INDUKSI PEMBUNGAAN KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata [L. ]Walp) DI LUAR MUSIM DENGAN PENYESUAIAN PANJANG HARI DAN STRES AIR

TESIS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Magister Pertanian Pada Program Studi Agronomi

Oleh Sunarso S610809015

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

commit to user

Oleh Sunarso S610809015

Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing

Kedudukan Pembimbing

Nama

Tanda Tangan

Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Ir. Supriyono, MS NIP. 19590711 198403 1 002

Pembimbing II Dr. Ir. Pardono, MS NIP. 19550806 198303 1 003

Mengetahui

Ketua Program Studi Agronomi, PPs UNS

Prof. Dr. Ir. Supriyono, MS NIP. 19590711 198403 1 002

commit to user

Yang dipersiapkan dan disusun oleh Sunarso S610809015 Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal: 2014 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Tim Penguji

Kedudukan Penguji

Nama

Tanda Tangan

Tanggal

Ketua Dr. Ir. Subagiya, MP NIP. 19610,71988031004

Sekretaris Prof. Dr. Ir. Djoko Purnomo, MP NIP. 19480426 197609 1 001

Anggota Prof. Dr. Ir. Supriyono, MS NIP. 19590711 198403 1 002

Anggota Dr. Ir. Pardono, MS NIP. 19550806 198303 1 003

Mengetahui

Direktur Program Pasca Sarjana Ketua Program Studi Agronomi

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS Prof. Dr. Ir. Supriyono, MS NIP. 19610717 198601 1 001

NIP. 19590711 198403 1 002

ii

commit to user

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul “ Induksi Pembungaan Kacang Tunggak (Vigna unguiculata [L.] Walp) Di Luar Musim Dengan Penyesuaian Panjang Hari Dan Stre s Air “ adalah bener-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Juli 2014

Yang membuat pernyataan

Sunarso

iii

commit to user

Senantiasa memuji dan bersyukur ke hadirat Allah SWT., atas segala taufiq dan hidayah- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “ Induksi Pembungaan Kacang Tunggak (Vigna unguiculata [L.] Walp) Di Luar Musim Dengan Penyesuaian Panjang Hari Dan Stre s Air “. Tesis ini disusun guna memenuhi sebagian dari pesyaratan dalam memperoleh derajat Magister Pertanian pada Program Studi Agronomi Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Kemudian, atas segala bantuan, bimbingan, dukungan dan dorongan mulai dari perencanaan penelitian hingga penulisan tesis ini tidak lepas dari peran pembimbing dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta

2. Pengelola Program Studi Agronomi Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta

3. Prof. Dr. Ir. Supriyono, MS., selaku Pembimbing Utama, yang telah memberikan dorongan semangat, bimbingan dan saran-saran demi terselesainya penyusunan tesis ini

4. Dr. Ir. Pardono, MS., selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan saran, sumbangan pemikiran dan dorongan semangat kepada penulis selama pelaksanaan penelitian hingga penyusunan tesis ini.

5. Dosen-dosen di Program Studi Agronomi Pasca Sarjana yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan bermakna bagi penulis

6. Isteri tercinta dan anak-anakku tersayang (Dhian Anjab Maulidina, Ridhwan Dwi Dharmawan dan Amanda Laila Larasati Roulitua), atas dorongan semangat dan do,a yang tulus senantiasa menyertainya

7. Rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana, Program Studi Agronomi angkatan 2009 yang turut membantu dalam penulisan tesis ini.

iv

commit to user commit to user

Surakarta, Juli 2014

Sunarso

commit to user

Tabel Halaman

1. Pengaruh ILD akibat penutupan kanopi ……………………………………………. 21

2. Pengaruh ILD akibat stres air ………………………………………………………… 22

3. Data ILD akibat penutupan kanopi dan stres air ……………………………………. 24

4. Jumlah bunga akumulatif per tanaman ……………………………………………… 28

5. Jumlah polong per tanaman …………………………………………………………. 30

6. Jumlah biji per tanaman …………………………………………………………….. 31

7. Berat 100 biji kacang tunggak antar perlakuan penutupan kanopi dan stres air ……. 32

8. Berat brangkasan kering kacang tunggak antar perlakuan penutupan kanopi dan stres air ……………………………………………………………………………………. 32

viii

commit to user

Grafik Halaman

1. Indeks Luas Daun antar perlakuan penutupan kanopi ……………………………... 20

2. Indeks Luas Daun antar perlakuan kurang air ……………………………………… 22

3. Indeks Luas Daun antar perlakuan kurang air dan penutupan kanopi ……………… 23

4. Diameter batang antar perlakuan penutupan kanopi ……………………………….. 26

5. Diameter batang antar perlakuan kurang air ……………………………………….. 26

6. Diameter batang antar perlakuan kurang air dan penutupan kanopi ………………… 27

ix

commit to user

Lampiran Halaman

1. Hasil sidik ragam Indeks Luas Daun ………………………………………………… 38

2. Hasil sidik ragam diameter batang ………………………………………………….. 38

3. Hasil sidik ragam tanaman mulai berbunga …………………………………………. 38

4. Hasil sidik ragam jumlah bunga akumulatif ………………………………………… 39

5. Hasil sidik ragam jumlah polong ……………………………………………………. 39

6. Hasil sidik ragam jumlah biji per tanaman ………………………………………….. 39

7. Hasil sidik ragam berat per biji ……………………………………………………….. 40

8. Hasil sidik ragam berat 100 biji ……………………………………………………… 40

9. Hasil sidik ragam berat tanaman total ……………………………………………….. 40

10. Hasil sidik ragam berat brangkasan segar …………………………………………… 41

11. Hasil sidik ragam berat brangkasan kering ………………………………………….. 41 12.Foto penelitian ……………………………………………………………………….. 42

commit to user

ABSTRAK

Sunarso. S610809015. 2014. Induksi Pembungaan Kacang Tunggak (Vigna

unguiculata [L. ]Walp) Di Luar Musim Dengan Penyesuaian Panjang Hari Dan Stres

Air. Tesis. Penelitian ini di bawah bimbingan I. Prof. Dr. Ir. Supriyono, MS. Pembimbing II. Dr. Ir. Pardono, MP. Program Studi Agronomi, Program Pascasarjana, Unoversitas Sebelas Maret.

Hasil penelitian Indrastianingrum dan Putri menunjukkan, bahwa tanaman kacang tunggak (Vigna unguiculata [L. ] Walp) diduga merupakan tanaman hari pendek. Agar tanaman tetap dapat menghasilkan polong dan biji tentu perlu rekayasa. Penutupan kanopi/penyungkupan dengan plastik kedap cahaya selama 2 jam dicoba untuk menginduksi pembungaan tanaman kacang tunggak disamping stres karena kekeringan serta interaksi keduanya.

