STUDI UMUR SIMPAN, SUHU DAN CAHAYA TERHADAP DAYA PERKECAMBAHAN BENIH Artemisia annua L. The effect of life storage, temperature and light on seed viability of Artemisia annua L.

  

STUDI UMUR SIMPAN, SUHU DAN CAHAYA TERHADAP DAYA PERKECAMBAHAN

BENIH Artemisia annua L.

  

The effect of life storage, temperature and light on seed viability of

Artemisia annua L.

  

Harto Widodo, Nurul H. Listyana, Rahma Widyastuti

  Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

  Jl. Lawu, Tawangmangu, Karangnyar, Jawa Tengah

  

ABSTRAK

  Kebutuhan Artemisinin sebagai obat untuk penyembuhan malaria semakin meningkat seiring dengan ditetapkannya Artemisinin-based Combination Therapies (ACTs) oleh WHO. Sejauh ini cara yang paling ekonomis untuk mendapatkan bahan adalah melalui budidaya Artemisia annua L. Keberhasilan budidaya sangat ditunjang oleh penyediaan bibit yang bermutu, yang pada gilirannya menuntut ketersediaan benih yang berkualitas. Untuk itu dilakukan penelitian pengaruh umur simpan, suhu dan cahaya terhadap daya perkecambahan benih A. annua L. Percobaan ini menggunakan rancangan Acak Lengkap. Benih disimpan selama 22 bulan pada suhu ruangan dan lemari pendingin (12°C), serta dikecambahkan pada kondisi gelap dan terang. Setiap bulan diamati perubahan fisik dan daya kecambahnya. Hasil menunjukkan bahwa benih kehilangan daya kecambah (d.k.) setelah disimpan selama 12 bulan pada suhu ruangan (d.k.: 3,78%), sedangkan penyimpanan pada lemari pendingin walaupun telah menunjukkan penurunan d.k. benih masih cukup tinggi (85%) selama penyimpanan selama 21 bulan. A. annua L. dalam perkecambahannya memerlukan adanya cahaya. Tidak adanya cahaya dapat menurunkan d.k.hingga 53,74%. Umur simpan benih A. annua L. semakin pendek dengan adanya hama yang menyerang benih selama penyimpanan.

  Kata kunci: artemisinin, obat anti-malarial, Artemisia annua L.

  

ABSTRACT

The use of artemisinin tends to increase due to WHO regulation that stated of artemisinin as Artemisinin-

based Combination Therapies (ACTs) for anti-malarial drug. So far, artemisinin production still rely on

the cultivation of Artemisia annua as the plant source of artemisinin. Seedling have been known play an

important role in the production as well as the artemisinin content of Artemisia annua. The study on the

life storage, effect of temperature and light of Artemisia annua seed viability was conducted in order to

o

know the viability of the seed. The seed was kept for 22 months both in 24 C room temperature and in the

refrigerator (4 C), and it was observed every month for its physical change and viability. The seed was

germinated in the dark and light condition. The study showed that seed kept in the room temperature

o

  (24

  C) have the low viability of (3,78%) after 12 months, while the seed kept in the refrigetaor still

have the high viability of (85%) for 21 months. For the germination, Artemisia seed tends to need light

condition rather than in the dark condition. The dark condition could decrease the viability of Artemisia

seed up to 53.74%.

  Key words: artemisinin, anti-malarial drug, Artemisia annua L.

  Volume 3, No. 1, Desember 2010

  1 Volume 3, No. 1, Desember 2010 Harto Widodo, Nurul H. Listyana, Rahma Widyastuti PENDAHULUAN

  Artemisinin merupakan senyawa seskuiterpen yang dihasilkan oleh tanaman

  Combination Therapies (ACTs) untuk mengobati

  biji dari panen dijemur selama 3 hari dan diukur kadar airnya dan selanjutnya disimpan dalam

  annua diperoleh dari kebun koleksi B2P2TO-OT,

  Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO-OT) Tawangmangu pada bulan Agustus 2006 sampai Mei 2008. Biji A.

