahan kimia barium.
10. Bijih Besi
Besi ( Fe) adalah suatu unsur metalik dan menyusun sekitar 5% tentang itu
Earth’S kulit keras. Ketika murni ini merupakan suatu gelap, silvery-gray metal. Ini
merupakan suatu unsur yang sangat reaktif dan mengoxidasi karat dengan mudah.
Yang merah, jeruk dan menguning dilihat dalam beberapa lahan dan pada atas batu
karang mungkin besi oksida. Bagian dalam dari Bumi dipercaya untuk menjadi ironnickel campuran logam padat. Iron-Nickel batu bintang dipercaya untuk
menghadirkan material yang paling awal membentuk pada awal alam semesta itu.
Studi menunjukkan bahwa ada besi pantas dipertimbangkan di bintang-bintang dan
planet terestrial: Mars, " Planet Yang merah," adalah merah dalam kaitan dengan
besi oksida dalam kulit keras nya.
Deposito untuk membuat ia/nya menguntungkan untuk menambang harus
di dalam sepuluh berjuta-juta ton. oksid besi Deposito kebanyakan sedimentary
aslinya, seperti besi formasi yang menjilid (BIFS). BIFS terdiri dari lapisan chert
bertukar-tukar ( berbagai kwarsa mineral), oksid besi dan magnetit. Mereka
ditemukan sepanjang;seluruh dunia dan menjadi bijih besi yang paling utama di
dunia hari ini. Formasi mereka tidaklah secara penuh dipahami, meskipun [demikian]
[itu] diketahui bahwa mereka membentuk dengan bahan kimia hujan/timbulnya besi/
setrika dari laut [dangkal/picik] tentang 1.8-1.6 milyar (Am.) tahun yang lalu,
sepanjang Beribu-Ribu tahun Yang Proterozoic. Taconite adalah suatu silica-rich bijih
besi yang dianggap sebagai suatu low-grade deposito. Bagaimanapun, iron-rich
komponen deposito seperti (itu) dapat diproses untuk menghasilkan suatu
berkonsentrasi itu adalah sekitar 65% besi/ setrika, yang (mana) berarti bahwa
sebagian dari bijih besi deposito yang paling utama di seluruh bumi diperoleh dari
taconite. Taconite ditambang di (dalam) Amerika Serikat, Canada, dan Negeri China.
14
Besi/ setrika adalah penting ke kehidupan hewan dan (yang) penting bagi
kesehatan [pabrik/tumbuhan]. Tubuh adalah 0.006% besi/ setrika, mayoritas [di/yang
mana] adalah di (dalam) darah [itu]. darah Sel kaya akan besi/ setrika membawa
oksigen dari paru-paru [bagi/kepada] semua bagian-bagian dari badan [itu].
Ketiadaan besi/ setrika juga menurunkan suatu person’s perlawanan ke
infeksi/peradangan.
11. Nikel
Nikel, dengan suatu lambang Ni, adalah suatu unsur metalik seperti perak
dengan suatu nomor-atom 28. Di (dalam) 1751, Axel Fredrik Cronstedt Sweden
mencoba untuk menyuling/menyadap tembaga dari mineral [itu] niccolite dan kepada
kejutan nya mendapat suatu silvery-white metal, sebagai ganti tembaga [itu]. Ia
nama nikel [yang] metal yang baru setelah nama mineral niccolite. Ini menjadi
penemuan nikel [yang] yang pertama di (dalam) dunia yang barat, hanyalah suatu
campuran logam tembaga, seng dan nikel- paitung atau paktong- digunakan di
(dalam) Negeri China dari sejak dulu 235 B.C.E. untuk/karena perkakas pertukangan
dan barang metal lain.
Ilmuwan [yang] belajar ombak seismic dari gempabumi, sudah menentukan
[bahwa/yang] inti dari Bumi terdiri dari suatu cairan inti sebelah luar dan suatu inti
[yang] bagian dalam padat terdiri atas dari suatu iron-nickel campuran. Walaupun
hari ini adalah tidaklah menguntungkan untuk menambang nikel di (dalam) U.S.,
sejumlah hasil sampingan nikel [yang] kecil sedang disembuhkan dari tembaga dan
palladium-platinum bijih di (dalam) Amerika Serikat Yang barat.
