RINTANGAN-RINTANGAN DALAM JALAN PENGABDIAN SUCI (BHAKTI)

  

RINTANGAN-RINTANGAN

DALAM JALAN PENGABDIAN SUCI

(BHAKTI)

KATA PENGANTAR

  Dalam sebuah penjelasan di dalam Skanda Satu Srimad-Bhagavatam. Srila Prabhupada menyebutkan bahwa ada banyak rintangan nyata dalam jalan pengabdian suci, namun atas karunia guru dan Krsna seseorang dapat mengatasinya. Yang menarik perhatian saya ketika pertama kali membaca penjelasan bahwa Srila Prabhupada dan vaisnava-vaisnava agung lainnya tanggap bahwa kita dihadapkan pada banyak masalah ketika kita berusaha untuk menjalankan kehidupan Kesadaran Krsna. Kadangkala kita mungkin berpikir bahwa para acarya menyampaikan tentang pelepasan ikatan duniawi yang sepenuhnya dan pencapaian pengabdian suci yang murni 100%, dalam cara- cara yang idealis. Kita bertanya-tanya apakah mereka mengetahui seperti apa sebenarnya keadaan kita dalam usaha mencapai hal tersebut. Saya sangat terhibur ketika mengetahui bahwa mereka sepenuhnya menyadari masalah-masalah nyata yang kita hadapi. Dan kita pun harus menyadari masalah-masalah tersebut, demi mengatasinya.

  Pada jaman ini (Kali-yuga), masalah-masalah kehidupan menjadi lebih buruk daripada sebelumnya. Seperti disebutkan di dalam Srimad-Bhagavatam, “Dalam zaman besi Kali Yuga ini manusia berumur pendek. Mereka suka bertengkar, malas, salah bimbing, tidak beruntung, dan diatas itu semua, mereka selalu terganggu” (Bhag. 1.1.10). dalam penjelasannya Srila Prabhupada menyebutkan, “Atmosfir dijejali dengan pertentangan.” Tentu saja rintangan-rintangan dalam kehidupan bukan diciptakan oleh proses bhakti-yoga. Bhakti Yoga dimaksudkan untuk menghilangkan segala masalah. Seperti disebutkan didalam srimad

  • – bhagavatam : “

  Penderitaan-penderitaan material para entitas hidup yang sudah terlalu banyak dialaminay, dapat secara langsung dikurangi melalui proses menghubungkan diri lewat pengabdian suci (Bhag.1.7.6). kadangkala seorang penyembah pemula mengalami bahwa kehidupannya lebih nyaman saat sebelum dia melaksanakan Kesadaran Krsna, dan karenanya dia berpidir bahwa pengabdian suci itu sendiri menciptakan rintangan-rintangan bagi kebahagaiaannya. Sebenarnya kehidupan duniawilah yang menghasilkan masalah-masalah tersebtu. Jika Kesadaran Krsna tampak seperti membuatnya menjadi lebih buruk, ini dikarenakan kita sedang mengurangi kebiasaan- kebiasaan buruk. Jika anda membiarkan kamar anda dalam keadaan kotor, mungkina akan terasa tidak ada gangguan dibandingkan ketika anda menyapu dan debu-debu beterbangan, dan segalanya harus dipindahkan. Tapi pada akhirnya anda menjadi lebih sehat dan lebih bahagia karena keadaan sudah bersih.

  Suatu kali seorang penyembah bersurat kepada Srila Prabhupada, “Banyak sekali rintangan dalam jalan saya.” Prabhupada menjawab bahwa beliau dapat menyingkirkan segala rintangan tersebut dengan sekali tendang, namun masalah yang sebenarnya adalah bahwa sang murid tidak menjalankan perintah-perintah sang guru spiritual. Pernyataan ini memberikan sebuah indikasi kepada kita bagaimana masalah-masalah yang tampaknya tidak terpecahkan akan dapat diatasi. Sambil kita mempelajari instruksi-instruksi Srila Prabhupada dan berbagi pengalaman perjuangan dan kesuksesan kita, kita dapat mempelajari bagaimana cara mengatasi rintangan-rintangan yang secara nyata datang kepada setiap kehidupan pengabdian suci.

  Secara umum segala hambatan yang kita temui ketika mempraktekkan pengabdian suci adalah bagian dari potensi penutup Tuhan , yang disebut Maya. Maya memiliki dua potensi : satu adalah potensi yang melemparkan (praksepatmika),dan maya juga memiliki potensi yang menutupi

  (avarantmika)

  . Ketika pada mulanya jiva menyalahgunakan kebebasannya, ia dilemparkan ke dalam

  maya . Dan bahkan setelah kita memasuki jalan pengabdian suci, maya melanjutkan menguji kita.

Maya memerintahkan, “Jangan pergi ke temple Hare Krsna.” Ketika kita tetap pergi dan kemudian

  sibuk dalam Kesadaran Krsna, maka selanjutnya maya berkata, “Mengapa tidak kau tinggalkan saja Kesadaran Krsna! Ini tidak membuatmu bahagia. “ Ketika kita berusaha untuk berpikir tentang Krsna, suara maya segera mengusik kita. Tapi bagi seorang sosok yang telah maju dalam Kesadaran Krsna, maya tidak lagi sebagai sebuah rintangan. Srila Prabhupada menulis:

  Ketika seorang gembira karena pengaruh pergaulan dengan para penyembah dan dibangkitkan kepada Kesadaran Krsna, ia merenungkan aktivitas-aktivitas pikirannya – yaitu berpikir, merasakan dan menginginkan – dan memutuskan apakah ia mesti kembali kepada aktivitas duniawinya atau tetap mantap dan kesadaran spritual….. pikiran mungkin saja menyarankan bahwa melalui visayabhoga, atau kenikmatan indera seseorang dapat berbahagia, namun ketika seseorang telah maju dalam Kesadaran Krsna, ia tidak memperoleh kebahagian dari aktivitas-aktivitas duniawi.

  Bhag.4.26.14, penjelasan - Dalam buku kecil ini saya tidak berusaha melakukan sebuah studi komprehensif mengenai semua rintangan yang datang kepada penyembah. Saya telah memilih masalah-masalah yang dialami oleh kebanyakan penyembah dan yang dapat saya hubungkan dengan perjuangan- perjuangan saya. Saya berharap usaha-usaha kita untuk memikirkan masalah-masalah ini, membaca apa yang telah disampaikan Prabhupada, dan menjalani cara-cara perbaikannya, akan memberikan hasil yang positif.