Penelitian ini bertujuan untuk a) Mendapatkan informasi tentang rekayasa/ manipulasi tanaman hari pendek dengan penutupan kanopi, sehingga tanaman kacang tunggak berbunga,

b) Mendapatkan informasi tentang stres air dalam mempengaruhi pembungaan tanaman kacang tunggak dan c) Mendapatkan informasi tentang interaksi antara penutupan kanopi dengan stres air dalam memacu pembungaan kacang tunggak

Penelitian dilaksanakan pada Rumah kaca Program Studi Agribisnis Produksi Tanaman, SMK Negeri 1 Mojosongo,Boyolali, dengan jenis tanah regosol, terletak pada 7 0

30, LS dan 110 0 50, BT dan ketinggian tempat 400 m dpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai Mei 2011. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang disusun secara faktorial dengan dua faktor perlakuan. Perlakuan pertama, penggunaan plastik kedap cahaya 3 taraf, yaitu a) Tanpa penutupan plastik kedap cahaya, b) Penutupan dengan plastik kedap cahaya umur 1 bulan, dan c) Penutupan dengan plastik kedap cahaya umur 1 ½ bulan. Perlakuan ke dua yaitu Stress air terdiri dari 4 taraf, yaitu a) Tanpa stress air, b) Stress air pada umur 1 bulan, c) 1 ½ bulan dan d) umur 2 bulan. Tiap petak perlakuan terdiri dari 4 pot yang berisi masing-masing 1 tanaman. Penelitian ini diulang 3 kali. Perlakuan hari pendek dilakukan dengan menutup tanaman dalam pot dengan plastik hitam kedap cahaya selama 2 jam dalam sehari selama 14 hari.

Perlakuan stress kurang air dikerjakan dengan menghentikan pengairan dimulai sesuai saat perlakuan hingga tanaman menunjukkan tanda-tanda kelayuan awal. Pengairan dilakukan pada sore hari. Hasil pengamatan dianalisis dengan anova 0,05 dan apabila ada beda nyata diteruskan dengan uji beda Duncan. Untuk perkembangan variable diameter batang, indeks luas daun dan jumlah bunga per tanaman dibuat grafik.

Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) Penutupan kanopi belum terbukti dapat memacu pembungaan kacang tunggak secara nyata 2) Stres air yang dicobakan tidak mengubah Indeks Luas Daun/ILD, diameter batang dan jumlah bunga akumulatif secara nyata, tetapi berpengaruh terhadap peningkatan jumlah polong, jumlah biji dan berat 100 biji

3) Tidak terdapat interaksi antara penutupan kanopi dan stres air terhadap induksi pembungaan tanaman kacang tunggak

Kata kunci : Induksi pembungaan, panjang hari, stres air, Vigna unguiculata

commit to user

ABSTRACT

Sunarso. S610809015. 2014. Flowering Induction of Vigna unguiculata [L. ]Walp Off Season With Length Day Adaptation And Stress Of Water . Tesis. This research is guided by Prof. Dr. Ir. Supriyono, MS. And Dr. Ir. Pardono, MP.,Agriculture Study Program, Magister Program, Sebelas Maret University. The results of the study showed Indrastianingrum and Putri, that cowpea ( Vigna unguiculata [ L. ] Walp ) was allegedly a short-day plant. On the off season the plant can still produce pods and seeds would need to be engineered. Canopy closure with light-tight plastic for 2 hours trying to induce flowering cowpea addition to the stress of drought as well as the interaction of both. The purpose of the experiment are a) to get some information about the engineering the short day plant with closing canopy, so the Vigna unguiculata were flowering, b) to find some information about stress of water in flowering influence of the Vigna unguiculata, c) to get some informaiton about the interaction between closing the plant with canopy and stress of water in the Vigna unguiculata flowering The experiment was conducted at the Greenhouse Plant Production Agribusiness Program, SMK Negeri 1 Mojosongo, Boyolali, soil type regosol, located at 7º30, south, 11º 05, east and altitude of 400 m above sea level . The experiment was conducted in February 2011 to May 2011 . Study using Randomized Completed Block Design ( RCBD ) arranged in factorial with two treatment factors. The first treatment, the use of light-tight plastic 3 levels, a) without plastic light -tight, b) light- resistant plastic 1 month of age, c) and the age of 1 ½ months. Treatment for Stress less water 2 consists of 4 levels, namely : a) Without stress less water, b) less water stress at age

1 month, c) 1 ½ months and d) age 2 months. Each treatment plot consisted of four pots each containing one plant. This study was repeated 3 times. Short day treatment is done by closing plants in pots with black plastic watertight light for 2 hours a day for 14 days . Less water stress treatment is done by stopping irrigation begins according to the current treatment plant showed signs of early wilting point. Watering is done in the afternoon . Results were analyzed by ANOVA 0.05 and when significant difference test passed with Duncan. For the development of variable diameter stem, leaf area index and number of flowers per plant showing by graphed

According to the result of the experiment can conclude that 1) closing canopy can not really race on flowering of the Vigna unguiculata, 2) stress of water that tried not changes of Leaf Area Index (LAI), steam diameter and the accumulative of flower in a really manner, 3) there is not interaction between closing canopy and stress of water to Vigna unguiculata flowering induction.

Keyword : Flowering induction, length day, Stress of water, Vigna unguiculata

xii

commit to user

A. Latar Belakang

Terkait dengan fotoperiodisitas, ada jenis tanaman yang berbunga tidak bergantung panjang penyinaran dalam sehari dan ada yang dapat berbunga apabila panjang penyinaran dalam sehari lebih atau kurang dari periode kritisnya. Tanaman yang dapat berbunga apabila panjang penyinaran dalam sehari lebih dari periode kritisnya disebut tanaman hari panjang. Adapun apabila tanaman berbunga yang apabila panjang penyinaran kurang dari periode kritisnya disebut tanaman hari pendek.

Dari Hasil penelitian Supriyono(2007) di Ngawen, Gunungkidul, menunjukkan bahwa karabenguk yang ditanam di persawahan atau tidak ternaung, ternyata berbunga bersamaan sekitar bulan Juni antara tanaman yang ditanam bulan November tahun sebelumnya dan tanaman yang ditanam bulan April pada tahun yang sama. Hal tersebut disebabkan karena karabenguk merupakan tanaman hari pendek (Aiming Qi et al., 1999).

