Modul 2 PMPJ dan Pelaporan APU website pribadi

  

PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA DAN

PELAPORAN BAGI PIHAK PELAPOR DAN PIHAK

LAINNYA TUJUAN

  3. Laporan Transaksi Keuangan Tunai;

  2. Pihak yang berisiko tinggi 3. perlakuan bagi Politically exposed person (PEP);

  1. Pendekatan berbasis risiko;

  4. Pemantauan transaksi Pengguna Jasa; Bagian keempat – Pendekatan Berbasis Risiko :

  3. Penutupan hubungan usaha atau penolakan transaksi;

  2. Verifikasi pengguna jasa;

  1. Identifikasi pengguna jasa;

  5. Laporan Transaksi oleh Penyedia Barang dan atau Jasa; Bagian ketiga – Identifikasi, Verifikasi dan Pemantauan Transaksi Pengguna Jasa :

  4. Laporan transaksi transfer masuk atau keluar Indonesia;

  2. Identifikasi dan Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan;

  Dalam modul ini anda dipandu untuk mampu memahami bagaimana Pihak Pelapor dan pihak lain dapat memenuhi kewajiban pelaporan dalam program anti pencucian uang dan pemberantasan pendanaan terorisme di Indonesia melalui penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa.

  1. Kewajiban Pelaporan

  4. Peran Pelaku dalam Penerapan PMPJ Bagian kedua – Pelaporan :

  3. Ketentuan Prinsip mengenali Pengguna Jasa;

  2. Pengertian umum;

  1. Latar belakang Prinsip mengenali Pengguna Jasa;

  A. 5 bagian modul yang terurai dalam 5 tema yang mencakup : Bagian kesatu – Prinsip Mengenali Pengguna Jasa :

  Modul ini berisi beberapa materi, yang meliputi:

  Modul ini akan membantu Anda untuk memahami beberapa hal berkaitan dengan : Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ); pemenuhan kewajiban pelaporan oleh Pihak Pelapor; identifikasi, verifikasi dan pemantauan transaksi; pendekatan berbasis risiko dan perlakuan bagi Politically exposed person (PEP); pelaporan pembawaan uang tunai dan atau instrumen pembayaran lain keluar atau masuk wilayah Republik Indonesia.

  PENDAHULUAN

  Bagian kelima- Laporan pembawaan uang atau instrumen pembayaran keluar masuk wilayah RI :

  2. Kewajiban Ditjen Bea dan Cukai;

  3. Kewenangan PPATK; 4. Pengenaan sanksi.

  B. Quiz untuk setiap akhir bagian modul.

  C. Tes pendahuluan dan tes akhir modul.

TES PENDAHULUAN

  Berikut adalah Tes Pendahuluan. Pada bagian ini Anda akan diminta menjawab 12 (dua belas) pertanyaan sebagai pengantar sebelum Anda mengikuti modul ini.

  Pertanyaan 1.

  Apa alasan yang mendasar bagi Pihak Pelapor dalam menerapkan ketentuan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ) ?

  a. Adanya kesadaran bahwa semua industri dari Pihak Pelapor menghadapi risiko pemanfaatan kejahatan pencucian uang dan pendanaan terorisme b. Sebagai bagian dari sistem perekonomian, mau tidak mau juga harus mengikuti dinamika nasional, regional, bahkan global dalam memerangi kejahatan pencucian uang dan pendanaan terorisme

  c. Peraturan perundang-undangan mewajibkan Pihak Pelapor untuk memenuhi ketentuan PMPJ

d. Jawaban a, b, dan c benar Tanggapan 1.

  Benar : Benar ! Pertanyaan 2. Jenis risiko apa yang umumnya dihadapi industri keuangan selaku Pihak Pelapor ketika tidak menerapkan ketentuan PMPJ secara efektif? a. Risiko kredit dan risiko pasar

b. Risiko hukum, risiko reputasi, risiko konsentrasi, dan risiko operasional

  c. Risiko likuiditas dan risiko solvabilitas

  d. Jawaban a, b, dan c salah Tanggapan 2. Salah : Silahkan ulangi dan pilih jawaban yang lebih tepat. Risiko yang dihadapi ketika tidak menerapkan ketentuan PMPJ secara efektif adalah risiko hukum, risiko reputasi, risiko konsentrasi, dan risiko operasional Benar : Benar ! Pertanyaan 3. Semua laporan berikut ini wajib disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan kepada kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), kecuali :

  a. Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM)

  b. Laporan Transaksi Keuangan yang dilakukan Secara Tunai (LTKT)

c. Laporan Semesteran dan Laporan Bulanan

  d. Laporan transaksi keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri Tanggapan 3. Salah : Silahkan ulangi dan pilih jawaban yang lebih tepat. Laporan yang bukan merupakan laporan yang wajib disampaikan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) adalah Laporan Semesteran dan Laporan Bulanan. Benar : Benar ! Pertanyaan 4.

  Pihak-pihak di bawah ini memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan kepada PPATK, kecuali : a. Penyedia Jasa Keuangan, seperti Pihak Pelapor, perusahaan perasuransian, perusahaan di bidang pasar modal, dana pensiun, pedagang valuta asing, dan Kegiatan Usaha

  Pengiriman Uang.

  b. Penyedia Barang dan atau Jasa, seperti balai lelang, perusahaan properti, pedagang emas, pedagang barang seni dan antik

  c. Masyarakat, dalah hal mengetahui terjadinya tindak pidana

  d. Direktorat Jenderal Bea dan cukai berkaitan dengan laporan pembawaan uang tunai dan instrumen pembayaran lain yang dilakukan oleh setiap orang yang keluar atau masuk wilayah Republik Indonesia.

  Tanggapan 4.

  Salah : Silahkan ulangi dan pilih jawaban yang lebih tepat. Pihak-pihak yang memiliki kewajiban melaporkan kepada PPATK adalah Pihak Pelapor yaitu Penyedia Jasa Keuangan dan Penyedia Barang dan atau Jasa, dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Benar : Benar ! Pertanyaan 5.

