NEGOSIASI SEBAGAI JALAN RESOLUSI KONFLIK
NEGOSIASI SEBAGAI JALAN RESOLUSI KONFLIK
(STUDI ANALISIS NEGOSIASI ANTARA SERIKAT BURUH NESTLE
INDONESIA KEJAYAN DENGAN MANAJEMEN PT.NESTLE INDONESIA
Tbk., KEJAYAN PASURUAN TENTANG KESETARAAN UPAH)
Penulis: Ach. Wienata F.E.P
Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Brawijaya Malang,Jl. Veteran,
Malang, Jawa Timur 65145, Email : www.ub.ac.id
Email Penulis : Lian.Achmad@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui
peran dari
serikat
buruh dalam
menganggulangi masalah perburuhan yang terjadi dalam hal ini cara penanggulangannya adalah
dengan melakukan negosiasi dengan pihak manajemen perusahaan dalam hal kesetaraan upah.
Penelitian ini dilakukan di PT. Nestle Indonesia Kejayan Pasuruan, dengan subjeknya
Serikat Buruh Nestle Indonesia Kejayan disingkat SBNIK, dengan menggunakan metode
kualitatif deskriptif. Teknik penentuan informan menggunakan tekni k purposive sampling
dimana informan telah diseleksi atas beberapa criteria dimana, para informan telibat langsung
dalam proses negosiasi dan objek dari hasil negosiasi tersebut.
Hasil penelitian ini proses dan hasil dari negosiasi yang telah dilakukan oleh kedua belah
pihak dalam hal menambahkan poin kesetaraan upah, kesetaraan upah diukur oleht ingkat
lamanya buruh telah bekerja di perusahaan lebih tepatnya di PT. Nestle Indonesia Kejayan, dan
apa saja kendala yang dialami oleh pihak Serikat Buruh selama proses negosiasi.
Selama proses negosiasi pihak mengalami beberapa kendala penting, seperti, dimana
basis dari para buruh bukanlah ilmu hukum, yang menyebabkan kebutaan materi negosiasi yang
dilaksanakan oleh kedua belah pihak, masih kurangnya pelatihan dalam hal negosiasi, dan
kurangnya materi yang akan di negosiasikan dengan pihak manajemen.
ABSTRACT
This study aims to determine the role of trade unions in tackling problems of labor that
occurred in this case to overcome them is by doing negotiations with company management in
terms of equal pay.
This research was conducted at PT. Nestle Indonesia KejayanPasuruan, with the subject
of Nestle Indonesia Workers Union Kejayan SBNIK shortened, by using descriptive qualitative
method. Informant determination techniques using purposive sampling technique in which
informants were selected on several criteria which, the informants are involved directly in the
negotiation process and the object of the negotiation results.
The results of this study and the results of the negotiation process which has been
carried out by both sides in terms of adding points equal pay, equal pay is measured by the
length of the level of labor has worked at the company more precisely in PT. Nestle Indonesia
Kejayan, and what are the constraints faced by the United Labor party during the negotiation
process.
During the negotiation process undergone some important constraints, such as, where
the base of the labor law is not a science, which causes blindness material negotiations
undertaken by both parties, there is still a lack of training in negotiation, and the lack of material
that will be negotiated with management.
Keywords: Negotiation, Conflict management
sendiri memiliki banyak wilayah industri
Pendahuluan
Indonesia
adalah
negara
berkembang yang terbuka kepada investor
asing.Ini
dimaksudkan
untuk
meningkatkan pendapatan Negara dari
sektor ekonomi, baik dalam makna sempit
hingga
ekonomi
dalam
perspektif
makro.dengan adanya kerja sama investasi
dengan asing, sektor rill dapat bergerak
sejalan
dengan
berkurangnya
angka
pengangguran dan meningkatnya belanja
masyarakat.
cita-cita bangsa dari para pendahulu
bangsa untuk membuat suatu masyarakat
adil
sumber daya alam dan sumber daya
manusia.Tidak
menutup
kemungkinan
adanya industri di negara indonesia milik
investor asing,mulai dari Amerika, Eropa
atau Asia. Karena Indonesia dianggap
mempunyai potensi yang cukup besar,
Berbicara masalah industri, maka layak
jika yang ditemui adalah masalah seputar
buruh atau pekerja.Buruh atau pekerja
dalam hal ini adalah orang-orang yang
Pada pembukaan UUD 1945,tedapat
yang
yang cukup besar yang didukung oleh
dan
Indonesia.Sebagai
makmur
bagian
di
negara
mewujudkan
cita-cita tersebut, maka dibangunanlah
pembangunan di berbagai aspek, baik dari
segi ekonomi, politik, budaya dan sosial.
Banyak potensi di Indonesia yang
bisa dimaksimalkan seperti kebudayaan,
pariwisata, industri dan lain-lain.Indonesia
bekerja pada perusahaan dan mendapatkan
upah atau gaji.Dengan adanya buruh maka
dibentuklah serikat buruh yang didirikan
atas Undang-undang nomor 21 tahun 2000
tentang
serikat
pekerja/serikat
Serikat
buruh
ini
adalah
buruh.
penjaga,
pembantu, pemimpin, pengayom
dari
buruh yang menjadi anggotanya.Dewasa
ini serikat buruh independentsering kali
menjadi kambing hitam dari apa yang
diatas namakan sistem kapitalisme liberal
di Indonesia saat ini, banyak kasus-kasus
Timur.PT.Nestlé IndonesiaTbk. Kejayan
yang
Pasuruan.
melibatkan
kaum
pekerja/buruh
Penulis lebih tertarik dengan proses
makin marak, hal itu terjadi karena
terputusnya komunikasi antara pekerja dan
negosiasi
perusahaan.
Indonesia Kejayan (SBNIK).Karena kalau
Hal itu bisa terjadi karena pihak
dari
Serikat
Buruh
Nestle
dilihat efektif atau tidakkah sudah jelas
perusahaan tidak mau untuk memenuhi
serikat
hak dari para pekerja, dan bisa berujung
pemimpin
pada aksi mogok kerja atau pemboikotan
mendapatkan hak-hak mereka, tapi dengan
asset perusahaan.Dan itu juga menjadi
meneliti cara atau teknis berbicara atau
dasar dari ketidakadilan perusahaan untuk
negosiasi dari serikat buruh akan sangat
memenuhi hak buruh yang seharusnya
menarik untuk dibahas.
ditanggung
standar
oleh
perusahaan,
pengupahan,
jaminan
sosial,
manajemen
serikat
buruh
perusahaan
dari
efektif
kaum
sebagai
buruh
untuk
METODE PENELITIAN
Penelitian
Penulis akan menulis tentang proses
antara
sangat
seperti
jaminan kesehatan, dan lain-lain.
negosiasi
buruh
dan
PT.Nestlé
metode
kualitatif
ini
menggunakan
deskriptif
untuk
mendapatkan gambaran informasi nyata
yang
sistematis,
faktual
dan
akurat.
IndonesiaTbk., Kejayan Pasuruan. Lokasi
Pengertian penelitian kualitatif adalah
PT
pengumpulan
Neslté
Indonesia
Tbk.,
Kejayan
data
pada
suatu
latar
Pasuruan, berada di Kecamatan Kejayan,
alamiah, dengan menggunakan metode
Kabupaten
alamiah, dan dilakukan oleh orang atau
Pasuruan,
Jawa
peneliti yag tertarik secara alamiah.
Ada pula yang menyatakan bahwa
Mengadakan wawancara
dengan para
penelitian kualitatif adalah penelitian yang
informan,
menggunakan
dengan
menggunakan purposive sampling dimana
fenomena
yang
dalam hal ini Serikat Buruh Nestle
dengan
jalan
Indonesia dan menentukan ketua umum
melibatkan berbagai metode yang ada.
dari Serikat Buruh Nestle Indonesia yang
Dalam penelitian kualitatatif sendiri biasa
juga sebagai negosiator dalam kasus ini
menggunakan
yaitu Bpk Arief Rahman Hakim sebagai
maksud
terjadi
latar
alamiah,
menafsirkan
dan
dilakukan
teknik
wawancara,
pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.
informan
penentuan
dari
pihak
informan
Serikat
Buruh
Dalam konteks ini, peneliti akan
Indonesia Kejayan, dan juga informan dari
menejelaskan peranan nyata suatu serikat
pihak manajemen PT Nestlé Indonesia
buruh dalam menjalankan fungsi sebagai
Tbk.Kejayan Pasuruan Bpk. B.Y. yang
wadah perjuangan para pekerja dalam
meminta untuk tidak disebutkan nama
mempejuangkan hak-hak anggotanya.
terangnya.
