Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

(BEI)

OLEH

AHMAD ADE MUKHTI NASUTION 110522035

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

NAMA : AHMAD ADE MUKHTI NASUTION

NIM : 110522035

PROGRAM STUDI : S-1 AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Medan,………..2013

Menyetujui Pembimbing


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

Telah diuji pada Tanggal 17 Juni 2013

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak Pembimbing : Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak


(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, ...

Tanda tangan

Ahmad Ade Mukhti Nasution 110522035


(6)

ABSTRAK

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh faktor ukuran dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas dan kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan informasi sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Pengumpulan data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur selama tiga tahun dilakukan dengan mengakses situs Bursa Efek Indonesia berganda dengan menggunakan SPSS. Uji statistik statistik yang digunakan adalah uji t (secara parsial) dan uji F (secara simultan) dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial sedangkan ukuran dewan komisaris, leverage, profitabilitas dan kepemilikan manajemen tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial. Pengungkapan informasi sosial pada perusahaan yang diteliti secara signifikan memang benar dipengaruhi oleh faktor dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas dan kepemilikan manajemen.


(7)

ABSTRACT

FACTORS AFFECTING THE SOCIAL INFORMATION DISCLOSURE ON MANUFACTURING COMPANIES ANNUAL REPORT LISTED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)

The purpose of this study was to investigate and analyze the impact of factors measured by board size, leverage, firm size, profitability, and ownership management on the disclosure of social information in companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

Secondary data in the form of financial data of the companies for three years were used through Indonesia Stock Exchange website www.idx.co.id 2011. The multiple regression analysis was applied using SPSS. The statistical test used is the test statistic t (partially) and F test (simultaneously) with the classical assumption test first.

These results indicate that partially firm size has significant effect on social information disclosure while board size, leverage, profitability and management ownership have no significant effect on social information disclosure. Simultaneously, indicates that the variable board size, leverage, firm size, profitability and ownership management significantly influence social information disclosure.

Keywords: Characteristics of Companies, Corporate Social Information Disclosure


(8)

KATA PENGHANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim, Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda Ahmaddin Nasution dan Ibunda Nurlia Lubis atas semua dukungan dan cinta kasih yang tiada habisnya sekaligus sebagai sumber motivasi bagi penulis.

Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis, khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, MEC.Ac., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(9)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, MEC.Ac., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran kepada penulis untuk menyelesikan skripsi ini. 6. Tidak lupa juga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga

penulis yang selalu mendukung dan mendoakan penulis, kepada kak lailan, dek rahmad. Juga kepada sahabat-sahabat penulis khusus anak britoners Nia Rahmanita, Elfrida, Ayu, Nandar, Iwan, Ilunk, dan Bowo terima kasih atas doa dan dukungannya.

Penulis menyadari atas keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka dari itu penulis mengharapkan dan menerima saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, ... Penulis,

Ahmad Ade Mukhti Nasution 110522035


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGHANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………... 1

1.2 Perumusan Masalah …... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 6

2.1.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial ... 6

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial 9 2.1.2.1 Ukuran Dewan Komisaris ... 10

2.1.2.2 Financial Leverage ... 11

2.1.2.3 Ukuran Perusahaan ... 11

2.1.2.4 Profitabilitas ... 12

2.1.2.5 Kepemilikan Manajemen ... 13

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 13

2.3 Kerangka Konseptual ... 16

2.4 Hipotesis Penelitian ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 21

3.2 Populasi dan Sampel ... 21

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 22

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 23

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian... 23

3.6 Metode Analisis Data ... 27

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 27

3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 29

3.6.2.1 Uji Signifikansi Parsial (t-test)……… 29

3.6.2.2 Uji Signifikansi Simultan (F-test)……… 29


(11)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian………... 31

4.2 Analisis Hasil Penelitian……… 31

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif………... 31

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik……… 33

4.2.2.1 Uji Normalitas………. 33

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas……… 37

4.2.2.3 Uji Heteroskedasitas……… 38

4.2.2.4 Uji Autokorelasi……….. 39

4.2.3 Pengujian Hipotesis………. 40

4.2.3.1 Uji Signifikansi Parsial (t-test)……… 41

4.2.3.2 Uji Signifikansi Simultan (F-test)………... 42

4.2.3.3 Koefisien Determinasi (R2)………. 44

4.3 Pembahasan ... ……… 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………. 49

5.2 Keterbatasan Hasil Penelitian………. 50

5.3 Saran………... 50

DAFTAR PUSTAKA……… 51


(12)

DAFTAR TABEL

Nama Judul Halaman

Tabel 2.1 Kategori Corporate Suistainability Reporting ... 7

Tabel 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 15

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 25

Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif………. 32

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas………... 34

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas……….. 37

Tabel 4.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson……… 39

Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Durbin-Watson……….. 40

Tabel 4.6 Hasil Uji Parsial (t-test)………... 41

Tabel 4.7 Hasil Uji Simultan (F-test)……….. 43


(13)

DAFTAR GAMBAR

Nama Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 17

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 35

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 36


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul Halaman

Lampiran i Daftar Populasi Perusahaan... 54

Lampiran ii Daftar Sampel Perusahaan………... 57

Lampiran iii Data Variabel Penelitian Tahun 2009... 57

Lampiran iv Data Variabel Penelitian Tahun 2010... 58

Lampiran v Data Variabel Penelitian Tahun 2011... 59

Lampiran vi Data Indeks Pengungkapan Informasi Sosial 2009... 59

Lampiran vii Data Indeks Pengungkapan Informasi Sosial 2010... 60

Lampiran viii Data Indeks Pengungkapan Informasi Sosial 2011... 61

Lamipran ix Data Statistik Deskriptif…... 62

Lampiran x Hasil Uji Normalitas... 62

Lampiran xi Hasil Uji Multikolinearitas... 64

Lampiran xii Uji Heteroskedastisitas... 64

Lampiran xiii Hasil Uji Autokorelasi... 65

Lampiran xiv Hasil Uji Parsial (t-test) dan Hasil Uji Simultan (F-test)... 65


(15)

ABSTRAK

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh faktor ukuran dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas dan kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan informasi sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Pengumpulan data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur selama tiga tahun dilakukan dengan mengakses situs Bursa Efek Indonesia berganda dengan menggunakan SPSS. Uji statistik statistik yang digunakan adalah uji t (secara parsial) dan uji F (secara simultan) dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial sedangkan ukuran dewan komisaris, leverage, profitabilitas dan kepemilikan manajemen tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial. Pengungkapan informasi sosial pada perusahaan yang diteliti secara signifikan memang benar dipengaruhi oleh faktor dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas dan kepemilikan manajemen.


(16)

ABSTRACT

FACTORS AFFECTING THE SOCIAL INFORMATION DISCLOSURE ON MANUFACTURING COMPANIES ANNUAL REPORT LISTED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)

The purpose of this study was to investigate and analyze the impact of factors measured by board size, leverage, firm size, profitability, and ownership management on the disclosure of social information in companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

Secondary data in the form of financial data of the companies for three years were used through Indonesia Stock Exchange website www.idx.co.id 2011. The multiple regression analysis was applied using SPSS. The statistical test used is the test statistic t (partially) and F test (simultaneously) with the classical assumption test first.

These results indicate that partially firm size has significant effect on social information disclosure while board size, leverage, profitability and management ownership have no significant effect on social information disclosure. Simultaneously, indicates that the variable board size, leverage, firm size, profitability and ownership management significantly influence social information disclosure.