Keraguan-Keraguan Filosofis

  Kitab-kitab Veda mengajarkan bahwa semua mahluk hidup adalah roh individual yang kekal, dan sifat dasar kita adalah untuk mengabdikan diri secara riang kepada Personalitas Tuhan Yang Maha Esa di dunia rohani. Karena kita adalah roh-roh yang sangat kecil. Kita memiliki kecenderungan untuk menyalahgunakan kebebasan kita, dan ketika kita melakukan hal tersebut kita dikirim kedunia material, dimana Krsna memfasilitasi keinginan kita untuk menikmati terpisah dari- Nya. Namun hal ini sebenarnya memberikan penderitaan tanpa henti kepada kita. Seperti Prabhupada mengatakan, “Kita mencoba mengeksploitasi sumber-sumber alam material, namun sebenarnya kita menjadi semakin terikat dalam komplesitasnya. “(SSR hal 165). Dibawah pengendalian energi material kita harus bertransmigrasi kehidupan demi kehidupan dan mengecap berbagai jenis penderitaan. Jika seseorang sangat beruntung, ia bertemu seorang guru spiritual yang bonafide dan memulai jalan pengabdian suci untuk kembali pulang kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  Saat kita mengikuti Kesadaran Krsna, membaca buku-buku Srila Prabhupada kita mendapatkan suatu pemahaman teoritis terhadap filsafat ini. Ini adalah suatu filsafat yang luas dengan banyak detailnya. “seseorang akan menemukan didalam Bhagavad-gita semua yang ada di kitab-kitab suci lain, namun pembaca juga akan menemukan hal-hal yang tak akan ditemukan dikitab suci manapun. (Bg.1.1, penjelasan). Berangsur-angsur pemahaman teoritis kita berubah menjadi keyakinan dan keinsafan. Namun bahkan setelah praktek bertahun-tahun, seorang penyembah mungkin saja kembali menyalahgunakan kebebasannya dan kembali pada prilaku menentang yang membawa sang roh ke dunia material. Prabhupada mengkarakteristik sikap menentang ini sebagai suatu dualitas dalam keinginan dan kebencian. “Akibat keinginan ini dan rasa benci, orang bodoh ingin manunggal dengan Tuhan, dan iri kepada Krsna sebagai Personalitas Tuhan Yang Maha Esa. “(Bg.7.27, penjelasan). Satu bentuk yang diambil oleh sikap menentang ini adalah keraguan pada ajaran kitab suci yang diwahyukan.

  Mari saya beri contoh praktis, saat saya memberi sebuah seminar tentang vandanam, saya menjelaskan pengalaman saya sendiri dalam berdoa. Namun saya mengakui bahwa kadangkala ketika saya berdoa kepada Krsna sebuah keraguan timbul yaitu apakah Krsna benar-benar ada disana dan apakah Dia mendengar doa saya. Saya berusaha mengatasi keraguan ini dengan cara mengutip untuk diri saya sendiri. “Orang-orang bodoh dan tidak berkeyakinan yang meragukan kitab-kitab suci tidak mencapai kesadaran Tuhan : mereka jatuh. Bagi roh yang ragu tidak ada kebahagiaan baginya apakah pada kehidupan ini ataupun pada kehidupan berikutnya (Bg.4.39). kadangkala saya mengutip, “Keragu-raguan yang telah timbul didalam hatimu akibat kebodohan harus dihancurkan dengan senjata pengetahuan. Dibekali dengan Yoga….berdiri dan bertempurlah (Bg.4.42) meditasi pada sloka-sloka ini telah sangat membantu mengobati keraguan saya.

  Salah satu penyembah yang menghadiri seminar tersebut mengatakan bahwa dia sedikit kaget mendengar bahwa seorang sosok yang semestinya menjadi pembimbing spiritual dapat memiliki keraguan tentang Krsna. Saya kembali mengakui kepadanya bahwa sayangnya saya tidak diatas segala keraguan itu. Sampai seseorang mencapai tataran pembebasan, keraguan-keraguan itu. Akan senantiasa datang. Keraguan-keraguan itu mungkin tidak serius, atau dapat juga menjadi demikian berat hingga dapat secara serius menghambat kemajuan kita. Kita hendaknya tidak menyembunyikan fakta seperti ini dan menjadi angkuh seolah-olah kita sempurna. Kita mesti mempelajari bagaimana berurusan dengan rintangan-rintangan pada jalan kita.

  Satu respon terhadap sikap menentang adalah dengan menyerang balik menggunakan pengetahuan. Ini direkomendasikan oleh Krsna dalam Bhagavad-gita, dan kita dapat menyebut respon seperti ini sebagai pendekatan intelektual. Keluarkan keraguan jahat itu dan buat dia berbicara kepada anda. Lakukan dialog dengan keraguan anda. Anda dapat melakukan hal ini didalam pikiran atau dalam sebuah diary. Atau mungkin akan lebih membantu dengan berbicara kepada penyembah lain mengenai hal ini. Srila Prabhupada seringkali memancing debat pada acara jalan pagi beliau. Beliau akan meminta pandangan-pandangan yang menentang – “apa yang mereka katakan? – dan beliau akan melatih kita untuk berargumen melawan cara pandang atheis.

  Mari saya berikan beberapa keraguan dan memberi respon singkat terhadapnya melalui pendekatan intelektual atau debat : 1. “Kesadaran Krsna sepertinya hanya salah satu dari agama-agama didunia dan mitologi-mitologi dunia yang berbicara mengenai Tuhan dan memiliki satu teori tentang ciptaan dan kehidupan setelah kematian. Jadi tidakkah pandangan Veda itu suatu hal yang relatif? Dan tidakkah semua agama-agama ini hanyalah ciptaan-ciptaan manusia?

  2. “Bahkan jika saya menerima bahwa ada kekuatan rohani yang melampaui indera-indera dan pikiran, bagaimana saya dapat menerima sudut pandang eksklusif dari para Vaisnava India, bahwa Sri Krsna adalah Personalitas Tuhan Yang Maha Esa? Apakah ini berarti bahwa semua agama yang lain itu salah? Saya takut jika saya mengikuti Kesadaran Krsna saya hanya akan masuk kepada sebuah proses sempit bersifat sekte-sekte?

