LAPORAN KEMAJUAN PELAKSANAAN PENGABDIAN

(1)

LAPORAN KEMAJUAN

PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SE KOTA SEMARANG SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERAN PERPUSTAKAAN DALAM

PROSES PEMBELAJARAN

M. Z. Eko Handoyo, S.S (Ketua) NIP. 19740328 2001121001

Drs. Radiya (Anggota) NIP. 195706171981031001

Dibiayai Oleh:

Dana DIPA Unnes Tahun Anggaran 2016

UPT PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Agustus, 2016


(2)

ii HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah se Kota Semarang Sebagai Upaya Meningkatkan Peran Perpustakaan dalam Proses Pembelajaran

Pelaksana

Nama Lengkap : Mokh. Zakaria Eko Handoyo, S.S

NIP : 19740328200112 001

Jabatan Fungsional : Pustakawan Muda Program Studi : Ilmu Perpustakaan

Nomor HP : 08174179966

Alamat surel (e-mail) : ehandoyo@hotmail.com Anggota

Nama Lengkap : Drs. Radiya

NIP : 195706171981031001

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang Institusi Mitra

Nama Institusi : Dinas Pendidikan Kota Semarang Alamat : Jl. Dr. Wahidin 18 Semarang Penanggung Jawab : Drs. Bunyamin, M.Pd

Jangka Waktu Pelaksanaan : 6 bulan

Biaya Keseluruhan : Rp 7.000.000,00

Semarang, 24 Agustus 2016 Mengetahui,

Ketua LP2M Unnes Ketua,

Prof. Dr. Totok Sumaryanto F., M.Pd. Mokh. Zakaria Eko H., S.S NIDN. 0027106405 NIP.19740328 2001121001


(3)

iii RINGKASAN

Sekolah yang bermutu harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP), antara lain yakni kurikulum yang dinamis, proses pembelajaran yang berorientasi dan mengembangkan kreativitas siswa, serta sarana dan prasarana yang lengkap. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana sangat penting yang bertugas menyediakan bahan pustaka untuk mendukung Proses Pembejalaran (PB) di sekolah. Namun demikian kebaradaannya selama ini belum mendapat perhatian serius dari institusi pendidikan terkait. Di beberapa sekolah, terutama tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), perpustakaan masih diposisikan sebagai pelengkap proses pembelajaran. Kenyataan tak jarang dijumpai adanya sekolah yang masih “menumpang” ruang kelas, ataupun hanya dibatasi oleh sekat kayu sehingga ruang perpustakaan sangat terbatas. Kondisi itu masih bisa dijumpai di perpustakaan sekolah SD dan SMP di Kota Semarang. Berdasarkan kunjungan Tim Pengabdi ke sejumlah sekolah dan wawancara terhadap para pengelola perpustakaan tersebut, maupun dari beberapa pelatihan pengelolaan perpustakaan yang diselenggarakan oleh Pustakawan Unnes melalui Pengabdian Kepada Masyarakat, diketahui bahwa tidak sedikit sekolah yang belum memiliki perpustakaan yang terkelola dengan baik. Perpustakaan tersebut pada umumnya dalam kondisi; (1) Koleksi bahan perpustakaan belum diolah sesuai standar baku, (2) Penempatan buku di rak tidak sesuai nomor panggil (call number), (3) Inventarisasi bahan perpustakaan belum sesuai standar, (4) Layanan sirkulasi perpustakaan belum maksimal karena pustakawan terbebani dengan tugas mengolah buku, (5) Sekolah tersebut belum memiliki pustakawan/tenaga pengelola perpustakaan yang memiliki kecakapan khusus tentang pengelolaan perpustakaan. Oleh karena itu, peran serta masyarakat maupun organisasi sangat penting dalam penyelenggaraan dan peningkatan mutu perpustakaan. Hal ini membuktikan bahwa keberadaan perpustakaan sangatlah penting, baik bagi sekolah maupun masyarakat sebagai wujud partisipasi mereka dalam memajukan bangsa melalui penyebarluasan informasi. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka kemampuan tenaga pengelola perpustakaan SD dan SMP di Kota Semarang perlu ditingkatkan, sehingga diharapkan peran perpustakaan sekolah dalam mendukung proses pembelajaran akan semakin meningkat. Sebagai wujud peran masyarakat tersebut yakni Pustakawan Unnes yang tergabung dalam Tim Pengabdian Kepada Masyarakat akan mengadakan kegiatan pengabdian dibidang pengelolaan perpustakaan. Kegiatan ini dilaksanakan pada kurun waktu bulan Juni hingga November 2016, dengan mitra sasaran pengelola perpustakaan sekolah se Kota Semarang. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan berupa survey ke sekolah-sekolah mitra dan pelatihan manajeman/pengelolaan perpustakaan sekolah-sekolah yang diikuti oleh 19 peserta, berasal dari pengelola perpustakaan sekolah dan pemerhati perpustakaan di Semarang dan sekitaranya. Sedangkan kegiatan pelatihan dilaksanakan pada tanggal 28 – 30 Juli 2016 di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Semarang.