Keywords: Characteristics of Companies, Corporate Social Information Disclosure


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sejarah perkembangan akuntansi, yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri, menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik modal (kaum kapitalis) sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada pemilik modal. Dengan keberpihakan perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan melakukan eksploitasi sumber-sumber alam dan masyarakat (sosial) secara tidak terkendali sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan pada akhirnya mengganggu kehidupan manusia.

Di dalam akuntansi konvensional, pusat perhatian yang dilayani perusahaan adalah stockholders dan bondholders sedangkan pihak yang lain sering diabaikan. Dewasa ini tuntutan terhadap perusahaan semakin besar. Perusahaan diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal (investor dan kreditor) tetapi juga karyawan, konsumen serta masyarakat. Perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial terhadap pihak-pihak di luar manajemen dan pemilik modal. Akan tetapi perusahaan kadangkala melalaikannya dengan alasan bahwa mereka tidak memberikan kontribusi terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini disebabkan hubungan perusahaan dengan lingkungannya bersifat non reciprocal yaitu transaksi antara keduanya tidak menimbulkan prestasi timbal balik.


(18)

Tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus semakin memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana perusahaan sudah melaksanakan aktivitas sosialnya sehingga hak masyarakat untuk hidup aman dan tentram, kesejahteraan karyawan, dan keamanan mengkonsumsi makanan dapat terpenuhi. Oleh karena itu dalam perkembangan sekarang ini akuntansi konvensional telah banyak dikritik karena tidak dapat mengakomodir kepentingan masyarakat secara luas, sehingga kemudian muncul konsep akuntansi baru yang disebut sebagai Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial, yang menuntut diungkapkannya informasi pertanggungjawaban sosial oleh perusahaan.

Standar akuntansi keuangan di Indonesia belum mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan, akibatnya yang terjadi di dalam praktik perusahaan hanya dengan sukarela mengungkapkannya. Perusahaan akan mempertimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh ketika mereka memutuskan untuk mengungkapkan informasi sosial. Bila manfaat yang akan diperoleh dengan pengungkapan informasi tersebut lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mengungkapkannya maka perusahaan akan dengan sukarela mengungkapkan informasi tersebut.

Penelitian menangani pengungkapan sosial ini telah dilakukan oleh Sembiring (2005) yang menguji pengaruh size, profitabilitas, profile, ukuran dewan komisaris dan leverage pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek


(19)

Jakarta. Hasil penelitian secara simultan, semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial. Sedangkan secara parsial, hanya tiga variabel, yaitu size, profile, dan ukuran dewan komisaris ditemukan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan.

Penelitian lain dilakukan oleh Anggraini (2006) yang menguji kepemilikan manajemen, leverage, tipe industry, biaya politis, dan profitabilitas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian secara simultan, semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial. Sedangkan secara parsial, hanya kepemilikan manajemen dan tipe industri yang berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan.

Sitepu (2009) menguji pengaruh ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan tingkat profitabilitas pada perusahaan manufaktur periode 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel independen yang diteliti berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial. Sedangkan secara parsial hanya ukuran dewan komisaris yang berpegang terhadap pengungkapan informasi sosial.

Atas dasar penelitian-penelitian di atas, peniliti mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Sitepu (2009) dengan menambahkan variabel kepemilikan. manajemen dan status perusahaan karena kedua variabel tersebut dianggap memiliki pengaruh terhadap luas pengungkapan informasi sosial. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian. Peneliti memilih jenis perusahaan ini untuk menghindari bias yang mungkin terjadi jika


(20)

perusahaan-perusahaan yang diteliti bergerak dalam bidang yang berbeda-beda, di samping itu sektor ini memiliki jumlah perusahaan terbanyak.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Apakah faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial (dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen) berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur?

2. Apakah faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial (dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen) berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial (dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen) secara simultan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur.


(21)

2. Untuk mengetahui pengaruh faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial (dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen) secara parsial terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bisa memberikan manfaat bagi beberapa pihak.

1. Bagi penulis, sebagai bahan masukan apabila dimintai pendapat mengenai faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan

Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004). Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting. Sustainability Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Sustainability Reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi. Sustainability report harus menjadi dokumen strategik yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang Sustainability Development yang membawanya menuju kepada core business dan sector industrinya.

Darwin (2004) mengatakan bahwa Corporate Sustainability Reporting terbagi menjadi 3 kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial. Selanjutnya tiga kinerja utama ini dibagi dalam beberapa subkategori. Pembagian Corporate Sustainability Reporting menurut Darwin dapat dilihat pada Tabel 2.1.


(23)

Tabel 2.1

Kategori Corporate Sustainability Reporting

No Kategori Bagian Aspek

1. Kinerja Ekonomi Pengaruh ekonomi secara langsung

Pelanggan, pemasok,

karyawan, penyedia modal dan sektor public.

2. Kinerja Lingkungan

Hal-hal yang terkait dengan lingkungan

Bahan baku, energi, air, Keanekaragaman hayati (biodiversity), emisi, sungai, dan sampah, pemasok, produk dan jasa, pelaksanaan, dan angkutan.

3. Kinerja Sosial Praktik Kerja Keamanan dan keselamatan tenaga kerja, pendidikan dan training, kesempatan kerja. Hak manusia Strategi dan manajemen, non

diskriminasi, kebebasan berserikat dan berkumpul, tenaga kerja di bawah umur, kedisiplinan, keamanan, dll. Sosial Komunitas, korupsi, kompetisi

dan penetapan harga. Tanggung jawab

terhadap produk

Kesehatan dan keamanan pelanggan, iklan yang peduli. Sumber: Darwin (2004)

Anggraini (2006) mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan, yaitu sebagai berikut.

a. Lingkungan, meliputi pengendalian terhadap polusi, pencegahan atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan, konservasi alam, dan pengungkapan lain yang berkaitan dengan lingkungan.

b. Energi, meliputi konservasi energi, efisiensi energi, dan lain-lain.

c. Praktik bisnis yang wajar, meliputi, pemberdayaan terhadap minoritas dan perempuan, dukungan terhadap usaha minoritas, tanggung jawab sosial.


(24)

d. Sumber daya manusia, meliputi aktivitas di dalam suatu komunitas, dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan, pendidikan dan seni.

e. Produk, meliputi keamanan, pengurangan polusi, dan lain-lain.

Komar (2004) mengatakan bahwa Akuntansi pertanggungjawaban sosial (Social Responsibility Accounting) didefinisikan sebagai proses seleksi variabel-variabel kinerja sosial tingkat perusahaan, ukuran dan prosedur pengukuran, yang secara sistematis mengembangkan informasi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja sosial perusahaan dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada kelompok sosial yang tertarik, baik di dalam maupun di luar perusahaan. Akuntansi pertanggungjawaban sosial dapat memberikan informasi mengenai sejauh mana organisasi atau perusahaan memberikan kontribusi positif maupun negatif terhadap kualitas hidup manusia dan lingkungannya.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan pada dasarnya akuntansi pertanggungjawaban sosial adalah menilai, mengukur melaporkan dampak kegiatan perusahaan terhadap masyarakat sekitarnya, baik untuk keperluan pihak internal maupun pihak eksternal. Secara luas, definisi akuntansi pertanggungjawaban sosial tidak hanya mencakup dampak operasional perusahaan tetapi juga program-program sosial yang diadakan oleh perusahaan.

