Bab I Pendahuluan - 18062018204851 1806201850448 Kesejalanan dan tidak kesejalanan sistem pendidikan

MUHAMMAD FADHIL 2017083029

Bab I Pendahuluan A. Latar belakang

  kehidupan bangsa dan bernegara dari belenggu kebodohan dan kemiskinan, dengan adanya proses mendidik dan di didik akan memunculkan sistem yang disebut dengan sistem pendidikan.Sistem merupakan suatu alat atau proses dalam mencapai satu tujuan yaitu hasil dari sistem tesebut.Dengan adanya sistem pendidikan maka negara akan bisa mengetahui sampai dimana kemampuan dari generasi bangsa nya. Namun setiap negara dan institusi memiliki persamaan dan pebedaan dalam sistem pendidikan. Di Indonesia,sistem pendidikan nasional Indonesia disusun berlandaskan kepada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasar pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai kristalisasi nilai-nilai hidup bangsa Indonesia. Dalam UU No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 3 dikemukakan bahwa sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.Pemerintah yang ikut andil dari pembuatan sistem di negara Indonesia menyebabkan sistem Indonesia di atur didalam UU dan setiap pergantian pemerintahan terjadi pula pertukaran sistem pendidikan . Berbeda dengan Finlandia,Sistem dimanatidak menekan siswa dengan prestasi dan penilaian pada bangku sekolah dasar,siswa bebas untuk memilih pembelajaran apa saja tanpa terikat oleh aturan yang berlaku di negara tersebut.guru guru yang cukup dan penilaian mereka dengan cara pendekatan terhadap kemampuan anak bukan pemaksaan terhadap apa yang mereka inginkan atas anak didik mereka.anak anak finlandiaSehingga dunia mengakui bahwa pendidikan disana salah satu yang terbaik di dunia.

  Selanjutnya sistem yang di ajarkan Ki Hadjar Dewantara adalah sistem untuk mencerdaskan negara Indonesia dengan banyak mengkritik sistem yang telah dibuat oleh pemerintah Hindia – Belanda dengan mengajarkan nilai nilai kebebasan didalam mendidik sesuai dengan tujuan muliaKi Hadjar Dewantara untuk mewujudkan sistem pendidikan yang berazaskan kodrat Tamansiswa).

  Dari ketiga sistem itu maka penulis membuat tulisan tentang ANALISA SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA, FINLANDIA DAN KI HADJAR DEWANTARA sebagai tugas akhir pada mata kuliah Filsafat ilmu.

B. Tujuan penulisan

  Untuk mengetahui dan mencari kesejalanan dan tidak kesejalanan antara sistem pendidikan di Indonesia, Finlandia dan sistem yang di ajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara.

Bab II PEMBAHASAN A. Sistem pendidikan Indonesia Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari pulau - pulau dan