  Anda sepertinya menyamakan semua agama-agama dunia dengan mitologi-mitologi buatan manusia. Tapi sains sejati tentang Tuhan berada diluar ciptaan umat manusia dan puisi-puisinya. Apakah anda pikir manusia adalah segalanya? Apakah manusia menciptakan matahari dan planet- planet, apakah mereka menciptakan waktu dan kehidupan serta kematian? Dapatkah mereka mengendalikan kekuatan-kekuatan ini? Sebenarnya tidak, walau ilmuwan-ilmuwan sombong mengklaimnya, untuk mulai memahami tuhan dan agama, anda mesti menerima keberadaan acintya-

  sakti

  , atau tenaga-tenaga tak terpikirkan diluar pemahaman manusia. Sejak masa yang tidak dapat idiingat lagi, sosok-sosok yang berpikiran rohani telah bertanya tentang eksistensi Yang Maha Kuasa, dan tuhan telah mengungkapkan Diri-Nya kepada ;mereka dalam teks-teks suci atau kitab- suci lain, namun juga mengajarkan sesuatu yang lebih – sebuah sains non sektarian dengan mana semua agama dapat dihargai dalam esensi tertinggi mereka. Sains tersebut dikenal sebagai Bhagavata- dharma atau bhakti-yoga. Bhagavata-dharma menunjuk pada agama universal yang diturunkan oleh Tuhan kepada umat manusia, dimanapun munculnya didunia. Mereka yang tertarik secara tulus pada kebenaran-kebenaran tertinggi dapat ;mempelajari sains ini melalui metode yang benar, dan melihatnya untuk diri mereka sendiri. Ini tentu saja tidak seperti buku biasa manapun.

Jawaban untuk Keraguan Nomor Dua

  Nama Krsna berarti “Maha-menarik”, dan ini adalah nama Tuhan yang mencakup segala sesuatu. Krsna diungkapkan di dalam Bhagavad-gita dan Srimad-bhagavatam sebagai Personalitas Tuhan Yang Maha Esa. Para penyembah Krsna tidak menyangkal adanya “Kekuatan rohani”. Seperti disebutkan dalam agama-agama lain. Ini bukan proses sektarian sempit seperti yang anda takutkan. Sebagai contoh, Srimad-Bhagavatam menguraikan penyembah terbaik dan agama tertinggi sebagai berikut : “Dharma yang tertinggi bagi semua umat manusia adalah Dharma yang dapat membawa manusia kepada pengabdian dalam cinta kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang transendental Pengabdian yang seperti itu harus tanpa motivasi duniawi dan dilakukan terus- menerus untuk sepenuhnya memuaskan sang diri. (Bg. 1.2.6) apakah definisi agama seperti ini terdengar bersifat sektaria? Tidak. Definisi ini mempersilahkan bahwa dimanapun pengabdian yang murni kepada Tuhan Yang Maha Esa muncul sepenuhnya, itulah agama terbaik.

  Anda sepatutnya bertanya kepada literatur Veda tanpa suatu kecenderungan. Jika seseorang benar-benar bertanya, dia pasti memperoleh pandangan spiritual dari teks-teks ini. Walaupun jawaban-jawaban ini dapat dicounter oleh pikiran yang skeptis, kita dapat meng- counter kembali. Saat kita pergi mengajarkan kita memikirkan argumen-argumen yang lebih baik dan menggunakan referensi-referensi sastra yang relevan. Dalam kasus dialog di dalam diri kita sendiri, pikiran skeptis biasanya akan teratasi dengan metode ini.

  Metode dialog ini sangat memuaskan karena argumen-argumen yang diberikan Prabhupada dan para acarya sangat kompeten. Tidak ada alasan untuk dibingungkan oleh keraguan-keraguan tersebut ketika mereka datang.

  Untuk dapat secara meyakinkan menjawab keraguan-keraguan, anda perlu mempelajari filsafat. Di dalam penjelasan Bhaktivedanta anda akan senantiasa menemukan dialog-dialog, pandangan yang menentang disajikan dan pandangan vaisnava disajikan dengan alasan demikian pula bukti sastra. Dengan mempelajari metode ini yaitu menjawab pikiran pikiran skeptik dengan pengetahuan Veda, anda dapat berdiskusi dengan keraguan-keraguan anda; “diatas semua ini pembaca akan mampu meyakinkan orang lain menerima Tuhan Yang Maha Esa sebagai suatu prinsip yang konkret (Bhag, pendahuluan)

  Untuk menjawab keraguan-keraguan yang menyangkut bidang terminologi modern, kita dapat meminta bantuan dari Saudara-saudara seguru yang terpelajar seperti Sadaputa Prabhu, Ravindra Svarupa Prabhu dan lainnya yang terdidik dalam sains dan filsafat Barat. Ketika kita mendengarkan dari saudara-saudara seguru kita, kita akan memahami bahwa presentasi mereka pada akhirnya juga berdasarkan sastra. Para acarya seperti misalnya Jiva Gosvami telah memberikan argumen-argumen klasik tentang mengapa pengetahuan yang sempurna tidak dapat diperoleh oleh orang manapun didunia material ini, karena semua roh-roh terikat dihalangi oleh empat kelemahannya :

  1. Kecenderungan untuk melakukan kesalahan

  2. Ilusi

  3. Menipu 4. Indera-indera yang terbatas.

  Pengetahuan yang sempurna harus datang dari luar kelemahan manusia ini, dalam wujud sabda-

  brahma,

  melalui wahyu pengetahuan veda. Sebagai tambahan untuk dipelajari, “Lapangan Pekerjaan” berupa mengajarkan akan menguatkan keyakinan dan argumen seorang penyembah. Srila Prabhupada menulis, Semua penyembah khususnya para pengajar, harus mengetahui filsafat Kesadaran Krsna agar tidak diganggu dan dihina ketika mereka mengajarkan.” (Bhag.

  6.1.38. Penjelasan)

  Keyakinan Yang Melampaui Argumentasi

  Keyakinan yang melampaui argumentasi tidak bertentangan dengan proses penjelasan intelektual atau dialog, namun mengakui bahwa kebenaran mutlak pada akhirnya berada diluar segala logika. Seperti disebutkan dalam kitab suci, “Hal-hal yang tak terpikirkan tidak dapat dipahami melalui logika.”. Logika harus membawa kita sampai pada pemahaman bahwa kita harus melampaui logika manusia untuk mengetahui sumber segala sesuatu dan sifat dari realitas spiritual.