Teknik dalam pengumpulan data dalam
bernama Bpk. Achmad Djoko Wijono
penelitian ini adalah :
sebagai perwakilan buruh senior untuk
Wawancara
melengkapi data penelitian
Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu, percakapan itu dilakukan
Dan
juga
informan
yang
Dokumentasi/Study Literature
Merupakan
salah
satu
teknik
pewawancara
pengumpulan data yang bersumber dari
(interviewer ) yang mengajukan pertanyaan
buku dan internet untuk mencari referensi
dan
teori-teori yang berkaitan dengan kasus
oleh
dua
pihak,
terwawancara
yaitu
(interview)
yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
pada pihak swasta yang akan dijadikan
paling umum digunakan pada tindakan.
bahan penelitian.
Dengan penyajian data ini kita dapat
Teknik analisis data yang digunakan
mengetahui apa yang sedang terjadi dan
adalah teknik data kualitatif deskriptif,
apa yang harus dilakukan. Hal tersebut
yang mangacu pada mengintepretasikan
memudahkan peneliti untuk melihat secara
data yang akan diolah, mencari data yang
keseluruhan atau bagian tertentu dari data-
penting dan data yang akan dipelajari.
data yang umum digunakan dalam bentuk
Dalam penelitian ini menggunakan tehnik
teks uraian.
analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga
3.
Penarikan dalam penelitian kulitatif
alur, yaitu :
1.
Penarikan Kesimpulan
Reduksi Data
dilakukan secara terus menerus sepanjang
Sebagai proses pemilihan, pemusatan
proses penelitian berlangsung. Dari data-
penyederhanaan,
data yang diperoleh di lapangan kemudian
pengabsahan, dan transformasi data kasar
dikumpulkan serta dianalisis untuk dapat
yang ada pada saat di lapangan. Memilih
ditarik kesimpulan.
perhatian
pada
mana data yang relevan dan mana data
Instrumen penelitian merupakan alat
data
yang digunakan untuk mengumpulkan
berlangsung hingga penulisan penelitian
data yang diperlukan dalam penelitian.
tersusun.
Berikut instrumen yang digunakan dalam
2.
penelitian ini adalah :
yang
tidak
relevan,
reduksi
Penyajian Data
Sekumpulan informasi yang tersusun,
adanya
kemungkinan
penarikan
kesimpulan dan pengambilan data yang
1. Interview
(Pedoman
Guide
Merupakan data yang dikumpulkan
Wawancara)
oleh seorang peneliti secara langsung,
Merupakan kumpulan materi atau poin-
yang bersumber dari wawancara atau
poin yang menjadi dasar atau acuan dalam
observasi. Sumber data tersebut di dapat
melakukan
para
melalui informan yang telah ditentukan
adalah
dan secara langsung berhubungan dengan
wawancara
responden.Responden
dengan
tersebut
aktor-aktor yang terkait dalam jalannya
obyek penelitian.
peran
2. Data Sekunder
serikat
buruh
dalam
Data sekunder merupakan yang tidak
memperjuangkan hak-hak buruh.
secara
2. Pedoman Dokumentasi
Bagian yang terdiri dari garis besar data
yang
diperlukan
dalam
melakukan
langsung berhubungan
dengan
informan yang diteliti, serta merupakan
data pendukung bagi penelitian yang
penelitian.
dilakukan. Data sekunder meliputi :
3. Field Note (Buku Catatan)
catatan-catatan, dan catatan laporan dari
Merupakan catatan data lapangan yang
berbagai
pihak
yang
mendukung
dipergunakan peneliti untuk mencatat apa
penelitian ini seperti hasil dari kebijakan
yang didengar, diamati dan dialami dalam
yang terkait dan berbagai sumber lainnya.
hal proses pengumpulan data.
Seperti undang-undang terkait, buku-buku,
Cara
pengumpulan
data
dalam
melakukan penelitian terbagi menjadi dua
jenis sumber data yaitu,
1. Data Primer
hasil-hasil laporan dari serikat pekerja,
jurnal-jurnal internet, dan surat kabar.
strategis, dimana semua kebijakan yang
PEMBAHASAN
Proses
SBNIK
Manajemen
Negosiasi
untuk
menghadapi
dalam
seluruh anggota, dalam hal ini seluruh
kesetaraan
anggotanya adalah seluruh pekerja / buruh
Perusahaan
permasalahan
nantinya diambil akan dirasakan oleh
PT. Nestle Indonesia kejayan.
gaji.
Dalam perjalanannya Serikat Buruh
Serikat Buruh Nestle Indonesia
wahana
Nestle Indonesia Kejayan atau secara
pembinaan buruh untuk berprestasi dalam
keseluruhan SBNI sendiri pernah menjadi
pembangunan
bagian dari SPSI, karena dirasa tidak
Kejayan
adalah
wadah
dan
Nasional
melalui
peningkatan kualitas, disiplin, etos kerja
membawa
serta produktifitas kerja, pendorong dan
diperlukan oleh anggota SBNI, maka
penggerak anggota
SBNI
mensukseskan
dalam
program
ikut
serta
pembangunan
nasional, khususnya sektor ekonomi dan
perubahan
seluruh
Indonesia
yang
sangat
memutuskan
untuk keluar dari SPSI (Serikat Pekerja
Seluruh Indonesia ).
sosial budaya, wahana meninggkatkan
SPSI sangat kurang berperan dalam
kesejahteraan anggota dan keluarganya
perjuangan buruh yang selama ini sudah
lahir dan batin, Pelindung, pembela hak-
terkekang
hak dan kepentingan buruh,dan ikut serta
pengunduran diri dari pihak buruh Nestle
secara aktif dalam pengambilan keputusan
ini
dan kebijakasanaan ssosial ekonomi dan
penanganan maslaha buruh ini sangat tidak
ketenagakerjaan.
efektif
Peran
Serikat
Buruh
Nestle
Indonesia Kejayan sendiri disini sangatlah
bisa
oleh
permasalahan
dijadikan
bila
gambaran
hanya
gaji,
bahwa
mengandalkan
organisasi besar, maka dari itu pihak buruh
Nestle
sepakat
mundur
untuk
memperjuangkan hak-hak mereaka, tanpa
pada tahun 1958 pada tahun 2005, IUF
melupakan untuk turut serta membantu
terdiri dari 336 organisasi anggota di 120
pihak yang membutuhkan serikat buruh –
negara, yang mewakili lebih dari 12 juta
serikat buruh yang lain.
pekerja.
Dalam
Dengan idealisnya maka mau tidak
prosesnya
SBNI
mau SBNI sendiri dalam hal ini adalah
memperlajari teknis atau tata cara dalam
Serikat Buruh Nestle Indonesia Kejayan
bernegosiasi ini juga salah satunya dari
harus melakukan tugas atau peran dan
IUF yang dinilai sangat penting dalam
fungsinya dengan berjalan sendiri. Dan
terlaksananya negosiasi dengan baik dan
dalam kasus yang di teliti mengenai
sangat
permasalahan kesetaraan
gaji pihak
negosiasi itu sendiri. Selain itu dalam
Serikat Buruh Nestle Indonesia Kejayan
negosiasi banyak tahap-tahap yang harus
dengan
dilalui untuk menentukan strategi dalam
menggandeng
organisasi
Internasional yang bernama Internasional
menentukan
hasil
akhir
dari
bernegosiasi.
Union of Food atau disingkat IUF,
Nantinya, strategi akan menjadi alat
International Union of Food, Agricultural,
untuk memuluskan perundingan antara
Hotel, Restaurant, Catering, Tembakau
pihak Serikat Buruh atau yang nantinya
dan Asosiasi Serikat Pekerja '(IUF) adalah
akan
federasi serikat global serikat buruh,
manajemen,
dalam
didirikan pada tahun 1920 Organisasi jejak
ketidaksiapan
atau
sejarahnya untuk 1889 ketika Federasi
tentang tata cara atau langkah-langkah dari
Internasional Pekerja Tembakau adalah
negosiasi maka harus ada lembaga yang
didirikan dan yang tergabung dalam IUF
disingkat
SB
dengan
pihak
menanggulangi
kurang
informasi
membantu SB untuk bisa berunding
permasalahan antara Serikat Buruh
Nestle Indonesia Kejayan dan Manajemen
dengan pihak manajemen,
Nestle
PT. Nestle Indonesia kejayan sudah
Indonesia Kejayan sendiri sangat tidak
mengakar pada 2004, sepuluh tahun yang
memahami cara atau teknis negosiasi, ini
lalu pihak SBNI yang pada masa itu masih
sangat tidak menguntungkan bagi pihak
tergabung dalam SPSI tidak menganggap
Serikat Buruh Nestle Indonesia Kejayan
tidak ada perubahan yang terjadi pada
sendiri, dikarenakan teknis atau tata cara
masa itu, seperti yang di kutip diatas, dan
negosiasi
pihak yang menginisiasi untuk melakukan
pihak
Serikat
itu
sangat
Buruh
krusial
bagi
berlangsungnya kerja sama antara pihak
negosiasi
dengan
pihak
manajemen
pekerja dan manajemen itu sendiri, bisa
adalah para pekerja yang dinilai adanya
dibayangkan jika mereka “buta ” , bisa
potensi untuk di ajukan dan adanya
dibayangkan jika hanya pihak manajemen
refrensi dari peraturan pemerintah.