Hasil penelitian Indrastianingrum (2009) dan Putri (2009) juga menunjukkan, bahwa tanaman kacang tunggak (Vigna unguiculata [L. ] Walp) yang ditanam pada bulan Oktober, hingga umur 3 bulan tanaman tidak menghasilkan polong dan biji. Demikian pula tanaman yang pada bulan Januari, juga menyebabkan tanaman tidak berbungan dan tidak menghasilkan biji ketika tanaman dipanen umur 3 bulan. Hal ini diduga, bahwa tanaman kacang tunggak seperti halnya karabenguk merupakan tanaman hari pendek. Tanaman jenis ini akan berbunga ketika panjang hari kurang dari periode kritisnya, hal ini terjadi ketika matahari jauh di utara Khatulistiwa, yaitu sekitar bulan Juni.

Dari kebanyakan petani, hal tersebut tidak terlalu diperhatikan, karena mereka menanam berdasarkan musim tanam yang mereka yakini, yaitu pada musim kemarau.

commit to user commit to user

B. Perumusan Masalah

Tanaman kacang tunggak adalah merupakan tanaman hari pendek. Tanaman jenis ini akan berbunga ketika panjang hari kurang dari 12 jam. Pada penanaman di luar musim tanam agar tanaman dapat tetap dapat menghasilkan polong dan biji tentu perlu rekayasa.

a. Apakah penutupan kanopi/penyungkupan dengan plastik kedap cahaya selama 2 jam akan mampu menginduksi pembungaan tanaman kacang tunggak ?

b. Apakah dengan membuat tanaman stres karena kekeringan akan mampu menginduksi pembungaan tanaman kacang tunggak ?

c. Apakah terjadi interaksi antara pemendekkan durasi siang dengan sungkup plastik kedap cahaya dan membuat tanaman stres karena kekeringan dalam menginduksi pembungaan ?

C. Tujuan Penelitian

Dalam upaya diversifikasi ataupun juga substitusi kekurangan kedelai, budidaya kacang tunggak perlu dikembangkan. Untuk menggairahkan usaha budidaya dan meningkatkan hasil perlu dilakukan penelitian di luar musim tanam dengan tujuan khusus sebagai berikut :

a. Mendapatkan informasi, tentang manipulasi tanaman hari pendek dengan penutupan kanopi , sehingga tanaman kacang tunggak berbunga

b. Mendapatkan informasi tentang stres air dalam mempengaruhi pembungaan kacang tunggak

commit to user commit to user

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tentang kacang tunggak masih jarang dilakukan, sedangkan hasilnya diharapkan mampu mensubstitusi kedelai sebagai penghasil protein nabati. Kontribusi penelitian yaitu untuk mendapatkan landasan ilmiah mengenai cara budidaya tanaman kacang tunggak berdasarkan sifat mampu mengikat hara N karena simbiosis dengan rhizobium, tanaman hari pendek dan pembungaan perlu perhatian khusus. Informasi tentang cara budidaya yang lengkap dan akurat diperlukan untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui usaha diversifikasi sumber protein nabati penyubstitusi atau pengganti sebagian kedelai.

Dengan diperolehnya cara induksi pembungaan kacang tunggak di luar musim, memungkinkan petani lebih leluasa untuk memproduksi bahan ini sepanjang tahun. Di sisi lain memungkinkan untuk diteliti beberapa jenis tanaman hari pendek untuk dapat diperoleh cara induksi pembungaannya, sehingga dapat ditanam di luar musim.

commit to user

A. Tinjauan Pustaka

1. Kacang tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata [L. ] Walp) yang juga disebut juga kacang tolo merupakan tanaman sayuran dataran rendah. Tanaman ini diusahakan sebagai tanaman sela sehabis tanaman pokok (Samsudin cit Indrastianingrum, 2009). Kandungan gizi tanaman kacang tunggak adalah ,,9 % protein, 1,4 % lemak, dan 331 kalori lebih rendah dari kedelai dengan 34,9 % protein, 18,1 % lemak dan 342 kalori (Anomin, 2008a cit Indrastianingrum, 2009). Kacang tunggak dapat ditanam di sawah maupun tegal, dapat monokultur maupun tumpangsari dengan jagung, ubi kayu, padi gogo, cabe ataupun kapas (Indrastianingrum, 2009). Kacang tunggak dapat beradaptasi baik di daerah agak kering (semiarid) dengan suhu berkisar antara 20-25 0

C, dapat tumbuh di lahan marginal dengan drainase yang baik. Kacang tunggak merupakan tanaman yang dapat menyerbuk sendiri dan persarian terjadi sesaat sebelum bunga mekar (Trustinah , 2009).

Kacang tunggak adalah sayuran penting dan juga dikenal luas sebagai tanaman kacang bijian. Domestikasi kacang tunggak yang paling mungkin adalah di wilayah tropika sabana Afrika Barat, tetapi diversitas kerabat liarnya banyak ditemukan di Afrika Tenggara. Kacang tunggak banyak ditanam di Afrika. Tipe kultivar kacang tunggak yang dibudidayakan sangat beragam, mulai dari tipe merambat interminate hari pendek hingga tipe determinate tegak hari netral ( Putri, 2009) .

commit to user

: Vigna unguliculata ( L.,) Walp

Di beberapa daerah, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur kacang tunggak lebih dikenal dengan nama kacang tholo atau kacang dadap. Tanaman kacang tunggak memiliki batang pendek berbuku-buku dengan daun agak kasar yang melekat pada tangkai daun yang panjang, dengan posisi daun bersusun tiga. Tanaman ini memiliki akar menyebar di tanah dengan kedalaman antara 30-60 cm, akar tersebut dapat bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp. yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara.

Kacang tunggak relatif tahan kering, tumbuh baik pada lahan yang kurang subur serta gangguan oleh organisme pengganggu tanaman relatif terbatas (Trustinah, 2006). Beberapa sumber pada Trustinah (2006), juga menyebutkan bahwa di Indonesia , kacang tunggak telah lama dibudidayakan sebagai penghasil sayuran segar, daun muda dan polong muda, serta biji kering untuk sayuran dan campuran urapan/trancam. Potensi kacang tunggak juga dapat dikembangkan juga sebagai kecambah, tempe, kecap, tauco, tahu dan tepung. Petani dapat menanam kacang tunggak dengan varietas lokal dengan umur panjang (4 bulan), namun pada tahun 1998 telah dikembangkan kultivar unggul KT 1 hingga KT 9 dengan umur genjah 55

commit to user commit to user

Penuaan tanaman berbiji sekali beradaptasi pada musim kering untuk menghindari kekeringan dan dehidrasi . Nisbah stress air tanaman kacang tunggak genotip CB 5 yang menua dan 8517 yang menunda penuaan daun dipengaruhi oleh perlakuan pengairan. Produksi polong kacang tunggak genotip CB 5 dan 8517 dipengaruhi oleh berbagai perlakuan air ketika berumur 62 hingga 80 hst (Gwathmey and Hall, 1992). Produktivitas kacang tunggak dapat menurun karena cuaca panas selama pembungaan (Marfo and Hall, 1991).