12. Platinum
Platina kelompok unsur-unsur terdiri dari batang-batang rel dengan sifat fisis
serupa. Mereka adalah di antara unsur-unsur yang paling jarang di dalam itu Earth’S
kulit keras. Mereka mempunyai titik-lebur tinggi, adalah berat/lebat atau tebal/padat (
ahli pertambangan kata mereka mempunyai suatu bobot jenis tinggi), dan adalah
sangat tidak reaktif ke ion dan unsur-unsur lain. kelompok platina Unsur-Unsur
15
meliputi: ruthenium ( 44), rhodium ( 45),
palladium ( 46), osmium ( 76), iridium ( 77)
dan platina ( 78). Tentang unsur-unsur ini,
[yang] hanya platina dan palladium
ditemukan di (dalam) suatu format murni
secara alami. Yang lainnya terjadi secara
alami [sebagai/ketika] campuran logam
alami dengan emas dan platina, sebagai contoh.
Sebagai mineral, platina terjadi di (dalam) silikat gelap mengayun-ayun dengan
mineral yang berisi besi dan magnesium. Itu pada umumnya ditemukan ketika butir
halus atau lapisan atas menyebar sepanjang, seluruh batu karang dan jarang
sebagai bongkah emas besar. Itu mengeristal di dalam hablur kubus sistem, tetapi
jarang membentuk kristal nyata. Kristal Pekerjaan menggambar di sini [menjadi/dari]
paduan platina kristal sangat jarang dari Rusia. Platina adalah metalik dan, seperti
perak dan emas, lunak itu dapat dicamkan lembar, seprai dan dapat dibentuk ( itu
dapat digambar/ditarik ke dalam kawat). Paling secara alami platina terjadi benarbenar suatu campuran iridium dan platina. Yang menurut geologis, platina ditemukan
di (dalam) lapisan yang tipis dari bijih metal. Sulfida Bijih ini ditemukan di (dalam)
batuan beku gunung berapi mafic ( itu adalah, batuan beku gunung berapi gelap
dengan besi/ setrika dan magnesium isi tinggi).
Kebanyakan platina digunakan untuk menghasilkan konvertor katalitis di (dalam)
mobil melelahkan/menuntaskan sistem. Gol akan membatasi bahan-kimia yang yang
smog-producing yang datang dari terbakar bensin. Ketika suatu mesin pembakaran
bag. dalam membakar bensin, zat lemas oksida ( NOX) diproduksi.
16
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki
bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk tidak
hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam
komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan
ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang
mempelajari mineral disebut mineralogi.
Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-atom
yang beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia tersendiri.
Dengan mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat dikenal, sekaligus kita
mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu (Graha,1987)
A. Sifat-Sifat Fisik Mineral
1.
Kilap (luster)
2.
Warna (colour)
3.
Kekerasan (hardness)
4.
Cerat (streak)
5.
Belahan (cleavage)
6.
Pecahan (fracture)
7.
Bentuk (form)
8.
Berat Jenis (specific gravity)
9.
Sifat Dalam
10.
Kemagnetan
11.
Kelistrikan
12.
Daya Lebur Mineral
1. Kilap
Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan
mineral saat terkena cahaya (Sapiie, 2006)
Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis:
a) Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan
seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam:
Gelena
Pirit
Magnetit
Kalkopirit
Grafit
Hematit
1
b) Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:
Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.
Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat
pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit,
dan gips.
Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada
spharelit.
Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada
serpentin,opal dan nepelin.
Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan
limonit.
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat
dipakai dalam menentukan
mineral secara megaskopis.
Untuk itu perlu dibiasakan
membedakan kilap mineral
satu dengan yang lainnya,
walaupun kadang-kadang
akan dijumpai kesulitan
karena batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak begitu tegas (Danisworo 1994).