  Penanganan paska panen yang baik dapat mempertahankan vigor biji. Kondisi yang suboptimum selama penyimpanan biji akan menurunkan kualitas biji seperti meningkatnya jumlah biji yang rusak, daya kecambah yang semakin menurun dan kemampuan tumbuh yang rendah. Hal ini dikarenakan oleh vigor biji yang mengalami penurunan. A. annua menghasilkan biji yang tergolong dalam biji rekalsitran, sering kali biji yang tergolong jenis tersebut kurang tahan bila disimpan pada kondisi biasa. Tanpa penanganan yang baik biji akan kehilangan daya tumbuhnya meskipun dalam jangka waktu penyimpanan yang relatif pendek. Bertolak dari hal-hal tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui umur simpan biji dan suhu penyimpanan yang dapat mempertahankan viabilitas biji A. annua.

  Artemisinin dapat diproduksi dengan cara sintesis, namun sulit dilakukan dan memerlukan biaya yang besar (Geldre and Eechout, 1997), sampai saat ini bahan baku utama untuk artemisinin masih bersumber dari tanaman. Budidaya merupakan cara yang secara ekonomi lebih layak dilakukan untuk produksi artemisinin. Salah satu kunci keberhasilan budidaya adalah ketersediaan bibit yang bermutu tinggi. Bibit yang berkualitas akan meningkatkan kualitas hasil panen yang diinginkan baik kualitas maupun kuantitas. Perbanyakan A. annua secara generatif atau menggunakan biji merupakan cara yang paling umum dilakukan. Oleh karena itu untuk menyediakan bibit A. annua yang baik, bibit harus berasal dari benih yang berkualitas yang dapat diperoleh dari pemanenan biji dari induk yang mempunyai sifat unggul. Namun tanpa pengelolaan hasil panen yang baik, biji yang berkualitas sekalipun akan kehilangan sifat- sifat keunggulannya.

  malaria. WHO mengindikasikan kebutuhan ACTs pada tahun 2003 sekitar 2 juta pengobatan meningkat menjadi 30 juta pada tahun 2004 dan 70 juta pada tahun 2005. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan ACTs dengan harga yang terjangkau dibutuhkan sekitar 580 juta sampai akhir tahun 2006 (Griffee, 2006), dengan demikian dibutuhkan bahan baku yang sangat besar untuk mengantisipasi kebutuhan ini.

  Permintaan artemisinin terus meningkat sejak WHO menetapkan Artemisinin-based

  Artemisia annua dan merupakan obat harapan

  apiacea dan A. lancea (Klayman, 1985).

  tradisional untuk mengatasi penyakit demam dan malaria di Cina. Dari sekitar 300 spesies dalam genus Artemisia hanya beberapa yang mengandung artemisinin antara lain A. annua, A.

  annua telah lama dimanfaatkan sebagai obat

  multi resisten terhadap obat (Griffee, 2006; Yang Li, Hao Huang dan Yu Lin Wu, 2006). Herba A.

  Plasmodium vivax termasuk strain-strain yang

  baru untuk mengatasi malaria karena artemisinin mampu bereaksi cepat dengan daya bunuh tinggi dalam memerangi Plasmodium falciparum dan

METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

  63,83% 81,76% 80.26% 81,67% 82,57% 77,68% 71,51% 56,21% 25,25% 16,36% 11,41% 06,92% 03,26%

  63,83%

  46,25% 37,82% 41,66% 68,89% 71,86% 72,27% 70,91% 56,36% 16,16% 15,65% 14,64% 07,23% 03,68%

  The effect of life storage, temperature and light on seed viability of Artemisia annua L.

