HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN TESIS

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN TESIS TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Pendidikan Profesi Kesehatan Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh: Oleh: PETA PUSPITA DEWI PETA PUSPITA DEWI S541302087 S541302087 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN HALAMAN PENGESAHAN OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN TESIS TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Pendidikan Profesi Kesehatan Oleh:

PETA PUSPITA DEWI S541302087

Tanda Tangan Tanggal Pembimbing

Komisi Nama

Pembimbing I Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIP. 196611081990320001

Pembimbing II dr. Ari Natalia Probandari, MPH,Ph.D. NIP. 197512212005012001

Oleh:

PETA PUSPITA DEWI Telah dinyatakan memenuhi syarat S541302087

pada tanggal __________2014

Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Program Pascasarjana UNS

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN HALAMAN PENGESAHAN OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN TESIS TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Oleh : Program Studi Magister Kedokteran Keluarga PETA PUSPITA DEWI

Minat Pendidikan Profesi Kesehatan S541302087

Jabatan Nama

Tanda Tangan Tanggal

Ketua Dr.dr. Hari Wujoso., Sp.F., M.M. NIP. 196210221995031001

Sekretaris Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo, PAK., MM., M.Kes NIP. 194803131976101001

Anggota Dr. Nunuk Suryani, M.Pd Penguji NIP. 196611081990320001

dr. Ari Natalia Probandari, MPH,Ph.D. NIP. 197512212005012001

Oleh: Telah dipertahankan di depan penguji PETA PUSPITA DEWI Dinyatakan telah memenuhi syarat S541302087

pada tanggal 2014

Direktur Program Pascasarjana UNS Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana UNS

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

1. Tesis yang berjudul : ―HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN

TESIS

POLA MAKAN DENGAN OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN ”

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat

karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan

dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka

saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan (Permendiknas No 17, tahun 2010).

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs

UNS sebagai institusinya. Apabila dalama waktu sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi

dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Magister Kedokteran

Keluarga PPs UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang

diterbitkan oleh Prodi Magister Kedokteran Keluarga PPs UNS. Apabila saya Oleh: melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia PETA PUSPITA DEWI

S541302087

mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, Oktober 2014

PROGRAM PASCASARJANA Peta Puspita Dewi

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S541302087

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN KATA PENGANTAR OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Assalamualaikum Wr. Wb.,

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas TESIS

limpahan taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis mendapatkan

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan kesempatan untuk menyelesaikan usulan tesis dengan judul “Hubungan Lama

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Pemberian ASI dan Pola Makan Dengan Obesitas Pada Anak Usia 2-5 Tahun Minat Pendidikan Profesi Kesehatan ”.

Penulis memahami bahwa penulisan usulan tesis ini tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, melalui pengantar ini, penulis

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi., M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan kesempatan mengikuti pendidikan di

Universitas Sebelas Maret Surakarta,

2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus., M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan

mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Oleh:

Surakarta,

PETA PUSPITA DEWI

S541302087

3. Dr. dr. Hari Wujoso., Sp.F., M.M., selaku Ketua Program Studi Magister

Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan kesempatan mengikuti pendidikan di

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret

PROGRAM PASCASARJANA

Surakarta,

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN 4. dr. Ari Natalia Probandari, MPH.,PhD., selaku sekretaris Program Studi

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Magister Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta dan Pembimbing II yang telah memberikan masukan,

saran dan dukungannya,

TESIS

5. Dr. Nunuk Suryani., M.Pd., selaku Ketua Minat Pendidikan Profesi

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Program

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Pembimbing I yang Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

telah memberikan bimbingan dalam penulisan usulan tesis,

6. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan usulan

tesis ini.

Penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun

dari semua pihak sebagai sarana penyempurnaan usulan tesis ini dan membangun

wawasan penulis sehingga dapat lebih baik lagi.

Wassalamualaikum Wr. Wb.,

Surakarta, Oktober 2014

Oleh: PETA PUSPITA DEWI

S541302087

Penulis

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Peta Puspita Dewi. 2014. S541302087. HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN ” Hubungan Lama Pemberian ASI dan Pola Makan Dengan Obesitas Pada Anak Usia 2-5 Tahun ”. TESIS.

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Pembimbing I: Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, Pembimbing II: dr. Ari Natalia Probandari, MPH., PhD. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