  Keyakinan itu bukan hanya untuk orang yang berpikiran sederhana yang tidak mampu berpikir. Bahkan mereka yang berargumen menentang keyakinan religius percaya pada proses pemikiran rasional, atau keyakinan-keyakinan pada bukti indera-indera atau teori-teori ilmiah. Kita mestinya tidak pernah terganggu oleh fakta bahwa kita menerima misteri-misteri pengetahuan yang lebih tinggi berdasarkan pada keyakinan. Srila Prabhupada selalu menjelaskan secara rasional mengapa kita mesti memiliki keyakinan terhadap ajaran-ajaran sempurna dari Veda dari pada terhadap spekulasi yang tidak sempurna. Prabhupada menyebutkan sebagai “Keyakinan terhadap sesuatu yang mulia”. Dengan demikian keyakinan sangatlah penting dalam melaksanakan pengabdian suci.

  Mereka yang tidak yakin dalam pengabdian suci ini tidak dapat mencapai aku, wahai penakluk musuh. Karena itu mereka kembali ke jalan kelahiran dan kematian didunia material ini. Penjelasan Orang yang tanpa keyakinan tidak dapat menyelesaikan proses pengabdian suci ini. Keyakinan diciptakan melalui pergaulan dengan para penyembah orang yang tidak beruntung, bahkan setelah mendengarkan semua bukti dari literatur Veda dari sosok-sosok agung. Tetap tidak memiliki keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mereka bimbang dan tidak dapat mantap dalam pengabdian suci kepada Tuhan. Bg.9.3 Kita harus yakin terhadap proses mendengar dari Krsna, dan puas mengetahui bahwa segalanya tidak dapat diputuskan melalui debat intelektual.

  Beberapa Hal Tentang Keyakinan

  Sebuah argumen kuat untuk meyakinkan diri yang selalu membantu saya adalah keberadaan pengajar-pengajar spiritual yang agung diseluruh dunia, sepanjang zaman. Sri Krsna, inkarnasi-inkarnasi Visnu, Budha dan Yesus Kristus semuanya mengajarkan atas nama misi yang sama.

  Bukanlah suatu fakta bahwa Tuhan Yang Maha Esa muncul hanya ditanah Indi. Tuhan dapat memanifestasikan Diri-Nya dimanapun, dan kapan pun Dia ingin muncul. Dalam setiap inkarnasi, Dia berbicara tentang keagamaan sejauh yang dapat dipahami oleh orang-orang tertentu dibawah keadaan tertentu. Tapi misi-Nya sama – untuk membawa orang –orang kepada Kesadaran Tuhan dan kepatuhan pada prinsip-prinsip agama.

  Bg. 4.7,penjelasan. - Selain inkarnasi-inkarnasi langsung dari Tuhan, banyak wakil-wakil yang murni dan terpelajar juga memberi kita alasan untuk bersemangat dan berkeyakinan. “Seseorang harus memiliki kesadaran normal,”Prabhupada menulis, “Untuk bertanya mengapa, jika Krsna atau Rama adalah fiksi, sarjana-sarjana perkasa seperti Sridhara, Svami, Rupa Gosvami, Sanatana Gosvami, viraraghava, Vijaya dhuaja, vallabhacarya an banyak acarya-acarya terkemuka akan menghabiskan begitu banyak wakut menulis tentang Krsna dalam catatan dan ulasan atas

  Srimad-Bhagavatam. ( Bg. 10.2.35, penjelasan).

  Kita harus memiliki keyakinan dan kesabaran. Jika kita tidak mampu memahami sesuatu dengan segera, kita harus menunggu sampai hal itu menjadi lebih jelas bagi kita. Suatu filsafat tidaklah terbukti lemah hanya karena kita tidak menangkap semua maknanya seketika. Kita akan memahaminya ketika kita telah berkualifikasi.

  Doa adalah sebuah perlindungan yang penting untuk menghadapi setiap rintangan dalam Kesadaran Krsna. Jadi jika seorang penyembah memiliki keraguan terhadap filsafat, ia dapat berdoa kepada Krsna untuk mohon agar melindunginya. Prahlada Maharaja berdoa, “Oh Tuhan Yang Maha Esa (Nrsimhadeva) mohon muncul di dalam hati kami dan menghilangkan segala kebodohan kami sehingga atas karunia anda, kami tidak takut dalam perjuangan untuk hidup didunia material ini.”(Bhag.5.18.8). dengan mengutip doa-doa dari sastra atau dengan memohon secara tulus kepada Krsna dan Prabhupada, kita akan diyakinkan atas keberadaan mereka dalam kehidupan kita dan keraguan -keraguan tidak akan mengganggu kita.

  Suatu respon yang juga baik untuk keraguan-keraguan itu adalah dengan terus saja melaksanakan tugas-tugas kita dalam Kesadaran Krsna secara teratur. Kita telah melakukan tindakan-tindakan keyakinan kapanpun kita melaksanakan pemujaan kepada Arca atau mengucapkan Hare Krsna. Dengan melaksanakan aktivitas-aktivitas ini kita percaya terhadap proses tersebut. Ini disebut Sraddha. Prabhupada menyebutkan “Di dalam cartanya-caritamrta disebutkan bahwa keyakinan adalah kepercayaan penuh bahwa hanya dengan mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krsna, seseorang dapat mencapai segala kesempurnaan.” (Bg.9.3, penjelasan). Pelaksanaan tugas-tugas adalah jawaban lain terhadap keraguan diatas dialog-dialog dalam debat. Pakailah balsem penyejuk berupa pengabdian suci ini dan biarkan dia bekerja.

  Pergi berziarah ke dhama suci, untuk berjapa secara intensif adalah satu cara untuk memerangi keraguan-keraguan skeptis. Realitas tanah rohani, Arca-arca di temple, dan para penyembah disana akan mengubah anda.

  Sebuah respon kuat untuk menghadapi keraguan-keraguan adalah dengan mencari pergaulan penyembah-penyembah yang kuat. Ketika saya pertama kali mendatangi temple di 26 second avenue, sya memiliki banyak pertanyaan dan keraguan. Prabhupada akan menjawabnya dalam ceramah-ceramah beliau, namun kemudian keraguan baru akan datang. Tapi saya mulai memperhatikan bahwa keraguan-keraguan saya terjawab hanya dengan melihat Prabhupada memasuki ruang itu. Pada saat beliau berjalan dari pintu menuju tempat duduk saya dapat merasakan keraguan-keraguan saya sedang dijawab. Ini adalah efek dari pergaulan dengan seorang penyembah murni.

  Ukuran-Ukuran Pencegahan Mencegah lebih baik daripada melakukan penyembuhan setelah anda terkena suatu penyakit.