(4)

iv PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi karena dengan karunia-Nya lah Tim Pengabdi dapat melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat ini dengan lancar.

Kegiatan ini merupakan kegiatan pengabdian masyarakat dibidang perpustakaan, yang dirancang untuk menjawab tantangan perlunya upaya terus menerus dalam meningkatkan manajemen perpustakaan sekolah, khususnya sekolah tingkat dasar dan menengah di Kota Semarang. Dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini, pengelola perpustakaan sekolah merasakan banyak manfaatnya, mengingat sebagian besar pengelola/petugas perpustakaan sekolah tidak memliki latar belakang ilmu perpustakaan.

Kegiatan pengabdian dilaksanakan dalam bentuk pelatihan pengelolaan (manajemen) perpustakaan sekolah bagi para petugas perpustakaan maupun guru yang ditugaskan untuk mengelola perpsutakaan sekolah. Sebelum dilaksanakan pelatihan terlebih dulu dilakukan survey ke sejumlah sekolah sebagai sampel untuk mengetahui kondisi terkini perpustakaan sekolah calon peserta pelatihan. Selanjutnya dilaksanakan pelatihan pengelolaan perpustakaan untuk petugas perpustakaan selama tiga hari, bertempat di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Semarang.

Adapun setelah kegiatan tersebut selesai dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah membuat laporan pelakasaan kegiatan yang ditujukan kepada pemangku kebijakan dan institusi mitra kegiatan.


(5)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………..……….….…... i

HALAMAN PENGESAHAN ……….…….…..…. ii

RINGKASAN ……….….…...….... iii

PRAKATA ……….……... DAFTAR ISI ……….……... iv v

DAFTAR GAMBAR ……….. vi

DAFTAR LAMPIRAN ………... vii BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi ……….………..…... 1.2 Identifikasi Permasalahan ………….………...……

1 2 BAB 2 TARGET DAN LUARAN

2.1 Target ………..……….………. 4

2.2 Luaran ……… 4

BAB 3 METODE PELAKSANAAN

3.1 Prioritas Mitra ……….………... 3.2 Pentingnya Peran Pengelola Perpustakaan Sekolah ….………. 3.3 Metode Pendekatan ………... 3.4 Prosedur Kerja ………... 3.5 Rencana Kegiatan ………. 3.6 Partisipasi Mitra ……… 3.7 Luaran Yang Dihasilkan ………

5 6 9 9 10 10 11 BAB 4 KELAYAKAN

4.1Kinerja dan Kompetensi Yang Diperlukan………..….……… 12 BAB 5 HASIL YANG DICAPAI

1.1 Pelaksanaan Kegiatan……….………..….. 1.2 Peserta Kegiatan ……….…….

13 14

BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ………... 15

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ……….………….. 16

DAFTAR PUSTAKA ………..……….…….…. 17 LAMPIRAN

1. Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Pengabdian 2. Surat Izin Pengabdian dari Instansi terkait


(6)

vi DAFTAR GAMBAR

Gambar Kondisi Perpustakaan Sekolah Hasil Survey 1. SD Negeri Tinjomoyo 1

2. SD Negeri Tinjomoyo 2 3. SD Negeri Tinjomoyo 3


(7)

vii DAFTAR LAMPIRAN

3. Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Pengabdian 4. Surat Izin Pengabdian dari Instansi terkait


(8)

1 BAB 1

PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi

Investasi dibidang pendidikan akan memberikan dampak yang lebih besar daripada investasi dibidang ekonomi. Oleh sebab itu, para orang tua berupaya menyekolahkan anaknya di sekolah yang bermutu.