sendiri yang memahami system negosiasi,
Pada 2009 pihak SB mengupayakan
betapa menderitanya para pekerja, dan
adanya kondisi tetap, kondisi tetap disini
tidak berjalanya keadilan yang terjadi
adalah adanya system yang jelas dalam
diperusahaan tersebut.
pengupahan, karena dirasa tidak ada
Dengan pahamnya teknis atau tata
system yang jelas terhadap pengupahan
cara negosiasi maka neraca keadilan di
maka, pada 2009 juga diadakanlah proses
suatu perusahaan bisa di seimbangkan,
negosiasi
yang dimana tidak ada pihak yang merasa
permsaalahan kesetaraan gaji tersebut
dirugikan.
dengan pihak manajemen. Adapun pada
dengan
mengusung
rentang waktu 2009 sampai sekarang ada
beberapa ganjalan-ganjalan atau kendala-
kurang pahamnya atas maslah hokum
kendala yang dihadapi oleh pihak Serikat
perburuhan
Buruh Nestle Indonesia Kejayan sendiri,
digunakan sebagai salah satu senjata
mulai dari kendala dari internal sampai
ampuh dalam melakaukan negosisasi.
yang
dimana
ini
bisa
Pembagian hak bicara antara rekan
eksternal.
tidak
– rekan Serikat Buruh Nestle Indonesia
menguntungkan bagi srikat buruh, yang
Kejayan di dalam ruangan negosiasi juga
dimana masalah data tentang kesetaraan
menjadi kendala di lapangan, yang dimana
gaji ini sangat minim dimiliki oleh dirinya
hanya satu orang sampai dua orang yang
dan tim, ketidak terbukaan dari pihak
bicara, dan sisanya
manajemen sendiri sangat sangat disayang
intimidasi dari pihak manajemen untuk
kan, karena dengan tidak tebukanya sikap
menurunkan mental rekan- rekan Serikat
manajemen ini sangat menganggu dalam
Buruh Nestle Indonesia Kejayan itu
berjalannya proses kerjasama yang baik
sendiri di dalam ruangan negosiasi.
kendala
yang
sangat
menjadi
sasaran
antara pihak buruh dan manajemen itu
Di dalam tim negosiasi harusnya ada
sendiri, dan ditambah dengan kurangnya
tim penyeimbang yang dimana tugasnya
pelatihan-pelatihan SB dalam menghadapi
adalah
situasi seperti saat ini, bisa dikatakan
permasalah
pihak SB sangat minim persiapan dalam
fokusnya, ini pula yang menjadi kendala
bernegosiasi dengan pihak manajemen.
bagi rekan- rekan Serikat Buruh Nestle
Ditambah
lagi
dengan
kendala
internal dari kekurangan data pendukung,
seperti peraturan kementrian tenaga kerja,
untuk
yang
menyeimbangkan
sudah
tidak
pada
Indonesia Kejayan.
Sejak
berjalannya
proses
yang
dilakukan oleh kedua belah pihak yang
sudah berjalan dalam negosiasi untuk
kabupaten Pasuruan dan juga berkerja
menambah draf
tentang keseteraan gaji
sama dengan serikat-serikat buruh yang
antara buruh senior dan junior dalam
ada di kabupaten pasuruan dan tidak
perjanjian kerja bersama yang sudah
ketinggalan
disepakati oleh kedua belah pihak pada
Internasional
tahun
ini
IUF,seperti yang telah disampaikan oleh
dimaksudkan agar pengabdian dari buruh
ketua Serikat Buruh Nestle Indonesia
senior
pihak
Kejayan pada wawancara senin tanggal 20
perusahaan yang dimana selalu ditargetkan
januari 2014, dengan fokusnya substansi
bisa membuat hasil positif setiap tahun.
yang akan dibahas pada negosiasi kali ini
2012
bisa
sampai
2013.
diapresiasi
Hal
oleh
pembelajaran
Union
of
dari
pihak
Food
atau
untuk
yaitu untuk menerapkan selisih gaji bagi
keadilan.
pekerja senior dan junior juga menaikkan
Pihak Serikat Buruh Indonesia Kejayan
upah bagi pekerja yang sudah bekerja 5
sendiri merubah gaya bermain dalam
tahun ke atas dan tidak lupa juga rekan-
bernegosiasi dengan cara memfokuskan
rekan Serikat Buruh Nestle Indonesia
substansi
Kejayan
sebagai
perjalanan
awal
mengupayakan
yang
akan
dibahas
dalam
ini
telah
mengindetifikasi
negosiasi yang akan dijalankan guna
kepentingan dari pihak manajemen Nestle
mendapatkan
Indonesia
hasil
positif
demi
Kejayan
yaitu
pihak
kepentingan rekan-rekan mereka sesama
manajemen bersikukuh untuk tidak mau
buruh nestle kejayan, ini didapat dari
menerapkan
refrensi-refrensi yang didapat dari kerja
menaikkan upah pekerja yang sudah
sama dan berafilisasi dengan instansi
bekerja dari 5 tahun keatas karena
Dinas
KetenagaKerjaan
dan
Sosial
system
selisih
gaji
dan
dianggap tuntutan itu tidak relevan bagi
Pada proses negosiasi yang selama ini
pihak manajemen.
dilakukan
pergantian
negosiator
dari
Pihak manajemen juga menutup
kedua belah pihak juga sudah sering
akses informasi yang bisa digunakan
dilakukan karena alotnya perundingan, ini
sebagai data untuk negosiasi dari pihak
dilakukan
rekan-rekan Serikat Buruh, jadi untuk
personal
menciptakan
dan
manajemen kepada rekan-rekan Serikat
mengungkapkan pembicaraan yang jelas
Buruh Nestle Indonesia Kejayan. Dan ini
rekan-rekan serikat buruh hanya bisa
juga yang seperti dijelaskan menimbulkan
mengandalkan asumsi, dan pada saat
dua kubu dalam pihak Serikat Buruh
negosiasi rekan-rekan merasa kewalahan
sendiri, yang mempunyai maksud untuk
bukan hanya karena kurangnya data dan
merusak
pertanyaan yang berupa asumsi tapi juga
kepercayaan yang sudah terjalin di pihak
kurangnya pelatihan bagi rekan-rekan
rekan-rekan
yang bernegosiasi, jadi yang hanya bisa
Indonesia Kejayan ini.
iklim
nonverbal
dijadikan refrensi yaitu dari peraturan
pemerintah dan pelatihan singkat dari hasil
kerjasama
dan
afiliasi
yang
sudah
dijalankan oleh rekan-rekan Serikat Buruh
Nestle Indonesia Kejayan sebelumnya, ini
sangat
tidak
menguntungkan
bagi
kelanjutan negosiasi kedua belah pihak.
karena
adanya
intismidasi
yang dilakukan oleh pihak
tatanan
kerja
Serikat
sama
Buruh
dan
Nestle
Hasil Negosiasi antara SBNIK dengan
Menunjukkan gaji sebelum diubah
Manajemen Perusahaan dalam kasus
pada akhir maret 2014 tepatnya pada
kesetaraan gaji.
tanggal 25 saat gaji para buruh dibayarkan.
Seiring bergulirnya negosiasi, hasil
Dan bulan depannya atau lebih tepatnya
sangat
bulan April perubahan yang dijanjikan
diharapkan untuk memberikan keuntungan
mulai dipenuhi oleh pihak meanajemen
bagi semua pihak yang bernegosiasi.
sebagai hasil dari negosiasi antara SBNIK
Meskipun ada kalanya salah satu dari
dengan pihak manajemen.
akhir
dari
semua
negosiasi
pihak mengalami suatu kekalahan dalam
bernegosiasi, hal ini yang diharapkan oleh
pihak Serikat Buruh Nestle Indonesia
Kejayan tidak terjadi, karena dengan
rentang waktu 10 tahun berusaha mencari
keadilan dengan pihak manajemen, dan
jika
itu
gagal
maka
sangat
sia-sia
perjuangan selama 10 tahun ini.