  Prinsip yang diterapkan oleh Pihak Pelapor untuk mengetahui latar belakang dan identitas Pengguna Jasa, memantau transaksi, serta melaporkan transaksi kepada otoritas berwenang/PPATK sering dikenal dengan istilah: a. Prinsip Mengenali Pengguna Jasa

  b. Prinsip Mengenal Pengguna Jasa (Know Your Customer Principle)

  c. Customer Due Dilligence dan Enhanced Due Dilligence

  d. Jawaban a, b, dan c benar Tanggapan 5.

  Benar : Benar ! Pertanyaan 6. Berikut ini merupakan kebijakan yang harus ada dalam penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa, kecuali :

  a. identifikasi Pengguna Jasa;

  b. verifikasi Pengguna Jasa; c. pemantauan transaksi Pengguna Jasa.

  d. Melakukan pemblokiran rekening atau harta kekayaan Pengguna Jasa Tanggapan 6.

  Benar : Benar ! Pertanyaan 7. Lembaga mana saja yang menjadi pihak terkait langsung dalam penerapan Anti Pencucian Uang dan Pemberantasan Pendanaan Terorisme? a. PPATK, sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam mencegah dan memberantas pencucian uang, berperan menerima beberapa laporan dari Pihak Pelapor yaitu LTKM, LTKT, dan LTK transfer dana dari dan ke luar negeri

  b. Lembaga Pengawas dan Pengatur, seperti Bank Indonesia ( bagi Bank, BPR, Kegiatan Usaha Pengiriman Uang, dan pedagang valuta asing) dan Otoritas Jasa Keuangan (Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Non Bank, dan Bank Umum pada tahun 2014), diantaranya mengeluarkan Pedoman Penerapan PMPJ dan melakukan audit kepatuhan.

  c. Aparat Penegak Hukum yang memiliki kewenangan melakukan penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan tentang kasus tindak pidana pencucian uang d. Jawaban a, b, dan c benar.

  Tanggapan 7.

  Salah : Silahkan ulangi dan pilih jawaban yang lebih tepat. Lembaga yang menjadi pihak terkait langsung dengan PMPJ adalah PPATK, Lembaga Pengawas dan Pengatur dan Aparat Penegak Hukum Benar : Benar ! Pertanyaan 8.

  Apa yang anda ketahui mengenai Transaksi Keuangan Mencurigakan (TKM) ?

  a. Transaksi yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau kebiasaan pola transaksi dari Pengguna Jasa yang bersangkutan

  b. Transaksi yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan yang wajib dilakukan oleh Penyedia Jasa Keuangan c. Transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan Harta

  Kekayaan yang diduga berasal dari Hasil Tindak Pidana d. Jawaban a, b, dan c semua benar.

  Tanggapan 8.

  Benar : Benar ! Pertanyaan 9. Pengertian Transaksi Keuangan Tunai yang paling tepat adalah :

  

a. Transaksi dengan menggunakan uang kertas dan/atau logam senilai Rp 500

juta atau lebih, baik dilakukan dalam satu kali transaksi maupun beberapa kali transaksi dalam 1 (satu) hari kerja.

  b. Transaksi dalam jumlah kumulatif sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau lebih atau mata uang asing yang nilainya setara melalui Penyedia Jasa Keuangan c. Transaksi keuangan yang dilakukan dengan menggunakan uang kertas dan atau uang logam d. Transaksi penarikan, penyetoran, atau penitipan yang dilakukan dengan uang tunai melalui Penyedia Jasa Keuangan

  Tanggapan 9.

  Salah : Silahkan ulangi dan pilih jawaban yang lebih tepat. Transaksi Keuangan Tunai adalah Transaksi dengan menggunakan uang kertas dan/atau logam senilai Rp 500 juta atau lebih, baik dilakukan dalam satu kali transaksi maupun beberapa kali transaksi dalam 1 (satu) hari kerja.

  Benar : Benar ! Pertanyaan 10. a. Untuk menjadi Pengguna Jasa atau pengguna jasa dari Penyedia Jasa keuangan, berkewajiban memberikan identitas dan informasi yang benar mengenai identitas diri, sumber dana, dan tujuan transaksi

  b. Pengguna Jasa adalah raja, maka apakah memberikan atau tidak memberikan identitas dan informasi adalah pilihan Pengguna Jasa.

  c. Untuk menjadi Pengguna Jasa atau pengguna jasa dari Penyedia Jasa keuangan, wajib mengisi form data atau informasi Pengguna Jasa yang disediakan oleh Penyedia Jasa Keuangan dan melampirkan dokumen pendukungnya.

  d. Penyedia Jasa Keuangan wajib mengetahui apakah Pengguna Jasa yang bertransaksi bertindak untuk diri sendiri atau untuk dan atas nama orang lain

  Tanggapan 10.

  Benar : Benar ! Pertanyaan 11. Berikut ini adalah kewajiban Penyedia Barang dan atau Jasa, kecuali :

  a. Memenuhi transaksi pengguna jasa sepanjang memiliki dana yang cukup

  

b. Mengetahui pengguna jasa bertindak untuk diri sendiri atau untuk dan atas nama orang

  lain

  

c. Meminta informasi identitas dan dokumen pendukung dari pengguna jasa atau pihak

  lain

  d. Menolak transaksi jika identitas dan atau dokumen pendukung tidak lengkap Tanggapan 11.

  Salah : Silahkan ulangi dan pilih jawaban yang lebih tepat. Walaupun pengguna jasa memiliki dana yang cukup untuk bertransaksi, namun pengguna jasa tetap berkewajiban menyampaikan identitas dan dokumen pendukungnya. Benar : Benar ! Pertanyaan 12.

  Berkaitan dengan pendanaan terorisme, yang termasuk unsur Tranksai Keuangan Mencurigakan adalah :

  a. Transaksi pembelian bahan peledak di toko kimia oleh teroris untuk kegiatan terorisme

  b. Transaksi keuangan dengan maksud untuk digunakan dan/atau yang diketahui akan digunakan untuk melakukan tindak pidana terorisme c. Transaksi yang melibatkan setiap orang yang berdasarkan daftar terduga teroris dan organisasi teroris.

  d. Jawaban b dan c benar Tanggapan 12.