Dengan demikian, seharusnya perusahaan tidak hanya menyadari kalau kegiatan operasionalnya mempunyai dampak terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya, tetapi sejak awal sudah memasukkan tujuan sosial di dalam tujuan perusahaan.


(25)

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial

Dalam penelitian akuntansi dibutuhkan penelitian terhadap hubungan bisnis dan masyarakat dalam rangka untuk mendefinisikan kembali peran dan tugas perusahaan dari ekonomi murni menuju ke institusi ekonomi sosial sehingga perlunya paradigma sosial-ekonomi untuk menganalisis pemilihan praktik akuntansi oleh manajemen. Dengan analisis ini maka akan dapat membantu manajemen memahami respon mereka terhadap masalah-masalah sosial-ekonomi dan hubungannya dengan nilai perusahaan, termasuk bagaimana manajemen akan mengambil keputusan terkait pengungkapan informasi sosial.

Pengungkapan sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate social reporting, social accounting (Sembiring, 2005). Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham.

Pengungkapan sosial perusahaan bersifat sukarela (voluntary disclosure), yaitu diungkapkan oleh perusahaan secara sukarela tanpa diharuskan oleh standar yang ada. Standar pelaporan pertanggungjawaban sosial masih belum memiliki standar yang baku, sehingga jumlah dan cara pengungkapan informasi sosial bergantung kepada kebijakan dari pihak manajemen perusahaan. Hal ini mengakibatkan timbulnya variasi luas pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan masing-masing perusahaan.


(26)

Karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan, karakteristik perusahaan merupakan prediktor luas pengungkapan (Anggraini, 2006). Setiap perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda antara satu entitas dengan entitas lainnya. Dalam penelitian ini, karakteristik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial diproksikan dalam ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas.

2.1.2.1 Ukuran Dewan Komisaris

Dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian intern tertinggi yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak. Komposisi individu yang bekerja sebagai anggota dewan komisaris merupakan hal penting dalam memonitor aktivitas manajemen secara efektif (Sitepu, 2009).

Dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan akan dipandang lebih baik, karena pihak dari luar akan menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan perusahaan dengan lebih objektif dibanding perusahan yang memiliki susunan dewan komisaris yang hanya berasal dari dalam perusahaan.

Berkaitan dengan ukuran dewan komisaris, Sembiring (2005) menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkannya.


(27)

2.1.2.2 Financial Leverage

Rasio leverage merupakan proporsi total hutang terhadap ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang.

Semakin tinggi leverage, kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak utang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi dibandingkan laba di masa depan. Dengan laba yang dilaporkan lebih tinggi akan mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian utang. Manajer akan memilih metode akuntansi yang akan memaksimalkan laba sekarang.

Semakin tinggi tingkat leverage (rasio utang/ekuitas) semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi (Anggraini, 2006). Supaya laba yang dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi biaya-biaya termasuk biaya untuk mengungkapkan informasi sosial.

2.1.2.3 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini dikaitkan dengan teori agensi, dimana perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Di samping itu perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan


(28)

pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Akan tetapi, tidak semua penelitian mendukung hubungan antara size perusahaan dengan tanggung jawab sosial perusahaan (Sembiring, 2005).

Secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan, dan perusahaan yang lebih besar dengan aktivitas operasi dan pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat mungkin akan memiliki pemegang saham yang memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan akan semakin luas. Dari sisi tenaga kerja, dengan semakin banyaknya jumlah tenaga kerja dalam suatu perusahaan, maka tekanan pada pihak manajemen untuk memperhatikan kepentingan tenaga kerja akan semakin besar (Sari, 2012).

Program berkaitan dengan tenaga kerja yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan, akan semakin banyak dilakukan oleh perusahaan. Hal ini berarti program tanggung jawab sosial perusahaan juga semakin banyak dan akan diungkapkan dalam laporan tahunan.

2.1.2.4 Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur kemampuan para eksekutif perusahaan dalam menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan maupun modal sendiri (shareholders equity) (Hendra S. Raharjaputra, 2009: 205). Hubungan kinerja keuangan dengan tanggung jawab sosial perusahaan paling baik diekspresikan dengan profitabilitas, hal itu disebabkan karena pandangan bahwa tanggapan


(29)

sosial yang diminta dari manajemen sama dengan kemampuan yang diminta untuk membuat suatu perusahaan memperoleh laba.

Selain itu tingkat profitabilitas dapat menunjukkan seberapa baik pengelolaan manajemen perusahaan, oleh sebab itu semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka cenderung semakin luas Corporate Social Responsibility Disclosure. Dikaitkan dengan teori agensi, perolehan laba yang semakin besar akan membuat perusahaan mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas. 2.1.2.5 Kepemilikan Manajemen

Kepemilikan manajerial merupakan proporsi kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan maka manajemen akan berupaya lebih giat untuk memenuhi kepentingan pemegang saham yang juga adalah dirinya sendiri. Dengan adanya kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham, sehingga manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dengan benar dan merasakan kerugian apabila keputusan yang diambil salah. Terutama, dengan keikutsertaan manajer memiliki perusahaan, hal ini menyebabkan manajer melakukan tindakan yang akan memaksimumkan nilai perusahaan dalam jangka panjang (Hartati, 2012).

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Sembiring (2005) melakukan penelitian Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan yang tercatat Di BEJ. Melakukan penelitian CSR menggunakan Variabel Independen yang terdiri dari Size, Profitabilitas, leverage, Profile, Ukuran dewan komisaris, Variabel Dependen CSR. Secara parsial tiga variable, yaitu size, profile, dan ukuran dewan


(30)

komisaris ditemukan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. peneltian ini menggunakan satu tahun pengamatan sehingga memungkinkan praktek pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang diamati kurang menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Periode penelitian yang lebih panjang akan memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk memperoleh hasil yang lebih mendekati kondisi sebenarnya.

Anggraini (2006) melakukan penelitian mengenai Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ. Melakukan penelitian jumlah informasi Sosial yang diungkapkan menggunakan variabel independen: persentase kepemilikan manajemen, tingkat leverage, biaya politis dan profitabilitas. Penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh emiten dalam mengambil kebijakan pelaporan pertanggungjawaban sosial dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Penelitian ini tidak menguji pengaruh pelaporan pertanggungjawaban sosial terhadap kinerja pasar dalam hal ini reaksi investor akan informasi tersebut, selain itu peneliti juga hanya melihat satu media pelaporan yaitu laporan keuangan.

Sitepu (2009) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ melakukan penelitian CSR menggunakan Variabel Independen: Ukuran dewan komisaris, Tingkat leverage, Ukuran perusahaan, Profitabilitas Variabel Dependen: Jumlah informasi sosial yang diungkapkan. variabel ukuran dewan komisaris, dan profitabilitas, memiliki


(31)

pengaruh signifikan terhadap jumlah informasi sosial yang diungkapkan oleh perusahaan, sedangkan tingkat leverage dan ukuran perusahaan, tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah informasi yang diungkapkan.

Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2

Tinjauan Penelitian Terdahulu No

Judul Penelitian

Nama

Peneliti Variabel Hasil Penelitian 1 Karakteristik

Perusahaan dan Pengungkapa n Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta Sembiring (2005) Variabel independen : size perusahaan, profitabilitas, profile, ukuran dewan komisaris dan leverage. Variabel dependen : CSR

Secara parsial tiga variable, yaitu size, profile, dan ukuran dewan komisaris ditemukan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

2 Pengungkapa n Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaru hi Pengungkapa n Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Anggraini (2006) Variabel independen: persentase kepemilikan manajemen, tingkat leverage, biaya politis dan profitabilitas. Variabel dependen : jumlah informasi Sosial yang diungkapkan Variabel persentase kepemilikan

manajemen dan tipe

industri yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan perusahaan dalam mengungkapkan informasi sosial.

dengan arah sesuai dengan yang diprediksi sedangkan ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan


(32)

Jakarta) 3 Faktor-faktor

yang Mempengaru hi Pengungkapa n Informasi Sosial dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sitepu (2009) Variabel independen: ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas Variabel dependen : Jumlah informasi sosial yang diungkapkan.

Variabel ukuran dewan

komisaris, dan profitabilitas, memiliki

pengaruh signifikan terhadap jumlah informasi sosial yang diungkapkan oleh perusahaan, sedangkan tingkat leverage dan ukuran perusahaan, tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah informasi yang diungkapkan.

.

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Erlina (2008) ”kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu”. Kerangka konseptual akan menghubungkan variabel independen dengan variabel dependen. Begitu juga apabila ada variabel lain yang menyertai, maka peran variabel tersebut harus dijelaskan. Kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut (Gambar 2.1).


(33)

H1

H2

Informasi

H6 H3 Sosial (Y)

H4

H5

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.3.1 Hubungan UDK dengan Informasi Sosial

Ukuran dewan komisaris dihitung dengan melihat jumlah anggota dewan komisaris dalam perusahaan. Semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapnya.

Ukuran Dewan Komisaris (X1)

Leverage (X2)

Ukuran Perusahaan (X3)

Profitabilitas (X4)


(34)

2.3.2 Hubungan Leverage dengan Informasi Sosial

Leverage ditunjukkan melalui Debt to Equity Ratio (DER), DER pada umumnya hutang memiliki beberapa keunggulan, yaitu bila biaya bunga hutang murah, perusahaan akan lebih beruntung menggunakan sumber modal berupa hutang yang lebih banyak , karena menghasilkan laba per saham yang makin banyak. Penggunaan hutang yang makin banyak, yang dicerminkan oleh debt ratio yang makin besar, pada perolehan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang sama akan menghasilkan laba per saham meningkat, maka akan berdampak akan semakin luas pengungkapan sosialnya.

2.3.3 Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Informasi Sosial

Ukuran perusahaan diukur melalui total aktivanya. Apabila jumlah aktivanya besar maka perusahaan tersebut termasuk dalam perusahaan besar. Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial dalam laporan tahunan. Perusahaan yang lebih besar mempunyai aktivitas operasi yang lebih banyak dan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat, serta mungkin akan memiliki pemegang saham yang lebih yang akan selalu memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan sehingga pengungkapan sosial perusahaan akan semakin luas.

2.3.4 Hubungan Profitabilitas dengan Net Profit Margin (NPM)

Profitabilitas diukur dengan Net Profit Margin (NPM). Profitabilitas memberikan keyakinan kepada perusahaan untuk melakukan pengungkapan sosial tersebut. Tingkat profitabilitas yang semakin tinggi akan semakin memotivasi perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dan nilai positif dari stakeholders.


(35)

Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan memberikan keluwesan kepada manajemen untuk melaksanakan dan pengungkapan sosial. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas rendah akan sangat mempertimbangkan pelaksanaan dan pengungkapan, karena khawatir akan mengganggu operasional perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosialnya.

2.3.5 Hubungan Kepemilikan Manajemen dengan Informasi Sosial

Kepemilikan Manajemen diukur melalui persentase kepemilikan manajemen dalam perusahaan. Kepemilikan ini diartikan sebagai kepemilikan masing-masing pihak manajemen yang memiliki kebutuhan mengenai informasi perusahaan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, semakin tinggi persentase kepemilikan perusahaan, maka akan semakin luas pengungkapan sosial yang diungkapkan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dari masing-masing pihak investor, pihak direktur dan sekaligus sebagai wujud tanggung jawabnya kepada perusahaan. Semakin besar kepemilikan manajemen, maka semakin besar juga pengungkapan sosialnya.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara dari sebuah pertanyaan atau pernyataan yang kebenarannya dapat dibuktikan melalui suatu penelitian. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual peneliti menentukan dan akan menguji hipotesis sebagai berikut.

H1 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur.


(36)

H2 : Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur.

H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur.

H4 : Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur.

H5 : Kepemilikan Manajemen berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur.

H6 : Ukuran dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur.


(37)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan desain asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2006:11) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Peneliti menganalisis pengaruh ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan informasi sosial.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2009-2011. Dipilihnya satu kelompok industri yaitu industri manufaktur sebagai populasi dimaksudkan untuk menghindari bias yang disebabkan oleh efek industri, di samping itu sektor manufaktur memiliki jumlah perusahaan terbesar dibandingkan sektor lainnya.


(38)

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud dan tujuan penelitian.

Kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut.

1. Perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia dan menyajikan pengungkapan sosial dalam laporan tahunan tahun 2009-2011.

2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan lengkap (termasuk catatan atas laporan keuangan) dan laporan tahunan.

3. Perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel memiliki aset 3 triliun – 200 triliun yang terdaftar di BEI.

Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 141 perusahaan dengan periode penelitian selama tiga tahun, akan disajikan pada lampiran (1). Berdasarkan kriteria yang dikemukakan di atas, ada 18 perusahaan yang dijadikan sampel. Perusahaan manufaktur tersebut disajikan pada lampiran (2).

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik. Sumber data penelitian ini merupakan data sekunder, berupa laporan keuangan dan laporan tahunan yang dipublikasikan di Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2011. Data yang dibutuhkan adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian yaitu:


(39)

1. informasi mengenai indeks pengungkapan informasi sosial, 2. informasi mengenai ukuran dewan komisaris,

3. informasi mengenai tingkat leverage, 4. informasi mengenai ukuran perusahaan, 5. informasi mengenai profitabilitas,

6. informasi mengenai persentase kepemilikan manajemen, dan 7. informasi mengenai status perusahaan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui dua tahap. Pada tahap pertama peneliti melakukan studi pustaka, yaitu dengan mencari literatur yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada tahap kedua Peneliti mengumpulkan data melalui media internet dengan cara mengunduh dari situs Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id, untuk memperoleh laporan tahunan perusahaan yang menjadi populasi atau sampel penelitian.

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Dalam pengujian hipotesis, maka perlu diteliti variabel-variabel dengan penentuan indikator-indikator yang digunakan. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen yang disajikan pada tabel 3.1


(40)

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel No Variabel

Penelitian

Definisi Operasional Pengukuran Variabel

Skala Peneliti

an 1 Dependen:

Informasi Sosial

Data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosialnya yang meliputi tema

lingkungan, ketanakerjaan, kemasyarakatan, sumber daya manusia dan produk

Total skor

pengungkapan sosial total Skor maksimal

Check list

2. Independen: Ukuran Dewan Komisaris

Jumlah dewan komisaris yang ada di perusahaan akan mencerminkan objektivitas dalam menilai kebijakan yang dibuat perusahaan

jumlah anggota dewan komisaris

Nominal

Leverage Kemampuan modal sendiri

perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya total debt total equity Rasio Ukuran Perusahaan

Total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan

total aktiva perusahaan

Nominal Profitabilitas kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham

Laba Bersih Pendapatan Rasio Kepemilikan Manajemen Perusahaan dengan kepemilikan publik yang

besar (lebih dari 5%) mengindikasikan

kemampuannya untuk memonitor manajemen

Persentase kepemilikan saham dari pihak manajemen

Rasio

1. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan informasi sosial. Pengungkapan informasi sosial merupakan data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosialnya yang meliputi tema lingkungan, ketanakerjaan, kemasyarakatan, sumber daya manusia dan produk.