Ukuran sekolah yang bermutu dalam kacamata pemerintah adalah yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan, diantaranya adalah; lulusan yang cerdas komprehensif, kurikulum yang dinamis, proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa dan mengembangkan kreativitas siswa, guru dan tenaga kependidikan yang professional, serta sarana dan prasarana yang lengkap.

Salah satu sarana prasarana tersebut adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas Proses Pembelajaran (PB) di sekolah. Oleh karena itu berbagai cara dilakukan baik oleh instansi pemerintah dengan berbagai kebijakannya, pihak swasta melalui dukungan tanggung jawab sosialnya, maupun masyarakat umum dengan partisipasinya dalam mengembangkan perpustakaan sekolah.

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis perpustakaan yang memliki fungsi antara lain membantu keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah melalui penyediaan sunber informasi, tempat belajar yang nyaman, bahkan “kursus keterampilan” bagi siswa, seperti keterampilan computer, mengetik, penelusuran informasi ilmiah secara online, dan sebagainya.

Akhir-akhir ini perhatian pemerintah terhadap perpustakaan sekolah semakin meningkat, tidak saja dari sisi regulasi yang mewajibkan setiap sekolah untuk memiliki perpustakaan, namun juga dari sisi pendanaan agar koleksi perpustakaan sekolah semakin meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas.

Kendati demikian dalam realita tak jarang dijumpai suatu sekolah dengan perpustakaan yang belum terkelola secara baik, seperti ruangan yang sempit, hanya dibatasi sekat kayu dengan ruang kelas, pengolahan bahan pustaka yang tak sesuai standar, dan ketiadaan tenaga khusus pengelola perpustakaan sekolah (pustakawan).


(9)

2 Kondisi tersebut bisa dijumpai khususnya di perpustakaan tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di Kota Semarang, Jawa Tengah. Dari observasi di lapangan yang dilakukan oleh Pustakawan Unnes yang tergabung dalam Tim Pengabdian Kepada Masyarakat, maupun melalui pelatihan pengelolaan perpustakaan sekolah yang diadakan sebelumnya, diketahui bahwa masih cukup banyak perpustakaan SD dan SMP yang belum terkelola sesuai standar baku pengelolaan perpustakaan. Perpustakaan ini pada umumnya masih dalam kondisi:

1) Bahan perpustakaan belum terkelola dengan baik,

2) Penempatan buku di rak tidak sesuai nomor panggil (call number) sehingga menyulitkan saat pencarian,

3) Inventarisasi bahan perpustakaan tidak standar,

4) Layanan sirkulasi (peminjaman dan pengembalian) buku belum maksimal, 5) Perpustakaan belum memiliki pustakawan/tenaga pengelola yang kompeten

dibidangnya.

Berdasarkan realita tersebut maka pengelola perpustakaan SD dan SMP di Kota Semarang perlu ditingkatkan kemampuannya, terutama dalam pengolahan bahan perpustakaan, sehingga dapat meningkatkan peran perpustakaan sekolah dalam Proses Pembelajaran di Sekolah.

1.2. Identifikasi Permasalahan

Berpijak pada situasi dan kondisi tersebut di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalaahn tentang pengelolaan perpustakaan SD dan SMP di Kota Semarang saat ini, antara lain:

1) Minimnya kemampuan teknis tenaga pengelola/petugas perpustakaan dalam hal pengelolaan perpustakaan.

2) Dalam mengolah bahan perpustakaan (buku), petugas belum menggunakan pedoman yang baku, seperti Dewey Decimal Classification (DDC) untuk pengklasifikasian, Anglo American Cataloging Rules (AACR) untuk pengkatalogan, maupun Pedoman Tajuk Subjek untuk penentuan tajuk subyek bahan perpustakaan.


(10)

3 4) Kurang efektifnya layanan sirkulasi (peminjaman dan pengembalian buku) serta layanan referensi (pustaka sumber rujukan) dalam proses temu kembali informasi (information retrieval), karena petugas perpustakaan terbebani dengan kegiatan rutin pengolahan buku.