Pada akhir maret 2014 kesepakatan/
negosiasi antara SBNI Kejayan dengan
manajemen telah menemui titik terang
yaitu menaikkan Rp. 827.000,00 pada
bulan berikutnya untuk buruh senior yang
diberikan
mereka.
apresiasi
untuk
pengabdian
sudah diatas UMK kabupaten, tapi
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan,
maka
menyimpulkan
peneliti
beberapa
hal
tuntutan sebenarnya dari pihak Serikat
dapat
Buruh Nestle Indonesia Kejayan sendiri
sebagai
adalah adanya penghargaan loyalitas
bekerja selama bertahun-tahun dengan
berikut:
Indonesia
dinominalkan menjadi upah mereka,
Kejayan mengedapankan aspek politis
karena bisa di artikan jika para pekerja
antara kedua belah pihak. Yaitu
yang sudah bekerja selama 5-20 tahun
bagaimana cara dari pihak Serikat
tapi hanya mendapatkan gaji yang
Buruh Nestle Indonesia melakukan
sesuai
negosiasi guna untuk mempengaruhi
manajemen, sedangkan para pekerja
kebijakan dari pihak manajamen itu
baru sudah memiliki upah hamper sama
tanpa melakukan aksi mogok kerja,
dengan para pekerja yang sudah lama
anarkis atau hal negative yang bisa
bekerja, ini lah yang menjadi konsen
menimbulkan dampak negative bagi
para rekan-rekan di Serikat Buruh
kedua belah pihak.
Nestle
1. Serikat
Buruh
Nestle
2. Terlihat dari penelitian ini, kasus buruh
tidak
menguntungkan
bagi
buruh
dari
UMK
Indonesia
atau
kebijakan
Kejayan
untuk
mendapatkan hak loyalitas mereka
selama bekerja disana, dan ini juga
tersebut, dari penelitian ini pula bisa
menjadi
dilema
dilihat dari kekolotan pihak manajemen
keloyalitasan
untuk tidak mengindahkan keinginan
ijasah sarjana.
saat
disandingkan
ini,jika
dengan
dari para pekerjanya tersebut, dengan
3. Dalam prosesnya para rekan–rekan
dalih bahwa gaji atau upah mereka
Serikat
Buruh
Nestle
Indonesia
dalam
5. Hasil dari analisis manajemen konflik
memperjuangkan nasib rekan-rekannya
dari pihak SB sesuai dengan petunjuk
seperti kurangnya persiapan dalam
teoritis, namun memiliki kendala di
melakukan negosiasi dengan pihak
mengendalikan situasi yang berdampak
manajemen, kurang kooperatifnya sifat
pada minimnya data yang dipeoleh, dan
dari pihak manajemen, masih adanya
kesalahpahaman yang dialami
konflik internal di dalam anggota
Kurangnya
Serikat
antara
Kejayan
menemui
Buruh
kendala
Nestle
Indonesia
intensitas
kedua
belah
dan
komunikasi
pihak
yang
yang
dimana
mengakibatkan informasi antara pihak
tidak
percaya
SB dan manajemen saling berbenturan.
kepada ketua saat ini, dan kurangnya
Dan terjadinya kesalahpahaman antara
solidaritas dari beberapa rekan–rekan
kedua belah pihak.
Kejayan
sendiri,
terbentuknya
anggota
mosi
sendiri
dalam
menyikapi
6. Hasil dari negosiasi merupakan hasil
permasalahan ini.
win-win solution yang dimana pihak
4. Upaya yang dilakukan oleh pihak
Serikat
Buruh
Nestle
Indonesia
manajemen mendapatkan kepercayaan
dari para buruh mengingat penambahan
Kejayan sampai saat ini yaitu ingin
gaji
mendapatkan respon positif dan hasil
mengapresiasi hasil kerja para buruh,
yang positif guna menjaga kestabilan
dan para buruh mendapatkan hak
kerja dan kerjasama antara buruh dan
mereka yang diinginkan sebagai hasil
perusahaan
dari
yang
nantinya
berimbas pada aspek produksi.
bisa
yang
loyalitas
perusahaan.
dilakukan
mereka
untuk
kepada
jalan buntu dalam prosesnya, hal ini
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
juga yang bisa mengakibatkan hal-hal
telah dilakukan, maka saran-saran yang
yang
dapat
contohnya mogok kerja, jika terjadi
diberikan oleh peneliti adalah
tidak
diinginkan,
seperti
sebagai berikut:
mogok kerja ini akan berpengaruh pada
1. Didalam penyelenggaraan suatu diskusi
hasil produksi dan akhirnya pihak
atau
negosiasi
diperlukan
adanya
buruh lah yang akan menjadi korban.
kesiapan data dan materi permasalahan,
3. Keterbukaan informasi antara kedua
tidak hanya pada kesiapan mental
belah pihak harus bersifat transparan,
dalam menghadapi situsi seperti ini,
tapi tetap dikawal agar informasi yang
bisa disayangkan jika negosiasi gagal
disaring tidak keluar dari konteks
hanya masalah ketidak siapan pihak
negosiasi kedua belah pihak
penggugat dalam hal kurangnya data
dan
materi
permasalahan
yang
dihadapi.
2. Komunikasi antara kedua belah pihak
harus dilakukan secara intensif demi
menghindari
kesalahpahaman
yang
akan terjadi dikemudian hari, dan
kesalahpahaman
mengakibatkan
ini
kegagalan
bisa
dalam
negosiasi itu sendiri dan akibatnya
kedua belah pihak akan menghadapi
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Adrian Sutedi. 2009. Hukum Perburuhan PenerbitSinarGrafika
Bernard Raho,2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
Flippo B.Edwin. Manajemen Personalia .Penerbit McGraw-Hill, 1986
Karim Abdul Gafar. 1997. Negara dan Masyarakat Sipil. Yogyakarta: Diktat.JIP-UGM.
Kurniawan J luthfi.dkk..2008. Negara, Civil Society Dan Demokrasi. Malang : In-TRANS
Publishing.
MoleongLexy J. 2011.Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit Rosda. Bandung.
Muhammad AS. Hikam.1999. Demokrasi Dan Civil Society. Jakarta: LPE3S
Prof. Dr. Husain Usman, M.Pd., M.T.2007 .Manajemen ( Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan)penerbit bumiaksara
Robbin.P Stephen.2008. Perilaku Organisasi, penerbit Salemba Empat
Roy J. lewicki bruce barry david M. saunders,2013. Negosiasi/Negotiation,penerbit salemba
humanika,
S. P. Robbins,1974. Managing Organizational Conflict: A Nontraditional Approach (Upper
Saddle, NJ : Prentice Hall,
INTERNET
http://communicationista.wordpress.com/2010/02/07/manajemen-konflik-dalamorganisasi/diakses pada 21 November 2013 jam 22.31 WIB.
http://en.wikipedia.org/wiki/International_Union_of_Food,_Agricultural,_Hotel,_Restaurant,
_Catering,_Tobacco_and_Allied_Workers'_Associationdiaksespada 22
Agustus2014 jam 18.11 WIB.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pasuruan diakses pada tanggal 22 Agustus2014 jam
21.22 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_konflik diakses pada 22 Agustus2014 jam 16.21 WIB.
http://ppmi-upawafer.wen.ru/page/c.htm diakses pada tanggal 23 April 2014 jam 21.49 WIB
http://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/manajemen konflik diakses pada 21 november
2013 jam 21.43 WIB
http://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/manajemen konflik diakses pada 21 november
2013 jam 21.43 WIB
http://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/manajemen konflik.pdf diakses pada 21 november
2013 jam 21.45 WIB.
http://www.fspbun.org/pengertian-serikat-pekerja-serikat-buruh/diakses pada tanggal 23
April 2014 jam 19.34 WIB.
http://www.pasuruankab.go.id/pages-6-sejarah-singkat-kab-pasuruan.html 22 Agustus2014
jam 21.27 WIB
www.nestle.co.id/diaksespadatanggal21 november 2013 jam 13.11 WIB
SUMBER LAIN
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Serikat Buruh Nestle Indonesia Kejayan
tahun 2012 – 2014
CLA 2009-2010 Serikat Buruh Nesle Indonesia.
Jurnal serikat pekerja, 2008, Indah Budiartihal 2
Power point OPENING UNION 2007 Serikat Buruh Nestle Indonesia Kejayan
PERUNDANG-UNDANGAN
ILO Recommendation No. 91 Paragraf 2, Konvensi ILO No. 98 Pasal4
Keputusan Menteri No. 48 tahun 2004 pasal 25tentang Perjanjian Kerja Bersama
Konvensi ILO No 98.Tentang berlakunya dasar–dasar dari hak untuk bernegosiasi dan
berunding bersama dan juga di ratifikasikan dengan Undang–Undang No 18 tahun
1956
KonvensiInternational Labour Organization (ILO) Nomor 87 tentang kebebasan berserikat
dan perlindungan Hak untuk berneegosiasi Kep.Pres No 83.Tahun 1998.
Pasal 6 danpasal 7 Undang–Undang No. 2 tahun 2004 tentang perselisihan Hubungan
Industrial.