  Beberapa hal yang sebaiknya dihindari :

  1. Terlibat dalam studi bidang Indologi atau Hinduisme. Kebanyakan para sarjana duniawi tidak memiliki keyakinan dan tidak menerima bahwa literatur Veda diwahyukan oleh sumber yang sempurna. Karena itu studi skeptisme mereka dapat merusak tunas bhakti. Ketika saya sedang melakukan penelitian untuk buku Readings in Vedic Literatur seorang brahmacari membantu saya dengan secara ekstensif membaca literatur akademi Hinduisme. Sebagai hasilnya, dia mulai berpikir seperti mereka. Bahwa mungkin literatur Veda semuanya adalah mitologi, dan ditulis baru-baru ini. Hal ini menimbulkan kemunduran yang serius baginya. Dia harus menghentikan penelitiannya dan memulihkan diri dengan cara berjapa dan mendengarkan dari buku-buku Prabhupada. Mungkin perlu untuk membaca literatur ini untuk proyek-proyek tertentu, seperti yang dilakukan beberapa sarjana ISKCON. Namun harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Dan bahkan jika penelitian duniawi diperlukan, haruslah diimbangi dengan waktu yang sebanding untuk membaca literatur dalam parampara.

  2. Kontaminasi skeptis datang tidak hanya dari serangan langsung oleh para Mayavadi atau atheis. Dapat pula datang secara tidak langsung dari bacaan-bacaan sekuler seperti majalah Time atau dari televisi. Melalui sumber-sumber ini kita mulai menghirup atmosfir keraguan dan sekularisme yang berada dibelakangnya. Walau biasanya mereka tidak. “Mengajarkan”, doktrin mereka adalah bahwa kita harus menikmati kepuasan indera-indera karena kita hidup hanya sekali;’ agama dan kitab-kitab suci tidak begitu penting, hanyalah hal-hal kuno untuk zaman dahulu. Seperti hal nya para transendentalis selalu disarankan untuk menghindari orang-orang duniawi dan para penikmat indera, demikian pula aturan ini berlanjut saat ini.

  3. Sebuah pendekatan yang positif dapat berupa memperteguh pikiran dan semangat dangan cara berjapa dan mendengar tentang Krsna. Srila Prabhupada menulis dlam Bhagavad-gita : Pengetahuan dalam Kesadaran Krsna dapat dicapai oleh orang yang berkeyakinan yang percya dengan teguh terhadap Krsna. Seseorang yang berkeyakinan adalah yang berpikir bahwa hanya dengan bertindak dalam Kesadaran Krsna ia dapat mencapai kesempurnaan tertinggi. Keyakinan ini dicapai dengan pelaksnaan pengabdian suci, dan dengan berjapa Hare Krsna Hare Krsna Krsna Krsna Hare Hare, Hare rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare, yang membersihkan hati seseorang dari segala kotoran duniawi.

  Bg. 4.39, penjelasan - Suatu kali seorang penyembah bersurat kepada Prabhupada dan mengatakan bahwa dia memiliki beberapa keraguan mengenai apakah literatur Veda bersifat universal Prabhupada pertama menjawab, “boleh saya tanya apakah engkau secara teratur berjapa enam belas putaran ? Trik-trik dari pikiran atau pengaruh maya akan menyusup jika kita tidak mengikuti prinsip-prinsip mengatur dan secara teratur berjapa sejumlah tertentu tanpa kesalahan.” ( sura, 16 Januari 1970) Solusi terakhir Keraguan-keraguan dapat diatasi dengan membukanya dan melakukan dialog ,mengenai keraguan tersebut. Dan kita harus menghindari sumber-sumber skeptisme yang mengkontaminasi. Namun pada akhirnya senjata-senjat berupa pengetahuna yang lebih tinggi tidak akan berguna sampai kita mendapatkan kekuatan dari Tuhan Sendiri. Dengan kata lain, adalah Krsna Sendiri yang dapat mengahancurkan keraguan-keraguan . “ Krsna atau Tuhan adalah cahaya , dimana ada cahaya, disana tidak ada kegelapan.” Matahari Krsna harus terbit didalam hati kita. Jika kita melihat Krsna dan mengenal Dia, tidak akan ada keraguan. “personalitas Tuhan Yang Maha Esa berkata. Kini dengarlah…….bagaimana dengan mempraktikan yoga dalam kesadaran penuh terhadap Ku dengan pikiran terikat kepada-Ku, engkau dapat mengenal-Ku sepenuhnya, bebas dari keraguan.” ( Bg.7.1 ) Kesadaran Krsnabukan semata-mata suatu kedudukan intelektual, atau suatu partai politik.

  Kesadaran Krsna adalah suatu keadaan penuh karunia dan pencerahan yang menghilangkan segala kebodohan. Disebutkan dalam buku krsna bahwa kemunculan Krsna didunia ini menghancurkan segala penggambaran-penggambaran Tuhan yang bersifat spekulatif. Olrang-orang boleh saja meragukan identitas Tuhan, namun ketika Dia benar-benar muncul, maka segala keraguan menghilang. Demikian pula , ketika Krsna muncul didalam hati anda dan dalam kehidupan anda, ketika anda dibanjiri dengan keinsafan dan kebahagian transedental, maka tidak ada ruang bagi keraguan,. Pada tataran ini, anda tidak perlu menjadi seorang opendebat atau ahli logika ( walau demikian mungkin dapat digunakan dalam pengabdian kepada Krsna).

  Krsna muncul di dalam hati atas karunia-Nya Sendiri, namun Dia dapat dipikat dengan praktik- praktik Kesadaran Krsna dan dengan kontak dengan seorang penyembah murni. Penyembah murni mengalahkan keraguan bukan saja melalui argumentasinya, namun jugamelalui kebenaran yang terpancar dari kepribadiannya. Prabhupada meyakinkan kita dengan argumen-argumen, namun juga dengan menyatakan; “ Kesadaran Krsnaini, adalah suatu yang sangat bagus. “ Karena datang dari beliau, kata-kata keyakinan terasa menyakinkan, seperti yang dikatakan Prabhupada mengenai Buddha,” Beliau menciptakan keyakinan pada orang yang tak berkeyakinan

  Sek tidak Sah Suatu ketika seorang siswa hatha-yoga mendekati Srila Prabhupada dan berkata”Walaupun saya mempraktikan yoga, saya masih mengalami masalah dalam mengendalikan keinginan seks “

  Prabhupada menjawab, “Anda mengalami masalah ? Semua mahluk hidup mengalami masalah tersebut.” Keinginan seks dalam satu bentuk atau dalam bentuk lain akan terus muncul bahkan pada seorang penyembah yang tulus sampai seseorang mencapai pembebasan sepenuhnya.