  Benar : Benar! Selamat, Anda telah menjawab seluruh pertanyaan dengan baik.

  BAGIAN PERTAMA : PENGENALAN PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA

  1.1. LATAR BELAKANG PERLUNYA PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA (PMPJ)

  Dinamika nasional, regional maupun global yang diiringi dengan perkembangan  produk, aktivitas dan teknologi informasi, meningkatkan peluang penyalahgunaan fasilitas dan produk dari industri keuangan dan lembaga yang terkait dengan keuangan, oleh pelaku kejahatan terutama sebagai sarana maupun sasaran pencucian uang dan pendanaan terorisme Dampak yang tidak bisa dihindari adalah meningkatnya risiko dari industri keuangan  dan lembaga yang terkait dengan keuangan, terutama risiko hukum, risiko operasional, risiko transaksi dan risiko reputasi. Penerapan PMPJ merupakan bagian penting bagi manajemen risiko yang baik,  terutama risiko reputasi, operasi, hukum dan konsentrasi, yang satu dengan lainnya saling berhubungan.

  a. Risiko Reputasi Risiko reputasi berkaitan dengan sifat dari bisnis suatu industri, yang membutuhkan kepercayaan dari Pengguna Jasa atau nasabah. Publikasi negatif, entah akurat ataupun tidak, akan menyebabkan kehilangan kepercayaan atas integritas industri yang bersangkutan. Dampak dari risiko ini sangat dirasakan terutama bagi industri keuangan selaku lembaga kepercayaan.

  b. Risiko Operasional Risiko langsung maupun tidak langsung atas gagal atau terganggunya kegiatan operasional suatu industri karena ketidakcukupan proses internal baik karena sumber daya manusia dan sistemnya, atau pengaruh dari kejadian eksternal. Kebanyakan dari risiko operasional dalam konteks PMPJ berhubungan dengan kelemahan implementasi pengendalian prosedur yang tidak efektif dan kegagalan dalam menjalankan due diligence.

  c. Risiko Hukum Risiko kemungkinan adanya tuntutan hukum, keputusan institusi penegak hukum yang merugikan atau kontrak yang pada akhirnya tidak dapat dipenuhi. Kondisi ini dapat menggangu atau merugikan bagi operasional atau kondisi industri yang bersangkutan. Keterlibatan dalam suatu kasus, berimplikasi pada biaya yang jauh lebih besar untuk bisnisnya daripada hanya biaya proses hukum. Risiko ini muncul terutama karena tidak efektifnya proses identifikasi, verifikasi dan pemantauan (due

  diligence) terhadap pengguna jasa.

  d. Risiko Konsentrasi Risiko kehilangan aset atau sumber dana dalam jumlah signifikan dapat mengganggu likuiditas dan akhirnya dapat membahayakan operasional suatu industri yang bersangkutan. Pemutusan hubungan usaha secara tiba-tiba yang melibatkan aset atau dana dalam jumlah besar, terjadinya pemblokiran atau penyitaan aset oleh penegak hukum dalam jumlah besar, atau masalah hukum lainnya, berhubungan erat dengan konsentrasi usaha perusahaan. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengidentifikasi pengguna jasa melalui penerapan PMPJ merupakan bagian terpenting untuk terhindar dari risiko konsentrasi ini.

  Dalam hal Manajemen Risiko dilaksanakan dengan baik antara lain melalui Penerpan PMPJ, maka sistem keuangan mampu menjalankan fungsinya dengan baik pula dan akhirnya stabilitasnya tetap terjaga.

  Apapun jenis risiko yang muncul, bagi industri keuangan atau yang terkait dengan

  • kerugian karena besarnya biaya yang dikeluarkan
  • berkurangnya kesempatan membina hubungan usaha dengan pengguna jasa
  • munculnya kebutuhan waktu dan energi dari manajemen untuk memecahkan masalah yang muncul.

  R i s i k o R i s i k K o n s e o n t r a s i R e p u t a s i

  R i s i k o M a n a j e m O p e r s e n R i s i k o i o n a l D a l a m R i s i P M P J k o

  H u k u m

  2. PEMENUHAN KEWAJIBAN KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN

   Pemberantasan tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU) dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme ( UU TPPT), merupakan landasan hukum yang utama untuk memerangi kejahatan pencucian uang dan pendanaan terorisme. Dalam UU di atas, memberikan landasan hukum yang kuat bagi semua pihak  terkait, dalam memenuhi ketentuan yang diwajibkan, yaitu kewajiban penerapan PMPJ dan pelaporan bagi Pihak pelapor, Lembaga Pengawas dan Pengatur (LPP) mengeluarkan regulasi berkenaan dengan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ), PPATK melakukan analisis dan pemeriksaan, dan aparat penegakan hukum berkewajiban menangani perkara tindak pidana pencucian uang sesuai dengan tanggungjawabnya.

  Pengundangan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

  3. SESUAI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

  a. Transparansi (transparency) Melalui penerapan PMPJ, khususnya tersedianya informasi dan data pendukung dari Pengguna Jasa, bukan hanya akan diperoleh informasi yang material dan relevan, tetapi juga dapat menjadi dasar keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan bagi Pihak Pelapor, apakah akan menolak atau membina hubungan usaha, memutus hubungan usaha dan menunda transaksi pengguna jasa.

  b. Akuntabilitas (accountability) Setiap organ dan jenjang manajemen memiliki tugas dan tanggung jawab secara jelas, sejak penerimaan Pengguna Jasa, verifikasi, pemantauan, identifikasi dan pelaporan. Dengan kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ/ unit dalam organisasi Pihak pelapor berdampak pada pengelolaannya berjalan secara efektif.