  suku – suku yang menetap didalamnya dan bahkan bahasa yang berbeda yang disatukan oleh negara yang satu dan bahasa yang satu.dengan itu semua maka pendidikan di Indonesia juga berbeda menurut apa yang di ajarkan oleh aturan adat istiadat yang kental di masyarakatnya namun itu semua dirubah oleh pemerintah dengan meniru sistem peninggalan negara penjajah yang menjajah Indonesia seperti Belanda.sistem yang diatur di Indonesia harus mengikuti kepada aturan yang setelah ditetapkan oleh pemerintah didalam UU agar supaya sejalan dengan keinginan pemerintahan dengan harapan bagaimana sistem tersebut bisa menghasilkan generasi yang cedas yang bebas dari belenggu kebodohan. Namun cita-cita besar itu belum terealisasi dikarenakan sistem yang sering output penilaian terhadap pelajar bukan dari keahlian yang dimiliki oleh individu - individu generasi penerus bangsa.contohnya saja sejak sekolah dasar mental anak anak sudah dilatih terhadap persaingan nilai bukan persaingan keahlian yang mereka miliki, seolah olah nilai tersebut mampu untuk menjawab tantangan masa depan mereka.mereka tidak sadar kalau sistem yang seperti ini hanya menjadikan anak anak korban dari kejahatan sistem yang telah dibuat oleh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab yang hanya bergantung hidup pada pemerintah dengan iming - iming uang dan sebagainya. Sistem seperti ini hanya akan memenjarakan kebebasan dari pendidikan anak - anak yang seharusnya pada masa mereka belum bisa menerima persaingan yang begitu keras pada output penilaian dari guru – guru yang mengajar mereka contohnya saja pendidikan bahasa Inggris, anak – anak yang hanya mengenyam bahasa inggris disekolah masih banyak belum bisa berbahasa inggris jangankan secara aktif , pasif pun belum tentu mereka bisa .padahal mereka belajar sekitar enam tahun bahkan lebih lama lagi mengenyam pendidikan disekolahan.disini muncul pertanyaan yang mendalam apa yang akan terjadi di negara ini kalau persoalan seperti ini terus terjadi.sistem pendidikan pada saat sekarang ini lebih menonjolkan kepada pengajaran karakter anak – anak namun outputnya masih banyak anak – anak yang tidak berkarakter sama sekali.Gurunyakadang di sepelekan bahkan di ancam kalau ikut dalam mendidik anak, hari ini tinggallah pengajaran semata karena didikan itu sudah hilang dan tidak berbekas sama sekali.menurut saya wajarlah pak prof. Gunawan mengatakan Indonesia merupakan negara yang darurat pendidikan.

B. Sistem pendidikan Finlandia

  Finlandia merupakan salah satu negara yang menghasilkan siswa-siswa yang berprestasi dengan bukti dunia mengakui kehebatan negara kecil tersebut data yang ada 93% penduduknya mengenyam pendidikan sampai sekolah tinggi dan 66 % anak anak mereka mengenyam dunia perkuliahan. Menurut

  IDM times ada 23 inovasi pendidikan di finlandia.

  1. Anak-anak di Finlandia tak diperkenankan masuk sekolah dasar kalau umur mereka belum genap 7 tahun. ujian dan pekerjaan rumah.

  3. Kemampuan anak anak tidak diukur dari 6 tahun pertama mereka mengenyam bangku pendidikan.

  4. Hanya ada satu tes standar wajib di Finlandia, yakni ketika mereka berusia 16 tahun.

  5. Semua anak, pintar atau tidak, belajar di kelas yang sama.tidak ada khusus kelas unggul dan sebagainya. 6. 30 % anak-anak di Finlandia memperoleh beasiswa selama 9 tahun untuk sekolah. 7. 66 % anak di Finlandia mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi.

  8. Tidak ada perbedaan antara siswa yang terpandai dan paling tertinggal di kelasnya.

  9. Kelas sains di Finlandia diisi maksimal 16 siswa sehingga mereka dapat praktik dan melakukan penelitian. 10. 93 % orang Finlandia adalah lulusan sekolah tinggi. 11. 43 % siswa SMA Finlandia memilih sekolah kejuruan.

  12. Siswa SD memiliki waktu istirahat 75 menit sehari

  13. Guru hanya menghabiskan 4 jam di kelas. Sementara itu, 2 jam setiap minggu guru memperoleh pendidikan pengembangan profesi.

  14. Jumlah guru dan murid sepadan.

  15. Biaya sekolah 100 % didanai negara.

  16. Semua guru di Finlandia harus bergelar master dan sepenuhnya

  17. Kurikulum nasional hanya sebagai pedoman, sisanya fleksibel tergantung terhadap kebijakan guru dalam mengembangkan bakat siswanya. 18. 10 % guru dipilih dari 10 perguruan tinggi ternama dan dipilih yang merupakan lulusan terbaik di universitas mereka. pelatihan guru SD.