(41)

Indeks pengungkapan sosial dihitung dengan cara menjumlahkan setiap item informasi sosial yang diungkapkan sesuai dengan kategori sosial lalu membagikannya dengan jumlah maksimal pengungkapan informasi sosial sesuai kategori sosial tersebut.

indeks pengungkapan sosial = total skor pengungkapan sosial total Skor maksimal 2. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang menjelaskan variasi luas pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan. Dalam penelitian ini, faktor-faktor tersebut diproksikan dalam ukuran dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, kepemilikan manajemen dan status perusahaan.

a. Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris di ukur dengan melihat banyaknya jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan konsisten dengan penilitian yang dilakukan oleh Sitepu (2010). Jumlah dewan komisaris yang ada di perusahaan akan mencerminkan objektivitas dalam menilai kebijakan yang dibuat perusahaan. b. Leverage

Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Variabel leverage dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.


(42)

debt to equity ratio (DER) = total debt total equity

c. Ukuran Perusahaan

Pada penelitian ini ukuran perusahaan diukur berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan, karena nilai aktiva relatif lebih stabil dan dapat menggambarkan ukuran perusahaan. Total aktiva tersebut adalah dalam jutaan rupiah, hingga perlu disederhanakan untuk mendapatkan data yang lebih mudah untuk dihitung. Total aktiva akan ditransformasik dalam bentuk logaritma natural. Ukuran Perusahaan = Logaritma Natural(Total Aktiva)

d. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba atau menghasilkan keuntungan. Profitabilitas perusahaan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan Net Profit Margin (NPM). NPM merupakan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan melihat pendapatan yang diterima. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Net Profit Margin (NPM) = Laba Bersih Pendapatan

e. Kepemilikan Manajemen

Kepemilikan manajemen diukur berdasarkan presentase kepemilikan saham yang dimiliki pihak manajemen (dewan komisaris dan dewan direktur) dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar.


(43)

3.6 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis statistik dan menggunakan software SPSS 18.

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Peneliti melakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Asumsi klasik adalah asumsi yang dasar yang harus dipenuhi dalam model regresi.

a. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis terhadap hasil regresi perlu dilakukan pengujian terhadap kenormalan data dari penelitian yang dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi syarat dari pengujian parametrik dimana data harus berdistribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik-titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan normalitas adalah sebagai berikut:

 jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

 jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolineritas

Menurut Ghozali (2005), uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Pengujian


(44)

multikolineritas dilakukan dengan melihat VIF antar variabel independen. Nilai cut off yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah VIF >10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual atas suatu pengamatan lainnya. Heteroskedastisitas merupakan keadaan di mana seluruh faktor pengganggu tidak memiliki varian yang sama untuk seluruh pengamatan atas variabel independen (Sudarmadji, 2007:A58). Untuk melihat ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterpolt.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini (t) dengan kesalahan pengganggu sebelumnya (t-1). Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi.

 Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

 Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.  Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.


(45)

3.6.2 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan dua tahap, yakni uji t dan uji F. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial dakan diketahui dengan menggunakan uji t. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan akan dilihat dengan menggunakan uji F.

3.6.2.1. Uji Signifikansi Parsial (t-test)

Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Pengujian melalui uji t dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel pada derajat signifikan 95% (α=0,05). Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

• Jika thitung < ttabel, maka Ha diterima,

• Jika thitung > ttabel, maka Ha tidak dapat diterima. 3.6.2.2. Uji Signifikansi Simultan (F-test)

Uji F dilakukan untuk menilai pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Pengujian melalui uji F dilakukan dengan membandingkan F-hitung dengan F-tabel pada derajat signifikan 95% (α = 0,05).

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut : • Jika Fhitung < Ftabel, maka Ha diterima


(46)

3.6.2.3. Koefisien determinasi (R2)

Menurut Situmorang et al. (2010:144) koefisien determinasi dapat dijelaskan sebagai berikut

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independent atau predictornya. Range nilai dari R2 adalah 0-1. 0 ≤ R2 ≤ 1.Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik.

Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen. Semakin banyak variabel independent ditambah ke dalam model maka R2 akan meningkat walaupun variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan ke dalam model.


(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.

Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya pada populasi dan sampel penelitian, didapat 17 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2009-2011 (lampiran 2).

4.2 Analisis hasil penelitian

4.2.1 Analisis statistik deskriptif

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maximum, dan nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel-variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan berupa data keuangan sampel perusahaan manufaktur dari tahun 2009 sampai tahun 2011 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.


(48)

Variabel penelitian ini terdiri dari Ukuran Dewan Komisaris (UDK), nilai DER, Ukuran Perusahaan, nilai NPM, Kepemilikan Manajemen, Status Perusahaan sebagai variabel bebas (independent variabel) dan Informasi Sosial sebagai variabel terikat (dependent variabe). Statistik deskriptif dari variabel tersebut selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Hasil statistik deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Ukuran Dewan Komisaris 51 3.00 11.00 5.7647 1.81756

Leverage 51 .15 2.45 .9941 .59007

Ln_Ukuran Perusahaan 51 1.10 5.03 2.2881 .93428

Profitabilitas 51 .00 .28 .1120 .06931

Ln_Kepemilikan Manajemen 51 4.17 4.61 4.5130 .15436

Informasi Sosial 51 .40 1.00 .7686 .16672

Valid N (listwise) 51 Sumber : output SPSS

Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Jumlah sampel (N) dalam penelitian ini sebanyak 51

2. Variabel Ukuran Dewan Komisaris memiliki nilai minimum 3.00, nilai maximum 11.00, rata-rata 5.7647, dan standar deviasi 1.81756

3. Variabel Leverage memiliki nilai minimum 0.15, nilai maximum 2.45, rata-rata 0.9941, dan standar deviasi 0.59007

4. Variabel Ukuran Perusahaan memiliki nilai minimum 1.10, nilai maximum 5.03, rata-rata 2.2881, dan standar deviasi 0.93428

5. Variabel Profitabilitas memiliki nilai minimum 0.00, nilai maximum 0.28, rata-rata 0.1120, dan standar deviasi .06931


(49)

6. Variabel Kepemilikan Manajemen memiliki nilai minimum 4.17, nilai maximum 4.61, rata-rata 4.5130 dan standar deviasi 0.15436

7. Variabel Informasi Sosial memiliki nilai minimum 0.40, nilai maximum 1.00, rata-rata 0.7686, dan standar deviasi 0.16672

4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik

Salah satu syarat yang mendasari penggunaan model regresi berganda adalah dipenuhinya semua asumsi klasik agar hasil pengujian bersifat efisien dan tidak bias. Menurut Ghozali (2005:123), asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi normal, non-multikolinearitas, non-autokorelasi dan non-heterokedastisitas.