(11)

4 BAB 2

TARGET DAN LUARAN 2.1 Target

Target dari kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut:

1) Meningkatnya kemampuan teknis pengelola/petugas perpustakaan dalam hal pengelolaan perpustakaan.

2) Meningkatnya kemampuan pengelola/petugas perpustakaan dalam menggunakan pedoman pengolahan bahan pustaka yang baku, seperti Dewey Decimal Classification (DDC) untuk pengklasifikasian buku, Anglo American Cataloging Rules (AACR) untuk pengkatalogan, dan Pedoman Tajuk Subjek untuk penentuan subjek buku.

3) Meningkatnya kemampuan pengelola/petugas perpustakaan dalam melakukan inventarisasi bahan perpustakaan sesuai standar baku.

4) Semakin efektifnya kegiatan layanan sirkulasi dan referensi perpustakaan, sehingga proses temu kembali informasi (information retrieval) berjalan dengan efisien dan efektif.

2.2 Luaran

Adapun luaran dari kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut:

1) Pengelola/petugas perpustakaan yang memiliki kecakapan khusus dalam pengelolaan bahan perpustakaan.

2) Pengelola/petugas perpustakaan yang memiliki kecakapan khusus dalam menggunakan pedoman pengolahan bahan perpustakaan yang baku, seperti Dewey Decimal Classification (DDC) untuk pengklasifikasian buku, Anglo American Cataloging Rules (AACR) untuk pengkatalogan, dan Pedoman Tajuk Subjek untuk penentuan subjek buku.

3) Pengelola/petugas perpustakaan yang memiliki kecakapan khusus dalam melakukan inventarisasi bahan perpustakaan sesuai standar baku.

4) Pengelola/petugas perpustakaan yang mampu melaksanakan layanan sirkulasi dan referensi perpustakaan secara efisien dan efektif.


(12)

5 BAB 3 METODE PELAKSANAAN

3.1Prioritas Mitra

Mutu pendidikan semakin berkembang dengan sejalannya waktu. Hal ini disebabkan kebutuhan atau kriteria konsumen (pelanggan) telah berubah. Konsumen semakin kritis untuk menerima pelayanan yang dapat memuaskan keinginannya. Upaya untuk memastikan bahwa layanan pendidikan atau proses pembelajaran di sebuah satuan pendidikan (baca: sekolah) dilaksanakan secara bermutu, harus dilakukan agar satuan pendidikan dan pemerintah dapat memastikan bahwa; pendidikan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik, dan bagaimana praktik serta hasil pendidikan tersebut relevan dengan tuntutan perubahan masyarakat (Sani, 2015).

Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendukung peningkatan mutu pada satuan pendidikan (sekolah) pada hakekatnya adalah sebuah unit pengelolaan informasi oleh sumber daya manusia yang terdidik dalam bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi. Dalam pengelolaan dan pemanfaatan perpustakaan diperlukan gedung, tata ruang, anggaran, sarana dan prasarana yang memadai. Keberadaan perpustakaan sekolah berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan (Lasa, 2007).

Perpustakaan sekolah memiliki beberapa tujuan antara lain; menggalakkan melek huruf (keberaksaraan), mendukung kurikulum, pendidikan secara umum, dan mengembangkan minat baca. Oleh karenanya perpustakaan sekolah semestinya dikelola oleh tenaga terdidik dibidang kepustakawanan yang memiliki pendidikan formal perpustakaan sebagai pengetahuan yang memadai untuk mengelola sebuah perpustakaan.

Sejalan dengan tujuan tersebut maka sudah selayaknya tenaga pengelola/petugas perpustakaan sekolah merupakan prioritas mitra dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini. Selaku mitra dalam pengelolaan perpustakaan sekolah, mereka para petugas pengelola perpustakan sekolah perlu mendapat dukungan yang serius dalam meningkatkan kemampuan/kompetensi dibidang pengelolaan perpustakaan sekolah. Hal ini mengingat sebagian besar petugas perpustakaan sekolah tidak berlatar pendidkan kepustakawanan ataupun tidak memiliki


(13)

6 kompetensi yang layak dalam pengelolaan perpustakaan. Mereka pada umumnya adalah tenaga kependidikan/staf administrasi sekolah ataupun guru yang karena kekurangan jam mengajar ditugaskan untuk mengelola perpustakaannya.