  c. Pertanggungjawaban (responsibility) Seluruh kegiatan atau prosedur penerapan PMPJ yang dijalankan, disesuaikan atau menyatu dengan kegiatan operasional Pihak Pelapor, sepenuhnya sesuai dengan d. Independensi (independency) Pengelolaan industri atau kegiatan usaha Pihak Pelapor dilaksanakan secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun.

  e. Kewajaran (fairness) Melalui penerapan PMPJ, maka akan terpenuhi pula rasa keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  4. INSENTIF DALAM MEMBINA HUBUNGAN DENGAN PENGGUNA JASA ATAU NASABAH

  Banyaknya data dan informasi Pengguna Jasa atau nasabah yang dimiliki oleh Pihak Pelapor merupakan aset yang sangat berharga. Semakin banyak informasi yang dimiliki, Pihak Pelapor dapat menentukan berbagai pilihan layanan untuk ditawarkan kepada Pengguna Jasa. Dengan mengetahui latar belakang dan identitas serta memantau transaksi yang dilakukan pengguna jasa, akan memberikan nilai tambah bagi Pihak Pelapor terutama dalam membina hubungan baik dengan pengguna jasa yang bermanfaat dari aspek bisnisnya. Terhadap pengguna jasa yang prospektif, akan senantiasa dijaga dan ditingkatkan hubungan baiknya.

5. MEMUDAHKAN MANAJEMEN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

  Dalam penerapan PMPJ, ketersediaan data nasabah atau Pengguna Jasa, jejak rekam dan berbagai transaksi yang dilakukan, serta administrasi atau penatausahaan dokumen informasi yang baik, dapat dimanfaatkan untuk melakukan berbagai kajian (riset) termasuk dalam riset pengembangan usaha industri Pihak Pelapor. Akurasi data dan metode pengolahan data yang baik akan menghasilkan bahan penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan secara akurat dan profesional.

  1.2. PENGERTIAN UMUM DALAM PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA (PMPJ)

  PENCUCIAN UANG

Kegiatan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan hasil kejahatan

agar nampak harta kekayaan dari kegiatan yang sah. Kegiatan menyembunyikan atau

menyamarkan asal usul harta kekayaan terutama menggunakan layanan dari Penyedia Jasa

Keuangan dan atau Penyedia barang dan atau Jasa lain.

  PENDANAAN TERORISME

  Segala kegiatan yang berkaitan secara langsung atau tidak langsung atas harta kekayaan yang diketahui atau diduga untuk kegiatan terorisme

PENGGUNA JASA

  Pihak yang menggunakan jasa atau melakukan jasa atau melakukan hubungan usaha dengan Pihak Pelapor.

  CALON PENGGUNA JASA

  Pihak yang menggunakan jasa atau menjalani hubungan usaha dengan Pihak Pelapor.

  WALK IN CUSTOMER (WIC)

  Pihak yang menggunakan jasa Pihak Pelapor namun tidak memiliki rekening atau tidak memenuhi persyaratan lain yang ditentukan oleh Pihak Pelapor, namun tidak termasuk pihak yang mendapatkan perintah atau penugasan dari Pengguna Jasa untuk melakukan transaksi atas kepentingan Pengguna Jasa.

  CUSTOMER DUE DILIGENCE (CDD)

  Kegiatan berupa identifikasi, verifikasi, dan pemantauan yang dilakukan Pihak Pelapor untuk memastikan bahwa transaksi tersebut sesuai dengan profil Calon Pengguna Jasa, WIC, atau Pengguna Jasa.

  ENHANCED DUE DILLIGENCE (EDD)

  Tindakan CDD lebih mendalam yang dilakukan Pihak Pelapor pada saat berhubungan dengan Calon Pengguna Jasa, WIC, atu Pengguna Jasa yang tergolong berisiko tinggi, termasuk politically exposed person (PEP), terhadap kemungkinan pencucian uang dan pendanaan terorisme.

BENEFICIAL OWNER (BO)

  Adalah setiap orang yang:

  a. Merupakan pemilik sebenarnya dari dana yang ditempatkan pada Pihak Pelapor (ultimately own account)

  b. Mengendalikan transaksi Pengguna Jasa

  c. Memberikan kuasa untuk melakukan transaksi

  d. Mengendalikan badan hukum, dan/atau

  e. Merupakan pengendali akhir dari transaksi yang dilakukan melalui badan hukum atau berdasarkan suatu perjanjian

PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA (PMPJ)

  Prinsip yang diterapkan oleh Pihak Pelapor untuk mengetahui latar belakang dan identitas Pengguna Jasa, memantau transaksi, serta melaporkan transaksi kepada otoritas berwenang/PPATK.

  Terdapat beberapa istilah yang pada intinya merupakan pengertian dari PMPJ, seperti Prinsip Mengenal Pengguna Jasa (Know Your Customer Principle) dan Program Anti Pencucian Uang dan Pemberantasan Pendanaan Terorisme (PMPJ). Penggunaan masing-masing istilah terutama untuk kesesuaian dengan kharakteristik bisnis masing-masing Pihak Pelapor. Di samping itu, terdapat istilah yang sebenarnya bagian penting dari PMPJ yaitu customer due

  dilligence (CDD) dan enhanced due dilligence (EDD).

NEGARA BERISIKO TINGGI (HIGH RISK COUNTRY)

  Negara atau teritori yang potensial digunakan sebagai tempat:

KEBIJAKAN MENGENAI PENERAPAN PMPJ

  PMPJ wajib dilaksanakan oleh Pihak Pelapor dalam hal :

  PMPJ i d e n t i f i k a s i v e r i f i k a s i p e m a n t a u a n

  d. Pihak Pelapor meragukan kebenaran informasi yang dilaporkan Pengguna Jasa atau Calon Pengguna Jasa.

  c. terdapat Transaksi Keuangan Mencurigakan

  b. terdapat transaksi keuangan senilai Rp.100 juta atau lebih;

  a. melakukan hubungan usaha dengan Pengguna Jasa;

  b. verifikasi Pengguna Jasa; dan c. pemantauan transaksi Pengguna Jasa.

  a. Terjadinya atau sarana tindak pidana pencucian uang

  a. identifikasi Pengguna Jasa;

  Kebijakan mengenai penerapan PMPJ sekurang-kurangnya memuat :

  1.3. KETENTUAN DALAM PENERAPAN PMPJ

  Orang yang memiliki atau pernah memiliki kewenangan public diantaranya adalah Penyelenggara Negara sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Penyelenggaraa Negara, dan/ atau orang yang tercatat atau pernah tercatat sebagai anggota partai politik yang memiliki pengaruh terhadap kebijakan dan operasional partai politik, baik yang berkewarganegaraan Indonesia maupun yang berkewarganegaraan asing.