  Kadangkala kawan-kawan yang orang India saleh kaget ketika menemukan bahwa penyembah menyebutkan seks dalam ceramah-ceramah mereka, bahkan ketika , dalam diskusi

  parampara

  . Mereka memandang seks sebagai suatu subyek yang terlarang, yang semestinya tidak disdikusikan bahkan untuk pendidikan. Namun ada banyak informasi tentang kehidupan seks dalam buku-buku Srila Prabhupada, dan dengan demikian semestinya tidak dihindari. Kita harusnya tidak membaca tentang seks atau mendiskusikannya untuk menikmatinua. Tapi kita harus mendengarkan apa yan gguru spiritual katakan tentang dorongan kuat ini dn bagaimana berurusan dengan hal tersebut.

  Srimad – Bhagavatam

  menguraikan mengapa alam menciptakan dorongan seks dan bagaimana seharusnya hal itu digunakan. Kemaluan dan kenikmatan berketurunan menutupi penderitaan akibat beban keluarga. Sesdeorang akan sam sekali berhenti berketurunan jika, atas karunia Tuhan, tidak terdapat suatu kulit, suatu substansi pemberi kenikmatan, diatas permukaan organ-organ kelamin. Substansi ini memberi kan kenikmatan yang begitu kuat hingga sepenuhnya menutupi penderitaan-penderitaan akibat beban keluarga. Seseorang demikian terkjerat oleh substansi pemberi kenikmatan ini hingga ia tidak puas mempunyai seorang anak, namun menambah jumlah anak , dengan resiko besar dalam memelihara mereka, hanya demi substansi pemberi kenikmatan ini, substansi pemberi kenikmatan ini tidaklah palsu, karena bersumber dari badan transedental Tuhan..Namun hal itu telah menjadi terputar balik akibat kontaminasi material.

  • Bhag. 2.6.8. penjelasan pengunaan seks yang positif dalam pengabdian suci dinyatakan secara ringkas oleh Sri Krsna dalam Bhagavad-Gita, kamo’smi – “ Aku kehidupan seksual yang tidak bertentangan dengan prnsip-prinsip keagamaan.” ( BG.7.11 ). Dalam penjelasan Prabhupada menulis, “ Kehidupan seks, menurut prinsip-prinsip keagamaan (dharma ) , haruslah untuk mendapatkan anak, bukan sebaliknya. Tanggung jawab para orang tua selanjutnya adalah menjadikan keturunan mereka sadar- Krsna.

  Mereka yang tidak mengetahui sains perpindahan sang roh tidak dapat memahami bahaya ketetarikan seksual. Faktanya adalah bahwa hal itu adalah kekuatan pengikat terbesar untuk mempertahankan seseorang dalam siklus kelahiran dan kematian.

  Seks sangat dominan antara binatang-binatang seperti monyet, dan orang-orang yang dipuaskan oleh seks dapat disebut sebagai keturunan monyet ……..Mereka terpikat hanya dengan melihat wajah satu sama lain, yang mengingatkan mereka kepada kepuasan indera..Demikianlah mereka sepenuhny alupa, bahwa suatu hari umur mereka yang pendek akan berakhir dan mereka akan merosot dalam siklus evolusi.

  • Bhag. 5.14.30-31 bahkan dalam perkawinan, seks yang tidak sah menggiring seseorang untuk menghasilkan kehamilan-kehamilan yang tidak diinginkan. Hal seperti ini mendorong aborsi dan kontrasepsi, yang mana semuanya memiliki reaksi-reaksi karma.

  Standar Srila Prabhupada, sumpah “ tidak melakukan hubungan seks yang idak sah : yang diucapkan oleh pengikut beliau saat inisiasi, dipandang luar biasa strik menurut standar-standar duniawi. Beberapa orang bahkan mengatakan bahwa beliau “ mengabikan kebutuhandasar hidup “ Namun standar Kesadaran Krsna oleh kitab-kitab suci dan oleh para pendiri agama-agama bonafide diseluruh dunia.

  ……………pada dasarnya tidak ada perbedaan antara proses agama Buddha, Sankara dan Vaisnava. Untuk pengangkatan kepada status kesempurnaan tertinggi, yaitu kebebasan dari kelahiran dan kematian, kecemasan dan rasa takut, tidak satupun dari proses-proses ini mengizinkan para pengikutnya melanggar sumpah untuk berpantang seks.

  Orang-orang yang berumah tangga dan orang-orang yang dengan sengaja melanggar sumpah berpantan seks tidak dapat masuk ke dalam kerajaan tanpa kematian. Para brahnacari para

  vanaprastha dan sannyasi tidak berniat untuk lahir klembali (apraja ) tidak pula mereka dimaksuudkan akan untuk secara rahasia terlibat dalam kehidupan sesks.

  • bhag. 26.20, penjelasan kita semua mengetahui godaan seks tidak sah, namun para penyembah juga mengetahui kekuatan yang datang dari Kesadaran Krsna. Kita semua dapat membuktikan hal ini sampai pada tingkat tertentu - sebagaimana kita telah dibebaskan dari kecanduan pada kebiasaan- kebiaaan seks. Saya dapat memberikan kasus saya sendiri sebagai contoh. Ketika saya pertama kali bertemu Srila Prabhupada pada tahun 1966. saya memilii kecansuan-kecanduan tertentu pada keingginan seks demikian pula pasa minuman keras, Saya akan berusaha menghindari seks tidak sah namun beberapa saat saya akan digiringi kepadanya. Sepertinya bahwa kecuali saya menikmatinya , kehidupan saya tidak akan terpenuhi. Saya sangat dipengaruhi oleh serangan seksualitas yang membabi butadari industri hiburan dan periklanan dan ikatan kuar kemunduran yang merupakan norma Amerika.

  Salah satu pertanyaan-pertanyaan awal yang saya ajukan kepada Srila Prabhupada adalah, “ Adakah suatu kemajuan spiritual yang dapat dicapai dimana kedudukan itu kita tidak jatuh ?” Beliau berkata, “ Ya” , dan dengan bergaul bersama beliau dan berjapa bersama beliau saya mulai merasakannya. Dalam beberapa minggu, saya mampu melepaskan seks tidak sah dan mengambil sumpah, saya tidak berpikir kasus saya suatu perkecualiaan. Berpantang seks bukannlah suatu yang si awang-awang. Ini bukanlah suatu wujud patologis dari pengekangan prinsip kepuasan Kesadaran Krsnalah yang membuat kita mampu melepaskan diri dari seks tidak sah.