2.
Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan
tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat
berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan
pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat
kehitaman atau tidak berwarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang
mempunyai warna khas, seperti:
Putih
: Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky
Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2)
Kuning
: Belerang (S)
Emas
: Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
Hijau
: Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)
Biru
: Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
Merah
: Jasper, Hematit (Fe2O3)
Coklat
: Garnet, Limonite (Fe2O3)
2
Abu-abu
: Galena (PbS)
Hitam
: Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit
3. Kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu
mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan
yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai
bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala
kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs.
Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai
skala 10 untuk mineral terkeras .
Skala Kekerasan Mohs
Skala Kekerasan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mineral
Talc
Gypsum
Calcite
Fluorite
Apatite
Orthoklase
Quartz
Topaz
Corundum
Diamond
Rumus Kimia
H2Mg3 (SiO3)4
CaSO4. 2H2O
CaCO3
CaF2
CaF2Ca3 (PO4)2
K Al Si3 O8
SiO2
Al2SiO3O8
Al2O3
C
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan
dari alat penguji standar :
Alat Penguji
Derajat Kekerasan
Kuku manusia
Kawat Tembaga
Paku
Pecahan Kaca
Pisau Baja
Kikir Baja
Kuarsa
4.
Cerat
Mohs
2,5
3
5,5
5,5 – 6
5,5 – 6
6,5 – 7
7
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat
dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin
atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat
3
dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral
tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :
Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna hitam.
Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
Biotite : Ceratnya tidak berwarna
Orthoklase : Ceratnya putih
Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara
keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie, 2006).
5.
Belahan
Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri
pada satu atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik
mineral yang mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul
dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak
semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah
terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di
dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila
terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan
cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung
membelah melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam
mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan teratur (Danisworo, 1994).
Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah
belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya:
a. Belahan satu arah, contoh : muscovite.
b. Belahan dua arah, contoh : feldspar.
c. Belahan tiga arah, contoh
6.
: halit dan kalsit.
Pecahan
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam
arah yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan
dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila
memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat
memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan
memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).
Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:
4
Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan
pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa.
Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit,
hipersten
Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus,
contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.
Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang
kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.
Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan
runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak.
7.
Bentuk
Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang
dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk
kristal disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas
disebut amorf (Danisworo, 1994).
Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:
a.
Bangun kubus
b.
Bangun pimatik
: piroksen, ampibole.
c.
Bangun doecahedon
: garnet
Mineral amorf misalnya
: galena, pirit.
: chert, flint.
Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal sering
mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan
kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik
yang berdiri sendiri maupun di dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut disebut
agregasi mineral dan dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut:
Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral
yang mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran
butirnya dapat dibedakan menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat
dilihat dengan mata biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula
pasir, disebut mempunyai sakaroidal.
Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma
tersebut begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau
struktur berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi menjadi:
struktur jarring-jaring (retikuler), struktur bintang (stelated) dan radier.
5
Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila individuindividu mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran
dibedakan menjadi struktur konsentris, foliasi.
Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda
lain. Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.
Bentuk kristal mencerminkan struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk
pemerian atau pengidentifikasian mineral (Sapiie, 2006).
8. Berat Jenis
Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang
umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih
dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di
dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah
berat miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir
mineral tersebut.
9. Sifat Dalam
Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong,
menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah
Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa,
orthoklas, kalsit, pirit.
Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas,
tembaga.
Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum.
Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan
sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit.
Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan
dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh: muskovit.
10.
Kemagnitan
Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan
sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik,
phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang
tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat
magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan
sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak
mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar
kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertikal.
11.
Kelistrikan
6
Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus
atau londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi
istilahsemikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas
tertentu.
12.
Daya lebur mineral
Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan
dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat
keleburan.