  POLITICALLY EXPOSED PERSON (PEP)

  c. Dilakukannya aktivitas pendanaan Kegiatan Terorisme

  b. Dilakukannya tindak pidana asal (predicate offense), dan/atau

KEWAJIBAN MENERAPKAN PMPJ

  ARTI PENTING PELAKSANAAN PMPJ :

  Sebagaimana telah diuraikan pada awal bagian in, penerapan PMPJ secara khusus memiliki arti penting: a. Dengan mengetahui latar belakang dan identitas serta memantau transaksi yang dilakukan pengguna jasa, akan memberikan nilai tambah bagi Pihak Pelapor terutama dalam membina hubungan baik dengan pengguna jasa yang bermanfaat dari aspek bisnisnya. Terhadap pengguna jasa yang prospektif, akan senantiasa dijaga dan ditingkatkan hubungan baiknya.

  b. Dapat menciptakan industri yang sehat, karena terhindar dari risiko operasional, hukum, dan reputasi, serta terkonsentrasinya transaksi c. Mampu melaporkan Transaksi Keuangan Mencurigakan. bina hubungan baik dengan Pengguna Jasa

  Manfaat Penerapan PMPJ mampu melaporkan TKM

  industri sehat

  1.4. PERAN PELAKU YANG TERKAIT DALAM PENERAPAN PMPJ

1. PENGGUNA JASA

  a. Pengguna Jasa adalah orang perorangan atau korporasi yang melakukan transaksi dengan Pihak Pelapor.

  b. Apa kewajiban Pengguna Jasa ? 1) memberikan identitas dan informasi yang benar yang dibutuhkan oleh Pihak

  Pelapor, sekurang-kurangnya memuat :

  a) Identitas diri

  b) Sumber dana

  c) Tujuan transaksi 2) Mengisi formulir yang disediakan oleh Pihak Pelapor dan melampirkan dokumen pendukungnya.

  3) Apabila transaksi dilakukan untuk kepentingan pihak lain, maka Pengguna Jasa harus menyertakan informasi mengenai identitas diri, sumber dana, dan tujuan transaksi pihak lain tersebut (beneficial owner).

PERAN PENGGUNA JASA (PERORANGAN DAN KORPORASI)

  M em berikan identitas dan inform asi M engisi form ulir dan m elam pirkan data pendukung

2. PIHAK PELAPOR

  a. Pihak mana yang dimaksud dengan Pihak Pelapor ? Pihak Pelapor yaitu : i. Penyedia Jasa Keuangan (PJK) : Pihak Pelapor; perusahaan pembiayaan; perusahaan asuransi dan perusahaan pialang asuransi; dana pensiun lembaga keuangan; perusahaan efek; manajer investasi; kustodian; wali amanat; perposan sebagai penyedia jasa giro; pedagang valuta asing; penyelenggara alat pembayaran menggunakan kartu; penyelenggara e-money dan/atau e-wallet; koperasi yang melakukan kegiatan simpan pinjam; pegadaian; perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan berjangka komoditas; atau penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uang. ii. Penyedia Barang dan/atau Jasa lain (PBJ): perusahaan properti/agen properti; pedagang kendaraan bermotor; pedagang permata dan perhiasan/logam mulia; pedagang barang seni dan antik; atau balai lelang.

  b. Apa kewajiban Pihak Pelapor? i. Pihak Pelapor wajib menerapkan PMPJ yang ditetapkan oleh Lembaga Pengawas dan Pengatur (LPP) ii. Dalam menerapkan PMPJ, Pihak Pelapor wajib :

  Mengetahui pengguna jasa bertindak untuk diri sendiri atau untuk dan atas  nama orang lain

   Meminta informasi identitas dan dokumen pendukung dari pengguna jasa atau pihak lain Menolak transaksi jika identitas dan atau dokumen pendukung tidak lengkap

   Menyimpan catatan dan dokumen identitas pelaku transaksi paling singkat 5  tahun sejak berakhirnya hubungan usaha iii. Khusus bagi Pihak Pelapor yang berbentuk Penyedia Jasa Keuangan, wajib : Memutuskan hubungan usaha dengan pengguna jasa jika : 

  • Pengguna Jasa menolak untuk mematuhi PMPJ
  • Meragukan informasi yang disampaikan oleh pengguna jasa

  Melaporkan kepada PPATK mengenai pemutusan hubungan  usaha sebagai Transaksi Keuangan Mencurigakan.

  Kewajiban Pihak Pelapor Kew ajiban Pihak Pelapor

Penerapan PM PJ, Pihak Pelapor W ajib

Khusus Pelapor PJK

  3. LEMBAGA PENGAWAS DAN PENGATUR (LPP)

  LPP adalah lembaga yang memiliki kewenangan pengawasan, pengaturan, dan/atau pengenaan sanksi terhadap Pihak Pelapor, yaitu : Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (KEMKOMINFO), Badan Pengawas Perdagangaan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), Kementerian Koperasi dan UKM (Usaha Kecil dan Menengah), dan PPATK

  4. PPATK

  PPATK menempati 3 posisi strategis, yaitu sebagai : LPP bagi Pihak Pelapor yang tidak memiliki LPP. - LPP bagi Pihak Pelapor yang memiliki LPP namun belum menerapkan - kewajibannya.

  Lembaga intelijen keuangan (financial inteligence unit), yang diberikan mandat - untuk mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang.