  Seorang penyembah menemukan bahwa keinginannya untuk berpantang seks doi dorong oleh pengetahuan mengenai hasil-hasil negatif dari kehidupan seks. Ikatan pada keinginan seks membuat sang roh terus dalam siklus kelahiran dan kematian. Saya tidak dapat mencapai sinta kasih murni kepada Rhada dan Krsna sepanjang saya memiliki keinginan seksduniawi. Di dunia ini, seks adalah “ kartu panggilan” yang kuar oleh maya . seks juga sebagai sebuah borgol yang menahan kita tetap dalam kehidupan duniawi, Ajaran-ajaran tentang aspek negatif dari seks tidak sah ini memberikan efek menguntungkan san menenangkan.

  Sekali kta ikut Kesadaran Kresna. Kita melihat secara lebih jelas bahwwa seks membawa ikatan-ikatan dan penderiataan. Kita tidak merasa tersisih karena tidak ikut dalam ikatan kecanduan pada seks. Kita berkeinginan untuk tetap berpantang seks. Namun walau demikian , kadangkala para penyembah tergoda dan kadangkala mereka jatuh pada seks tidak sah. Hal ini adalah rintangan yang sangat besar dalam jalan pengabdian suci.

Apa yang Srila Prabhupada katakan tentang seks tidak sah

  Srila Prabhupada mengharapkan murid-murid beliau untuk menjadi terhormat dan mempertahankan sumpah yang mereka buat saat inisiasi. Ketika para penyembah bersurat kepada beliau bahwa mereka tidak menjalankan beberapa dari empat aturan, Prabhupada tidak pernah menyatakan bahwa hal itu” baik-baik saja “ Beliau berkata, “ Engkau bersumpah saat ini inisiasi bahwa engkau akan menghindari aktivitasa-aktivitas berdosa ini, jadi engkau harus menjaga sumpahmu, “ Srila Prabhupada Yakin bahwa proses bhakti-yoga memberiklan perlindungan yang cukup kepada para pengikut beliau yang manapun sepanjang mereka benar-benar menjalankannya.

  Namun Prabhupada menyadari akan kelemahan sifat manusia dan beliau tahu bahwa para penyembah kadangkala akan jatuh . Sri Krsna juga mengakui bahwa penyembah melakukan kesalahan, khususnya pada permulaan, dan Dia menyemangakan kita untuk tidak dikalahkan, Prabhupada berkomentar : ……Orang biasa yang yakin terhadap ajaran-ajaran abadi dari Tuhan, walaupun tidak mampu melaksanakan perintah-perintah itu, dibebaskan dari hukum karma. Pada permulaan Kesadaran Krsna , seseorang mungkin tidak sepenuhnya melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, namun karena dia tidak berkecil hati terhadap prinsip ini dan bekerja secar tulus tanpa memikirkan kegagalan dan keputusasaan, ia pasti akan diangkat sampai tataran Kesadaran Krsna yang murni.

  • Bg.3.31, penjelasan makna yang sama ditemukan dalam ayat termashyur dari Bab sembilan, api cet su-duracaro,

  

  Bahkan jika seseorang melakukan tindakan yang paling jijik. Jika dia khusuk dalam pengabdian suci dia dianggap suci karena kedudukannya tepat dalam ketabahan hatinya.” ( Bg.9.30 ). Prabhupada menulis “ Kontaminasi duniawi sedemiian kuatnya sehingga bahkan seorang yogi yang sepenuhnya khusuk dalam pengabdian kepada Tuhan kadangkala terpedaya; namun Kesadaran Krsna sedemikian kuatnya sehingga kejatuhan yang tidak sengaja seperti itu seketika diperbaiki….Tak seorang pu seharusnya menghina penyembah atas suatu kejatuhan yang tidak disengaja dari jalan yang ideal ( Bg. 9.30 penjelasan)

  Contoh lain dari kemurahan hati Prabhupada adalah ketika beliau menasehati orang yang jatuh dari sannyasa untuk menjadi grhasta terhormat. Walaupun, berbicara secara teknis , hal seperti itu tidak untuk direkomendasikan, Prabhhupada mengatakan bahwa hal terpenting adalah menempatkan diri anda falam posisi kuat untuk mel;awan maya . Srila Prabhupada lemah lembut dan murah hati, namun tidak satupun dalam pernyatan-pernyataan ini beliau membenarkan sek yang amoral. Beliau tidak mengatakan bahwa kita harus terus- menerus mengakui kesalahan-kesalahan kita berminggu-minggu, Seseorang yang berbuat seperti ini adalah penyembah palsu.

  Prabhupada biasanya menyarankan siapapun yangmerasakan kecendrungan pada kehidupan seks untuk memasuki kehidupan grhasta-asrama dan bertindak dengan cara yang terhormat.

  Saya paham bahwa kadangkal engkau merasakan dorongan-dorongan seks dan frustasi. Didunia material dorongan seks adalah kekuatan pengikat terhadap eksistensi material. Seseorang yang tabah mentolerensi dorongan seks seperti itu resmi . kehidupan seks a moral dan kemajuan spiritual adalah dua hal yang bertentangan. Kesibukanmu dalam Kesadarn Krsna dan berjapa yang konstan akan emnyelamatkanmu dari segala hal yang tidak menyenangkan.

  • Surat, 22 Januari 1968 Dalam surat ini Prabhupada memberi saya dua pilihan. Melupakan seks dengan cara sibuk dua puluh empat jam sehari dalam Kesadarn Krsna atau memasuki kehidupan grhasta. Namun beliau melarangpilihan ketiga, seks amoral.

  Prabhupada ingin kita berjaya, dan beliau berpikir bahwa tentu saja dengan kekuatan kita, kita melakukannya. Beliau memaafkan kita atas kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja. Kita seharusnya tidak dibawa rasa bersalah jika kita memiliki masalah seks yang tidak dapat kita atasi sepenuhnya. Kita harus terus berusha; kita harus terus sibuk dalam pengabdian suci.

  Izinkan para pengikutnya melanggar sumpah untuk berpantangan seks. Orang-orang yang berumah tangga dan orang-orang yang dengan sengaja melanggar sumpah berpantangan seks tidak dapat masuk ke dalam kerajaan tanpa kematian. Para brahmacari, para vanaprastha dna para sanyasi tidak berniat untuk lahir kembali(apraja). Tidak pula mereka dimaksudkan untuk secara rahasia terlibat dalam kehidupan seks.