Undang-Undang No. 13 tahun 2003tentang Ketenagakerjaan
Undang–Undang No. 21 Tahun 2000 Tentang SerikatPekerja / Serikat Buruh
Pasal 1 Angka 1
Undang-UndangNomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 Angka 17
Undang-UndangNomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial Pasal 1 Angka 8
Undang-Undangnomor 21 tahun 2000 tentang serikat pekerja/serikat buruh
(STUDI ANALISIS NEGOSIASI ANTARA SERIKAT BURUH NESTLE
INDONESIA KEJAYAN DENGAN MANAJEMEN PT.NESTLE INDONESIA
Tbk., KEJAYAN PASURUAN TENTANG KESETARAAN UPAH)
Penulis: Ach. Wienata F.E.P
Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Brawijaya Malang,Jl. Veteran,
Malang, Jawa Timur 65145, Email : www.ub.ac.id
Email Penulis : Lian.Achmad@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui
peran dari
serikat
buruh dalam
menganggulangi masalah perburuhan yang terjadi dalam hal ini cara penanggulangannya adalah
dengan melakukan negosiasi dengan pihak manajemen perusahaan dalam hal kesetaraan upah.
Penelitian ini dilakukan di PT. Nestle Indonesia Kejayan Pasuruan, dengan subjeknya
Serikat Buruh Nestle Indonesia Kejayan disingkat SBNIK, dengan menggunakan metode
kualitatif deskriptif. Teknik penentuan informan menggunakan tekni k purposive sampling
dimana informan telah diseleksi atas beberapa criteria dimana, para informan telibat langsung
dalam proses negosiasi dan objek dari hasil negosiasi tersebut.
Hasil penelitian ini proses dan hasil dari negosiasi yang telah dilakukan oleh kedua belah
pihak dalam hal menambahkan poin kesetaraan upah, kesetaraan upah diukur oleht ingkat
lamanya buruh telah bekerja di perusahaan lebih tepatnya di PT. Nestle Indonesia Kejayan, dan
apa saja kendala yang dialami oleh pihak Serikat Buruh selama proses negosiasi.
Selama proses negosiasi pihak mengalami beberapa kendala penting, seperti, dimana
basis dari para buruh bukanlah ilmu hukum, yang menyebabkan kebutaan materi negosiasi yang
dilaksanakan oleh kedua belah pihak, masih kurangnya pelatihan dalam hal negosiasi, dan
kurangnya materi yang akan di negosiasikan dengan pihak manajemen.
ABSTRACT
This study aims to determine the role of trade unions in tackling problems of labor that
occurred in this case to overcome them is by doing negotiations with company management in
terms of equal pay.
This research was conducted at PT. Nestle Indonesia KejayanPasuruan, with the subject
of Nestle Indonesia Workers Union Kejayan SBNIK shortened, by using descriptive qualitative
method. Informant determination techniques using purposive sampling technique in which
informants were selected on several criteria which, the informants are involved directly in the
negotiation process and the object of the negotiation results.
The results of this study and the results of the negotiation process which has been
carried out by both sides in terms of adding points equal pay, equal pay is measured by the
length of the level of labor has worked at the company more precisely in PT. Nestle Indonesia
Kejayan, and what are the constraints faced by the United Labor party during the negotiation
process.
During the negotiation process undergone some important constraints, such as, where
the base of the labor law is not a science, which causes blindness material negotiations
undertaken by both parties, there is still a lack of training in negotiation, and the lack of material
that will be negotiated with management.
Keywords: Negotiation, Conflict management
sendiri memiliki banyak wilayah industri
Pendahuluan
Indonesia
adalah
negara
berkembang yang terbuka kepada investor
asing.Ini
dimaksudkan
untuk
meningkatkan pendapatan Negara dari
sektor ekonomi, baik dalam makna sempit
hingga
ekonomi
dalam
perspektif
makro.dengan adanya kerja sama investasi
dengan asing, sektor rill dapat bergerak
sejalan
dengan
berkurangnya
angka
pengangguran dan meningkatnya belanja
masyarakat.
cita-cita bangsa dari para pendahulu
bangsa untuk membuat suatu masyarakat
adil
sumber daya alam dan sumber daya
manusia.Tidak
menutup
kemungkinan
adanya industri di negara indonesia milik
investor asing,mulai dari Amerika, Eropa
atau Asia. Karena Indonesia dianggap
mempunyai potensi yang cukup besar,
Berbicara masalah industri, maka layak
jika yang ditemui adalah masalah seputar
buruh atau pekerja.Buruh atau pekerja
dalam hal ini adalah orang-orang yang
Pada pembukaan UUD 1945,tedapat
yang
yang cukup besar yang didukung oleh
dan
Indonesia.Sebagai
makmur
bagian
di
negara
mewujudkan
cita-cita tersebut, maka dibangunanlah
pembangunan di berbagai aspek, baik dari
segi ekonomi, politik, budaya dan sosial.
Banyak potensi di Indonesia yang
bisa dimaksimalkan seperti kebudayaan,
pariwisata, industri dan lain-lain.Indonesia
bekerja pada perusahaan dan mendapatkan
upah atau gaji.Dengan adanya buruh maka
dibentuklah serikat buruh yang didirikan
atas Undang-undang nomor 21 tahun 2000
tentang
serikat
pekerja/serikat
Serikat
buruh
ini
adalah
buruh.
penjaga,
pembantu, pemimpin, pengayom
dari
buruh yang menjadi anggotanya.Dewasa
ini serikat buruh independentsering kali
menjadi kambing hitam dari apa yang
diatas namakan sistem kapitalisme liberal
di Indonesia saat ini, banyak kasus-kasus
Timur.PT.Nestlé IndonesiaTbk. Kejayan
yang
Pasuruan.
melibatkan
kaum
pekerja/buruh
Penulis lebih tertarik dengan proses
makin marak, hal itu terjadi karena
terputusnya komunikasi antara pekerja dan
negosiasi
perusahaan.
Indonesia Kejayan (SBNIK).Karena kalau
Hal itu bisa terjadi karena pihak
dari
Serikat
Buruh
Nestle
dilihat efektif atau tidakkah sudah jelas
perusahaan tidak mau untuk memenuhi
serikat
hak dari para pekerja, dan bisa berujung
pemimpin
pada aksi mogok kerja atau pemboikotan
mendapatkan hak-hak mereka, tapi dengan
asset perusahaan.Dan itu juga menjadi
meneliti cara atau teknis berbicara atau
dasar dari ketidakadilan perusahaan untuk
negosiasi dari serikat buruh akan sangat
memenuhi hak buruh yang seharusnya
menarik untuk dibahas.
ditanggung
standar
oleh
perusahaan,
pengupahan,
jaminan
sosial,
manajemen
serikat
buruh
perusahaan
dari
efektif
kaum
sebagai
buruh
untuk
METODE PENELITIAN
Penelitian
Penulis akan menulis tentang proses
antara
sangat
seperti
jaminan kesehatan, dan lain-lain.
negosiasi
buruh
dan
PT.Nestlé
metode
kualitatif
ini
menggunakan
deskriptif
untuk
mendapatkan gambaran informasi nyata
yang
sistematis,
faktual
dan
akurat.
IndonesiaTbk., Kejayan Pasuruan. Lokasi
Pengertian penelitian kualitatif adalah
PT
pengumpulan
Neslté
Indonesia
Tbk.,
Kejayan
data
pada
suatu
latar
Pasuruan, berada di Kecamatan Kejayan,
alamiah, dengan menggunakan metode
Kabupaten
alamiah, dan dilakukan oleh orang atau
Pasuruan,
Jawa
peneliti yag tertarik secara alamiah.
Ada pula yang menyatakan bahwa
Mengadakan wawancara
dengan para
penelitian kualitatif adalah penelitian yang
informan,
menggunakan
dengan
menggunakan purposive sampling dimana
fenomena
yang
dalam hal ini Serikat Buruh Nestle
dengan
jalan
Indonesia dan menentukan ketua umum
melibatkan berbagai metode yang ada.
dari Serikat Buruh Nestle Indonesia yang
Dalam penelitian kualitatatif sendiri biasa
juga sebagai negosiator dalam kasus ini
menggunakan
yaitu Bpk Arief Rahman Hakim sebagai
maksud
terjadi
latar
alamiah,
menafsirkan
dan
dilakukan
teknik
wawancara,
pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.
informan
penentuan
dari
pihak
informan
Serikat
Buruh
Dalam konteks ini, peneliti akan
Indonesia Kejayan, dan juga informan dari
menejelaskan peranan nyata suatu serikat
pihak manajemen PT Nestlé Indonesia
buruh dalam menjalankan fungsi sebagai
Tbk.Kejayan Pasuruan Bpk. B.Y. yang
wadah perjuangan para pekerja dalam
meminta untuk tidak disebutkan nama
mempejuangkan hak-hak anggotanya.
terangnya.