4.2.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F perlu mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan dua metode yang secara umum digunakan oleh penelitian lainnya, yaitu analisis statistik dengan menggunakan uji non-parametrik

Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan analisis grafik yang terdiri dari histogram dan normal probability plot.


(50)

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

1. Jika Zhitung (Kolmogrov Smirnov) < Ztabel (1,96) atau angka signifikan > signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal.

2. Jika Zhitung (Kolmogrov Smirnov) > Zhitung (1,96) atau angka signifikansi < signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 51

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .11052735 Most Extreme

Differences

Absolute .100

Positive .063

Negative -.100

Kolmogorov-Smirnov Z .478

Asymp. Sig. (2-tailed) .976

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : output SPSS

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) sebesar 0.976 > nilai signifikan 0,05 dan Zhitung (Kolmogrov Smirnov) 0,478 < Ztabel (1,96). Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik histogram dan normal probability plot juga


(51)

menunjukan bahwa data terdistribusi normal. Hal tersebut dilihat melalui grafik histogram dan normal probability plot dibawah ini.

Gambar 4.1

Uji normalitas (Histogram) Sumber : output SPSS

Hasil yang sama juga dapat dilihat dari grafik normal probability plot pada gambar dibawah ini.


(52)

Gambar 4.2

Uji normalitas (Normal Probability Plot) Sumber : output SPSS

Pola titik-titik pada normal probability plot (gambar 4.2) mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal. Namun seringkali data kelihatan normal karena mengikuti garis diagonal. Padahal belum tentu data tersebut berdistribusi normal.


(53)

4.2.2.2. Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas menunjukkan ada tidaknya variabel independen yang memiliki hubungan yang kuat dengan variabel independen lain dalam model regresi, agar pengambilan keputusan pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen tidak bias.

Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan korelasi diantara variabel independen. Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,10, maka tidak terjadi multikolonearitas.

Tabel 4.3

Hasil uji multikolinearitas

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

UDK .231 4.324

Leverage .328 3.049

Ln_Ukuran Perusahaan .229 4.373

Profitabilitas .342 2.922

Ln_Kep.Manajemen .906 1.104

a. dependent variable: Informasi Sosial Sumber : output SPSS

Berdasarkan pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolonieritas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai tolerance setiap variabel > 0,1. nilai VIF kelima variabel independen < 10 maka dapat disimpulkan bahwa analisis lebih lanjut dapat dilakukan.


(54)

4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang terartur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas

2. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.


(55)

Gambar 4.3 Scatterplot Sumber: output SPSS

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y dan berada disekitar angka 0, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi informasi sosial berdasarkan masukan variable independennya.

4.2.2.4. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 4.4

Kriteria pengambilan keputusan uji durbin watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidk ada korelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl Tidak ada korelasi, positif atau negatif Tidak ditolak Du < d < 4-du Sumber : ghozali (2005:96)


(56)

Tabel 4.5

Hasil uji statistik durbin-watson Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .799a .639 .533 .12574 2.594

a. Predictors: (Constant), Ln_Kepemilikan Manajemen, Leverage, UDK, Profitabilitas, Ln_Ukuran Perusahaan

b. Dependent Variable: Informasi Sosial Sumber : output SPSS

Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji Durbin-Watson sebesar 2.594. Nilai DW dalam perhitungan tersebut akan dibandingkan dengan nilai kritis tabel Durbin-Watson. Untuk variabel bebas (k) = 5 dan jumlah sampel

(N) = 51 besar DW tabel dl (batas luar) = 1.157 dan du (batas dalam) = 1.359; 4–du =2.641. Berdasarkan tabel 4.5 dapat

dilihat perbandingan nilai DW berada diantara du dan 4–du (1.359 < 2.594 < 2.641). Menurut tabel 4.5, nilai ini menunjukan suatu kesimpulan bahwa model regresi linier dalam penelitian menunjukan tidak terjadinya autokorelasi, sehingga model regresi penelitian ini masih layak digunakan.

4.2.3. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan dua tahap, yakni uji t dan uji F. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial akan diketahui dengan menggunakan uji t. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan akan dilihat dengan menggunakan uji F. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut:


(57)

4.2.3.1. Uji Signifikansi Parsial (t-test)

Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.

Pengujian statistik t dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan jika signifikansi < 0,05 maka variabel independen secara parsial memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Jika signifikansinya > 0,05 maka variabel independen secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Tabel 4.7 berikut menunjukkan hasil uji t:

Tabel 4.6 Hasil uji parsial (t-test)

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -1.024 .812 -1.262 .224

UDK -.032 .026 -.377 -1.245 .230

Leverage -.011 .085 -.033 -.129 .899

Ln_Ukuran Perusahaan .169 .050 1.034 3.394 .003

Profitabilitas .587 .652 .224 .900 .381

Ln_Kepemilikan Manajemen .325 .182 .273 1.780 .093 a. Dependent Variable: Informasi Sosial

Sumber : output SPSS

Tabel 4.6 menunjukan hasil pengujian statistik t sehingga dapat menjelaskan pengaruh variabel independen secara parsial.


(58)

Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa variabel ukuran dewan komisaris, leverage, profitabiltas dan kepemilikan manajemen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap informasi sosial karena ketiga variabel tersebut masing-masing memiliki signifikansi sebesar 0.230, 0.899, 0.381 dan 0.093 yang lebih besar dari 0,05. Sedangkan variabel ukuran perusahaan memiliki signifikansi sebesar 0,003 dimana signifikan variabel tersebut lebih kecil dari 0,05. hal ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap informasi sosial.

4.2.3.2. Uji Signifikansi Simultan (F-test)

Uji F ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 = Faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial (dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen) tidak mempunyai pengaruh secara simultan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur.

Ha = Faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial (dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur.


(59)

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan ketentuan:

− Jika Fhitung < Ftabelpada α 0.05, maka Ha ditolak, dan − Jika Fhitung > Ftabelpada α 0.05, maka Ha diterima.

Tabel 4.7. berikut menunjukkan hasil uji F:

Tabel 4.7

Hasil uji simultan (F-test) ANOVAb

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression .476 5 .095 6.017 .002a

Residual .269 17 .016

Total .744 22

a. Predictors: (Constant), Ln_Kepemilikan_Manajemen, Leverage, UDK, Profitabilitas, Ln_Ukuran_Perusahaan

b. Dependent Variable: Informasi_Sosial Sumber : output SPSS

Hasil uji F yang ditampilkan dalam tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah 6.017 dengan tingkat signifikansi 0,002. Dengan menggunakan tabel uji F, nilai F tabel diperoleh sebesar 6.01. Hal tersebut menunjukkan bahwa Fhitung sebesar 6.017 > dari Ftabel sebesar 6.01, sehingga Ha diterima dan H0 ditolak. Nilai signifikansi sebesar 0,002 < dari signifikansi 0,05 yang berarti variabel tersebut mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.


(60)

4.2.3.3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R Square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square

(R2) dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square (R2) berkisar antara 0 sampai 1. Apabila nilai R Square (R2) semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square maka kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas.