B. Kegunaan Mineral
1. Belerang
Belerang atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan oleh proses
vulkanisme, sifat-sifat fisik belerang adalah : Kristal belerang berwarna
kuning, kuning kegelapan, dan kehitam-hitaman, karena pengaruh unsur
pengotornya. Berat jenis : 2,05 - 2,09, kekerasan : 1,5 - 2,5 (skala Mohs),
Ketahanan : getas/mudah hancur (brittle), pecahan :berbentuk konkoidal dan
tidak rata. Kilap : damar Gores : berwarna putih. Sifat belerang lainnya adalah
: tidak larut dalam air, atau H2SO4. Titik lebur 129oC dan titik didihnya 446oC.
Mudah larut dalam CS2, CC14, minyak bumi, minyak tanah, dan
anilin, penghantar panas dan listrik yang buruk. Apabila dibakar apinya
berwarna biru dan menghasilkan gas-gas SO2yangberbaubusuk. Rp50.000.
Kegunaan : Belerang banyak digunakan di industri pupuk, kertas, cat, plastik,
bahan sintetis, pengolahan minyak bumi, industri karet dan ban, industri gula
pasir, accu, industri kimia, bahan peledak, pertenunan, film dan fotografi,
industri logam dan besi baja.
Lokasi : Potensi dan penyebaran endapan belerang Indonesia saat ini baru
diketahui di enam propinsi, dengan total cadangan sekitar 5,4 juta. Untuk tipe
sublimasi, karena proses terjadinya didasarkan kepada aktivitas gunung
berapi, maka selama gunung berapi aktif, belerang tipe ini dapat diproduksi.
Dengan demikian sumber daya belerang sublimasi dapat dianggap tidak
terbatas.
7
2. Emas
Emas merupakan logam
yang bersifat lunak dan mudah
ditempa, kekerasannya berkisar
antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta
berat jenisnya tergantung pada jenis
dan kandungan logam lain yang
berpadu dengannya. Mineral
pembawa emas biasanya berasosiasi
dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya
kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam.
Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah
teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas
telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang,
antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya
kandungan perak di dalamnya >20%.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di
permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme
kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara
mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan
menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan plaser
Emas banyak digunakan sebagai barang perhiasan, cadangan devisa, dll.
Potensi endapan
emas terdapat di hampir
setiap daerah di Indonesia,
seperti di Pulau Sumatera,
Kepulauan Riau, Pulau
Kalimantan, Pulau Jawa,
Pulau Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan
Papua.
3. Fosfat
8
Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen
dengan kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan
sebagai bone phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau
berdasarkan kandungan P2O5. Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena
gugusan oksida fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2)
yang terbentuk selama proses pembekuan magma. Kadang kadang, endapan
fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit
kompleks dan sienit. Fosfat komersil dari mineral apatit adalah kalsium fluofosfat dan kloro-fosfat dan sebagian kecil wavellite, (fosfat aluminium hidros).
Sumber lain dalam jumlah sedikit berasal dari jenis slag, guano,
crandallite [CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite
(Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat yang dimiliki adalah warna putih atau
putih kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 H. Fosfat adalah
sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut dalam air, tetapi
dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan menambahkan asam.
Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5, antara 4-42 %.
Sementara itu, tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N
(nitrogen), P (fosfat atau P2O5), dan K (potas cair atau K2O).
Fosfat sebagai pupuk alam tidak cocok untuk tanaman pangan,
karena tidak larut dalam air sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan.
Fosfat untuk pupuk tanaman pangan perlu diolah menjadi pupuk buatan. Di
Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan
guano (kadar P2O5= 0,17-43 %). Keterdapatannya di Propinsi Aceh, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT,
sedangkan tempat
lainnya adalah
Sumatera Utara,
Kalimantan, dan Irian
Jaya.
4. Gipsum
9
Gipsum (CaSO4.2H2O) mempunyai kelompok yang terdiri dari gypsum
batuan, gipsit alabaster, satin spar, dan selenit. Gipsum umumnya berwarna putih,
namun terdapat variasi. warna lain, seperti warna kuning, abu-abu, merah jingga,
dan hitam, hal ini tergantung mineral pengotor yang berasosiasi dengan gypsum.