TESIS ABSTRAK

Latar belakang: Obesitas pada anak adalah masalah gizi yang dapat Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan membahayakan kesehatan dan harus ditangani sejak dini. Anak-anak yang mengalami obesitas berisiko tinggi menjadi obesitas pada masa dewasa. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Pemberian ASI dan pola makan yang baik merupakan cara sederhana dalam Minat Pendidikan Profesi Kesehatan mencegah terjadinya obesitas pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara lama pemberian ASI dan pola makan dengan obesitas pada anak usia 2-5 tahun. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan kasus kontrol. Subjek terdiri dari 117 kelompok kasus (obesitas) dan 117 kelompok kontrol (tidak obesitas) yang dipilih secara matching terhadap usia dan jenis kelamin dengan menggunakan teknik cluster sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data menggunakan analisis regresi logistik. Hasil: Lama pemberian ASI dan pola makan berhubungan dengan kejadian obesitas pada anak usia 2-5 tahun (p<0,05). Lama pemberian ASI secara signifikan dapat menurunkan risiko obesitas sebesar 15% (OR: 0,855; CI 95%= 0,797 - 0,907; p = 0,000). Sedangkan pola makan anak dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas sebesar 1,055 kali, artinya semakin banyak jumlah, jenis, dan frekuensi makanan yang dikonsumsi pada anak maka semakin berpeluang untuk terjadi obesitas (OR: 1,055; CI 95%= 1,004 - 1,110; p = 0,035). Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara lama pemberian ASI dan pola makan secara bersama-sama dengan kejadian obesitas pada anak usia 2-5 tahun.

Oleh:

Kata kunci: Lama Pemberian ASI, Pola Makan, Obesitas PETA PUSPITA DEWI

S541302087

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Peta Puspita Dewi. 2014. S541302087. HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN ”Correlation Breastfeeding Duration

and Dietary Intake with Obesity in Children Aged 2 to 5 Years Old”.

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Supervisor I: Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, Supervisor II: dr Ari Natalia Probandari, MPH., Ph.D. Masters Program in Family Medicine (Medical Education Track), Graduate Program, Sebelas Maret University, Surakarta. Central Java. Indonesia.

ABSTRACT TESIS

Background: Obesity among children is a nutrition-associated problem, which can be vulnerable to health and shall be tackled since its early stage. Children

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan experiencing obesity has higher risk to become obese when they reach adolescent. Breastfeeding and proper dietary are considered good ways of preventing obesity Program Studi Magister Kedokteran Keluarga among children. This study aims to analyze the correlation between the Minat Pendidikan Profesi Kesehatan breastfeeding duration and dietary intake, with obesity among children aged 2 to 5 years old. Methods: This study employed observational analysis using case control. The respondents consist of 117 groups of case (obese children) and 117 control groups of case (non-obese children). The respondents were selected on the basis of matching techniques, which involves age and gender. Cluster sampling was adopted to obtain research participants. Questionnaire and observation list were used as instrument for gathering of data. Logistic regression was employed for analyzing the data. Results: Breastfeeding duration and dietary intake correlated with obesity among children aged 2 to 5 years old (p<0,05). Breastfeeding duration was crucially able to reduce the risk of obesity up to15 % (OR: 0.855; CI 95%= 0,797 - 0,907; p = 0,000). Meanwhile, dietary intake can leverage the risk of obesity at 1,055 fold, which means the more food, types of food, and frequent food consumption children do, the higher chances of suffering from obesity (OR: 1,055; CI 95%= 1,004 - 1,110; p = 0,035). Conclusions: This study found, there was significant correlation between the duration of breastfeeding and dietary with obesity rate among children with age of

2 to 5 years old.

Oleh: PETA PUSPITA DEWI

Keywords: Breastfeeding duration, Dietary intake, Obesity. S541302087

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN DAFTAR GAMBAR OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Gambar 2.1 Piramida makanan ........................................................................ 25

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Asosiasi Lama Pemberian ASI dan Pola TESIS

Makan dengan Obesitas Anak .................................................... 35

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Gambar 3.1 Skema Rancangan Kasus Kontrol ................................................ 39

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh: PETA PUSPITA DEWI

S541302087

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN DAFTAR LAMPIRAN OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Lampiran I Time Schedule Penelitian ............................................................. 79

Lampiran II Pengantar Kuesioner ....................................................... ............ 80 TESIS

Lampiran III Persetujuan Menjadi Responden...................................... .......... 81

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Lampiran IV Kuesioner Penelitian ................................................................. 82

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Lampiran V Tabel Hasil Analisis Penelitian .................................................. Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

Lampiran VI Surat Izin Penelitian .................................................................. 100

Lampiran VII Lembar Konsultasi ................................................................... 101

Oleh: PETA PUSPITA DEWI S541302087 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN BAB I OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas mulai menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia, TESIS

bahkan World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa obesitas

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan sudah merupakan suatu epidemi global, sehingga obesitas sudah merupakan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga suatu problem kesehatan yang harus segera ditangani (Hidayati, 2013). Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

Obesitas (kegemukan) bisa menyerang siapa saja di segala usia. Obesitas

didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan,

diakibatkan oleh pemasukan energi (kalori) yang berlebihan dibandingkan

dengan energi yang dipergunakan sehingga dapat menimbulkan gangguan

kesehatan (WHO, 2013).

Prevalensi obesitas di negara maju ataupun negara berkembang telah

mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, baik dilihat dari sosial ekonomi,

usia, jenis kelamin atau etnis (Panagiotakos et al, 2006). Di seluruh dunia,

setidaknya 2,8 juta orang meninggal setiap tahun disebabkan karena gizi

Oleh: lebih dan obesitas. Prevalensi obesitas tertinggi di Amerika (26% ), diikuti PETA PUSPITA DEWI S541302087

dengan wilayah Mediterania Timur (24%) dan Eropa (23%), sedangkan yang

terendah berada di wilayah Asia Tenggara (3%). Diperkirakan lebih dari

setengah miliar orang dewasa di dunia (205 juta laki-laki dan 297 juta

wanita) mengalami obesitas (WHO, 2014).