Pada umumnya sampel dengan data deret waktu (time series) memiliki R Square maupun Adjusted R Square cukup tinggi (diatas 0,5). R square memiliki kelemahan yaitu nilai R Square (R2) akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel dependen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dalam kenyataannya nilai adjusted R Square dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R Square negatif, maka nilai

adjusted R Square dianggap Nol. Tabel 4.8

Hasil Koefisien Determinasi Model Summaryb Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson


(61)

Pada tabel 4.8, Output SPSS memiliki nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,533. Artinya 53.3% variabel dependen informasi sosial dijelaskan oleh variabel independen ukuran dewan komisaris, leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan dan kepemilikan manajemen, dan sisanya 46.7% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan. Standar Error of Estimate (SEE) adalah sebesar 0.12574 yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

4.3.Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian variabel bebas UDK, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas dan kepemilikan manajemen terhadap variabel terikat informasi sosial yang telah diuraikan secara statistik dengan menggunakan program SPSS, maka hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Informasi Sosial

Variabel ukuran dewan komisaris secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap informasi sosial dengan signifikansi sebesar 0.230 yang lebih besar dari 0,05 berdasarkan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran dewan komisaris bukan merupakan faktor relevan a. Predictors: (Constant), Ln_Kepemilikan_Manajemen, Leverage, UDK, Profitabilitas, Ln_Ukuran_Perusahaan

b. Dependent Variable: Informasi_Sosial Sumber : output SPSS


(62)

penelitian Sitepu (2008) dan Sembiring (2005) yang menemukan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan sosial yang dibuat perusahaan di Indonesia yang akan menekan manajemen untuk lebih banyak mengungkapkan informasi sosialnya.

2. Pengaruh Leverage terhadap Informasi Sosial

Variabel leverage secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap informasi sosial dengan signifikansi sebesar 0.899 yang lebih besar dari 0,05 berdasarkan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel leverage bukan merupakan faktor relevan yang dapat mempengaruhi informasi sosial.Hal ini disebabkan karena pengungkapan informasi sosial tidak tergantung pada tingkat leverage namun tergantung pada tingkat kepekaan perusahaan terhadap kepedulian sosial dan tanggung jawabnya terhadap lingkungan.

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Informasi Sosial

Variabel ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap informasi sosial dengan signifikansi sebesar 0.003 yang lebih kecil dari 0,05 berdasarkan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan merupakan faktor relevan yang dapat mempengaruhi informasi sosial.Hasil penelitian ini sejalan dengan Sembiring (2005) yang menemukan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat ukuran perusahaan dengan pengungkapan informasi sosial perusahaan.

4. Pengaruh Profitabilitas terhadap Informasi Sosial

Variabel profitabilitas secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap informasi sosial dengan signifikansi sebesar 0.381 yang


(63)

lebih besar dari 0,05 berdasarkan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas bukan merupakan faktor relevan yang dapat mempengaruhi informasi sosial. Hal ini disebabkan karena profitablitas berhubungan dengan laba priode yang lalu. Hal ini sesuai dengan penilitian Sembiring (2005).

5. Pengaruh Kepemilikan Manajemen terhadap Informasi Sosial

Variabel kepemilikan manajemen secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap informasi sosial dengan signifikansi sebesar 0.093 yang lebih besar dari 0,05 berdasarkan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajemen bukan merupakan faktor relevan yang dapat mempengaruhi informasi sosial. Hal ini disebabkan karena sistem kepemilikan perusahaan-perusahaan terbuka di Indonesia sebagian besar diambil alih oleh keluarga pihak perusahaan.

6. Berdasar hasil pengujian diatas terlihat bahwa hanya variabel presentase ukuran perusahaan yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan perusahaan dalam mengungkapkan informasi sosial dengan arah sesuai dengan yang diprediksi. Semakin besar ukuran perusahaan yang dilihat dari total aset di dalam perusahaan, semakin banyak mengungkapkan informasi sosial. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Andre Christian Sitepu (2009). Penelitian ini tidak berhasil membuktikan pengaruh ukuran dewan komisaris, leverage, profitabilitas dan kepemilikan manajemen terhadap kebijakan pengungkapan informasi sosial oleh perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Sembiring (2005) dan


(64)

Anggraini (2006) yang tidak berhasil menemukan hubungan leverage dengan pengungkapan informasi sosial perusahaan. Berdasar hasil penilitian ini juga bahwa perusahaan tergantung pada ukuran perusahaan bukan pada profitabilitasnya yang menyatakan bahwa pengungkapan informasi sosial perusahaan kelihatannya tidak berhubungan dengan profitabilitas dalam periode yang sama, tetapi mungkin berhubungan dengan laba periode yang lalu pada penelitian Sembiring (2005). Jadi, profitabilitas salah satu penyebab terjadinya penyimpangan penelitian ini.


(65)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab empat, hasil pengolahan data di atas memberi kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada perusahaan manufaktur di BEI dapat diketahui bahwa secara simultan

faktor pengungkapan sosial yang terdiri dari beberapa variabel yaitu : ukuran dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas dan kepemilikan manajemen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel pengungkapan informasi sosial. Hal ini menjadi temuan dari penelitian ini yaitu nilai signifikansinya yang sebesar 0,002 yang lebih kecil dari 0,05 yang terdaftar di BEI dalam tahun penelitian.

2. Pada perusahaan manufaktur di BEI dapat diketahui bahwa secara parsial hanya ukuran perusahaan yang paling dominan berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan manufaktur dalam mengungkapkan informasi sosial. 3. Implikasi teoritis penelitian ini yaitu tingkat Adjusted R2= 0.533. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel ukuran dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas dan kepemilikan manajemen secara bersama-sama memberikan kontribusi atau sumbangan terhadap variabel pengungkapan informasi sosial sebesar 53,3%, sedangkan sisanya sebesar 46,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.


(66)

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki banyak keterbatasan, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan hanyalah perusahaan maufaktur

saja, sehingga perusahaan yang dijadikan sampel tidak dapat mewakili keseluruhan perusahaan public yang ada di Indonesia.

2 Selain itu dengan Adjusted R Square yang rendah menunjukkan penelitian ini masih belum konkrit membuktikan argumen-argumen teoritis yang telah dipaparkan pada telaah teoritis sehingga penelitian di masa mendatang sangat dibutuhkan dengan memperbaiki segala keterbatasan penelitian baik yang telah maupun belum diungkapkan.

3. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya ukuran dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen sehingga kurang mampu menjelaskan lebih luas pengungkapan informasi sosial yang dilakukan perusahaan.

5.3 Saran

Berdasarkan keterbatasan penelitian di atas, peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat digunakan peneliti selanjutnya.

1. Peniliti selanjutnya sebaiknya menambah atau menggunakan variabel independen yang berbeda dari penelitian ini, seperti tipe industri, kepemilikan institusional, profile, sektor perusahaan dan lainnya.

2. Bagi peneliti selanjutnya, item-item pengungkapan sosial hendaknya diperbaharui sesuai kondisi masyarakat serta peraturan yang berlaku.


(67)

3. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih jauh mengenai informasi dari pengambilan keputusan kepada perusahaan-perusahaan besar yang ada di Indonesia. Bahwa semakin besar aset perusahaan semakin besar informasi sosial yang diperoleh dari dalam maupun dari luar perusahaan.

4. Penelitian ini dapat memberikan fenomena pengetahuan, untuk menyumbang teori dan mampu melanjutkan penelitian mengenai informasi sosial pada perusahaan manufaktur di Indonesia.


(68)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Retno. (2006). “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang. Darwin, Ali. (2004). “Penerapan Sustainability Reporting di Indonesia”. Konvensi

Nasional Akuntansi V, Program Profesi Lanjutan, Yokyakarta. Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Kedua, USU Press.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,

Edisi Ketiga, Badan Penerbitan Universitas Diponegoro, Semarang.