Gipsum umumnya mempunyai sifat lunak, pejal, kekerasan 1,5 – 2 (skala mohs),
berat jenis 2,31 – 2,35, kelarutan dalam air 1,8 gr/l pada 00C yang meningkat
menjadi 2,1 gr/l pada 400C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi.
Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang
bervariasi. Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses
evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah.
Sebagai mineral evaporit, endapan gypsum berbentuk lapisan di antara batuanbatuan sedimen batugamping, serpih merah, batupasir, lempung, dan garam batu,
serta sering pula berbentuk endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan
sedimen. Gipsum dapat diklasifikasikan
berdasarkan tempat terjadinya (Berry, 1959),
yaitu: endapan danau garam, berasosiasi dengan
belerang, terbentuk sekitar fumarol volkanik,
efflorescence pada tanah atau goa-goa kapur,
tudung kubah garam, penudung oksida besi
(gossan) pada endapan pirit di daerah
batugamping.
5. Grafit
Grafit umumnya berwarna hitam hingga abuabu tembaga, kekerasan 1 – 2 (skala Mohs), berat
jenis 2,1 – 2,3, tidak berbau dan tidak beracun, serta
tidak mudah larut, kecuali dalam asam hidroflorik atau
aqua regia mendidih. Proses dekomposisi berlangsung
lambat pada suhu 6000C dan dalam kondisi oksida
atau pada suhu 3.5000C bila kondisi bukan oksida.
Grafit adalah mineral yang dapat berasal dari
batuan beku, sedimen, dan metamorf. Secara kimia, grafit sama dengan intan
10
karena keduanya berkomposisi karbon, yang membedakannya adalah sifat fisik.
Intan dikenal sangat keras, langka, dan transparan, sedangkan grafit agak lunak,
mudah ditemukan, dan opak. Menurut Kuzvart (1984) grafit dapat terjadi secara
proses magnetik awal, kontak magmatik, hidrotermal, metamorfogenik, dan residual.
Belum ditemukan daerah yang berpotensi di Indonesia. Sampai saat ini Indonesia
masih megimpor grafit.
6. Magnesit
Magnesium merupakan logam yang teringan, dengan berat jenisnya 1,74,
cukup kuat dan dalam bentuk alloy, tahan terhadap korosi di udara tetapi tidak tahan
terhadap air laut, serta mudah terbakar. Jumlah mineral yang mengandung
magnesium tercatat sebanyak 244 buah. Magnesit dapat ditemukan dalam mineral
sekunder dan biasanya berasosiasi dengan batuan sedimen atau batuan
metamorfik, berasal dari endapan marin, kecuali brukit. Magnesit ditemukan didalam
batuan serpentin. Mineral-mineral lain yang sering ditemukan bersama magnesium
adalah talk, limonit, opal, dan kalsit. Magnesit umumnya jarang ditemukan dalam
bentuk mineral, tetapi secara utuh terdapat pada larutan padat siderit (FeCO3)
bersama-sama Mn dan Ca yang dapat menggantikan unsur Mg. Magenesit sering
digunakan untuk bahan refraktori, industri semen sorel, bahan isolasi, pertanian,
peternakan, industri karet, dll.
Mineral magnesit keterdapatannya
berasosiasi dengan batuan ubahan, sehingga
cadangan magnesit akan mengikuti pola cadangan
bahan ubahan tersebut. Batuan atau mineral yang
mengandung mangnesit adalah dolomit (Ca
Mg(CO3)2, magnesit zedin (Mg CO3), epsonil (Mg
So4) 7 H2O, dan brukit (Mg (OH) 2. Batuan dan
mineral tersebut dapat ditemukan di DI. Aceh,
Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Jawa
Tengah , Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Maluku,
Irian Jaya.
11
7. Perak
Perak merupakan logam yang terbentuk dan selalu bersama-sama dengan
logam emas, yang mempunyai warna putih.