PROGRAM PASCASARJANA

Prevalensi obesitas anak di seluruh dunia meningkat dari 4,2 % pada UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN lebih dari 40 juta anak usia dibawah 5 tahun di dunia mengalami gizi lebih,

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

30 juta diantaranya berada di negara-negara berkembang dan 10 juta di

negara-negara maju, diperkirakan obesitas akan meningkat sampai 9,1 % atau

60 juta jiwa pada tahun 2020 (de Onis et al, 2010; WHO, 2013). TESIS

Hasil dari National Health and Nutrition Examination Survey

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (NHANES) 2009-2010 dengan mengukur tinggi dan berat badan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga menunjukkan bahwa diperkirakan 16,9 % dari anak-anak dan remaja di Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

Amerika Serikat usia 2-19 tahun mengalami obesitas. Obesitas pada anak-

anak prasekolah usia 2-5 tahun meningkat dari 5,0% menjadi 12,1 % antara

tahun 1976-1980 dan 2009-2010 dan pada anak usia 6-11 tahun meningkat

dari 6,5% menjadi 18,0% (Ogden et al. 2012). Hasil penelitian Lazorick et al

(2011) menyatakan bahwa 20 % anak usia 3-5 tahun dan 25 % anak usia 13-

16 tahun di North Carolina Amerika Serikat mengalami obesitas.

Obesitas pada anak merupakan resiko mayor untuk mengalami

penyakit-penyakit kronik seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, gangguan

musculoskeletal dan beberapa kanker (WHO, 2013). Obesitas pada anak juga

Oleh: dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit respiratorik (asma, sleep PETA PUSPITA DEWI S541302087

apneu ) dan masalah ortopedi (slipped femoral capital epiphyses) akibat

beban tubuh yang terlalu berat. Selain itu, anak yang obesitas cenderung

memiliki rasa percaya diri yang rendah dan bisa menimbulkan depresi hingga

gangguan psikologis (Nirwana, 2012; Soetjiningsih, 2012).

PROGRAM PASCASARJANA

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2010, prevalensi UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN dibanding hasil riset serupa tahun 2007, yaitu 12,2%, sedangkan prevalensi

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

obesitas untuk anak usia 6-12 tahun sebesar 9,2%, usia 13-15 tahun sebesar

2,5% dan usia 13-18 tahun sebesar 3,9%. Di Yogyakarta, terjadi peningkatan

prevalensi obesitas pada balita dari 12,5% tahun 2007 menjadi 13,6 % tahun TESIS

2010 (Riskesdas 2007; Riskesdas 2010). Di kabupaten Bantul angka obesitas

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan tahun 2013 sebesar 6,27% (Data Primer Status Gizi Dinas Kesehatan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Kabupaten Bantul, 2013). Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

Di Indonesia masalah obesitas pada anak belum mendapat perhatian

yang cukup, karena pemerintah masih fokus pada masalah gizi kurang.

Meskipun di Indonesia belum menjadi masalah gizi utama namun obesitas

pada anak perlu mendapat perhatian karena ada kecenderungan prevalensi

obesitas yang terus meningkat. Selain itu, obesitas pada anak juga berisiko

tinggi menjadi obesitas pada masa dewasa karena obesitas pada anak-anak

sudah membentuk sel yang jumlahnya lebih dari normal (Sudarmoko, 2013).

Penelitian Weekly (2013) menyatakan bahwa anak-anak prasekolah yang

mengalami obesitas lima kali lebih mungkin untuk menjadi obesitas pada

Oleh: waktu dewasa dibandingkan dengan anak-anak dengan berat badan normal. PETA PUSPITA DEWI S541302087

Obesitas pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu jenis

kelamin, riwayat obesitas orangtua, pendidikan orangtua, berat lahir tinggi,

durasi menyusui dan jam tidur di malam hari (Dieu et al. 2007). Menonton

TV oleh ibu dan anak, konsumsi sarapan, dan status berat badan ibu juga

PROGRAM PASCASARJANA dapat menyebabkan terjadinya obesitas pada anak (Veldhuis et al, 2013). UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN keluarga, pendidikan ibu, status perkawinan orangtua, jumlah anak, usia ibu

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

saat kelahiran anak pertama, usia kehamilan, dan berat lahir berhubungan

dengan kejadian obesitas pada anak.

