BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan

  Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004).

  Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting. Sustainability Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Sustainability Reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi.

  Sustainability report harus menjadi dokumen strategik yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang Sustainability Development yang membawanya menuju kepada core business dan sector industrinya.

  Darwin (2004) mengatakan bahwa Corporate Sustainability Reporting terbagi menjadi 3 kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial. Selanjutnya tiga kinerja utama ini dibagi dalam beberapa subkategori. Pembagian Corporate Sustainability Reporting menurut Darwin dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kategori Corporate Sustainability Reporting No Kategori Bagian Aspek

  1. Kinerja Ekonomi Pengaruh ekonomi Pelanggan, pemasok,

  secara langsung karyawan, penyedia modal dan sektor public.

  2. Kinerja Hal-hal yang Bahan baku, energi, air, Lingkungan terkait dengan Keanekaragaman hayati

  lingkungan (biodiversity), emisi, sungai, dan sampah, pemasok, produk dan jasa, pelaksanaan, dan angkutan.

  3. Kinerja Sosial Praktik Kerja Keamanan dan keselamatan

  tenaga kerja, pendidikan dan training, kesempatan kerja. Hak manusia Strategi dan manajemen, non diskriminasi, kebebasan berserikat dan berkumpul, tenaga kerja di bawah umur, kedisiplinan, keamanan, dll. Sosial Komunitas, korupsi, kompetisi dan penetapan harga. Tanggung jawab Kesehatan dan keamanan terhadap produk pelanggan, iklan yang peduli. Sumber: Darwin (2004)

  Anggraini (2006) mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan, yaitu sebagai berikut.

  a. Lingkungan, meliputi pengendalian terhadap polusi, pencegahan atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan, konservasi alam, dan pengungkapan lain yang berkaitan dengan lingkungan.

  b. Energi, meliputi konservasi energi, efisiensi energi, dan lain-lain.

  c. Praktik bisnis yang wajar, meliputi, pemberdayaan terhadap minoritas dan perempuan, dukungan terhadap usaha minoritas, tanggung jawab sosial. d. Sumber daya manusia, meliputi aktivitas di dalam suatu komunitas, dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan, pendidikan dan seni.

  e. Produk, meliputi keamanan, pengurangan polusi, dan lain-lain.

  Komar (2004) mengatakan bahwa Akuntansi pertanggungjawaban sosial (Social Responsibility Accounting) didefinisikan sebagai proses seleksi variabel- variabel kinerja sosial tingkat perusahaan, ukuran dan prosedur pengukuran, yang secara sistematis mengembangkan informasi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kelompok sosial yang tertarik, baik di dalam maupun di luar perusahaan.

  Akuntansi pertanggungjawaban sosial dapat memberikan informasi mengenai sejauh mana organisasi atau perusahaan memberikan kontribusi positif maupun negatif terhadap kualitas hidup manusia dan lingkungannya.

  Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan pada dasarnya akuntansi pertanggungjawaban sosial adalah menilai, mengukur melaporkan dampak kegiatan perusahaan terhadap masyarakat sekitarnya, baik untuk keperluan pihak internal maupun pihak eksternal. Secara luas, definisi akuntansi pertanggungjawaban sosial tidak hanya mencakup dampak operasional perusahaan tetapi juga program-program sosial yang diadakan oleh perusahaan.

  Dengan demikian, seharusnya perusahaan tidak hanya menyadari kalau kegiatan operasionalnya mempunyai dampak terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya, tetapi sejak awal sudah memasukkan tujuan sosial di dalam tujuan perusahaan.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial

  Dalam penelitian akuntansi dibutuhkan penelitian terhadap hubungan bisnis dan masyarakat dalam rangka untuk mendefinisikan kembali peran dan tugas perusahaan dari ekonomi murni menuju ke institusi ekonomi sosial sehingga perlunya paradigma sosial-ekonomi untuk menganalisis pemilihan praktik akuntansi oleh manajemen. Dengan analisis ini maka akan dapat membantu manajemen memahami respon mereka terhadap masalah-masalah sosial-ekonomi mengambil keputusan terkait pengungkapan informasi sosial.