Mineral-mineral yang terpenting yang mengandung perak adalah Perak alam (Ag),
Argentite (Ag2S), Cerrargyrite (AgCl), Polybasite (Ag16 Sb2 S11), Proustite (Ag2 As
S3) dan Pyrargyrite (Ag3 Sb S3). Kebanyakan perak di dunia berasal dari cebakan
hydrothermal yang mengisi rongga-rongga. Kegunaannya adalah untuk perhiasan,
cindera mata, logam campuran, dll. Potensinya selalu berasosiasi dengan logam
lainnya seperti emas dan tembaga
8. Tembaga
Tembaga (Cu) mempunyai sistim kristal kubik, secara fisik berwarna kuning
dan apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop bijih akan berwarna pink
kecoklatan sampai keabuan. Unsur tembaga terdapat pada hampir 250 mineral,
tetapi hanya sedikit saja yang komersial. Pada endapan sulfida primer, kalkopirit
(CuFeS2) adalah yang terbesar, diikuti oleh kalkosit (Cu2S), bornit (Cu5FeS4),
kovelit (CuS), dan enargit (Cu3AsS4).
Mineral tembaga utama dalam bentuk deposit oksida adalah krisokola
(CuSiO3.2HO), malasit (Cu2(OH)2CO3), dan azurit (Cu3(OH)2(CO3)2). Deposit
tembaga dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu: deposit porfiri, urat, dan
replacement, deposit stratabound dalam batuan sedimen, deposit masif pada batuan
volkanik, deposit tembaga nikel dalam intrusi/mafik, serta deposit nativ. Umumnya
bijih tembaga di Indonesia terbentuk secara magmatik. Pembentukan endapan
magmatik dapat berupa proses hidrotermal atau metasomatisme.
Logam tembaga digunakan secara luas dalam industri peralatan listrik.
Kawat tembaga dan paduan tembaga digunakan dalam pembuatan motor listrik,
generator, kabel transmisi, instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan bermotor,
konduktor listrik, kabel dan tabung coaxial, tabung microwave, sakelar, reaktifier
transsistor, bidang telekomunikasi, dan bidang?bidang yang membutuhkan sifat
konduktivitas listrik dan panas yang tinggi, seperti untuk pembuatan tabung?tabung
dan klep di pabrik penyulingan. Meskipun aluminium dapat digunakan untuk
12
tegangan tinggi pada jaringan transmisi, tetapi tembaga masih memegang peranan
penting untuk jaringan bawah tanah dan menguasai pasar kawat berukuran kecil,
peralatan industri yang berhubungan dengan larutan, industri konstruksi, pesawat
terbang dan kapal laut, atap, pipa ledeng, campuran kuningan dengan perunggu,
dekorasi rumah, mesin industri non?elektris, peralatan mesin, pengatur temperatur
ruangan, mesin?mesin pertanian.
Potensi tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia terdapat di Papua.
Potensi lainnya menyebar di Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.
9. Barit
Barit adalah suatu mineral yang
terdiri atas barium sulphate BaSO4.Pada
umumnya berwarna putih seerti susu, tetapi
tergantung pada ketidakmurnian kristal
selama formasi mereka. Barit secara relatif
lembut, mengukur 3-3.5 pada skala
kekerasan Mohs'. untuk suatu mineral yang
berat/lebat tidak metalik. kepadatan Yang
tinggi adalah bertanggung jawab untuk nilai nya di dalam banyak aplikasi. Barit
secara kimiawi tidak dapat larut tanpa daya. Kebanyakan barit ditambang dari
lapisan sedimentary batu karang yang membentuk ketika barit mempercepat ke
alas/pantat dari samudra. Beberapa tambang/ranjau/aku lebih kecil menggunakan
barit dari pembuluh darah, yang membentuk ketika barium sulfate dipercepat dari
perairan di bawah tanah panas. Dalam beberapa hal, barit adalah suatu hasil
sampingan pekerjaan tambang, seng, perak, atau bijih metal lain.