Tingkat pendapatan, pola makan, faktor genetik dan lama pemberian TESIS

ASI juga berpengaruh terhadap obesitas anak (Owen et al, 2005; Fatmasari,

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan 2011). ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung semua

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga zat gizi yang dibutuhkan bayi dalam jumlah yang sesuai dan zat imunologik Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

yang melindungi bayi dari infeksi. Pemberian ASI dapat mencegah kejadian

obesitas pada anak karena anak yang diberi ASI dapat mengatur asupan

energi yang berhubungan dengan respon internal dalam menyadari rasa

kenyang. Bayi yang diberikan ASI mempunyai kadar insulin dan hormon

leptin yang lebih seimbang. Leptin berperan dalam mengatur keseimbangan

energi melalui pengaturan selera makan. Leptin bekerja dengan cara

menghambat jalur anabolisme dan memicu jalur katabolisme. Hasil akhir dari

leptin adalah mengurangi asupan makanan dan meningkatkan pengeluaran

energi. Jika leptin dalam tubuh tidak seimbang maka keseimbangan energi

Oleh: tidak tercapai sehingga dapat mengakibatkan terjadinya obesitas (Weyermann PETA PUSPITA DEWI S541302087

et al , 2006).

Beberapa penelitian menyebutkan pemberian ASI dapat menurunkan

risiko terjadinya obesitas pada anak. Penelitian Scott et al (2012) menyatakan

bahwa pemberian ASI selama 6 bulan atau lebih dapat menjadi pelindung

PROGRAM PASCASARJANA terhadap kelebihan berat badan dan obesitas pada populasi anak-anak di UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN dapat menurunkan risiko obesitas pada anak-anak berusia 6-8 tahun. Selain

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

itu, obesitas dapat terjadi pada anak yang ketika masih bayi tidak dibiasakan

mengkonsumsi ASI tetapi menggunakan susu formula dengan jumlah asupan

yang melebihi porsi yang dibutuhkan (Sartika, 2011). Akan tetapi hal ini TESIS

bertentangan dengan penelitian Vafa (2012) di Teheran ibukota Iran pada

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan tahun 2008 yang menyatakan bahwa pemberian ASI tidak berpengaruh

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

terhadap terjadinya obesitas pada anak usia 7 tahun. Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

Faktor penyebab obesitas lainnya adalah kualitas makanan yang

dikonsumsi, waktu pertama kali anak mendapat asupan berupa makanan

padat, dan pola makan yang tidak teratur. Pola makan pada balita sangat

berperan penting dalam proses pertumbuhan, pemiliharaan tubuh serta

perkembangan otak balita, karena dalam pola makan yang baik tersebut

mengandung makanan sumber energi, sumber zat pembangun dan sumber zat

pengatur. Pola makan yang baik perlu dibentuk sebagai upaya untuk

memenuhi kebutuhan gizi dan pola makan yang tidak baik akan

menyebabkan asupan berlebih ataupun berkurang. Asupan berlebih

Oleh: menyebabkan kelebihan berat badan dan penyakit lain yang disebabkan oleh PETA PUSPITA DEWI S541302087

kelebihan gizi (Toschke et al, 2005; Sjarif, 2011; Sulistyoningsih, 2011;

Almatsier et al. 2011).

Pemberian ASI dan pola makan yang baik merupakan cara sederhana

dalam mencegah terjadinya obesitas pada anak. Pola makan yang baik mulai

PROGRAM PASCASARJANA terkondisi dan terlatih sejak bulan-bulan pertama kehidupan. Oleh karena itu, UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN makanan yang biasa dikonsumsi sejak masa anak-anak akan membentuk pola

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

kebiasaan makan selanjutnya, sehingga pemantauan pola makan sejak masa

bayi dan balita perlu dilakukan. Begitu juga dengan pemberian ASI, bayi

yang diberikan ASI dapat mengatur jumlah susu yang dikonsumsi, sehingga TESIS

dapat mengurangi resiko terjadinya obesitas. Pemberian ASI dan pola makan

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan terhadap obesitas pada anak masih jarang diteliti dan masih memerlukan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga bukti-bukti empirik, khususnya yang berkaitan dengan obesitas pada anak Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

balita. Atas dasar terse but maka akan dilakukan penelitian tentang ―Asosiasi

antara lama pemberian ASI dan pola makan dengan obesitas pada anak usia

2- 5 tahun.‖

B. Rumusan Masalah

―Apakah ada hubungan lama pemberian ASI dan pola makan dengan obesitas

pada anak usia 2- 5 tahun?‖

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan lama pemberian ASI dan dan pola makan

Oleh:

dengan obesitas pada anak usia 2-5 tahun. PETA PUSPITA DEWI

S541302087

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan lama pemberian ASI dengan obesitas

pada anak usia 2-5 tahun.

b. Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan obesitas pada anak

PROGRAM PASCASARJANA

usia 2-5 tahun. UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN c. Untuk mengetahui hubungan lama pemberian ASI dan pola makan

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

dengan obesitas pada anak usia 2-5 tahun.

D. Manfaat Penelitian

1. Bidang Akademik

TESIS

Sebagai masukan bagi instansi pendidikan, kesehatan, media informasi

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan dan komunikasi serta pihak-pihak lain yang terkait dalam melaksanakan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

pendidikan maupun penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

mengenai manfaat pemberian ASI dan pola makan dalam mengurangi

tingkat kejadian obesitas pada balita.