Teknik dalam pengumpulan data dalam
bernama Bpk. Achmad Djoko Wijono
penelitian ini adalah :
sebagai perwakilan buruh senior untuk
Wawancara
melengkapi data penelitian
Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu, percakapan itu dilakukan
Dan
juga
informan
yang
Dokumentasi/Study Literature
Merupakan
salah
satu
teknik
pewawancara
pengumpulan data yang bersumber dari
(interviewer ) yang mengajukan pertanyaan
buku dan internet untuk mencari referensi
dan
teori-teori yang berkaitan dengan kasus
oleh
dua
pihak,
terwawancara
yaitu
(interview)
yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
pada pihak swasta yang akan dijadikan
paling umum digunakan pada tindakan.
bahan penelitian.
Dengan penyajian data ini kita dapat
Teknik analisis data yang digunakan
mengetahui apa yang sedang terjadi dan
adalah teknik data kualitatif deskriptif,
apa yang harus dilakukan. Hal tersebut
yang mangacu pada mengintepretasikan
memudahkan peneliti untuk melihat secara
data yang akan diolah, mencari data yang
keseluruhan atau bagian tertentu dari data-
penting dan data yang akan dipelajari.
data yang umum digunakan dalam bentuk
Dalam penelitian ini menggunakan tehnik
teks uraian.
analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga
3.
Penarikan dalam penelitian kulitatif
alur, yaitu :
1.
Penarikan Kesimpulan
Reduksi Data
dilakukan secara terus menerus sepanjang
Sebagai proses pemilihan, pemusatan
proses penelitian berlangsung. Dari data-
penyederhanaan,
data yang diperoleh di lapangan kemudian
pengabsahan, dan transformasi data kasar
dikumpulkan serta dianalisis untuk dapat
yang ada pada saat di lapangan. Memilih
ditarik kesimpulan.
perhatian
pada
mana data yang relevan dan mana data
Instrumen penelitian merupakan alat
data
yang digunakan untuk mengumpulkan
berlangsung hingga penulisan penelitian
data yang diperlukan dalam penelitian.
tersusun.
Berikut instrumen yang digunakan dalam
2.
penelitian ini adalah :
yang
tidak
relevan,
reduksi
Penyajian Data
Sekumpulan informasi yang tersusun,
adanya
kemungkinan
penarikan
kesimpulan dan pengambilan data yang
1. Interview
(Pedoman
Guide
Merupakan data yang dikumpulkan
Wawancara)
oleh seorang peneliti secara langsung,
Merupakan kumpulan materi atau poin-
yang bersumber dari wawancara atau
poin yang menjadi dasar atau acuan dalam
observasi. Sumber data tersebut di dapat
melakukan
para
melalui informan yang telah ditentukan
adalah
dan secara langsung berhubungan dengan
wawancara
responden.Responden
dengan
tersebut
aktor-aktor yang terkait dalam jalannya
obyek penelitian.
peran
2. Data Sekunder
serikat
buruh
dalam
Data sekunder merupakan yang tidak
memperjuangkan hak-hak buruh.
secara
2. Pedoman Dokumentasi
Bagian yang terdiri dari garis besar data
yang
diperlukan
dalam
melakukan
langsung berhubungan
dengan
informan yang diteliti, serta merupakan
data pendukung bagi penelitian yang
penelitian.
dilakukan. Data sekunder meliputi :
3. Field Note (Buku Catatan)
catatan-catatan, dan catatan laporan dari
Merupakan catatan data lapangan yang
berbagai
pihak
yang
mendukung
dipergunakan peneliti untuk mencatat apa
penelitian ini seperti hasil dari kebijakan
yang didengar, diamati dan dialami dalam
yang terkait dan berbagai sumber lainnya.
hal proses pengumpulan data.
Seperti undang-undang terkait, buku-buku,
Cara
pengumpulan
data
dalam
melakukan penelitian terbagi menjadi dua
jenis sumber data yaitu,
1. Data Primer
hasil-hasil laporan dari serikat pekerja,
jurnal-jurnal internet, dan surat kabar.
strategis, dimana semua kebijakan yang
PEMBAHASAN
Proses
SBNIK
Manajemen
Negosiasi
untuk
menghadapi
dalam
seluruh anggota, dalam hal ini seluruh
kesetaraan
anggotanya adalah seluruh pekerja / buruh
Perusahaan
permasalahan
nantinya diambil akan dirasakan oleh
PT. Nestle Indonesia kejayan.
gaji.
Dalam perjalanannya Serikat Buruh
Serikat Buruh Nestle Indonesia
wahana
Nestle Indonesia Kejayan atau secara
pembinaan buruh untuk berprestasi dalam
keseluruhan SBNI sendiri pernah menjadi
pembangunan
bagian dari SPSI, karena dirasa tidak
Kejayan
adalah
wadah
dan
Nasional
melalui
peningkatan kualitas, disiplin, etos kerja
membawa
serta produktifitas kerja, pendorong dan
diperlukan oleh anggota SBNI, maka
penggerak anggota
SBNI
mensukseskan
dalam
program
ikut
serta
pembangunan
nasional, khususnya sektor ekonomi dan
perubahan
seluruh
Indonesia
yang
sangat
memutuskan
untuk keluar dari SPSI (Serikat Pekerja
Seluruh Indonesia ).
sosial budaya, wahana meninggkatkan
SPSI sangat kurang berperan dalam
kesejahteraan anggota dan keluarganya
perjuangan buruh yang selama ini sudah
lahir dan batin, Pelindung, pembela hak-
terkekang
hak dan kepentingan buruh,dan ikut serta
pengunduran diri dari pihak buruh Nestle
secara aktif dalam pengambilan keputusan
ini
dan kebijakasanaan ssosial ekonomi dan
penanganan maslaha buruh ini sangat tidak
ketenagakerjaan.
efektif
Peran
Serikat
Buruh
Nestle
Indonesia Kejayan sendiri disini sangatlah
bisa
oleh
permasalahan
dijadikan
bila
gambaran
hanya
gaji,
bahwa
mengandalkan
organisasi besar, maka dari itu pihak buruh
Nestle
sepakat
mundur
untuk
memperjuangkan hak-hak mereaka, tanpa
pada tahun 1958 pada tahun 2005, IUF
melupakan untuk turut serta membantu
terdiri dari 336 organisasi anggota di 120
pihak yang membutuhkan serikat buruh –
negara, yang mewakili lebih dari 12 juta
serikat buruh yang lain.
pekerja.
Dalam
Dengan idealisnya maka mau tidak
prosesnya
SBNI
mau SBNI sendiri dalam hal ini adalah
memperlajari teknis atau tata cara dalam
Serikat Buruh Nestle Indonesia Kejayan
bernegosiasi ini juga salah satunya dari
harus melakukan tugas atau peran dan
IUF yang dinilai sangat penting dalam
fungsinya dengan berjalan sendiri. Dan
terlaksananya negosiasi dengan baik dan
dalam kasus yang di teliti mengenai
sangat
permasalahan kesetaraan
gaji pihak
negosiasi itu sendiri. Selain itu dalam
Serikat Buruh Nestle Indonesia Kejayan
negosiasi banyak tahap-tahap yang harus
dengan
dilalui untuk menentukan strategi dalam
menggandeng
organisasi
Internasional yang bernama Internasional
menentukan
hasil
akhir
dari
bernegosiasi.
Union of Food atau disingkat IUF,
Nantinya, strategi akan menjadi alat
International Union of Food, Agricultural,
untuk memuluskan perundingan antara
Hotel, Restaurant, Catering, Tembakau
pihak Serikat Buruh atau yang nantinya
dan Asosiasi Serikat Pekerja '(IUF) adalah
akan
federasi serikat global serikat buruh,
manajemen,
dalam
didirikan pada tahun 1920 Organisasi jejak
ketidaksiapan
atau
sejarahnya untuk 1889 ketika Federasi
tentang tata cara atau langkah-langkah dari
Internasional Pekerja Tembakau adalah
negosiasi maka harus ada lembaga yang
didirikan dan yang tergabung dalam IUF
disingkat
SB
dengan
pihak
menanggulangi
kurang
informasi
membantu SB untuk bisa berunding
permasalahan antara Serikat Buruh
Nestle Indonesia Kejayan dan Manajemen
dengan pihak manajemen,
Nestle
PT. Nestle Indonesia kejayan sudah
Indonesia Kejayan sendiri sangat tidak
mengakar pada 2004, sepuluh tahun yang
memahami cara atau teknis negosiasi, ini
lalu pihak SBNI yang pada masa itu masih
sangat tidak menguntungkan bagi pihak
tergabung dalam SPSI tidak menganggap
Serikat Buruh Nestle Indonesia Kejayan
tidak ada perubahan yang terjadi pada
sendiri, dikarenakan teknis atau tata cara
masa itu, seperti yang di kutip diatas, dan
negosiasi
pihak yang menginisiasi untuk melakukan
pihak
Serikat
itu
sangat
Buruh
krusial
bagi
berlangsungnya kerja sama antara pihak
negosiasi
dengan
pihak
manajemen
pekerja dan manajemen itu sendiri, bisa
adalah para pekerja yang dinilai adanya
dibayangkan jika mereka “buta ” , bisa
potensi untuk di ajukan dan adanya
dibayangkan jika hanya pihak manajemen
refrensi dari peraturan pemerintah.