  kantong plastik. Biji dibagi menjadi 2 bagian, satu bagian disimpan dalam suhu ruangan dan bagian lainya dalam lemari pendingin. Masing-masing sebanyak 50 g yang dibagi dan dimasukkan dalam 5 kantong benih yang terbuat dari alumunium foil sehingga dalam setiap kantong berisi 10 g benih. Selanjutnya setiap bulan diamati perubahan fisik dan diuji daya kecambahnya. Uji daya kecambah biji dilakukan di petridish. Uji daya kecambah terdiri dari 3 ulangan dan masing-masing ulangan terdiri dari 6 petridish, masing-masing terdiri dari 100 benih. Petridish dilapisi dengan kertas tisu dan dibasahi dengan

  aquadest, pengecambahan dilakukan pada

  dua kondisi: gelap dan terang. Untuk kondisi gelap benih yang telah disemai dalam petridish selanjutnya dibungkus dengan kertas yang tidak tembus cahaya. Hasil pengamatan dianalisis secara deskriptif.

  Daya kecambah benih Artemisia

  annua selama penyimpanan 1-18 bulan

  menunjukkan adanya kecenderungan penurunan. Pengecambahan dalam keadaan gelap menunjukkan penurunan daya kecambah, bahkan dengan tidak adanya cahaya penurunan daya kecambah mencapai 53,74% (Tabel 1). Pada awal masa penyimpanan sampai bulan ke-4 pada penyimpanan di suhu ruang dan pada bulan ke-10 pada refrigerator, benih terlihat ada kecenderungan meningkat viabilitasnya, dimana keduanya pada pengecambahan dengan cahaya. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Griffee (2006) untuk berkecambah A. annua membutuhkan cahaya (sinar matahari), suhu 18-20°C dan kelembaban yang tinggi. Penutupan dengan tanah setelah benih disebar di lahan merupakan faktor utama kegagalan dalam pembibitan A. annua.

  Tabel 1. Daya kecambah biji Artemisia annua L. selama penyimpanan No Bulan Ke Tempat Penyimpanan

  Suhu ruangan Lemari pendingin

  Terang Gelap Terang Gelap 1.

  2.

  4.

  3 STUDI UMUR SIMPAN, SUHU DAN CAHAYA TERHADAP DAYA PERKECAMBAHAN BENIH Artemisia annua L.

  69,01% Keterangan: *) Umur 5 hari setelah panen | - : tidak diukur

  68,74%

  68,72%

  74,80%

  77,63%

  74,34%

  85,56% 46,25%

  87,32%

  88,72%

  90,13%

  89,52%

  89,35%

  Volume 3, No. 1, Desember 2010 Harto Widodo, Nurul H. Listyana, Rahma Widyastuti Daya kecambah benih A. annua pada umur dapat meningkatkan daya kecambah benih.

  3.

  5.

  19. *) Satu Dua Tiga Empat Lima Enam Tujuh Delapan Sembilan Sepuluh Sebelas Duabelas Tigabelas Empatbelas Limabelas Enambelas Tujuhbelas Delapanbelas

  18.

  17.

  16.

  15.

  14.

  13.

  11.

  10.

  9.

  8.

  7.

  6.

  12.

  5 hari setelah dipanen ternyata lebih rendah Biji (achene) A. annua mempunyai ukuran daripada setelah disimpan selama 1-6 bulan yang kecil, dengan diameter hanya 0,2-0,4 (Tabel 1). Hal ini kemungkinan disebabkan mm (Tabel 2). Benih ini diperoleh dari bunga benih A. annua mengalami dormansi seperti

  A. annua (Gambar 1a) yang dipanen setelah

  bunga menghasilkan biji dan malainya mulai diungkapkan oleh Justice dan Bass (2002) bahwa dormansi benih dijumpai pada hampir mengering (masak fisiologis). Bunga dipisahkan semua kelompok atau kelas tanaman yang baru malai dan dibersihkan dari ranting dan daun, dipanen. Dijelaskan pula oleh Wincister dalam selanjutnya dikeringkan. Biji yang akan dihitung daya kecambahnya dipisahkan dari bagian bunga

  Justice dan Bass (2002) bahwa daya kecambah

  

Cenchrus ciliaris (rumput gajah) meningkat lainnya (Gambar 1e). Daya kecambah biji dihitung

  dari 3% menjadi 79% setelah disimpan selama tiap bulan selama masa penyimpanan disajikan 13 bulan. Daya kecambah benih A. annua L. dalam Tabel 2.