2. Bidang Pengabdian Masyarakat

a. Penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kepedulian dan

kepekaan masyarakat dalam mencari informasi yang benar mengenai

pola makan dan manfaat ASI terhadap kejadian obesitas pada balita.

b. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi tentang

permasalahan pencapaian program di Puskesmas agar lebih

menggalakkan penyuluhan dan pendidikan tentang pentingnya

Oleh:

pemberian ASI dan pola makan yang baik untuk mencegah terjadinya PETA PUSPITA DEWI

S541302087

obesitas pada balita.

3. Bidang Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan

pengembangan penelitian tentang peranan ASI dan pola makan dalam

PROGRAM PASCASARJANA

mencegah terjadinya obesitas pada balita. UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN BAB II OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Obesitas Anak Balita

TESIS

a. Definisi

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Obesitas adalah ―penumpukan lemak yang berlebihan ataupun

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga abnormal yang dapat Minat Pendidikan Profesi Kesehatan mengganggu kesehatan‖ (WHO, 2013).

Nurmalina (2011) juga menyatakan bahwa obesitas adalah akumulasi

lemak yang abnormal atau berlebihan yang berpeluang menimbulkan

beberapa resiko kesehatan pada seorang individu sehingga

menimbulkan efek buruk pada kesehatan. Sedangkan Nugraha (2009)

menyatakan bahwa obesitas merupakan penyakit multifaktorial yang

diduga disebabkan karena interaksi antara faktor genetik dan faktor

lingkungan, antara lain aktivitas fisik, gaya hidup, sosial ekonomi dan

nutrisional yaitu perilaku makan dan pemberian makanan padat terlalu

dini pada bayi.

Oleh:

Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang PETA PUSPITA DEWI

S541302087

dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya.

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun

atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun

(Muaris, 2006). Sedangkan menurut Sutomo dan Anggraeni (2010),

PROGRAM PASCASARJANA

Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

yang tinggi setiap kilogram berat badannya (Sediaoetama 2008).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa obesitas anak balita adalah

keadaan menumpuknya lemak yang berlebihan secara menyeluruh di TESIS

bawah kulit dan jaringan lainnya dalam tubuh yang disebabkan karena

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan ketidakseimbangan antara makanan yang masuk dan yang digunakan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga sehingga dapat mengganggu kesehatan. Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

b. Etiologi

Terjadinya obesitas secara umum berkaitan dengan

keseimbangan energi di dalam tubuh, dimana asupan energi (energy

intake ) lebih tinggi dibandingkan dengan yang diperlukan (energy

expenditure ) oleh tubuh. Keseimbangan energi ditentukan oleh asupan

energi yang berasal dari zat gizi penghasil energi yaitu karbohidrat,

lemak dan protein (Gwartney, 2005). Keseimbangan energi di dalam

tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari dalam

tubuh yaitu regulasi fisiologis dan metabolisme ataupun dari luar tubuh

Oleh:

yang berkaitan dengan gaya hidup (lingkungan) yang akan PETA PUSPITA DEWI

S541302087

mempengaruhi kebiasaan makan dan aktivitas fisik. Berbagai

penelitian menunjukkan bahwa obesitas (peningkatan lemak tubuh)

±70% dipengaruhi oleh lingkungan dan ±30% oleh genetik (Hill,

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN c. Faktor Penyebab

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Faktor penyebab obesitas ada bermacam-macam, diantaranya 1) Faktor

Genetik. Gemuk atau kurus badan seseorang sesungguhnya bergantung

pada faktor DNA. Sel penyebab kegemukan sudah ada pada diri TESIS

manusia sejak awal kelahiran bayi. Sejumlah sel penyebab kegemukan

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan akan bertambah seiring bertambahnya usia yang terus mengadakan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga reaksi sampai pada usia lanjut (Sitorus, 2008). Selain itu, ada beberapa Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

sindrom genetik seperti Prader - Willi , Turne, dan Lawrence - Moon-

Biedl sindrom yang diketahui dapat menyebabkan obesitas (Peebles,

2008). 2) Makanan. Makanan merupakan sumber dari asupan energi.

Di dalam makanan yang akan diubah menjadi energi adalah zat gizi

penghasil energi yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Apabila asupan

karbohidrat, protein dan lemak berlebih, maka karbohidrat akan

disimpan sebagai glikogen dalam jumlah terbatas dan sisanya lemak,

protein akan dibentuk sebagai protein tubuh dan sisanya lemak,

sedangkan lemak akan disimpan sebagai lemak (Gee et al, 2008). 3)

Oleh:

Pemberian ASI. Anak-anak yang diberi ASI dapat mengatur jumlah PETA PUSPITA DEWI

S541302087

susu yang mereka konsumsi, kemampuan mengatur sendiri pemasukan

energi ini berhubungan dengan respons internal mereka untuk

menyadari rasa kenyang yang lebih baik daripada anak-anak yang

diberi susu botol (Nirwana, 2012; Nguyen, 2005). 4) Status sosial

PROGRAM PASCASARJANA

ekonomi. Anak yang berasal dari latar belakang keluarga UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN obesitas. Hal ini disebabkan karena mereka tidak pernah

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

memperhatikan sehat atau tidaknya makanan yang mereka konsumsi.