3.2Pentingnya Peran Pengelola Perpustakaan Sekolah

Seorang pustakawan/pengelola/petugas perpustakaan sekolah pada dasarnya juga seorang pendidik, sebab disamping kedudukannya sebagai pengelola bahan perpustakaan, ia juga memberi pelayanan instruksional dalam pemanfaatan perpustakaan, memberikan saran penelusuran bibliografis maupun pemanfaatan buku, sehingga individu-individu yang terlibat dalam proses belajar mengajar sudah semestinya bekerjasama dengan pustakawan agar tercipta interaksi edukatif yang lebih harmonis, baik didalam maupun diluar kelas (Basuki, 1993). Adapun hubungan kerjasama tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Hubungan kerjasama antara pustakawan dengan guru dalam proses pembelajaran.

b. Hubungan kerjasama antara pustakawan dengan siswa dalam proses pembelajaran.

c. Hubungan kerjasama antara pustakawan dengan masyarakat sekitar, khususnya dengan orang tua siswa selaku partisipan dalam pendidikan. d. Hubungan kerjasama antara pustakawan dengan guru Bimbingan dan

Penyuluhan (BP) dalam proses pembelajaran.

Pola interaksi antara guru, Guru BP, siswa, dan orang tua siswa tersebut sebagaimana digambarkan dalam bagan berikut:


(14)

7

G

A

D

F

E

C

B

Keterangan:

A. Pustakawan/petugas/pengelola perpustakaan dengan koleksinya B. Guru

C. Guru BP

D. Siswa (kelompok kecil dalam mengerjakan laporan) E. Siswa (kelompok besar atau kelas)

F. Siswa (individu) G. Orang tua siswa

 Keterangan:

garis layanan garis konsultasi

Pola Interaksi antara Pustakawan-Guru- Guru BP- Siswa dan Orang Tua Siswa dalam Proses Pembelajaran


(15)

8 Dari hubungan kerjasama antara tenaga pengelola/petugas perspustakaan sekolah dengan guru dalam proses pembelajaran dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:

a. Pustakawan/petugas perpustakaan dapat memberikan bimbingan kepada siswa manakala siswa mengalami kesulitan belajar, yaitu dengan memberikan kiat memanfaatkan sumber belajar yang ada di perpustakaan. Dalam hal ini pustakawan memberikan cara menggunakan kamus, membaca buku secara teknis, menelusur informasi secara online, dan sebagainya. b. Kurikulum sekolah kadang mengalami perubahan. Dalam hal ini

pustakawan dapat membantu guru dengan menyediakan bahan untuk menyusun kurikulum dan pengajaran. Selain itu guru dan siswa dapat membantu pustakawan dalam meningkatkan koleksi perpustakaan sekolah dengan cara, guru menugaskan siswa untuk membuat kliping sebagai koleksi perpustakaan sekolah. Siswa dapat membantu pustakawan dalam layanan perpustakaan, misalnya membantu layanan sirkulasi, pengetikan kartu katalog, pelabelan buku, dan sebagainya.

c. Untuk meningkatkan minat baca siswa peran orang tua dapat diikutsertakan. Mereka dapat dilibatkan dalam penambahan koleksi bahan pustaka/buku. Orang tua siswa dapat membantu pendanaan atau sebagai sponsor dalam pengadaan buku untuk perpustakaan sekolah, misalnya melalui paguyuban orang tua siswa.

d. Kerjasama pustakawan dengan Guru BP (Bimbingan dan Penyuluhan) meliputi bimbingan belajar, pemberian informasi dan referensi dalam menemukan bahan pustaka/informasi untuk mengatasi masalah kesulitan belajar, menentukan bidang vokasi/pemilihan jurusan pada pendidikan selanjutnya, motivasi belajar siswa, dan sebagainya.

Sementara itu pengelolaan buku perpustakaan berarti suatu proses kegiatan kepustakaan yang meliputi kegiatan mulai dari pengolahan sampai dengan pelayanan pemustaka, sedangkan kegiatan pengolahan bahan pustaka adalah suatu kegiatan yang meliputi kegiatan menginventaris buku, pengklasifikasian, pengkaatalogan, penyelesaian dan penyusunan di rak buku.