  Tabel 2. Diskripsi benih Artemisia annua L. meningkat setelah biji disimpan selama 1-4 bulan

  No Uraian Diskripsi Benih

  pada kondisi ruangan, sedangkan bila benih

  1. Warna Abu abu kecoklatan disimpan dalam lemari pendingin peningkatan

  2. Panjang 0,5 – 0,8 mm

  3. Diameter 0,2 – 0,4 mm daya kecambah masih terjadi hingga bulan ke-9.

  4. Berat 1000 biji 60 – 65 mg Lama dan suhu penyimpanan dapat mengurangi

  5. Kadar air 14% ataupun menghilangkan dormansi benih.

  Penyimpanan pada lemari pendingin tampaknya Gambar 1. Tahapan perkembangan biji Artemisia annua L.

  Volume 3, No. 1, Desember 2010

  Volume 3, No. 1, Desember 2010

  5 STUDI UMUR SIMPAN, SUHU DAN CAHAYA TERHADAP DAYA PERKECAMBAHAN BENIH Artemisia annua L.

  The effect of life storage, temperature and light on seed viability of Artemisia annua L.

  Keterangan:

  a. Malai bunga majemuk Artemisia annua L

  b. Bunga Artemisia annua L yang telah mengandung bakal biji c. Bunga hermaprodit dengan bakal biji

  d. Bunga hermaprodit dengan biji yang telah terbentuk e-f. Biji masak Artemisia annua L.

  Pengamatan perkecambahan biji menunjukkan bahwa biji A. annua L. mulai berkecambah pada hari ke dua hingga hari ke sembilan setelah disemai, rata-rata benih berkecambah pada hari ke 2-5. Jumlah benih berkecambah paling banyak terjadi pada hari ke tiga (Gambar 2). Perkecambahan benih yang disimpan dalam lemari pendingin lebih serempak, jumlah benih yang berkecambah telah mencapai jumlah yang maksimal pada hari ke tujuh (Gambar 3). Sedangkan benih yang disimpan pada suhu ruangan benih masih berkecambah hingga hari ke 14.

  10 20 30 40 50 60 70 3 5 7 9 11 13 15 hari jumlah benih berkecambah s u h u r u a n g a n + t e r a n g s u h u r u a n g a n + g e l a p l e m a r i p e n d i n g i n + t e r a n g l e m a r i p e n d i n g i n + g e l a p

  Gambar 2. Rata-rata perkecambahan benih Artemisia annua L. 20 40 60 80 100 1 3 5 7 9 11 hari benih berkecambah (%) s u h u r u a n g a n + t e r a n g s u h u r u a n g a n + g e l a p l e m a r i p e n d i n g i n + t e r a n g l e m a r i p e n d i n g i n + g e l a p Gambar 3. Total perkecambahan benih Artemisia annua L.

  Benih A. annua L. yang disimpan dalam kantong plastik pada suhu ruangan masih menunjukkan kondisi yang baik hingga bulan ke-6, benih tidak menggumpal dan tidak dijumpai hama perusak biji. Benih yang disimpan pada bulan ke-7 mulai tampak adanya gumpalan, pada bulan ke-9 jumlah gumpalan semakin banyak hingga mencapai lebih dari 50%. Adanya gumpalan pada benih dikarenakan dijumpainya hama perusak biji. Kerusakan biji semakin banyak dengan semakin banyaknya gumpalan, hal ini juga diikuti dengan penurunan daya kecambah benih (Tabel 1 dan Tabel 4).