Keluarga dengan pendapatan rendah cenderung mengkonsumsi

makanan yang kurang bergizi sehingga sering mengantarkan mereka TESIS

pada kondisi buruk. Selain pendapatan keluarga, faktor sosial ekonomi

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan juga mencakup pendidikan, pekerjaan dan budaya keluarga

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga (Nurmalina, 2011; Nirwana, 2012; Supariasa, 2012). 5) Aktifitas Fisik. Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan

kebutuhan energi, sehingga apabila aktivitas fisik rendah maka

kemungkinan terjadinya obesitas akan meningkat karena kurangnya

pembakaran lemak dan sedikitnya energi yang dipergunakan (Nugraha,

2009; Mustofa, 2010). Menurut Kopelman (2004) aktivitas fisik yang

rendah mempunyai risiko peningkatan berat badan sebesar ≥ 5 kg. 6)

Makanan Cepat Saji (Fast Food). Makanan cepat saji ataupun

makanan yang sudah dikemas dan penambahan gula pada setiap

makanan yang dikonsumsi merupakan faktor pemicu terjadinya

Oleh:

obesitas (Bowman et al, 2004). 7) Faktor keluarga. Pola makan PETA PUSPITA DEWI

S541302087

keluarga dapat mempengaruhi obesitas pada anak. Hal ini sebagai

akibat dari karakteristik orang tua. Jika orang tua selalu membeli

makanan ringan, seperti biskuit, chips, dan makanan tinggi kalori yang

lain, maka hal ini berkontribasi pada peningkatan berat badan anak

PROGRAM PASCASARJANA

(Peebles, 2008; Nirwana, 2012). 8) Pemberian susu formula. UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN kandungan protein dan lemak yang terlalu tinggi sehingga dapat

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

mengganggu metabolisme dalam tubuh bayi. 9) Berat badan lahir.

Berat badan lahir berhubungan dengan waktu pengenalan makanan

pendamping ASI. Mekanisme ini mungkin melibatkan perubahan TESIS

permanen biologis yang secara langsung berkaitan dengan regulasi

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan berat badan, seperti adipogenesis, pengendalian nafsu makan, atau efek

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga pada system saraf pusat yang kemudian berhubungan dengan perilaku Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

yang mengarah pada obesitas (Gunter et al, 2007; Nielsen et al, 2010).

d. Cara Mengukur Obesitas

1) Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.

Antropometri digunakan untuk mengetahui keseimbangan antara

asupan protein dan energi. Keseimbangan ini terlihat pada pola

pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot,

dan jumlah air dalam tubuh. Metode antropometri terdiri dari

berbagai indeks, diantaranya berat badan menurut umur (BB/U)

Oleh:

yang mencerminkan status gizi masa lalu, tinggi badan menurut PETA PUSPITA DEWI

S541302087

umur (TB/U) yang menggambarkan status gizi seseorang saat ini

dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) indikator untuk

menilai status gizi saat ini (sekarang). Indeks ini lebih baik

digunakan karena pada keadaan normal perkembangan berat badan

PROGRAM PASCASARJANA akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN badan (gemuk, normal dan kurus) (Supariasa et al. 2012; Istiani

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

dan Rusilanti, 2013). Dibawah ini dijelaskan mengenai penilaian

status gizi:

Tabel 2.1 .Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, TESIS

BB/TB Standart Baku Antropometri WHO-NCHS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan No Indeks Ambang Batas Kategori Status Program Studi Magister Kedokteran Keluarga (Z-score) Gizi

1 Berat Badan menurut Minat Pendidikan Profesi Kesehatan < -3 SD

Gizi buruk

umur (BB/U)

- 3 s/d <-2 SD

Gizi kurang

Anak umur 0-60

- 2 s/d +2 SD

Gizi baik

bulan

> +2 SD

Gizi lebih

2 Tinggi Badan

< -3 SD

Sangat pendek

menurut Umur

- 3 s/d <-2 SD

Pendek

(TB/U)

- 2 s/d +2 SD

Normal

Anak umur 0-60

3 Berat Badan menurut < -3 SD

Sangat kurus

Tinggi Badan

- 3 s/d <-2 SD

Kurus

(BB/TB)

- 2 s/d +2 SD

Normal

Anak umur 0-60

4 Indeks Masa Tubuh

< -3 SD

Sangat kurus

menurut Umur

- 3 s/d <-2 SD

Kurus

(IMT/U)

- 2 s/d +2 SD

Normal

Anak umur 0-60

5 Indeks Masa Tubuh Oleh: < -3 SD

Sangat kurus

menurut Umur PETA PUSPITA DEWI - 3 s/d < -2 SD

Kurus

(IMT/U)

S541302087 - 2 s/d + 1 SD

Normal

Anak umur 5-18

> +1 SD s/d +2 Gemuk

Sumber : Depkes RI, 2011

2) IMT ( Indeks Massa Tubuh )

Indeks Masa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

adalah alat sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

badan (WHO, 2014). Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang

dewasa berumur diatas 18 tahun, dan tidak dapat diterapkan pada

bayi, anak, remaja, ibu hamil, olahragawan, dan pada keadaan TESIS

khusus (penyakit) lainnya seperti edema, asites, hepatomegaly.