(16)

9 a) Inventarisasai buku

b) Katalogisasi

c) Klasifikasi Bahan Pustaka/Buku d) Penyelesaian/Kelengkapan Buku

Selanjutnya buku yang telah diolah tersebut disusun di rak buku berdasarkan pengelompokan/nomor klasifikasinya, sehingga pada saat pengguna/pemustaka membutuhkan buku tersebut mudah dicari.

3.3Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut yaitu berupa:

1) Pelatihan pengelolaan perpustakaan sekolah untuk pengelola perpustakaan. 2) Pelatihan pengolahan bahan perpustakaan (buku).

3) Pengenalan sistem otomasi dalam layanan perpustakaan.

4) Pelatihan penelusuran sumber informasi melalui jaringan internet ataupun multimedia yang disediakan oleh perpustakaan sekolah.

3.4Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja untuk mendukung realisasi metode yang ditawarkan adalah sebagaimana bagan berikut:

Prosedur Kerja Realisasi Kegiatan Kontrol Umpan Balik (James, 2003) Kondisi Awal (Masukan) Minimnya kemampuan/keterampi

lan mitra dalam mengelola perpustakaan sekolah

sesuai standar baku

Proses Kegiatan Pelatihan pengolahan bahan pustaka sesuai

pedoman baku pengelolaan perpustakaan Kondisi Akhir (Keluaran) Peningkatan kemampuan/keterampiilan

mitra dalam peengelolaan perpustakaan sekolah


(17)

10 3.5Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai solusi permasalaha tersebut adalah melalui pengabdian kepada masyarakat, yang meliputi tahapan sebagai berikut:

1) Persiapan, yang meliputi: a. Penetapan lokasi kegiatan b. Penetapan mitra kegiatan c. Penyiapan materi kegiatan

d. Pengurusan ijin pelaksanaan kegiatan 2. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam pengabdian masyarakat berupa pelatihan pengelolaan perpustakaan, ditujukan bagi petugas/pengelola perpustakaan sekolah. Kegiatan dilaksanakan selama enam bulan setelah penandatanganan kontrak kerja.

3.6Partisipasi Mitra

Partisipasi mitra dalam kegiatan ini adalah para pengelola/petugas perpustakaan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ataupun yang sederajat yang ada di Kota Semarang. Para mitra akan dilibatkan dalam sebuah pelatihan pelatihan pengelolaan perpustakaan menurut standar pengelolaan perpustakaan yang baku. Selain itu dalam proses kegiatan, juga akan dilakukan pendampingan ataupun layanan konsultasi seputar permasalahan-permasalahan dalam pengelolaan perpustakaan sekolah mitra.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini juga melibatkan beberapa instansi mitra, antara lain:

1) Universitas Negeri Semarang dalam hal ini UPT Perpustakaan.

2) Dinas Pendidikan Kota Semarang selaku instansi induk/pemegang kebijakan pendidikan sekolah tingkat SD/SMP.

3) Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat baik negeri maupun swasta yang ada di Kota Semarang.

Selain itu, para mitra dalam kegiatan ini akan diberikan materi pelatihan berupa ceramah, tanya jawab dan praktik, dengan komposisi 40% penyampaian


(18)

11 materi dan 60% praktik untuk memperdalam materi kegiatan. Metode ceramah diberikan secara klasikal meliputi penyampaian materi pengadaan dan inventarisasi bahan pustaka, katalogisasi deskripsi, klasifikasi, layanan sirkulasi dan referensi, serta pengenalan sistem otomasi perpustakaan. Pada kegiatan lain para peserta diberikan bimbingan praktik baik individu maupun kelompok, sehingga pemahaman peserta akan makin bertambah dan diharapkan nantinya dapat bekerja mandiri di perpustakaan yang dikelolanya.

Adapun untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman dan kemampuan mitra maka perlu diadakan evaluasi. Evaluasi dilaksanakan pada awal dan akhir kegiatan, sedangkan evaluasi secara keseluruhan diadakan pada saat praktik pengolahan bahan pustaka. Dalam hal ini mitra selaku peserta kegiatan dapat dinyatakan berhasil bila telah menguasai materi pelatihan berupa: inventarisasi bahan pustaka, katalogisasi, klasifikasi, dan penentuan tajuk subjek bahan pustaka sesuai standar baku pengolahan bahan pustaka.