sendiri yang memahami system negosiasi,
Pada 2009 pihak SB mengupayakan
betapa menderitanya para pekerja, dan
adanya kondisi tetap, kondisi tetap disini
tidak berjalanya keadilan yang terjadi
adalah adanya system yang jelas dalam
diperusahaan tersebut.
pengupahan, karena dirasa tidak ada
Dengan pahamnya teknis atau tata
system yang jelas terhadap pengupahan
cara negosiasi maka neraca keadilan di
maka, pada 2009 juga diadakanlah proses
suatu perusahaan bisa di seimbangkan,
negosiasi
yang dimana tidak ada pihak yang merasa
permsaalahan kesetaraan gaji tersebut
dirugikan.
dengan pihak manajemen. Adapun pada
dengan
mengusung
rentang waktu 2009 sampai sekarang ada
beberapa ganjalan-ganjalan atau kendala-
kurang pahamnya atas maslah hokum
kendala yang dihadapi oleh pihak Serikat
perburuhan
Buruh Nestle Indonesia Kejayan sendiri,
digunakan sebagai salah satu senjata
mulai dari kendala dari internal sampai
ampuh dalam melakaukan negosisasi.
yang
dimana
ini
bisa
Pembagian hak bicara antara rekan
eksternal.
tidak
– rekan Serikat Buruh Nestle Indonesia
menguntungkan bagi srikat buruh, yang
Kejayan di dalam ruangan negosiasi juga
dimana masalah data tentang kesetaraan
menjadi kendala di lapangan, yang dimana
gaji ini sangat minim dimiliki oleh dirinya
hanya satu orang sampai dua orang yang
dan tim, ketidak terbukaan dari pihak
bicara, dan sisanya
manajemen sendiri sangat sangat disayang
intimidasi dari pihak manajemen untuk
kan, karena dengan tidak tebukanya sikap
menurunkan mental rekan- rekan Serikat
manajemen ini sangat menganggu dalam
Buruh Nestle Indonesia Kejayan itu
berjalannya proses kerjasama yang baik
sendiri di dalam ruangan negosiasi.
kendala
yang
sangat
menjadi
sasaran
antara pihak buruh dan manajemen itu
Di dalam tim negosiasi harusnya ada
sendiri, dan ditambah dengan kurangnya
tim penyeimbang yang dimana tugasnya
pelatihan-pelatihan SB dalam menghadapi
adalah
situasi seperti saat ini, bisa dikatakan
permasalah
pihak SB sangat minim persiapan dalam
fokusnya, ini pula yang menjadi kendala
bernegosiasi dengan pihak manajemen.
bagi rekan- rekan Serikat Buruh Nestle
Ditambah
lagi
dengan
kendala
internal dari kekurangan data pendukung,
seperti peraturan kementrian tenaga kerja,
untuk
yang
menyeimbangkan
sudah
tidak
pada
Indonesia Kejayan.
Sejak
berjalannya
proses
yang
dilakukan oleh kedua belah pihak yang
sudah berjalan dalam negosiasi untuk
kabupaten Pasuruan dan juga berkerja
menambah draf
tentang keseteraan gaji
sama dengan serikat-serikat buruh yang
antara buruh senior dan junior dalam
ada di kabupaten pasuruan dan tidak
perjanjian kerja bersama yang sudah
ketinggalan
disepakati oleh kedua belah pihak pada
Internasional
tahun
ini
IUF,seperti yang telah disampaikan oleh
dimaksudkan agar pengabdian dari buruh
ketua Serikat Buruh Nestle Indonesia
senior
pihak
Kejayan pada wawancara senin tanggal 20
perusahaan yang dimana selalu ditargetkan
januari 2014, dengan fokusnya substansi
bisa membuat hasil positif setiap tahun.
yang akan dibahas pada negosiasi kali ini
2012
bisa
sampai
2013.
diapresiasi
Hal
oleh
pembelajaran
Union
of
dari
pihak
Food
atau
untuk
yaitu untuk menerapkan selisih gaji bagi
keadilan.
pekerja senior dan junior juga menaikkan
Pihak Serikat Buruh Indonesia Kejayan
upah bagi pekerja yang sudah bekerja 5
sendiri merubah gaya bermain dalam
tahun ke atas dan tidak lupa juga rekan-
bernegosiasi dengan cara memfokuskan
rekan Serikat Buruh Nestle Indonesia
substansi
Kejayan
sebagai
perjalanan
awal
mengupayakan
yang
akan
dibahas
dalam
ini
telah
mengindetifikasi
negosiasi yang akan dijalankan guna
kepentingan dari pihak manajemen Nestle
mendapatkan
Indonesia
hasil
positif
demi
Kejayan
yaitu
pihak
kepentingan rekan-rekan mereka sesama
manajemen bersikukuh untuk tidak mau
buruh nestle kejayan, ini didapat dari
menerapkan
refrensi-refrensi yang didapat dari kerja
menaikkan upah pekerja yang sudah
sama dan berafilisasi dengan instansi
bekerja dari 5 tahun keatas karena
Dinas
KetenagaKerjaan
dan
Sosial
system
selisih
gaji
dan
dianggap tuntutan itu tidak relevan bagi
Pada proses negosiasi yang selama ini
pihak manajemen.
dilakukan
pergantian
negosiator
dari
Pihak manajemen juga menutup
kedua belah pihak juga sudah sering
akses informasi yang bisa digunakan
dilakukan karena alotnya perundingan, ini
sebagai data untuk negosiasi dari pihak
dilakukan
rekan-rekan Serikat Buruh, jadi untuk
personal
menciptakan
dan
manajemen kepada rekan-rekan Serikat
mengungkapkan pembicaraan yang jelas
Buruh Nestle Indonesia Kejayan. Dan ini
rekan-rekan serikat buruh hanya bisa
juga yang seperti dijelaskan menimbulkan
mengandalkan asumsi, dan pada saat
dua kubu dalam pihak Serikat Buruh
negosiasi rekan-rekan merasa kewalahan
sendiri, yang mempunyai maksud untuk
bukan hanya karena kurangnya data dan
merusak
pertanyaan yang berupa asumsi tapi juga
kepercayaan yang sudah terjalin di pihak
kurangnya pelatihan bagi rekan-rekan
rekan-rekan
yang bernegosiasi, jadi yang hanya bisa
Indonesia Kejayan ini.
iklim
nonverbal
dijadikan refrensi yaitu dari peraturan
pemerintah dan pelatihan singkat dari hasil
kerjasama
dan
afiliasi
yang
sudah
dijalankan oleh rekan-rekan Serikat Buruh
Nestle Indonesia Kejayan sebelumnya, ini
sangat
tidak
menguntungkan
bagi
kelanjutan negosiasi kedua belah pihak.
karena
adanya
intismidasi
yang dilakukan oleh pihak
tatanan
kerja
Serikat
sama
Buruh
dan
Nestle
Hasil Negosiasi antara SBNIK dengan
Menunjukkan gaji sebelum diubah
Manajemen Perusahaan dalam kasus
pada akhir maret 2014 tepatnya pada
kesetaraan gaji.
tanggal 25 saat gaji para buruh dibayarkan.
Seiring bergulirnya negosiasi, hasil
Dan bulan depannya atau lebih tepatnya
sangat
bulan April perubahan yang dijanjikan
diharapkan untuk memberikan keuntungan
mulai dipenuhi oleh pihak meanajemen
bagi semua pihak yang bernegosiasi.
sebagai hasil dari negosiasi antara SBNIK
Meskipun ada kalanya salah satu dari
dengan pihak manajemen.
akhir
dari
semua
negosiasi
pihak mengalami suatu kekalahan dalam
bernegosiasi, hal ini yang diharapkan oleh
pihak Serikat Buruh Nestle Indonesia
Kejayan tidak terjadi, karena dengan
rentang waktu 10 tahun berusaha mencari
keadilan dengan pihak manajemen, dan
jika
itu
gagal
maka
sangat
sia-sia
perjuangan selama 10 tahun ini.