  Pengungkapan sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate social reporting, social accounting (Sembiring, 2005). Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham.

  Pengungkapan sosial perusahaan bersifat sukarela (voluntary disclosure), yaitu diungkapkan oleh perusahaan secara sukarela tanpa diharuskan oleh standar yang ada. Standar pelaporan pertanggungjawaban sosial masih belum memiliki standar yang baku, sehingga jumlah dan cara pengungkapan informasi sosial bergantung kepada kebijakan dari pihak manajemen perusahaan. Hal ini mengakibatkan timbulnya variasi luas pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan masing-masing perusahaan.

  Karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan, karakteristik perusahaan merupakan prediktor luas pengungkapan (Anggraini, 2006). Setiap perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda antara satu entitas dengan entitas lainnya. Dalam penelitian ini, karakteristik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial diproksikan dalam ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas.

  Dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian intern tertinggi yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak. Komposisi individu yang bekerja sebagai anggota dewan komisaris merupakan hal penting dalam memonitor aktivitas manajemen secara efektif (Sitepu, 2009).

  Dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan akan dipandang lebih baik, karena pihak dari luar akan menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan perusahaan dengan lebih objektif dibanding perusahan yang memiliki susunan dewan komisaris yang hanya berasal dari dalam perusahaan.

  Berkaitan dengan ukuran dewan komisaris, Sembiring (2005) menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkannya.

  2.1.2.2 Financial Leverage

  Rasio leverage merupakan proporsi total hutang terhadap ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang.

  Semakin tinggi leverage, kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak utang, maka manajer akan berusaha untuk laba yang dilaporkan lebih tinggi akan mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian utang. Manajer akan memilih metode akuntansi yang akan memaksimalkan laba sekarang.

  Semakin tinggi tingkat leverage (rasio utang/ekuitas) semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi (Anggraini, 2006). Supaya laba yang dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi biaya-biaya termasuk biaya untuk mengungkapkan informasi sosial.

  2.1.2.3 Ukuran Perusahaan

  Ukuran perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini dikaitkan dengan teori agensi, dimana perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Di samping itu perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Akan tetapi, tidak semua penelitian mendukung hubungan antara size perusahaan dengan tanggung jawab sosial perusahaan (Sembiring, 2005).

  Secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan, dan perusahaan yang lebih besar dengan aktivitas operasi dan pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat mungkin akan memiliki pemegang saham yang memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan sehingga pengungkapan dengan semakin banyaknya jumlah tenaga kerja dalam suatu perusahaan, maka tekanan pada pihak manajemen untuk memperhatikan kepentingan tenaga kerja akan semakin besar (Sari, 2012).

  Program berkaitan dengan tenaga kerja yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan, akan semakin banyak dilakukan oleh perusahaan. Hal ini berarti program tanggung jawab sosial perusahaan juga semakin banyak dan akan diungkapkan dalam laporan tahunan.

2.1.2.4 Profitabilitas

  Rasio profitabilitas mengukur kemampuan para eksekutif perusahaan dalam menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan maupun modal sendiri (shareholders equity) (Hendra S. Raharjaputra, 2009: 205). Hubungan kinerja keuangan dengan tanggung jawab sosial perusahaan paling baik diekspresikan dengan profitabilitas, hal itu disebabkan karena pandangan bahwa tanggapan sosial yang diminta dari manajemen sama dengan kemampuan yang diminta untuk membuat suatu perusahaan memperoleh laba.

  Selain itu tingkat profitabilitas dapat menunjukkan seberapa baik pengelolaan manajemen perusahaan, oleh sebab itu semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka cenderung semakin luas Corporate Social Responsibility Disclosure. Dikaitkan dengan teori agensi, perolehan laba yang semakin besar akan membuat perusahaan mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas.