Kenggunaan utama Barit adalah sebagai “ agen menimbang” dalam gasalam dan minyak [yang] mengebor;drill. Di dalam proses ini, barit dihancurkan dan
bergaul dengan air dan material lain. Berat/Beban dari campuran ini yang kekuatan
dari minyak dan gas ketika bebas dari landasan. Ini mengijinkan minyak dan gas rig
(minyak) operator untuk mencegah bahan peledak melepaskan dari minyak dan gas
dari landasan. Sekarang ini, mayoritas konsumsi barit di Amerika Serikat adalah
untuk ini mengebor drill aplikasi. Bagaimanapun, konsumsi dalam pengeboran "
13
lumpur" berubah-ubah dari tahun ke tahun, karena adanya bergantung pada jumlah
explorasi yang mengebor drill untuk minyak dan gas, yang mana pada gilirannya
tergantung pada minyak dan gas harga. Di luar ini, barit digunakan sebagai suatu
aditip ke cat, email, dan plastik, dalam produksi yang disebut "petunjuk/ ujung/ lajuawal" kristal atau "leaded" gelas/kaca, radiasi perhentian dari komputer memonitor
dan tabung televise, dan seperti sebagai ketika sumber bahan kimia barium.
10. Bijih Besi
Besi ( Fe) adalah suatu unsur metalik dan menyusun sekitar 5% tentang itu
Earth’S kulit keras. Ketika murni ini merupakan suatu gelap, silvery-gray metal. Ini
merupakan suatu unsur yang sangat reaktif dan mengoxidasi karat dengan mudah.
Yang merah, jeruk dan menguning dilihat dalam beberapa lahan dan pada atas batu
karang mungkin besi oksida. Bagian dalam dari Bumi dipercaya untuk menjadi ironnickel campuran logam padat. Iron-Nickel batu bintang dipercaya untuk
menghadirkan material yang paling awal membentuk pada awal alam semesta itu.
Studi menunjukkan bahwa ada besi pantas dipertimbangkan di bintang-bintang dan
planet terestrial: Mars, " Planet Yang merah," adalah merah dalam kaitan dengan
besi oksida dalam kulit keras nya.
Deposito untuk membuat ia/nya menguntungkan untuk menambang harus
di dalam sepuluh berjuta-juta ton. oksid besi Deposito kebanyakan sedimentary
aslinya, seperti besi formasi yang menjilid (BIFS). BIFS terdiri dari lapisan chert
bertukar-tukar ( berbagai kwarsa mineral), oksid besi dan magnetit. Mereka
ditemukan sepanjang;seluruh dunia dan menjadi bijih besi yang paling utama di
dunia hari ini. Formasi mereka tidaklah secara penuh dipahami, meskipun [demikian]
[itu] diketahui bahwa mereka membentuk dengan bahan kimia hujan/timbulnya besi/
setrika dari laut [dangkal/picik] tentang 1.8-1.6 milyar (Am.) tahun yang lalu,
sepanjang Beribu-Ribu tahun Yang Proterozoic. Taconite adalah suatu silica-rich bijih
besi yang dianggap sebagai suatu low-grade deposito. Bagaimanapun, iron-rich
komponen deposito seperti (itu) dapat diproses untuk menghasilkan suatu
berkonsentrasi itu adalah sekitar 65% besi/ setrika, yang (mana) berarti bahwa
sebagian dari bijih besi deposito yang paling utama di seluruh bumi diperoleh dari
taconite. Taconite ditambang di (dalam) Amerika Serikat, Canada, dan Negeri China.
14
Besi/ setrika adalah penting ke kehidupan hewan dan (yang) penting bagi
kesehatan [pabrik/tumbuhan]. Tubuh adalah 0.006% besi/ setrika, mayoritas [di/yang
mana] adalah di (dalam) darah [itu]. darah Sel kaya akan besi/ setrika membawa
oksigen dari paru-paru [bagi/kepada] semua bagian-bagian dari badan [itu].