2. Induksi pembungaan Untuk meningkatkan keseragaman pembungaan pada suatu tanaman salah satu upayanya adalah dengan induksi pembungaan. Induksi pembungaan dapat dilakukan secara eksogen dengan beberapa cara, antara lain dengan modifikasi panjang hari (Suparno, 2011) Bunga kacang tunggak bertangkai panjang dengan 4 - 6 unit bunga, tersusun secara berseling dalam suksesi akropetal. Setiap unit bunga, merupakan sebuah tangkai

commit to user commit to user

Pembungaan kacang tunggak terjadi pada saat tanaman berumur kurang lebih

30 hari. Kacang tunggak merupakan tanaman hari pendek, dalam satu hari hanya membutuhkan penyinaran kurang dari titik periode kritis. Indrastianingrum (2009) dan Putri (2009) menunjukkan bahwa tanaman kacang tunggak yang ditanam diluar musim yakni bulan Oktober, hingga umur 3 bulan tanaman tidak menghasilkan polong dan biji. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pembungaan tidak berhasil.

a. Panjang hari Panjang hari dan suhu adalah merupakan faktor lingkungan yang dapat mengedalikan induksi bunga. Respon suatu tanaman terhadap cahaya matahari akan bervariasi, hal ini tergantung dari jenis tanamannya. Ada jenis tanaman yang menghendaki cahaya matahari penuh (sun loving), tetapi ada juga jenis tanaman yang justru tidak tahan terhadap cahaya matahari yang terlalu kuat (shade plant). Respon di atas dikenal dengan istilah fotoperiodisme (Ariffin, 2008)

Hasil penelitian Indrastianingrum dan Putri menunjukkan, bahwa tanaman kacang tunggak (Vigna unguiculata [L. ] Walp) diduga merupakan tanaman hari pendek, sehingga tidak akan berbunga apabila lama penyinaran melampaui ambang kritis. Sama halnya tanaman kedelai, bahwa tanaman kacang tunggak akan berbunga apabila lama penyinaran kurang dari ambang kritis, yaitu 12 jam, sehingga apabila

commit to user commit to user

Organ tanaman yang bertugas menerima stimulus fotoperiodisme adalah daun. Daun yang paling cepat menerima rangsangan, adalah daun yang dalam keadaan terbuka penuh dan daun tua. Menurut Baharsjah et al., (1985) , bahwa

Florigen suatu hormone pembungaan yang belum dapat diidentifikasi, merupakan zat yang disintesis dalam daun setelah terjadi rangsangan panjang hari. Stres panas selama vegetatif dan pada tahap awal reproduktif menyebabkan pengguguran kuncup bunga pada kacang tunggak dan beberapa jenis tanaman lain yang tumbuh di bawah hari-hari panjang dan secara substansial mengurangi produktivitas (Ahmed dan Hall, 1993). Panas akan menyebabkan penurunan hasil biji kancang tunggak yang disebabkan oleh penurunan polong dan indeks panen ( Ismail dan Hall, 1999).

Setelah inisiasi, perkembangan kuncup bunga dipengaruhi oleh kombinasi suhu malam yang tinggi dan panjang fotoperiode (Dow el-madina dan Hall, 1986; Patel dan Hall, 1990; cit. Ismail dan Hall, 1999). Dua minggu atau lebih suhu malam yang tinggi secara berturut-tururt atau terputus-putus selama 4 minggu setelah

commit to user

pembungaan (Ahmed dan Hall, 1993 cit. Ismail dan Hall, 1999). Jika kacang tunggak dibudidayakan di luar musim yang dalam satu hari lama penyinaran lebih dari titik periode kritis. Agar dapat menghasilkan produksi tanaman kacang tunggak harus berhasil dalam proses pembungaan untuk itu agar induksi pembungaan berhasil maka diperlukan suatu perlakuan yang dapat mengurangi panjang penyinaran tersebut antara lain dengan tumpangsari. Perlakuan tersebut fungsinya agar tanaman kacang tunggak ternaungi, jika kacang tunggak ternaungi dengan baik dapat dimungkinkan lama penyinaran cahaya dalam sehari diserap secara efisien oleh tanaman kacang tunggak sehingga tidak berlebih dan dapat menginduksi pembungaan dengan baik.

Faktor yang dapat merangsang perkembangan reproduksi suatu tanaman antara lain suhu, cahaya, persediaan makanan dalam tubuh tanaman serta unsur hara. Lama penyinaran menentukan jumlah energi radiasi surya, sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui proses fotosintesis. Sedangkan panjang hari menentukan proses perkembangan tanaman melalui respon fotoperiodisme,namun tidak bergantung pada intensitas energi radiasi surya melainkan periode pencahayaan mulai matahari terbit hingga terbenam. Panjang hari mengontrol perubahan fase-fase perkembangan tanaman yang pada akhirnya menentukan tidak saja produktivitas melainkan juga kualitas hasil tanaman.

Karamoy (2009) menuliskan bahwa proses pembungan terjadi karena adanya pigmen yang tanggap rangsangan cahaya. Pigmen tersebut merupakan protein yang mudah larut dan dikenal dengan istilah fitokrom. Cahaya dengan panjang gelombang 660 nm dapat mempengaruhi pigmen menjadi bentuk yang mengawali kejadian ke

commit to user commit to user

b. Stres air Ketersediaan air juga merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam proses budidaya yang bertujuan untuk mendapatkan produktivitas yang optimum. Tanaman akan menunjukkan respon tertentu apabila mengalami kekurangan air (stres air). Respon tanaman terhadap stres air sangat ditentukan oleh tingkat stres yang dialami dan fase pertumbjuhan tanaman saat mengalami stres. Jika stres air terjadi pada fase pertumbuhan vegetative yang cepat, pengaruhnya akan lebuh merugikan dibandingkan jika stres air pada fasepertumbuhan lainnya (Islami dan Utomo, 1995).

Faktor air dalam fisiologi tanaman merupakan faktor utama yang sangat penting. Tanaman tidak akan dapat hidup tanpa air, karena air adalah matrik dari kehidupan, tanaman dimana kandungan air didalam tanaman antara 70-90 % tergatung dari umur, jaringan tertentu.

commit to user commit to user

b. Medium untuk transport, zat terlarut organikdan anorganik

c. Medium yang memberikan turgor pada sel tanaman. Turgor menggalakan pembesaran sel, struktur tanaman dan penempata daun.

d. Hidrasi dan netralisasi muatan pada molekul-molekul koloid, untuk enzim air hidrasi membantu memelihara struktur dan memudahkan fungsi katalis.

e. Bahan baku untuk fotosintesis, proses hidrolisis dan reaksi-reaksi kimia lainnya dalam tumbuhan.

f. Evaporasi air (transpirasi) untuk menjaga suhu tanaman supaya konstan (Gardner, Pearce, dan Mitchell, , 1991).