  Kepemilikan manajerial merupakan proporsi kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan maka manajemen akan berupaya lebih giat untuk memenuhi kepentingan pemegang saham yang juga adalah dirinya sendiri. Dengan adanya kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham, sehingga manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dengan benar dan merasakan kerugian apabila keputusan yang diambil salah. Terutama, dengan keikutsertaan manajer memiliki perusahaan, hal ini menyebabkan manajer melakukan tindakan yang akan memaksimumkan nilai perusahaan dalam jangka panjang (Hartati, 2012).

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

  Sembiring (2005) melakukan penelitian Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan yang tercatat Di BEJ.

  Melakukan penelitian CSR menggunakan Variabel Independen yang terdiri dari Size, Profitabilitas, leverage, Profile, Ukuran dewan komisaris, Variabel Dependen CSR. Secara parsial tiga variable, yaitu size, profile, dan ukuran dewan komisaris ditemukan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. peneltian ini menggunakan satu tahun pengamatan sehingga memungkinkan praktek pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang diamati kurang menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Periode penelitian yang lebih panjang akan memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk memperoleh hasil yang lebih mendekati kondisi sebenarnya.

  Anggraini (2006) melakukan penelitian mengenai Pengungkapan Informasi dalam Laporan Keuangan Tahunan pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ.

  Melakukan penelitian jumlah informasi Sosial yang diungkapkan menggunakan variabel independen: persentase kepemilikan manajemen, tingkat leverage, biaya politis dan profitabilitas. Penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh emiten dalam mengambil kebijakan pelaporan pertanggungjawaban sosial dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Penelitian ini tidak menguji pengaruh pelaporan pertanggungjawaban sosial terhadap kinerja pasar dalam hal ini reaksi investor akan informasi tersebut, selain itu peneliti juga hanya melihat satu media pelaporan yaitu laporan keuangan.

  Sitepu (2009) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ melakukan penelitian CSR menggunakan Variabel Independen: Ukuran dewan komisaris, Tingkat leverage, Ukuran perusahaan, Profitabilitas Variabel Dependen: Jumlah informasi sosial yang diungkapkan. variabel ukuran dewan komisaris, dan profitabilitas, memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah informasi sosial yang diungkapkan oleh perusahaan, sedangkan tingkat leverage dan ukuran perusahaan, tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah informasi yang diungkapkan. Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini disajikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu No Judul Penelitian Nama Peneliti Variabel Hasil Penelitian

  1 Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapa n Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta

  Sembiring (2005)

  Variabel independen : size perusahaan, profitabilitas, profile, ukuran dewan komisaris dan leverage. Variabel dependen : CSR

  Secara parsial tiga variable, yaitu size, profile, dan ukuran dewan komisaris ditemukan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

  2 Pengungkapa n Informasi Sosial dan Faktor- Faktor yang Mempengaru hi Pengungkapa n Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan- Perusahaan yang terdaftar Bursa Efek

  Anggraini (2006)

  Variabel independen: persentase kepemilikan manajemen, tingkat leverage, biaya politis dan profitabilitas.

  Variabel dependen : jumlah informasi Sosial yang diungkapkan

  Variabel persentase kepemilikan manajemen dan tipe industri yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan perusahaan dalam mengungkapkan informasi sosial. dengan arah sesuai dengan yang diprediksi sedangkan ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial. Jakarta)

  3 Faktor-faktor yang Mempengaru hi Pengungkapa n Informasi Sosial dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

  Sitepu (2009)

  Variabel independen: ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas Variabel dependen :

  

Jumlah informasi

sosial yang diungkapkan.

  Variabel ukuran dewan komisaris, dan profitabilitas, memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah informasi sosial yang diungkapkan oleh perusahaan, sedangkan tingkat leverage dan ukuran perusahaan, tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah informasi yang diungkapkan.