INSTANSI TERKAIT LAINNYA

  Instansi terkait lainnya adalah instansi yang berdasarkan amanat UU TPPU wajib menyampaikan laporan ke PPATK. Instansi Pelapor ini adalah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DBC), yang berkewajiban membuat laporan mengenai pembawaan uang tunai dan atau instrumen pembayaran lain lintas batas negara.

  1.5. RINGKASAN Industri keuangan dan yang terkait dengan keuangan semakin rentan terhadap risiko dimanfaatkannya pelaku pencucian uang dan pendanaan terorisme, oleh karena itu perlu melindungi dirinya dengan menerapkan manajemen risiko yang baik, antara lain melalui penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ). Dalam Penerapan PMPJ ini disyaratkan adanya persepsi, perlakukan, dan sikap yang sama dari Pengguna Jasa, Pihak Pelapor (PJK dan PBJ), Lembaga Pengawas dan Pengatur, serta pihak-pihak terkait lainnya. Efektifitas penerapan anti pencucian uang dan pemberantasan pendanaan terorisme melalui penerapan PMPJ ini akan menciptakan industri keuangan yang sehat dan akhirnya stabilitas keuangan dapat terjaga dengan baik pula.

  1.6. QUIZ

  1. Mengapa penerapan PMPJ bagi Pihak Pelapor sangat dibutuhkan?

  a. Agar Pihak Pelapor tidak dijadikan sarana dan sasaran pencucian uang dan pendanaan terorisme b. Agar Pihak Pelapor mampu mengelola risiko

  c. Agar Pihak Pelapor mampu mengembangkan bisnis yang lebih sehat bukan hanya karena mengenal Pengguna Jasa tetapi dapat menggali peluang dalam pengembangan bisnis.

  d. Jawaban a, b, dan c benar.

  2. Berikut adalah alasan mengapa kebijakan dalam penerapan PMPJ terus disempurnakan, kecuali :

  

a. Memenuhi kebutuhan Pengguna Jasa sebagai bentuk pelayanan prima.

  b. Dinamika nasional, regional maupun global yang diiringi dengan perkembangan produk, aktivitas dan teknologi informasi Pihak Pelapor c. Adanya penyesuaian standar internasional seperti 40 rekomendasi + 9 rekomendasi khusus dari FATF.

  d. Munculnya kesadaran memenuhi kebutuhan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga Dengan Baik m e m b e r i k a n d a t a i d e n t i t a s d a n i n f o r m a s i l e n g k a p d a n b e n a r m e m b e r i k a n d a t a i d e n t i t a s d a n i n f o r m a s i l e n g k a p d a n b e n a r i d e n t i f i k a s i , v e r i f i k a s i , m e m a n t a u t r a n s a k s i , d a n m e l a p o r k a n i d e n t i f i k a s i , v e r i f i k a s i , m e m a n t a u t r a n s a k s i , d a n m e l a p o r k a n S e b a g a i L P P , K o o r d i n a s i , a n a l i s a L a p o r a n S e b a g a i L P P , K o o r d i n a s i , a n a l i s a L a p o r a n M e n g e l u a r k a n k e b i j a k a n P M P J m e n g a w a s i

  M e n g e l u a r k a n k e b i j a k a n P M P J m e n g a w a s i PMPJ

  a. Penerapan PMPJ merupakan beban tersendiri dan menciptakan kerugian bagi Pihak Pelapor

d. Semua jawaban benar

  b. Risiko reputasi berkaitan dengan sifat dari bisnis Pihak Pelapor yang membutuhkan

  a. Publikasi negatif mengenai praktik bisnis Pihak Pelapor

  8. Manakah dari pernyataan di bawah ini berkaitan dengan risiko operasional

  d. Risiko karena ketidakcukupkan sumber daya manusia

  b. Risko atas ketidakmampuan Pihak Pelapor dalam melakukan mitigasi kondisi atau perkembangan pasar c. Risiko akibat adanya perubahan ketentuan perundangan yang berlaku

  a. Risiko kemungkinan adanya tuntutan hukum, keputusan badan penegak hukum yang merugikan atau kontrak yang pada akhirnya tidak dapat dipenuhi

  7. Berikut ini merupakan risiko hukum :

  akan menyebabkan kehilangan kepercayaan atas integritas Pihak Pelapor yang bersangkutan d. Pihak Pelapor sering terlibat dalam urusan hukum karena diduga memberikan fasilitas terjadinya pencucian uang

  c. Publikasi negatif mengenai praktik bisnis Pihak Pelapor, entah akurat ataupun tidak,

  kepercayaan depositor, kreditor dan pasar secara umum

  a. Pihak Pelapor tidak mampu memenuhi kewajiban Pengguna Jasa yang jatuh tempo.

  b. Penerapan PMPJ membutuhkan sumber daya, tetapi apabila dihitung nilainya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh

  6. Pernyataan berikut ini berkaitan dengan risiko reputasi, kecuali :

  c. Konsentrasi dan operasional

  b. Hukum

  a. Reputasi

  5. Jenis risiko apa yang paling mungkin ketika Pihak Pelapor tidak cukup dalam merapkan PMPJ?

  d. Jawaban a dan b salah

  c. Jawaban a dan b benar

  a. Menyebabkan kerugian berupa biaya yang signifikan pada Pihak Pelapor, misalnya : melalui penarikan dana oleh deposan, pemutusan fasilitas, klaim terhadap Pihak Pelapor, biaya investigasi, penyitaan dan pembekuan harta, dan kehilangan pinjaman b. Munculnya kebutuhan waktu dan energi dari manajemen untuk memecahkan masalah yang muncul.