Ketiadaan besi/ setrika juga menurunkan suatu person’s perlawanan ke
infeksi/peradangan.
11. Nikel
Nikel, dengan suatu lambang Ni, adalah suatu unsur metalik seperti perak
dengan suatu nomor-atom 28. Di (dalam) 1751, Axel Fredrik Cronstedt Sweden
mencoba untuk menyuling/menyadap tembaga dari mineral [itu] niccolite dan kepada
kejutan nya mendapat suatu silvery-white metal, sebagai ganti tembaga [itu]. Ia
nama nikel [yang] metal yang baru setelah nama mineral niccolite. Ini menjadi
penemuan nikel [yang] yang pertama di (dalam) dunia yang barat, hanyalah suatu
campuran logam tembaga, seng dan nikel- paitung atau paktong- digunakan di
(dalam) Negeri China dari sejak dulu 235 B.C.E. untuk/karena perkakas pertukangan
dan barang metal lain.
Ilmuwan [yang] belajar ombak seismic dari gempabumi, sudah menentukan
[bahwa/yang] inti dari Bumi terdiri dari suatu cairan inti sebelah luar dan suatu inti
[yang] bagian dalam padat terdiri atas dari suatu iron-nickel campuran. Walaupun
hari ini adalah tidaklah menguntungkan untuk menambang nikel di (dalam) U.S.,
sejumlah hasil sampingan nikel [yang] kecil sedang disembuhkan dari tembaga dan
palladium-platinum bijih di (dalam) Amerika Serikat Yang barat.
12. Platinum
Platina kelompok unsur-unsur terdiri dari batang-batang rel dengan sifat fisis
serupa. Mereka adalah di antara unsur-unsur yang paling jarang di dalam itu Earth’S
kulit keras. Mereka mempunyai titik-lebur tinggi, adalah berat/lebat atau tebal/padat (
ahli pertambangan kata mereka mempunyai suatu bobot jenis tinggi), dan adalah
sangat tidak reaktif ke ion dan unsur-unsur lain. kelompok platina Unsur-Unsur
15
meliputi: ruthenium ( 44), rhodium ( 45),
palladium ( 46), osmium ( 76), iridium ( 77)
dan platina ( 78). Tentang unsur-unsur ini,
[yang] hanya platina dan palladium
ditemukan di (dalam) suatu format murni
secara alami. Yang lainnya terjadi secara
alami [sebagai/ketika] campuran logam
alami dengan emas dan platina, sebagai contoh.
Sebagai mineral, platina terjadi di (dalam) silikat gelap mengayun-ayun dengan
mineral yang berisi besi dan magnesium. Itu pada umumnya ditemukan ketika butir
halus atau lapisan atas menyebar sepanjang, seluruh batu karang dan jarang
sebagai bongkah emas besar. Itu mengeristal di dalam hablur kubus sistem, tetapi
jarang membentuk kristal nyata. Kristal Pekerjaan menggambar di sini [menjadi/dari]
paduan platina kristal sangat jarang dari Rusia. Platina adalah metalik dan, seperti
perak dan emas, lunak itu dapat dicamkan lembar, seprai dan dapat dibentuk ( itu
dapat digambar/ditarik ke dalam kawat). Paling secara alami platina terjadi benarbenar suatu campuran iridium dan platina. Yang menurut geologis, platina ditemukan
di (dalam) lapisan yang tipis dari bijih metal. Sulfida Bijih ini ditemukan di (dalam)
batuan beku gunung berapi mafic ( itu adalah, batuan beku gunung berapi gelap
dengan besi/ setrika dan magnesium isi tinggi).
Kebanyakan platina digunakan untuk menghasilkan konvertor katalitis di (dalam)
mobil melelahkan/menuntaskan sistem. Gol akan membatasi bahan-kimia yang yang
smog-producing yang datang dari terbakar bensin. Ketika suatu mesin pembakaran
bag. dalam membakar bensin, zat lemas oksida ( NOX) diproduksi.
16