Cekaman kekeringan merupakan istilah untuk menyatakan, bahwa tanaman mengalami kekurangan air akibat keterbatasan air dari lingkungannya, yaitu media tanam (Mathius et., 2001). Defisit air langsung mempengaruhi pertumbuhan vegetative tanaman. Proses ini pada sel tanaman ditentukan oleh tegangan turgor.

Kondisi air yang ada pada tubuh tanaman seringkali menjadi faktor pembatas pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Kekurangan kebutuhan air pada tanaman dapat dipenuhi melalui tanah dengan jalan penyerapan oleh akar. Besarnya air yang diserap oleh akar tanaman sangat bergantung pada kadar air dalan tanah yang ditentukan oleh pF (kemampuan partikel tanah memegang air), dan kemampuan akar untuk menyerapnya ( Jumin, 1992).

Stres air terjadi, jika tanaman sudah tidak mampu lagi menghisap dan memompa air ke bagian atas tanaman yang ditandai oleh kelayuan tetap. Ketahanan

commit to user commit to user

Kekurangan air pada tanaman dapat terjadi karena ketersediaan air dalam media tidak cukup dan transpirasi yang berlebihan atau kombinasi kedua faktor tersebut. Di lapangan, walaupun di dalam air tanah cukup tersedia, tanaman dapat mengalami stres/cekaman (kekurangan) air. Hal ini terjadi, jika kecepatan absorbsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses transpirasi (Islami dan Utomo, 1995). Apabila tanaman dihadapkan dalam kondisi kering, maka akan terdapat 2 macam respon yang dapat memperbaiki status air, yaitu tanaman mengubah asimilat untuk lebih banyak mendukung pertumbuhan akar dengan mengorbankan tajuk, atau tanaman akan mengatur derajat pembukaan stomata untuk menghambat kehilangan air lewat transprasi (Mansfield dan Atkinson, 1990).

Burstom (1956 dalam Jumin 1992), menyebutkan bahwa defisit air langsung mempengaruhi pertumbuhan vegetasi tanaman. Proses ini pada sel tanaman ditentukan oleh tegangan turgor

Menurut Yahya (1988 dalam Jumin 1992), selama perkembangan vegetatif, kekurangan yang bagaimanapun kecilnya dapat mengurangi laju pelebaran daun dan LAI pada perkembangan berikutnya. Kekuangan air yang parah dapat menyebabkan

penutupan stomata yang mengurangi pengambilan CO 2 dan produksi berat kering. Jadi jelaslah, bahwa pertumbuhan sangat peka terhadap cekaman air dan daun kurang berkembang selama terjadi cekamana air. Respon atas cekaman air menyebabkan stomata daun tertutup, sehingga menghambat saat pembentukan bunga.

commit to user

Kacang tunggak dapat digunakan sebagai pengganti (substitusi) ataupun diversifikasi kedelai. Tanaman kacang tunggak diduga jenis tanaman hari pendek, sehingga untuk dapat berbunga memerlukan pencahayaan kurang dari 12 jam. Hal inilah yang akan menjadi kendala , apabila di taman di luar musimnya. Oleh sebab itu upaya meningkatkan hasil kacang tunggak perlu dilakukan rekayasa agar mampu berbunga dan menghasilkan biji sepanjang tahun. Salah satu solusinya adalah dengan menyungkup tanaman dengan plastik kedap cahaya untuk mendapatkan pencahayaan kurang 12 jam dan stres air untuk merangsang pembungaannya. Diagran alir kerangka berpikir :

Kacang tunggak (tanaman hari pendek)

Tidak berbunga apabila ditanam

di luar musim

Induksi pembungaan

Perlakuan

stres air

Rekayasa panjang penyinaran kurang dari 12 jam

Substitusi/ Diversivikasi Kedelai

Produktivitas

tinggi

Menghasilkan polong dan biji

Tanaman mampu berbunga di luar musim

commit to user

C. Hipotesis

Perlakuan penutupan kanopi tanaman dengan plastik kedap cahaya dan stres air mampu menginduksi pembungaan kacang tunggak di luar musim

commit to user

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Green House ,Program Studi Agribisnis Produksi Tanaman, SMK Negeri 1 Mojosongo,Boyolali, dengan jenis tanah regosol, terletak pada

7 0 30, LS dan 110 0 50, BT dan ketinggian tempat 400 m dpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai Mei 2011.

B. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan Penelitian meliputi benih kacang tunggak lokal Jumantono, kantong plastik kedap cahaya, pupuk SP-36, KCl dan air. Adapun alat yang digunakan meliputi : papan nama, sprayer, roll meter/penggaris, timbangan dan oven.

C. Cara Kerja Penelitian

1. Rancangan Penelitian Penelitian umur aplikasi hari pendek dan stress kurang air

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang disusun secara faktorial dengan dua faktor perlakuan, meliputi : Penutupan tanaman dengan plastik kedap cahaya 3 taraf, yaitu : PO : Tanpa plastik kedap cahaya P1 : Penutupan dengan plastik kedap cahaya umur 1 bulan P2 : Penutupan dengan plastik kedap cahaya umur 1 ½ bulan

commit to user

A0 : Tanpa stres air A1 : Stres air pada umur 1 bulan A2 : Stres air pada umur 1 ½ bulan A3 : Stres air pada umur 2 bulan

Dua belas kombinasi perlakuan tersebut diulang tiga kali. P0A0

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Persiapan media Media tanah dikering anginkan, kemudian dimasukkan ke dalam pot sejumlah perlakuan dikalikan ulangan.

b. Penataan petak perlakuan Tiap petak perlakuan terdiri dari 4 pot yang berisi masing-masing 1 tanaman. Tiap blok terdiri dari 12 petak perlakuan, berarti ada 48 pot. Penelitian ini masing-masing ada 3 ulangan/blok, sehingga terdiri dari 144 pot.

c. Penanaman Benih yang akan ditanam berasal dari Balai Benih atau Lembaga Penelitian, sehingga daya kecambah dan vigornya diyakini bagus. Penanaman dan penyulaman dilakukan dengan memasukkan biji lubang tanam sedalam 3 cm. Dalam 1 lubang tanam ditanami 2 benih kacang tunggak, kemudian setelah umur 10 hari disisakan 1 tanaman per pot yang seragam pertumbuhannya.