3.7Luaran Yang Dihasilkan

Luaran yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah adalah:

1) Meningkatnya keterampilan mitra selaku pengelola/petugas perpustakaan sekolah dalam pengelolaan perpustakaan.

2) Meningkatnya kemampuan mitra dalam menggunakan DDC untuk klasifikasi, AACR dan Daftar Tajuk Subjek untuk penentuan subjek dan katalogisasi bahan pustaka.

3) Meningkatnya layanan sirkulasi dan referensi di perpustakaan sekolah sehingga animo pemustaka dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan meningkat.

4) Meningkatnya minat baca siswa yang akan membawa dampak pada peningkatan mutu pendidikan.

Selain itu, mitra kegiatan juga akan memperoleh produk luaran berupa modul pedoman pengelolaan bahan perpustakaan dan sertifikat pelatihan.


(19)

12 BAB 4 KELAYAKAN

4.1 Kinerja dan Kompetensi Yang Diperlukan

Kompetensi yang diperlukan dalam menyelesaikan persoaln ataupun dalam pemenuhan kebutuhan mitra kegiatan (pengelola perpustakaan sekolah) adalah latar belakang keilmuan dalam bidang kepustakawanan.

Kompetensi ini sudah dimiliki oleh Pustakawan Unnes selaku pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat, karena mereka berlatar belakang keilmuan perpustakaan dan setiap harinya berkecimpung dalam dunia perpustakaan.

Organisasi Pelaksana 1. Ketua Pelaksana

a. Nama : M. Zakaria Eko Handoyo, S.S. b. N I P. : 19740328200112 1 001

c. Pangkat/Golongan : Penata Tk.I/ IIId d. Jabatan : Pustakawan Muda e. Bidang Keahlian : Ilmu Perpustakaan f. Fak/Jurusan/Unit Kerja : UPT Perpustakaan UNNES g. Waktu untuk kegiatan ini : 10 jam/minggu

2. Anggota Pelaksana II

a. Nama : Drs. Radiya.

b. N I P. : 195706171981031001

c. Pangkat/Golongan : Pembina /IVa d. Jabatan : Pustakawan Madya e. Bidang Keahlian : Ilmu Perpustakaan f. Fak/Jurusan/Unit Kerja : UPT Perpustakaan UNNES g. Waktu untuk kegiatan ini : 10 jam/minggu


(20)

13 BAB 5

HASIL YANG DICAPAI

Hasil yang dicapai adalah telah terlaksananya kegiatan, yakni berupa survey ke sejumlah sekolah oleh Tim Pengabdi untuk menemukan gambaran terkini kondisi perpustakaan sekolah, dan pelatihan pengelolaan perpustakaan sekolah bagi para petugas perpustakaan. Kegiatan ini diikuti oleh 19 peserta, terdiri dari petugas perpustakaan sekolah dan pengelola rumah baca di Kota Semarang dan sekitarnya.

Sedangkan kegiatan pelatihan diselenggarakan selama tiga hari, yakni tanggal 28 s.d 30 Juli 2016, bertempat di Ruang Pertemuan Lantai 3 UPT Perpustakaan Universitas Negeri Semarang. Materi kegiatan yang disampaikan meliputi; Pengadaan dan Inventarisasi bahan perpustakaan, Katalogisasi, Klasifikasi dan Tajuk Subjek, Klasifikasi e-DDC, dan Otomasi Perpustakaan. Dalam penyampaian materi diiringi dengan praktik dan diskusi/tanya jawab perihal problem solving seputar pengelolaan perpustakaan.

Kegiatan pelatihan dibuka oleh Ibu Dra. Tuti Ganewati selaku Kasubbag Tata Usaha, mewakili Kepala UPT Perpustakaan Unnes. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh tiga orang pustakawan Unnes, dan pada akhir acara dilaksanakan library tour di perpustakaan Unnes untuk memperkaya pemahaman materi. Adapun dokumentasi/gambar pelaksanaan kegiatan sebagaimana terlampir.