  4. Apa dampak ketidakcukupan penerapan PMPJ oleh Pihak Pelapor?

  d. Penerapan PMPJ penting, disamping dapat meningkatkan pelayanan juga bermanfaat untuk membina hubungan baik dengan Pengguna Jasa

  c. Penerapan PMPJ bukan semata-mata hanya untuk memenuhi kewajiban, namun merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan penerapan Prinsip Good Corporate Governance

b. Penarikan dana dalam jumlah besar secara tiba-tiba, kredit dalam jumlah besar yang bermasalah karena pelunasan tiba-tiba atau masalah hukum

  lainnya berhubungan erat dengan konsentrasi pendanaan suatu Pihak Pelapor.

  c. gagal atau terganggunya kegiatan operasional Pihak Pelapor karena ketidakcukupan proses internal baik karena sumber daya manusia dan sistemnya atau pengaruh dari kejadian eksternal

  d. adanya tuntutan hukum, keputusan badan penegak hukum yang merugikan atau kontrak yang pada akhirnya tidak dapat dipenuhi

  9. Risiko kehilangan dana dalam jumlah signifikan sehingga membahayakan operasional Pihak Pelapor karena dapat terganggunya likuiditas Pihak Pelapor yang bersangkutan merupakan risiko : a. Hukum

b. Konsentrasi

  c. Reputasi,

  d. Operasional

  8. Pihak yang secara langsung tidak terlibat dalam penerapan PMPJ adalah:

  a. Pengguna Jasa

b. Aparat Penegak Hukum

  9. Berkaitan dengan penerapan PMPJ, berikut ini pernyataan yang tepat, kecuali :

  11. Kewajiban Pihak Pelapor :

  c. Lembaga Pengawas dan Pengatur

  a. Memutuskan hubungan usaha dengan pengguna jasa jika Pengguna Jasa menolak untuk mematuhi PMPJ b. Memutuskan hubungan usaha dengan pengguna jasa jika meragukan informasi yang disampaikan oleh pengguna jasa

  12. Khusus bagi Pihak Pelapor berbentuk Penyedia Jasa Keuangan, wajib :

  d. Jawaban a, b, dan c benar

  c. Menolak transaksi jika identitas dan atau dokuemn pendukung tidak lengkap

  pihak lain

  b. Meminta informasi identitas dan dokumen pendukun dari pengguna jasa atau

  nama orang lain

  a. Mengetahui pengguna jasa bertindak untuk diri sendiri atau untuk dan atas

  informasi mengenai identitas diri, sumber dana, dan tujuan transaksi pihak lain tersebut.

  a. Lembaga Pengawas dan Pengatur (LPP) menetapkan ketentuan PMPJ

  d. Apabila transaksi dilakukan untuk kepentingan pihak lain, maka harus disertai

  c. Karena pengguna jasa sudah dikenal baik oleh petugas Pihak Pelapor, informasi dan identitas belum menjadi prioritas untuk diberikan

  b. Mengisi formulir yang disediakan oleh Pihak Pelapor dan melampirkan dokumen pendukungnya.

  dana, dan tujuan transaksi

  d. Pihak Pelapor

  10. Berikut ini merupakan kewajiban dari pengguna jasa terhadap Pihak Pelapor, kecuali :

  atau untuk dan atas nama orang lain

  d. Pihak Pelapor wajib mengetahui pengguna jasa bertindak untuk diri sendiri

  

c. Pihak Pelapor berhak menentukan sikap dalam menerapkan PMPJ

  b. Pihak Pelapor wajib menerapkan PMPJ yang ditetapkan oleh LPP

  a. memberikan identitas dan informasi yang benar, memuat identitas diri, sumber c. Melaporkan kepada PPATK mengenai pemutusan hubungan usaha sebagai Transaksi Keuangan Mencurigakan.

d. Jawaban a, b, dan c benar

  13. Kebijakan mengenai penerapan PMPJ, sekurang-kurangnya memuat:

  a. identifikasi Pengguna Jasa, dan verifikasi Pengguna Jasa

  b. identifikasi Pengguna Jasa, verifikasi Pengguna Jasa, dan pemantauan transaksi Pengguna Jasa.

  c. identifikasi Pengguna Jasa, verifikasi Pengguna Jasa, pemantauan transaksi Pengguna Jasa, dan pelaporan transaksi.

  d. Tidak ada jawaban yang benar

  14. Berikut adalah waktu dimana Pihak Pelapor wajib menerapkan PMPJ, kecuali

  a. berdasar penilaian Pihak Pelapor dirasakan perlu menerapkan PMPJ

  b. melakukan hubungan usaha dengan Pengguna Jasa, dan atau terdapat transaksi keuangan senilai Rp.100 juta atau lebih; c. terdapat Transaksi Keuangan Mencurigakan, dan atau Pihak Pelapor meragukan kebenaran informasi yang dilaporkan Pengguna Jasa atau Pengguna Jasa.

  d. terdapat Transaksi Keuangan Mencurigakan

  

BAGIAN KEDUA : PEMENUHAN KEWAJIBAN PELAPORAN BAGI PIHAK

PELAPOR

  1.1. KEWAJIBAN PELAPORAN BAGI PIHAK PELAPOR PJK wajib menyampaikan laporan kepada PPATK yang meliputi:

  1. Transaksi Keuangan Mencurigakan (TKM)

  2. Transaksi Keuangan Tunai (TKT) 3. Transaksi Keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri (TKTD). PBJ wajib : menyampaikan laporan kepada PPATK berupa laporan Transaksi Pengguna Jasa senilai Rp500 juta atau lebih kepada PPATK

  P J K PD i j t e n B e a C u k a i P J K T K T D PT K M j i k a d i t e m u k a n a t a u D i j t e n B e a C u k a i T K T L a p o r a n p e m b a w a a n d i m i n t a m e l a p o r k a n T K M u a n g d a n i n s t r u m e n T r a n s a k s i > R p 5 0 0 j t k e l u a r a t a u m a s u k w i l a y a h R I

  1.2. LAPORAN TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN (LTKM)

PENGERTIAN TKM SESUAI UU TPPU

  (UU No.8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana pencucian Uang)

  a. Transaksi Keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau kebiasaan pola Transaksi dari Pengguna Jasa yang bersangkutan.

  b. Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan Transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Pihak Pelapor sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini.

  c. Transaksi Keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana.