  Proses kemunduran benih berlangsung terus dengan semakin lamanya benih disimpan sampai akhirnya semua benih kehilangan daya kecambahnya. Proses ini semakin dipercepat dengan adanya kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, antara lain: kadar air yang semakin meningkat, suhu penyimpanan yang tinggi, kerusakan mekanik selama pengumpulan maupun penyimpanan benih seperti adanya hama yang merusak dan memakan biji serta adanya penyakit perusak biji seperti jamur. Larva Kaper (famili Pyrullidae), b. Hama gudang famili Curculionidae dan c. Hama dari famili Scolytidae (Gambar 4.) Selain itu sewaktu benih disemaikan, benih yang belum berkecambah seringkali dimakan semut.

  Penyimpanan pada suhu ruangan dan kantong plastik yang tidak kedap udara menyebabkan kelembaban benih meningkat. Peningkatan kadar air benih dan suhu lingkungan yang mendukung (18-22°C) mendorong terjadinya proses respirasi pada benih, yang berakibat terjadinya pembongkaran cadangan makanan. Sedangkan penyimpanan pada lemari pendingin proses respirasi lebih kecil (karena kelembaban dan suhu yang lebih rendah) sehingga umur simpan benih dapat lebih lama. Selain itu pada suhu ruangan merupakan kondisi lingkungan yang baik untuk perkembangan hama dan penyakit yang merusak benih. Hama yang dijumpai selama penyimpanan benih adalah: a.

  11.

  Baik : tidak menggumpal, tidak ada hama (+) : ada gumpalan kurang dari 10% dari jumlah biji yang disimpan (++) : ada gumpalan antara 10-25% dari jumlah biji yang disimpan (+++ : ada gumpalan antara 25-50% dari jumlah biji yang disimpan (++++) : ada gumpalan lebih dari 50% dari jumlah biji yang disimpan

  Ada gumpalan (+++) Ada gumpalan (++++)

  Ada gumpalan (+) Ada gumpalan (++)

  Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

  0 (Agustus) 1 (September) 2 (Oktober) 3 (Nopember) 4 (Desember) 5 (Januari) 6 (Februari) 7 (Maret) 8 (April) 9 (Mei) 10 (Juni) 11 (Juli) 12 (Agustus) 15 (November) 18 (Februari) 21 (Mei)

  16.

  15.

  14.

  13.

  12.

  10.

  Volume 3, No. 1, Desember 2010 Harto Widodo, Nurul H. Listyana, Rahma Widyastuti

  9.

  8.

  7.

  6.

  5.

  4.

  3.

  2.

  No Pengamatan Bulan ke Kondisi Fisik Benih Suhu ruangan Lemari Pendingin 1.

  Tabel 3. Pengamatan Fisik Benih Artemisia annua L.

  • Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Keterangan:
  • : tidak diamati

  Volume 3, No. 1, Desember 2010

  7 STUDI UMUR SIMPAN, SUHU DAN CAHAYA TERHADAP DAYA PERKECAMBAHAN BENIH Artemisia annua L.

  The effect of life storage, temperature and light on seed viability of Artemisia annua L.

  Gambar 4. Jenis hama dan tipe perubahan tekstur benih Artemisia annua L. Keterangan: 1.a. larva dari famili Pyralidae, 1.b. dewasa,1.c. tekstur benih A. annua L.

  2.a. hama dari famili Curculionidae, 2.b. tekstur benih A. annua L. 3.a. hama dari famili Scolytidae, 3.b. tekstur benih A. annua L.

  KESIMPULAN

  Benih A. annua L. setelah dikeringkan dapat disimpan selama 6 bulan pada suhu ruangan. Penyimpanan dalam lemari pendingin dapat meningkatkan umur simpan benih dan mengurangi kerusakan benih dari hama dan penyakit. Untuk berkecambah benih A. annua L. memerlukan adanya cahaya, tidak adanya cahaya dapat mengurangi daya kecambah hingga 53,74%.