  20. Gaji awal rata-rata untuk guru di Finlandia 29 ribu dolar AS pada tahun 2008.

  21. Tidak ada gaji yang tidak pantas untuk guru semua gaji sesuai standar yang telah ditetapkan oleh pemerintahnya.

  22. Guru sama prestisiusnya dengan dokter dan pengacara.

  23. Dalam perhitungan standar internasional pada tahun 2001, anak- anak Finlandia tertarik dengan ilmu pengetahuan, suka membaca, dan suka matematika. Begitulah sistem pendidikan yang ada di Finlandia sehingga menyebabkan mereka menjadi negara yang menghasilkan siswa siswa berprestasi di bidangnya.

C. Sistem pendidikan yang di ajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara.

  Setiap saat kita hadir dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional, kemungkinan kita hanya mengenang jasa jasa Ki Hadjar Dewantara dan pahlawan yang lain terhadap kita padahal yang esensial dari perjuangannya dalam bidang pendidikan justru terlupakan, semestinya, pada saat kita memperingati Hari Pendidikan Nasional, yang perlu diingat adalah perjuangan Ki Hadjar Dewantara untuk mewujudkan sistem pendidikan yang berazaskan kodrat alam, kemerdekaan, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan (azas-azas Tamansiswa). Kelima azas Tamansiswa itu masih sangat bisa untuk diwujudkan pada saat ini. Azas kodrat alam mengandung arti bahwa pada hakikatnya manusia itu manusia tidak dapat terlepas dari kehendak hukum-hukum kodrat alam. Sebaliknya, manusia akan mengalami kebahagiaan jika ia dapat merasa menyatukan diri dengann kodrat alam yang mengandung segala hukum kemajuan. Seperti azas kemerdekaan masih sangat relevan digunakan pada saat ini perjuangkan agar generasi selanjutnya bisa merasakan bagaimana rasa kemerdekaan terutamanya didalam bidang pendidikan yang sistemnya masih tidak sesuai dengan apa yang nawacitakan oleh pendiri bangsa ini.

  Selanjutnya azaz kebudayaan dengan perkembangan zaman yang begitu pesat kita memasuki era – era penjajahan secara sistematis lewat teknologi sehingga kurangnya semangat anak muda hari ini sebagai generasi bangsa memahami kebudayaan asli leluhur dari nenek moyang Indonesia bahkan beberapa kebudayaan leluhur Indonesia hampir punah. Azas kebangsaan yang memperhatikan kepribadian bangsa yang telah mulai hilang di hatinya ideologi kebangsaan dengan azas ini rasa cinta terhadap tanah air dan patriotisme akan muncul pada diri generasi muda penerus bangsa dan negara. Yang terakhir adalah azas azas kemanusiaan yang mana hari ini kemanusiaan tersebut dirobek oleh mereka yang ingin memecahbelah negara dan bangsa ini,dengan tidak memanusiakan manusia, menganggap orang lain bukan manusia, dengan azas ini maka rasa cinta dan welas asih akan muncul pada manusia itu sendiri.

Bab III Hasil analisa Dari ketiga penjabaran sistem tersebut dapat kita analisa bahwasanya

  negara Indonesia ini masih ketinggalan didalam sistem pendidikan dan bahkan di tingkat yang darurat pendidikan yang disebabkan oleh faktor kepentingan individu atau kelompok.Namun untuk itu agar supaya sistem maju yang telah berhasil mendidik siswa nya.dan menurut saya wacana yang telah di berikan oleh bapak pendidikan Indonesia sudah sangat bisa mengikuti laju sistem yang dikembangkan oleh negara maju seperti Finlandia. karena kebebasan anak anak dalam menentukan masa depan mereka sehingga mereka tidak merasakan suatu kesulitan karena mereka mereka.bukan guru atau orang tua di rumah yang menentukan kemana anaknya akan pergi tapi anak itu sendiri bebas menentukan apa yang akan dia pilih didalam pendidikannya.sehingga mengurangi tingkat stres nya anak anak dalam menghadapi setiap ulangan bahkan ujian yang hampir setiap saat dilakukan oleh gurunya hanya untuk memperoleh nilai.dan dijadikan persaingan nilai yang hanya akan memberatkan anak didiknya secara mental maupun fisik.