  d. Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan Transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Unsur TKM Menyimpangi profil, kebiasaan pola transaksi dan kharakteristik bisnis Pengguna JasaMenyimpangi profil, kebiasaan pola transaksi dan kharakteristik bisnis Pengguna Jasa Pihak Pelapor sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini. Diduga menggunakan harta hasil tindak pidanaDiduga menggunakan harta hasil tindak pidana Menghindari pelaporan TKT, Transaksi Keuangan Transfer Dana, dan Transaksi Keuangan senilai Rp.500 jt atau lebihMenghindari pelaporan TKT, Transaksi Keuangan Transfer Dana, dan Transaksi Keuangan senilai Rp.500 jt atau lebih diminta PPATK diminta PPATK

PENGERTIAN TKM SESUAI UU TPPT

  (UU No.9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Terorisme)

  a. Transaksi keuangan dengan maksud untuk digunakan dan/ atau yang diketahui akan digunakan untuk melakukan tindak pidana terorisme b. Transaksi yang melibatkan setiap orang yang berdasarkan daftar terduga teroris dan organisasi teroris.

PENJELASAN TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN (TKM)

  Pada umumnya, TKM diawali dari transaksi antara lain :

  • tidak memiliki tujuan ekonomis dan bisnis yang jelas;
  • menggunakan uang tunai dalam jumlah yang relatif besar dan/ atau dilakukan secara berulang-ulang di luar kewajaran; atau - aktivitas Transaksi Pengguna Jasa di luar kebiasaan dan kewajaran.

  Pihak Pelapor diberikan keleluasaan untuk melakukan judgement secara profesional dalam menentukan apakah suatu transaksi memenuhi unsur TKM atau tidak. Untuk membantu mengidentifikasi dan menetapkan apakah suatu transaksi memenuhi unsur TKM, berikut ini diuraikan penjabaran unsur-unsurnya : a. Transaksi Keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau kebiasaan pola

  1) Profil adalah deskripsi Pengguna Jasa yang antara lain mencakup identitas, pekerjaan, kegiatan usaha, tujuan transaksi, termasuk sumber dan jumlah penghasilan. Semua data dan informasi ini akan mengarahkan kewajaran Pengguna Jasa melakukan transaksi dalam batasan jumlah tertentu apakah sesuai atau diluar profilnya. 2) Karakteristik digambarkan sebagai ciri-ciri khusus dari transaksi Pengguna Jasa, yang dapat membedakan Pengguna Jasa atau kelompok Pengguna Jasa satu dengan lainnya, tergantung dari bisnis Pengguna Jasa yang bersangkutan. Kharakteristik transaksi bisnis Pengguna Jasa antara lain ditunjukkan dengan :

  • jenis mata uang, instrumen atau jasa keuangan yang digunakan
  • siapa dan dimana counterparty atau lawan transaksinya
  • waktu pelaksanaan transaksi 3) Kebiasaan pola transaksi adalah kebiasaan Transaksi yang dilakukan oleh Pengguna Jasa. Pola transaksi Pengguna Jasa ditunjukan antara lain berupa frekuensi transaksi pengkreditan dan pendebetan, penarikan atau penyetoran, penutupan atau pembukaan. Transaksi Pengguna Jasa bisa memiliki pola namun juga banyak yang tidak berpola.

  b. Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan Transaksi, maksudnya adalah pelaporan Transaksi Keuangan Tunai (TKT), Transaksi Transfer Dana masuk atau keluar negeri, atau transaksi senilai Rp. 500 juta atau lebih, dengan cara pemecahan nilai pertransaksi kurang dari Rp 500 juta, namun apabila diakumulasikan dalam 1 (satu) hari kerja, nilai transaksi tunai tersebut mencapai jumlah Rp 500 juta atau lebih.

  c. Transaksi Keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana. Yang termasuk dalam kategori transaksi ini adalah :

  • Terdapat pelaksanaan kewenangan penegak hukum terhadap pengguna jasa dengan melakukan penundaan transaksi, pemblokiran, penyitaan, dan permintaan keterangan
  • Pengguna jasa telah terpublikasi sebagai tersangka, terdakwa atau terpidana
  • Pengguna jasa adalah karyawan PJK yang melakukan fraud yang menghasilkan uang atau harta kekayaan, seperti auditor internal menemukan adanya karyawan yang menggelapkan dana perusahaan dan ternyata karyawan bersangkutan memiliki rekening.
  • Terdapat calon Pengguna Jasa/ pengguna jasa atau Pengguna Jasa/ pengguna jasa yang tidak bersedia menyerahkan dokumen pendukung atau memalsukan dokumen pendukung termasuk pula Pengguna Jasa yang memberikan informasi palsu.
  • Transaksi yang dilakukan atau rekening yang dimilki oleh orang, badan usaha, atau organisasi yang diduga atau diketahui terlibat dalam tindak pidana terorisme (Harta Kekayaan bersumber dari hasil kejahatan atau kegiatan yang sah).

  d. Transaksi Keuangan yang diminta oleh PPATK untuk dilaporkan oleh Pihak Pelapor karena melibatkan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana.

PELAPORAN TKM

  Penyampaian laporan TKM dilakukan sesegera mungkin paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah PJK mengetahui adanya unsur TKM. Keputusan diketahui adanya unsur TKM pada saat ada persetujuan atau keputusan pejabat yang berwenang, misalnya untuk Pihak Pelapor Bank adalah Direktur Kepatuhan.

TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN

  Ketentuan Penyampaian Laporan:

  a. Penyampaian laporan TKM termasuk laporan pemutusan hubungan usaha dengan pengguna jasa, baik yang menolak memenuhi PMPJ maupun ketika PJK meragukan kebenaran informasi yang disampaikan.

  b. Penyampaian laporan TKM wajib dilakukan secara elektronis atau dalam hal tertentu dapat disampaikan secana non elektronis.

  c. PJK wajib mengisi laporan TKM dengan benar dan lengkap

  d. PJK wajib menyampaikan data pendukung yang disebutkan dalam laporan TKM paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal penyeampaian laporan kepada PPATK.