commit to user

Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 1 minggu setelah tanam, penyulaman ini dilakukan untuk tanaman yang mati atau tidak tumbuh sama sekali.

e. Aplikasi hari pendek dengan menggunakan plastik kedap cahaya. Perlakuan hari pendek dilakukan dengan menutup tanaman dalam pot dengan plastik hitam kedap cahaya selama 2 jam dalam sehari. Kegiatan ini dilakukan selama 14 hari. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pagi,siang/sore hari atau umur 1 bulan atau 1 ½ bulan tergantung perlakuan.

f. Perlakuan stres air Perlakuan stress kurang air dikerjakan dengan menghentikan pengairan dimulai sesuai saat perlakuan hingga tanaman menunjukkan tanda-tanda kelayuan awal. Selanjutnya pemberian air dilakukan sesuai keadaan lahan dan tanaman. Pengairan dilakukan pada sore hari.

g. Penyiangan Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma setelah tanaman berumur 2 minggu. Penyiangan berikutnya dilakukan berdasarkan keberadaan gulma di lapangan.

h. Pengendalian hama dan penyakit Penyakit yang biasa menyerang kacang tunggak adalah busuk akar Fusariumphaseoli, sedangkan hama yang biasa menyerang adalah hama penggerek polong. Maruca testulatis (Rukmana dan Oesman, 2000 cit Indrastianingrum, 2009).

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara manual atau kimiawi sesuai kondisi hama di lapangan.

commit to user

Adapun variabel yang diamati pada penelitian ini meliputi : 1). Diameter batang

Pengamatan diameter batang dilakukan 2 mm di atas tanah setiap 2 minggu sekali pada tanaman sampel, dimulai dari tanaman berumur 2 minggu setelah tanam sampai pertumbuhan vegetatif berakhir.

2). Indeks Luas Daun

Indeks luas daun adalah perbandingan luas daun total 1 tanaman dengan luas tegakannya, yang disebut juga ‟ Leaf area index ” (LAI). Indeks luas daun dihitung dengan cara : Indeks Luas Daun : LD/LT Keterangan : LD = Luas daun 1 tanaman

LT = Jarak tanam dalam baris x jarak tanam antar baris Luas daun 1 tanaman = luas daun rata-rata x jumlah daun Luas daun rata-rata = rata-rata luas daun atas, tengah dan bawah Luas 1 daun dihitung dengan menghubungkan luas daun dengan panjang x lebar daun dengan persamaan Y = aX + b Dimana, Y = luas daun

X = panjang x lebar daun 3). Jumlah bunga per tanaman

Jumlah bunga dihitung tiap hari pada tanaman sampel di ambil yang berbunga secara akumulatif.

4). Saat mulai berbunga

Dihitung saat umur tanaman berbunga pertama pada masing-masing tanaman sampel

commit to user

Pengamatan dilakukan dengan cara mencabut dan membersihkan tanaman dari tanah yang melekat pada akar, kemudian ditimbang kecuali polongnya. Penimbangan dilakukan setelah dilakukan pengamatan pemanenan dan tanaman dalam keadaan segar

6). Berat brangkasan kering

Pengamatan dilakukan dengan cara menimbang brangkasan setelah tanaman

dikeringkan dengan cara dijemur, kemudian di oven pada suhu 80 0 C hingga mencapai berat konstan, kemudian ditimbang. 7). Komponen hasil

Pada komponen hasil diamati jumlah polong rata-rata per tanaman, jumlah biji per polong dan berat 100 biji.

4. Analisis Data

Dari hasil pengamatan dianalisis dengan analisis varian taraf nyata 5 % dan apabila ada beda nyata diteruskan dengan uji beda Duncan. Untuk perkembangan variable diameter batang, indeks luas daun dan jumlah bunga per tanaman dibuat grafik.

commit to user

A. Indeks luas daun/ILD

Indeks luas daun merupakan pembagian dari luas daun satu tanaman dibagi luas tegakannya. Perlakuan penutupan kanopi dilakukan dengan tujuan membuat hari pendek terjadi terhadap tanaman tersebut, sehingga tanaman tersebut mampu berbunga dan menghasilkan biji. Apabila hal tersebut terjadi, maka pertumbuhan vegetatif akan cenderung terhenti dan energi digunakan untuk pertumbuhan generatif. Dengan demikian setelah penutupan dilakukan pertumbuhan daun yang tercermin pada Indeks Luas Daun/ILD akan menurun. Untuk melihat hal tersebut disajikan Gambar grafik. 1 yang menghubungkan antara saat pengamatan mulai 24 hari setelah tanam hingga 84 hari dengan nilai ILD.

Gambar 1. Indeks Luas daun antar perlakuan penutupan kanopi 20

commit to user

56 hari tidak ada perbedaan antar perlakuan. Pada umur 56 hari terjadi perbedaan antara penutupan 1 bulan yang menyebabkan ILD lebih tinggi dibanding tidak ditutup dan ditutup umur 1,5 bulan sebagaimana disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Pengaruh ILD akibat penutupan kanopi. Penutupan kanopi selama 14 hari

ILD umur 56 hr P0 (tidak ditutup)

3,9358

P1 ( ditutup umur 1 bulan)

4,3250

P2 ( ditutup umur 1,5 bulan)

3,8183

Ket. : Angka berdasar uji Duncan 5 % Indeks luas daun yang tinggi pada perlakuan penutupan kanopi umur 1 bulan

mampu meningkatkan ILD hanya pada saat umur 56 hari atau saat pertumbuhan maksimum. Hal tersebut tentu perlu dilihat pada variabel pertumbuhan lain, seperti diameter batang,jumlah bunga dsn jumlah polong per tanaman berikutnya . Adapun perkembangan indeks luas daun antar perlakuan stres air disajikan pada Gambar grafik. 2.

commit to user

Gambar grafik. 2. Indeks Luas daun antar perlakuan kurang air Juga berdasarkan gambar frafik 2. dan lampiran 2. kecuali umur 42 hari tidak

ada perbedaan antar perlakuan. Pada umur 42 hari pun ternyata perbedaan terjadi antara kontrol dengan perlakuan sebagaimana disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengaruh ILD akibat stres air umur 42 hari.