  DAFTAR PUSTAKA Geldre E., Van A. Vergaue, and Van Den Ecchout.

  1997. State of Art Production of Antimalarial Compound Artemisinin Plants. Planta

  Molecular Biology ., 33:199-209.

  Griffee P. 2006 Artemisia. Spesies Plantarum 2:847-848: 2006. (cited: May, 20 2007) Available from: http://www.ecoport.org/ ep?Plant=3392.

  Justice OL., Bass, dan Louis N. 2002. Prinsip

  dan Praktik Penyimpanan Benih. PT. Raja Granfindo Persada, Jakarta. 446 hal.

  Klayman, D. 1985. Qinghaosu (Artemisinin): An Antimalarial Drug From China Science.

  288:1049-1055. Harto Widodo, Nurul H. Listyana, Rahma Widyastuti

  Li Y., Wu YL., dan Huang H. 2006. Qinghaosu

  (Artemisinin) A Fantastic Anti Malarial Drug From a Tradicional Chinese Medicine Chemistry of Bioactive Natural Product, edited by Xiao-Tian and Weishou Fang. John

  Wiley & Sons. Inc. p:183-240.

  Volume 3, No. 1, Desember 2010

Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN SECANG DALAM MENURUNKAN PRODUKSI TNF-α: POTENSINyA SEBAGAI ANTIJERAWAT The inhibitory activity of Secang on TNF-α production: its potency as antiacne

0 0 5

KINERJA TEMULAWAK (C. xanthorrhiza Roxb.) DALAM TABUT BLOK DAN KONSENTRAT TERHADAP PRODUKSI SUSU DAN LEMAK SUSU RUMINANSIA LAKTASI The effect of Curcuma rhizome in Tabut Blok and concentrate on milk and fat- milk production by ruminant lactation

0 0 8

GAMBARAN JUMLAH DAN HITUNG JENIS LEUKOSIT SERTA WAKTU JENDAL DAR- AH PADA TIKUS BETINA YANG DIINDUKSI 7,12-Dimetilbenz(α)antrasen (DMBA) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa L) The number of total leucocyte and coagulation ti

0 0 10

UJI POTENSI ANTIOKSIDAN HERBA SELEDRI (Apium graveolens L.) SECARA IN VITRO In vitro antioxidant activity of Seledri (Apium graveolens L.)

0 1 6

KAJIAN AWAL POTENSI TUMBUHAN OBAT, ANTI KANKER, ANTI HIV DARI TAMAN NASIONAL KERINCI-SEBLAT The preliminary study of medicinal plant from Kerinci Seblat National Park as anti cancer and anti HIV

0 0 8

PENGARUH JENIS MEDIA TERHADAP KANDUNGAN PIPERIN kaluS daun CaBe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) The effect of culture media on piperine content of Cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) leaves callus

0 1 5

HUBUNGAN KEKERABATAN FILOGENETIK INTERSPESIFIK ANGGOTA GENUS Stevia BerdaSarkan Gen MaturaSe k (matk) Phylogenetic of Stevia based on Maturase K (matK) gene

0 0 9

PENGGUNAAN SALEP MINYAK ATSIRI KULIT BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI INFEKSI KULIT OLEH Staphylococcus aureus PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) The antibacterial effect of Lime peel (Citrus aurantifolia L.) essential oil o

0 0 9

EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOLIK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D DAN MCF-7 Cytotoxic activity of Dewandaru (Eugenia uniflora L.) ethanolic extracts on T47D and MCF-7 cell lines

0 0 7

MIKROPROPAGASI JAHE (Zingiber officinale Rosc.) SEBAGAI BAHAN FITOFARMAKA POTENSIAL Micropropagation of Ginger (Zingiber officinale Rosc.) as potential material for phytopharmaca

0 2 8