Hartati, Sri. (2012). “Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2007-2010). Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Hendra S. Raharjaputra. (2009). Manajemen Keuangan dan Akuntansi untuk Eksekutif Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat

Kholis, Azizul dan Azhar Maksum. (2003). “Analisis Tentang Pentingnya Tanggung Jawab dan Akuntansi Sosial Perusahaan (Corporate Responsibilities and Social Accounting)”, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol.3 No.2, hal 101-132.

Komar, Seful. (2004). “Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Social Responsibility Accounting) dan Korelasinya dengan Akuntansi Islam”. Media Akuntansi, Edisi 42/Tahun XI, hal. 54-58.

Sari, Rizkia. (2012). “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Nominal / Volume I/ Nomor I, Universitas Negeri Yogyakarta.

Sembiring, Eddy. (2005). “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan tanggung Jawab Sosial : Study Empiris Pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta”. Simposiun Nasional Akuntansi VIII, Solo.

Sitepu, Andre. (2009). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.


(69)

Situmorang, Syafrizal Helmi, 2010. Analisis Data: Untuk Riset Manajemen Dan Bisnis, USU Press, Medan.

Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Umar, Husein. (2003). “Metode Riset : Akuntansi Terapan”, Ghalia Indonesia, Jakarta.


(70)

(71)

Lampiran i

Daftar Populasi Perusahaan

NO KODE POPULASI KRITERIA SAMPEL

1 2 3

1 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk √ X X - 2 BATA Sepatu Bata Tbk √ √ X - 3 SIMM Surya Intrindo Makmur Tbk √ √ X - 4 PTSN Sat Nusapersada Tbk √ √ X - 5 SQBI Bristol-Myers Squibb Indonesia

Tbk √ √ X

- 6 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk √ √ X - 7 INAF Indofarma (Persero) Tbk √ √ X - 8 KLBF Kalbe Farma Tbk √ √ √ 1 9 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk √ √ X - 10 MERK Merck Tbk √ √ X - 11 PYFA Pyridam Farma Tbk √ √ X - 12 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk √ √ X - 13 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk √ √ X - 14 KBLI GT Kabel Indonesia Tbk √ √ X - 15 JECC Jembo Cable Company Tbk √ X X - 16 KBLM Kabelindo Murni Tbk √ X X - 17 SCCO Supreme Cable & Commerce Tbk √ X X - 18 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk √ √ X - 19 VOKS Voksel Electric Tbk √ X X - 20 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk √ X X - 21 ARNA Arwana Citramulia Tbk √ √ X - 22 IKAI Intikeramik Alamasri Industry Tbk √ X X - 23 MLIA Mulia Industrindo Tbk √ √ X - 24 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk √ √ X - 25 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk √ √ X - 26 BUDI Budi Acid Jaya Tbk √ √ X - 27 SRSN Indo Acidatama Tbk √ √ X - 28 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk √ √ X - 29 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk √ X X - 30 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk √ X X - 31 TPIA Tri Polyta Indonesia Tbk √ √ X - 32 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk √ √ X - 33 EKAD Ekadharma International Tbk √ √ X - 34 INCI Intanwijaya Internasional Tbk √ √ X - 35 BRPT Barito Pacific Tbk √ X X - 36 TCID Mandom Indonesia Tbk √ √ X - 37 MRAT Mustika Ratu Tbk √ √ X - 38 UNVR Unilever Indonesia Tbk √ √ √ 2 39 MBTO Martina Berto Tbk √ X X - 40 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk √ X X - 41 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk √ √ X - 42 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk √ X X - 43 BTON Betonjaya Manunggal Tbk √ √ X - 44 CTBN Citra Tubindo Tbk √ √ X - 45 INAI Indal Aluminium Industry Tbk √ √ X - 46 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk √ √ X -


(1)

Data Indeks Pengungkapan Informasi Sosial 2011

No Kode Lgkn Ktngkrjn Kmsyrktn SDM Prod IPS

1 ADMG 1 0 0 1 1 0.6

2 ASII 1 0 1 1 1 0.8

3 AUTO 1 0 1 1 1 0.8

4 CPIN 1 0 1 1 1 0.8

5 FASW 0 1 0 1 1 0.6

6 GJTL 0 1 0 1 1 0.6

7 HMSP 1 0 1 1 1 0.8

8 INDF 1 1 1 1 1 1.0

9 INTP 1 0 1 1 1 0.8

10 JPFA 0 0 1 1 1 0.6

11 KLBF 1 0 1 1 1 0.8

12 KRAS 1 0 1 1 1 0.8

13 MASA 0 1 0 1 1 0.6

14 RMBA 1 0 0 1 1 0.6

15 SMCB 1 0 1 1 1 0.8

16 SMGR 1 0 1 1 1 0.8

17 UNVR 1 1 1 1 1 1.0

Keterangan :

Lgkn : Lingkungan Ktngkrjn : Ketenagakerjaan Kmsyrktn : Kemasyarakatan SDM : Sumber Daya Manusia Prod : Produksi


(2)

Lampiran ix Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Ukuran Dewan Komisaris 51 3.00 11.00 5.7647 1.81756

Leverage 51 .15 2.45 .9941 .59007

Ln_Ukuran Perusahaan 51 1.10 5.03 2.2881 .93428

Profitabilitas 51 .00 .28 .1120 .06931

Ln_Kepemilikan Manajemen 51 4.17 4.61 4.5130 .15436

Informasi Sosial 51 .40 1.00 .7686 .16672

Valid N (listwise) 51

Lampiran x Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 51

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .11052735 Most Extreme

Differences

Absolute .100

Positive .063

Negative -.100

Kolmogorov-Smirnov Z .478

Asymp. Sig. (2-tailed) .976

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

(4)

Lampiran xi

Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

UDK .231 4.324

Leverage .328 3.049

Ln_Ukuran Perusahaan .229 4.373

Profitabilitas .342 2.922

Ln_Kep.Manajemen .906 1.104

a. dependent variable: Informasi Sosial

Lampiran xii Uji Heteroskedastisitas


(5)

Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .799a .639 .533 .12574 2.594

a. Predictors: (Constant), Ln_Kepemilikan Manajemen, Leverage, UDK, Profitabilitas, Ln_Ukuran Perusahaan

b. Dependent Variable: Informasi Sosial

Lampiran xiv Hasil Uji Parsial (t-test)

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -1.024 .812 -1.262 .224

UDK -.032 .026 -.377 -1.245 .230

Leverage -.011 .085 -.033 -.129 .899

Ln_Ukuran Perusahaan .169 .050 1.034 3.394 .003

Profitabilitas .587 .652 .224 .900 .381

Ln_Kepemilikan Manajemen .325 .182 .273 1.780 .093 a. Dependent Variable: Informasi Sosial

Hasil Uji Simultan (F-test) ANOVAb

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression .476 5 .095 6.017 .002a


(6)

Hasil Koefisien Determinasi Model Summaryb Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .799a .639 .533 .12574 2.594

a. Predictors: (Constant), Ln_Kepemilikan_Manajemen, Leverage, UDK, Profitabilitas, Ln_Ukuran_Perusahaan

b. Dependent Variable: Informasi_Sosial Sumber : output SPSS


Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 32 87

Faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial dalam laporan tahunan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 39 97

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta

2 40 85

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 2 76

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN SOSIAL (SOCIAL DISCLOSURE) DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 22

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).

0 0 10

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 14

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 21

Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 15