(21)

14 BAB 6

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Tahapan selanjutnya adalah penyusunan laporan akhir pelaksanaan pengabdian masyarakat, yang akan dilaksanakan setelah semua kelengkapan dan dokumentasi kegiatan terhimpun. Selain itu juga akan dilakukan evaluasi internal oleh Tim Pengabdi terhadap pelaksaan pengabdian. Evaluasi diperlukan untuk menentukan apakah kegiatan semacam ini layak atau tidak untuk dilakukan di tahun-tahun mendatang.


(22)

15 BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Tim, baik melalui survey ke lokasi sekolah-sekolah maupun diskusi selama pelatihan dapat diperoleh kesimpulan sementara bahwa kegiatan pengabdian perpustakaan sangat diminati oleh masyarakat. Hal ini terbukti dengan antusiasme peserta dalam mengikuti pelatihan perpustakaan. Selain itu juga ada beberapa peserta yang menginginkan agar pelatihan serupa agar diadakan dengan jam pelatihan yang lebih panjang.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan adalah kiranya pengabdian masyarakat bidang perpustakaan dapat diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya, mengingat masih banyak petugas perpustakaan sekolah yang belum memiliki kemampuan yang memadai dalam pengelolaan perpustakaan.

Selain itu institusi terkait maupun pemangku kebijakan, dalam hal ini Universitas Negeri Semarang melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat hendaknya senantiasa memberikan dukungan dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat, antara lain melalui penyediaan quota bagi para pustakawan Unnes untuk melakukan kegiatan pengabdian semacam ini.


(23)

16 DAFTAR PUSTAKA

Hamakonda, Towa P. 2009. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Lasa Hs., 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Popham, W. James. 2003. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta.

Sani, Ridwan Abdullah et.al. 2015. Penjaminan Mutu Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Suhendar, Yaya. 2014. Panduan Petugas Perpustakaan: Cara Mengelola Perpustakaan Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media Group.

Sulistyo-Basuki. 1993. Pengatar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

______.2009. Undang-undang RI Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta: Tamita Utama.

______.2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA.


(24)

17 LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1


(25)

18 Lampiran 2


(26)

(1)

14 BAB 6

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Tahapan selanjutnya adalah penyusunan laporan akhir pelaksanaan pengabdian masyarakat, yang akan dilaksanakan setelah semua kelengkapan dan dokumentasi kegiatan terhimpun. Selain itu juga akan dilakukan evaluasi internal oleh Tim Pengabdi terhadap pelaksaan pengabdian. Evaluasi diperlukan untuk menentukan apakah kegiatan semacam ini layak atau tidak untuk dilakukan di tahun-tahun mendatang.


(2)

15 BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Tim, baik melalui survey ke lokasi sekolah-sekolah maupun diskusi selama pelatihan dapat diperoleh kesimpulan sementara bahwa kegiatan pengabdian perpustakaan sangat diminati oleh masyarakat. Hal ini terbukti dengan antusiasme peserta dalam mengikuti pelatihan perpustakaan. Selain itu juga ada beberapa peserta yang menginginkan agar pelatihan serupa agar diadakan dengan jam pelatihan yang lebih panjang.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan adalah kiranya pengabdian masyarakat bidang perpustakaan dapat diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya, mengingat masih banyak petugas perpustakaan sekolah yang belum memiliki kemampuan yang memadai dalam pengelolaan perpustakaan.

Selain itu institusi terkait maupun pemangku kebijakan, dalam hal ini Universitas Negeri Semarang melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat hendaknya senantiasa memberikan dukungan dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat, antara lain melalui penyediaan quota bagi para pustakawan Unnes untuk melakukan kegiatan pengabdian semacam ini.


(3)

16 DAFTAR PUSTAKA

Hamakonda, Towa P. 2009. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Lasa Hs., 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Popham, W. James. 2003. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta.

Sani, Ridwan Abdullah et.al. 2015. Penjaminan Mutu Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Suhendar, Yaya. 2014. Panduan Petugas Perpustakaan: Cara Mengelola Perpustakaan Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media Group.

Sulistyo-Basuki. 1993. Pengatar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

______.2009. Undang-undang RI Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta: Tamita Utama.

______.2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA.


(4)

17 LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1


(5)

18 Lampiran 2


(6)