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Rumus dari IMT adalah:

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Pendidikan Profesi Kesehatan IMT =

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan

FAO/WHO yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan

perempuan. Di Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi

berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian di negara

berkembang, maka diambil kesimpulan amabang batas IMT untuk

Indonesia adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia

IMT Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0 Kurus

Kategori

Kekurangan berat badan tingkat Oleh: 17,0 – 18,5 PETA PUSPITA DEWI ringan

Normal

S541302087

>18,5 – 25,0 Kelebihan berat badan tingkat ringan > 25,0 – 27,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0

Sumber: Supariasa, 2012

3) Standar Deviasi Unit (SD)

Standar deviasi unit disebut juga Z-score. WHO

PROGRAM PASCASARJANA menyarankan menggunakan cara ini untuk meneliti dan memantau UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya

dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR) atau dengan

menggunakan rumus: TESIS

Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Penentuan status gizi dengan cara z-skor lebih akurat

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga karena hasil hitung telah dibakukan menurut simpangan baku Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

sehingga dapat dibandingkan untuk setiap kelompok umur dan

indeks antropometri (Supariasa et al, 2012).

4) Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness

(tebal lipatan kulit/TLK). Sebagai indikator obesitas bila TLK

Triceps > persentil ke 85 (Suandi, 2010)

2. Lama Pemberian ASI

a. Definisi

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan

protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang di sekresi oleh

Oleh:

kelenjar mammae ibu yang berguna sebagai makanan bagi bayinya PETA PUSPITA DEWI

S541302087

(WHO, 2014).

ASI adalah cairan putih yang merupakan suatu emulsi lemak

dan larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang

dikeluarkan oleh kelenjar mammae pada manusia. ASI merupakan

PROGRAM PASCASARJANA

satu-satunya makanan alami yang dihasilkan oleh kelenjar payudara UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN berusia 2 tahun atau lebih (Siregar, 2006; Proverawati dan Asfuah,

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Pemberian ASI merupakan cara pemberian makanan alami yang

terbaik bagi bayi dan anak baduta. Pemberian ASI saja segera setelah TESIS

bayi lahir sampai umur 6 bulan tanpa makanan atau cairan lain

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan termasuk air putih disebut ASI eksklusif (Nirwana, 2012; Istiani dan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Rusilanti, 2013). Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

b. Manfaat ASI

Ada beberapa manfaat ASI, diantaranya adalah 1) Mengandung

komposisi yang tepat. ASI terdiri dari zat gizi yang ideal sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi (Kristiyansari, 2009;

Proverawati dan Asfuah, 2009). 2) Mengandung zat pelindung. ASI

mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi

selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme,

Complemen C3 dan C4. ASI dapat melindungi bayi dari infeksi

gastrointestinal, penyakit kronis, mengurangi terjadinya diabetes dan

Oleh:

obesitas pada bayi (Gupte, 2004; Nirwana, 2012). 3) Meningkatkan PETA PUSPITA DEWI

S541302087

kecerdasan bayi. Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang

mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan

otak bayi yang mendapat ASI akan tumbuh optimal dan terbebas dari

rangsangan kejang hingga sel-sel saraf otak. 4) Tidak menyebabkan

PROGRAM PASCASARJANA

alergi. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN menguntungkan. Waktu menyusui kulit bayi akan menempel pada

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

kulit ibu. Kontak kulit yang dini ini akan sangat besar pengaruhnya

pada perkembangan bayi kelak. Interaksi yang timbul waktu menyusui

antara ibu dan bayi akan menimbulkan rasa aman bagi bayi TESIS

(Kristiyansari, 2009) 6) Pertumbuhan dan perkembangan bayi akan

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan baik. Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga yang baik setelah lahir dan mengurangi kemungkinan obesitas. 7) Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

Perkembangan psikomotorik lebih cepat. Berdasarkan penelitian, bayi

yang mendapat ASI bisa berjalan dua bulan lebih cepat daripada yang

diberi susu formula. 8) Mencegah perdarahan pasca persalinan dan

mempercepat kembalinya rahim ibu kebentuk semula. Isapan bayi

pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar

hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah

terjadinya perdarahan pasca persalinan. Bila perdarahan pasca

pesrsalinan tidak terjadi maka risiko kekurangan darah yang

menyebabkan anemia akan berkurang. Dengan menyusui, rahim ibu

Oleh:

akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian rahim PETA PUSPITA DEWI

S541302087

keukuran sebelum hamil 9) Menyusui secara eksklusif dapat menunda

kesuburan dan menjarangkan kehamilan (Kristiyansari, 2009;

Proverawati dan Asfuah, 2009).

c. Kandungan Gizi dalam ASI

PROGRAM PASCASARJANA Kandungan gizi yang terdapat dalam ASI diantaranya 1) UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN kadarnya paling tinggi dibanding susu mamalia lain (7gr%). Laktosa

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

berfungsi sebagai salah satu sumber untuk otak, mempertinggi

absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan Lactobasillus bifidus.