Ket. : Angka diikuti huruf sama tidak berbeda nyata berdasar uji Duncan 5 %

Indeks luas daun yang tinggi pada perlakuan stres air umur 1 bulan, 1,5 bulan dan 2 bulan mampu meningkatkan ILD hanya pada saat umur 42 hari atau saat

menjelang pertumbuhan maksimum. Hal tersebut tentu perlu diamati pada variabel pertumbuhan lain berikutnya tentang hal tersebut. Adapun perkembangan indeks luas

Perlakuan

ILD umur 42 hari

A0 (tanpa stres air)

2,2800 b

A1(stres air pada umur 1 bulan)

2,5533 b a

A2(stres air pada umur 1,5 bulan)

2,68, a

A3(stres air pada umur 2 bulan)

2,3933 b a

commit to user

Gambar grafik. 3

Gambar grafik. 3. Indeks Luas daun antar perlakuan kurang air dan penutupan kanopi

Sebagaimana berlandaskan gambar grafik 3., kecuali umur 56 dan 70 hari tidak ada perbedaan antar perlakuan. Perbedaan terjadi antara kontrol dengan perlakuan ada disajikan pada Tabel 3.

commit to user

Ket. : Angka dalam kolom berdasar uji Duncan 5 %

Ternyata berbagai perlakuan penutupan kanopi dan stres air tidak mampu mengubah ILD pada umur 56 hari dibanding kontrolnya (P0A0). Demikian juga pada ILD umur 70 hari ternyata perlakuan penutupan kanopi umur 1 bulan dan 1,5 bulan tanpa stres air juga tidak mampu meningkatkan ILD tanaman secara nyata.

Perlakuan stres air umur 1bulan, 1,5 bulan dan 2 bulan meningkatkan ILD umur

42 hari. Karena umur 42 hari belum dilakukan stres kurang air umur 2 bulan, maka tentulah perbedaan tersebut bukan karena perlakuan namun karena sebab lain. Perlakuan penutupan kanopi umur 1 bulan meningkatkan ILD umur 56 hari. Penutupan kanopi umur 1 dan 1,5 bulan tanpa perlakuan sres air meningkatkan ILD umur 70 hari. Dengan demikian penutupan kanopi terutama umur 1bulan tanpa stres air mampu meningkatkan ILD umur 56 dan 70 hari. Hal tersebut disebabkan karena lebih tingginya hasil asimilat akibat penutupan kanopi, rendahnya fotorespirasi saat umur 1 bulan mampu meningkatkan cadangan energi sehingga LAI umur 56 dan 70 hari dapat

Perlakuan

Umur Tanaman umur 56 hr Umur 70 hr

commit to user commit to user

Kekurangan air dapat menghambat laju fotosintesa, karena turgiditas sel penjaga stomata akan menurun. Hal ini menyebabkan stomata menutup (Lakitan, 1995). Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akibat kekurangan air pada daun akan mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada akhirnya akan mengurangi laju fotosintesa (Goldsworthy dan Fisher, 1995).

B. Diameter batang (mm)

Diameter batang diukur diatas permukaan tanah menggunakan jangka sorong. Gambar grafik. 4 menghubungkan antara saat pengamatan mulai 24 hari setelah tanam hingga 56 hari dengan nilai diameter batang.

commit to user

Gambar grafik 4. Diameter batang antar perlakuan penutupan kanopi

Berdasarkan gambar grafik 4. dan lampiran 2. tidak ada perbedaan antar perlakuan penutupan kanopi pada diameter batang. Hal tersebut disebabkan karena usaha pemacuan pembungaan melalui penutupan kanopi tidak sampai menurunkan pengadaan hasil asimilat secara keseluruhan. Untuk mengetahui hubungan antara stres kurang air terhadap diameter batang tanaman dapat dilihat pada Gambar grafik 5.

Gambar grafik 5. Diameter batang antar perlakuan kurang air

commit to user commit to user

Gambar grafik 6. Diameter batang antar perlakuan kurang air dan penutupan kanopi

Ternyata berbagai perlakuan penutupan kanopi dan stres air tidak mampu mengubah diameter batang tanaman pada umur 14, 28, 42 dan 56 hari. Untuk perlakuan umur 1,5 bulan dan atau lebih memang seharusnya tidak mengubah diameter batang mengingat perlakuan dilakukan sangat dekat atau setelah pengukuran. Namun ternyata perlakuan umur 1 bulanpun tidak mengubah diameter batang umur 42 dan 56 hari. Hal ini disebabkan perlakuan yang diberikan tidak mengubah pertumbuhan tanaman yang

commit to user commit to user

C. Jumlah bunga akumulatif per tanaman (kuntum)

Jumlah Bunga dihitung dari waktu ke waktu mulai umur 49 hingga 77 hari. Rerata hasil akumulatifnya disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 : Jumlah Bunga Akumulatif per Tanaman

Penutupan Kanopi

Stres Air

A0 A1 A2 A3 Rerata P0

13,38 Ket. : Angka berdasar DMRT. 05

Berdasarkan lampiran 3, menunjukkan bahwa jumlah bunga akumulatif tidak berbeda nyata. Berdasarkan Tabel 4, ternyata kontrol baik penutupan kanopi maupun stres air yang diarahkan untuk memacu pembungaan juga menghasilkan bunga, karena ternyata masih dalam zone toleransi.

Menurut Shelford (1913 dalam Levitt 1980) menyatakan bahwa Selama penambahan suatu taktor menyebabkan peningkatan respons, kita katakan faktor itu kahat. Jika peningkatan faktor tidak mengubah respons,faktor berada di zone toleransi.Taraf terendah faktor yang masih dapat memberikan respons tertinggi disebut optimum. Apabila penambahan faktor menyebabkan penurunan respons, maka faktor berada pada zone keracunan atau penghambatan.

commit to user commit to user

sebut dengan Hukum Toleransi.

Tanggap pertumbuhan dan hasil tanaman terhadap cekaman air tergantung fase pertumbuhan saat cekaman air tersebut terjadi. Jika cekaman air terjadi pada fese pertumbuhan vegetatif yang cepat, pengaruhnya akan lebih merugikan dibandingkan dengan jika cekaman air terjadi pada fese pertumbuhan lainnya. Proses-proses fisiologi yng mengakibatkan perubahan hasil karena cekaman air, digambarkan oleh Hsio dkk. tahun 1976 seperti pada gambar berikut (Islami dan Utomo, 1995 ; Hale dan Orcutt, 1987).