  .

2.3 Kerangka Konseptual

  Menurut Erlina (2008) ”kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu”. Kerangka konseptual akan menghubungkan variabel independen dengan variabel dependen. Begitu juga apabila ada variabel lain yang menyertai, maka peran variabel tersebut harus dijelaskan. Kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut (Gambar 2.1). Ukuran Dewan Komisaris (X1)

  1 H

  Leverage (X2)

  2 H

  Informasi

  6 3 )

  H H Sosial (Y Ukuran Perusahaan (X3)

  4 H

  Profitabilitas (X4)

  5 H

  Kepemilikan Manajemen (X5)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

  2.3.1 Hubungan UDK dengan Informasi Sosial Ukuran dewan komisaris dihitung dengan melihat jumlah anggota dewan komisaris dalam perusahaan. Semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapnya.

  2.3.2 Hubungan Leverage dengan Informasi Sosial Leverage ditunjukkan melalui Debt to Equity Ratio (DER), DER pada umumnya hutang memiliki beberapa keunggulan, yaitu bila biaya bunga hutang murah, perusahaan akan lebih beruntung menggunakan sumber modal berupa hutang yang lebih banyak , karena menghasilkan laba per saham yang makin banyak. Penggunaan hutang yang makin banyak, yang dicerminkan oleh debt ratio yang makin besar, pada perolehan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang semakin luas pengungkapan sosialnya.

  2.3.3 Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Informasi Sosial Ukuran perusahaan diukur melalui total aktivanya. Apabila jumlah aktivanya besar maka perusahaan tersebut termasuk dalam perusahaan besar.

  Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial dalam laporan tahunan. Perusahaan yang lebih besar mempunyai aktivitas operasi yang lebih banyak dan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat, serta mungkin akan memiliki pemegang saham yang lebih yang akan selalu memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan sehingga pengungkapan sosial perusahaan akan semakin luas.

  2.3.4 Hubungan Profitabilitas dengan Net Profit Margin (NPM) Profitabilitas diukur dengan Net Profit Margin (NPM). Profitabilitas memberikan keyakinan kepada perusahaan untuk melakukan pengungkapan sosial tersebut. Tingkat profitabilitas yang semakin tinggi akan semakin memotivasi perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dan nilai positif dari stakeholders. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan memberikan keluwesan kepada manajemen untuk melaksanakan dan pengungkapan sosial. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas rendah akan sangat mempertimbangkan pelaksanaan dan pengungkapan, karena khawatir akan mengganggu operasional perusahaan.

  Semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosialnya.

  2.3.5 Hubungan Kepemilikan Manajemen dengan Informasi Sosial dalam perusahaan. Kepemilikan ini diartikan sebagai kepemilikan masing-masing pihak manajemen yang memiliki kebutuhan mengenai informasi perusahaan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, semakin tinggi persentase kepemilikan perusahaan, maka akan semakin luas pengungkapan sosial yang diungkapkan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dari masing-masing pihak investor, pihak direktur dan sekaligus sebagai wujud tanggung jawabnya kepada perusahaan. Semakin besar kepemilikan manajemen, maka semakin besar juga pengungkapan sosialnya.

2.4 Hipotesis Penelitian

  Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara dari sebuah pertanyaan atau pernyataan yang kebenarannya dapat dibuktikan melalui suatu penelitian. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual peneliti menentukan dan akan menguji hipotesis sebagai berikut.

  H1 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur.

  H2 : Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur.

  H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur.

  H4 : Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur.

  H5 : Kepemilikan Manajemen berpengaruh secara signifikan terhadap H6 : Ukuran dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 42 90

Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 35 83

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Praktek Pengungkapan Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

0 26 87

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 38 122

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 41 82

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta

2 40 85

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial (Social Information Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

1 36 97

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Auditor Switchng Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Laporan Keuangan - Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2010-2012)

0 0 22

Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14