Pada akhir maret 2014 kesepakatan/
negosiasi antara SBNI Kejayan dengan
manajemen telah menemui titik terang
yaitu menaikkan Rp. 827.000,00 pada
bulan berikutnya untuk buruh senior yang
diberikan
mereka.
apresiasi
untuk
pengabdian
sudah diatas UMK kabupaten, tapi
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan,
maka
menyimpulkan
peneliti
beberapa
hal
tuntutan sebenarnya dari pihak Serikat
dapat
Buruh Nestle Indonesia Kejayan sendiri
sebagai
adalah adanya penghargaan loyalitas
bekerja selama bertahun-tahun dengan
berikut:
Indonesia
dinominalkan menjadi upah mereka,
Kejayan mengedapankan aspek politis
karena bisa di artikan jika para pekerja
antara kedua belah pihak. Yaitu
yang sudah bekerja selama 5-20 tahun
bagaimana cara dari pihak Serikat
tapi hanya mendapatkan gaji yang
Buruh Nestle Indonesia melakukan
sesuai
negosiasi guna untuk mempengaruhi
manajemen, sedangkan para pekerja
kebijakan dari pihak manajamen itu
baru sudah memiliki upah hamper sama
tanpa melakukan aksi mogok kerja,
dengan para pekerja yang sudah lama
anarkis atau hal negative yang bisa
bekerja, ini lah yang menjadi konsen
menimbulkan dampak negative bagi
para rekan-rekan di Serikat Buruh
kedua belah pihak.
Nestle
1. Serikat
Buruh
Nestle
2. Terlihat dari penelitian ini, kasus buruh
tidak
menguntungkan
bagi
buruh
dari
UMK
Indonesia
atau
kebijakan
Kejayan
untuk
mendapatkan hak loyalitas mereka
selama bekerja disana, dan ini juga
tersebut, dari penelitian ini pula bisa
menjadi
dilema
dilihat dari kekolotan pihak manajemen
keloyalitasan
untuk tidak mengindahkan keinginan
ijasah sarjana.
saat
disandingkan
ini,jika
dengan
dari para pekerjanya tersebut, dengan
3. Dalam prosesnya para rekan–rekan
dalih bahwa gaji atau upah mereka
Serikat
Buruh
Nestle
Indonesia
dalam
5. Hasil dari analisis manajemen konflik
memperjuangkan nasib rekan-rekannya
dari pihak SB sesuai dengan petunjuk
seperti kurangnya persiapan dalam
teoritis, namun memiliki kendala di
melakukan negosiasi dengan pihak
mengendalikan situasi yang berdampak
manajemen, kurang kooperatifnya sifat
pada minimnya data yang dipeoleh, dan
dari pihak manajemen, masih adanya
kesalahpahaman yang dialami
konflik internal di dalam anggota
Kurangnya
Serikat
antara
Kejayan
menemui
Buruh
kendala
Nestle
Indonesia
intensitas
kedua
belah
dan
komunikasi
pihak
yang
yang
dimana
mengakibatkan informasi antara pihak
tidak
percaya
SB dan manajemen saling berbenturan.
kepada ketua saat ini, dan kurangnya
Dan terjadinya kesalahpahaman antara
solidaritas dari beberapa rekan–rekan
kedua belah pihak.
Kejayan
sendiri,
terbentuknya
anggota
mosi
sendiri
dalam
menyikapi
6. Hasil dari negosiasi merupakan hasil
permasalahan ini.
win-win solution yang dimana pihak
4. Upaya yang dilakukan oleh pihak
Serikat
Buruh
Nestle
Indonesia
manajemen mendapatkan kepercayaan
dari para buruh mengingat penambahan
Kejayan sampai saat ini yaitu ingin
gaji
mendapatkan respon positif dan hasil
mengapresiasi hasil kerja para buruh,
yang positif guna menjaga kestabilan
dan para buruh mendapatkan hak
kerja dan kerjasama antara buruh dan
mereka yang diinginkan sebagai hasil
perusahaan
dari
yang
nantinya
berimbas pada aspek produksi.
bisa
yang
loyalitas
perusahaan.
dilakukan
mereka
untuk
kepada
jalan buntu dalam prosesnya, hal ini
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
juga yang bisa mengakibatkan hal-hal
telah dilakukan, maka saran-saran yang
yang
dapat
contohnya mogok kerja, jika terjadi
diberikan oleh peneliti adalah
tidak
diinginkan,
seperti
sebagai berikut:
mogok kerja ini akan berpengaruh pada
1. Didalam penyelenggaraan suatu diskusi
hasil produksi dan akhirnya pihak
atau
negosiasi
diperlukan
adanya
buruh lah yang akan menjadi korban.
kesiapan data dan materi permasalahan,
3. Keterbukaan informasi antara kedua
tidak hanya pada kesiapan mental
belah pihak harus bersifat transparan,
dalam menghadapi situsi seperti ini,
tapi tetap dikawal agar informasi yang
bisa disayangkan jika negosiasi gagal
disaring tidak keluar dari konteks
hanya masalah ketidak siapan pihak
negosiasi kedua belah pihak
penggugat dalam hal kurangnya data
dan
materi
permasalahan
yang
dihadapi.
2. Komunikasi antara kedua belah pihak
harus dilakukan secara intensif demi
menghindari
kesalahpahaman
yang
akan terjadi dikemudian hari, dan
kesalahpahaman
mengakibatkan
ini
kegagalan
bisa
dalam
negosiasi itu sendiri dan akibatnya
kedua belah pihak akan menghadapi
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Adrian Sutedi. 2009. Hukum Perburuhan PenerbitSinarGrafika
Bernard Raho,2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
Flippo B.Edwin. Manajemen Personalia .Penerbit McGraw-Hill, 1986
Karim Abdul Gafar. 1997. Negara dan Masyarakat Sipil. Yogyakarta: Diktat.JIP-UGM.
Kurniawan J luthfi.dkk..2008. Negara, Civil Society Dan Demokrasi. Malang : In-TRANS
Publishing.
MoleongLexy J. 2011.Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit Rosda. Bandung.
Muhammad AS. Hikam.1999. Demokrasi Dan Civil Society. Jakarta: LPE3S
Prof. Dr. Husain Usman, M.Pd., M.T.2007 .Manajemen ( Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan)penerbit bumiaksara
Robbin.P Stephen.2008. Perilaku Organisasi, penerbit Salemba Empat
Roy J. lewicki bruce barry david M. saunders,2013. Negosiasi/Negotiation,penerbit salemba
humanika,
S. P. Robbins,1974. Managing Organizational Conflict: A Nontraditional Approach (Upper
Saddle, NJ : Prentice Hall,
INTERNET
http://communicationista.wordpress.com/2010/02/07/manajemen-konflik-dalamorganisasi/diakses pada 21 November 2013 jam 22.31 WIB.
http://en.wikipedia.org/wiki/International_Union_of_Food,_Agricultural,_Hotel,_Restaurant,
_Catering,_Tobacco_and_Allied_Workers'_Associationdiaksespada 22
Agustus2014 jam 18.11 WIB.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pasuruan diakses pada tanggal 22 Agustus2014 jam
21.22 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_konflik diakses pada 22 Agustus2014 jam 16.21 WIB.
http://ppmi-upawafer.wen.ru/page/c.htm diakses pada tanggal 23 April 2014 jam 21.49 WIB
http://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/manajemen konflik diakses pada 21 november
2013 jam 21.43 WIB
http://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/manajemen konflik diakses pada 21 november
2013 jam 21.43 WIB
http://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/manajemen konflik.pdf diakses pada 21 november
2013 jam 21.45 WIB.
http://www.fspbun.org/pengertian-serikat-pekerja-serikat-buruh/diakses pada tanggal 23
April 2014 jam 19.34 WIB.
http://www.pasuruankab.go.id/pages-6-sejarah-singkat-kab-pasuruan.html 22 Agustus2014
jam 21.27 WIB
www.nestle.co.id/diaksespadatanggal21 november 2013 jam 13.11 WIB
SUMBER LAIN
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Serikat Buruh Nestle Indonesia Kejayan
tahun 2012 – 2014
CLA 2009-2010 Serikat Buruh Nesle Indonesia.
Jurnal serikat pekerja, 2008, Indah Budiartihal 2
Power point OPENING UNION 2007 Serikat Buruh Nestle Indonesia Kejayan
PERUNDANG-UNDANGAN
ILO Recommendation No. 91 Paragraf 2, Konvensi ILO No. 98 Pasal4
Keputusan Menteri No. 48 tahun 2004 pasal 25tentang Perjanjian Kerja Bersama
Konvensi ILO No 98.Tentang berlakunya dasar–dasar dari hak untuk bernegosiasi dan
berunding bersama dan juga di ratifikasikan dengan Undang–Undang No 18 tahun
1956
KonvensiInternational Labour Organization (ILO) Nomor 87 tentang kebebasan berserikat
dan perlindungan Hak untuk berneegosiasi Kep.Pres No 83.Tahun 1998.
Pasal 6 danpasal 7 Undang–Undang No. 2 tahun 2004 tentang perselisihan Hubungan
Industrial.
Undang-Undang No. 13 tahun 2003tentang Ketenagakerjaan
Undang–Undang No. 21 Tahun 2000 Tentang SerikatPekerja / Serikat Buruh
Pasal 1 Angka 1
Undang-UndangNomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 Angka 17
Undang-UndangNomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial Pasal 1 Angka 8
Undang-Undangnomor 21 tahun 2000 tentang serikat pekerja/serikat buruh