Gambar 7. Sensitivitas umum terhadap kekurangan air berdasarkan proses atau parameter

tanaman

commit to user commit to user

D. Jumlah polong per tanaman (polong)

Seperti halnya Jumlah Bunga, jumlah polong juga dihitung dari waktu ke waktu mulai umur 70 hingga 90 hari. Rerata hasil akumulatifnya disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 : Jumlah Polong per tanaman

Stres Air

Penutupan Kanopi

A0 A1 A2 A3 Rerata P0

1,166 d

1,416 c d 1,333 d

0,416 e

1,083 b P1

1,833 c b 1,854 a P2

1,250 d

3,833 a

1,500 c d 1,333 d

1,979 a Rerata

Ket. : Angka diikuti huruf sama dalam baris dan kolom tidak berbeda nyata berdasar DMRT.05

Berdasarkan lampiran 5, antar jumlah polong akumulatif tidak berbeda nyata. Berdasarkan Tabel 5 ternyata kontrol baik penutupan kanopi maupun stres air yang diarahkan untuk memacu pembungaan juga menghasilkan polong. Jumlah polong terbanyak diperoleh pada perlakuan penutupan kanopi umur 1,5 bulan dan stres air juga umur 1 bulan

E. Jumlah biji per tanaman (biji)

Pada sebagian besar perlakuan penutupan dengan plastik kedap cahaya umur 1 dan 1,5 bulan ternyata mampu meningkatkan jumlah biji per tanaman. Stres kurang air umur 1 bulan juga meningkatkan jumlah biji per tanaman secara nyata. Kombinasi stress air umur 1 bulan dan penutupan kanopi umur 1,5 bulan ternyata menghasiklan

commit to user

Tabel 6. Tabel 6 : Jumlah Biji per tanaman

Stress Air

Penutupan Plastik

A0 A1 A2 A3

Rerata P P0

18,000 36,041 Rerata A

19,417 29,620 Ket. : Angka berdasar DMRT. 05

Stres kurang air pada umur 1 bulan kiranya mampu menginduksi dan menginisiasi pembungaan yang akhirnya meningkatkan jumlah biji per tanaman. Demikian pula penutupan plastik pada umur 1,5 bulan, oleh karena perlakuan yang ujikan baik penutupan kanopi maupun stres air telah melampaui fase pertumbuhan vegetatif, maka tidak akan merugikan tetapi malah mampu meningkatkan jumlah biji per tanaman.

Respon tanaman terhadap stres air sangat ditentukan oleh tingkat stres yang dialami dan fase pertumbuhan tanaman saat mengalami stres. Jika stres air terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif yang cepat, pengaruhnya akan lebih merugikan dibandingkan jika stres air pada fase pertumbuhan lainnya (Islami dan Utomo, 1995).

F. Berat 100 Biji (gram)

Berat 100 biji sebenarnya mencerminkan berat satuan biji. Bila berat satuan biji dikalikan jumlah biji per polong dan dikalikan jumlah polong per tanaman, maka akan merupakan hasil satu tanaman.Berat 100 biji antar perlakuan penutupan kanopi dan stress kurang air disajikan pada Tabel 7.

commit to user

Penutupan

Stres Air

Kanopi A0 A1 A2 A3 Rerata P0

17,8 17,61 Ket.: Angka berdasar DMRT.05

Ternyata antara stress air dan penuutpan kanopi tidak berinteraksi pada berat 100 biji kacang tunggak. Stres air bahkan meningkatkan berat 100 biji kacang tanah,

Penutupan kanopi umur 1 bulan juga meningkatkan 100 biji kacang tunggak secara nyata.

G. Berat Brangkasan KeringTanaman (gram)

Brangkasan tanaman merupakan tubuh tanaman diluar hasil yang berupa biji. Brangkasan juga dapat digunakan sebagai pakan ternak. Dari sisi pertumbuhan tanaman, brangkasan juga merupakan tempat simpan (sink) yang juga mengambil hasil asimilat sebagaimana biji. Hasil brangkasan kering tanaman antar perlakuan disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 : Berat brangkasan kering kacang tunggak antar perlakuan penutupan kanopi dan

stress air Perlakuan

Stres Air

A0 A1 A2 A3 X̄ Penutupan

147,57 Ket. :Angka berdasar DMRT.05

Sebagaimana berat 100 biji, ternyata stress air dan penutupan kanopi serta interaksi tidak berbeda nyata pada berat brangkasan kering kacang tunggak. Stres air tidak mengubah berat brangkasan kering secara nyata. Demikian pula untuk penutupan

commit to user commit to user

commit to user

1. Penutupan kanopi belum terbukti dapat memacu pembungaan kacang tunggak secara nyata, karena pada hasil perlakuan tanpa penutupan kanopi kontrol rerata 14,23 kuntum per tanaman, sedangkan pada hasil perlakuan penutupan kanopi dengan menggunakan plastik hitam kedap cahaya mencapai rerata 13,38 buah per tanaman

2, Stres air yang dicobakan tidak mengubah Indeks Luas Daun/ILD, diameter batang dan jumlah bunga akumulatif secara nyata, tetapi berpengaruh terhadap peningkatan jumlah polong hasil rerata kontrol 1,306 biji per tanaman meningkat menjadi rerata 1,639 biji per tanaman, jumlah biji kontrol 23,806 biji per tanaman meningkat menjadi rerata 29,620 biji per tanaman dan berat 100 biji kontrol rerata 16,20 gram meningkat menjadi rerata 17,61 gram

3. Tidak terdapat interaksi antara penutupan kanopi dan stres air terhadap pembungaan tanaman kacang tunggak

B. SARAN

1. Untuk penelitian pemacuan pembungaan lebih lanjut disarankan dilakukan di lapangan

sehingga tidak terjadi hambatan penyinaran.

2. Saat penelitian kacang tunggak untuk memacu pembungaan juga disarankan betul-betul diluar musim tanam.

commit to user

Crop Science 33 : 764 – 767

Aiming Q.I., R.H. Ellis, J.D.H. Keatinge, T.R. Wheeler, S.A. Tarawali, and R.J. Summerfield, 1999. Differences in the effects of temperatureand photoperiod on progress to flowering among diverseMucuna spp. Crop Science, 182 : 248-258.

Andrianto, T., dan Novo Indarto.2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani Buncis, Kacang Tanah, Kacang Tunggak. Absolut. Yogyakarta. 239 hal.

Ariffin. 2008. Respons Tanaman Kedelai Terhadap Lama Penyinaran. Agrivita 30 (1) :

61- 66. Baharsjah, J.S., Didi Suardi, Irsal Las. 1985. Hubungan Iklim Dengan Pertumbuhan Kedelai.

Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor

Duke, JA. 1981. Hand book of Legumes of World Economic Importance. Plenum Press, New York.

Dwidjoseputro.1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia. Jakarta. 232 hal Gwathmey CO and AE Hall, 1992. Adaptation to midseason drought of cowpea genotypes with contrasting Senescence traits. Crop science 32 : 773-778

Fitter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1994. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Diterjemahkn oleh Sri

Andani dan E.D.Purbayanti. Gadjah Mada University Press. 421 Hal. Gardner FP, Pearce RB, and Mitchell RL. 1991. Physiology of Crop Plants. Diterjemahkan

oleh H.Susilo. Jakarta. Universitas Indonesia Press.