2) Lemak. Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Sekitar 50% TESIS

kalori ASI berasal dari lemak. Kadar lemak dalam ASI antara 3,5-

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan 4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah diserap

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI. 3)

Protein. Kadar protein ASI sebesar 0.9%, 60% diantaranya adalah

whey yang lebih mudah dicerna dibanding kasein. Protein berguna

untuk pembentukan sel pada bayi yang baru lahir. 4) Taurin. Taurin

adalah suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat pada ASI.

Taurin berfungsi sebagai neuro transmitter dan berperan penting untuk

proses maturasi sel otak. 5) Vitamin. ASI cukup mengandung vitamin

yang diperlukan bayi. Vitamin K berfungsi sebagai katalisator pada

proses pembekuan darah, vitamin D berfungsi untuk pembentukan

Oleh:

tulang bayi baru lahir, vitamin E berfungsi penting untuk ketahanan PETA PUSPITA DEWI

S541302087

dinding sel darah merah, Vitamin A berfungsi untuk kesehatan mata,

selain itu untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan

pertumbuhan. Selain itu adapula vitamin B, asam folat, dan vitamin C

yang larut dalam air. 6) Zat besi. Bayi aterm normal biasanya lahir

PROGRAM PASCASARJANA

dengan hemoglobin tinggi (16-22 gr/dl), yang berukuran cepat setelah UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN untuk setidaknya 4-6 bulan. 7) Mineral. Mineral berfungsi sebagai

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

pembentukan atau pembuatan darah dan pembentukan tulang (Badriul,

2008; Prasetyo, 2009; Roesli, 2009; Proverawati dan Asfuah, 2009).

d. Pola Pemberian ASI

TESIS

Sebelum tahun 2001 WHO merekomendasikan untuk

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan memberikan ASI eksklusif selama 4-6 bulan. Namun pada tahun 2001,

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga setelah melakukan telaah artikel penelitian secara sistematik dan Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

berkonsultasi dengan para pakar, WHO merevisi rekomendasi ASI

eksklusif tersebut dari 4-6 bulan menjadi 6 bulan dan dilanjutkan

pemberian ASI sampai usia 2 tahun (WHO, 2014).

e. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI

Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI diantara adalah 1)

Pengetahuan, dengan adanya pengetahuan yang cukup diharapkan

informasi tentang kesehatan dan perilakunya akan lebih mudah

berubah dan diterima. 2) Usia. Usia ibu dapat menentukan kesehatan

maternal yang berkaitan dengan kondisi kehamilan, persalinan, nifas

Oleh:

serta cara mengasuh dan menyusui bayinya. 3) Pendidikan. Pendidikan PETA PUSPITA DEWI

S541302087

ibu mempengaruhi pola pikir ibu untuk menentukan tindakannya baik

yang menguntungkan ataupun tidak. Diharapkan ibu yang

berpendidikan tinggi dan berpengetahuan luas akan lebih bisa

menerima alasan untuk memberikan ASI sampai usia 2 tahun karena

PROGRAM PASCASARJANA

pola pikirnya yang lebih realistis dibandingkan yang berpendidikan UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif maupun ASI sampai usia

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

2 tahun, terutama yang tinggal di perkotaan (Prasetyono, 2009). 5)

Sosial budaya. Kurangnya kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan

kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung, gencarnya promosi TESIS

susu formula, dukungan suami dan keluarga, serta masalah payudara

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan ibu merupakan penghambat pemberian ASI (Departemen kesehatan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga RI, 2008; Khasanah, 2011). Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

f. Hubungan ASI dengan Obesitas

Hubungan antara lamanya pemberian ASI dengan menurunnya

risiko obesitas mungkin disebabkan oleh berbagai mekanisme

biologik. Menurut Grummer-Strawn dan Mei (2004) ada beberapa

kemungkinan mekanisme biologik yang berhubungan dengan lama

durasi pemberian ASI dengan menurunnya risiko terjadinya obesitas

yaitu yang pertama, anak-anak yang diberi ASI dapat mengatur jumlah

susu yang mereka konsumsi, kemampuan mengatur sendiri pemasukan

energi ini berhubungan dengan respons internal mereka untuk

Oleh:

menyadari rasa kenyang yang lebih baik daripada anak-anak yang PETA PUSPITA DEWI

S541302087

diberi susu botol.

Kemungkinan kedua adalah kadar insulin dalam darah pada

anak-anak yang diberikan susu formula lebih tinggi dan memiliki

respon insulin yang lebih panjang daripada anak-anak yang diberi ASI,

PROGRAM PASCASARJANA

hal ini menstimulasi lebih banyak deposisi jaringan lemak, yang UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DAN POLA MAKAN DENGAN mengakibatkan bertambahnya berat badan, obesitas dan resiko

OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Diabetes Melitus tipe 2.

Kemungkinan yang ketiga adalah konsentrasi leptin (hormon

yang berfungsi untuk menghambat nafsu makan dan mengatur lemak TESIS

dalam tubuh) ditemukan dalam konsentrasi yang lebih seimbang pada

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan anak-anak yang diberikan ASI daripada anak-anak yang diberi susu