  Bhag.2.6.20, penjelasan. - Kita semua mengetahui godaan seks tidak sah, namun para penyembah juga mengetahui kekuatan yangdatang dari kesadaran Krsna. Kita semua dapat membuktikan hal ini sampai pada tingkat tertentu – bagaimana kita telah dibebaskan dari kecanduan pada kebiasaan-kebiasaan seks.

  Saya dapat memberikan kasus saya sendiri sebagai contoh. Ketika saya pertama kali bertemu Prabhupada pada tahun 1966, saya memiliki kecanduan tertentu pada keinginan seks demikian pula pada minuman keras. Saya akan berusaha menghindari seks tidak sah namun setelah beberapa saat saya akan digiring kepadanya. Sepertinya bahwa kecuali saya menikmatinya, kehidupan saya tidak akan terpenuhi saya sangat dipengaruhi oleh serangan seksualitas yang membabi buta dari idustri hiburan dan periklanan dan ikatan kuat kemunduran yang merupakan norma Amerika.

  Salah satu dari pertanyaan-pertanyaan awal yang saya ajukan kepada Srila Prabhupada adalah, “Adakah suatu kemajuan spiritual yang dapat dicapai dimana dari kedudukan itu kita tidak jatuh?”. Beliau berkata “Ya” dan dengan bergaul bersama beliau dan berjapa bersama beliau saya mulai merasakannya. Dalam beberapa minggu, saya mampu melepaskan seks tidak sah dan mengambil sumpah, saya tidak berpikir kasus saya suatau perkecualian. Berpantang seks bukanlah sesuatu yang diawang-awang. Ini bukanlah suatu wujud patulogis dari pengekangan prinsip kepuasan Kesadaran Krsna-lah yangmembuat kita mampu melepaskan diri dari seks tidak sah.

  Seorang penyembah menemukan bahwa keinginannya untuk berpantang seks didiorong oleh pengetahuan mengenai hasil-hasil negatif dari kehidupan seks. Ikatan pada keinginan seks membuat sang roh terus dalam siklus kelahiran dan kematian. Saya tidak dapat mencapai cinta kasih murni kepada Radha dan krsna sepanjang sya memiliki keinginan seks duniawi. Didunia ini seks adalah “kartu panggilan” yang kuat oleh maya. Seks juga diuraikan sebagai sebuah borgol yang menahan kita tetap dalam kehidupan duniawi. Ajaran-ajaran tentang aspek negatif dari seks tidak sah itu memberikan efek menguntungkan dan menenangkan.

  Sekali kita ikut Kesadaran Krsna kita melihat secara lebih jelas bahwa seks membawa ikatan-ikatan dan penderitaan. Kita tidak merasa tersisih karena tidak ikut dalam kecanduan pada seks. Kita berkeinginan untuk tetap berpantang seks. Namun walau demikian, kadangkala para penyembah tergoda dan kadangkala mereka jatuh kepada seks tidak sah. Hal ini adalah rintangan yang sangat besar dalam jalan pengabdian suci.

  Apa Yang Srila Prabhupada Katakan Tentang Seks Tidak Sah Srila Prabhupada mengharapkan murid-murid beliau untuk menjadi hormat dan mempertahankan sumpah mereka yang mereka buat saat inisiasi. Ketika para penyembah bersurat kepada beliau bahwa mereka tidak menjalankan beberapa dari empat aturan, Prabhupada tidak pernah mengatakan bahwa hal itu “baik-baik saja” Beliau berkata, “Engkau bersumpah saat inisiasi bahwa engkau akan menghindari aktivitas-aktivitas berdosa ini. Jadi engkau harus menjaga sumpahmu.” Srila Prabhupada yakin bahwa proses bhakti-yoga memberikan perlindungan yang cukup kepada para pengikut beliau yang manapun sepanjang mereka benar-benar menjalankannya.

  Namun prabhupada menyadari akan kelemahan sifat manusia dan beliau tahu bahwa para penyembah kadangkala akan jatuh. Sri Krsna juga mengakui bahwa para penyembah melakukan kesalahan khususnya pada permulaan, dan Dia menyemangatkan kita untuk tidak dikalahkan. Prabhupada berkomentar :

  ........orang biasa yang yakin terhadap ajaran-ajaran abadi dari Tuhan. Walaupun tidak mampu melaksanakan perintah-perintah itu, dibebaskan dari hukum karma. Pada permulaan Kesadaran Krsna, seseorang mungkin tidak sepenuhnya melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan Yang Maha Esa, namun karena dia tidak berkecil hati terhadap prinsip ini dan bekerja secara tulus tanpa memikirkan kegagalan dan keputusasaan, ia pasti akan diangkat sampai tataran kesadaran Krsna yang murni

  Bg.3.31, penjelasan Makna yang sama ditemukan dalam ayat termashyur dari Bab Sembilan, api cet su-

  duracaro, “

  bahkan jika seseorang melakukan tindakan yang paling jijik, jika dia khusuk dalam pengabdian suci dia dianggap suci karena kedudukannya tepat dalam ketabahan hatinya” (Bg.9.30). prabhupada menulis, “Kontaminasi duniawi sedemikian kuatnya sehingga bahkan seorang yogi yang sepenuhnya khusuk dalam pengabdian kepada Tuhan kadangkala trperdaya; namun Kesadaran Krsna sedemikian kuatnya sehingga kejatuhan yang tidak sengaja seperti itu seketika diperbaiki. Tak seorang pun seharusnya menghina seorang penyembah atas suatu kejatuhan yang tidak disengaja dari jalan yang ideal (Bg.9.30 penjelasan)

  Contoh lain dari kemurahan hati Prabhupada adalah ketika beliau menasehati orangyang jatuh dari sannyasa untuk menjadi grhsta terhormat. Walaupun berbicara secara teknis, hal seperti itu tidak untuk direkomendasikan Prabhupada mengatakan bahwa hal yang terpenting adalah menempatkan diri anda dalam posisi kuat untuk melawan maya. Srila Prabhupada lemah lelmbut dan murah hati, namun tak satupun dalam pernyataan-pernyataan ini , beliau membenarkan seks yang amoral. Beliau tidak mengatakan bahwa kita harus terus menerus mengakui kesalahan- kesalahan kita berminggu-minggu. Seseorang yang berbuat sepeti ini adalah penyembah palsu.

  Srila Prabhupada biasanya menyarankan siapapun yang merasakan kecenderungan pada kehidupan seks untuk memasuki grhasta-asrama dan bertindak dengan cara yang terhormat.

  Saya paham bahwa kadangkala engkau merasakan dorongan-dorongan seks dan frustrasi.